MODUL PERKULIAHAN Business Ethic & GCG Corporate social responsibility Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh 35040 Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Abstract Kompetensi Corporate social responsibility Mahasiswa mampu menjelaskan Corporate social responsibility Dafar Isi Corporate social responsibility Introduction Ethics and social responsibility Philanthropic model of CSR Social web model of CSR Integrative model of CSR ‘15 2 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Corporate social responsibility (CSR) PENDAHULUAN • Tanggung Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, memiliki berbagai jawab bentuk Sosial tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitasdan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. • Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. Keberadaan perusahaan tidak bisa lepas dari publik yang ada di lingkungan di luar organisasi. Pihak manajemen harus menyadari bahwa mereka tidak bisa hanya mengejar keuntungan semata, tapi juga aktivitas yang dijalankan perusahaan sedikit banyak akan membawa konsekuensi sosial bagi publik. Oleh karena itu ada tuntutan moral bagi pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan publik. Perusahaan yang tidak mampu ‘15 3 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mencermati lingkungan sosialnya cenderung bersifat tertutup dan akan mengalami kesulitan ketika publik akhirnya melontarkan isu-isu yang menyudutkan perusahaan. Sedangkan perusahaan yang mampu mencermati berbagai kepentingan dan perubahan dalam lingkungan sosialnya, akan lebih siap ketika perusahaan harus menghadapi isu dan tuntutan publik. Seiring dengan perkembangan gerakan peduli lingkungan dan publik yang semakin kritis, perusahaan saat ini dituntut untuk memberikan tanggung jawab yang lebih besar atas dampak kegiatan mereka terhadap sosial dan lingkungan. Hal yang perlu menjadi perhatian pihak manajemen adalah bagaimana mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki agar bisa dioptimalkan dalam mencapai objective perusahaan, juga mempertimbangkan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya tuntutan publik, tingkat persaingan yang kompetitif dan keinginan perusahaan dalam memperoleh dukungan publik. Kenyataan inilah yang memunculkan konsep tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR). Menurut pandangan Milton Friedman tentang tanggung jawab sosial perusahaan adalah Tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan bisa diarahkan kepada banyak hal: kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan, kepada perusahaan lain dan seterusnya. Pemahaman konsep tanggung sosial yang ideal sesungguhnya adalah bagaimana konsep ini dilihat sebagai suatu kebijakan perusahaan yang menyeluruh dimana programprogram dan pelaksanaannya terintegrasi didalan setiap proses pengambilan keputusan didalam perusahaan. Implikasi dari kebijakan ini adalah kebijakan tanggung jawab sosial akan terlaksana dimanapun perusahaan beroperasi. ‘Rasa kedermawanan’ melekat dalam tiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak manajemen perusahaan. Menurut Basya (dalam Adinur et al., 2004:10), tanggung jawab sosial berhubungan erat dengan ukuran perusahaan, sektor bisnis, termasuk juga besaran regional dan demografi perusahaan. ‘15 4 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Cakupan dari tanggung jawab sosial meliputi isu-isu yang berhubungan dengan lingkungan hidup, etika bisnis, investasi pengembangan masyarakat, lingkungan kerja, tata laksana perusahaan yang baik (governence), hak asasi manusia, dan tentunya produk. KONSEP CSR Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit. CSR dalam pengertian luas, berkaitan erat dengan tujuan mencapai kegiatan ekonomi berkelanjutan (sustainable economic activity). Keberlanjutan kegiatan ekonomi bukan hanya terkait soal tanggungjawab sosial tetapi juga menyangkut akuntabilitas (accountability) perusahaan terhadap masyarakat dan bangsa serta dunia internasional. CSR dalam pengertian sempit dapat dipahami dari beberapa peraturan dan pendapat ahli berikut (T.Romi Marnelly, 2012): 1) Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) CSR merupakan bentuk kerjasama antara perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan tersebut. Pengertian tersebut sama dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya (Widjaja & Yani, 2006). Menurut UUPT 2007 pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tang-gungjawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. ‘15 5 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) UUPM 2007, dalam penjelasannya pasal 15 huruf b disebutkan tanggungjawab sosial perusahaan adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Tampak bahwa UUPT 2007 mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab lingkungan, yang mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan. 3) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, konsep CSR dapat dipahami dalam Pasal 2 bahwa menjadi ke-wajiban bagi BUMN baik Perum maupun Persero untuk melaksanakannya. 4) World Business Council for Sustainable Development didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan para karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar serta public pada umumnya guna meningkatkan kualitas hidup mereka. 