Uploaded by User112224

BAB I BAB II BAB III

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era persaingan bisnis saat ini, investor melakukan kegiatan jual-beli di
pasar modal dalam menambah kekayaannya. Hal ini di karenakan adanya
pengembalian (return) yang cukup menjanjikan bagi investor apabila dapat
melihat peluang di pasar modal tersebut. Pasar modal sendiri adalah tempat
dimana investor melakukan perdangangan dalam bentuk saham, dan return yang
di dapatkan berasal dari selisih antara harga jual dan harga beli saham yang
harganya dapat berubah-ubah (fluktiative) dikarenakan beberapa faktor yang
mempengaruhi perusahaan penerbit saham pada pasar modal.
Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak
dikenal oleh masyarakat. Saham berupa surat bukti kepemilikan atas aset-aset
yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang telah menerbitkan saham nya
pada pasar modal dapat di katakan sebagai perusahaan yang Go Publik. Pasar
modal yang ada di Indonesia, yaitu BEI (Bursa Efek Indonesia) bertindak sebagai
penghubung antara investor dengan perusahaan.
Laporan Keuangan menjadi salah satu sumber informasi akuntansi yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Menurut PSAK No.1
Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi”
2
Laporan keuangan tersebut merupakan kumpulan data keuangan historis
perusahaan yang dapat diolah untuk memprediksi kinerja dan kondisi perusahaan
di masa yang akan datang. Hal ini tercantum dalam PSAK No.1 pada paragraf 28
yang menyatakan bahwa “informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu
sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pengguna,
seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo”.
Analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan sangat penting untuk
dilakukan oleh para investor mengingat risiko dan jumlah dana yang akan
diinvestasikan cukup signifikan bagi investor tersebut. Analisis terhadap kinerja
keuangan perusahaan menjadi suatu kewajiban bagi para investor sebelum mereka
mengambil keputusan dalam berinvestasi, apakah saham akan dibeli, dijual atau
tetap dipertahankan. Analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat
dilakukan dengan menggunakan informasi dari data keuangan yang ada dalam
laporan keuangan.
Minimnya informasi
akuntansi
bagi
calon
investor, tentu akan
menghasilkan keputusan yang tidak tepat. Karena kemungkinan calon investor
belum memahami pengaruh informasi akuntansi khususnya rasio-rasio keuangan
dengan
return
yang
diharapkan.
Sehingga
seorang
investor
harus
mempertimbangkan lebih jauh dan memahami laporan keuangan terhadap kondisi
perusahaan di masa datang.
3
Kinerja keuangan yang baik memiliki dampak pengaruh terhadap
pertimbangan utama bagi investor. Apabila semakin baik peningkatan kinerja
keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham juga akan mengalami
peningkatan dan memberikan keuntungan (return) kepada investor.
Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan
atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham
melalui suatu portofolio. Kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan
merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat kinerja
keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan
memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham
merupakan selisih antara harga saham sekarang dan harga saham sebelumnya.
Return saham yang tinggi merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk
menanamkan dananya di pasar modal. Dengan demikian kalau kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham juga
meningkat. Husnan (2005) semakin tinggi return atau keuntungan yang diperoleh,
maka semakin baik posisi pemilik perusahaan. Return saham merupakan suatu
faktor yang mempengaruhi minat investor untuk melakukan suatu investasi dalam
suatu perusahaan, dengan tingginya tingkat pengembalian yang diberikan oleh
perusahaan kepada investor, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
memiliki kinerja perusahaan yang baik, sehingga investor yakin bahwa
perusahaan tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap saham yang
telah ditanamkan investor pada pasar modal. Keadaan tersebut menuntut
kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan-perusahaan untuk bertahan dan
4
bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham
perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Dengan semakin banyaknya
investor yang menanamkan saham di pasar modal maka akan meningkatkan nilai
perusahaan, karena dengan banyaknya investor yang percaya pada perusahaan
tersebut, berarti perusahaan dapat menggunakan aset yang dimiliki secara efisien,
sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat serta return saham
perusahaan pun meningkat.
Tabel 1. Perkembangan Indeks Saham Periode 2012-2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Perusahaan
Manufaktur
Perkembangan
Return Saham
Periode
2012-2014
2012
2013
PT. Akasha Wira International Tbk
90%
-14%
PT. Delta Djakarta Tbk
129% 49%
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
27%
13%
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
47%
3%
PT. Mayora Indah Tbk
40%
30%
Rata-rata per tahun
67%
16%
Sumber : Hasil olah data ( www.sahamok.com )
2014
-31%
3%
2%
-23%
-20%
-14%
Rata-rata
15%
60%
14%
9%
17%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa indeks harga saham pada
perusahaan manufaktur mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai
aspek ekonomi. Faktor-faktor atas aspek yang mempengaruhi return berasal dari
faktor internal dan eksternal perusahaan. Dalam faktor internal perusahaan adalah
faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misal kinerja keuangan suatu
perusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan tahunan perusahaan (annual
5
report) dan manajemen perusahaan apakah bekerja secara optimal guna
meningkatkan pendapatan perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti kondisi makro ekonomi, berita
tentang perusahaan, kondisi politik suatu negara dan kondisi keberlanjutan usaha
perusahaan. Aspek tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
investor yang ingin memasukkan modalnya dalam perusahaan yang akan di
investasikan untuk memperoleh return.
IG.K.A. Ulupui (2009) menyatakan rasio keuangan dapat mempengaruhi
return saham, yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan
rasio profitabilitas. Dengan hasil bahwa hanya rasio aktivitas yang mempunyai
pengaruh negatif dan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas
berpengaruh positif terhadap return saham.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Misalnya
membayar gaji, membayar biaya operasional, membayar hutang jangka pendek,
dan sebagainya yang membutuhkan pembayaran segera (Wiagustini, 2010: 76).
