Uploaded by User111974

LAPORAN PTK ulang moga berhasil

advertisement
LAPORAN PTK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) PADA MATERI GAYA
DI KELAS IV SD NEGERI 3 PUCANGOMBO PACITAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Tutorial 3
Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas IDIK4008
Program PGSD BI UT
Oleh:
DEVI IKA RULIANA
NIM. 858550955
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PACITAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
sangat
diperlukan
oleh
manusia
sebagai
sarana
untuk
pengembangan diri, karena pendidikan merupakan salah satu fondasi yang
menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan dapat
diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal.
Sekolah sebagai pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran
yang baik dan seoptimal mungkin. Sebagaimana tertuang dalam Undang- Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirutual keagamaan,
pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.
Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23) IPA berarti ilmu yang
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam ini. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang didalamnya
mengkaji berbagai kajian ilmu alam diantaranya fisika, kimia dan biologi. Mata
pelajaran IPA ini sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena IPA
membahas mengenai makhluk hidup, proses kehidupan, alam serta peristiwa alam
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Tidak memungkiri jika mata
pelajaran IPA menjadi mata pelajaranwajib mulai dari sekolah tingkat dasar (SD/ MI)
hingga sekolah menengah atas (SMA/ MA). Namun selama ini masih banyak siswa
yang mengalami kesulitandalam memahami dan mengikuti pelajaran ini. Tidak
sedikit dari mereka beranggapan bahwa mata pelajaran IPA itu membosankan
dikarenakan terlalubanyak cakupan materi yang harus mereka pelajari. Keberhasilan
pembelajaran IPA dapat dilihat dari kreativitas guru menggunakan model
pembelajaran yang diterapkan dalam mengajar mata pelajaran IPA yang tepat dan
menarik. Suasana belajar yang kondusif terjadi interaksi yang baik antara guru dengan
siswa maupun siswa dengan siswa, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Menurut
Sutirman (2013: 22) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru.
Model pembelajaran merupakan alternatif yang digunakan oleh guru untuk
mensiasati dalam kegiatan menstranfer ilmu pengetahuan agar mudah diterima oleh
siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Model pembelajaran dapat dipilih
oleh guru dengan memperhatikan kareakteristik materi pembelajaran serta kondisi
siswa. Salah satu model pembelajaran yangdapat diterapkan dalam pembelajaran IPA
adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Negeri 3 Pucangombo
ditemukan permasalaha bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih
rendah. Berdasarkan hasil pembelajaran yang menunjukkan bahwa masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian pelajaran IPA materi pokok gaya di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai standar KKM tuntas belajar
36% (3 siswa) tuntas belajar, sedangkan sebanyak 64% (14 siswa) belum tuntas
belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengamati bahwa rendahnya hasil
belajar mata pelajaran IPA dikarenakan siswa kurang fokus dalam memperhatikan
penjelasan dari guru, banyak siswa yang sibuk sendiri ketika pembelajaran
berlangsung. Selain itu pada saat proses pembelajaran siswa kurang berperan aktif dan
dominan guru yang berperan aktif dikelas (teacher center), sehingga kegiatan mereka
hanya mendengarkan materi yang di sampaikan oleh guru yang akhirnya menimbulkan
kejenuhan. Adapun metode yang digunakan guru ketika di dalam pembelajaran cukup
bervariasi, guru sudah menerapkan pembelajaran secara diskusi atau pembelajaran
berbasis kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengananggota
3-4 siswa yang heterogen, namun dalam penerapan model pembelajaran belum
maksimal dan belum sesuai dengan sintaknya sehingga siswa kurang antusias
mengikuti pembelajaran. Beberapa faktor inilah yang menyebabkan siswa kurang
menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru,sehingga hasil belajar siswa rendah.
Untuk menyikapi permasalahan
tersebut,
maka untuk
menciptakan
pembelajaran yang bermakna dan mengajak siswa berperan aktif pada saat proses
pembelajaran peneliti berinisiatif dengan mencoba menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Menurut Sani (2015: 127) Problem Based Learning
(PBL) merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, mengujikan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi
penyelidikan, danmembuka dialog. Dengan menggunakan model pembelajaran ini
sangat bermanfaat karena dengan pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat
membuat siswa belajar melalui penyelasaian masalah dunia nyata (real word problem)
secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Dan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dirasa tepatuntuk diterpakan dalam
mengajarkan mata pelajaran IPA materi gaya. Sehingga dalam proses belajar mengajar
siswa dituntut untuk berperan aktif melakukan penyelidikan dan menyelesaikan
permasalahan sedangkan guru bertugas sebagai fasilitator atau pembimbing.
Berdasarkan urian tersebut, guru tertarik untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) PADA MATERI
GAYA DI KELAS IV SD NEGERI 3 PUCANGOMBO PACITAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah apakah model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Tegalombo Pacitan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui model Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pucangombo Pacitan
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat kepada
banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :
1.
Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD Negeri 3 Tegalombo melalui model Problem Based Learning
(PBL).
b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru SD Negeri 3 Pucangombo sebagai
alternatif model pembelajaran dalam mengembangkan pembelajaran
formal. Dengan model pembelajaran yang tepat dan dapat memotivasi siswa
sehingga diperoleh hasil yangoptimal.