5) Menurut (Kotler & Nance, 2005) mendefinisikannya sebagai komitmen korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya korporasi. Dari pengertian tersebut tampak bahwa CSR merupakan social responsibility dan perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan eksternal perusahaan. DASAR PEMAHAMAN CSR BAGI PERUSAHAAN Pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok, yaitu CSR adalah: pertama, suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungan, oleh karena itu ‘15 6 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perusahaan memiliki kehendak bebas untuk melakukan atau tidak melakukan peran ini; Kedua, disamping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kedermawanan (filantropi) yang tujuannya untuk memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksplorasi dan eksploitasi. Ketiga, CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat. Pemahaman CSR selanjutnya didasarkan oleh pemikiran bahwa bukan hanya Pemerintah melalui penetapan kebijakan public (public policy), tetapi juga perusahaan harus bertanggungjawab terhadap masalah-masalah sosial. Bisnis didorong untuk mengambil pendekatan pro aktif terhadap pembangunan berkelanjutan. Konsep CSR juga dilandasi oleh argumentasi moral. Pola atau bentuk CSR juga berkembang dari yang bentuk charity principle kepada stewardship principle (Anne, 2005). Berdasarkan charity principle, kalangan masyarakat mampu memiliki kewajiban moral untuk memberikan bantuan kepada kalangan kurang mampu. Jenis bantuan perusahaan ini sangat diperlukan dan penting khususnya pada masa atau system Negara dimana tidak terdapat system jaminan sosial, jaminan kesehatan bagi orang tua, dan tunjangan bagi penganggur. Sedangkan dalam stewardship principle, korporasi diposisikan sebagai public trust karena menguasai sumber daya besar dimana penggunaannya akan berdampak secara fundamental bagi masyarakat. Oleh karenanya perusahaan dikenakan tanggungjawab untuk menggunakan sumber daya tersebut dengan cara-cara yang baik dan tidak hanya untuk kepentingan pemegang saham tetapi juga untuk masyarakat secara umum. Dengan demikian korporasi dewasa ini memiliki berbagai aspek tanggungjawab. Korporasi harus dapat mengelola tanggungjawab ekonominya kepada pemegang saham, memenuhi tanggungjawab hukum dengan mematuhi peraturan ‘15 7 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perundang-undangan yang berlaku, dan bertanggungjawab sosial kepada para stakeholder (pemegang kepentingan). Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa tanggung jawab sosial menjadi begitu penting dalam lingkup organisasi, diantaranya adalah (Sulistyaningtyas, 2006 dalam Romi Marnelly, 2012) diantaranya : 1) Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran tentang hilangnya garis pembatas diantara berbagai wilayah di dunia sehingga menhadirkan universalitas. Dengan demikian menjadi sangat mungkin perusahaan multinasional dapat berkembang dimana saja sebagai mata rantai globalisasi; 2) Konsumen dan investor sebagai public primer organisasi profit membutuhkan gambaran mengenai tanggung jawab organisasi terhadap isu sosial dan lingkungannya; 3) Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab organisasi untuk dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal dengan good corporate governance); 4) Masyarakat pada beberapa negara menganggap bahwa organisasi sudah memenuhi standard etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada lingkungan dan masalah social; 5) Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi terjadi pada organisasi; 6) Tanggung jawab sosial dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi. CSR bukan saja upaya menunjukkan kepedulian sebuah organiasasi pada persoalan sosial dan lingkungan, namun juga dapat menjadi pendukung terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan dengan menyeimbangan aspek ekonomi dan pembangunan sosial yang didukung dengan perlindungan lingkungan hidup. Dalam rangka merespon perubahan dan menciptakan hubungan kepercayaan, maka upaya yang kini dilaksanakan oleh organisasi ‘15 8 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (khususnya organisasi bisnis) adalah merancang dan mengembangkan serangkaian program yang mengarah pada bentuk tanggung jawab sosial. BIDANG-BIDANG PENERAPAN CSR OLEH PERUSAHAAN Dengan segala keterbatasan, perusahaan tidak dapat melaksanakan tanggungjawab sosial di segala bidang. Oleh karena itu, ada berbagai pilihan yang dapat dilakukan perusahaan untuk menunjukkan komitmen sosial mereka, diantaranya: 1. Investasi dalam lingkungan masyarakat. Bentuk investasi dalam lingkungan masyarakat antara lain: a) Keterlibatan perusahaan dengan lingkungan masyarakat. Cara yang dilakukan adalah perusahaan memanfaatkan produk-produk atau keahlian mereka untuk mengatasi permasalahan sosial di masyarakat (misalnya dalam persoalan kesehatan atau kelangsungan hidup). Contoh konkret yang terjadi dalam masyarakat misalnya keterlibatan produsen obat nyamuk dalam usaha pemerintah untuk pemberantasan penyakit demam berdarah. b) Investasi dalam usaha kecil . Perlunya menyadari bahwa perekonomian yang sehat akan tercipta apabila usaha kecil dan besar saling mendukung dalam perekonomian. Dari kesadaran itulah banyak perusahaan besar yang membantu baik dalam sumber daya keuangan, manusia, maupun teknologi untuk membantu sektor usaha kecil dan menengah. Contoh: pemberian kredit lunak bagi Usaha Kredit Menengah dan Usaha Kredit Mikro oleh Bank-bank nasional. 