PAPER UJIAN AKHIR SEMESTER I (SATU) MATA KULIAH KULTUS PESONA PSIKOLOGI BARAT Disusun Oleh ; Dwiyono, S.Pd.B. SINTESIS PSIKOLOGI BARAT DAN TIMUR Dosen Pengampu : Sapardi, S.Ag., M.Hum., Edi Ramawijaya Putra, S.Pd., M.Pd. PROGRAM PASCA SARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG -BANTEN 2013 i KATA PENGANTAR Dengan metta, penulis memuja Sang Tiratana, para Bodhisattva, dan Mahasattva, bahwa atas pancaran cinta kasih-nya serta usaha keras yang penulis lakukan akhirnya paper dengan jidul “Sintesis Psikologi Barat Dan Timur” dapat diselesaikan. Paper ini disusun sebagai salah satu tugas akhir semester 1 pada Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. Dalam menyelasaikan paper, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Sapardi, S.Ag., M.Hum., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya dan dosen pengampu mata kuliah psikologi Barat. 2. Bapak Edi Ramawijaya Putra, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi Barat. 3. Keluarga tercinta yang telah memberikan kesempatan, motivasi serta dukungan baik moril maupun materil yang tiada taranya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari sisi meteri maupun teknis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang berupa membangun demi penyempurnaan paper ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu,Sadhu, Sadhu. Tangerang, Februari 2013 Penulis ii ABSTRACT The approach of Psychology-psychology Asia based on introspection and self-examination. Unlike Western psychology- Psychology more rests on observations of behavior. The road to this transformation is always through a comprehensive change in the personality of the person, so that these qualities can be just the right properties. Eastern psychology recognizes that the main road in the direction of self transformation is meditation. Practical psychology that is interpreted by the most loyal practitioners for practicing cultivation and their hearts. iii BAB I PENDAHULUAN Walaupun psikologi-psikologi Timur banyak menaruh perhatian pada alam kesadaran dan hukum-hukum yang mengatur perubahannya, psikologi ini juga mengandung teori-teori kepribadian yang cukup jelas. Tujuan dari psikologi-psikologi Timur adalah mengubah kesadaran seseorang agar mampu melampaui batas-batas yang diciptakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang membentuk kepribadian orang itu. Dalam hal ini, setiap tipe kepribadian perlu mengatasi hambatan-hambatan yang berbeda untuk membebaskan diri dari batas-batas ini. Pengaruh penting Psikologi Timur terhadap sejarah perkembangan Psikologi secara umum dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Pemikiran, tradisi intelektual dan religius Daerah Timur yang terkadang lebih kompleks dan bervariasi daripada Dunia Barat membawa kemajuan yang baru bagi perkembangan intelektual, yang kemudian diwujudkan dengan penemuan-penemuan kembali tulisan-tulisan kuno oleh ilmuwan-ilmuwan Daerah Timur. 2. Ketertarikan terhadap filsuf-filsuf kuno maupun modern dari Asia dan sistem kepercayaannya, hingga sekarang semakin memperluas dan mempertanyakan asumsi-asumsi di balik studi tentang human process. 1 BAB II 2.1 Psikologi Barat Pandangan Barat yang sangat berkembang pada saat ini adalah Perkembangan sains dan teknologi. Inilah yang berkembang sangat pesat selama kurun waktu satu abad terakhir membuat sebagian umat Buddha bertanya-tanya bagaimana sebenarnya posisi agama Buddha dalam kacamata sains. Sesungguhnya, agama Buddha mempunyai peranan besar dalam bidang psikologi. Dikatakan bahwa agama Buddha adalah sains mengenai pikiran. Di dalam kitab Abhidhamma Pitaka dijelaskan secara terperinci mengenai berbagai macam kondisi pikiran dan kategori kesadaran. Banyak neuroscientist dan psikoterapist terkemuka menjadi pelopor dalam mempelajari agama Buddha untuk digunakan dalam studi seperti terapi untuk gangguan