PERENCANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ACEH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA REHABILITATION AND RECONSTRUCTION PLAN FOR ACEH MINISTRY OF NATIONAL EDUCATION REPUBLIC OF INDONESIA BAB I PENDAHULUAN CHAPTER I INTRODUCTION Pada tanggal 26 Desember 2004 telah terjadi bencana alam gempa tektonik dengan kekuatan 8,9 Skala Richter dan diikuti oleh gelombang Tsunami yang menerjang sebagian besar wilayah pantai barat dan utara Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias, Sumatera Utara. Bencana alam tersebut mengakibatkan kehancuran yang luar biasa, tidak hanya kerusakan infrastruktur tetapi juga mengakibatkan ribuan korban jiwa meninggal, luka-luka, dan hilang. Selain itu ratusan ribu orang terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal, banyak anak-anak menjadi yatim piatu, anak-anak yang selamat terpaksa tidak bersekolah karena terhentinya proses belajar mengajar baik karena rusaknya fasilitas pendidikan maupun karena meninggal atau hilangnya pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Bencana yang terjadi telah pula menyebabkan trauma yang cukup berat. On the 26th December 2004 a Tectonic earthquake measuring 8,9 on the Richter scale followed by a Tsunami wave hit nearly all of the western and northern coast of Nanggroe Aceh Darrussalam (NAD) province and Nias of North Sumatra. The natural disaster had caused enormous damage. The damage not only affected infrastructure, but also hundreds of thousands of human beings passed away during the disaster, thousands of people disappeared and also thousands of people were injured. Furthermore, thousands of people were forced to stay in the temporary housing and tents, many children have become orphans and also many children lost their schools, teachers, and other education infrastructure due to the effects of the tsunami. The disaster has also created heavy trauma to those who survived the disaster. Untuk menangani akibat bencana tersebut, khususnya di bidang pendidikan Bappenas bersama-sama dengan instansi pemerintah pusat lainnya dan pemerintah daerah provinsi NAD dan Nias Sumatera Utara, universitas, lembaga sosial kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat, dan lembaga internasional baik bilateral maupun multilateral, menyusun rencana rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat Aceh dan Nias Sumatera Utara pasca bencana di bidang pendidikan dan kesehatan. 1. TUJUAN To be able to handle all the upcoming problems due to the disaster, Bappenas in cooperation with other relevant government institutions at the central level and local level of NAD and Nias, university and other public figures and also the international both bilateral and multilateral have prepared a rehabilitation and reconstruction plan for post tsunami NAD and Nias North Sumatera. 1. OBJECTIVES Tujuan penyusunan Rencana Rehabilitasi The objective of the plan for rehabilitation dan Rekonstruksi Masyarakat Aceh dan Nias, and reconstruction of the education system in Sumatera Utara bidang Pendidikan adalah NAD and Nias North Sumatra is to rebuild NAD membangun kembali kehidupan dan and North Sumatra communities through the 1 kesejahteraan masyarakat Aceh dan Nias provision of education services, with the support Sumatera Utara pasca tsunami terutama melalui of science and technology. penyediaan pelayanan pendidikan yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. RUANG LINGKUP 2. THE SCOPE The scope of plan in rehabilitating and Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat Aceh dan Nias, Sumatera Utara reconstructing the education system for NAD and dalam bidang pendidikan, dengan uraian sebagai Nias North Sumatra is as follows: berikut: (a) Extending equitable and accessible education services to all population in NAD (a) memperluas pemerataan dan and Nias (Education for All), specifically keterjangkauan pelayanan pendidikan bagi the implementation of 9-year compulsory semua penduduk usia sekolah (education for education in an equitable, accessible,, all) terutama penyelenggaraan Wajib Belajar accessibility and high quality manner. Pendidikan Dasar Sembilan Tahun yang Providing learning opportunities to the merata, terjangkau dan berkualitas serta community in line with continuing kesempatan belajar bagi masyarakat dalam education and long-life learning, including rangka pendidikan berkelanjutan dan the implementation of functional literacy pendidikan sepanjang hayat termasuk education through implementation of penyelenggaraan pendidikan keaksaraan rehabilitation and reconstruction of fungsional melalui pelaksanaan rehabilitasi, education infrastructure. The development rekonstruksi dan pembangunan sarana dan of training programmes for the community, prasarana pendidikan, pengembangan especially for those living in the remote program pendidikan dan pelatihan untuk areas, the nomadic people, the poor, anggota masyarakat yang tinggal di wilayah crippled, and those requiring special terpencil dan tertinggal, masyarakat yang attention and services. Implementation of berpindah-pindah (nomaden), miskin, guidance and counselling and provision of penyandang cacat, dan masyarakat yang scholarships for students and covering living membutuhkan pelayanan khusus, expenses of those affected by the disaster. pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan penyediaan beasiswa bagi peserta didik dan bantuan biaya hidup bagi korban bencana; (b) Improving quality and relevance of (b) meningkatkan kualitas dan relevansi education through improving its relevance pendidikan melalui peningkatan mutu with the local and national development as pendidikan dan meningkatkan relevansinya well as developing the education system to dengan pembangunan daerah dan meet international standards. Curriculum pembangunan nasional termasuk melalui development, which is relevant to learning pengembangan pendidikan bertaraf which is active, effective, creates happiness, internasional; pengembangan kurikulum yang meets local needs especially in applying relevan dengan pembelajaran aktif, kreatif, Islamic Syariah (rules), increasing the efektif dan menyenangkan serta disesuaikan number, quality and professionalism of dengan kebutuhan lokal, khususnya terkait teaching and non-teaching staff. dengan pelaksanaan syariat Islam; peningkatan jumlah, kualitas dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan; dan (c) Strengthening the management of (c) memperkuat manajemen pelayanan educational services through development of pendidikan melalui pengembangan sistem the education system and implementation to pendidikan dan memantapkan all streams, types and levels of education pelaksanaannya dalam semua jalur, jenis dan including education within the family and 2 jenjang pendidikan termasuk pendidikan keluarga dan masyarakat; revitalisasi lembaga pengelola pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; penyediaan anggaran pendidikan yang memadai dan berkelanjutan; pelaksanaan sosialisasi dan advokasi mengenai pentingnya pendidikan sebagai hak asasi, investasi, dan aset; dan peningkatan partisipasi masyarakat. the community, revitalising education and training providers at the provincial level, and district level. Provision of proper education budget in a sustainable manner, sosialisation and advocacy on the importance of education as a human right, investment, and asset, and improvement of community participation. 3. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA 3. STAGES IN DEVELOPING THE PLAN Penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat Aceh dan Nias Sumatera Utara dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut. Developing the plan for rehabilitation and reconstruction education system in NAD and Nias North Sumatera, will be undertaken through the following stages: a. Penjaringan aspirasi dan harapan masyarakat melalui konsultasi publik Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, yang ditempuh melalui (i) dialog dengan berbagai stakeholders, (ii) kunjungan lapangan, dan (iii) masukan dari Pemda dan masyarakat. a. Collecting aspirations and expectations of the community through public consultation. At this stage, data and information will be collected from various sources, such as through (i) conducting dialogues with the stakeholders, (ii) site visits and (iii) inputs from local government and the community. b. Koordinasi penyusunan rencana. Rencana kegiatan untuk penanggulangan bencana disusun dengan melibatkan berbagai sektor terkait dan dunia usaha di tingkat daerah maupun nasional, serta masyarakat internasional, juga dengan melibatkan masyarakat, perguruan tinggi, dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Koordinasi pelaksanaan dimulai dari tahapan perencanaan sampai kepada pelaksanaan sebagai upaya untuk membangun sinergi dan keterpaduan kegiatan di lapangan. c. Sinkronisasi instrumen-instrumen pelaksanaan rencana: Instrumen pelaksanaan rencana yang disusun oleh pemerintah, dunia usaha, masyarakat serta pihak-pihak lain yang membantu rehabilitasi dan rekonstruksi disinkronisasi terutama mengenai waktu, lokasi, sumber pendanaan, dan lembaga/pelaksananya serta peran dan tangungjawab masih-masing pihak untuk lebih menjamin efisiensi dan efektivitas kegiatan yang dilaksanakan. b. Planning coordination: Planning of activities to recover from tsunami affected conditions will involve various sectors and entrepreneurs at the local, national and international level, higher education, public figures / pioneers from the region. Coordination for implementation begins from planning until implementation as part of the effort to synergise and integrate field activities. c. Synchronisation of Implementation Instruments: Instruments to implement the plan, prepared by the government, private sectors, community and other organisations which are willing to assist in rehabilitation and reconstruction, should be synchronised especially in terms of time, location, funding and the implementing agent to warrant the efficiency and effectivity of project implementation. 