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba
berdasarkan aktivanya maupun modal sendiri atau ukuran efektivitas pengelolaan
manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010: 75). Perusahaan yang memiliki rasio
profitabilitas
tinggi
menunjukkan
semakin
efisien
perusahaan
tersebut
memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas rendah menunjukkan
perusahaan tersebut tidak mampu mengelola aktivanya untuk menghasilkan laba
6
bersih setelah pajak (Wiagustini, 2010: 76). Pada perusahaan perbankan, proksi
yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas bank adalah Net Profit
Margin (NPM). Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya
(Kasmir, 2008: 280).
Yuliza (2006) dalam Sri (2012), yang meneliti tentang Analisis Pengaruh
Faktor-faktor fundamental terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar
di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden Per Share (DPS), Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham, sedangkan Price to Book Value (PBV), Dividend Payout Ratio
(DPR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya rasio keuangan dan
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index, mengemukakan bahwa NPM (Net Profit Margin), ROE (Return On Equity)
dan EPS (Earning Per Sharei) berpengaruh positif terhadap harga saham,
sedangkan QR (Quick Ratio) dan DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh negatif
terhadap harga saham.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, rasio yang digunakan hanya memuat
beberapa rasio yang menjadikan terbatasnya variabel dalam penelitian
sebelumnya. Pengambilan sampling dalam jumlah kecil serta periode pengamatan
yang relatif pendek juga menjadi keterbatasan penelitian sebelumnya.
7
Dari gambaran yang terpapar di atas maka peneliti tertarik untuk
mengetahui apakah perusahaan melalui kinerja keuangan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap return saham dengan judul “PENGARUH KINERJA
KEUANGAN TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2017”.
B. Masalah Pokok
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, masalah yang dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Quick Ratio (QR) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
2. Apakah Debt Ratio (DR) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
3. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
4. Apakah Inventory Turnover (ITO) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
5. Apakah price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh quick ratio (QR), debt ratio
(DR), Net Profit Margin (NPM), inventory turnover (ITO), dan price earning
8
ratio (PER) secara parsial terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi civitas akademika penelitian ini diharapkan dapat memberikan
referensi untuk penelitian selanjutnya dan menjadi perbandingan
untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan QR, DR, NPM,
ITO, dan PER terhadap return saham.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap tingkat
return
saham suatu perusahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, yaitu sebagai gambaran tentang kemampuan rasio
keuangan dalam memengaruhi return saham di perusahaan
manufaktur.
b. Bagi investor, dengan adanya penelitian ini diharapkan membantu
para investor dalam memprediksi return saham agar dapat
memperoleh hasil yang maksimal.
c. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan masukan dalam membuat kebijakan yang bersifat
fundamental, sehingga dapat menarik perhatian para investor.
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Kinerja Keuangan
Muflikhun (2010) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah
penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan
perusahaan tentu perlu menggunakan alat analisis keuangan yakni berupa rasio
keuangan dalam hal untuk menentukan prestasi suatu ukuran kinerja
perusahaan
dalam
menghasilkan
perubahan
kondisi
keuangan
dari
perkembangan baik masa lampau maupun masa sekarang.
IG.K.A.
Ulupui
(2009)
menyatakan
rasio
keuangan
dapat
mempengaruhi return saham, yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Dengan hasil bahwa hanya rasio
aktivitas yang mempunyai pengaruh negatif dan rasio likuiditas, rasio
solvabilitas dan rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham.
Jullimursyida Ganto (2008) menyatakan bahwa apabila kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan
meningkat, atau dengan kata lain, profitabilitas mempengaruhi harga saham.
Helfret (1999) dalam Muflikhun (2010) makna dan kegunaan rasio
keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif,
bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa
analisis tersebut dipublikasikan.
10
Kinerja keuangan yang baik memiliki dampak pengaruh terhadap
pertimbangan utama bagi investor. Apabila semakin baik peningkatan kinerja
keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham juga akan
mengalami peningkatan dan memberikan keuntungan (return) kepada
investor. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan maka seorang
investor harus mengetahui lima faktor rasio keuangan (Mamduh, 2008), yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera
dipenuhi (hutang jangka pendeknya). Perusahaan yang mempunyai
cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut
perusahaan yang likuid sedang bila tidak disebut ilikuid. Rasio
likuiditas yang umum dipergunakan untuk mengukur tingkat likuiditas
suatu perusahaan.
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan
antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah
hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick
ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang
paling kecil tingkat
likuiditasnya.
Quick ratio memfokuskan
komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, suratsurat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau
hutang jangka pendek (Martono, 2003:56). Jadi rumusnya:
11
Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio =
x 100%
Hutang Lancar
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan
current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio
menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka
rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai
100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap,
2002:302).
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan
yang mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedang yang
tidak disebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid,
demikian juga sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid.
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini
mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang
yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan
baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditor
lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan
12
dananya menjadi semakin baik (Sutrisno, 2001:249). Untuk mengukur
besarnya rasio hutang ini digunakan rumus:
Total Hutang
Debt Ratio =
x 100 %
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang
terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304).
c. Rasio Profitabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba .
Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat
dengan kelangsungan hidup perusahaan.
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk
mengukur rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi,
pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Tetapi
jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo
dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
13
Laba Bersih setelah Pajak
Net Profit Margin =
x 100%
Penjualan Bersih
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh
setiap satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik,
karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
d. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada
aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
Rasio
Inventory
Turnover
atau
perputaran
persediaan
ini
menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukur
efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang
dimiliki
oleh
perusahaan. Perputaran
persediaan
yang
tinggi
menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun.
Hal ini menandakan efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya,
jika perputaran persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas
persediaan kurang efektif (Hanafi dan Halim, 2000:80). Rumus
perhitungannya adalah:
14
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover =
x 100%
Rata-rata Persediaan
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya
(Sutrisno, 2001:251).
e. Rasio Pasar
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga
saham dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan
petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja
perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi,
2006:75).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor)
atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka
mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi
disbanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256).
