Uploaded by User113869

135-211-1-SM

advertisement
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK BCA KONVESIONAL DAN BANK BCA SYARIAH
AKIBAT DAMPAK PANDEMI COVID-19
Dinar Riftiasari 1), Sugiarti 2)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Sarana Informatika
email: [email protected]
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Sarana Informatika
email: [email protected]
1
Abstract
The financial performance of banks during Covid-19 pandemic is expected to increase growth and maintain
stability in economic conditions. The purpose of this study was to determine whether there were differences in
average CAR, ROA, NPL/NPF, LDR/FDR, and BOPO. This research method is a comparative method that looks
for comparisons between the financial performance of BCA Conventional bank and BCA Islamic banks with the
analysis method used by the independent sample t-test. This study uses secondary data from the quarterly
financial reports published by conventioanal banks BCA and BCA Islamic banks for the period March and June
2020. The results show that there are significant differences in CAR, ROA, LDR, NPL, and BOPO are not
significant during the Covid-19 pandemic.
Keywords: CAR, ROA, NPL, LDR, and BOPO
Abstrak
Kinerja keuangan perbankan pada saat pandemi Covid-19 diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan
menjaga stabilitas kondisi perekonomian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata CAR, ROA, NPL/NPF, LDR/FDR, dan BOPO. Metode penelitian ini merupakan metode
komparatif yang mencari perbandingan antara kinerja keuangan bank BCA konvensional dan bank BCA syariah
dengan metode analisis yang digunakan independent sample t-test. Penelitian ini menggunakan data sekunder
berupa laporan keuangan triwulanan yang diterbitkan oleh bank BCA konvensional dan bank BCA syariah periode
Maret dan Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel CAR, ROA,
LDR, NPL, dan BOPO tidak terdapat perbedaan yang signifikan selama pandemi Covid-19.
Kata Kunci: CAR, ROA, NPL, LDR, dan BOPO
1. PENDAHULUAN
Pada saat ini seluruh Dunia sedang menghadapi Virus Corona atau dikenal juga dengan nama lain yaitu
Covid-19 dimana pertama kali ditemukan pada bulan Desember 2019 dikota Wuhan Tiongkok, Covid-19 dengan
cepat menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia pertama kali di umumkan pada bulan Maret
2019, sejak saat itu jumlah kasus yang terkena Covid-19 hingga saat ini jumlahnya terus meningkat setiap harinya.
Kasus Covid-19 di Indonesia memiliki dampak yang sangat besar terutama dalam bidang ekonomi dimana
pemerintah Indonesia mengambil berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional agar tetap
bertahan. Kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah salah satunya adalah kebijakan di dunia perbankan
mengenai stimulus perekonomian nasional dimana bank sebagai badan usaha untuk menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan dan menjaga stabilitas kondisi ekonomi selama
pandemi Covid-19.
Di Indonesia jenis bank terdiri dari bank konvensional dan bank syariah dimana terdapat bank
konvensional membuka cabang bank syariah salah satunya adalah bank BCA. Dalam menghadapi Covid-19 bank
BCA merupakan salah satu bank yang mendukung kebijakan pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 dimana
bank BCA menetapkan kebijakan mengenai restrukturisasi kredit untuk membantu nasabah dalam menghadapi
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
78
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
kondisi ekonomi yang tidak stabil agar ekonomi masyarakat dapat membaik selama pandemik maupun setelah
Covid-19 untuk itu bank harus memiliki kinerja keuangan yang baik.
Kondisi yang sulit dalam bidang ekonomi di masa pandemi Covid-19. Pihak bank sebagai penyalur kredit
kepada masyarakat diharapkan dapat mengelola dan mempertahankan pemberian kredit sesuai jangka waktu yang
telah ditetapkan dimana pemberian kredit bagi masyarakat merupakan sumber keuntungan yang diterima bank.