2) Guru mendapat pengalaman secara langsung untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan profesi guru.
b. Bagi Siswa
1) Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya belajar IPA.
2) Mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan.
3) Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalampembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dapat memberi
masukan atau sumbangan ide kepada sekolah untuk proses perbaikan
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif danmutu pendidikan
meningkat.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran IPA
sekaligus model pembalajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan
kelak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Menurut Slameto (1995: 2), belajar ialah suatu proses usaha yangdilakukan se seorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalaminteraksi dengan lingkungannya.
Menurut W.S. Winkel (2002) dalam Susanto (2013: 4), belajar adalah suatu aktivitas
mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan
menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikapyang bersifat relatif konstan dan berbekas.
Dari pengertian dan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkanbahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku melalui
pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek
kognitif,afektif, dan psikomotorik.
Dalam hal ini yang dimaksud hasil belajar IPA materi gaya adalah kemampuan yang
dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai
dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan baik pada aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik, serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai
KKM yaitu 70.
B. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23) IPA berarti
ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam
ini.
Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur , dan dijelaskan denganpenalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta baik akibat serta
kejadian- kejadian yang ada di alam .
Hakikat IPA
Dalam bukunya Ahmad Susanto (2013: 168) menjelaskan hakikat IPA adalah
sebagai berikut:
a. IPA sebagai produk
IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan
dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebgai kegiatan empiris dan kegiatan
analitis.
b. IPA sebagai proses
IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan
tentang alam.
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)/ Madarasah Ibtidaiyah (MI) dalam
Badan Nasional Standar Pendidikan dalam Susanto (2013: 171-172) yaitu:
i. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.
ii. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.
iii. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
iv. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memecahkan
masalah, dan membuat keputusan.
v. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam.
vi. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
vii. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPAsebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP.
Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar (SD)/Madarasah Ibtidaiyah
(MI) meliputi aspek- aspek berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2. Benda/ materi, sifat- sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,
dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda- benda
langit lainnya (Peraturan Menteri Pendidikan No. 22Tahun 2006: 485).
C. Materi Gaya
1.
Pengertian Gaya
Setiap hari kita melakukan atau melihat orang lain melakukan
bermacam-macam kegiatan, misalnya mendorong mobil mogok, menarik
gerobak pasir, menendang bola, tarik tambang. Kegiatan- kegiatan tersebut
yaitu mendorong dan menarik merupakan cara bekerjanya gaya terhadap
benda. Saat orang mendorong mobil mogokatau menendang bola, berarti orang
tersebut sedang memberikan gaya dorong pada mobil atau bola. Saat kita
menarik gerobak pasir ataumelakukan permainan tarik tambang, berarti kita
sedang memberikangaya tarik pada gerobak pasir dan tali tambang.
Suatu tarikan atau dorongan yang menyebabkan benda bergerak disebut
gaya. Tarikan dan dorongan selain dapat dilakukan manusia, juga dapat
dikeluarkan oleh hewan maupun benda-benda, misalnya kerbau menarik
pedati, magnet menarik benda-benda yang terbuat daribesi dan baja, pesawat
dapat tinggal landas karena gaya dorong yang dihasilkan mesin, batu terlontar
dari katapel karena dorongan karet
katapel yang terenggang. Besar kecilnya gaya dapat diukur oleh sebuah
alat, yaitu dinamometer. Satuan gaya adalah Newton (Sulistiyanto danWiyono,
2008: 81-82).
D. Model Problem Based Learning (PBL)
1.
Definisi Problem Based Learning (PBL)
Menurut Ridwan (2015 : 127) Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog.
Menurut Duch dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan bahwa
Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
adalah model pengajaran yang bercirikan
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir
kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.
Menurut Finkle dan Top dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan
bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang
mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan ketrampilan dengan menempatkan peserta didik dalam
peran aktif sebagai pemecahan masalah sehari- hari yang terstruktur dengan
baik.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang bercirikan suasana
pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari- hari sebagai
konteks siswa dalam berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah serta
memperoleh pengetahuan. Permasalahan dalam model pembelajaran ini dapat
diajukan dari guru kepada siswa, dari siswa kepada guru atau dari siswa itu
sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya
sebagai kegiatan- kegiatan belajar siswa.
2.
Karakteristik model Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Barrow, Min Liu dalam
Aris (2014: 130) menjelaskan karakteristik dari Problem Based Learning
(PBL), yaitu:
a. Learning is student- centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada
sisswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukungjuga oleh teori
kontruktivisme dimana siswa di dorong untuk dapat mengembangakan
pengeahuannya sendiri.
b. Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik
sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
c. New information is acquaired through self- directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum
mengetahui dan memahami pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa
berusaha untuk mencarai sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau
informasi lainnya.
d. Learning accurs small grups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar menukar pemikiran dalam
usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan
dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuatmenuntut pembagian tugas
yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
e. Teachers act as fasiltator
Pada pelaksanaan PBM guru hanya berperan sebagai
fasilitator.