Hanafi (2004:43) menyatakan bahwa rasio pasar mengukur harga pasar
saham perusahaan, relatif terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio
ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon
investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini.
Moeljadi (2006:75) Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa
banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang
dilaporkan. Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi
kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan
15
datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat
bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang
tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi.
Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah
cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo 2005:96).
Harga Saham Per Lembar
Price Earning Ratio =
Earning Per Lembar
2.
Return Saham
a. Pengertian Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut
Jogiyanto (2000:107) return saham dibedakan menjadi dua yaitu return
realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return
realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja
perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang.
Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan di
masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi,
investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan
diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang
diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya,
sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif
dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang
untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula. Tetapi return yang tinggi
16
tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja
terjadi pada pasar yang tidak rasional.
Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang
diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa
kelompok saham melalui portofolio (Jullimursyida, 2008). Rumus sebagai
berikut :
Pt - Pt-1
Return Saham =
Pt-1
Keterangan :
Pt
=
closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung
setelah pengumuman laporan keuangan.
Pt-1 =
closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung mulai
pengumuman laporan keuangan.
Return saham merupakan dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu
perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang
saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau dividen sesuai dengan
proporsi kepemilikannya. Return saham terdiri dari capital gain (loss) dan
dividend yield. Capital Gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dimana Pt
merupakan closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung setelah
pengumuman laporan keuangan, sedangkan Pt-1 merupakan closing price per
tahun pada tahun penelitian yang dihitung mulai pengumuman laporan
17
keuangan. Dividend yield merupakan presentasi penerimaan kas periodik
terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Dalam hal ini investor selaku pelaku pasar modal apabila
memutuskan melakukan investasi dalam bentuk saham berarti para investor
tersebut melakukan tindakan partisipasinya dalam menanamkan modal
tersebut ke suatu perusahaan dan investor akan selalu berusaha agar
investasinya mendapatkan tingkat pengembalian (return) saham atas modal
yang ditempatkan.
Pengertian Return Saham Menurut Para Ahli
1) Menurut Jogiyanto (2009: 199), return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi.
2) Menurut Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang
dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan
investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang diperoleh
dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan
jika rugi disebut capital loss.
3) Menurut Brigham dan Houston (2006: 215), return atau tingkat
pengembalian adalah selisih antara jumlah yang diterima dan
jumlah
yang
diinvestasikan,
dibagi
dengan
jumlah
yang
diinvestasikan.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim menyatakan bahwa Return
Saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai
18
harga saham periode t dengan t-ı. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan
harga saham maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan.
Tandellin menyatakan bahwa Return saham merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan
atas keberanian investor menanggung resiko atas berinvestasi yang
dilakukannya. Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1). Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi.
Yield hanya berupa angka nol (0) dan positif (+).
2). Capital gain (loss), komponen return yang merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu keuntungan (kerugian) bagi investor.
Capital gain berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+).
Secara sistematika return suatu investasi dapat ditulis sebagai
berikut:
Return total = yield + capital gain (loss)
b. Jenis-Jenis Return Saham
Menurut Jogiyanto Hartono ada dua jenis return yaitu:
“Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return
ini dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return
realisasi juga berguna dalam penentuan return ekspektasi (expected return)
dan risiko yang akan datang.”
19
“Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh para investor di masa yang akan datang.” Dari teori definisi di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis return terdiri dari:
1)
Realisasi
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan
penghitungannya menggunakan data histori perusahaan yang
berguna untuk mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi atau
disebut juga return historis berguna juga untuk menentukan return
ekspektasi (expected return) dan risiko di masa yang akan datang.
Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan
adalah return total (total return), relatif return (return relative),
kumulatif return (return cumulative) dan return yang disesuaikan
(adjusted return). Sedang rata-rata dari return dapat dihitung
berdasarkan rata-rata aritmatika (arithmetic mean) dan rata-rata
geometrik (geometric mean). Rata-rata geometrik banyak
digunakan untuk menghitung rata-rata return beberapa periode,
misalnya untuk menghitung return mingguan atau return bulanan
yang dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari return-return
harian. Untuk perhitungan retur seperti ini, rata-rata geometrik
lebih tepat digunaka dibandingkan jika digunakn metode rata-rata
aritmatika biasa.
20
2)
Ekpektasi
Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.
Return
ini
lebih
penting
dibandingkan
return
historis
(realisasi)karena return ini yang diharapkan oleh semua investor
di masa yang akan datang.
Return ekspetasian (expected return) dapat dihitung berdasarkan
beberapa cara sebagai berikut ini:
a). Berdasarkan nilai ekspetasian masa depan.
b). Berdasarkan nilai-nilai return historis.
c). Berdasarkan model return ekspetasian yang ada.
c. Komponen Pengembalian Return Saham
Menurut Abdul Halim Return Saham terdiri dari dua komponen
utama, yaitu:
1)
Gain yaitu merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh
dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi
di pasar sekunder.
2)
Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima secara
periodik. Misalnya berupa deviden atau bunga.
Sedangkan menurut Tjiptono D. Dan Hendy M. Fakhrudin, pada
dasrnya berpendapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli
atau memiliki saham yaitu:
21
1)
Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan.
2)
Capital Gain merupakan selisih antaa harga beli dan harga jual.
Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan
saham di pasar sekunder.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Return Saham itu
sendiri, beberapa faktor yang mempengaruhi harga atau Return Saham baik
yang bersifat makro maupun mikro.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1)
Faktor Makro yaitu faktor-faktor yang berada di luar perusahaan,
antara lain:
a). Faktor Makro Ekonomi
(1). Inflasi
(2) Suku Bunga
(3) Kurs Valuta Asing
(4) Tingkat pertumbuhan ekonomi
(5) Harga bahan bakar minyak di pasar internasional
(6) Indeks harga saham regional
b). Faktor Makro Non Ekonomi
(1). peristiwa politik domestik
(2). Peristiwa social
22
(3). Peristiwa politik Internasional
2)
Faktor Mikro Ekonomi
Faktor Mikro yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan.
