LAPORAN PTK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD NEGERI 3 PUCANGOMBO PACITAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Tutorial 3 Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas IDIK4008 Program PGSD BI UT Oleh: DEVI IKA RULIANA NIM. 858550955 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PACITAN 2020/2021 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia sebagai sarana untuk pengembangan diri, karena pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal. Sekolah sebagai pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin. Sebagaimana tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirutual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23) IPA berarti ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam ini. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang didalamnya mengkaji berbagai kajian ilmu alam diantaranya fisika, kimia dan biologi. Mata pelajaran IPA ini sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena IPA membahas mengenai makhluk hidup, proses kehidupan, alam serta peristiwa alam yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Tidak memungkiri jika mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaranwajib mulai dari sekolah tingkat dasar (SD/ MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/ MA). Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitandalam memahami dan mengikuti pelajaran ini. Tidak sedikit dari mereka beranggapan bahwa mata pelajaran IPA itu membosankan dikarenakan terlalubanyak cakupan materi yang harus mereka pelajari. Keberhasilan pembelajaran IPA dapat dilihat dari kreativitas guru menggunakan model pembelajaran yang diterapkan dalam mengajar mata pelajaran IPA yang tepat dan menarik. Suasana belajar yang kondusif terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Menurut Sutirman (2013: 22) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan alternatif yang digunakan oleh guru untuk mensiasati dalam kegiatan menstranfer ilmu pengetahuan agar mudah diterima oleh siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Model pembelajaran dapat dipilih oleh guru dengan memperhatikan kareakteristik materi pembelajaran serta kondisi siswa. Salah satu model pembelajaran yangdapat diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Negeri 3 Pucangombo ditemukan permasalaha bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Berdasarkan hasil pembelajaran yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian pelajaran IPA materi pokok gaya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai standar KKM tuntas belajar 36% (3 siswa) tuntas belajar, sedangkan sebanyak 64% (14 siswa) belum tuntas belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengamati bahwa rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA dikarenakan siswa kurang fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru, banyak siswa yang sibuk sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu pada saat proses pembelajaran siswa kurang berperan aktif dan dominan guru yang berperan aktif dikelas (teacher center), sehingga kegiatan mereka hanya mendengarkan materi yang di sampaikan oleh guru yang akhirnya menimbulkan kejenuhan. Adapun metode yang digunakan guru ketika di dalam pembelajaran cukup bervariasi, guru sudah menerapkan pembelajaran secara diskusi atau pembelajaran berbasis kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengananggota 3-4 siswa yang heterogen, namun dalam penerapan model pembelajaran belum maksimal dan belum sesuai dengan sintaknya sehingga siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran. Beberapa faktor inilah yang menyebabkan siswa kurang menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru,sehingga hasil belajar siswa rendah. Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan mengajak siswa berperan aktif pada saat proses pembelajaran peneliti berinisiatif dengan mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Menurut Sani (2015: 127) Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengujikan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, danmembuka dialog. Dengan menggunakan model pembelajaran ini sangat bermanfaat karena dengan pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat membuat siswa belajar melalui penyelasaian masalah dunia nyata (real word problem) secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Dan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dirasa tepatuntuk diterpakan dalam mengajarkan mata pelajaran IPA materi gaya. Sehingga dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk berperan aktif melakukan penyelidikan dan menyelesaikan permasalahan sedangkan guru bertugas sebagai fasilitator atau pembimbing. Berdasarkan urian tersebut, guru tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD NEGERI 3 PUCANGOMBO PACITAN”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apakah model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Tegalombo Pacitan? C. Tujuan Penelitian Berdasakan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui model Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pucangombo Pacitan D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 3 Tegalombo melalui model Problem Based Learning (PBL). b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru SD Negeri 3 Pucangombo sebagai alternatif model pembelajaran dalam mengembangkan pembelajaran formal. Dengan model pembelajaran yang tepat dan dapat memotivasi siswa sehingga diperoleh hasil yangoptimal. 2) Guru mendapat pengalaman secara langsung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi guru. b. Bagi Siswa 1) Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya belajar IPA. 2) Mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan. 3) Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalampembelajaran. c. Bagi Sekolah Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dapat memberi masukan atau sumbangan ide kepada sekolah untuk proses perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif danmutu pendidikan meningkat. d. