Uploaded by User117596

Pert 1

advertisement
PERTEMUAN 1
1.1 MASA DEPAN KONSTRUKSI
Tantangan perkembangan paling menonjol dalam bidang
konstruksi adalah semakin besarnya ukuran proyek dan
organisasinya,
semakin
rumitnya
teknologi,
semakin
kompleksnya saling ketergantungan satu dengan lainnya, serta
variasi-variasi dalam hubungan organisasi dan lembaga, serta
disisi lainnya makin ketat dan beragamnya peraturan yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan konstruksi. Dalam pelaksanaan
konstruksi, manajemen proyek harus mampu memadukan
tuntutan ide, desain, pengadaan barang dan konstruksi menjadi
satu kesatuan proses yang menyeluruh. Krisis sumber daya,
terutama sumber daya material, peralatan, tenaga terampil, staf
teknis dan lain-lain menuntut pengaturan yang sangat ketat
terutama kaitannya dengan batasan aturan pemerintah dalam
kebijakan ketenagakerjaan dan ketatnya aturan konservasi
lingkungan hidup.
Manajemen juga harus mampu mengantisipasi persoalan
ekonomi dan budaya sebagai dampak timgginya inflasi, krisis
budaya, kekurangan sumber ekonomi, perubahan pola permintaan
dan lain-lain. Lebih lanjut tantangan dunia konstruksi dapat
dilihat pada skema gambar 1.1.
1
Gambar 1.1
Tantangan-tantangan Konstruksi
BIAYA
- Kenaikan
biaya upah
dfan gaji
- Material
dan
perbekalan
- Produktivitas
- Penundaan
waktu
- Sengketa
hukum
- Peralatan
dan hukum
- Inflasi
WAKTU
KUALITAS
- Penyerahan
material,
- Pembatasan
pemerintah
- Produktivitas
- Perubahan2
- Jadwal
desain
- Jadwal
konstruksi
- persediaan
dan
peralatan
- Kriteria
desain
- Inspeksi
- Kekurangan
tenaga
terampil
- Pengawasan
- Keuangan
- Ketersedia
an material
PEMILIK
- Kelayakan
- Pembiayaan
- Metode
kontrak
- Persyaratan
operasi
- Pengendalian
- Standar
/norma
- Seleksi
penawar
- Sumber daya
- Peryaratan
kontrak
INSINYUR
- Menentukan
proyek
- Seleksi
personil
- Desaian
menurut
urutan
pembangun
an yang
logis
- Pengendalia
n biaya dan
nilai
- Jadwal
desain
- Prosedur
- Peninjauan
kembali
rencana dan
spesifikasi
proyek
PEMBANGUN
- Peninjauan
kembali
rencana dan
spesifikasi
dan
mengujinya
- Seleksi
personil
- Metoda
konstruksi
- Jadwal waktu
- Analisis biaya
- Pelaporan
dan
pengendalian
- Melaksanakan
konstruksi
- Rekayasa
nilai
Pertukaran biaya – waktu – kualitas
- persetujuan serikat buruh
- pelatihan
- rekayasa nilai
- Isolasi dan analisisdari pos-pos
dengan biaya tinggi
Walaupun terdapat begitu banyak tantangan kontruksi
dimasa depan, namun bukan berarti bahwa dunia konstruksi harus
berpangku tangan dan menyerah. Tantangan dunia konstruksi
justru tercipta karena adanya tuntutan kebutuhan sarana dan
prasarana sebagai bagian dari pola perubahan dunia. Untuk itu
para enjiner dan manajer proyek harus dapat meningkatkan
2
keterampilannya, dapat bekerja dengan peralatan yang lebih baik
sehingga dapat mengoptimalkan segi perencanaan proyek dan
pengendalian sumber daya yang tersedia guna menghadapi
kenyataan dan tantangan baru dimasa depan. Selain itu, walaupun
terdapat besarnya tantangan dimasa depan, akan tetapi kebutuhan
konstruksi akan semakin meningkat terutama dari segi ragam dan
skala pekerjaan.