Informasi yang didapat dari kondisi intern perusahaan yang
berupa informasi keuangan, informasi non keuangan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi Return Saham menurut Resmi yang
dikutip dari Bramantyo, menyatakan terdapat 2 (dua) macam
analisis untuk menentukan Return Saham secara garis besar, yaitu
informasi
fundamental
dan
informasi
teknikal.
Informasi
fundamental diperoleh dari intern perusahaan meliputi deviden
dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan, karakteristik
keuangan, ukuran perusahaan sedangkan informasi teknikal
diperoleh di luar perusahaan seperti ekonomi, politik dan
finansial.
e. Penghitungan Return Saham
1)
Return realisasi (actual return)
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Actual
return digunakan dalam dalam menganalisis data adalah hasil
yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih
harga saham individual periode berjalan dengan periode
sebelumnya dengan mengabaikan deviden, dapat ditulis dengan
rumus:
Pi,t – Pi,t-1
23
Ri,t =Pi,t-1
Keteranagan:
Ri,t = Return Saham i pada waktu t
Pi,t = Harga Saham i pada periode t
Pit-1 = Harga Saham pada i periode t-1
2)
Return ekspektasi (Expected return)
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Adapun
perhitungan Expected return menurut Brown dan Waren dalam
yaitu :7
E(Rit) = Rmt
Keterangan:
E(Rit) = Tingkat keuntungan saham yang diharapkan
pada hari ke t
Rmt
3.
= Tingkat keuntungan pasar pada periode t
Teori Signal
Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi
kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial.
Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik
bahwa perusahaan memiliki prospek bagus dimasa depan (Yeye Susilowati,
2011).
Brigham dan Hauston menyatakan bahwa isyarat atau signal adalah
suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi
24
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan
merupakan
hal
yang
penting,
karena
pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi
tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada
hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk
keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan
hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa definisi Teori Sinyal menurut para ahli:
1) Graham, Scott B. Smart, dan William L. Megginson (2010 : 493)
menyatakan model sinyal dividen membahas ketidaksempurnaan pasar
yang membuat kebijakan pembayaran yang relevan: asymmetric
information. Jika manajer mengetahui bahwa perusahaan mereka
“kuat” sementara investor untuk beberapa alasan tidak mengetahui hal
ini, maka manajer dapat membayar dividen (atau secara agresif
membeli kembali saham) dengan harapan kualitas sinyal perusahaan
mereka ke pasar. Sinyal secara efektif memisahkan perusahaan yang
kuat dengan perusahaan-perusahaan yang lemah (sehingga perusahaan
yang kuat dapat memberikan sinyal jenisnya ke pasar), itu menjadi
mahal untuk sebuah perusahaan yang lemah untuk meniru tindakan
yang dilakukan oleh perusahaan yang kuat.
25
2) T. C. Melewar (2008 : 100) menyatakan Teori Sinyal menunjukkan
bahwa perusahaan akan memberikan sinyal melalui tindakan dan
komunikasi. Perusahaan ini mengadopsi sinyal-sinyal ini untuk
mengungkapkan atribut yang tersembunyi untuk para pemangku
kepentingan.
3) Gallagher and Andrew (2007 : 469) menyatakan teori signaling
dividen didasarkan pada premis bahwa manajemen tahu lebih banyak
tentang keuangan masa depan perusahaan dibandingkan pemegang
saham, sehingga dividen memberi sinyal prospek perusahaan di masa
depan. Penurunan dividen merupakan sinyal yang diharapkan. Manajer
yang percaya teori sinyal akan sadar keputusan dividen dapat
mengirimkan pesan kepada investor.
4) Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001) menyatakan bahwa
teori sinyal adalah teori yang mengatakan bahwa investor menganggap
perubahan
dividen
sebagai
sinyal
dari
perkiraan
pendapatan
manajemen.
5) Scott Besley dan Eugene F. Brigham (2008 : 517) menyatakan bahwa
sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang
26
akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana
pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu
sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk
mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif,
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar.
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat
asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang
daripada pihak luar (investor dan kreditor). Kurangya informasi bagi pihak
luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka
dengan mmberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah
satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan
sinyal pada pihak luar.
Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima
informasi
tersebut,
pelaku
pasar
terlebih
dahulu
menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik
(good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi
27
tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam
volume perdagangan saham. Pengumuman informasi akuntasi memberikan
sinyal bahwa perusahaan mempuyai prospek yang baik di masa mendatang
(good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,
dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam
volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi
informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik
terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi
pasar. Pasar modal efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga
sekuritassekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.
Secara garis besar signalling theory erat kaitanya dengan ketersediaan
informasi. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan
bagi para investor, laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari
analisis fundamental perusahaan. Pemeringkatan perusahaan yang telah gopublic lazimnya didasarkan pada analisis rasio keuangan ini. Analisis ini
dilakukan untuk mempermudah interpretasi terhadap laporan keuangan yang
telah disajikan oleh manajemen.
28
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah menguji bagaimana pengaruh
kinerja terhadap return saham perusahaan dengan menggunakan rasio
keuangan. Rasio-rasio tersebut diantaranya adalah rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar.
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
No Nama
. Peneliti
1 Leonardus
Susanto
(2013)
Judul
Analisis Pengaruh
Rasio-Rasio
Keuangan
Terhadap Return
Saham Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei
Variabel yang
Digunakan
 current
ratio,
 debt
to
equity ratio,
gross profit
margin
ratio,
 total asset
turnover
ratio,
 rasio
keuangan,
return saham.
Hasil Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan analisis
regresi berganda untuk
mengetahui
apakah
perubahan
current
ratio, perubahan debt
to
equity
ratio,
perubahan gross profit
margin
ratio,
dan
perubahan total asset
turnover
ratio
berpengaruh
pada
return saham. Hasil
penelitian
menunjukkan
dua
variabel memiliki nilai
signifikan
yaitu
perubahan
current
ratio dan perubahan
gross profit margin
ratio.