Adanya pemberian kredit yang besar untuk masyarakat mengakibatkan timbulnya kredit macet yang mana
memberikan dampak kerugian bagi pihak bank. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan bank harus memperhatikan
kinerja bank dilihat dari kinerja keuangan dimana merupakan keberhasilan yang diraih perusahaan merupakan
hasil yang didapat atas aktivitas yang telah dikerjakan. (Komaria & Diansyah, 2019)
Bank sebagai lembaga keuangan agar beroperasi dengan optimal maka bank diharuskan menjaga kinerja
keuangan tetap stabil. Dimana bank syariah bersaing dengan bank konvensional yang lebih dominan dan sangat
berkembang pesat di Indonesia. Manajemen yang baik diperlukan untuk dapat bertahan di industri perbankan
dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam. Untuk dapat bertahan hidup faktor yang perlu diperhatikan
oleh suatu bank adalah kinerja kondisi keuangan bank. (Adhim, 2011)
Kinerja keuangan suatu perbankan dapat menilai tingkat kesehatan dari bank tersebut. Berdasarkan
peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 dapat menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset,
Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity Market Risk) dalam menilai kinerja keuangan perbankan.
Pendekatan CAMELS ditetapkan Bank Indonesia untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank yang ada di
Indonesia berdasarkan rasio yang dikategorikan sebagai sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat kondisi
tingkat kesehatan suatu bank dan dalam menilai kinerja perbankan. (Khalifaturofi’ah & Zubaidah, 2016)
Penelitian yang dilakukan oleh Adhim (2011) menunjukkan bahwa rasio NPL, ROA, ROE, BOPO dan
LDR terdapat perbedaan antara perbankan syariah dengan konvensional sedangkan untuk rasio CAR tidak
terdapat perbedaan. Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Arief (2016) terdapat perbedaan kinerja keuangan
antara bank konvensional dan bank syariah pada variabel NPL, ROA, ROE, dan LDR sedangkan pada CAR tidak
terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank Konvensional dan bank Syariah. Hasil penelitian
Khalifaturofi’ah dan Zubaidah (2016) dimana Pada bank konvensional, CAR, NPL, dan LDR berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA sedangkan BOPO berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA dan pada
bank umum syariah NPF dan BOPO berpengaruh negative dan signifikan terhadap ROA sedangkan CAR dan
FDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya di Indonesia berdiri bank milik negara
maupun swasta dengan jenis bank konvensional dan syariah. Bank konvensional di Indonesia yang membuka unit
syariah salah satunya bank BCA dimana dalam kegiatan operasional kinerja keuangan unit syariah menginduk
pada unit konvensional sehingga dapat dibandingkan unit mana dari bank BCA yang lebih baik kinerja
keuangannya akibat dampak Covid-19 sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada
perbedaan antara CAR, ROA, NPL/NPF, LDR/FDR, dan BOPO antara kinerja keuangan bank BCA konvensional
dan bank BCA syariah akibat dampak pandemi Covid-19.
Penelitian ini menilai kinerja keuangan bank dinilai dari tingkat rasio keuangan yang akan menjadi standar
dalam penilaian kinerja keuangan bank BCA konvensional dengan bank BCA syariah antara lain rasio solvabilitas
dari nilai CAR, rasio rentabilitas nilai ROA dan BOPO, rasio likuiditas nilai LDR/FDR dan kualitas aktiva
produktif dari NPL/NPF.
Hasil penelitian Adhim (2011) bahwa rasio NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR terdapat perbedaan antara
perbankan syariah dengan konvensional sedangkan untuk rasio CAR tidak terdapat perbedaan. penelitian
Khalifaturofi’ah dan Zubaidah (2016) bank konvensional CAR, NPL, dan LDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA sedangkan BOPO berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA dan pada bank
syariah NPF dan BOPO berpengaruh negative dan signifikan terhadap ROA sedangkan CAR dan FDR
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata CAR, ROA, NPL/NPF-gross, LDR/FDR, dan BOPO antara bank BCA
konvensional dan bank BCA syariah.