Meskipun
begitu
guru
harus
selalu
memantau
perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar
mencapai target yang hendak dicapai.
3.
Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Penggunaan
model
ini
memiliki
tujuan
agar
siswa
dapat
memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan
berfikirnya secara berkesinambungan. Serta siswa didorong untuk dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri.
Dengan demikian, dengan model ini diharapkan siswa dapat:
a. Menyelesaikan
masalah
dengan
seluruh
pengetahuan
dan
ketrampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh.
b. Memberdayakan,
mengasah,
menguji
dan
mengembangkan
kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.
4.
Langkah- langkah Problem Based Learning (PBL)
Sintaks atau langkah- langkah pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam Sani (2012: 157) yaitu pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Langkah- langkah model PBL
No
1.
Fase
Memberikan
Kegiatan Guru
orientasi Menyajikan
permasalahan,
permasalahan kepada peserta membahas
didik
tujuan
pembelajaran,
kebutuhan
memaparkan
logistik
pembelajaran,
untuk
memotivasi
peserta didik untuk terlibat
Aktif
2.
Mengorganisasikan
peserta Membantu peserta didik dalam
didik untuk penyelidikan
mendefinisikan
dan
menorganisasikan
tugas
belajar/
untuk
penyelidikan
menyelesaikan permasalahan
3.
Pelaksanaan investigasi
Mendorong peserta didik untuk
memperoleh informasi yang
tepat,
melaksanakan
penyelididkan, dan mencari
penjelasan solusi
4.
Mengembangkan
menyajikan hasil
dan Membantu
peserta
didik
merencanakan produk yang
tepat
dan
relevan,
seperti
laporan, rekaman vidio, dan
sebagainya untuk keperluan
penyampaian hasil
5.
Menganalisis
dan Membantu
peserta
didik
mengevaluasi
proses melakukan refleksi terhadap
penyelidikan
penyelidikan dan proses yang
mereka lakukan
5.
Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 8 kelebihan modelpembelajaran
PBL yaitu sebagai berikut:
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
situasi nyata.
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar.
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban
siswa dengan mengahafal atau menyimpan informasi.
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan
diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8) Kesulitan belajar siswa secara individu dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam
bentuk peer teaching.
Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 2 kekurangan model
pembelajaran PBL yaitu sebagai berikut:
1) PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran ada bagianguru berperan aktif
dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas.
E. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya
Pembelajaran IPA tidak dapat hanya dipelajari melalui teori saja melainkan haru
diimbangi dengan suatu percobaan dan praktek-praktek yang bertujuan untuk meningkatka
keterampilan proses dan pengetahuan siswa. Tetapi masih sering terjadi dalam pembelajara
guru hanya memberikan penjelasan yang ada pada buku saja tanpa meberikan praktek-prakte
ataupun keterampilan proses siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang dapa
meningkatkan kemampuan siswa.
Dalam
memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai hasil yang maksimal
diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar mata pelajaran IPA terutama pada
materi gaya dapat mencapai hasil yang maksimal. Dari model-model pembelajaran yang ada,
model problem based learninglah yang paling tepat karena model problem based learning
dapat meningkatkan kreativitas dan memancing pengetahuan siswa untuk memecahkan
permasalah dengan melalui suatu keterampilan proses. Dengan model problem based learning,
guru dapat mendesain pembelajaran IPA materi gaya sesuai dengan sintak PBL.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model problem based
learninng dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan transfer pengetahuan, tetapi siswa
mengalami dan mongkonstruksikan sendiri pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal
ini menjadikan siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan
memecahkan masalah yang dihadapi.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi
Nama Sekolah
: SD Negeri 3 Pucangombo
Kelas
: IV (Empat)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Lama / Waktu
: 4 bulan (Januari 2019 s.d. April 2019)
Jumlah Siswa
: 10 (Pa), 7 (Pi)
2. Waktu
Pembelajaran Awal
: 12 Januari 2019 Jam 07.00 s.d 08.10
Siklus I
: 01 Pebruari 2019 Jam 07.00 s.d 08.10
Siklus II
: 18 Pebruari 2019 Jam 09.35 s.d 10.45
3. Jadwal
Pelaksanaan
No
Kegiatan
Jan
1
1
2
Peb
3
4
1
2
3
Maret
4
1 2
3
April
4
1
2
3
4
Persiapan/Penyusunan
Rencana
2
Studi Pustaka/Referensi
3
Penyiapan isntrumen
4
Pelaksanaan Siklus Pertama
5
Pelaksanaan Siklus Kedua
6
Penyusunan Laporan
B. Deskripsi per Siklus
SIKLUS I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam empat tahap perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan
tersebut dapat didiskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, penulis melakukan perencanaan yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian
dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 3
Pucangombo Pacitan. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh gurusebagai acuan
dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas tersebut. Adapun kompetensi
inti, kompetensi dasar, dan indikator yang dicantumkan dalam siklus ini adalah
sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
a)
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
b) Menunjukkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangganya.
c)
Memahami
pengetahuan
faktual
dengan
cara
mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkanrasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
2) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gayalistrik,
gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3) Indikator
a) Menjelaskan pengertian gaya.
b) Melakukan percobaan yang berhubungan dengan gaya dalam aktivitas
sehari- hari.
c) Menyebutkan macam- macam gaya.
b. Peneliti menyiapkan materi dan menyusun Lembar Kerja Siswa(LKS) yang
akan digunakan siswa saat proses pembelajaran.
c. Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.
d. Peneliti menyiapkan soal tes evalusi.
e. Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi ketrampilan guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
f. Peneliti menyiapkan lembar observasi ketraipilan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Kegiatan guru
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengajak siswa berdoa bersama.
c) Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini.
e) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “
Tahukah kamu alat transportasi tradisional bendi?Apa yang terjadi
saat kuda menarik bendi?”
f) Guru memberikan motivasi siswa untuk belajar.