1.2 KARAKTERISTIK PROYEK KONSTRUKSI
Pada dasarnya yang dimaksud dengan proyek adalah suatu
usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian
proyek konstruksi adalah upaya untuk mencapai suatu hasil
dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Menurut Wysocki
(2000) proyek haruslah bersifat unik, kompleks, mengandung
berbagai aktivitas yang saling berkaitan guna mencapai satu
tujuan dan kesemuanya harus diselesaikan dalam waktu, biaya
dan spesifikasi teknis yang spesifik Setiap pekerjaan konstruksi
tidak selalu dapat dikategorikan sebagai proyek konstruksi.
Sebuah proyek harus memiliki kriteria antara lain:
1. Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan
diakhiri dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan)
serta mempunyai jangka waktu yang umumnya terbatas.
3
2. Rangkaian kegiatan tersebut hanya satu kali sehingga
menghasilkan produk yang unik. Jadi tidak ada proyek
yang identik, yang ada adalah proyek sejenis.
Berdasarkan hal diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan
rutin dan dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu
tidak dapat digolongkan dalam sebagai proyek, misalnya
pemeliharaan rutin jalan kabupaten, pemeliharaan gedung, dan
lain-lain. Secara lebih spesifik Badiru (1995) menjelaskan
terdapat lima karakteristik yang harus dipenuhi oleh sebuah
proyek yaitu:
1.
Mempunyai tujuan dan batasan yang spesifik
2.
Membutuhkan waktu spesifik, yaitu terdapat awal dan
akhir kegiatan.
3.
Ketersediaan sumber daya yang terbatas, baik biaya,
sumber alam, maupun sumber daya manusia.
4.
Mempunyai unjuk kerja yang terukur dan terdefinisi.
5.
Menpunyai skala pengukuran untuk meninjau kembali
pekerjaan
4
1.3 PARAMETER PROYEK
Umumnya
setiap
proyek
memiliki
lima
pembatas
(Wysocki, 2000) yaitu :
1. lingkup (scope)
2. kualitas (quality)
3. Biaya (cost)
4. Waktu (time)
5. Sumber daya (resources)
.
Dalam
keseimbangan
konteks
diantara
ini,
kelima
sebuah
proyek
konstrain
merupakan
tersebut.
Setiap
konstrain tersebut besifat saling ketergantungan, dimana setiap
perubahan dalam satu aspek akan menyebabkan perubahan
terhadap aspek lainnya. Misalnya peningkatan lingkup proyek
tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas penyelesaian,
peningkatan biaya, waktu dan sumber daya.
Lingkup proyek (scope) adalah pernyataan/batasan yang
didefinisi atau melingkupi proyek guna mengetahui apa yang
seharusnya dilakukan (termasuk juga apa yang seharusnya tidak
dilakukan). Dalam sistim industri, lingkup proyek terkait dengan
”spesifikasi fungsi” (funtional sfecification), dan dalam profesi
enjinering biasa disebut sebagai ”Statement of work (SOW)”.
Untuk itu maka lingkup proyek berkenaan dengan dokumen
kesepahaman, batasan/lingkup pekerjaan, dokumen persyaratan,
dan daftar kuantitas proyek. Dalam proyek pemerintah di
5
Indonesia lingkup proyek dikaitkan dengan dokumen kontrak
yang terdiri dari
1. syarat-syarat umum (general condition) yang mengatur
dasar-dasar kesepahaman dalam praktek kontruksi
(umumnya dirujuk dari dokumen syarat umum kontrak
dalam AV 41, FIDIC atau ACE) ,
2. syarat-syarat khusus yang mengatur kondisi spesifik
seperti persyaratan garansi, jaminan, persyaratan waktu,
tata cara pembayaran, dan aturan khusus lainnya.
3. Rencana kerja dan syarat-syarat, yang mengatur
persyaratan teknis pekerjaan konstruksi.
4. Gambar kerja, yang merupakan gambar dokumen
rencana pembangunan
ukuran,
material
dan
yang menjelaskan
keterangan
lainnya
bentuk,
yang
mendukung.