tidur, penyembuhan terhadap pemikiran dan bentukbentuk mental yang negatif, pemahaman terhadap proses terjadinya mimpi, tidur, dan proses kematian. Berikut ini penulis sedikit mengulas mengenai kepribadian yang sehat menurut pandangan Barat (psikologi) dan pandangan Timur (agama Buddha), berikut ini: Apakah kepribadian yang sehat itu? Beberapa ahli teori ilmu psikologi Barat mengemukakan bahwa persepsi kita mengenai diri dan dunia sekitar kita harus objektif; ahli-ahli lain mengemukakan bahwa orang-orang yang sehat memakai pandangan subjektif mereka sendiri tentang kenyataan sebagai dasar untuk tingkah laku. Yang lainnya 2 mengemukakan bahwa kita tidak dapat menjadi sehat secara psikologis tanpa sungguh-sungguh melibatkan diri dalam suatu pekerjaan; atau soal tanggung jawab terhadap orang lain. Orang yang sehat secara psikologis mengontrol kehidupan mereka secara sadar. Walaupun tidak secara rasional, orang yang sehat mampu secara sadar mengatur tingkah laku mereka dan bertanggung jawab terhadap nasib mereka sendiri. Orang yang sehat secara psikologis mengetahui diri mereka siapa dan apa. Orang-orang seperti ini menyadari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan mereka, dan umumnya mereka sabar dan menerima apa adanya hal-hal mereka. Mereka tidak berkeinginan menjadi sesuatu yang bukan mereka. Meskipun mereka dapat memainkan peranan-peranan sosial untuk memenuhi tuntutan dari orang lain atau situasi-situasi, namun mereka tidak mengacaubalaukan peranan-peranan ini dengan diri mereka yang sebenarnya. Orang lain umumnya menyetujui bahwa sifat kesehatan psikologis ialah bersandar dengan kuat pada masa sekarang. Meskipun kebanyakan diantara ahli-ahli teori itu percaya bahwa kita tidak kebal terhadap pengaruh-pengaruh masa lampau (khususnya masa kanakkanak), namun tidak seorangpun mengemukakan bahwa kita tetap dibentuk oleh pengalaman-pengalaman awal. Orang-orang yang sehat secara psikologis hidup di masa sekarang. Beberapa ahli teori menekankan suatu pandangan terhadap masa depan sebagai sesuatu yang sangat penting bagi kepribadian yang 3 sehat. Orientasi kita harus ke tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang, tetapi tidak mendorong kita untuk mengganti masa sekarang dengan masa depan. Orang yang sehat secara psikologis tidak merindukan ketenangan dan kestabilan, tetapi merindukan tantangan dan kegembiraan dalam kehidupan, tujuan-tujuan baru, dan pengalamanpengalaman baru. Tidak ada petunjuk untuk kesehatan psikologis yang berlaku sama untuk setiap orang karena kita bukan salinan atau cetakan duplikat satu sama lain. Ada satu hal yang tetap dalam kodrat manusia yang kebanyakan para ahli psikologis sependapat adalah kodratnya yang istimewa; atau khas kita masing-masing adalah unik. Tidak ada pendekatan-pendekatan untuk kesehatan psikologis yang cocok untuk setiap orang, sama seperti satu obat yang tidak akan menimbulkan akibat yang sama, meskipun semua orang yang menggunakannya memiliki penyakit yang sama. Obat itu akan mujarab untuk beberapa orang dan kesehatan mereka akan membaik atau obat itu tidak akan menghasilkan pengaruh pada orang-orang lain, dan berbahaya untuk orang-orang yang lain lagi. Pengaruh dari pendekatan-pendekatan bagi kepribadian yang sehat berbeda tidak hanya untuk orang-orang yang berbeda, tetapi juga untuk orang yang sama pada usia yang berbeda. Nilai-nilai, kekurangankekurangan, kebutuhan-kebutuhan, ketakutan-ketakutan, dan harapanharapan kita berubah luar biasa ketika kita maju dari salah satu tingkat perkembangan ke tingkat perkembangan selanjutnya. Dari masa kanak4 kanak ke masa muda, masa remaja dewasa, usia setengah tua, usia tua, kepribadian kita terus berkembang. Apa yang kita butuhkan untuk diri kita pada usia 20 tahun mungkin tidak sesuai lagi pada usia 40 tahun. Secara ideal, kita tidak pernah berhenti berkembang. Kita mengalami pengalaman-pengalaman