2. Pendidikan dan Pelatihan. Perusahaan menanamkan sumberdaya mereka kedalam pendidikan dan pelatihan karena masa depan perusahaan, masyarakat dan negara terkait secara langsung dengan kualitas pendidkan dan pelatihan kerja. ‘15 9 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh: pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi maupun mahasiwa kurang mampu 3. Kebijakan dan Program Ketenagakerjaan. Dalam bidang ketenagakerjaan, perusahaan berusaha menjawab berbagai tantangan yang beragam, mulai dari masalah kesempatan kerja yang adil untuk warga sekitar sampai masalah program untuk keluarga karyawan. Contoh: Perusahaan menyediakan jasa penitipan anak bagi karyawan yang memiliki anak usia balita. 4. Tanggungjawab terhadap lingkungan. Pemeliharaan dan pembaharuan lingkungan harus menjadi prioritas utama dalam daftar kepedulian sosial perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada lingkungan sekitar. Contoh: Berbagai perusahaan yang menghasilkan produk samping berupa limbah, telah memiliki instalasi pengolahan limbah secara modern dan memenuhi standar internasional. 5. Perlindungan konsumen. Konsumerisme didefinisikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan untuk melindungi hak-hak konsumen. Konsumen memegang peranan penting dalam kesuksesan perusahaan, sehingga upaya perlindungan hakhak konsumen dirasa sangat penting. Hak-hak konsumen meliputi: hak untuk mendapatkan produk yang aman, hak atas informasi, hak untuk memilih dan hak untuk didengarkan. Pertimbangan Tanggungjawab Sosial Dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial ada beberapa pihak yang keberadaannya harus dipertimbangkan oleh perusahaan yaitu: a) Pelanggan (Customers) b) Pekerja (Employees) c) Pemegang saham (Stockholders) d) Kreditur (Creditors) e) Masyarakat (Communities) ‘15 10 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tanggungjawab Sosial Kepada Pelanggan (Sosial Responsibility To Customer) 1. Bagaimana memastikan tanggungjawab bisnis : Tetapkan kode etika. Monitor keluhan pelanggan. Memperoleh umpan balik pelanggan 2. Bagaimana memastikan tanggungjawab pemerintah : Peraturan Keamanan Produk. Peraturan Periklanan. Peraturan Persaingan Industri. Tanggungjawab Sosial Kepada Pekerja (Sosial Responsibility To Employees) 1) Keamanan Pekerja (Employee Safety). Memastikan Tempat kerja yang aman bagi pekerja 2) Perlakuan pekerja. Memastikan tidak ada diskriminasi 3) Kesamaan kesempatan (Equal Opportunity). Kesamaan Kesempatan/Hak sipil 4) Bagaimana memastikan tanggung jawab Bisnis : Keluhan Prosedur Kode etik UU Ketenaga kerjaan Tanggungjawab Sosial Kepada Kreditor (Sosial Responsibility To Creditors) 1) Kewajiban Keuangan 2) Informasikan kreditur jika mempunyai permasalahan keuangan Tanggungjawab Sosial Kepada Lingkungan (Sosial Responsibility To The Environment) ‘15 11 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1) Pencegahan polusi udara: Peninjauan kembali proses produksi Petunjuk penyelenggaraan pemerintah 2) Pencegahan polusi daratan: Peninjauan kembali proses produksi dan pengemasan Menyimpan dan mengirim barang sisa beracun ke lokasi pembuangan Tanggungjawab Sosial Kepada Masyarakat (Sosial Responsibility To Community) 1) Menjadi sponsor peristiwa atau event masyarakat lokal 2) Memberikan sumbangkan kepada masyarakat tidak mampu PRAKTEK CSR DI INDONESIA Pada saat ini di Indonesia, praktek CSR belum menjadi perilaku yang umum, namun dalam abad informasi dan teknologi serta adanya desakan globalisasi, maka tuntutan terhadap perusahaan untuk menjalankan CSR semakin besar. Tidak menutup kemungkinan bahwa CSR menjadi kewajiban baru standar bisnis yang harus dipenuhi seperti layaknya standar ISO. Dan diperkirakan pada akhir tahun 2009 mendatang akan diluncurkan ISO 26000 on Social Responsibility, sehingga tuntutan dunia usaha menjadi semakin jelas akan pentingnya program CSR dijalankan oleh perusahaan apabila menginginkan keberlanjutan dari perusahaan tersebut. CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteri-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. ‘15 12 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win win situation) - konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung. Pelaksanaan CSR di Indonesia sangat tergantung pada pimpinan puncak korporasi. Artinya, kebijakan CSR tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan kebijakan CSR yang benar. Sebaliknya, jika orientasi pimpinannya hanya berkiblat pada kepentingan kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan CSR hanya sekadar kosmetik. ‘15 13 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dafar Pustaka 1) Huse, M. (2007). Boards, Governance and Value Creation: The Human Side of Corporate Governance. Cambridge: 2) Laura P.Hartman – Joe DesJardins. 2011. Business Ethics: Decision Making for Personal Integrity & Social Responsibility, McGraw-Hill International Edition, Second Edition. 3) Cherrington, Moral Leadership and ethical Decision Making, 1st edition, CHC Forecast, Inc., 2000 4) Robert.A.G. Monks and N. Minow., 2011, Corporate Governance, John Wiley & Sons, Ltd. Fifth Edition ‘15 14 Business Ethics & GCG Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id