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menjawab salam dari guru.
b) Siswa membaca doa bersama- sama.
c) Siswa menjawab absen.
d) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuanpembelajaran
dan materi yang akan dipelajari pada hari ini.
e) Siswa memperhatikan apersepsi dari guru dan menjawab pertanyaan
sesuai dengan pengetahuannya.
f) Siswa menjawab menurut pengetahuannya.
b. Kegiatan Inti
1) Orientasi terhadap masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang gayamelalui
teks bacaan yang telah disediakan agar siswa memperoleh
gambaran konkret mengenai gaya.
(2) Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat peraga
yang telah disediakan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa diberi kesempatan untuk membaca ilustrasi tentang gaya agar
memperoleh gambaran konkret mengenai gaya. (Mengamati)
(2) Siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah
disediakan.
2) Mengorganisasi siswa untuk penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan.
(2) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.
(3) Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing
kelompok.
(4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada dalam LKS
siswa.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa memperhatiakan penjelasan dari guru agar dapat melakukan
penyelidikan untuk menyelasikan permaslaahan.
(2) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing- masing.
(3) Siswa menerima LKS.
(4) Siswa berkelompok menyelesaikan tugas di LKS.
3) Pelaksanaan penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswadalam
kelompok untuk menemukan pemecahan masalah.
(2) Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk
mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi.
b) Kegiatan siswa
(1) Secara
berkelompok
siswa
melakukan
penyelidikan
terhadap permasalahan yang ada di dalam LKS.
(2) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan membaca
buku paket tematik dan LKS . (Mengumpulkan informasi)
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terdapat dalam LKS. “Setelah kalian
memahami permasalahan yang ada, maka diskusikanlah
pemecahan terhadap masalah tersebut.”
(2) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap
kelompok.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa
melakukan
berdiskusikan
perencanaan
membahas
pemecahan
masalah
permasalahan-permasalahan
dan
yang
terdapat dalam LKS. (Menalar/ mengolah informasi)
(2) Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusi.
(Mengomunikasikan)
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lalui. “Apakah
hal yang kalian diskusikan hari ini pernah kalian lihat dan alami
dalam keseharian kalian?
Setelah memcahkan masalah, dapatkah kalian menjelaskan
pengertian gaya dan macam- macam gaya?”
(2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan halhal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah
dilakukan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa melakukan refleksi/ evaluasi terhadap proses yangtelah
dikerjakan bersama teman kelompoknya.
(2) Siswa menanyakan mengenai hal- hal yang kurang
dimengerti terkait penyelidikan yang dilakukan. (Menanya)
c. Kegiatan Penutup
1) Kegiatan guru
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada
hari ini.
b) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
c) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah
berlangsung.
d) Guru
menginformasikan
pembelajaran
pada
pertemuan
selanjutnya.
e) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doapenutup
majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam.
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan.
c) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan.
d) Siswa menerima Informasi.
e) Siswa mengerjakan soal evaluasi
f) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar
pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan untuk guru
dan lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan guru
digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil pengamatan akan
dituliskan dalam lembar catatan lapangan.
4. Refleksi
Refleksi
dilakukan
peneliti
terhadap
hasil
pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan siswa sehingga dapat
digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya
untuk mencapai indikator keberhasilan belajar. Kelemahan- kelemahan
yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus I dapat dijelaskan di bawah ini:
a. Aktivitas guru
1) Guru kurang menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari.
2) Guru kurang mengondisikan siswa saat pembagian LKS.
3) Guru kurang mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
secara berkelompok.
4) Guru kurang membimbing pengamatan yang dilakukan siswa
dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah.
5) Guru kurang membimbing siswa untuk menyimpulkan butirbutir penting pembelajaran hari ini.
6) Guru kurang memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
7) Guru kurang melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah
berlangsung
b. Aktivitas siswa
1) Ada sebagaian siswa yang belum mampu menjawab menurut
pengetahuannya.
2) Ada sebagian siswa yang kurang aktif selama kegiatan
pembelajaran serta diskusi kelompok berlangsung.
3) Ada sebagian siswa yang kerjasama terhadap kelompoknya
belum maksimal.
Penulis Bersama
guru kolaborator melakukan diskusi untuk
mengatasi kelemahan- kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model Problem Based Learnig (PBL) pada
Siklus I. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan agar siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana perbaikan
tersebut yaitu:
a. Aktivitas guru
1) Pertemuan selanjutnya, guru dapat menjelaskan tujuan dan materi
yang akan dipelajari.