Sedangkan
variabel
perubahan
debt to equity ratio dan
perubahan total asset
turnover ratio tidak
berpengaruh signifikan
pada return saham.
29
2
Cahyo
Dwi
Laksono
(2017)
Pengaruh
Rasio
Keuangan
Terhadap Return
Saham
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
 return
saham,
 current ratio
(CR),
 debt to equity
ratio (DER),
 return
on
asset (ROA),
 total assets
turnover
(TATO), dan
price to book
value (PBV).
1.
Current
Ratio
berpengaruh
positif
terhadap return saham
pada perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun
2012-2015.
2. Debt to Equity Ratio
berpengaruh
negatif
terhadap return saham
pada
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada
tahun
2012-2015.
3. Return on Asset
tidak
berpengaruh
terhadap return saham
pada perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun
2012-2015.
4.
Total
Assets
Turnover berpengaruh
positif terhadap return
saham pada
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada
tahun
2012-2015.
5. Price to Book Value
tidak
berpengaruh
terhadap return saham
pada
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada
tahun
2012-2015.
6.Hasil analisis Uji F
dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa
30
current ratio,
debt to equity ratio,
return on asset, total
assets turnover dan
price to book
value
berpengaruh
secara
simultan
terhadap return saham
pada perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun
2012-2015.
7.Hasil uji Adjusted R
Square pada penelitian
ini sebesar 0,322. Hal
ini
menunjukkan bahwa
return
saham
dipengaruhi
oleh
current ratio, debt to
equity ratio, return on
asset,
total
assets
turnover dan price to
book value
sebesar
32,2
%
sedangkan sisanya 67,8
% dipengaruhi oleh
faktor lain di
3
Doni Iman Pengaruh Kinerja
Septiyandi Keuangan
Perusahaan
Terhadap Tingkat
Return Saham
Perusahaan Sektor
Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2010-2013
luar penelitian ini.
Berdasarkan
analisis
 Financial
Performance, diatas maka dapat
disimpulkan
bahwa
 Return,
Return
On
Equity
dan
Current
Price Earning Ratio
Ratio,
 Debt
to yang memiliki dampak
terhadap
Equity Ratio, pengaruh
investor
 Return
On keputusan
dalam
berinventasi
Equity and
untuk
memperoleh
Price Earning
hasil
return
yang
Ratio.
diharapkan
atas
investasinya,
sedangkan
Current
Ratio dan Debt to
31
Equity Ratio tidak
memiliki
pengaruh
dalam
keputusan
investor
dalam
berinvestasi
saham
karena
ada
faktor
investor fokus pada
profitabilitas
yang
tinggi serta harga pasar
saham yang rendah
agar
menghasilkan
return yang tinggi.
4
Tiara
Mega
Pratiwi &
Maswar
Patuh
Priyadi
(2014)
Analisis Pengaruh
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Terhadap Return
Saham
5
Chrismas
Bisara
&
Lailatul
Amanah
(2015)
Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap Return
Saham
 Current ratio,
 return
on
asset,
 debt to equity
ratio,
 earning per
share,
net
profit margin
 Current
Ratio,
 Debt
to
Equity Ratio,
 Return
on
Asset,
 Total Asset
Turnover
and
Stock
return
Model empiris dari
penelitian ini ternyata
stabil.
Berdasarkan
hasil
uji
F
menunjukkan bahwa
variabel Current Ratio,
Return On Asset, Debt
to Equity Ratio, Net
Profit Margin, dan
Earning Per Share
bersama-sama
berpengaruh terhadap
return saham. Hal ini
mengindikasikan
bahwa
kinerja
keuangan
menjadi
salah
satu
pertimbangan
bagi
calon investor untuk
menginvestasikan
modalnya.
Simpulan
hasil
penelitian
pengujian
Goodness of fit (Uji
Kelayakan
Model)
menunjukkan bahwa
Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio
(DER), Return on Asset
(ROA), dan Total Asset
Turnover
(TATO)
merupakan
variabel
penjelas dari Return
32
Saham
dan
hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan bahwa:
(1) Current Ratio (CR)
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Return saham. (2) Debt
to Equity Ratio (DER)
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Return saham. (3)
Return on Asset (ROA)
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Return saham. (4)Total
Asset
Turnover
(TATO)
tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Return saham
6
Ni
Luh
Putu Dewi
Sunari
Setyarini
&
Henny
Rahyuda
(2017)
Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap Return
Saham Perusahaan
Perbankan
Di
Bursa
Efek
Indonesia (Bei)
 Return
saham,
 Kecukupan
modal,
 Likuiditas,
 Profitabilitas
Berdasarkan
pembahasan yang telah
diuraikan pada bab
sebelumnya,
maka
diperoleh
simpulan
sebagai
berikut.
Kecukupan modal yang
diproksikan
dengan
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
return
saham
perusahaan perbankan
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
periode
2012-2015.
Hal ini berarti semakin
tinggi
tingkat
kecukupan
modal,
maka bank semakin
mampu
untuk
menanggung
risiko
33
sehingga menyebabkan
harga saham bank
semakin tinggi dan
return sahamnya juga
akan
meningkat.
Likuiditas
yang
diproksikan
dengan
Loan to Deposit Ratio
(LDR)
berpengaruh
positif
dan
tidak
signifikan
terhadap
return
saham
perusahaan perbankan
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
periode
2012-2015.
Hal ini berarti semakin
tinggi
tingkat
likuiditas,
maka
perusahaan perbankan
dapat memperoleh laba
yang semakin besar
dari bunga kredit,
namun
tingginya
tingkat likuiditas bank
dapat
meningkatkan
risiko kredit macet
sehingga
membuat
investor
akan
mempertimbangkan
keputusannya
untuk
berinvestasi
pada
perusahaan perbankan.
Profitabilitas
yang
diproksikan dengan Net
Profit Margin (NPM)
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
return
saham
perusahaan perbankan
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
periode
2012-2015.