5. Perhitungan volume dan harga.
Terdapat dua tipe kualitas dalam proyek yaitu pertama;
kualitas produk yang harus dicapai oleh proyek. Yang kedua
adalah kualitas proses, yang merupakan kualitas dari manajemen
proyek itu sendiri. Dalam kaitan ini, program manajemen kualitas
dalam proses proyek harus ditempatkan sebagai alat untuk
memonitor pelaksanaan pekerjaan. Program kualitas proyek
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap
kepuasan pelanggan, membantu organisasi dalam menggunakan
6
sumber daya secara efektif dan efisien dengan mereduksi material
sisa dan perbaikan pekerjaan.
Biaya merupakan pertimbangan utama dan pertama dalam
seluruh daur hidup (life cycle) proyek mulai dari inisiasi (ide)
hingga tahap terminasi (pengakhiran) proyek. Pemilik biasanya
telah menentukan berapa biaya yang telah tersedia bagi
pelaksanaan proyek yang dapat bersifat tetap ataupun fleksibel,
akan tetapi perubahan terhadap jumlah tersebut tidak akan terpaut
jauh dari biaya yang tersedia dari awal.
Pemilik telah menentukan kerangka waktu atau batas waktu
penyelesaian proyek. Waktu dan biaya biasanya merupakan
faktor yang saling terbalik (inverse). Pemendekan waktu
penyelesaian akan mengakibatkan peningkatan biaya, atau
sebaliknya. Waktu merupakan sumber daya yang sangat penting.
Tidak dapat disimpan, akan tetapi akan habis jika digunakan atau
tidak.
Yang dimaksud dengan sumber daya adalah aset seperti
sumber daya manusia, peralatan, fasilitas fisik, atau inventori
yang kesemuanya tersedia dalam jumlah yang terbatas. Proyek
merupakan sistim yang dinamis dan harus terjaga dalam
keseimbangan tertentu, sehingga untuk menggambarkan kelima
hal diatas, maka dalam manajemen proyek dikenal segitiga
waktu-biaya-sumber daya seperti pada gambar dibawah ini:
7
COST
TIME
Scope and
quality
Resource availability
Sebuah rencana proyek harus dapat mengidentifikasi
kebutuhan atas waktu, biaya dan ketersediaan sumber daya guna
mencapai lingkup dan kualitas proyek. Dengan kata lain
keseimbangan penyelesaian (waktu) pada tahap perencanaan akan
berakibat terhadap ketersediaan sumber daya dan biaya.
1.4 LINGKUP BIDANG ILMU
MANAJEMEN PROYEK
DALAM
Project Management Institute (PMI) menegaskan area
cakupan manajemen proyek sebagai Project Management Body
Of Knowledge (PMBOK) meliputi 8 area utama yaitu ; scope,
quality, cost, risk, human resources, contract/procurement, and
communication.
8
Scope
management
berkenaan
dengan
proses
dari
pengarahan (directing) dan pengendalian (controlling) seluruh
lingkup proyek. Menetapkan definisi yang jelas tentang tujuan
dan sasaran proyek merupakan pondasi dasar dari lingkup
proyek. Manajemen kualitas (Quality management) berkenaan
dengan sistem yang digunakan guna memastikan performa
proyek harus memenuhi persyaratan dan ekspektasi dari
stakeholder
proyek.
Tujuan
manajemen
kualitas
adalah
meminimalisasi penyimpangan antara rancangan rencana proyek
dan kondisi aktual pekerjaan. Manajemen kualitas harus
dilaksanakan dalam seluruh daur hidup/proses proyek, bukan
hanya pada saat inspeksi akhir proyek.
Manajemen waktu (Time management) berkaitan dengan
penggunaan waktu yang efektif dan efisien dalam memfasilitasi
percepatan
proyek.
Waktu
dan
segala
aspeknya
sangat
diperhatikan dalam sebuah proyek karena erat kaitannya dengan
tujuan proyek. Langkah pertama dalam manajemen waktu yang
baik adalah membuat rencana proyek yang merepresentasikan
proses dan teknik yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.