3 BAB II CHAPTER II INVENTARISASI KERUSAKAN DAN KERUGIAN DAMAGE AND LOSS IDENTIFICATION Bencana yang terjadi di NAD dan Nias Sumatera Utara telah menimbulkan kerugian dan kehilangan yang sangat besar. Sampai dengan tanggal 26 April 2005 jumlah lembaga pendidikan formal yang rusak mencapai sekitar 2.135 buah yang meliputi 101 taman kanakkanak, 1.521 sekolah dasar, 293 sekolah menengah pertama, 172 sekolah menengah atas, 20 sekolah menengah kejuruan, 5 sekolah luar biasa dan 23 perguruan tinggi negeri maupun swasta. Sementara itu jumlah lembaga pendidikan non formal yang rusak sebanyak 2.190 lembaga yang terdiri dari lembaga pendidikan anak dini usia (PADU), pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), lembaga kursus, dan taman pendidikan Alqur’an (TPA). Disamping kerusakan pada satuan-satuan pendidikan, bencana yang terjadi juga merusak sarana dan prasarana pendukung di tingkat provinsi dan kabupaten/kota seperti Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), serta rumah dinas Guru/Kepala Sekolah/Penjaga Sekolah. Kerusakan tidak hanya terjadi pada bangunannya saja, tetapi juga pada peralatan dan perabotnya. Selain itu, buku-buku yang dimiliki termasuk buku-buku koleksi perpustakaan juga rusak/hancur. The disaster which happened in NAD and Nias North Sumatera has caused great loss and damage. As of 26 April 2005, the numbers of damaged schools was about 2,135 comprising 101 Kindergarten, 1,521 Primary Schools, 293 Junior Secondary Schools, 172 Senior Secondary Schools, 20 Technical and Vocational Schools, 5 special schools and 23 higher education institutions both public and private. There are 2,190 non-formal education institutions, which includes early childhood education (PADU) centres, Centres for community learning (PKBM), Course institutions, Qur’an education centres (TPA). The disaster also damaged supporting equipment and facilities at the education office at provincial and district level such as education quality assurance institutions (LPMP), learning activities studios (SKB), Houses for teachers and technicians of the schools, Libraries, workshops, etc. Sementara itu jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang meninggal mencapai sekitar 2.500 orang serta siswa dan mahasiswa yang meninggal mencapai sekitar 40.900 orang, sementara sekitar 3.000 orang guru dan pegawai kehilangan tempat tinggal dan harta benda, 46.000 siswa mengungsi, dan hampir 150.000 siswa dari berbagai tingkatan terganggu kegiatan belajarnya. About 2,500 teaching and non teaching staff passed away, and about 40,900 students passed away, 3,000 teachers and non-teaching staff lost their houses, 46,000 students are living in temporary housing and tents and about 150,000 students have lost their proper education facilities. 4 BAB III CHAPTER III UPAYA YANG TELAH DAN SEDANG DILAKUKAN PADA TAHAPAN TANGGAP DARURAT EFFORTS UNDERTAKEN AND IN PROGRESS DURING EMERGENCY RELIEF STAGE Pemerintah telah mengupayakan terlaksananya proses belajar mengajar pada semua jenjang pendidikan baik jalur formal maupun non formal; membantu penyediaan sarana dan prasarana serta tenaga pengajar untuk menunjang terlaksananya proses belajar mengajar secara darurat; secara bertahap merehabilitasi dan merekonstruksi fasilitas pendidikan yang rusak; Secara bertahap menyediakan pendidik dan tenaga kependidikan baik melalui pengangkatan pegawai negeri sipil maupun tenaga yang dikontrak; melakukan pendidikan remedial khususnya bagi siswa kelas III jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA untuk membantu mereka mempersiapkan ujian akhir, dimana kegiatan tersebut dilakukan baik di masing-masing sekolah maupun oleh sekolah lain di dalam/diluar kabupaten/kota yang bersangkutan. The government has put its effort into implementing teaching and learning processes either through formal or non-formal streams. It has done this by assisting in the provision of equipment and facilities and teaching staffs to support the implementation teaching and learning processes in the temporary buildings, gradually rehabilitating and reconstructing the damaged equipment and facilities, gradually providing teachers and non-teaching staff either through the civil servant channel or through contracted teachers, conducting remedial programmes for those in the third year of junior secondary / senior secondary /vocational senior secondary schools or madrasah to prepare their final exam either in their own school or in the schools out of the district. Khususnya untuk siswa kelas III SMK yang membutuhkan banyak kegiatan praktikum, dilakukan persiapan penempatan mereka ke PPPG Jakarta, Bandung, Malang, Yogyakarta, Cianjur, dan Medan untuk 586 peserta didik dan 14 orang pendidik pendamping. Selain itu, juga dilakukan pendataan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang hancur atau rusak serta guru, pegawai dan siswa yang tertimpa musibah gempa dan tsunami serta kebutuhan sarana dan prasarana serta pendidik yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara darurat. Disamping itu, juga dilakukan upaya untuk dapat mengaktifkan kembali proses belajar mengajar di Aceh pada tanggal 26 Januari 2005 dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk penyediaan pendidik sementara dan pendidik relawan dengan mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan yang dilakukan oleh LSM. Namun demikian upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil mengingat banyaknya anak (sekitar 100 ribu) yang membutuhan sekolah darurat. Pemerintah bersama UNICEF dengan bantuan pembiayaan dari Japan serta Yayasan Especially technical and vocational students in the third year who require more practice in workshops, as they need to be trained in the similar institutions, they will be guided by PPPG Jakarta, Bandung, Malang, Yogyakarta, Cianjur, and Medan. There are 586 students and 14 teachers who are joining this programme. At the same time the Ministry of National Education also is collect data on damaged schools, teachers, students, admin staff and the required equipment and facilities to support teaching and learning processes under the emergency relief stage. Another policy was launched on 26 January 2005 to provide the required equipment and facilities including provision temporary teachers and volunteers through NGOs. However this effort is not yet sufficient, refering to the figure that 100.000 students require temporary schools. The government in cooperation with UNICEF, Japan and Yayasan Sampoerna and other partners have provided 5 Sampoerna dan beberapa organisasi lain telah menyediakan fasilitas pendidikan darurat dan materi bahan ajar termasuk 2.400 tenda dan 2.000 school-in-a-box. Selain itu telah disiapkan pula pendidik sementara untuk mengajar di kelas-kelas darurat yang tidak dapat dipenuhi oleh pendidikpendidik yang ada di pengungsian yang saat ini diperkirakan ada 4.800 orang. Selain itu, juga dilakukan penyusunan sasaran prioritas sekolahsekolah yang perlu direhabilitasi atau direkonstruksi berdasarkan pertimbangan kebutuhan wilayah, sehingga terjadi kemungkinan untuk penggabungan atau relokasi satuan pendidikan. Penanganan pendidikan non formal telah pula dilakukan secara intensif. Sampai dengan tanggal 7 Februari 2005 pemerintah bersamasama dengan LSM seperti Sekolah Rakyat dan Peace Foundation dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) telah memberikan pelayanan non formal di 131 titik pengungsian. Kegiatan yang dilakukan antara lain pengiriman relawan, pelatihan calon tutor dan guru, kegiatan PAUD keliling, pendirian taman bacaan, dan pendidikan kesetaraan dengan modul Paket A, B dan C. Di samping itu dilakukan pula pengiriman instruktur dan pendamping pendidikan ketrampilan yang meliputi bidang tata boga, jahit menjahit, otomotif, elektronika, bangunan, pertukangan, hantaran, akupresur, dan komputer. Para instruktur tersebut memberikan pelayanan pendidikan kecakapan hidup dan kursus ketrampilan di tempat-tempat pengungsian yang telah ditetapkan dan teridentifikasi peserta didiknya. Mengingat bencana alam yang terjadi juga menimbulkan trauma yang cukup berat pada masyarakat Aceh termasuk pada peserta didik serta pendidik dan tenaga kependidikan, upaya penanganan trauma pasca bencana telah dan sedang dilakukan. Peralatan pendidikan yang disediakan selama masa darurat tidak hanya peralatan akademik tetapi juga peralatan olahraga dan permainan untuk membantu anak mengurangi trauma yang dialami. Untuk mendukung penanganan pendidikan dalam masa darurat, Pemerintah bersama-sama masyarakat telah membangun posko dan mengirimkan secara bergilir staf dan relawan untuk melakukan penilaian kerusakan dan kerugian di bidang pendidikan sekaligus mempersiapkan pelayanan pendidikan darurat. temporary education facilities and other teaching material including 2.400 tents and 2000 schoolin-a-box. Apart from this, the government has also provided temporary teachers to teach in the temporary schools. Also, there has been identification of priority targets for schools to undergo rehabilitation and reconstruction according to the need of the community. The non-formal education has also been handled intensively. As of 7 February 2005 the government in cooperation with the NGOs such as Sekolah Rakyat and Peace foundation and Jakarta State University (UNJ) have provided non-formal education at 131 points of temporary housing. The non-formal education activities, among others, are provision of volunteers, training of tutors and teachers, rotating PAUD activities, establishment of reading centres, training for equivalency Packages A, B, C, provision of instructors and their assistants for lessons in cooking, dress making, automotive, electronics, masonry, handicraft, delivery, acupressure and computers. The instructor has trained peoplein life skills through hands-on practice in the temporary housing. Aware that the disaster has caused severe trauma in the victims including students, teacherss and non teaching staff, the government has been trying to handle this problem through providing training equipment, not only for acdemic purposes but also for sports, game and other activities which can reduce the trauma from the Tsunami. Supporting the education system in the emergency stage, the government in cooperation with the private sector has established a “Posko” (crisis centre) and has been sending volunteers on a rotating basis. 6 Untuk membantu mahasiswa korban bencana berbagai perguruan tinggi di Indonesia telah memberikan beasiswa dan pembebasan SPP untuk tahun akademik 2004-2005 dan dapat diperpanjang sampai mereka menyelesaikan pendidikan, serta bantuan biaya hidup dengan prioritas bagi mahasiswa semester 8 dan 9 yang orang tuanya menjadi korban Tsunami. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat (BKS-PTN Barat) telah memfokuskan bantuan untuk menampung sementara mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang ingin melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi anggota BKS-PTN Barat melalui sistem “Credit Sharing”, yaitu mahasiswa tersebut diupayakan untuk tidak pindah dan pada saatnya nanti akan diminta kembali ke PT asalnya. Pemerintah Turki juga telah membantu penyediaan hunian sementara bagi mahasiswa. Selain itu perguruan tinggi-perguruan tinggi telah pula berpartisipasi aktif dalam tahap tanggap darurat dengan mengirimkan bantuan termasuk mengirimkan psikolog, dokter, perawat, dan relawan untuk membantu pelayanan trauma konseling dan pelayanan medis serta tim teknis lintas disiplin ilmu untuk rehabilitasi infrastruktur di wilayah bencana. To assist university students who are victims of the disaster, many institutions of higher education in Indonesia have provided scholarships and have exempted the students from covering their educational costs in the academic year of 2004-2005. This type of programme will be extended until the end of their course of study. A number of higher education institutions in Indonesia have also been providing living-cost allowances to students in their 8th and 9th semester, and who have lost their parents due to the Tsunami. Private Universities Coordination Board for Western Indonesian (BKS-PTN Barat) had focused their donations to accumulate Syiah Kuala University students, those who willing to continue their study in any private university under the (BKS-PTN Barat) through “Credit Sharing System”. The students are allowed to temporarily study in any private university although they must return to their original campus after the rehabilitation is over. Furher more, many higher education institutions during the emergency stage have participated actively in forwarding donations in the form of placing psychologists, doctors, nurses, and volunteers to give trauma counseling and medical services as well as posting interdisciplinary technical teams to rehabilitate disaster area infrastructure. 