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran IPA sekaligus model pembalajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Menurut Slameto (1995: 2), belajar ialah suatu proses usaha yangdilakukan se seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalaminteraksi dengan lingkungannya. Menurut W.S. Winkel (2002) dalam Susanto (2013: 4), belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikapyang bersifat relatif konstan dan berbekas. Dari pengertian dan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkanbahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif,afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini yang dimaksud hasil belajar IPA materi gaya adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM yaitu 70. B. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23) IPA berarti ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam ini. Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur , dan dijelaskan denganpenalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta baik akibat serta kejadian- kejadian yang ada di alam . Hakikat IPA Dalam bukunya Ahmad Susanto (2013: 168) menjelaskan hakikat IPA adalah sebagai berikut: a. IPA sebagai produk IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebgai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. b. IPA sebagai proses IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)/ Madarasah Ibtidaiyah (MI) dalam Badan Nasional Standar Pendidikan dalam Susanto (2013: 171-172) yaitu: i. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya. ii. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. iii. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. iv. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah, dan membuat keputusan. v. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. vi. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. vii. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPAsebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar (SD)/Madarasah Ibtidaiyah (MI) meliputi aspek- aspek berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. 2. Benda/ materi, sifat- sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda- benda langit lainnya (Peraturan Menteri Pendidikan No. 22Tahun 2006: 485). C. Materi Gaya 1. Pengertian Gaya Setiap hari kita melakukan atau melihat orang lain melakukan bermacam-macam kegiatan, misalnya mendorong mobil mogok, menarik gerobak pasir, menendang bola, tarik tambang. Kegiatan- kegiatan tersebut yaitu mendorong dan menarik merupakan cara bekerjanya gaya terhadap benda. Saat orang mendorong mobil mogokatau menendang bola, berarti orang tersebut sedang memberikan gaya dorong pada mobil atau bola. Saat kita menarik gerobak pasir ataumelakukan permainan tarik tambang, berarti kita sedang memberikangaya tarik pada gerobak pasir dan tali tambang. Suatu tarikan atau dorongan yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Tarikan dan dorongan selain dapat dilakukan manusia, juga dapat dikeluarkan oleh hewan maupun benda-benda, misalnya kerbau menarik pedati, magnet menarik benda-benda yang terbuat daribesi dan baja, pesawat dapat tinggal landas karena gaya dorong yang dihasilkan mesin, batu terlontar dari katapel karena dorongan karet katapel yang terenggang. Besar kecilnya gaya dapat diukur oleh sebuah alat, yaitu dinamometer. Satuan gaya adalah Newton (Sulistiyanto danWiyono, 2008: 81-82). D. Model Problem Based Learning (PBL) 1. Definisi Problem Based Learning (PBL) Menurut Ridwan (2015 : 127) Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Menurut Duch dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Menurut Finkle dan Top dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan ketrampilan dengan menempatkan peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecahan masalah sehari- hari yang terstruktur dengan baik. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang bercirikan suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari- hari sebagai konteks siswa dalam berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah serta memperoleh pengetahuan. Permasalahan dalam model pembelajaran ini dapat diajukan dari guru kepada siswa, dari siswa kepada guru atau dari siswa itu sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan- kegiatan belajar siswa. 2. Karakteristik model Problem Based Learning (PBL) Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Barrow, Min Liu dalam Aris (2014: 130) menjelaskan karakteristik dari Problem Based Learning (PBL), yaitu: a. Learning is student- centered Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada sisswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukungjuga oleh teori kontruktivisme dimana siswa di dorong untuk dapat mengembangakan pengeahuannya sendiri. b. Authentic problems form the organizing focus for learning Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti. c. New information is acquaired through self- directed learning Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencarai sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya. d. Learning accurs small grups Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar menukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuatmenuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas. e. Teachers act as fasiltator Pada pelaksanaan PBM guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai. 3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Penggunaan model ini memiliki tujuan agar siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Serta siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, dengan model ini diharapkan siswa dapat: a. Menyelesaikan masalah dengan seluruh pengetahuan dan ketrampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh. b. Memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. 4. Langkah- langkah Problem Based Learning (PBL) Sintaks atau langkah- langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Sani (2012: 157) yaitu pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2. 1 Langkah- langkah model PBL No 1. Fase Memberikan Kegiatan Guru orientasi Menyajikan permasalahan, permasalahan kepada peserta membahas didik tujuan pembelajaran, kebutuhan memaparkan logistik pembelajaran, untuk memotivasi peserta didik untuk terlibat Aktif 2. Mengorganisasikan peserta Membantu peserta didik dalam didik untuk penyelidikan mendefinisikan dan menorganisasikan tugas belajar/ untuk penyelidikan menyelesaikan permasalahan 3. Pelaksanaan investigasi Mendorong peserta didik untuk memperoleh informasi yang tepat, melaksanakan penyelididkan, dan mencari penjelasan solusi 4. Mengembangkan menyajikan hasil dan Membantu peserta didik merencanakan produk yang tepat dan relevan, seperti laporan, rekaman vidio, dan sebagainya untuk keperluan penyampaian hasil 5. Menganalisis dan Membantu peserta didik mengevaluasi proses melakukan refleksi terhadap penyelidikan penyelidikan dan proses yang mereka lakukan 5. