makalah stratifikasi sosial

advertisement
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Wawasan Ilmu Sosial
Yang Dibina Oleh Soetjipto Th
OLEH:
Muhammad Hafi Wardana 130721607465
Hp:085859829000
Email:[email protected]
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
Oktober 2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap
hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang tinggi
terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih
tinggi dari hal-hal lainnya. Misalnya jika masyarakat menghargai kekayaan material
dari pada kehormatan maka mereka yang memiliki kekayaan tinggi akan menempati
kedudukan yang tinggi dibandingkan pihak-pihak lainnya. Gejala tersebut akan
menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau
suatu kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan-lapisan pada masyarkat sangatlah berbeda
dan banyak. Namun secara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada
jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki
keterkaitan yang erat satu sama lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam
realitanya hal tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan
gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Sistem
lapisan dengan sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Sehingga suatu organisasi masyarakat tidak akan pernah lepas dari terbentuknya
lapisan sosial dalam masyarakat tersebut.
filosof Aristoteles (Soekanto, 2003:227) mengatakan bahwa zaman dahulu
di dalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat dan
yang berada di tengah-tengah. Membuktikan bahwa zaman itu dan sebelumnya orang
telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkattingkat dari bawah ke atas. Barang siapa yang mempunyai sesuatu yang berharga
dalam jumlah yang banyak, dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atas.
Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu berharga dalam
pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.
Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan sebutan
stratifikasi sosial (social stratification). Ini merupakan pembedaan masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat. Kelas sosial tersebut dibagi dalam tiga kelas yaitu
kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower
class).
Adanya lapisan masyarakat sangat berperan penting dalam aktivitas sosial
individu atau kelompok dalam suatu organisasi sosial. Tanpa lapisan sosial dalam
masyarakat maka masyarakat itu akan menarik untuk dilihat, dikenal, dan dipelajari.
Lapisan masyarakat sudah ada sejak dulu, dimulai sejak manusia itu
mengenal adanya kehidupan bersama dalam suatu organisasi sosial. Lapisan
masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara yang
pemimpin dan yang dipimpin, golongan budak dan bukan budak, pembagian kerja
bahkan pada pembedaan kekayaan. Semakin maju dan rumit teknologi suatu
masyarakat, maka semakin kompleks sistem lapisan masyarakat.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyarkat berbeda-beda dan sangat banyak.
Namun secara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu
dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki keterkaitan yang erat satu sama
lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam
realitanya hal tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan
gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Sistem
lapisan dengan sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Sehingga suatu organisasi masyarakat tidak akan pernah lepas dari terbentuknya
lapisan sosial dalam masyarakat tersebut.
Tinjauan Pustaka
Perdefinisi, stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan
adanya pembedaan dan/atau pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas)
secara bertingkat. Misalnya: dalam komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang
dan strata rendah. Pembedaan dan/atau pengelompokan ini didasarkan pada adanya
suatu simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai baik berharga atau
bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum, budaya maupun dimensi lainnya
dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Simbol -simbol tersebut misalnya,
kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan pekerjaan. Dengan
kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial (komunitas) ada sesuatu yang dianggap
berharga atau bernilai, maka selama itu pula akan ada stratifikasi sosial dalam
kelompok sosial (komunitas) tersebut. Secara sosiologis jika dilacak ke belakang
konsep stratifikasi sosial memang kalah populer dengan istilah kelas sosial, dimana
istilah kelas sosial pada awalnya menurut diperkenalkan pertama kali oleh penguasa
Romawi Kuno. Pada waktu itu, istilah kelas sosial digunakan dalam konteks
penggolongan masyarakat terhadap para pembayar pajak. Ketika itu ada dua
masyarakat, yaitu masyarakat golongan kaya dan miskin(Ralf Dahrendorf ,1986).
Perbedaan secara tegas antara kelas sosial dan status sosial antara lain
dikemukakan Max Weber dengan mengajukan konsep tentang kelas sosial, status
sosial dan partai. Menurut Weber, kelas sosial merupakan stratifikasi sosial yang
berkaitan dengan hubungan produksi dan penguasaaan kekayaan. Sedangkan status
sosial merupakan manifestasi dari stratifikasi sosial yang berkaitan dengan prinsip
yang dianut oleh komunitas dalam mengkonsumsi kekayaannya dan/atau gaya
hidupnya. Partai merupakan perkumpulan sosial yang berorientasi penggunaan
kekuasaan untuk mempengaruhi suatu tindakan sosial tertentu.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
2.
Apa yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial?
3.
Bagaimana proses pembentukan pelapisan sosial?
4.
Apakah fungsi dari stratifikasi sosial?
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui dan memahami stratifikasi sosial.
2.
Mengetahui keadaan masyarakat pada lapisan-lapisan yang berbeda-beda.
3.
Menjelaskan fungsi dan dampak stratifikasi sosial.
PEMBAHASAN
A. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat
bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.
Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk
jamak. Sebagaimana Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan
penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan
menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada
kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki. Sementara Max Weber
mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi
kekuasaan, previllege dan prestise.
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar
pembentukan pelapisan sosial adalah kekayaan (materi atau kebendaan), ukuran
kekuasaan dan wewenang, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan
sosial masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan
peranan merupakan dua unsur baku dalam lapisan sosial dan mempunyai arti penting
dalam bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang
mengatur hubungan timbal-balik antara individu dalam masyarakat dan tingkah laku
individu-individu tersebut.
B. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa
kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan
sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang
dimiliki tersebut, pasti akan meni mbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat.
Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang
dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang
hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka
mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin
pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak
mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya
seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor,
penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam
pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang
tidak mempunyai ketrampilan apapun.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai
dengan kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian.
Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem
sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat,
pokok-pokok sebagai berikut dapat dijadikan pedoman :
Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam
masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakatmasyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.
Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur antara lain:

Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya;penghasilan,
kekayaan, keselamatan, (kesehatan, laju angka kejahatan) wewenang dan sebagainya.
Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan
penghargaan).

Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi,
keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik wewenang atau kekuasaan.

Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian,
perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi mudah atau sukarnya bertukar
kedudukan.

Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki
kedududkan yang sama dalam system sosial masyarakat seperti;
1) Pola-pola interaksi-interaksi (struktur klik, keanggotaan organisasi, perkawinan dan
sebagainya)
2) Kesamaan atau ketidaksamaan system kepercayaan, sikap dan nilai-nilai
3) Kesadaran akan kedudukan masing-masing
4) Aktivitas sebagai organ kolektif
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut :

Terjadinya secara otomatis, karena factor-faktor yang dibawa individu sejak lahir.
Misalnya : Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan
seseorang dalam masyarakat.

Terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian
kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, Seperti
Pemerintah, Partai politik, Perusahaan, Perkumpulan, Angkatan Bersenjata.
Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses
pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama.
Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah
kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam
stratifikasi sosial.Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas
horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi,
dan mobilitas antar generasi. Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial
memiliki dua sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup.
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke
tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan
dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa mengubah penampilan
serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk
mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai
banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan
penghasilan yang tinggi.
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat
tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali
serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak
keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat atau
bangsawan darah biru.
Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas social cukup
besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial
sangat kecil.
C. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagaidasarpembentukan
pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan
anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan
sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan
digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain
pada bentuk tempat tinggal, kepemilikan hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau,
lahan persawahan dan sebagainya. Orang-orang yang mempunyai hewan ternak seperti
kambing, sapi, kerbau mempunyai pandangan bahwa siapa yang bisa untuk membeli
hewan ternak itu adalah hanya orang-orang yang kaya atau mampu saja, bahkan
dengan adanya hewan ternak tersebut si pemilik atau peternak bisa membiayai untuk
kebutuhan hidupnya.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang
yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak
kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas
dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang
banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat
yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelargelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya
dokter, insinyur, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering
timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut
lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang
berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan,
misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan seterusnya.
Unsur-unsur stratifikasi :
1. Kedudukan (Status) Yaitu kedudukan sebagai tempat/posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial
2. Peranan (Role) Yaitu Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan
seperti peranan peternak kambing sebagai penggerak roda perekonomian yang secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial :
1. Ascribed
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras,
kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan
usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti peternak kambing yang
bisa menjadi sukses karena keuletan dan kegigihannya sehingga bisa mengangkat
derajat kehidupannya, harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan
masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan
kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku,
ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Bentuk stratifikasi sosial diantaranya sebagai berikut :

Sistem Kasta (tertutup)
Sistem kasta memilki karakteristik sistem kelas yang horizontal (strata) yang
merefresentasikan area-area fungsional yang terdapat dalam masyarakat. Area-area
tersebut meliputi religi (agama), pendidikan, pemerintahan dan bisnis. Masing-masing
area kemudian disusun berdasarkan atas tingkat kepentingan fungsional dalam
masyarakatnya.

Sistem Estate (tertutup)
Bentuk kedua dari stratifikasi sosial adalah sistem estate yang pada dasarnya
juga berdasarkan pada sistem kelas tertutup, tetapi lebih luas bila dibandingkan dengan
sistem kasta. Sistem estate mencapai masa kejayaannya pada masa feodalisme di eropa
dan masih digunakan oleh beberapa negara yang tetap mempertahankan sistem
aristokrasi atau kepemilikan tanah secara turun temurun (feodalis Eropa). Istilah
”estate” berasal dari istilah feodal Eropa.