7 BAB IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. KEBIJAKAN Secara umum kebijakan yang ditempuh adalah membangun masyarakat Aceh dan Nias Sumatera Utara melalui peningkatan pemerataan, keterjangkauan dan mutu pelayanan pendidikan yang berkesinambungan dan didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi CHAPTER IV STRATEGY AND POLICY A. POLICY In general, the policy has been to develop communities in Aceh and Nias-North Sumatera through improving equity, accessability and quality of the education system continuously, and with the support of science and technology. Secara khusus, kebijakan di bidang Specifically, policies in education sector are as pendidikan mencakup: follows: 1. Memperluas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan pendidikan bagi semua penduduk 1. Widen the equity and accessibility of education usia sekolah (education for all) terutama services to all citizens (Education for all) mainly penyelenggaraan Wajib Belajar Pendidikan by implementating 9 years compulsary education Dasar Sembilan Tahun yang merata, throughout the nation, and providing learning terjangkau dan berkualitas serta kesempatan opportunities for all in the community in belajar bagi masyarakat dalam rangka accordance with the life-long education pendidikan berkelanjutan dan pendidikan programme including literacy education through: sepanjang hayat termasuk penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional melalui: • Pengembangan program pendidikan dan • Education and training development for those pelatihan untuk anggota masyarakat yang who live in remote and underdeveloped areas tinggal di wilayah terpencil dan tertinggal, and nomadic populations, the poor, the masyarakat yang berpindah-pindah disabled and comunities which require special (nomaden), miskin, penyandang cacat, dan attention and services. masyarakat yang membutuhkan pelayanan khusus; • Implementation of rehabilitation, • Pelaksanaan rehabilitasi, rekonstruksi dan reconstruction and development of education pembangunan sarana dan prasarana infrastructure, which is supported by teaching pendidikan yang didukung dengan and learning materials, teaching aids, penyediaan materi belajar mengajar, laboratories, information technology and peralatan peraga pendidikan; increasing the efficiency in utilising common perpustakaan, laboratorium, dan facilities among schools and institutions. pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta meningkatkan efisiensi penggunaan bersama fasilitas antar satuan pendidikan; • Implementation of guidance and counseling • Pelaksanaan bimbingan dan konseling for students, teachers and non-teaching staff bagi peserta didik, pendidik dan tenaga to assist them in overcoming trauma caused kependidikan lainnya untuk membantu by the disaster including development of mereka menghilangkan trauma yang trauma counseling models using cultural and dialami akibat bencana yang terjadi religious approaches. termasuk pengembangan model trauma counseling dengan pendekatan agama dan budaya; • Provision of scholarships for students and • Penyediaan beasiswa bagi peserta didik living expense subsidies for the victims of the 8 dan bantuan biaya hidup bagi korban bencana termasuk bagi yang mengikuti pendidikan di daerah lain dan penyediaan asrama terutama untuk menampung peserta didik yang tidak lagi memiliki keluarga; • • Pelaksanaan revitalisasi usaha kesehatan sekolah termasuk penyediaan makanan tambahan bagi peserta didik yang membutuhkan. b. b. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan melalui: • Peningkatan mutu pendidikan dan meningkatkan relevansinya dengan pembangunan daerah dan pembangunan nasional termasuk melalui pengembangan pendidikan bertaraf internasional; • Pengembangan kurikulum yang relevan dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta disesuaikan dengan kebutuhan lokal, khususnya terkait dengan pelaksanaan syariat Islam; • Peningkatan jumlah, kualitas dan profesionalisme pendidik yang mencakup guru, dosen, tutor, dan tenaga kependidikan lainnya termasuk peningkatan peran lembaga pendidikan tenaga kependidikan dalam menyediakan pendidik yang berkualitas; • Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan hukum pendidik dan tenaga kependidikan; c. c. Memperkuat manajemen pelayanan pendidikan melalui: • Pengembangan sistem pendidikan dan memantapkan pelaksanaannya dalam semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan termasuk pendidikan keluarga dan masyarakat; • Peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pendidikan dan membina hubungan yang erat antara pendidikan formal dengan pendidikan dalam keluarga dan masyarakat termasuk revitalisasi keluarga sebagai lembaga pendidikan informal; • Pelaksanaan revitalisasi lembaga pengelola pendidikan termasuk dinas pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; • Penyediaan anggaran pendidikan yang disaster including for those studying in other districts and provision of dormitories mainly for the orphaned students. Implementing revitalisation of the school health centre including provision of meals to students. Improving quality and relevance of education through: • Improving education quality and its relevance to the local and national development programme while refering to international standards. • Developing a curriculum which is, relevant, introducing active, creative, effective, and joyful learning which is adapted to the local needs especially for the implementation of Islamic Syariah. • Improving the quantity, quality and professionalism of teachers, lecturers, tutors and other teaching functions as well as improving the quality of educational institutions in conjunction with provision of qualified teaching personnel. • Improving teacher welfare as well as legal protection for educators. Strengthening educational services management through: • Developing a balanced education system ensuring its implementation in all streams, types, and levels of education including education within the family and community. • Improving community and private sector participation in education and strengthening the relation between formal education and family education as well as community education, including revitalisation of the family as an in-formal education institution. • Revitalisation of education and training providers including district and provincial offices of education. • Provision of proper education budgets in a 9 memadai dan berkelanjutan; • Pelaksanaan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan sebagai hak asasi, investasi, dan aset kepada seluruh kelompok masyarakat serta pelaksanaan advokasi bagi pengambil keputusan untuk memberi perhatian besar pada pembangunan pendidikan; • Peningkatan pemberdayaan masyarakat agar dapat secara aktif berperan dalam membangun pendidikan di wilayahnya secara berkualitas dan berkesinambungan; • Penataan dan peningkatan kinerja penyelenggaraan pendidikan termasuk penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi pendidikan yang berkesinambungan; dan • Pelaksanaan penilaian, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. B. STRATEGI sustainable manner. • Socialising the importance of education as a human right, an investment, and an asset to all population groups and advocating to decision makers to provide more attention to education development. • Increasing community empowerment to enable them to develop the education system proactively, qualified and sustainable. • Managing and improving school performance including research and development as well as the education information system in a sustainable manner; and • Implementation of assessment, monitoring and evaluation in a sustainable manner. B. STRATEGY In general, the strategy for the Secara umum strategi dalam membangun kembali masyarakat Aceh di bidang pendidikan development of the Aceh community in the area of education are as follows: adalah: 1. Improving equity and quality of 1. Meningkatkan pelayanan pendidikan semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan educational services in all streams, types secara merata dan berkualitas yang and levels of education while ensuring relevan dengan kebutuhan dan relevance for the needs of the life-long memperhatikan prinsip pendidikan education; sepanjang hayat; 2. Rehabilitation and reconstruction of 2. Rehabilitasi dan rekonstruksi sarana education infrastructure; pelayanan pendidikan; 3. Revitalization of the education services 3. Revitalisasi sistem pelayanan pendidikan; system; 4. Meningkatkan partisipasi masyarakat 4. Improving community participation in the dalam membangun pendidikan; development of the education system; 5. Mobilisasi sumberdaya dan pemberdayaan 5. Mobilizing resources and effectively and semua potensi pemerintah, masyarakat, efficiently utilizing all the potential of dan swasta; government, community and the private 6. Memperkuat jaringan kerjasama lintas sector; program dan lintas sektor; 6. Strengthening the cooperation network 7. Menerapkan prinsip-prinsip good across program and sectors; governance yang mencakup transparansi, 7. Implementing good governance principles akuntabilitas, dan partisipasi dalam including transparency, accountability and membangun pendidikan. participation in education system development; 10 BAB V CHAPTER V DETAIL RENCANA KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DETAILED PLANNING FOR REHABILITATION AND RECONSTRUCTION Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan di NAD dan Nias Sumatera Utara tetap mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sejalan dengan rencana pembangunan nasional dan daerah yang disesuaikan dengan budaya nasional dan daerah. Khusus untuk NAD pembangunan pendidikan mengacu pula pada Qanun nomor 23 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Nanggroe Aceh Darussalam yang mengamanatkan bahwa “Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah pendidikan yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, falsafah Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Kebudayaan Aceh”. Dengan demikian filsafat Islam dan Pancasila, kebudayaan nasional dan daerah serta kebenaran universal dapat mengkristal dan terpatri dalam proses belajar mengajar pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. The development of education system in NAD and Nias-North Sumatera is still in accordance with Regulation No. 20/2003 concerning The National Education System in line with national and regional development planning and matched with the local and national culture. Especially for NAD, the education system development should refer to the regulation No. 23 Year 2002 concerning Implemention of Education in Nanggroe Aceh Darussalam which mandates that “Education in Nanggroe Aceh Darussalam should be based on Al-Qur’an and Al-Hadits, Pancasila philosophy, National Regulation 1945, and Acehnese Culture”. However Islamic and Pancasila Philosopy, local and national culture and the universal truth will be integrated and embedded in teaching and learning processes in all streams, types, and levels of education. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam membuka peluang bagi masyarakat Aceh untuk mengatur kehidupannya secara khas termasuk dalam membangun pendidikan. Landasan hukum ini tidak saja mengakui tetapi sekaligus mendorong rakyat Aceh untuk menghidupkan kembali kekhasannya yang tercermin pada ketahanan dan daya juang tinggi yang bersumber pada pandangan hidup, karakteristik sosial dan kemasyarakatan yang berlandaskan ajaran Islam. Semboyan kehidupan bermasyarakat “Adat bak Po Teumeureuhom; hukom bak Syiah Kuala; Qanun bak Putroe Phang; Reusam bak Laksamana” (adat bersumber dari Hulubalang, hukum dari Ulama, perintah dari Raja, dan kebiasaan dari Laksamana), merupakan semangat hidup yang dapat diartikulasikan ke dalam perspektif modern sebagai pendorong kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berpemerintahan yang demokratis serta bertanggung jawab. Semboyan ini memberi arahan bagi pengembangan sumberdaya manusia The regulation No 18 Year 2001 concerning special autonomy for NAD provides opportunity to the Aceh community to uniquely regulate their life including the development of education system. This legal reference not only accepts but also encourages Acehnese to enhance the uniqueness which is reflected in their survival and struggle which is supported by their way of life, social characteristics and community behaviour in line with Islamic shariah. The motto of their life “Adat bak Po Teumeureuhom; hukom bak Syiah Kuala; Qanun bak Putroe Phang; Reusam bak Laksamana” (Culture based on Patriotism, Law of Islamic Leader, command of the Sultanate, and the habit of Admiral), is a spirit of life which can be articulated to a modern life perspective as a motivator in social life and government that is democratic and responsible. This spirit inspires to develop human resources towards global competition era. 11 yang berkarakter menuju era persaingan global. Konflik berkepanjangan yang terjadi di Provinsi NAD di lain fihak telah merusak tatanan sosial dan sistem pendidikannya dan menjadi tantangan yang harus dihadapi. Hal tersebut diperburuk dengan terjadinya bencana gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 yang menyebabkan banyaknya kerusakan fasilitas pelayanan pendidikan termasuk meninggalnya peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Seluruh pertimbangan tersebut menjadi dasar perencanaan pembangunan pendidikan. Prolonged conflict that has occured in NAD has destroyed social order and its education system has becomea serious challange of the Acehnese community. This situation has worsened with the impact of the earthquake and tsunami disaster on 26 December 2004, which has caused severe damage on education infrastructure including the death of students, teachers and non-teaching staffs. All these factors will be taken into consideration in the development of the education system. Tujuan dari rencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang pendidikan adalah untuk membuka kesempatan luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan belajar sepanjang hayat, dan mengembangkan sistem pendidikan Islami dalam kerangka sistem pendidikan nasional. The objective of the education rehabilitation and reconstruction planning is to provide broad opportunity to the community to obtain education services and life- long education, as well as developing an Islamic education system within the framework of the national education system. Sasaran yang akan dicapai meliputi: (1) seluruh penduduk usia sekolah dapat kembali memperoleh pelayanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan; (2) seluruh sarana dan prasarana pendidikan di daerah bencana dapat berfungsi kembali; (3) terpenuhinya kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai; (4) tersedianya kurikulum pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang secaras khusus untuk Provinsi NAD terkait dengan pelaksanaan syariat Islam; dan (5) berfungsinya kembali manajemen pelayanan pendidikan yang ditandai oleh tersedianya anggaran pendidikan yang memadai dan berkelanjutan dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Targets to be achieved are as follows: (1) All of the school-age community are eligible to obtain qualified educational services which meet the standards; (2) All education infrastructure in the tsunami affected areas will be resumed; (3) Fulfilled quantity and quality of required teachers and non-teaching staffs; (4) Availability of an educational curriculum that is relevant to the needs of local development, specifically for NAD in relation of Islamic shariah implementation; and (5) Reoperating educational service management, indicated by the availability of proper education budgets which are sustainable and increased community participation in developing the education system. Prinsip-prinsip. Secara umum rehabilitasi dan rekonstruksi bidang pendidikan Principles. In general the rehabilition and reconstruction in the education sector refers to the dilakukan dengan prinsip: following principles: a. Berpusat pada masyarakat (peoplecentered). Upaya untuk menyediakan a. People centered. Efforts in provision of education services in all streams, types and kembali pelayanan pendidikan di semua levels of education, must be responsive to the jalur, jenis dan jenjang pendidikan harus community and individual needs. The strategy responsif terhadap kebutuhan masyarakat in rehabilitating education must specifically dan kebutuhan masing-masing peserta consider community welfare, without didik. Strategi penanganan pasca bencana neglecting those who need special attention. harus secara tegas memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan tidak 12 mengabaikan kebutuhan masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus. b. Merupakan bagian dari rencana pembangunan pendidikan nasional dan daerah. Disamping harus merespon kondisi darurat, strategi pembangunan pendidikan di wilayah bencana harus berpijak pada kebijakan nasional dan daerah guna menjamin pembangunan yang berkelanjutan. b. As part of the local and national education development plan. Apart from responding to the emergency condition, the strategy in developing the education system in the disaster affected areas should refer to national and local policy to ensure sustainable development. c. Mengacu pada pengalaman dan contoh c. Refer to experience and good example of post-disaster education management which yang baik dalam penanganan pendidikan took place in the past or in other areas. pasca bencana yang terjadi sebelumnya baik yang terjadi di daerah setempat maupun daerah lain. d. Fokus pada efisiensi dan akuntabilitas. Akuntabilitas dan transparansi merupakan d. Focusing on efficiency and accountability. As accountability and trasparency is an important kunci yang harus dipegang untuk menjamin key to ensure the efficiency of post- disaster efisiensi pelaksanaan rehabilitasi dan rehabilitation and reconstruction, emphasis is rekonstruksi pasca bencana dengan biaya on accountable budgeting and avoiding yang dapat dipertanggungjawabkan tanpa unnecessaries expenses. harus mengeluarkan biaya yang tidak perlu. e. Tanpa Diskriminasi. Penyediaan pelayanan pendidikan harus dapat e. Non-discrimination. Provision of education menjamin peluang yang sama bagi semua services or access to education should ensure kelompok masyarakat tanpa diskriminasi equal opportunity for all population groups untuk mengakses pendidikan. Beberapa without discrimination. Special consideration acuan yang harus dipegang adalah: should be made for the following: • Ketiadaan dokumen-dokumen seperti • The unavailability of the documents such ijasah, rapor, keterangan tempat as certificates, report books, personal tinggal, dan akte kelahiran tidak boleh identity records, birth certificates should membatasi anak untuk mengikuti not prevent students from accessing pendidikan; education; • Tidak diperkenankan adanya batasan usia peserta didik; • Unlimited age in education; • Harus memperkenankan anak-anak • Allowing those who dropped out of school yang sudah putus sekolah untuk to return to school; kembali sekolah; • Memberikan perhatian lebih besar pada • Provide more attention to disadvantaged anak-anak yang kurang beruntung dan children kelompok rentan (vulnerable); Stages. Activity in rehabilitating and Langkah-Langkah. Kegiatan reconstructing education infrastructure in NAD rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat Aceh and Nias North Sumatera is divided into 3 stages. dan Nias dibagi dalam 3 tahap pelaksanaan yaitu They are the emergency stage, rehabilitation tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. stage and reconstruction stage. a. Tahap tanggap darurat yang ditujukan untuk memastikan terselenggaranya kembali proses belajar mengajar bagi peserta didik yang terkena bencana. a. The Emergency stage is intended to ensure the implementation of teaching and learning processes for those affected by the disaster. Other activity includes provision of 13 Kegiatan yang dilakukan antara lain penyediaan fasilitas pendidikan darurat termasuk tenda dan sekolah darurat; pembersihan fasilitas pendidikan untuk dapat difungsikan kembali; rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan lainnya yang bersifat sementara termasuk memberdayakan relawan; penyediaan buku dan peralatan pendidikan lainnya; serta bimbingan dan konseling yang diberikan bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya untuk membantu mereka menghilangkan trauma yang dialami akibat bencana yang terjadi. temporary education services including tents and temporary schools; clearing the educational facilities; recruiting teachers and non-teaching staff temporarily and optimizing the available volunteers; provision of books and other educational equipment; provision of guidance and counselling to students, teachers, and non-teaching staff to assist them to overcome their trauma due to