baru dan akibatnya kita berubah, jika kita benar-benar terbuka pada dunia. Pakaian, aktivitas-aktivitas, dan nilai-nilai dari usia 17 tahun tidak cocok lagi untuk usia 35 tahun. Apa sebabnya? apakah kita harus sependapat bahwa jalan menuju kepribadian sehat dari anak yang berusia belasan tahun menjadi jalan bagi orang dewasa yang matang?. Tetapi, bagaimana kita menemukan jalan yang benar pada setiap tingkat pertumbuhan? penulis menduga bahwa kita menemukannya dengan cara yang sama sebagaimana kita pelajari apa yang cocok bagi kita dalam setiap ruang lingkup kehidupan. Kita mencoba gaya-gaya hidup yang berbeda, sejumlah kepercayaan, dan peran-peran sosial untuk melihat bagaimana hal-hal itu cocok dengan kita. Orang-orang yang tampaknya memiliki kesempatan yang sangat besar utnuk mencapai kesehatan psikologis adalah orang-orang yang cukup bebas (cukup aman dengan diri mereka) mengadakan percoabaan dengan petunjuk yang berbeda untuk melihat petunjuk manakah yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari mereka. Orang lain dapat menganjurkan jalan yang harus diikuti, tetapi hanya Anda yang dapat mengatakan bagaimana jalan itu berhasil. Menurut Dr. Carl Jung, seorang pendiri psikologi analitik dan pelopor psikologi modern, psikologi analitik sangat dekat kaitannya dengan 5 metode agama Buddha yang esensinya terkait dengan masalah asal mula penderitaan, metode untuk mengatasinya, kategori keadaan mental, dan pemahaman yang mendalam mengenai kesadaran. Mark Epstein, dalam bukunya yang berjudul “Thoughts Without a Thinker” berusaha menggabungkan ilmu psikologi Barat dengan Ajaran Buddha. Ia mengatakan bahwa ingatan-ingatan yang hilang, emosi-emosi yang menyakitkan, pandangan-pandangan khayal, nafsu untuk menghancurkan dapat ditemukan akarnya pada Ajaran Buddha. Dengan ditemukan akarnya, maka Ajaran Buddha menawarkan suatu metode bagi seseorang untuk mencapai kebahagiaan yang sehat. Berbeda dengan tipe kepribadian yang sehat yang telah diajarkan oleh Sang Buddha. Kepribadian yang sehat sebagaimana telah diajarkan oleh Sang Buddha di dalam Abhidhamma Pitaka disebut Arahat. Sifat-sifat kepribadian sehat tersebut telah ditransformasikan secara permanent, di mana semua motif, persepsi, perbuatan, yang sebelumnya dilakukan di bawah pengaruh faktor faktor tidak sehat telah lenyap. Seorang Arahat memiliki sebuah kemiripan dengan orang-orang yang mengalami aktualisasi diri sebagaimana yang mana ada pada tulisan-tulisan Maslow dan Rogers. Namun, kepribadian yang sehat seperti seorang Arahat dianggap terlalu radikal oleh dunia Barat, sangat jauh melampaui objektivitas dan harapan terapi kejiwaan (psikoterapi) di Barat. Dilihat dari kacamata para psikolog di dunia Barat, sifat sifat kebajikan tersebut terlalu sulit dan mulia untuk diwujudkan karena menjadi 6 seorang Arahat tidak mungkin hanya dapat terjadi dalam waktu semalam saja tetapi membutuhkan suatu pelatihan bertahap. 2.2 Psikologi Timur . Diantara para teoretikus kepribadian modern, C.G. Jung mungkin adalah orang yang sangat tahu mengenai psikologi-psikologi Timur. Ia adalah sahabat Heinrich Zimmer seorang ahli India dan ahli tentang mandala, suatu motif dasar dalam banyak kesenian suci dari Timur. Jung menulis berbagai karya D.T. Suzuki dan Richard Wilhem, penerjemah kitab I Ching dan teks-teks lainnya yang berisi ajaran Tao dari China. Selain itu Jung menulis ulasan-ulasan atas karya-karya terjemahan Evans Wentz, The Tibetan Book of the Great Liberation dan The Tibetan Book of the Dead, dua karya penting dalam ikhtisar psikologi dari Buddhisme di Tibet. Teman dan tetangga Jung, Hirman Hesse, menyebarkan pikiran Timur melalui novelnya, Siddharta dan Journey to the East. Jung sampai pada hal-hal yang asing bagi ilmu pengetahuan positivistis lewat analisisnya yang ekstensif mengenai agama-agama timur. Meskipun ia juga diperingatan akan bahaya