2) Pertemuan selanjutnya, guru dapat menarik perhatian siswa
dengan memberi arahan terlebih dahulu.
3) Pertemuan selanjutnya, guru dapat mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara berkelompok dengan tegas.
4) Pertemuan selanjutnya, guru harus lebih mapan dalam
membimbing pengamatan yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok untuk menemukan pemecahan masalah.
5) Pertemuan selanjutnya, guru harus membimbing siswa untuk
menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran .
6) Pertemuan selanjutnya, guru harus lebih mapan dalam
memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan
siswa.
7) Pertemuan selanjutnya, guru harus melakukan refleksi dari
pembelajaran yang telah berlangsung.
b. Aktivitas siswa
1) Pertemuan selanjutnya, guru dapat memberikan pertanyaan
secara berulang- ulang atau mendekati sebagain siswa tersebut.
2) Pertemuan selanjutnya, guru akan menarik perhatian siswa
dengan menampilkan ilustrasi yang lebih menarik agar siswa
tertarik sehingga menjadi aktif.
3) Pertemuan selanjutnya, guru lebih mempertegas penugasan yang
diselesaikan secara kelompok agar terjalin kerjasama yang baik
antar siswa.
Kelemahan- kelemahan yang telah peneliti paparkan merupakan
salah satu komponen yang menyebabkan indikator keberhasilan belum
tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi gaya, hasil belajar
siswa dapat meningkat.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam empat tahap
perencanaan
(planning),
pelaksanaan
tindakan
(acting),
observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan tersebut dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan yang akan
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV
SD Negeri 3 Pucangombo. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh
guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan
dikelas tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
indikator yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
a) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
b) Menunjukkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangganya.
c)
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
2) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik,
gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3) Indikator
a) Mengidentifikasi manfaat gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.
b) Mengelompokkan
benda
yang
bersifat
magnetis
dan
nonmagnetis.
c) Mendiskripsikan cara membuat magnet.
b. Peneliti menyusun materi dan lembar Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran.
c. Peneliti merencanakan pembagian kelompok agar merata.
d. Peneliti menyiapkan media pembelajaran.
e. Peneliti menyiapkan soal tes evaluasi.
f. Peneliti melakukan konfirmasi terhadap kolabolator mengenai rencana
pembelajaran dengan model model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yang telah disusun, agar pembelajaran berjalansesuai rencana.
1. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Kegiatan guru
a)
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
b) Guru mengajak siswa berdoa bersama.
c)
Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang
akan dipelajari pada hari ini.
e)
Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa
“Pernahkah kamu mengamati pintu kulkas? Mengapakulkas dapat
tertutup dengan rapat meskipun tanpa dikunci?.”
f)
2)
Guru memberikan motivasi kepada siswa
Kegiatan siswa
a)
Siswa menjawab salam dari guru.
b) Siswa membaca doa bersama- sama.
c)
Siswa menjawab absen.
d) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini.
e)
Siswa memperhatikan apersepsi dari guru dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan pengetahuannya.
f)
Siswa menjawab sesuai dengan pengetahuannya.
b. Kegiatan Inti
1) Orientasi terhadap masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk membaca ilustrasi tentang
pemanfatan gaya magnet melalui teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkretmengenai gaya
magnet.
(2) Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat
peraga yang telah disediakan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa diberi kesempatan untuk membaca ilustrasi tentang
gaya agar memperoleh gambaran konkret mengenai gaya
(Mengamati).
(2) Siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah
disediakan.
2) Mengorganisasi siswa untuk penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan.
(2) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
(3) Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing
kelompok.
(4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada dalam LKS
siswa.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa memperhatiakan penjelasan dari guru agar dapat
melakukan penyelidikan untuk menyelasikan permaslaahan.
(2) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing- masing.
(3) Siswa menerima LKS.
(4) Siswa berkelompok menyelesaikan tugas di LKS.
3) Pelaksanaan penyelidikan
a) Kegiatan guru
(1) Guru membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam
kelompok untuk menemukan pemecahan masalah pada percobaan
1 dan 2.
(2) Siswa diarahkan untuk membaca buku paket tematik untuk
mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi.
b) Kegiatan siswa
(1) Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan
terhadap permasalahan yang ada di dalam LKS.
(2) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan
membaca buku paket tematik dan LKS (Mengumpulkan
informasi).
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a)
Kegiatan guru
(1) Guru mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terdapat dalam LKS. “Setelah kalian
memahami permasalahan yang ada, maka diskusikanlah
pemecahan terhadap masalah tersebut.”
(2) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap
kelompok.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa
melakukan
berdiskusikan
perencanaan
membahas
pemecahan
masalah
permasalahan-permasalahan
dan
yang
terdapat dalam LKS (Menalar/ mengolah informasi).
(2) Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusi
(Mengomunikasikan).
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a) Kegiatan guru
(1) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lalui. “Apakah
hal yang kalian diskusikan hari ini pernah kalian lihat dan alami
dalam keseharian kalian? Setelah memcahkan masalah, dapatkah
kalian menjelaskanmengenai pemanfatan gaya magnet dalam
kehidupan sehari- hari, mengelompokkan benda magnetis dan
nonmagnetis, serta praktik membuat magnet?”