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
79
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
Ha: Ada perbedaan rata-rata CAR, ROA, NPL/NPF-gross, LDR/FDR, dan BOPO antara bank BCA konvensional
dan bank BCA syariah
2. LANDASAN TEORI
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan bank merupakan kondisi keuangan bank dalam periode tertentu yang meliputi aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana (Khalifaturofi’ah & Zubaidah, 2016). Berdasarkan peraturan BI No
3/22/PBI/2001 menyebutkan bank memiliki kewajiban menyajikan laporan keuangan tahunan, triwulan maupun
bulanan. laporan keuangan terdiri dari Laporan neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas. Laporan keuangan bank digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan bank dalam bentuk rasio.
(Akbar, 2019). Analisis kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Solvabilitas
Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan mengalami likuidasi (Septiana, 2019). Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio dalam mengukur kecukupan modal untuk menunjang asset yang
menghasilkan risiko. Berdasarkan peraturan BI No 6/10/PBI/2004 standar untuk rasio ini adalah 8%.
Menurut (Frida, 2020) Perhitungan CAR yaitu
CAR =
Tabel 1
Standar Penilaian Rasio CAR
Nilai Rasio
Predikat
> 8%
Sehat
7,9 - 8%
Cukup Sehat
6,5 - < 7,9%
Kurang Sehat
< 6,5%
Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Setiyono & Miftakhul, 2014)
2. Rentabilitas adalah kemampuan untuk memperoleh laba terkait penjualan, total aset, modal sendiri yang
diperlukan bagi investor jangka panjang. Rasio rentabilitas pada bank untuk menganalisis tingkat efisiensi
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank tersebut. Rasio rentabilitas pada penelitian ini antara lain (Frida,
2020)
a. Return on Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
laba dari aset yang digunakan. Perhitungan rasio ROA sebagai berikut:
ROA =
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
80
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
Tabel 2
Standar Penilaian Rasio ROA
Nilai Rasio
Predikat
> 1,22%
Sehat
0,99 - 1,21%
Cukup Sehat
0,77 - < 0.98%
Kurang Sehat
< 0,76%
Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Setiyono & Miftakhul, 2014)
b. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio mengukur kemampuan
pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional, apabila rasio semakin mengalami
peningkatan mencerminkan bank kurang mampu menekan biaya operasional dan pendapatan
operasional yang meningkat dapat menimbulkan kerugian bank dimana kurang efisien dalam
mengelola usaha. Rasio BOPO berdasarkan ketetapan BI dibawah 90%, jika melebihi 90% hingga
mendekati 100% maka kategori bank tersebut dikatakan tidak efien dalam operasional.
(Khalifaturofi’ah & Zubaidah, 2016)
Perhitungan rasio BOPO sebagai berikut: (Yusmad, 2018)
BOPO =
Tabel 3
Standar Penilaian Rasio BOPO
Nilai Rasio
Predikat
< 93,52%
Sehat
93,52 - 94,73%
Cukup Sehat
94,73 - < 95.92%
Kurang Sehat
> 95,92%
Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Setiyono & Miftakhul, 2014)
3. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang serta dapat membayar semua
deposannya dan memenuhi permintaan kredit yang diajukan debitur tanpa adanya penangguhan. (Frida,
2020) Rasio likuiditas dalam penelitian ini
Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio pembiayaan terhadap
dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, dimana LDR untuk bank umum sedangkan FDR untuk bank
syariah. (Ikatan Bankir Indonesia, 2018). Rasio mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana simpanan masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Berdasarkan