Hal ini berarti semakin
tinggi
tingkat
profitabilitas,
maka
34
semakin
tinggi
keuntungan
yang
diperoleh perusahaan
perbankan
sehingga
menyebabkan
harga
saham bank semakin
tinggi
dan
return
sahamnya
juga
meningkat.
Sumber : Hasil olah data
Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah sampel. Sampel penelitian sebelumnya adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia dalam rentan waktu
4 tahun, sedangkan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia dalam rentan waktu 3 tahun.
Perbedaan selanjutnya adalah terletak pada variabel yang diteliti. Pada penelitianpenelitian sebelumnya terdapat banyak variabel independen yang akan diuji
pengaruhnya terhadap Return saham. Seperti yang terdapat pada penjelasan pada
bagian tinjauan atas penelitian terdahulu, variabel independen pada penelitian
sebelumnya terdiri dari current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on
equity (ROE), total assets turnover (TATO) dan variable dependen adalah Return
saham. Sedangkan variabel dalam penelitian ini terdiri dari 5 variabel independen
yaitu quick ratio (QR), debt ratio (DR), Net Profit Margin (NPM), inventory
turnover (ITO), dan price earning ratio (PER) dan variable dependen adalah
Return saham. Pada penelitian ini juga menganalisis pengaruh oleh karena itu
peneliti menguji hipotesis dengan menggunakan metode regresi linear berganda.
35
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar (Kerangka Konseptual)
X1
X2
X3
X4
X5
Keterangan:
X1 = Quick Ratio (QR)
X2 = Debt Ratio (DR)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Inventory Turnover (ITO)
X5 = Price Earning Ratio (PER)
Y = Return Saham
Y
36
= Pengaruh masing-masing variabel independen quick ratio (QR),
debt ratio (DR), Net Profit Margin (NPM), inventory turnover (ITO), dan price
earning ratio (PER) terhadap variabel dependen (Return Saham).
= Pengaruh variabel independen quick ratio (QR), debt ratio (DR),
Net Profit Margin (NPM), inventory turnover (ITO), dan price earning ratio
(PER) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Return Saham).
C. Hipotesis
H1 : QR (Quick Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
Menurut van Horn (2013 : 168), rasio cepat berkonsentrasi terutama pada
aset lancar yang lebih likuid (kas), sekuritas yang dapat diperjualbelikan dan
piutang. Rasio cepat yang tinggi berarti perusahaan tersebut likuid, rasio cepat
yang tinggi berarti perusahaan tersebut mampu menyediakan uang kas dengan
cepat sehingga kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo dapat terpenuhi.
Kondisi seperti ini akan menarik minat investor untuk membeli saham
perusahaan, sehingga mempengaruhi kenaikan harga saham perusahaan.
H2 : DR (Debt Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
Menurut penelitian yang dilakukan Tomi Sanjaya dkk. (2015) menarik
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dari hasil uji penelitian menunjukan bahwa ROE, DR, DER, bernilai
tinggi,dan EPS bernilai rendah.
2. Hasil tersebut mempunyai arti bahwa secara simultan ROE, DR, DER,
EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham, namun secara parsial
37
hanya ROE yang berpengaruh signifikan, EPS, DR, DER berpengaruh
tidak signifikan.
3. Return On Equity merupakan rasio yang terfavorit oleh para investor, hasil
dari penelitian ini ROE bernilai tinggi dan ROE berpengaruh paling
dominan.
H3 : NPM (Net Profit Margin) berpengaruh positif terhadap return.
Penelitan
yang dilakukan
Asbi
(2008)
tentang
Analisis
Faktor
Fundamental dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur di BEI periode 2002-2006. Dengan variabel yang digunakan adalah
price to book value, debt to equity ratio, return on assets, net profit margin dan
variabel kapitalisasi pasar menunjukkan hasil bahwa ROA, NPM, dan Variabel
Kapitalisasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham, PBV
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham, dan DER tidak
berpengaruh secara signifikan.
H4 : ITO (Inventory Turnover) berpengaruh positif terhadap return saham
perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2006: 97), rasio perputaran persediaan
adalah rasio manajemen aktiva yang dihitung dengan membagi penjualan dengan
persediaan. Sedangkan menurut Kasmir (2008: 180), inventory turnover adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam
persediaan berputar dalam suatu periode. Rasio perputaran persediaan ini
menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur persediaannya yaitu dengan
menunjukkan berapa kali perputaran persediaan selama satu tahun (Ang,
38
1997:18). Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan perusahaan terlalu
banyak menyimpan persediaan. Terlalu banyak menyimpan persediaan adalah
suatu hal yang tidak produktif dan mencerminkan suatu investasi dengan
pengembalian yang rendah atau nihil (Brigham dan Houston, 2006: 97). Jika
persediaan yang disimpan terlalu banyak, hal ini akan menyebabkan biaya
perawatan dan kerusakan secara fisik menjadi tinggi sehingga mengurangi
keuntungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan perputaran persediaan
yang tinggi maka hal ini adalah indikasi yang baik karena semakin cepat
perputaran persediaan mengindikasikan penjualan yang lancar sehingga
meningkatkan keuntungan. Peningkatan keuntungan ini akan direspon positif oleh
investor sehingga harga saham naik dan return saham menjadi meningkat.
H5 : PER (Price Earning Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham
perusahaan
Yuliza (2006) dalam Sri (2012), yang meneliti tentang Analisis Pengaruh
Faktor-faktor fundamental terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar
di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden Per Share (DPS), Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham, sedangkan Price to Book Value (PBV), Dividend Payout Ratio
(DPR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
39
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Galeri Investasi Busa Efek Indonesia
Universitas Muslim Indonesia Makassar maupun di internet. Waktu yang
digunakan dalam penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Mei
2019.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2007) ialah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan sektor industri
barang konsumsi sub sektor makanan, minuman dan rokok sebanyak 20
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari suatu populasi yang
karakteristiknya diteliti dan dianggap dapat mewakili populasi secara
keseluruhan (Sunyoto, 2011). Pengambilan sampel (sampling) dilakukan
dengan menggunakan purposive sampling.