disaster. b. Tahap rehabilitasi yang ditujukan untuk memastikan berfungsinya kembali fasilitas pelayanan pendidikan untuk penyelenggaraan proses relajar mengajar melalui antara lain rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan jumlah peserta didik pasca bencana; rekrutmen dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan terutama untuk mengganti pendidik dan tenaga kependidikan yang meninggal dan hilang; penyediaan materi belajar mengajar termasuk peralatan sekolah; dan penyediaan beasiswa dan bantuan biaya hidup bagi peserta didik yang tidak lagi memiliki keluarga termasuk anak-anak yang bersekolah di daerah lain. Khusus untuk Provinsi NAD mencakup pula rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas pendidikan yang rusak akibat konflik di beberapa kabupaten/kota dan akibat banjir di Kabupaten Aceh Tamiang. b. The Rehabilitation stage is meant to ensure refunctioning of the educational infrastructure to implement teaching and learning processes through rehabilitation and reconstruction of education facilities, which is adjusted to the numbers of students post-disaster; recruiting and training of teachers and non-teaching staff to replace the loss of teachers and nonteaching staff; provision of teaching and learning materials including school equipment and provision of scholarships as well as living expense subsidies to orphans. Particularly for NAD, there will be rehabilitation and reconstruction of educational facilities damaged due to conflict in several districts and due to floods in Aceh Tamiang district. c. Tahap rekonstruksi yang ditujukan untuk c. The Reconstruction stage aims towards ensuring compliance with the minimum standards of educational services and expanding the quality of educational services in accordance to the increment of students numbers through providing quality education facilities meeting international standards; curriculum development which is relevant to the local needs; development of an education information system in a sustainable manner, as well as research and development in education. memastikan terpenuhinya standar minimal pelayanan pendidikan dan perluasan pelayanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan peningkatan jumlah peserta didik melalui penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih bermutu termasuk satuan pendidikan bertaraf internasional; pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal; pengembangan sistem informasi pendidikan yang berkesinambungan, serta penelitian dan pengembangan pendidikan. 14 No. 1. 2. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity 3. Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location 6. Cakupan Kegiatan Scope of Activity 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success Pendidikan Education Pendidikan Anak Usia Dini Early Childhood Education Penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang mencakup Taman Kanak-Kanak, Taman PAUD. Implementation of educational services for early age child which is covering Kindergarten, and Early Childhood Education Center. - Terlaksananya pelayanan pendidikan tanggap darurat untuk anak usia dini di daerah bencana; Implementing education services in emergency stage for early age children in the disaster affected area; - Terlaksananya kembali pelayanan pendidikan untuk anak usia dini yang didukung oleh tersedianya fasilitas pelayanan PAUD dalam jumlah dan kualitas sesuai kebutuhan; The implementation of education services for early age children, which is supported by the availability of PAUD services in term of quality and numbers according to the need; - Anak-anak usia dini yang membutuhkan pelayanan pendidikan; Early age children who require educational services; - Lembaga PAUD PAUD Institution Untuk tahap tanggap darurat dan tahap rehabilitasi difokuskan di kabupaten/kota yang terkena bencana, sementara untuk tahap rekonstruksi kegiatan dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Kabupaten Nias dan Nias Selatan di Provinsi Sumatera Utara Kota Banda Aceh. The emergency stage and rehabilitation stage focused on disaster affected areas, while the reconstruction stage implemented to all districts in NAD Province and North Sumatera Province. - penyediaan pelayanan pendidikan anak usia dini termasuk pelayanan pendidikan tanggap darurat, Provision of services for early age children including emergency education services, - trauma counselling, - penyediaan materi belajar mengajar termasuk buku dan peralatan PAUD, provision of material of educating process including books and PAUD material, - pemberian beasiswa bagi siswa yang terkena bencana termasuk biaya hidup bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga lagi, provision scholarships for students affected by disaster including tuition fee for those who lost their family, - rehabilitasi, rekonstruksi, dan perluasan sarana dan prasarana pendidikan; rehabilitation, reconstruction and expanding education infrastructure,; - penyediaan bantuan biaya operasional pendidikan, provision of educational operation cost, - penilaian, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan valuation, monitoring and evaluation in a sustainable manner - Anak usia dini yang membutuhkan pelayanan PAUD dapat ditangani; Early age children who need PAUD services can be handled; - Sarana dan prasarana pelayanan pendidikan yang rusak dapat berfungsi kembali; Refunctioning of the damaged educational equipment and facilities; - Partisipasi pendidikan anak usia dini pada tahun 2009 lebih tinggi dari keadaan sebelum bencana. Higher education participation for early age children in 2009 than predisaster. 15 No. 8. Uraian Description Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program 10. Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund 11. 12. Pendidikan Education - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage : January – June 2005 - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage : July 2005 – December 2006 - Fase Rekonstruksi : Januari 2007– Desember 2008 Reconstruction Stage : January 2007 – December 2008 - Kelompok Kerja I (Tata Ruang) Workgroup I (Spatial Planning) - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 898.015.900.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community, private sector and international donor grant 16 No. 1. 2. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity 3. Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location 6. Cakupan Kegiatan Scope of Activity Pendidikan Education Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Nine Years Compulsary Basic Education Penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang mencakup SD/Paket A setara SD dan SMP/Paket B setara SMP Implementation of Nine Years Compulsary Basic Education covers Primary School/Package A, Junior Secondary School/Package B - Terlaksananya pelayanan pendidikan darurat untuk jenjang pendidikan dasar; Implementation of temporary education services for basic education level; - Tersedianya fasilitas pelayanan pendidikan dasar dalam jumlah dan kualitas sesuai kebutuhan; Provision of basic education services facilities in term of numbers and quality; - Meningkatnya partisipasi jenjang pendidikan dasar; dan Increasing participation of basic education level; and - Meningkatnya kualitas pendidikan dasar. Increasing basic education quality. - Anak-anak usia sekolah korban bencana (termasuk pengungsi) yang membutuhkan pelayanan pendidikan dasar; School age children affected by disaster (including refugees) need for basic education services; - Anak usia pendidikan dasar; Children in the age of basic education; - Satuan pendidikan dasar baik formal maupun non formal, negeri maupun swasta. Basic education unit whether formal or non-formal, public and private. Untuk tahap tanggap darurat dan tahap rehabilitasi difokuskan di kabupaten/kota yang terkena bencana, sementara untuk tahap rekonstruksi kegiatan dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Kabupaten Nias dan Nias Selatan di Provinsi Sumatera Utara. For the emergency and rehabilitation stage is located in the districts affected by disaster, and the reconstruction stage activities will be implemented at all districts in NAD Province and district in Nias North Sumatera Province. - penyediaan pelayanan pendidikan tanggap darurat dan pelaksanaan pembelajaran remedial; provision of emergency educational services and implementation of remedial education; - trauma conselling bagi anak-anak usia sekolah di daerah bencana, trauma counselling for school age children in the disaster area, - penyediaan materi belajar mengajar termasuk buku dan peralatan pendidikan, serta fasilitas teknologi komunikasi, dan informasi, provision of educational materials including books and educational equipment, and facilities of information and communication technology, - pemberian beasiswa bagi siswa yang terkena bencana dan anak-anak dari keluarga miskin termasuk biaya hidup bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga lagi, provision of scholarships for students affected by disaster and children coming from poor families including subsidies to cover living cost to those who are orphans, - rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan yang rusak akibat bencana, 17 No. Uraian Description 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program 10. Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund 11. 12. Pendidikan Education rehabilitation and reconstruction of the damaged education equipment and facilities due to disaster, - perluasan sarana dan prasarana pelayanan pendidikan dasar yang bermutu untuk meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan termasuk pembangunan asrama siswa, expanding good basic educational equipment and facilities to increase coverage and access including development of students dormitory, - penyediaan bantuan biaya operasional pendidikan, provision of educational operation cost, - penilaian, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan valuation, monitoring and evaluation in a sustainable manner - Seluruh peserta didik korban bencana kembali mengikuti pendidikan; All students affected by disaster get back to school, - Sarana dan prasarana pendidikan yang rusak dapat berfungsi kembali; Refunctioning of the damaged educational equipment and facilities - Angka partisipasi pendidikan dasar pada tahun 2009 lebih tinggi dari keadaan sebelum bencana; Higher education participation number for early age children in 2009 than pre-disaster - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2007 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja I (Tata Ruang) Workgroup I (Spatial Planning) - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 3.511.227.000.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community, private sector and grant or international loan. 18 No. 1. 2. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity 3. Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location 6. Cakupan Kegiatan Scope of Activity Pendidikan Education Pendidikan Menengah Secondary Education Penyelenggaraan pendidikan yang mencakup SMA/SMK Education implementation covers Senior Secondary School, Vocational Senior Secondary School - Terlaksananya pelayanan pendidikan darurat untuk jenjang pendidikan menengah; Implementation of emergency educational services for secondary education level; - Tersedianya fasilitas pelayanan pendidikan menengah dalam jumlah dan kualitas sesuai kebutuhan; dan The availability of secondary educational services in terms of number and quality; - Meningkatnya partisipasi jenjang pendidikan menengah; Increasing education participation in the secondary level; - Meningkatnya kualitas pendidikan menengah; Increasing quality of secondary education. - Anak-anak usia pendidikan menengah korban bencana (termasuk pengungsi) yang membutuhkan pelayanan pendidikan menengah; Secondary school students who are affected by disaster (including displace students) and require education services in the secondary level; - Peserta didik pendidikan menengah; dan Secondary school students; and - Satuan pendidikan menengah baik formal (SMA/SMK) maupun non formal, negeri maupun swasta. Secondary education unit either formal (SMA/SMK) or non-formal, public and private. Untuk tahap tanggap darurat dan tahap rehabilitasi difokuskan di kabupaten/kota yang terkena bencana, sementara untuk tahap rekonstruksi kegiatan dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Kabupaten Nias dan Nias Selatan di Provinsi Sumatera Utara. For the emergency and rehabilitation stage is located in the districts affected by disaster, and the reconstruction stage activities will be implemented at all districts in NAD Province and district in Nias North Sumatera Province. - Penyediaan pelayanan pendidikan tanggap darurat dan pelaksanaan pembelajaran remedial termasuk pengiriman siswa SMK ke sekolahsekolah yang tidak terkena bencana dan ke Pusat Pengembangan Penataran Guru yang berada di Medan, Malang, Yogyakarta, Cianjur, Bandung, dan Bogor. Provision of emergency educational services and implementation of remedial education including sending the vocational students to schools who are not affected by disaster and to Vocational Education Development Center located at Medan, Malang, Yogyakarta, Cianjur, Bandung and Bogor. - trauma conselling bagi anak-anak di daerah bencana, trauma counselling for children in the affected area, - penyediaan materi belajar mengajar termasuk buku dan peralatan pendidikan, serta fasilitas teknologi, komunikasi, dan informasi provision of educational material including books and educational equipment, and information and communication technology facilities, - pemberian beasiswa bagi siswa yang terkena bencana dan anak-anak dari keluarga miskin termasuk biaya hidup bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga lagi, provision of scholarships to the students affected by disaster and children from poor families including subsidies to cover living cost for orphaned 19 No. Uraian Description 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program 10. Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund 11. 12. Pendidikan Education children, - rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana yang rusak karena bencana; rehabilitation and reconstruction of the damaged facilities and equipments, - pembangunan sarana dan prasarana pendidikan menengah di wilayah yang partisipasi pendidikannya masih rendah; development of secondary educational equipment and facilities in the areas where the number of educational participations is still low; - pengembangan pendidikan bertaraf internasional; educational development referring to international standards; - penyediaan bantuan biaya operasional pendidikan, provision of educational operational fund, - penilaian, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan assessment, monitoring and evaluation in a continual manner - Seluruh peserta didik korban bencana kembali mengikuti pendidikan; All of the students affected by disaster get back to school; - Sarana dan prasarana pendidikan menengah yang rusak dapat berfungsi kembali; Refunctioning of the damaged secondary education equipment and material; - Angka partisipasi pendidikan menengah SMU/SMK pada tahun 2009 lebih tinggi dari keadaan sebelum bencana; Higher number of secondary education participation in 2009 than predisaster - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2007 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja I (Tata Ruang) Workgroup I (Spatial Planning) - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 1.894.752.500.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community and private and international donor grant 20 No. 1. 2. 3. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location 6. Cakupan Kegiatan Scope of Activity Pendidikan Education Pendidikan Tinggi Higher education Penyelenggaraan pendidikan tinggi Implementation of higher education - Terlaksananya pelayanan tanggap darurat untuk pendidikan tinggi di daerah bencana; Implementation of emergency services to higher education in the affected areas; - Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan tinggi, baik perguruan tinggi umum (PT) maupun perguruan tinggi agama (PTA), yang meliputi Implementation of rehabilitation and reconstruction of the equipment and facilities of higher education. • rehabilitasi gedung pendidikan, laboratorium dan ruang administrasi yang rusak akibat bencana; rehabilitation of educational building, laboratorium and damaged administration room affected by disaster; • pembangunan gedung pendidikan yang rusak total; development of totaly damaged educational building; • terlaksananya operasionalisasi di perguruan tinggi negeri (PTN) yaitu di Universitas Syiahkuala, IAIN Ar–Raniri, Universitas Malikussaleh, Politeknik Lhoksumawe, dan 24 perguruan tinggi swasta (PTS). Implementation of the operational activity in public higher education that are University of Syiah Kuala, IAIN Ar-Raniri, University of Malikussaleh, Polytechnique of Lhokseumawe, and 24 private higher education. - Mahasiswa korban bencana termasuk pengungsi dan mahasiswa yang mengikuti pendidikan di daerah lain yang membutuhkan pelayanan pendidikan tinggi; Under graduate students affected by disaster including displace community and undergraduate students who studied in other areas that require higher education services; - Sarana dan prasarana pendidikan tinggi Higher education equipment and facilities Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, Kab. Aceh Barat, dan Kab. Bireun. Banda Aceh Town, Lhokseumawe Town, District Aceh Barat, and District Bireuen - penyediaan pelayanan pendidikan tanggap darurat, provision of emergency educational services, - trauma conselling bagi mahasiswa di daerah bencana, trauma counselling to the under graduate students in the affected areas, - penyediaan materi perkuliahan termasuk buku perpustakaan dan peralatan perkuliahan, provision of educational material including books and studying equipments, - pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang terkena bencana dan mahasiswa dari keluarga miskin termasuk biaya hidup bagi mahasiswa yang tidak memiliki keluarga lagi, provision of scholarships to under graduate students affected by disaster and students come from poor families including subsidies to cover living cost for orphan students, - rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan tinggi 21 No. Uraian Description 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program 10. Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund 11. 12. Pendidikan Education termasuk laboratorium dan perpustakaan, rehabilitation and reconstruction of higher education equipment and facilities including laboratorium and library, - penyediaan biaya operasional pendidikan, provision of educational operational cost, - penilaian, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan assessment, monitoring and evaluation in a continual manner - Semua mahasiswa korban bencana yang membutuhkan pelayanan pendidikan tinggi dapat ditangani; All of undergraduate students affected by disaster that require higher education services can be handled; - Sarana dan prasarana pelayanan darurat untuk pendidikan tinggi berfungsi kembali dengan baik; Refunctioning of higher education emergency services equipment and facilities; - Angka partisipasi pendidikan tinggi pada tahun 2009 lebih tinggi dibanding keadaan sebelum bencana; Higher number of higher education participation in 2009 than predisaster; - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2007 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja I (Tata Ruang) Workgroup I (Spatial Planning) - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 390.969.000.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community and private and international donor grant 22 No. 1. 2. 3. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location 6. Cakupan Kegiatan Scope of Activity Pendidikan Education Pendidikan non Formal Non-formal education Penyelenggaraan pendidikan non formal Implementation of non-formal education - Terlaksananya pelayanan pendidikan non formal termasuk dalam tahap tanggap darurat yang mencakup pelayanan Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMU, keaksaraan fungsional, serta magang bagi penduduk dewasa; Implementation non-formal educational services included in the emergency stage that covers Package A service, Package B and Package C, functional alphabetic, and working practice for mature people; - Terbentuknya sarana pelayanan pendidikan non formal sementara (posko/tenda darurat) Formulation of temporary non-formal educational service equipment (crisis center/temporary tents) - Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan non formal, meliputi rehabilitasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sangar Kegiatan Belajar (SKB), Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), dan Lembaga Kursus yang rusak akibat bencana, dan terlaksananya operasionalisasi pendidikan non formal Implementation of rehabilitation and reconstruction of non-formal education equipment and facilities, covering rehabilitation of Community Learning Activity Center, Learning Activity Studio, Learning Activity Development Institute, and Course Institutions which are damage due to disaster, and the operation of non-formal educational. - Masyarakat dan korban bencana termasuk pengungsi yang membutuhkan pelayanan pendidikan non formal; Community and the victims of disaster including displace people who require non-formal education services; - Sarana dan prasarana pelayanan pendidikan non formal Non-formal educational services equipment and facilities Untuk tahap tanggap darurat dan tahap rehabilitasi difokuskan di kabupaten/kota yang terkena bencana, sementara untuk tahap rekonstruksi kegiatan dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Kabupaten Nias dan Nias Selatan di Provinsi Sumatera Utara. For the emergency and rehabilitation stage is located in the districts affected by disaster, and the reconstruction stage activities will be implemented at all district in NAD Province and district in Nias North Sumatera Province. - Penyediaan pelayanan pendidikan tanggap darurat, Provision of educational services on emergency stage - trauma conselling bagi peserta didik di daerah bencana, penyediaan materi belajar mengajar termasuk buku dan peralatan pendidikan, Trauma counselling for students in the affected area, provision educational materaial including books and educational equipments, - pemberian beasiswa bagi warga belajar, Provision scholarships for students and schooling age people, - rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan non formal, Rehabilitation and reconstruction of non-formal educational equipment and facilities - pelaksanaan pendidikan keaksaraan fungsinal; 23 No. Uraian Description 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program 10. Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund 11. 12. Pendidikan Education Implementation of functional literacy education; - pelaksanaan pendidikan ketrampilan terutama untuk menyediakan tenaga kerja trampil yang dibutuhkan untuk pembangunan kembali wilayah bencana; Implementation of skill training mainly for providing skill workers required to reconstruct the disaster affected area; - penyediaan biaya operasional pendidikan non formal, provision of non-formal educational operational fund - penilaian, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan assessment, monitoring and evaluation in a continually manner - Semua korban bencana yang membutuhkan pelayanan pendidikan non formal dapat ditangani; All of the disaster victims that required non-formal educational services can be handled; - Berfungsinya kembali sarana dan prasarana pelayanan yang rusak karena bencana; Refunctioning damaged equipment and facilities due to disaster; - Warga belajar pendidikan keterampilan terserap oleh lapangan kerja; Trainees are absorbed by the labour market; - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2007 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja I (Tata Ruang) Workgroup I (Spatial Planning) - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 441.914.000.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community and private and international donor grant 24 No. 1. 2. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity 3. Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location 6. Cakupan Kegiatan Scope of Activity 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Pendidikan Education Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Improving Teachers and Non-Teaching Staff Quality Pengangkatan guru baru/kontrak, guru bantu sementara, serta penempatan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan Recruiting contracted teachers, temporary teachers, as well as their placement and training for teachers and non-teaching staffs - Tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan untuk melaksanakan pendidikan darurat; Availability of teachers and non-teaching staffs to undergo temporary education; - Meningkatnya ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai; Increasing availability of teachers and non-teaching staffs in term of numbers and quality; - Terdistribusinya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan menurut kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan; Distribution teachers and non-teaching staffs according to the need of the districts; - Pendidik dan tenaga kependidikan Teachers and non-teaching staffs - Pegawai Dinas Pendidikan Kota dan Kabupaten Staffs of District Education Office Untuk tahap tanggap darurat dan tahap rehabilitasi difokuskan di kabupaten/kota yang terkena bencana, sementara untuk tahap rekonstruksi kegiatan dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Kabupaten Nias dan Nias Selatan di Provinsi Sumatera Utara. For the emergency and rehabilitation stage is located in the districts affected by disaster, and the reconstruction stage activities will be implemented at all district in NAD Province and district in Nias North Sumatera Province. - pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan yang bersifat sementara dan tetap, provision of teachers and non-teaching staffs permanent and nonpermanent, - pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan, Education and training for teachers and non-teaching staffs, - penilaian, monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan assessment, monitoring and evaluation in a continual manner - Tersedianya guru bantu sementara dan guru bantu sukarelawan sesuai kebutuhan khususnya dalam tahap emergensi dan rehabilitasi The availability of temporary teacher and volunteer teachers according to the need specifically in emergency and rehabilitation stage, - Tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan sesuai kebutuhan Availability of teachers and non-teaching staffs according to the need, - Terlaksananya pendidikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan Implementation of education and training for teachers and nonteaching staffs - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2007 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja I (Tata Ruang) 25 No. 10. 11. 12. Uraian Description Program lain Relation with other program Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund Pendidikan Education Workgroup I (Spatial Planning) - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 793.566.800.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community and private and international donor grant 26 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity Sasaran Targets Kelompok Sasaran Target Group Lokasi Location Cakupan Kegiatan Scope of Activity Indikator Keberhasilan Indicator of Success 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program 10. Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund 11. 12. Pendidikan Education Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Development of Reading Habit and Library Improvement Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Development of Reading Habit and Library Improvement - Tersedianya sarana dan prasarana, Availability of facilities and equipment, - Meningkatnya minat baca masyarakat dan peserta didik, Increasing of people reading interest and students, - Peserta didik dan masyarakat Students and people Untuk tahap tanggap darurat dan tahap rehabilitasi difokuskan di kabupaten/kota yang terkena bencana, sementara untuk tahap rekonstruksi kegiatan dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD dan Kabupaten Nias dan Nias Selatan di Provinsi Sumatera Utara In emergency phase and rehabilitation phase focusing on districts affected by disaster, otherwise in reconstruction phase undertaken in all districts in NAD Province and Nias, Nias Selatan in North Sumatera Province - Pengadaan sarana dan prasarana taman bacaan masyarakat, Provision of facilities and equipment for public library - Tersedianya sarana dan prasarana, Availability of facilities and equipment, - Meningkatnya minat baca masyarakat dan peserta didik, Increasing of people reading interest and students, - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2007 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja I (Tata Ruang) Workgroup I (Spatial Planning) - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 520.000.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community and private and international donor grant 27 No. 1. 2. 3. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location Cakupan Kegiatan Scope of Activity 6. 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success Pendidikan Education Manajemen Pelayanan Pendidikan Management of Educational Services Manajemen Pelayanan Pendidikan Management of Educational Services - Meningkatnya konsolidasi dan koordinasi manajemen pelayanan pendidikan pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, Improvement of consolidation and coordination educational service management at the central level, province level and district level, - Tersedianya biaya operasional posko-posko pendidikan di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, Availability of operational cost for educational crisis center at the central level, province level and district level, - Meningkatnya manajemen pelayanan pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota Increasing educational service management in the province and district - Meningkatnya peran Majelis Pendidikan Daerah di Provinsi NAD dan Dewan Pendidikan di Nias Sumatera Utara Increasing the role of District Education Council in NAD Province and Educational Council in Nias North Sumatera - Pemerintah Pusat Central Government - Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten dan Kota Educational Province and district Office - Pendidik dan tenaga kependidikan Teachers and non-teaching staffs - Peserta didik Trainees - Majelis Pendidikan Daerah / Dewan Pendidikan District Educational Council / Educational Council Provinsi, Kabupaten/Kota di Aceh, serta Pemerintah Pusat Province, Districts in NAD, and Central Government - Konsolidasi dan koordinasi manajemen pelayanan pendidikan pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, Consolidation and coordination of educational service management at the central level - Peningkatan kemampuan pengelola pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota Improving the competency of educational provider in province and district level - Pemberdayaan Majelis Pendidikan Daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk Provinsi NAD dan Dewan Pendidikan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan di Sumatera Utara, dan Empowering of the District Educational Council in province and district level for NAD and Educational Council for Nias and Nias Selatan District in North Sumatera, and - Penyediaan biaya operasional posko-posko pendidikan di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota Provision of operational cost for educational crisis center in central level, province and district level - Meningkatnya konsolidasi dan koordinasi manajemen pelayanan pendidikan pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, Improvement of consolidation and coordination educational service management at the central level, province and districts, - Tersedianya biaya operasional posko-posko pendidikan di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, 28 No. Uraian Description 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program Instansi Pelaksana dan Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund 10. 11. 