peraturan BI No 6/10/PBI/2004 standar untuk rasio ini adalah 85%-100%. Perhitungan LDR sebagai
berikut: (Frida, 2020)
LDR =
100%
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
81
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
Tabel 4
Standar Penilaian Rasio LDR/FDR
Nilai Rasio
≤ 94,75%
>94,75% - ≤ 98,50%
>98,50% - ≤ 102,25 %
Predikat
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
> 102,5%
Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Setiyono & Miftakhul, 2014)
4. Kualitas aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam rupiah maupun valuta asing pada transaksi
rekening administratif dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,
penyertaan,komitmen dan kontijensi. Surat Keputusan Direksi BI No 31/147/KEP/DIR (Adhim, 2011)
Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri
dari kredit yang berklasifikasi kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. NPL diperuntukan
bagi bank umum sedangkan NPF untuk bank syariah (Ikatan Bankir Indonesia, 2018). Rasio ini digunakan
untuk mengetahui tingkat kualitas aktiva produktif (Putri & Arief, 2016). Standar NPL yang baik
berdasarkan Bank Indonesia yaitu NPL dibawah 5% dimana indikator ini memiliki bobot sebesar 20%
(Rangkuti, 2011). Perhitungan NPL sebagai berikut:
NPL =
Tabel 5
Standar Penilaian Rasio NPL/NPF
Nilai Rasio
Predikat
≤ 2%
Sehat
2% - 5%
Cukup Sehat
5% - 8%
Kurang Sehat
8% - 12%
Tidak Sehat
Sumber: PBI No 9/I/PBI/2007 (Yusmad, 2018)
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dimana mencari perbandingan
antara kinerja keuangan bank BCA konvensional dengan bank BCA syariah dengan metode analisis data yang
digunakan adalah independent sample t-test. Dalam penelitian ini membandingkan rasio dengan pengambilan
keputusan berdasarkan sig (2-tailed) tingkat signifikansi berdasarkan (alpha=0.05). Penelitian ini menggunakan
data sekunder laporan keuangan triwulan publikasi bank BCA konvensional dan bank BCA syariah periode Maret
dan Juni tahun 2020.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan uji independent sample t-test bank BCA konvensional dengan bank BCA
syariah mengenai kinerja keuangan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA),
Non Performing Loan (NPL)/Non Performing Financing (NPF), Loan to Deposit Ratio (LDR)/Financing to
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
82
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dimasa pandemi Covid19 dari laporan keuangan triwulan Maret 2020 dan Juni 2020. Hasil perbandingan antara kinerja keuangan bank
BCA konvensional dengan bank BCA syariah dapat dilihat seperti pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6
Kinerja Keuangan Bank BCA Konvensional dan Bank BCA Syariah
Sumber: Hasil olah data
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa rasio CAR pada BCA konvensional memiliki mean sebesar 22.71% lebih
kecil dibandingkan dengan BCA Syariah sebear 38.40%, hal tersebut menunjukkan bahwa selama periode Maret
2020-Juni 2020 BCA Syariah memiliki CAR yang lebih baik dibandingkan BCA Konvensional dimana semakin
tinggi nilai CAR berarti kinerja BCA Syariah semakin baik dalam mengelola ekuitasnya walaupun BCA
Konvensional masih berada pada kondisi yang aman karena besarnya CAR diatas 8% sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan BI.
Rasio ROA menunjukkan mean BCA konvensional sebesar 3.16% lebih besar dibandingkan dengan BCA
Syariah sebesar 0.88% hal ini menunjukkan selama periode Maret 2020-Juni 2020 BCA Konvensional memiliki
ROA lebih baik dibandingkan BCA Syariah dimana semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja BCA
Konvensional dalam mengelola ekuitasnya, akan tetapi BCA Syariah berada pada kondisi yang kurang sehat yang
mana sesuai ketetapan BI standar terbaik ROA adalah diatas 1.22%.
