Resesi Ekonomi di Jpg thn 1990 posisi kerja di perusahan berkurangPekerja permanen jadi sulit. Saat yang sama, banyak yang tergabung dalam pekerjaan yg tdk stabil dan hanya bekerja part timer Orang yang hanya bekerja Part Timer (ア ルバイト)/pekerjaan tidak tetap inilah yang disebut Freeter (フリーター) Istilah Freeter muncul di akhir 1980-an dan aslinya mengacu kepada anak muda yang menolak menjadi pegawai permanen. Dulu mereka profesional di bidang musik dan teater. Hideaki Omura, dari 65 juta org pekerja, 4 jutanya Freeter. Ini sudah masalah serius, Freeter tidak membayar pajak pendapatan dan tdk terpengaruh utk memikirkan masalah pensiun Istilah ini awalnya dipakai di Inggris tapi sekarang menyebar ke Jepang dan Korea Selatan Di Jepang, yang masuk dalam klasifikasi NEET adalah orang-orang pada usia 1534 tahun yang tidak bekerja, tidak berperan di rumah tangga, tidak terdaftar di sekolah atau pelatihan kerja 日本は学歴社会 Jepang adalah masyarakat dengan pola sekolah untuk kerja, berbasiskan riwayat pendidikan Orang Jepang bersaing ketat di bidang pendidikan karena pendidikan yang bagus akan menggiring mereka ke pekerjaan yang bagus Menjelang kelulusan SMA/Universitas pelajar sudah melamar kerja, bekerja sebagai intern di perusahaan (saat inilah mereka mendapat pelatihan untuk menjadi pegawai tetap) Setelah lulus dan sudah di-training, mereka menjadi pekerja tetap Pekerja tetap di Jepang = pekerja seumur hidup aman secara ekonomi dalam waktu lama Pertengahan 1980an, Resesi ekonomi terjadi di Jepang. Perusahaan tidak bisa mempekerjakan orang sebanyak dulu justru banyak yang mengalami pemecatan Muncullah Freeter Perubahan ekonomi sejak bubble era di mana perekonomian Jepang selama dekade terakhir melamban berpengaruh juga prilaku kerja orang Jepang Generasi dulu : Sistem Kerja seumur hidup. Generasi saat ini tidak dijamin hal seperti itu lagi. Lowongan kerja susah. Pertumbuhan ekonomi yang lamban mengakibatkan jumlah yg tdk bekerja jadi banyak. Definisi freeter berubah jadi ke anak muda yang tidak tahu apa yang mereka inginkan. Tahun 2000, orang-orang yang tidak bekerja semakin bertambah dan bahkan banyak yang meninggalkan sekolah. Akhirnya muncullah NEET. Tahun 2003, perekonomian Jepang mulai membaik, perusahaan Jepang sudah mengajak anak muda untuk bekerja lagi tapi masih banyak masalah yang tersisa: 1. Kesempatan utk pekerjaan yang stabil akan terus berlanjut bagi yang berpendidikan rendah 2. Freeter dan NEET yang saat ini di usia akhir 20an masuk ke usia 30an membuat masalah baru. Freeter dan NEET yang berawal dari tahun 1990an itu kini sudah beranjak tua, mereka tidak bisa kerja sebagai pegawai regular Jumlah Freeter dan NEET juga terus bertambah NEET di Jpg tahun 1997, 80.000 thn 2000 mencapai 400,000. selama 3 tahun naik 5x lipat orangtua yang membolehkan anaknya tinggal di rumah 2. Semakin lama tinggal bersama orang tua, semakin malas untuk memulai keluarga dan karir 3. Sedikitnya kesempatan kerja 4. Semakin banyak orang memasuki pendidikan tinggi tanpa tujuan jelas. 1. Di Jepang ada aturan ketat tentang pengurangan pekerja untuk restrukturasi, meski merugi karena resesi ekonomi, perusahaan terpaksa masih tetap mempekerjakan orang overemployed Pekerja yang ingin bekerja tapi tidak ada pekerjaan untuknya ini disebut pekerja cadangan / NEET yang legal 8.5 % dari pekerja adalah NEET legal ini Pekerja cadangan aslinya adalah selisih pekerja aktual di lapangan dan jumlah ideal pekerja yang seharusnya Survey dari majalah R25 ,dari 100 orang usia 20-an yang ditanya, di tempat kerja mereka pasti ada NEET 29% Pekerjaan mereka 45% adalah tidur dan browsing internet Mereka tidak mendapat pelatihan dengan baik dan kerap diabaikan di tempat kerja akhirnya hanya merugikan perusahaan saja Ketika krisis global akibat kolapsnya Lehman Brothers di Amerika tahun 2008, jumlah NEET legal hampir 0 karena banyak yang dipecat Jumlah NEET di luar makin bertambah kebanyakan menjadi hikikomori Contoh : Gen Kubata, 23thn, tinggal dgn ibunya, karena ia pernah di-ijime sejak SMP sampai kerja . Gen akhirnya berhenti bersosialisasi dan menjadi hikikomori Sebenarnya masalah pengangguran di setiap negara, namun di Jepang berbeda karena sistem di perusahaan mereka yang merekrut pekerja lalu memberikan pelatihan dan sistem pekerja seumur hidup NEET dan Freeter tinggal bersama orang tua(parasit single). NEET ketergantungan secara permanen. Ketika NEET berusia sekitar usia 40an mereka akan hidup dari pensiun orang tuanya. Dalam hal ini, Generasi muda tidak memberikan kontribusi untuk kesejahteraan negara, sebaliknya pemerintah sudah terbebani dengan karena biaya pensiun yang besar karena banyaknya lansia di Jepang Pendapatan orang tua Level pendidikan anak Level Pendidikan anak Tipe pekerjaan anak Tipe Pekerjaan anak Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan http://www.japancrush.com/2012/stories/w orkers-with-no-work-rise-of-the-corporateneet-in-japan.html http://www.japanfocus.org/-kosugireiko/2022 http://news.bbc.co.uk/2/hi/asiapacific/3701748.stm Akio Inui.Why Freeter and NEET are Misunderstood: Recognizing the New Precarious Conditions of Japanese Youth www.socwork.net/sws/article/view/200/485 Fenomena : Data, jumlah, kapan terjadi, perkembangan Masalah yang timbul (ekonomi) Masalah yang timbul (masyarakat/demografi) Upaya dari pemerintah Fasilitas untuk Lansia Perbandingan lansia di Jepang dan Indonesia