12. Pendidikan Education Availability of operational cost for educational crisis center in central level, province and district level, - Meningkatnya manajemen pelayanan pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota Improvement of educational service management in province and district level - Meningkatnya peran Dewan Pendidikan Improvement the role of Educational Council - Fase Tanggap Darurat : Januari – Juni 2005 Emergency Stage - Fase Rehabilitasi : Juli 2005 – Desember 2006 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2007 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja V (Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X (Pendanaan) Workgroup X (Funding) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD & Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kab/Kota Ministry of National Education, Educational Provincial Office NAD and North Sumatera, Educational District Office Rp. 129.848.000.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community and private and international donor grant 29 No. 1. 2. 3. Uraian Description Nama Program Program Name Nama Kegiatan Name of Activity Sasaran Targets 4. Kelompok Sasaran Target Group 5. Lokasi Location Cakupan Kegiatan Scope of Activity 6. 7. Indikator Keberhasilan Indicator of Success 8. Jadwal Waktu Time Schedule 9. Keterkaitan dengan Program lain Relation with other program Instansi Pelaksana dan 10. Pendidikan Education Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Educational Research and Development Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Educational Research and Development - Tersusunnya sistem informasi pendidikan yang berkesinambungan; Establishment of educational information system in a sustainable manner; - Tersusunnya kurikulum yang relevan dengan kondisi wilayah khususnya untuk Provinsi NAD dikaitkan dengan pelaksanaan syariat Islam; Establishment of curriculum relevant to the characteristics of the area specifically for NAD Province related to the implementation of Islamic shariah; - Tersedianya materi bahan ajar dan metode pembelajaran yang sesuai; dan Availability of proper teaching material and educational methods; and - Terlaksananya penelitian pendidikan pasca bencana. Implementation of educational research after disaster. - Pendidik dan tenaga kependidikan Teachers and non-teaching staffs - Pengembang kurikulum di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota Curriculum developers at the central level, province and district level - Dinas Pendidikan Kota dan Kabupaten District Educational Office - Satuan pendidikan Educational Unit Provinsi Aceh, Pemerintah Pusat NAD Province, Central Government - Pengembangan sistem informasi pendidikan, The Development of educational information system, - Pengembangan kurikulum, Curriculum development, - Pengembangan materi bahan ajar termasuk pengembangan inovasi pendidikan dan pengembangan belajar mengajar The development of educational material including the development of educational innovation and teaching development - Penelitian pendidikan pasca bencana Educational Research post disaster - Tersusunnya sistem informasi pendidikan; Establishment of educational information system; - Kurikulum yang relevan dengan kondisi wilayah tersedia dan diterapkan dalam proses belajar mengajar; Curriculum which is relevant to the district condition and applied in the teaching and learning process; - Tersedianya materi bahan ajar dan metode pembelajaran yang sesuai; Availability of proper teaching material and relevant teaching method - Fase Rehabilitasi : Juni 2005 – Desember 2005 Rehabilitation Stage - Fase Rekonstruksi : Januari 2006 – Desember 2008 Reconstruction Stage - Kelompok Kerja V ( Sistem Kelembagaan) Workgroup V (Institutional System) - Kelompok Kerja X ( Pendanaan) Workgroup X (Funding) Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan – Departemen 30 No. 11. 12. Uraian Description Penanggung jawab Institution and Responsibility Perkiraan Biaya Estimated Cost Sumber Pembiayaan Resources of Fund Pendidikan Education Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi NAD, Dinas Pendidikan Kab/Kota Educational Research and Development Agency – Ministry of National Education, Province Educational Office NAD, District Educational Office Rp. 42.000.000.000 APBN, APBD, kontribusi masyarakat dan swasta serta Hibah/Pinjaman Luar Negeri APBN, APBD, contribution of community and private and international donor grant 31 BAB VI MEKANISME PELAKSANAAN CHAPTER VI IMPLEMENTATION MECHANISM Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rehabilitation and Reconstruction Masyarakat Aceh dan Nias Sumatera Utara planning for NAD and Nias North Sumatera dilaksanakan melalui: community will be undertaken through: 1. Keterpaduan dalam proses perencanaan, 1. Integration in planning process, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi oleh implementation, monitoring and evaluation berbagai pihak terkait yaitu pemerintah pusat, by related institutions which are central provinsi, dan kabupaten/kota, perguruan government, provincial and district, tinggi, tokoh masyarakat, lembaga swadaya university, public figure, NGO, donors, masyarakat, lembaga donor, swasta dan private sectors and community; masyarakat; 2. Integration in funding, among APBN, 2. Keterpaduan dalam pembiayaan, antara provincial APBD, district APBD, APBN, APBD provinsi, APBD international donor grant, and private sector kabupaten/kota, hibah/pinjaman luar negeri, and community contribution; serta kontribusi swasta dan masyarakat; 3. Involving community participation in 3. Melibatkan partisipasi masyarakat dalam undertaking of rehabilitation and pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi; reconstruction; 4. Menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan 4. Applying transparency and accountability akuntabilitas; principal; 5. Penyediaan pelayanan pendidikan 5. Provision of educational services referring to memperhatikan kondisi demografi setempat. the local demographic. 32 BAB VII PENILAIAN, MONITORING DAN EVALUASI CHAPTER VII ASSESSMENT, MONITORING AND EVALUATION Kegiatan penilaian, monitoring, evaluasi dilakukan secara intensif dan berkesinambungan sejak tahap tanggap darurat sampai dengan rekonstruksi untuk dapat merespon jika ada perubahan kebutuhan. Activity in assessing, monitoring, evaluation will be undertaken intensively and continuously from the emergency relief stage up to reconstruction to respond toany requirement for adjustment. a. Assessment a. Penilaian Considering the very dynamic condition, Mengingat kondisi yang sangat dinamis, assessing education needs of the community penilaian kebutuhan pendidikan bagi affected by the disaster will be undertaken penduduk korban bencana dilakukan secara regularly and continuously to ensure that the reguler dan berkesinambungan untuk activity undertaken is meeting the need of the memastikan kegiatan yang dilakukan sesuai community. dengan kebutuhan. b. Monitoring b. Monitoring • Developing a monitoring system which is • Mengembangkan sistem monitoring yang able to detect any deviation as early as mampu mendeteksi segala penyimpangan possible and able to solve it as early as sedini mungkin dan dapat possible; menyelesaikannya sedini mungkin; • Undergoing monitoring, which involves • Melaksanakan monitoring melibatkan the community including children, masyarakat termasuk anak-anak, parents, men and women who are disaster orangtua, laki-laki, dan perempuan victims; korban bencana; • Improving regularly the monitoring and • Merperbaiki secara reguler sistem database system to enable the decision monitoring dan database untuk melihat maker to follow the latest trends and kecenderungan terbaru dan kebutuhan needs; pengambilan keputusan; • Regular provision to the decision maker • Menyediakan informasi tentang on changes in data and other information perubahan data dan informasi lain secara ; reguler bagi pengambil keputusan; • Adjusting program as required referring • Menyesuaikan program sepanjang to the result of the monitoring. diperlukan berdasar hasil monitoring yang dilakukan. c. Evaluasi • Melaksanakan evaluasi terhadap c. Evaluation • Evaluating all policy, program and impact kebijakan, program dan dampak baik yang kuantitatif maupun kualitatif untuk either quantitatively or qualitatively to menggambarkan dampak intervensi scan the whole intervention impact; keseluruhan; • Involving all parties including central • Melibatkan semua pihak termasuk government and local, educator, students, pemerintah pusat dan daerah, pendidik, and the community including the peserta didik, dan masyarakat termasuk marginal community; masyarakat marjinal; • Collecting information transparently and • Mengumpulan informasi secara impartially from all parties involved transparan dan imparsial dari semua including communities affected by pihak terkait termasuk masyarakat korban disaster and parties from other sectors; bencana dan pihak-pihak dari sektor lain terkait; 33 • Penyebarluasan pengalaman dan contoh yang baik di tingkat daerah, nasional dan internasional sebagai bentuk pembelajaran dalam penanganan masalah sejenis. • Disseminating experience and good examples in local, national, and international level as a learning process in handling similar matters. 34 BAB VIII PENUTUP CHAPTER VIII CLOSING REMARK Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi ini disusun bersama antara komponen pemerintah pusat, pemerintah daerah serta berbagai stakeholders di Provinsi NAD dan Kabupaten Nias dan Nias Selatan, Sumatera Utara, untuk jangka lima tahun. Dalam rentang waktu tersebut, akan terjadi berbagai perubahan-perubahan kondisi kehidupan bernegara pada umumnya dan kehidupan masyarakat Aceh dan Nias Sumatera Utara pada khususnya. Oleh karena itu penyesuaian-penyesuaian harus terus dilakukan agar rehabilitasi dan rekonstruksi dapat konsisten menuju arah yang diharapkan. Selain itu suatu produk perencanaan akan berhasil apabila dalam pelaksanaan disertai dengan monitoring dan evaluasi yang baik. This rehabilitation and reconstruction plan is arranged together between central government component, local government and other stakeholders in NAD Province and Nias North Sumatera, for five years period. In that period, there will be many changes in the government operation generally, and living conditions of NAD and Nias North Sumatera specifically. Therefore, adjustments should be continuously made to maintain consistency in rehabilitating and reconstructing the education system towards the expected direction. Apart from that, the planning will be successful if the implementation is followed by good monitoring and evaluation. Mudahan-mudahan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat Aceh dan Nias Sumatera Utara dapat dilaksanakan dengan baik demi perbaikan hidup masyarakat Aceh dan Nias pada khususnya dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. We are expecting that the rehabilitation and reconstruction of education system in NAD and Nias North Sumatera will be undertaken well to ensure the better life of the NAD and Nias North Sumatera community specifically, and Indonesian citizens as a whole. 35