Uploaded by User114188

ppt cecep kmb(1)

advertisement
TUGAS
KELOMPOK 1
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DI SUSUN OLEH:
Andi Peratama
Budi Yulianta
Cecep
Danial Ramadhan
Devika
Dwi Rahmawati
Endah Fajarwati
Erdania
Pengertian tbc

Tuberkulosis atau sering disebut TBC adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya. Sumber
penularan penyakit ini adalah pasien TBC
terutama pasien yang mengandung kuman
TBC dalam dahaknya. Pada waktu batuk
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet
nuclei/percik renik) (Kemenkes, 2016).
 TBC
masih menempati peringkat ke-10
penyebab kematian tertinggi di dunia
berdasarkan laporan WHO, hingga saat
ini TBC masih menjadi prioritas utama di
dunia dan menjadi salah satu tujuan
dalam SDGs (Sustainability Development
Goals). Lima negara dengan insiden
kasus tertinggi yaitu India, Indonesia,
China, Philipina, dan Pakistan.

Badan kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan negara
dengan beban tinggi/high burden countries (HBC) untuk
TBC berdasarkan 3 indikator yaitu TBC, TBC/HIV, dan MDRTBC. Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar
tersebut. Indonesia bersama 13 negara lain, masuk dalam
daftar HBC untuk ketiga indikator tersebut, artinya
Indonesia memiliki permasalahan besar dalam
menghadapi penyakit TBC (Infodatin, 2018). Berdasarkan
data Riskesdas 2007 dan 2013, prevalensi penduduk
Indonesia yang didiagnosis TBC oleh tenaga kesehatan
sama yaitu 0,4%, 2 prevalensi TBC mengalami peningkatan
pada Riskesdas 2018 yaitu 0,42% atau sebesar 1.017.290
kasus. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan
prevalensi kasus TBC tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak
186.809 kasus (Riskesdas, 2018).
 Seorang
penderita TBC dapat
menginfeksi 10 – 15 orang selama 1 tahun
terutama pada mereka yang sering
kontak langsung dengan penderita
(WHO, 2014). Masyarakat berisiko tertular
TBC karena TBC menular melalui udara.
Terutama jika pasien TBC berbicara,
batuk atau bersin dan berdekatan
dengan orang lain
.
Pengobatan TBC membutuhkan waktu
yang cukup lama, selama 6 bulan dan
berisiko menjadi resistensi obat jika tidak
menyelesaikan proses pengobatan
sampai tuntas. Pengobatan untuk TBC
resisten obat memutuhkan waktu jauh
lebih lama daripada TBC biasa, yakni 2
tahun (KNCV, 2018).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 67 Tahun 2016
penanggulangan TBC diselenggarakan salah
satunya melalui kegiatan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan dalam penanggulangan
TBC diarahkan untuk meningkatkan
pengetahuan yang benar dan komprehensif
mengenai pencegahan penularan dan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Anatomi
 Saluran
penghantar udara hingga
mencapai paru-paru adalah hidung,
faring, laring, trakhea, bronkus, dan
bronkiolus
Fisiologi

Pernafasan paru merupakan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui
paru-paru atau pernafasan ekternal, oksigen diambil melalui mulut
dan hidung pada waktu bernafas, dan oksigen masuk melalui
trakea sampai ke alveoli berhubungan dalam darah dalam kapiler
pulmonal. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen
menembus membran, diambil oleh sel darah merah di bawa ke
jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi ketika konsentrasi
dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernafasan
terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam
pernafasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan pengeluaran
CO2 lebih banyak. Darah merah (hemoglobin) yang banyak
mengandun oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam jaringan
mengambil karbon dioksida dibawa ke paru-paru dan di paru-paru
terjadi pernafasan eksterna. Besarnya daya muat udara dalam
paru-paru 4500-5000 ml (4,5-5 liter).
Etiologi

Penyebab tuberkulosis adalah
Mycobacterium tuberculosis sejenis kuman
berbentuk batang tipis, lurus atau agak
bengkok, bergranular atau tidak mempunyai
selubung, tetapi mempunyai lapisan luar
tebal dan terdiri dari lipoid (terutama asam
mikolat) dengan ukuran panjang 0,5-4
mikron, dan tebal 0,3-0,6 mikron. Kuman terdiri
dari asam lemak, sehingga kuman lebih
tahan asam dan tahan terhadap gangguan
kimia dan fisis (Kunoli, 2012).
Klasifikasi
 Berdasarkan
hasil pemeriksaan dahak
(BTA), TB paru dibagi atas
1. Tuberkulosis paru BTA (+)
a. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
menunjukkan BTA positif dan kelainan
radiologi menunjukkan gambaran
tuberculosis aktif.
b. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
menunjukkan BTA positif dan biakan positif.
 Tuberkulosis
paru BTA (-)
 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali
menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis
dan kelainan radiologi menunjukkan
tuberculosis aktif.
Manifestasi Klinis