(2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan halhal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah
dilakukan.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa melakukan refleksi/ evaluasi terhadap proses yang telah
dikerjakan bersama teman kelompoknya.
(2) Siswa menanyakan mengenai hal- hal yang kurang dimengerti
terkait penyelidikan yang dilakukan (Menanya).
c. Kegiatan Penutup
1) Kegiatan guru
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaranpada
hari ini.
b) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
c) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telahberlangsung.
d) Guru
menginformasikan
pembelajaran
pada
selanjutnya.
e) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
pertemuan
f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa
penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam.
2) Kegiatan siswa
a) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
b) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan.
c) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan.
d) Siswa menerima Informasi.
e) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam.
2.
Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar
pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan untuk guru dan
lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan guru digunakan untuk
mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan lembar pengamatan
siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan lapangan.
3.
Refleksi
Refleksi yang dilakukan pada hasil pelaksanaan Siklus II menunjukkan
bahwa pada Siklus II sudah tidak ditemukan kelemahan- kelemahan dalam
proses pembelajaran seperti pada Siklus I. Guru melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik bahkan hal ini berdampak dengan keaktifan siswa
selama proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa ikut meningkat.
Kelemahan- kelemahan pada Siklus I sudah diperbaiki pada Siklus II.
Penelitian dihentikan sampai siklus II karena hasil belajar siswa sudah
menunjukkan indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa
tuntas belajar. Siswa yang tidak tuntas belajar diberikan tindakan mandiri
berupa latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua
siswa tuntas belajar
Pengumpulan Data
a. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Soal pilihan ganda adalah
bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat (Sudjana,
2014: 48). Tes pilihan ganda ini digunakan untuk mengukur ketuntasan dan
peningkatan hasil belajar siswa.
b. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana
penenliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara langsung. Teknik ini
digunakan oleh penenliti untuk mengetahui hasil belajar siswa pada saat
pembelajaran IPA dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan penelitian
berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh
peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan memperkuat data dari
hasil observasi dan tes yang dilakukan.
Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan
penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk mendapatkan data adalah
sebagai berikut :
d. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi gaya melalui
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
1) Lembar observasi guru
Dalam lembar observasi guru berisi tentang instrument pengamatan
yang mencakup beberapa aspek yang ditujukan kepada guru mengenai
kemampuannya dalam proses belajar mengajar seperti kemampuan guru
membuka pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan
materi pembelajaran, penerapan model pembelajaran, penggunaan media/
sumber pembelajaran, evalusai pembelajaran, kemampuan menutup
pelajaran serta tindaklanjut pembelajaran.
2) Lembar observasi siswa
Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
e. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait materi gaya.
Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang
diadakan setelahdiadakan tindakan siklus I, siklus II.
f. Pedoman dokumentasi digunakan untuk medapatkan gambaran kegiatandalam
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Dokumentasi juga digunakan sebagai bukti hasil penelitian
yang berupa gambar foto kegiatan penelitian.
Analisis Data
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul
guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan penelitianuntuk perbaikan
belajar siswa. Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara
umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif.Analisis data dilakukan pada tiap data
yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.
g. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
diskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Di dalam penelitian
ini nilai yang dihitung yaitu:
1) Ketuntasan klasikal
Persentase ketuntasana klasikal merupakan apabila hasil belajar siswa ≥
85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70.
Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai
berikut:
P = 𝐹 x 100%
𝑁
Keterangan :
P
= Nilai dalam persen
F
= Frekuensi siswa tuntas KKM
N
= Jumlah keseluruhan siswa (Djamarah, 2005: 264)
h. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang
memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
Deskripsi Penelitian Pra Siklus
Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti
melakukan kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan
acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Tahap pra siklus dilakukan
peneliti secara langsung dengan melakukan observasi pada proses kegiatan
pembelajaran oleh guru kelas IV SD Negeri 3 Pucangombo Pacitan. Dari
hasil observasi tersebut, diperoleh bahwa belum adanya model
pembelajaran baru yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
sehingga proses belajar mengajar dikelas terkesan monoton. Hal tersebut
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, karena pembelajaran
dikelas cenderung guru yang berperan aktif sedangkan siswa cenderung
pasif.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa
siswa yang belum paham mengenai materi gaya. Padahal materi gaya
sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menduga rendahnya
hasil belajar siswa materi gaya disebabkan oleh kurang tepatnya model
pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru yang mengakibatkan siswa
kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada
hasil belajar siswa (nilai ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra-