seorang Barat tenggelam dalam tradisi-tradisi merupakan jembatan utama Timur, namun tulisan-tulisannya antara psikologi-psikologi Timur dan psikologi-psikologi Barat. Medard Boss, seorang ekstensialis Swiss yang berpengaruh, pernah diundang ke India untuk memberi pengarahan tentang psikiatri dan disana ia bertemu dengan orang-orang India. Terapi-terapi Barat kurang mampu memberikan pemahaman yang sungguh-sungguh menerangkan 7 dengan intensitas yang sebanding dengan metode-metode dari Timur, maka Medard Boss mencari bimbingan dari tradisi-tradisi India. Akan tetapi, Boss kurang terkesan dengan orang-orang Barat yang dijumpainya dengan memakai pakaian orang-orang suci India. Menurut pendapatnya, mereka kebijaksanaan India. itu membanggakan Sebaliknya, para diri dengan arif-bijaksana berbagai India yang dijumpainya memberinya kesan yang sangat dalam Boss kembali dari pertemuan-pertemuan ini dengan keyakinan bahwa dari pandangan sudut-sudut ajaran dan tingkah laku guru-guru Timur, metode dan tujuan-tujuan psikoterapi Barat tidak memadai. Jika dibandingkan dengan tingkat pemurnian diri yang dituntut oleh latihanlatihan dari Timur, analisis latihan Barat yang paling baik pun tidak lebih daripada suatu kursus pengantar saja. A. Kajian Psikologi Timur dalam Agama-agama Timur Menurut robert H. Thouless, psikologi agama memusatkan kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan tersebut dengan menggunakan pendekatan psikologi. Lapangan kajian psikologi meliputi; 1. Mempelajari tentang berbagai macam perkembangan kejiwaan keagamaan pada setiap manusia serta sikap keberagamaan mereka. 2. Perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. 3. Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan. 8 4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan. Oleh karena itu perkembangan psikologi Timur berkaitan erat dengan perkembangan agama-agama di bagian Timur bumi seperti agama hindu di India, Budha di India, Kristen wilayah Romawi dan Islam di Arab. B. Perkembangan Psikologi di beberapa Negara Timur 1. Jepang Jepang telah menjadi pemimpin dari penelitian Psikologi dan jurnal Jepang menyediakan sebuah penghargan dan bagian yang tak terhingga nilainya dari dasar Psikologi. Penemuan model barat dari pemeriksaan psikologi di Jepang biasanya memperhitungkan Yujiro Motiva (1858-1912) sebagai psikolog eksperimental Jepang pertama. Ia menjadi profesor di bidang psikologi yang pertama di Jepang di Universitas Tokyo dan mendirikan laboratorium di sana. Ia melanjutkan penelitian bahwa ia maengawalinya dengan Hall pada kepekaan dermal. Matataro Matsumoto (1865-1943) pergi ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt dan kembali ke Jepang pada tahun 1980. Ia mendirikan departemen psikologi dan laboratorium di Universitas Kyoto. Matsumoto merujuk pada sistem psikologinya sebagai psikosinematik atau pekerjaan mental yang berupa sebuah tipe dari kontrol psikofisiologikal dimana ia belajar secara eksperimental kondisi dari kekuatan mental melebihi 9 gerakan tubuh. Kwanichi Tanaak (1882-1962) instrumental dalam memperkenalkan behaviorisme Watson di Jepang. Tanaka mempublikasikan tipe dari metode objektif yang diusulkan oleh Watson. Koichi Matsude (1883-1947) mengusulkan versi awal dari kognisi hewan denganh interpretasinya tentang tingkah laku hewan pada tingkat kesadaran. Ryo Kuroda (1890-1947) berargumentasi bahwa tingkah laku dan kesadaran adalah 2 hal dari pengalaman yang sama dan lebih bersifat komplemen daripada kontradikti. Psikologi Gestalt diperkenalkan oleh Kanae Sakuma (18881970) yang menerima pendidikan inisialnya di Jepang dan kemudian belajar di Berlin pada tahun 1925 dan 1926. Hiroshi Hayami memperkenalkan tradisi fenomenologikal dari Husserl yang menyediakan lebih banyak akses langsung kepada pengalaman. Shoma Morita (18741938) beargumen bahwa reaksi dan perhatian yang tak pantas