Sugiyono (2012:85) menyatakan bahwa sampling purposive adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pemilihan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
40
1) Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan sektor industri
barang konsumsi sub sektor makanan, minuman dan rokok yang listing
di BEI selama periode 2015-2017.
2) Perusahaan manufaktur dengan sektor industri barang konsumsi sub
sektor makanan, minuman dan rokok yang listing di BEI yang
menghasilkan laba selama periode 2015-2017.
3) Perusahaan manufaktur dengan sektor industri barang konsumsi sub
sektor makanan, minuman dan rokok yang listing di BEI yang
menerbitkan laporan keuangan dan laporan profil perusahaan secara
lengkap dan menghasilkan return saham selama periode 2015-2017.
Tabel 3. Kriteria Pemilihan Sampel
No
Jumlah
Kriteria Pemilihan Sampel
.
Perusahaan
1. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan
sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan,
20
minuman dan rokok yang listing di BEI selama periode
2015-2017
2. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan
sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan,
(1)
minuman dan rokok yang delisting di BEI selama periode
2015-2017
3. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan
sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan,
(4)
minuman dan rokok yang listing di BEI yang mengalami
kerugian selama periode 2015-2017
4. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan
sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan,
minuman dan rokok yang listing di BEI yang tidak
(4)
menerbitkan laporan keuangan dan laporan profil perusahaan
secara lengkap dan menghasilkan return saham selama
periode 2015-2017
5. Sampel Penelitian
11
Sumber : Hasil olah data ( www.idx.co.id )
41
Dari hasil olah data diatas, maka yang menjadi sampel sebanyak
11 perusahaan manufaktur dalam periode waktu 3 tahun.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas penghitungan rasio keuangan
terhadap laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di teliti.
2
Sumber Data
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau
yang tidak dipublikasikan. Data sekunder ini diperoleh dengan
menggunakan metode tinjauan kepustakaan (library research) dan
mengakses website maupun situs-situs.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Dokumentasi, Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
42
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
2. Tinjauan kepustakaan (Library Research), metode ini dilakukan
dengan mempelajari teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti penulis pada buku-buku, makalah, dan
jurnal guna memperoleh landasan teoritis yang memadai untuk
melakukan pembahasan.
3. Mengakses Website dan situs-situs, metode ini digunakan untuk
mencari website maupun situs-situs yang menyediakan informasi
sehubungan dengan masalah dalam penelitian dan teori yang
mendukung atas penelitian yang dilakukan.
E. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari
terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat
diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
mutikolenieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji auto korelasi.
1) Uji Normalitas
Ghozali (2012: 160) menyatakan bahwa uji normalitas
bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen dan
43
variabel independen mempunyai kontribusi atau tidak. Model
regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati
normal.
2) Uji Multikolinearitas
Ghozali (2012: 105) menyatakan bahwa uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik
seharusnya
tidak
terjadi
korelasi
antar
variabel
independen. Pengujian multikolinearitas dilihat dari besaran
VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Tolerance
mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance >
0,01 atau sama dengan nilai VIF < 10.
3) Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2012: 139) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
44
4) Uji Autokorelasi
Ghozali (2012: 110) menyatakan bahwa uji autokorelasi
bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada kolerasi
antara kesalahan pengganggu pada periode-t dengan kesalahan
pengganggu pada pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian
autokolerasi dilakukan dengan uji durbin watson dengan
membandingkan nilai durbin watson hitung (d) dengan nilai
durbin watson tabel, yaitu batas atas (du) dan batas bawah
(dL). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Jika 0 < d < dL, maka terjadi autokorelasi positif.
2. Jika dL < d < du, maka tidak ada kepastian terjadi
autokorelasi atau tidak.
3. Jika d-dL < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatife.
4. Jika 4 –du < d < 4 –dL, maka tidak ada kepastian terjadi
autokorelasi atau tidak.
5. Jika du < d < 4 –du, maka tidak terjadi autokorelasi positif
maupun negatif.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis
regresi
linear
berganda
ini
digunakan
untuk
mengetahui pengaruh Antara variable bebas terhadap variable terikat.
Rumus:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
45
Keterangan :
Y = Return saham
a = bilangan konstanta
b1-b5 = koefisien regresi linear tiap variabel
X1 = Quick Ratio (QR)
X2 = Debt Ratio (DR)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Inventory Turnover (ITO)
X5 = Price Earning Ratio (PER)
e = error
Sugiyono (2013:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas terhadap return saham.
Sebelum menggunakan metode regresi berganda, perlu dilakukan
pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar dapat dilakukan uji kelayakan
model pada tahap berikutnya. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan
untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi
asumsi dasar dalam analisis regresi.
46
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Ghozali (2012: 97) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2)
merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai
yang
mendekati
1
berarti
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen.
2) Uji F
Analisis ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternative
H1 : β1 = β2 = 0, artinya tidak ada signifikansi pengaruh antara
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat
H2 : β1 ≠ β2 = 0, artinya ada signifikansi pengaruh antara
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
b. Menentukan level of significant (α = 0,05). Dengan derajat
kebebasan (dk); k; (n -1 –k). Ftabel = α; k; (n – 1 k) atau 0,05;
k; (n 1 – 1 k).
47
Dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel maka
akan dapat diambil kesimpulan apakah H1 diterima atau H1
ditolak.
3) Uji t
Analisis ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
variabel
bebas
terhadap
variabel
terikat.
Langkah-langkah
pengujian secara umum :
a. Menentukan hipotesis nilai dan hipotesis alternatif
H1 : β = 0, berarti tidak ada signifikansi pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
H2 : β ≠ 0, berarti ada signifikansi pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat.
b. Menentukan level of significant ( α = 0,05) t = (α/2: n-1-k).
Dengan membandingkan t hitung dengan t total maka dapat
diambil kesimpulan H1 diterima atau H2 ditolak.
F.