siklus dari hasil ulangan harian siswa materi gaya pada kelas IV SD Negeri
3 Pucangombo Pacitan.
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus
No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
1. AHMAD
70
50
Tidak Tuntas
2. ANANG
70
40
Tidak Tuntas
3. DEWI
70
70
Tuntas
4. ENGGAR
70
20
Tidak Tuntas
5. FEBRI ANTIKA
70
70
Tuntas
6. HAMDAN
70
80
Tuntas
7. LILIN
70
70
Tuntas
8. MAULANA
70
40
Tidak Tuntas
9. TAMA
70
70
Tuntas
10 BANU
70
30
Tidak Tuntas
11 RIKI
70
70
Tuntas
12 ROSA
70
30
Tidak Tuntas
13 RIVAL
70
40
Tidak Tuntas
14 VESA
70
50
Tidak Tuntas
15 VIONA
70
30
Tidak Tuntas
16 YOGHA
70
50
Tidak Tuntas
17 ANWAR
70
30
Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi
80
Nilai Terendah
20
Rata- rata
49,41 %
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas
= 6 siswa
Tidak Tuntas = 11 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹 X 100%
𝑁
=
6
17
X 100%
= 35,2%
=35% (Pembulatan)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata- rata ulangan harian yang
dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 49,41 %. Siswa yang tuntas
belajar (mencapai KKM) terdapat 8 siswa (35%), sedangkan siswa yang
tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 14 siswa (82%). Hasil belajar pada
tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 35% dari jumlah
siswa secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus
dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang
telah ditentukan.
2.
Diskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilakukan pada 1 Februari 2019. Pembelajaran
berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok yang diajarkan
pada Siklus I adalah gaya dan macam-macamnya. Hasil pengamatan yang
peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa sangat
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), meskipun belum semua
siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
a. Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Nama Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
AHMAD
70
70
Tuntas
ANANG
70
80
Tuntas
DEWI
70
70
Tuntas
ENGGAR
70
30
Tidak Tuntas
FEBRI ANTIKA
70
75
Tuntas
HAMDAN
70
85
Tuntas
LILIN
70
70
Tuntas
MAULANA
70
50
Tidak Tuntas
TAMA
70
70
Tuntas
BANU
70
50
Tidak Tuntas
RIKI
70
70
Tuntas
ROSA
70
50
Tidak Tuntas
RIVAL
70
70
Tuntas
VESA
70
50
Tidak Tuntas
VIONA
70
70
Tuntas
YOGHA
70
70
Tuntas
ANWAR
70
70
Tuntas
Nilai Tertinggi
85
Nilai Terendah
30
Rata- rata
64,70 %
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas
= 12 siswa
Tidak Tuntas= 5 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹 X 100%
𝑁
= 12 X 100%
17
= 70,58%
=71% (Pembulatan)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada Siklus I mengalami
peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata- rata siswa pada
Siklus I mencapai 64,70%. Siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sebanyak 12 siswa (71%). Sedangkan siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanayak 5 siswa (29%). Hasil
belajar siswa pada Siklus I secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 73% dari jumlah siswa
secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan
perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan.
b. Hasil Observasi Guru dan Siswa
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek yang diamati
Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
Guru mengajak siswa berdoa
Bersama
Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
Guru melakukan apersepsi
Guru memotivasi siswa untuk
Belajar
A
√
Nilai
B C
√
√
√
√
√
D
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Tahap 1: Orientasi terhadap
masalah
Guru meminta siswa untuk
membaca ilustrasi tentang gaya
melalui teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa memperoleh
gambaran konkret mengenai gaya
Guru mengajak siswa melakukan
percobaan dengan alat peraga yang
telah disediakan.
Tahap 2: Mengorganisasikan
siswa untuk penyelidikan
Guru membantu siswa dalam
mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan
permasalahan.
Guru membagi siswa menjadi 4
Kelompok
Guru mebagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada masing- masing
kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKS
siswa.
Tahap 3: Pelaksanaan
penyelidikan
Guru membimbing pengamatan
yang dilakukan siswa dalam
kelompok untuk menemukan
pemecahan masalah
√
Siswa diarahkan untuk membaca
buku paket tematik untuk mencari
informasi terkait permasalahan/
penjelasan solusi.
Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru mengarahkan siswa berdiskusi
untuk menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam LKS
√
√
√
√
√
√
√
√
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi
setiap kelompok
Guru memberikan reward kepada
siswa yang berani
mempresentasikan hasil diskusi
Kelompokya
Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Guru meminta siswa untuk
melakukan refleksi/evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka lalui
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal
yang kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada
hari ini
Guru memberikan penguatan
terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa
Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah
berlangsung
Guru menginformasikan
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
√
Guru memberikan soal evalusi pada
Siswa
Guru menutup pembelajaran hari
ini dengan membaca doa penutup
majelis dan diakhiri dengan
mengucap kan salam
Jumlah
Total
Kategori
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8
48 14
70
Baik
0
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-2 (Muakhidah, 2018: 137)
Berdasrkan
hasil
pengamatan
kegiatanpembelajaran IPA melalui
Base Learning (PBL) pada
pada
tabel
penerapan
4.3
menunjukkan bahwa
model pembelajaran
Problem
Siklus Imendapatkan total skor 70 dengan kategori baik.
Ada beberapa aspekyang harus ditingkatkan lagi yaitu: (1) Guru kurang menjelaskan tujuan
dan materi yang akan dipelajari (2) Guru kurang mengondisikan siswasaat pembagian
LKS. (3) Guru kurang mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara
berkelompok (4) Guru kurang membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam
kelompok untuk menemukan pemecahan masalah (5) Guru kurang membimbing siswa
untuk menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran hari ini (6) Guru kurang memberikan
penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa (7) Guru kurang melakukan
refleksi dari pembelajaran yang telah berlangsung.