Rasio NPL/NPF BCA konvensional memiliki mean sebesar 1.84% lebih besar dari pada BCA Syariah
yaitu 0,68% hal ini menunjukkan bahwa periode Maret 2020-Juni 2020 BCA Syariah memiliki NPL yang lebih
baik dari pada BCA Konvesional dimana semakin rendah nilai dari NPL berarti semakin baik kinerja BCA
Syariah dalam mengelola ekuitas yang dimiliki, akan tetapi pada BCA Konvensional NPL masih berada kondisi
yang ideal dimana masih dibawah 5% sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI.
Pada BCA Konvensional rasio LDR/FDR memiliki mean sebesar 75.44% lebih kecil dibandingkan BCA
Syariah sebesar 95.39% hal tersebut menunjukkan bahwa BCA Syariah memiliki nilai LDR yang lebih baik
dibandingkan BCA Konvensional pada Maret 2020-Juni 2020, jika melihat dari ketentuan BI bahwa standar
terbaik LDR berada pada 85%-100% sehingga dapat dikatakan bahwa BCA Konvensional berada pada posisi yang
tidak ideal dibandingkan dengan BCA Syariah.
Rasio BOPO pada BCA Konvensional sebesar 71.84% lebih kecil dibandingkan BCA Syariah 89.76%
sehingga dapat dikatakan bahwa periode Maret 2020-Juni 2020 kinerja BCA Konvensioanl lebih baik
dibandingkan BOPO Syariah dalam mengelola ekuitas yang dimiliki, akan tetapi berdasarkan ketentuan BI BCA
Syariah masih pada kondisi sehat dimana masih berada pada standar ketetapan BI adalah 90%.
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
83
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
Tabel 7
Independent Samples Test
Sumber: Hasil olah data
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata CAR, ROA, NPL/NPF-gross, LDR/FDR, dan BOPO antara bank BCA
konvensional dan bank BCA syariah.
Ha: Ada perbedaan rata-rata CAR, ROA, NPL/NPF-gross, LDR/FDR, dan BOPO antara bank BCA konvensional
dan bank BCA syariah.
Pada tabel 7 dapat dilihat rasio CAR dimana F hitung 3.385 dengan probabilitas 0.000 < 0.05 maka Ho
ditolak sehingga dapat dikatakan adanya perbedaan untuk kedua varians tersebut, sehingga untuk membandingkan
kedua populasi menggunakan t-test sebagai dasar yang digunakan yaitu equal variance not assumed dimana t
hitung untuk CAR dengan equal variance not assumed adalah -71.429 dengan nilai protabilitas 0.006 dimana
0.006 < 0.05 maka Ho ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio CAR BCA Konvensional
dan BCA Syariah, hal ini menunjukkan bank BCA Konvensional memiliki kemampuan yang tidak sama dengan
BCA Syariah dalam mengelola aktiva beresiko berdasarkan modal yang tersedia selama masa pandemi Covid-19.
F hitung untuk rasio ROA sebesar 1.584 dengan probabilitas 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dengan
demikian terdapat perbedaan untuk kedua varians tersebut, sehingga kedua populasi dibandingkan menggunakan
t-test dengan dasar yang digunakan yaitu equal variance not assumed yang mana t hitung ROA dengan equal
variance not assumed yaitu 55.298 dengan nilai probabilitas 0.007 dimana 0.007 < 0.05 sehingga Ho ditolak hal
ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio ROA BCA Konvensional dengan BCA Syariah,
hal ini menunjukkan selama masa pandemi Covid-19 adanya perbedaan mengelola aset dalam menghasilkan laba
bersih antara bank BCA Konvensional dengan BCA Syariah.
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
84
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
Rasio NPL dapat dilihat pada tabel diatas F hitung sebesar 1.967 dengan probabilitas 0.000 < 0.05 maka
Ho ditolak sehingga kedua varians berbeda, maka kedua populasi dibandingkan dengan t-test menggunakan
menggunakan dasar equal variance not assumed dimana t hitung NPL dengan equal variance not assumed adalah
4.829 dengan nilai probabilitas 0.129 > 0.05 maka Ho diterima hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara rasio NPL BCA Konvensional dengan BCA Syariah, sehingga dapat dikatakan
bahwa bank BCA Konvensional dan BCA Syariah dimasa pandemi Covid-19 memiliki kemampuan yang sama
pada saat menangani kredit bermasalah.