Manajemen waktu yang efektif dapat direfleksikan dengan
skejul pelaksanaan. Manajemen biaya (Cost management)
merupakan fungsi utama dari manajemen proyek, dengan tujuan
mengontrol biaya dalam seluruh tahap proyek. Biaya adalah
merupakan alat ukur yang sangat penting dalam manajemen
proyek. Yang termasuk dalam manajemen biaya adalah
9
pengontrolan biaya seluruh proyek melalui teknik estimasi,
forecasting, budgeting, financial, dan pelaporan. Estimasi
biaya(Cost estimation) berkaitan dengan pengumpulan data-data
relevan yang diperlukan dalam seluruh daur hidup proyek.
Perencanaan biaya (Cost planning) berkaitan dengan
pengembangan kebutuhan dana guna penyelesaian proyek yang
direncanakan. Kontrol biaya (Cost control) berkaitan dengan
proses
yang
kontinyu
guna
memonitor,
mengumpulkan,
menganalisa dan melaporkan data keuangan proyek.
Manajemen Resiko (Risk management) adalah proses untuk
mengidentifikasi, menganalisa dan mengenali berbagai resiko dan
ketidakpastian yang mungkin terjadi dan efeknya terhadap
proyek. Perubahan dapat terjadi (mungkin) dalam setiap proyek.
Perubahan dapat menimbulkan resiko dan ketidakpastian. Analis
resiko akan dapat memperkirakan kemungkinan yang terjadi
dimasa depan. Dengan informasi tersebut, tim proyek akan dapat
menyiapkan diri lebih baik dengan perencanaan dan tindakan
pengawasan yang baik.
Manajemen Sumber Daya Manusia (Human resources)
berkaitan dengan fungsi mengarahkan sumber daya manusia
selama
proses
proyek.
Kontrak
dan
pengadaan
(Contract/procurement) berkaitan tentang metode pelelangan,
kontrak dan manajemen pengadaan barang dan jasa bagi proses
konstruksi.
Manajemen
komunikasi
(Communications
management) berkaitan dengan fungsi komunikasi antar individu
10
atau organisasi dalam lingkungan proyek. Komunikasi penting
bagi organisasi, rutinitas sehari-hari ataupun pengendalian .
1.5 TIPE PROYEK KONSTRUKSI
Proyek konstruksi lebih bersifat jasa dibandingkan dengan
industri, hal ini terkait karena kuatnya interaksi dengan konsumen
dalam tujuannya bagi penyediaan sarana-dan prasaran fisik yang
lebih baik. Sangat sulit untuk mengklasifikasi tipe proyek
konstruksi terutama pada proyek skala besar dan kompleks
karena keterkaitan antara tiap jenis pekerjaan. Akan tetapi
umumnya terdapat 4 tipe proyek konstruksi (Barrie, 1995) antara
lain konstruksi pemukiman, gedung, rekayasa berat, dan industri.
1.5.1 Konstruksi Pemukiman (Residential Construction)
Konstruksi pemukiman meliputi pembangunan rumah
tunggal, perumahan kota, rumah susun, pemukiman khusus
(tranmigrasi,
perumahan
pabrik,
perumahan
karyawan,),
perkantoran kecil, dan lain-lain. Di Amerika Serikat sektor ini
menempati 30% - 35% dari angka rata-rata pembiayaan
konstruksi. Di Indonesia angka ini dapat mencapai lebih dari
50%. Tipe konstruksi ini umumnya berteknologi rendah, padat
karya dan dilaksanakan oleh kontraktor skala kecil. Sektor
konstruksi ini sangat rentan terhadap kondisi perekonomian
negara karena permintaan sangat erat kaitannya dengan kebijakan
kebangkrutan perusahaan jenis ini.
11
1.5.2 Konstruksi Gedung (Building Construction)
Konstruksi gedung menghasilkan bangunan toko pengecer,
kompleks
peremajaan
kota,
sekolah-sekolah,
universitas,
apartemen, bangunan bertingkat komersial, gedung pemerintah,
pusat rekreasi, pergudangan dan lain-lain. Tipe ini umumnya
bersifat non pemukiman dan dibangun dengan pertimbangan
pembiayaan komersial, sehingga pembangunannya lebih banyak
dilaksanakan oleh sektor swasta. Sifatnya yang lebih kompleks
dan rumit menyebabkan diperlukan teknologi yang tinggi,
koordinasi dengan berbagai bidang keahlian antara lain arsitektur,
struktur, mekanikal dan elektrikal. Pembangunan konstruksi
umumnya dikoordinasikan oleh kontraktor umum dengan
melibatkan subkontraktor untuk pekerjaan sfesialisasi tertentu
seperti listrik, lift, perpipaan, dan lain-lain.