Pada stadium awal penyakit TB paru tidak
menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik.
Namun seiring dengan perjalanan penyakit akan
menambah jaringan parunya mengalami
kerusakan, sehingga dapat meingkatkan produksi
sputum yang ditunjukkan dengan seringnya klien
batuk sebagai bentuk kompensasi pengeluaran
dahak. Selain itu, klien dapat merasa letih, lemah,
berkeringat pada malam hari dan mengalami
penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci
tanda dan gejala TB paru ini dapat dibagi atas
dua golongan yaitu gejala sistemik (demam dan
malaise) dan gejala respiratorik (batuk, batuk
darah, sesak nafas, dan nyeri dada).
Patofisiologi

Kuman tuberculosis masuk ke dalam tubuh melalui udara
pernafasan. Bakteri yang terhirup akan dipindahkan melalui jalan
nafas ke alveoli, tempat dimana mereka berkumpul dan mulai
untuk memperbanyak diri. Selain itu bakteri juga dapat di
pindahkan melalui sistem limfe dan cairan darah ke bagian tubuh
yang lainnya. Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan
reaksi inflamasi. Fagosit menekan banyak bakteri, limfosit spesifik
tuberculosis menghancurkan bakteri dan jaringan normal. 8 Reaksi
jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli
yang dapat menyebabkan bronchopneumonia. Infeksi awal
biasanya terjadi 2 sampai 10 minggu setelah pemajaman. Massa
jaringan baru yang disebut granuloma merupakan gumpalan basil
yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag dan
membentuk dinding protektif granuloma diubah menjadi jaringan
fibrosa bagian sentral dari fibrosa ini disebut tuberkel.

Setelah pemajaman dan infeksi awal, individu
dapat mengalami penyakit taktif karena
penyakit tidak adekuatnya sistem imun tubuh.
Penyakit aktif dapat juga terjadi dengan
infeksi ulang dan aktivasi bakteri. Turbekel
memecah, melepaskan bahan seperti keju ke
dalam bronchi. Tuberkel yang pecah
menyembuh dan membentuk jaringan parut
paru yang terinfeksi menjadi lebih
membengkak dan mengakibatkan terjadinya
bronchopneumonia lebih lanjut (Manurung,
2013).
Komplikasi
 Komplikasi
yang mungkin timbul pada
klien TB Paru dapat berupa malnutrisi,
empiema, efusi pleura, hepatitis, ketulian
dan gangguan gastrointestinal (sebagai
efek samping obat-obatan) (Manurung,
2013).
Penatalaksanaan
 Pengobatan
TBC di Indonesia sesuai
program nasional menggunakan
panduan OAT yang diberikan dalam
bentuk kombipak, sebagai berikut
Kategori I : 2 RHZE/4H3R3 Diberikan untuk
Penderita baru TB Paru dengan BTA (+),
Penderita baru TB Paru, BTA (-), RO (+),
dengan kerusakan parenkim paru yang
luas, Penderita baru TB dengan kerusakan
yang berat pada TB ekstra pulmonal.


Kategori II : 2 RHZES/HRZE/5R3H3E3 Diberikan
untuk Penderita TB Paru BTA (+) dengan
riwayat pengobatan sebelumnya kambuh,
kegagalan pengobatan atau pengobatan
tidak selesai.
Kategori III : 2 RHZ/4R3H3 Diberikan untuk
Penderita baru BTA (-) dan RO(+) sakit ringan,
Penderita ekstra paru ringan, yaitu TB kelenjar
limfe, pleuritis eksudatif unilateral, TB Kulit, TB
tulang
Pengobatan Tuberkulosis Paru menggunakan Obat
Anti Tuberkulosis (OAT) dengan metode Directly
Observed Treatment (DOTS) :
 Kategori I (2HRZE/4H3R3) untuk pasien TBC.
 Kategori II (2HRZES/HERZE/5H3R3E3) untuk pasien
ulangan (pasien yang pengobatan kategori I nya
gagal atau pasien yang kambuh).
 Kategori III (2HRZ/4H3RE) untuk pasien baru dengan
BTA (-). RO (+), Sisipan (HRZE) digunakan sehingga
tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap
intensif dari pengobatan dengan kategori I atau
kategori II ditemukan BTA(+).
Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum makan.

TERIMAKASIH
Download