terhadap tingkah laku neurotik sering membesar-besarkan masalah dan hasil pada masa-masa ganas. Morita menawarkan alternatif therapeutik yang dipinjam dari Zen Buddhism. Zen bersifat antirasionalistik, tapi itu mencari jejak ilmu pengetahuan dengan intuisi dan interpretasi daripada kepercayaan pada tulisan tradisional Budha. Tujuan dari teori Morita adalah mencari harmoni dengan alam semesta, tidak berperang atau menentang alam semesta. Morita menjelaskan ada 4 tingkat prosedur dimulai pada kecemasan pasien dan berakhir pada persiapan pasien untuk mengembalikan keberadaan tiap harinya. Model itu dikembangkan lebih lengkap pada psikologi Zen oleh Koji Sato (1905-1971) aslinya 10 dipengaruhi oleh Psikologi Gestalt, lalu Sato beralih pada psikoanalisis dan Psikologi klinis. Teknik meditasi Zen menggunakan adaptasi fisikal di perawakan dan pernapasan untuk menerima ketenangan dan kejernihan melalui realisasi harmoni dan integrasi dari individu dan alam semesta. 2. India Pada tahun 1916 di Universitas Calcuta, N.N Sangupta menjadi profesor pertama di Departemen Psikologi dan kemudian ia pergi ke Lucknow di India utara, dimana ia memulai laboratorium Psikologi pada tahun 1929. Pada tahun 1925, Universitas Mynsore juga menawarkan kurikulum Psikologi. Masyarakatr Psikoanalitik India dibangun pada tahun 1922, diikuti tiga tahun kemudian oleh sebuah organisasi yaiut Asosiasi Psikologi India yang menerbitkan Indian Journal of Psychology. Beberapa tahun kemudian muncullah yoga sebagai aplikasi dari Psikologi itu sendiri. Yoga adalah sebuah filsafat dominan dari India kuno, dari Upanishad. Yoga adalah sebuah sistem dari disip[lin diri dalam refleksi yang digunakan unutk menbantu seseorang mengumpulkan ilmu pengetahuan. Seperti yang diajarkan filsuf pertama Patanjali (150 SM) pada YogaSutras-nya, tujuan dari yoga adalah mencari kebebasan diri dari semua konteks mental. Psikolog telah memperlihatkan yoga dalam jangka waktu dari indikasinya untuk terapi tingkah laku, kontrol psikofisiologikal dan perkembangan kognitif. 11 3. China Laboratorium penelitian psikologi pertama didirikan di Universitas Beijing (Peking) pada tahun 1917, dan Departemen Psikologi yang berdiri sendiri pertama didirikan di Universitas Nanking.Asosiasi Psikologi Cina dimulai pada tahun1921 dengan Zhang Yaoxiang sebagai presiden pertama. Jurnal Psikologi berisi ringkasan dari pekerjaan eksperimen Amerika terkini. Ketika Jepang diserang 5 provinsi di Cina utara bermula pada 1937, semua kegiatan penelitian dihentikan. Kontak dengan barat benar-benar berakhir, dan usaha awal untuk kebangkitan kembali psikologi dipengaruhi olehpenasihat Soviet yang cenderung mengusulkan model dari refleksologi. The Chinese Academy of Sciences didirikan kembali pada tahun 1950 dan tahun 1956 Institut of Psychologycal Research didirikan di bawah bagian akademi biologi, yang mungkin merefleksikan pengaruh dari penasihat soviet tersebut. Pada tahun 1955 The Chinese Psychological Asasociation didirikan kembali dengan Pan Shu sebagai presidennya. Kesadaran sebagai area belajar telah dihukum sebagai perantara kelas dan penelitian psikologi telah dicela sebagai metafisikal dan borjuis. Disamping itu, pendekatan psikologi-psikologi Asia didasarkan pada introspeksi dan pemeriksaan diri sendiri yang menuntut banyak energi, berbeda dengan psikologi-psikologi Barat yang lebih bersandar pada observasi tingkah laku. Setiap kutipan oleh Gardner dan Louis Murphy (1968) dari kitabkitab suci Asia, memberikan semacam wawasan psikologis, baik suatu 12 pandangan tentang bagaimana jiwa bekerja, suatu teori kepribadian, ataupun suatu model motivasi. Kendati mengakui adanya perbedaanperbedaan diantara psikologi-psikologi Asia tersebut, namun Gardner dan Louis Murphy (1968) menyimpulkan bahwa psikologipsikologi itu pada hakikatnya merupakan suatu reaksi terhadap kehidupan yang dilihat sebagai penuh dengan penderitaan dan kekecewaan. Cara umum untuk mengatasi penderitaan yang dianjurkan oleh psikologipsikologi ini adalah disiplin dan kontrol diri, yang dapat memberikan kepada orang yang mengupayakannya “suatu perasaan ekstase yang tak terbatas dan hanya dapat ditemukan dalam diri yang bebas dari pamrihpamrih pribadi”. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa, minat psikologis di Timur dan Barat “berpadu dengan sangat cepat”. Selain West” (1961) itu, Alan mengakui Watts dalam ”Psychotherapy bahwa apa yang disebutnya East and “cara-cara pembebasan Timur” adalah mirip dengan psikoterapi Barat, yakni bahwa keduanya bertujuan mengubah perasaan-perasaan orang terhadap dirinya sendiri serta hubungannya dengan orang-orang lain dan dunia alam. Sebagian besar terpai-terapi Barat menangani orang-orang yang mengalami gangguan; sedangkan disiplin-disiplin Timur menangani orangorang yang normal dan memilih penyesuaian sosial yang baik. Meskipun demikian, Watts melihat bahwa tujuan dari cara-cara pembebasan itu cocok dengan tujuan terapeutik sejumlah teoritikus, khususnya individuasi dari Jung, aktualisasi diri dari Maslow, otonomi fungsional dari Allport, dan diri yang kreatif dari Adler. Setelah itu, Richard Alpert atau yang lebih 13 dikenal dengan Ram Dass pun berpendapat bahwa meditasi dan latihanlatihan rohani lainnya dapat menghasilkan jenis perubahan kepribadian terapeutik yang tidak dapat dihasilkan oleh obat-obat bius. 2.3 Sintesis Psikologi Barat dan Timur Antara Barat dan Timur dalam hal psikologi dan psikoterapi dapat disimpulkan bahwa metode psikoterapi dan ajaran psikologi di Barat belum mencapai tingkatan yang dituntut di Timur. Medrad Boss, seorang filosof Swiss yang terkenal pernah mengatakan bahwa dipandang dari sudut ajaran-ajaran dan tingkah laku guru-guru Timur; metode- metode dan tujuan-tujuan psikoterapi, psikologi Barat tidaklah memadai. Menurut Boss, jika dibandingkan dengan tingkat pemurnian diri yang dituntut oleh latihan-latihan dari Timur, maka analisa latihan Barat yang paling baik sekalipun tidak lebih dari suatu kursus pengantar saja bagi timur. 14 BAB III 3.1 Kesimpulan Psikologi Timur banyak menaruh perhatian pada alam kesadaran dan hukum-hukum yang mengatur perubahannya, psikologi ini juga mengandung teori-teori kepribadian yang cukup jelas. Tujuan dari psikologi-psikologi Timur adalah mengubah kesadaran seseorang agar mampu melampaui batas-batas yang diciptakan oleh kebiasaan- kebiasaan yang membentuk kepribadian orang itu. Dalam hal ini, setiap tipe kepribadian perlu mengatasi hambatan-hambatan yang berbeda untuk membebaskan diri dari batas-batas ini. Psikologi barat yang sangat berkembang pada saat ini adalah Perkembangan sains dan teknologi. Inilah yang berkembang sangat pesat selama kurun waktu satu abad terakhir membuat sebagian umat Buddha bertanya-tanya bagaimana sebenarnya posisi agama Buddha dalam kacamata sains. Sesungguhnya, agama Buddha mempunyai peranan besar dalam bidang psikologi. Dikatakan bahwa agama Buddha adalah sains mengenai pikiran. 3.2 Saran Psikologi barat memang sangat sulit untuk dibendung oleh karena itu penulis menyarankan untuk menyaring segala jenis segala sesuatu yang masuk ke psikologi timur. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa kepribadian barat juga membawa efek positif jug. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat timur harus dapat menyaring kepribadian kepribadian yang masuk ke kita. 15 DAFTAR PUSTAKA Duane Schultz, 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Ivan, dkk, 2003. Sains Modern dan Buddhisme. Menelaah Persamaan Buddhisme dan Sains dalam Bidang Kosmologi, Fisika Kuantum, Biologi, Matematika dan Psikologi. Jakarta: Yayasan Karaniya, http://lapiyu.blogdetik.com/2009/02/06/psikologi-timur/ http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/psikologi-timur.html 16