1.5.3 Konstruksi
Rekayasa
Berat
(Heavy
Engineering
Construction)
Dalam banyak kasus, bangunan konstruksi rekayasa berat
sangat menentukan dan menyebabkan industri konstruksi suatu
negara menjadi terkenal. Contoh pembanunan rekayasa berat
diantaranya pembangunan terowongan (terowongan Inggris –
Prancis), bendungan skala besar (Jatilihur, bendung sungai
Kuning di RRC, bendung sungai Nil di Mesir, dan lain-lain),
jembatan skala nasional, jaringan jalan kereta api, jalan raya,
pelabuhan laut, pelabuhan udara, bangunan lepas pantai, jaringan
12
pipa ribuan kilometer, dan lain-lain. Umumnya bangunan
rekayasa berat adalah milik negara yang terkait dengan struktur
kebijakan perekonomian secara nasional maupun internasional.
1.5.4 Konstruksi Industri (Industrial Construction).
Proyek
ini
meliputi
pabrik
pengilangan
minyak,
pembangkit listrik, tenaga nuklir, pabrik industri, dan lain-lain.
Desain dan konstruksinya memerlukan keahlian rekayasa yang
sangat tinggi bukan hanya insyinyur sipil akan tetapi juga
kelistrikan, mekanikal, kimia, dan disiplin ilmu lainnya.
Umumnya keseluruhan tahapan proyek dilaksakan dengan
metode
”turn-key”
karena
diperlukan
kontraktor
dengan
kemampuan pemahaman teknologi tinggi dan seluk beluk
pengoperasiannya, dan sering kali melibatkan juga penggunaan
hak patent dari kontraktornya. Dinegara maju proyek ini banyak
dilaksanakan oleh sektor swasta.
1.6 DAUR PROYEK KONSTRUKSI (THE LIFE
CYCLE OF A CONSTRUCTION PROJECT)
Pengertian tentang tahapan dalam proses proyek konstruksi
menjadi penting mengingat karakteristik suatu proyek konstruksi
yaitu mempunyai waktu mulai dan waktu selesai. Hal ini
menunjukkan
bahwa
setiap
pembagian
pentahapan
perlu
dicermati sehingga tujuan proyek dapat tercapai secara optimal.
13
Hingga hari ini tidak terdapat definisi yang terinci tentang life
cycle project, akan tetapi beberapa konsep dari berbagai sumber
dapat diketengahkan sebagai berikut:
1. Kerzner, Harold, 1997
Definisi life-cycles diadopsi dari Cleland dan King sbb:
- Konseptual (conceptual)
- Definisi (definition)
- Produksi (production)
- Operasional (operation)
- Divesment (pelepasan)
2.
Barrie, Donald S, 1995
- Konsep dan studi kelayakan
- Rekayasa dan desain
- Pengadaan
- Konstruksi
- Memulai dan penerapan
- Operasi dan Pemanfaatan
3. Project management life cycle (Joseph W Weiss; Robert
K Wysoki, 1992)
14
Planning
Implementation
IDENTIFIKASI
RENCANA
ORGANISASI
KENDALI
CLOSING
Tentukan
permasalahan
Identifikasi
kegiatan
Tentukan
kebutuhan
SDM
Tentukan
model
manajemen
Pencapaian
penerimaaan
Tentukan goal
proyek
Hitung waktu
dan biaya
Rekruitmen
proyek
manajer
Tentukan alat
pengendalian
Commisioning
Buat daftar
pekerjaan
Pembagian
kegiatan
Rekrut Tim
Proyek
Persiapkan
laporan status
Buat
dokumentasi
proyek
Tentukan sumber
daya awa
Identifikasi
kegiatan kritis
Buat
organisasi tim
proyek
Review
penjadwalan
proyek
Buat item utama
untuk laporan
akhir
Identifikasi
asumsi
Buat proposal
proyek
Tentukan
paket
pekerjaan
Buat item
perubahan
Arahan audit
post serah terima
DELIVERABLES
1.7 PRINSIP DARI MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek adalah metode atau teknik yang
didasarkan atas prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterima
yang digunakan untuk perencanaan, estimasi dan pengendalian
aktivitas pekerjaan, guna memperoleh hasil akhir, dengan biaya
dan spesifikasi tertentu.