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi Variabel
Penelitian ini menggunakan lima variabel independen yaitu (X1)
quick ratio, (X2) debt ratio, (X3) Net Profit Margin, (X4) inventory
turnover, dan (X5) price earning ratio dan satu variabel dependen yaitu
Return saham (Y).
1. (X1) : Quick Ratio.
48
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan
antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah
hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick
ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang
paling kecil tingkat
likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan
komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, suratsurat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau
hutang jangka pendek (Martono, 2003:56). Jadi rumusnya:
Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio =
x 100%
Hutang Lancar
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan
current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio
menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka
rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai
100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap,
2002:302).
2. (X2) : Debt Ratio.
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini
mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang
yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan
baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditor
49
lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan
dananya menjadi semakin baik (Sutrisno, 2001:249). Untuk mengukur
besarnya rasio hutang ini digunakan rumus:
Total Hutang
Debt Ratio =
x 100%
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang
terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304).
3. (X3) : Net Profit Margin.
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk
mengukur rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi,
pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Tetapi
jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo
dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Laba Bersih setelah Pajak
Net Profit Margin =
x 100%
Penjualan Bersih
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh
50
setiap satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik,
karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
4. (X4) : Inventory Turnover.
Rasio
Inventory
Turnover
atau
perputaran
persediaan
ini
menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukur
efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang
dimiliki
oleh
perusahaan. Perputaran
persediaan
yang
tinggi
menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun.
Hal ini menandakan efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya,
jika perputaran persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas
persediaan kurang efektif (Hanafi dan Halim, 2000:80). Rumus
perhitungannya adalah:
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover =
x 100%
Rata-rata Persediaan
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin
tinggi
tingkat
perputarannya
semakin
efektif
pengelolaan
persediaanya (Sutrisno, 2001:251).
5. (X5) : Price Earning Ratio.
Menurut Moeljadi (2006:75) Price Earning Ratio (PER) menunjukan
berapa banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba
yang dilaporkan. Oleh para investor rasio ini digunakan untuk
memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba di
51
masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima
kenaikan (PER) sangat bergantung pada prospek perusahaan.
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi,
biasanya memiliki (PER) yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki (PER) yang
rendah pula (Prastowo 2005:96).
Harga Saham Per Lembar
Price Earning Ratio =
Earning Per Lembar
6. (Y) : Return saham.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut
Jogiyanto (2000:107) return saham dibedakan menjadi dua yaitu
return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected
return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang
sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar
penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi
(expected return) merupakan return yang diharapkan di masa
mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi,
investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return
yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin
besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin
besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi
memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi
52
biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return
yang lebih tinggi pula. Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus
disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada
pasar yang tidak rasional.
Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang
diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa
kelompok saham melalui portofolio (Jullimursyida, 2008). Rumus
sebagai berikut :
Pt - Pt-1
Return Saham =
Pt-1
Keterangan :
Pt
=
closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung
setelah pengumuman laporan keuangan.
Pt-1 =
closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung
mulai pengumuman laporan keuangan.
Return saham merupakan dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu
perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap
pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau dividen
sesuai dengan proporsi kepemilikannya. Return saham terdiri dari
capital gain (loss) dan dividend yield. Capital Gain (loss) merupakan
selisih laba (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga
periode yang lalu. Dimana Pt merupakan closing price per tahun pada
tahun penelitian yang dihitung setelah pengumuman laporan
53
keuangan, sedangkan Pt-1 merupakan closing price per tahun pada
tahun penelitian yang dihitung mulai pengumuman laporan keuangan.
Dividend yield merupakan presentasi penerimaan kas periodik
terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Dalam hal ini investor selaku pelaku pasar modal apabila
memutuskan melakukan investasi dalam bentuk saham berarti para
investor
tersebut
melakukan
tindakan
partisipasinya
dalam
menanamkan modal tersebut ke suatu perusahaan dan investor akan
selalu berusaha agar investasinya mendapatkan tingkat pengembalian
(return) saham atas modal yang ditempatkan.
54
IV. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Rencana Pelaksanaan Penelitian
Rencana pelaksanaan penelitian yaitu dari bulan Januari sampai Maret
2019. Tahapan pelaksanaan penelitian dapat ditunjukkan pada tabel berikut
ini :
Kegiatan Penelitian
Jan
Feb
Mar
2019
2019
2019
Penyusunan Proposal penelitian
Seminar proposal penelitian
Pengumpulan data penelitian
Pengolahan data penelitian
Penyusunan hasil penelitian
Seminar hasil penelitian
Perbaikan hasil penelitian
Ujian Skripsi
B. Rencana Biaya Penelitian
Biaya penelitian dialokasikan pada pos-pos biaya berikut ini :
1. Biaya pengumpulan data . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 500.000,2. Biaya pengolahan data . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 500.000,3. Biaya seminar proposal penelitian. . . . . . . . . . . Rp. 650.000,4. Biaya ujian skripsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 2.150.000,5. Biaya lain-lain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah Biaya
Rp. 500.000,Rp. 4.300.000,-
55
C. Rencana Sistematika
Agar penulisan mudah dipahami dan memenuhi persyaratan, maka
dalam penulisan di bagi kedalam beberapa bab. Antara bab satu dengan bab
yang lain merupakan suatu rangkaian yang saling melengkapi, adapun
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Menjelesakan atau menguraikan tentang latar belakang, masalah
pokok, tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi landasan teori yang menjelaskan tentang
variabel yang akan di teliti, review penelitian terdahulu dan
hipótesis.
BAB III
METODE PENELITIAN
Menguraiakan tentang sebagaian lokasi dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data jenis dan
sumber data metode analisis dan defenisi opersional variabel
penelitian.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang akan di
teliti.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan.
56
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan yang diambil dari hasil analisa dan
pengujian yang dilakukan pada bab sebelumnya. Dan mungkin
penulisan akan menambah beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya.
57
58
Download