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL) Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 8 kelebihan modelpembelajaran PBL yaitu sebagai berikut: 1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. 2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. 3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan mengahafal atau menyimpan informasi. 4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok. 5) Siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi. 6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri. 7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. 8) Kesulitan belajar siswa secara individu dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching. Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 2 kekurangan model pembelajaran PBL yaitu sebagai berikut: 1) PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran ada bagianguru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah. 2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas. E. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya Pembelajaran IPA tidak dapat hanya dipelajari melalui teori saja melainkan haru diimbangi dengan suatu percobaan dan praktek-praktek yang bertujuan untuk meningkatka keterampilan proses dan pengetahuan siswa. Tetapi masih sering terjadi dalam pembelajara guru hanya memberikan penjelasan yang ada pada buku saja tanpa meberikan praktek-prakte ataupun keterampilan proses siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang dapa meningkatkan kemampuan siswa. Dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar mata pelajaran IPA terutama pada materi gaya dapat mencapai hasil yang maksimal. Dari model-model pembelajaran yang ada, model problem based learninglah yang paling tepat karena model problem based learning dapat meningkatkan kreativitas dan memancing pengetahuan siswa untuk memecahkan permasalah dengan melalui suatu keterampilan proses. Dengan model problem based learning, guru dapat mendesain pembelajaran IPA materi gaya sesuai dengan sintak PBL. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model problem based learninng dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan transfer pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mongkonstruksikan sendiri pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Nama Sekolah : SD Negeri 3 Pucangombo Kelas : IV (Empat) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Lama / Waktu : 4 bulan (Januari 2019 s.d. April 2019) Jumlah Siswa : 10 (Pa), 7 (Pi) 2. Waktu Pembelajaran Awal : 12 Januari 2019 Jam 07.00 s.d 08.10 Siklus I : 01 Pebruari 2019 Jam 07.00 s.d 08.10 Siklus II : 18 Pebruari 2019 Jam 09.35 s.d 10.45 3. Jadwal Pelaksanaan No Kegiatan Jan 1 1 2 Peb 3 4 1 2 3 Maret 4 1 2 3 April 4 1 2 3 4 Persiapan/Penyusunan Rencana 2 Studi Pustaka/Referensi 3 Penyiapan isntrumen 4 Pelaksanaan Siklus Pertama 5 Pelaksanaan Siklus Kedua 6 Penyusunan Laporan B. Deskripsi per Siklus SIKLUS I Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam empat tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan tersebut dapat didiskripsikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan, penulis melakukan perencanaan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 3 Pucangombo Pacitan. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh gurusebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti a) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. b) Menunjukkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. c) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkanrasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. 2) Kompetensi Dasar Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gayalistrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. 3) Indikator a) Menjelaskan pengertian gaya. b) Melakukan percobaan yang berhubungan dengan gaya dalam aktivitas sehari- hari. c) Menyebutkan macam- macam gaya. b. Peneliti menyiapkan materi dan menyusun Lembar Kerja Siswa(LKS) yang akan digunakan siswa saat proses pembelajaran. c. Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan. d. Peneliti menyiapkan soal tes evalusi. e. Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi ketrampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). f. Peneliti menyiapkan lembar observasi ketraipilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal 1) Kegiatan guru a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. b) Guru mengajak siswa berdoa bersama. c) Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini. e) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “ Tahukah kamu alat transportasi tradisional bendi?Apa yang terjadi saat kuda menarik bendi?” f) Guru memberikan motivasi siswa untuk belajar. 2) Kegiatan siswa a) Siswa menjawab salam dari guru. b) Siswa membaca doa bersama- sama. c) Siswa menjawab absen. d) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuanpembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini. e) Siswa memperhatikan apersepsi dari guru dan menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuannya. f) Siswa menjawab menurut pengetahuannya. b. Kegiatan Inti 1) Orientasi terhadap masalah a) Kegiatan guru (1) Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang gayamelalui teks bacaan yang telah disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkret mengenai gaya. (2) Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah disediakan. b) Kegiatan siswa (1) Siswa diberi kesempatan untuk membaca ilustrasi tentang gaya agar memperoleh gambaran konkret mengenai gaya. (Mengamati) (2) Siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah disediakan. 