Nilai F hitung sebesar 1.802 untuk rasio LDR dengan probabilitas 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dengan
demikian kedua varians berbeda maka untuk membandingkan kedua populasi dengan t-test menggunakan equal
variance not assumed dimana t hitung untuk LDR adalah -8.391 dengan nilai probabilitas 0.036 < 0.05 maka Ho
ditolak hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio LDR BCA Konvensional
dengan BCA Syariah, dimana bank BCA Konvensional dan BCA Syariah selama pandemi Covid-19 memiliki
kemampuan yang tidak sama dalam menyediakan dana debitur lewat pihak ketiga.
Rasio BOPO dapat dilihat F hitung sebesar 2.877 dengan probabilitas 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak
sehingga kedua varian berbeda maka untuk membandingkan kedua populasi dengan t-test menggunakan dasar
equal variance not assumed dimana t hitung untuk BOPO adalah -3.407 dengan nilai probabilitas 0.181 > 0.05
maka Ho diterima hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio BOPO BCA
Konvensional dengan BCA Syariah, hal tersebut menunjukkan bahwa pada masa pandemi Covid-19 pemakaian
biaya operasional bank BCA Konvensional dan BCA Syariah memiliki kemampuan yang sama dalam
memberikan fasilitas dan pelayanan nasabah.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kinerja keuangan bank BCA Konvensional dengan Bank BCA
Syariah selama masa pandemi Covid-19 yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel Capital Adequacy
Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sedangkan pada variabel Non Performing
Loan (NPL), dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara bank BCA Konvensional dengan BCA Syariah.
6. DAFTAR PUSTAKA
Adhim, F. (2011). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.
Ekonomi Islam Al-Infaq, 2(2), 19–48. https://doi.org/https://doi.org/10.32507/ajei.v2i2.382
Akbar, T. (2019). Kajian Kinerja Profitabilitas Bank pada Perspektif Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Usaha
(BUKU). (Fungky, Ed.) (Pertama). Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Frida, C. V. O. (2020). Manajemen Perbankan. Sleman: Garudhawacana.
Ikatan Bankir Indonesia. (2018). Bisnis Kredit Perbankan (Kedua). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Khalifaturofi’ah, S. O., & Zubaidah, N. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
Perbankan
DI
Indonesia.
Perbankan
Syariah,
1(2),
42–64.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30651/jms.v1i2.764
Komaria, & Diansyah. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum
Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Transaksi, 11(1), 31–43, ISSN: 1979-990X.
Diambil dari http://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/transaksi/article/view/384#
Putri, E., & Arief, B. D. (2016). Analisis perbedaan kinerja keuangan antara bank konvensional dengan bank
syariah, 1(2), 98–107. https://doi.org/https://doi.org/10.23917/reaksi.v1i2.2734
Rangkuti, F. (2011). SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara
Mengelola Kinerja dan Risiko (Pertama). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Septiana, A. (2019). Analisis Laporan Keuangan Konsep Dasar dan Deskripsi Laporan Keuangan. (R.
Hermawan, Ed.) (Pertama). Pamekasan: Duta Media Publishing.
Setiyono, W. P., & Miftakhul, N. A. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Dengan Menggunakan Metode
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
85
JurnalManajemenBisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199
Camel (Studi Kasus Pada PT. Bpr Buduran Delta Purnama). JBMP (Jurnal Bisnis, Manajemen dan
Perbankan), 1(2), 175–196. https://doi.org/10.21070/jbmp.v1i2.271
Yusmad, M. A. (2018). Aspek Hukum Perbankan Syariah Dari Teori Ke Praktik. (M. Nuryasin, Ed.) (Pertama).
Yogyakarta: Deepublish.
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
86
Download