Sistem Kelas (terbuka)
Status sosial yang mereka peroleh dari ukuran ekonomi yaitu seberapa besar
kekayaan yang dipunyai. Ketiga kelas tersebut adalah kelas atas (kelas kaya), kelas
bawah (kelas miskin) dan kelas yang ketiga, yang berada diantara kelas kaya dan kelas
miskin tersebut yakni kelas menengah. Contoh dalam dunia peternakan seperti para
peternak kambing yang terdiri dari beberapa lapisan/stratifikasi baik kelas atas
maupun kelas bawah, karena rata-rata peternak kambing di pedesaan keadaan
ekonominya masih jauh dari mencukupi.
D. Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :

Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan penghasilan,
tingkat kekayaan, keselamatan, dan wewenang pada jabatan, pangkat, kedudukan
seseorang.

Sistem pertanggaan (Tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang
menyangkut prestise dan penghargaan, Misalnya: Pada seorang yang menerima
anugerah penghargaan gelar kebangsawanan, dan lain sebagainya.

Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah di dapat melalui kualitas pribadi
keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikikan, wewenang atau kekuasaan.

Penentuan lambang-lambang (Simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah
laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.

Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.

Alat solidaritas di antara individu-individu/ kelompok yang menduduki system
sosial yang sama dalam masyarakat.
Fungsi Stratifikasi Sosial di dalam bidang Peternakan : Mempermudah dalam proses
penyuluhan maupun proses penggolongan, apakah itu penggolongan berdasarkan
ekonomi maupun pendidikan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah saya paparkan diatas, maka dapat saya
simpulkan bahwa Stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk
berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi
kekuasaan, previllege dan prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu
seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas
bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah
bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan
stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas
atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
Dalam dimansi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu
kekayaan, kekuasaan, ehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak
terwujudnya hukum rimba, dimana yang tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya
akan memegang peranan kelas bawah. Didalam stratifikasi sosial ada tiga pendekatan
yang digunakan, yaitu: metode obyektif yang mengarah kepada secara fisiknya,
metode subyektif yang mengarah pada kedudukan dalam masyarakat sedangkan
metode reputasi mengarah kepada penyesuaian seseorang dalam bermasyarakat.
Disamping adanya pendekatan, dalam stratifikasi juga ada teori. Ada 5 teori
yang harus kita ketahui dalam stratifikasi sosial, diantaranya teori EvolusionerFungsionalis yang mengarah kepada kecenderungan perkembangan masyarakat, teori
Surplus Lenski yang mengarah kepada egoisme, teori Kelangkaan yang mengarah
kepada tekanan jumlah penduduk, teori Marxian mengarah kepada kekayaan
seseorang menentukan stratifikasi sosial, sedangkan teori Weberian yang menagarah
kepada stratifikasi tidak berlandasan kepemilikan.
B. Saran
Masyarakat diharapkan tidak bersifat tertutup, namun lebih bersifat terbuka
dalam melakukan gerak sosial agar tercipta kehidupan sosial yang selaras tanpa
adanya diskriminasi. Dan perlu kita perhatikan bahwa stratifikasi sosial bukan
halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup
dalam hal ini sangat diperlukan.
Daftar Pustaka

Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta :
IKAPI, 1994).

Robert M. Z. Lawang, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994).

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010).

Sanderson Stephen K.. Makro Sosiologi sebuah pendekatan terhadap realitas
sosial. (Jakarta: PT RajaGrafindo., 2003).

Karsidi Ravik. Sosiologi Pendidikan. (Surakarta, UNS press, 2007).

Dra.MutamimahBudiwati,sosiologi,2004.yogyakarta,andi
departemen pendidikan dan kebudayaan kamus besar bahasa indonesia,balai
pustaka jakarta,1989.

prof.Dr.S.Nasution,Ma sosiologi pendidikan 2004 jakarta pt bumi aksara.

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Ilmu Alamiah Dasar-Ilmu
Sosial Dasar-Ilmu Budaya Dasar (Surabaya: IAIN SA Press, 2011).

Dutcan Mitchel (alih bahasa: Sahat Simamora), Sosiologi (Jakarta: Bina Aksara,
1984).

Saptono, dan Bambang Suteng Sulasmono. 2007. Sosiologi. Jakarta: PT. Phibeta
Aneka Gama.

Soelaeman, M. Munandar. 2006. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Refika Aditama.

www.wikipedia.com/.../lapisan-lapisan-dalam-masyarakat.html.
Download