Salah satu tugas utama dari manajer proyek adalah
menegaskan pekerjaan yang harus diselesaikan dan area dimana
tanggungjawabnya. Dalam fase ini, pemilik dan manajer proyek
harus sepakat tentang beberapa aspek penting dari proyek, yang
dapat disajikan dalam lima pertanyaan sbb:
15
1. Apa permasalahan dasar yang akan diselesaikan
2. Apa tujuan proyek
3. Bagaimana sasaran dapat dijabarkan untuk mencapai
tujuan (goal) proyek.
4. Bagaimana batasan jika proyek telah sukses
5. Apakah terdapat asumsi, resiko, rintangan yang dapat
berpengaruh terhadap
kesuksesan proyek.
1.7.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan bagian yang sangat diperlukan,
bukan hanya bagimana pekerjaan harus diselesaikan tetapi juga
merupakan alat untuk membuat keputusan, menjelaskan alternatif
pendekatan, skejul, dan ketersediaan sumber daya. Perencanaan
proyek merupakan proses dinamis. Perencanaan yang baik akan
menegaskan tugas akan dilaksanakan, mengapa mereka menjadi
penting, kapan harus dilaksanakan, apa sumber daya yang
dibutuhkan dan apa kriteria yang digunakan untuk menilai apakah
proyek telah selesai dan sukses. Terdapat tiga keuntungan dari
rencana proyek antara lain bahwa
1. Perencanaan mengurangi ketidak pastian.
2. Perencanaan meningkatkan pemahaman
3. Perencanaan mengembangkan efisiensi.
1.7.2 Pelaksanaan (Executing)
16
Pelaksanaan
rencana
proyek
ekuivalen
dengan
mempercayakan pekerjaan pada staff sesuai dengan tanggung
jawabnya. Setiap staf harus menyadari bagaimana harapan yang
diletakkan kepadanya, bagaimana menjalankannya, dan kapan
harus
dilaksanakan.
Pelaksanaan
sebuah
rencana
proyek
dilaksanakan dalam empat tahap:
1. Identifikasi sumber daya spesifik (kekuatan manusia,
material,
dan
uang)
yang
dibutuhkan
guna
menyelesaiakan pekerjaan.
2. Penugasan personil sesuai aktivitas
3. Skejul aktivitas dengan tanggal mulai dan akhir yang
spesifik.
4. Mengajukan perencanaan.
1.7.3 Pengendalian (Controlling)
Manajer proyek harus mempunyai sistim yang tetap untuk
dapat memonitor progres proyek. Sistim monitor ini harus
mengembangkan perangkat pengukuran kinerja proyek yang
dibandingkan terhadap perencanaan yang telah disusun. Sistim
monitor ini dapat digunakan untuk melihat potensi permasalahan
yang mungkin timbul dimasa depan.
17
1.7.4 Selesai (closing)
Pengakhiran proyek yang baik harus dapat menjawab
persoalan seperti dibawa ini:
1. Apakah selesainya proyek dapat memenuhi harapan
pemberi tugas?
2. Apakah selesainya proyek dapat memenuhi harapan
manajer proyek?
3. Apakah tim proyek telah menyelesaikan proyek sesuai
rencana?
4. Apakah informasi telah terkumpul dengan baik guna
membantu perencanaan proyek selanjutnya?
5. Bagaimana metodologi manajemen proyeknya dan
bagaimana tim proyek mengikutinya?
6. Apa pelajaran yang dapat dipetik dari proyek yang telah
selesai?.
18
Download