2) Mengorganisasi siswa untuk penyelidikan a) Kegiatan guru (1) Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan. (2) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. (3) Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing kelompok. (4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada dalam LKS siswa. b) Kegiatan siswa (1) Siswa memperhatiakan penjelasan dari guru agar dapat melakukan penyelidikan untuk menyelasikan permaslaahan. (2) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing- masing. (3) Siswa menerima LKS. (4) Siswa berkelompok menyelesaikan tugas di LKS. 3) Pelaksanaan penyelidikan a) Kegiatan guru (1) Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswadalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah. (2) Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi. b) Kegiatan siswa (1) Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang ada di dalam LKS. (2) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan membaca buku paket tematik dan LKS . (Mengumpulkan informasi) 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya a) Kegiatan guru (1) Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS. “Setelah kalian memahami permasalahan yang ada, maka diskusikanlah pemecahan terhadap masalah tersebut.” (2) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap kelompok. b) Kegiatan siswa (1) Siswa melakukan berdiskusikan perencanaan membahas pemecahan masalah permasalahan-permasalahan dan yang terdapat dalam LKS. (Menalar/ mengolah informasi) (2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi. (Mengomunikasikan) 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah a) Kegiatan guru (1) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lalui. “Apakah hal yang kalian diskusikan hari ini pernah kalian lihat dan alami dalam keseharian kalian? Setelah memcahkan masalah, dapatkah kalian menjelaskan pengertian gaya dan macam- macam gaya?” (2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan halhal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah dilakukan. b) Kegiatan siswa (1) Siswa melakukan refleksi/ evaluasi terhadap proses yangtelah dikerjakan bersama teman kelompoknya. (2) Siswa menanyakan mengenai hal- hal yang kurang dimengerti terkait penyelidikan yang dilakukan. (Menanya) c. Kegiatan Penutup 1) Kegiatan guru a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari ini. b) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa. c) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung. d) Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. e) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi. f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doapenutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam. 2) Kegiatan siswa a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran. b) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan. c) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan. d) Siswa menerima Informasi. e) Siswa mengerjakan soal evaluasi f) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam. 3. Observasi Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan guru digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan lapangan. 4. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan siswa sehingga dapat digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan belajar. Kelemahan- kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus I dapat dijelaskan di bawah ini: a. Aktivitas guru 1) Guru kurang menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari. 2) Guru kurang mengondisikan siswa saat pembagian LKS. 3) Guru kurang mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok. 4) Guru kurang membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah. 5) Guru kurang membimbing siswa untuk menyimpulkan butirbutir penting pembelajaran hari ini. 6) Guru kurang memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa. 7) Guru kurang melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah berlangsung b. Aktivitas siswa 1) Ada sebagaian siswa yang belum mampu menjawab menurut pengetahuannya. 2) Ada sebagian siswa yang kurang aktif selama kegiatan pembelajaran serta diskusi kelompok berlangsung. 3) Ada sebagian siswa yang kerjasama terhadap kelompoknya belum maksimal. Penulis Bersama guru kolaborator melakukan diskusi untuk mengatasi kelemahan- kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learnig (PBL) pada Siklus I. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan agar siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu: a. Aktivitas guru 1) Pertemuan selanjutnya, guru dapat menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari. 2) Pertemuan selanjutnya, guru dapat menarik perhatian siswa dengan memberi arahan terlebih dahulu. 3) Pertemuan selanjutnya, guru dapat mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok dengan tegas. 4) Pertemuan selanjutnya, guru harus lebih mapan dalam membimbing pengamatan yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah. 5) Pertemuan selanjutnya, guru harus membimbing siswa untuk menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran . 6) Pertemuan selanjutnya, guru harus lebih mapan dalam memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan siswa. 7) Pertemuan selanjutnya, guru harus melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah berlangsung. b. Aktivitas siswa 1) Pertemuan selanjutnya, guru dapat memberikan pertanyaan secara berulang- ulang atau mendekati sebagain siswa tersebut. 2) Pertemuan selanjutnya, guru akan menarik perhatian siswa dengan menampilkan ilustrasi yang lebih menarik agar siswa tertarik sehingga menjadi aktif. 3) Pertemuan selanjutnya, guru lebih mempertegas penugasan yang diselesaikan secara kelompok agar terjalin kerjasama yang baik antar siswa. Kelemahan- kelemahan yang telah peneliti paparkan merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator keberhasilan belum tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi gaya, hasil belajar siswa dapat meningkat. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam empat tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan tersebut dapat didiskripsikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 3 Pucangombo. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti a) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. b) Menunjukkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. c) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. 2) Kompetensi Dasar Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. 3) Indikator a) Mengidentifikasi manfaat gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. b) Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan nonmagnetis. c) Mendiskripsikan cara membuat magnet. b. Peneliti menyusun materi dan lembar Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan siswa saat proses pembelajaran. c. Peneliti merencanakan pembagian kelompok agar merata. d. Peneliti menyiapkan media pembelajaran. e. Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi. f. Peneliti melakukan konfirmasi terhadap kolabolator mengenai rencana pembelajaran dengan model model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah disusun, agar pembelajaran berjalansesuai rencana. 1. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal 1) Kegiatan guru a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. b) Guru mengajak siswa berdoa bersama. c) Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini. e) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “Pernahkah kamu mengamati pintu kulkas? Mengapakulkas dapat tertutup dengan rapat meskipun tanpa dikunci?.” f) 2) Guru memberikan motivasi kepada siswa Kegiatan siswa a) Siswa menjawab salam dari guru. b) Siswa membaca doa bersama- sama. c) Siswa menjawab absen. d) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini. e) Siswa memperhatikan apersepsi dari guru dan menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuannya. f) Siswa menjawab sesuai dengan pengetahuannya. b. Kegiatan Inti 1) Orientasi terhadap masalah a) Kegiatan guru (1) Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang pemanfatan gaya magnet melalui teks bacaan yang telah disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkretmengenai gaya magnet. (2) Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah disediakan. b) Kegiatan siswa (1) Siswa diberi kesempatan untuk membaca ilustrasi tentang gaya agar memperoleh gambaran konkret mengenai gaya (Mengamati). (2) Siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah disediakan. 2) Mengorganisasi siswa untuk penyelidikan a) Kegiatan guru (1) Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan. (2) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. (3) Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing kelompok. (4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada dalam LKS siswa. b) Kegiatan siswa (1) Siswa memperhatiakan penjelasan dari guru agar dapat melakukan penyelidikan untuk menyelasikan permaslaahan. (2) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing- masing. (3) Siswa menerima LKS. (4) Siswa berkelompok menyelesaikan tugas di LKS. 3) Pelaksanaan penyelidikan a) Kegiatan guru (1) Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah pada percobaan 1 dan 2. (2) Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi. b) Kegiatan siswa (1) Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang ada di dalam LKS. (2) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan membaca buku paket tematik dan LKS (Mengumpulkan informasi). 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya a) Kegiatan guru (1) Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS. “Setelah kalian memahami permasalahan yang ada, maka diskusikanlah pemecahan terhadap masalah tersebut.” (2) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap kelompok. b) Kegiatan siswa (1) Siswa melakukan berdiskusikan perencanaan membahas pemecahan masalah permasalahan-permasalahan dan yang terdapat dalam LKS (Menalar/ mengolah informasi). (2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi (Mengomunikasikan). 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah a) Kegiatan guru (1) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lalui. “Apakah hal yang kalian diskusikan hari ini pernah kalian lihat dan alami dalam keseharian kalian? Setelah memcahkan masalah, dapatkah kalian menjelaskanmengenai pemanfatan gaya magnet dalam kehidupan sehari- hari, mengelompokkan benda magnetis dan nonmagnetis, serta praktik membuat magnet?” (2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan halhal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah dilakukan. b) Kegiatan siswa (1) Siswa melakukan refleksi/ evaluasi terhadap proses yang telah dikerjakan bersama teman kelompoknya. (2) Siswa menanyakan mengenai hal- hal yang kurang dimengerti terkait penyelidikan yang dilakukan (Menanya). c. Kegiatan Penutup 1) Kegiatan guru a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaranpada hari ini. b) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa. c) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telahberlangsung. d) Guru menginformasikan pembelajaran pada selanjutnya. e) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi. pertemuan f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam. 2) Kegiatan siswa a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran. b) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan. c) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan. d) Siswa menerima Informasi. e) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam. 2. Observasi Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan guru digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan lapangan. 3. Refleksi Refleksi yang dilakukan pada hasil pelaksanaan Siklus II menunjukkan bahwa pada Siklus II sudah tidak ditemukan kelemahan- kelemahan dalam proses pembelajaran seperti pada Siklus I. Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan baik bahkan hal ini berdampak dengan keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa ikut meningkat. Kelemahan- kelemahan pada Siklus I sudah diperbaiki pada Siklus II. Penelitian dihentikan sampai siklus II karena hasil belajar siswa sudah menunjukkan indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas belajar. Siswa yang tidak tuntas belajar diberikan tindakan mandiri berupa latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa tuntas belajar Pengumpulan Data a. Tes Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat (Sudjana, 2014: 48). Tes pilihan ganda ini digunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa. b. Observasi Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana penenliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara langsung. Teknik ini digunakan oleh penenliti untuk mengetahui hasil belajar siswa pada saat pembelajaran IPA dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan penelitian berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi dan tes yang dilakukan. Instrument Penelitian Instrument penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut : d. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi gaya melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 1) Lembar observasi guru Dalam lembar observasi guru berisi tentang instrument pengamatan yang mencakup beberapa aspek yang ditujukan kepada guru mengenai kemampuannya dalam proses belajar mengajar seperti kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penerapan model pembelajaran, penggunaan media/ sumber pembelajaran, evalusai pembelajaran, kemampuan menutup pelajaran serta tindaklanjut pembelajaran. 2) Lembar observasi siswa Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). e. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait materi gaya. Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelahdiadakan tindakan siklus I, siklus II. f. Pedoman dokumentasi digunakan untuk medapatkan gambaran kegiatandalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dokumentasi juga digunakan sebagai bukti hasil penelitian yang berupa gambar foto kegiatan penelitian. Analisis Data Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan penelitianuntuk perbaikan belajar siswa. Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif.Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. g. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara diskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Di dalam penelitian ini nilai yang dihitung yaitu: 1) Ketuntasan klasikal Persentase ketuntasana klasikal merupakan apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut: P = 𝐹 x 100% 𝑁 Keterangan : P = Nilai dalam persen F = Frekuensi siswa tuntas KKM N = Jumlah keseluruhan siswa (Djamarah, 2005: 264) h. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Penelitian Pra Siklus Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melakukan kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Tahap pra siklus dilakukan peneliti secara langsung dengan melakukan observasi pada proses kegiatan pembelajaran oleh guru kelas IV SD Negeri 3 Pucangombo Pacitan. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh bahwa belum adanya model pembelajaran baru yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dikelas terkesan monoton. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, karena pembelajaran dikelas cenderung guru yang berperan aktif sedangkan siswa cenderung pasif. Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa siswa yang belum paham mengenai materi gaya. Padahal materi gaya sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menduga rendahnya hasil belajar siswa materi gaya disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru yang mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar siswa (nilai ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra- siklus dari hasil ulangan harian siswa materi gaya pada kelas IV SD Negeri 3 Pucangombo Pacitan. Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan 1. AHMAD 70 50 Tidak Tuntas 2. ANANG 70 40 Tidak Tuntas 3. DEWI 70 70 Tuntas 4. ENGGAR 70 20 Tidak Tuntas 5. FEBRI ANTIKA 70 70 Tuntas 6. HAMDAN 70 80 Tuntas 7. LILIN 70 70 Tuntas 8. MAULANA 70 40 Tidak Tuntas 9. TAMA 70 70 Tuntas 10 BANU 70 30 Tidak Tuntas 11 RIKI 70 70 Tuntas 12 ROSA 70 30 Tidak Tuntas 13 RIVAL 70 40 Tidak Tuntas 14 VESA 70 50 Tidak Tuntas 15 VIONA 70 30 Tidak Tuntas 16 YOGHA 70 50 Tidak Tuntas 17 ANWAR 70 30 Tidak Tuntas Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 20 Rata- rata 49,41 % (Sumber: Data Primer) Keterangan: Tuntas = 6 siswa Tidak Tuntas = 11 siswa Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut: P = 𝐹 X 100% 𝑁 = 6 17 X 100% = 35,2% =35% (Pembulatan) Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata- rata ulangan harian yang dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 49,41 %. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 8 siswa (35%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 14 siswa (82%). Hasil belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 35% dari jumlah siswa secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan. 2. Diskripsi Data Siklus I Penelitian Siklus I dilakukan pada 1 Februari 2019. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok yang diajarkan pada Siklus I adalah gaya dan macam-macamnya. Hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa sangat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), meskipun belum semua siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. a. Hasil Belajar Siswa Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14 15 16 17 Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Nama Siswa KKM Nilai Keterangan AHMAD 70 70 Tuntas ANANG 70 80 Tuntas DEWI 70 70 Tuntas ENGGAR 70 30 Tidak Tuntas FEBRI ANTIKA 70 75 Tuntas HAMDAN 70 85 Tuntas LILIN 70 70 Tuntas MAULANA 70 50 Tidak Tuntas TAMA 70 70 Tuntas BANU 70 50 Tidak Tuntas RIKI 70 70 Tuntas ROSA 70 50 Tidak Tuntas RIVAL 70 70 Tuntas VESA 70 50 Tidak Tuntas VIONA 70 70 Tuntas YOGHA 70 70 Tuntas ANWAR 70 70 Tuntas Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 30 Rata- rata 64,70 % (Sumber: Data Primer) Keterangan: Tuntas = 12 siswa Tidak Tuntas= 5 siswa Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut: P = 𝐹 X 100% 𝑁 = 12 X 100% 17 = 70,58% =71% (Pembulatan) Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata- rata siswa pada Siklus I mencapai 64,70%. Siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 12 siswa (71%). Sedangkan siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanayak 5 siswa (29%). Hasil belajar siswa pada Siklus I secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 73% dari jumlah siswa secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan. b. Hasil Observasi Guru dan Siswa Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Aspek yang diamati Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam Guru mengajak siswa berdoa Bersama Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini Guru melakukan apersepsi Guru memotivasi siswa untuk Belajar A √ Nilai B C √ √ √ √ √ D 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Tahap 1: Orientasi terhadap masalah Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang gaya melalui teks bacaan yang telah disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkret mengenai gaya Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah disediakan. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan. Guru membagi siswa menjadi 4 Kelompok Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada dalam LKS siswa. Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah √ Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS √ √ √ √ √ √ √ √ 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap kelompok Guru memberikan reward kepada siswa yang berani mempresentasikan hasil diskusi Kelompokya Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lalui Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah dilakukan. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari ini Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya √ Guru memberikan soal evalusi pada Siswa Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam Jumlah Total Kategori √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8 48 14 70 Baik 0 Keterangan: A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100 B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75 C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50 D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-2 (Muakhidah, 2018: 137) Berdasrkan hasil pengamatan kegiatanpembelajaran IPA melalui Base Learning (PBL) pada pada tabel penerapan 4.3 menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Siklus Imendapatkan total skor 70 dengan kategori baik. Ada beberapa aspekyang harus ditingkatkan lagi yaitu: (1) Guru kurang menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari (2) Guru kurang mengondisikan siswasaat pembagian LKS. (3) Guru kurang mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok (4) Guru kurang membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah (5) Guru kurang membimbing siswa untuk menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran hari ini (6) Guru kurang memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa (7) Guru kurang melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah berlangsung. Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Aspek yang Diamati Pengetahuan Keaktifan Kerjasama B C K B C K B C K AHMAD √ √ √ ANANG √ √ √ DEWI √ √ √ ENGGA √ √ √ R FEBRI √ √ √ ANTIKA HAMDA √ √ √ N LILIN √ √ √ MAULA √ √ √ NA TAMA √ √ √ Nama Siswa 10. BANU 11. RIKI 12. ROSA √ 13. RIVAL 14. VESA √ 15. VIONA 16. YOGHA 17. ANWAR Jumlah 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7 4 2 √ √ √ 9 √ 6 3 √ √ 11 3 (Sumber: Data Primer) Keterangan: B = Baik C = Cukup K = Kurang Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I cukup baik. Siswa mampu mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum menjawab sesuai pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam Siklus I ini masih kurang di bandindingkan dengan kedua aspek lainnya. Masih banyak siswa yang belum bekerja secara aktif dalam diskusi kelompok, hanya beberapa siswa yang terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama dalam Siklus I ini, para siswa terlihat dapat bekerjasama dengan kelompokknya dengan baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang bekerjasama dengan kelompok. 3. Diskripsi Data Siklus II Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Rabu, 18 Februari 2019. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Materi pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah gaya magnet. Kelemahankelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus II. a. Hasil Belajar Siswa Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan 1. AHMAD 60 80 Tuntas 2. ANANG 60 87 Tuntas 3. DEWI 60 87 Tuntas 4. ENGGAR 60 53 Tidak Tuntas 5. FEBRI ANTIKA 60 100 Tuntas 6. HAMDAN 60 100 Tuntas 7. LILIN 60 93 Tuntas 8. MAULANA 60 70 Tuntas 9. TAMA 60 100 Tuntas 10. BANU 60 80 Tuntas 11. RIKI 60 80 Tuntas 12. ROSA 60 60 Tidak Tuntas 13. RIVAL 60 87 Tuntas 14. VESA 60 73 Tuntas 15. VIONA 60 73 Tuntas 16. YOGHA 60 80 Tuntas 17. ANWAR 60 80 Tuntas Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 53 Rata- rata 81,35 % (Sumber: Data Primer) Keterangan: Tuntas = 15 siswa Tidak Tuntas = 2 siswa Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut: P = 𝐹 X 100% 𝑁 = 15 X 100% 17 = 88,23% = 88% (Pembulatan) Tabel 4.5 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada Siklus II mencapai 81,35. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 15 siswa (88%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 2 siswa (11%). Siklus II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM). Pembelajaran pada Siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus II. b. Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II No 1. Aspek yang diamati 5. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam Guru mengajak siswa berdoa bersama Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini Guru melakukan apersepsi 6. Guru memotivasi siswa untuk belaja 2. 3. 4. A √ Nilai B C √ √ √ √ √ D 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Tahap 1: Orientasi terhadap masalah Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang gaya magnet melalui teks bacaan yang telah disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkret mengenai gaya magnet Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah disediakan. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan. Guru membagi siswa menjadi 4 Kelompok Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada dalam LKS siswa. Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap kelompok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Guru memberikan reward kepada siswa yang berani mempresentasikan hasil diskusi kelompokya Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka Lalui Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah dilakukan. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari Ini Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya Guru memberikan soal evalusi pada Siswa Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan Salam Jumlah Total Kategori √ √ √ √ √ √ √ √ √ 76 18 0 0 94 Sangat Baik Keterangan: A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100 B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75 C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50 D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25 ( Muakhidah, 2018: 137) Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus II mendapatkan total skor 94 dengan kategori sangat baik. Hal ini terlihat jelas dari tabel hasil pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola kelas sudah baik sekali. Ini disebabkan guru telah memperbaiki atau meningkatkan aspek- aspek yang terdapat pada proses pembelajaran Siklus I, terutama ketika memberi penguatan pada akhir pembelajaran ketika siswa menjawab pertanyaan dari guru sehingga proses pembelajaran di Siklus II telah tercapai. Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II No. Aspek yang Diamati Pengetahuan Keaktifan Kerjasama B C K B C K B C K 1. AHMAD √ √ √ 2. ANANG √ √ √ 3. DEWI √ √ √ 4. ENGGA √ √ √ R 5. FEBRI √ √ √ ANTIKA 6. HAMDA √ √ √ N 7. LILIN √ √ √ 8. MAULA √ √ √ NA 9. TAMA √ √ √ 10. BANU √ √ √ 11. RIKI √ √ √ 12. ROSA √ √ √ Nama Siswa 13. RIVAL 14. VESA √ 15. VIONA 16. YOGA 17. ANWAR Jumlah 5 √ √ √ √ √ √ √ 11 √ √ √ 13 1 4 √ √ √ 0 √ 7 10 0 (Sumber: Data Primer) Keterangan: B = Baik C = Cukup K = Kurang Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus II mengalami peningkatan dari aspek pengetahuan, keaktifan dan kerjasama siswa dibandingkan dengan Siklus I. Siswa sudah mulai menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuan. Mereka juga turut aktif dalam pembelajaran dikelas. Yang semula masih terlihat acuh, pada Siklus II ini sudah terlihat mulai memperhatikan serta aktif menjawab maupun bertanya. Kerjasama kelompok berjalan dengan baik, para siswa saling melengkapi kekurangan yang ada dikelompok masing-masing. Sehingga dalam Siklus II ini pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. RM IRA LHS AM PAP MZS MAKS THK Z MFR CSA F MAM MAGPI AF MF ASH HNA 50 40 60 20 70 80 70 40 70 30 60 30 60 50 30 50 30 70 53 53 60 47 80 93 93 67 87 73 80 47 80 67 53 73 60 80 80 87 87 53 100 100 93 87 100 80 80 53 87 73 73 80 80 87 19. MMWAW 50 60 80 20. 21. 22. AAJ MS RA Jumlah Rata- rata 30 73 30 47 40 73 1060 1499 48,18 68,13 (Sumber: Data Primer) 87 73 80 1800 81,81 Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus RataKategori Jumlah Presentase rata siswa Pra 48,18 Tuntas 8 36% Siklus Tidak Tuntas 14 64% Siklus I 68,13 Tuntas 16 73% Tidak Tuntas 6 27% 81,81 Tuntas 20 91% Siklus II Tidak Tuntas 2 9% (Sumber: Data Primer) Tabel 4.9 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 8 siswa (36%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 14 siswa (64%) dengan nilai rata-rata 48,18. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal maka penelitian dilanjutkan pada Siklus I dengan materi dan waktu yang berbeda. Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat terdapat 16 siswa (73%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 6 siswa (27%) dengan nilai rata-rata 68,13. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus meskipun masih belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal, maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda. Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 20 siswa (91%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 2 siswa (9%) dengan nilai rata-rata 81,81. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal yaitu siswa mencapai nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 60 pada mata pelajaran IPA materi gaya dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa total dalam satu kelas sebanyak 20 siswa (91%). Maka dari itu penelitian dihentikan siswa yang belum tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar. Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus-Siklus II dapat dicermati pada Gambar 4.1. Axis Title 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus 8 Siklus I 16 Siklus II 20 Tidak Tuntas 14 6 2 Nilai rata-rata 48,18 68,13 81,81 Tuntas Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra SiklusSiklus II (Sumber: Data Primer) Gambar 4.1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh nilai rata- rata 48,18 dengan jumlah siswa 8 siswa (36%) tuntas belajar, pada Siklus I diperoleh nilai rata- rata 68,13 dengan jumlah siswa 16 siswa(73%) tuntas belajar, dan pada Siklus II diperoleh nilai rata- rata 81,81 dengan jumlah 20 siswa (91%) tuntas belajar. Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu persentase ketuntasan belajar siswa telah mencapai ≥ 85% maka pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dihentikan pada Siklus II. Hasil penelitian ini sesuai dengan Riana Rahmasari (2016), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14 siswa atau 58,33% telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Sedangkan sebanyak 10 orang atau 41,67% belum memenuhi KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik Sleman tergolong rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat peningkatan nilai rata- rata 78,58. Sebanyak 23 siswa atau 95,83% memenuhi KKM dan hanya 1 siswa atau 4,17% yang tidak memenuhi KKM. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi gaya, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Peningkatan hasil belajar IPA diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa materi gaya pada kondisi awal (pra-siklus) 48,18 dengan ketuntasan klasikal sebesar 36% (8 siswa) dari 22 siswa yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Siklus I sebesar 68,13 dengan ketuntasan klasikal sebesar 73% (14 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81,81 dengan ketuntasan klasikal 91% (20 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Dengan demikian, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model Problem Based Learning (PBL) materi gaya pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 dinyatakan berhasil. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan siswa, guru, dan sekolah dalam pembelajaran agar minat, aktivitas dan penguasaan materi pelajaran meningkat adalah: 1. Bagi Siswa a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif dalam pembelajaran untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan hasil belajarnya. b. Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam pembelajaran diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi dikelas. 2. Bagi Guru a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi yang lain yang sekiranya tepat, karena hasil penelitian pada materi gaya dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Guru hendaknya memberikan motivasi terhadap siswa dalam pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) agar siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model tersebut. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat mewujudkan hasil belajar yang maksimal. b. Sekolah dapat menggunakan media atau fasilitas dari lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat mengenal lingkungan secara baik. c. Memberikan dorongan kepada para guru agar dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi pada kegiatan pembelajaran agar dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.