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Aspek yang Diamati
Pengetahuan
Keaktifan
Kerjasama
B
C
K
B
C
K
B
C
K
AHMAD
√
√
√
ANANG
√
√
√
DEWI
√
√
√
ENGGA √
√
√
R
FEBRI
√
√
√
ANTIKA
HAMDA √
√
√
N
LILIN
√
√
√
MAULA
√
√
√
NA
TAMA
√
√
√
Nama
Siswa
10. BANU
11. RIKI
12. ROSA
√
13. RIVAL
14. VESA
√
15. VIONA
16. YOGHA
17. ANWAR
Jumlah
6
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7
4
2
√
√
√
9
√
6
3
√
√
11
3
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.4 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I cukup baik. Siswa
mampu mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang
mereka miliki, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum
menjawab sesuai pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam Siklus I ini
masih kurang di bandindingkan dengan kedua aspek lainnya. Masih
banyak siswa yang belum bekerja secara aktif dalam diskusi kelompok,
hanya beberapa siswa yang terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama
dalam Siklus I ini, para siswa terlihat dapat bekerjasama dengan
kelompokknya dengan baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang
kurang bekerjasama dengan kelompok.
3. Diskripsi Data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Rabu, 18 Februari 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus II adalah gaya magnet. Kelemahankelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus II.
a. Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
1. AHMAD
60
80
Tuntas
2. ANANG
60
87
Tuntas
3. DEWI
60
87
Tuntas
4. ENGGAR
60
53
Tidak Tuntas
5. FEBRI ANTIKA
60
100
Tuntas
6. HAMDAN
60
100
Tuntas
7. LILIN
60
93
Tuntas
8. MAULANA
60
70
Tuntas
9. TAMA
60
100
Tuntas
10. BANU
60
80
Tuntas
11. RIKI
60
80
Tuntas
12. ROSA
60
60
Tidak Tuntas
13. RIVAL
60
87
Tuntas
14. VESA
60
73
Tuntas
15. VIONA
60
73
Tuntas
16. YOGHA
60
80
Tuntas
17. ANWAR
60
80
Tuntas
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
53
Rata- rata
81,35 %
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas
= 15 siswa
Tidak Tuntas
= 2 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹 X 100%
𝑁
= 15 X 100%
17
= 88,23%
= 88% (Pembulatan)
Tabel 4.5 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada
Siklus II mencapai 81,35. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 15
siswa (88%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 2 siswa
(11%). Siklus II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai
indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah
siswa memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM). Pembelajaran pada Siklus II
dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus II.
b. Hasil Pengamatan Guru dan Siswa
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No
1.
Aspek yang diamati
5.
Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
Guru mengajak siswa berdoa bersama
Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
Guru melakukan apersepsi
6.
Guru memotivasi siswa untuk belaja
2.
3.
4.
A
√
Nilai
B C
√
√
√
√
√
D
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Tahap 1: Orientasi terhadap masalah
Guru meminta siswa untuk membaca
ilustrasi tentang gaya magnet melalui
teks bacaan yang telah disediakan agar
siswa memperoleh gambaran konkret
mengenai gaya magnet
Guru mengajak siswa melakukan
percobaan dengan alat peraga yang
telah disediakan.
Tahap 2: Mengorganisasikan siswa
untuk penyelidikan
Guru membantu siswa dalam
mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan
permasalahan.
Guru membagi siswa menjadi 4
Kelompok
Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) pada masing- masing kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKS
siswa.
Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan
Guru membimbing pengamatan yang
dilakukan siswa dalam kelompok untuk
menemukan pemecahan masalah
Siswa diarahkan untuk membaca buku
paket tematik untuk mencari informasi
terkait permasalahan/ penjelasan solusi.
Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru mengarahkan siswa berdiskusi
untuk menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam LKS
Guru meminta siswa mempresentasikan
hasil diskusi setiap kelompok
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Guru memberikan reward kepada siswa
yang berani mempresentasikan hasil
diskusi kelompokya
Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Guru meminta siswa untuk melakukan
refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka
Lalui
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal yang
kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada hari
Ini
Guru memberikan penguatan terhadap
kesimpulan yang disampaikan oleh
siswa
Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah berlangsung
Guru menginformasikan pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya
Guru memberikan soal evalusi pada
Siswa
Guru menutup pembelajaran hari ini
dengan membaca doa penutup majelis
dan diakhiri dengan mengucap kan
Salam
Jumlah
Total
Kategori
√
√
√
√
√
√
√
√
√
76
18 0
0
94
Sangat Baik
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25 ( Muakhidah, 2018: 137)
Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.6 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus II
mendapatkan total skor 94 dengan kategori sangat baik. Hal ini terlihat
jelas dari tabel hasil pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola
kelas sudah baik sekali. Ini disebabkan guru telah memperbaiki atau
meningkatkan aspek- aspek yang terdapat pada proses pembelajaran
Siklus I, terutama ketika memberi penguatan pada akhir pembelajaran
ketika siswa menjawab pertanyaan dari guru sehingga proses
pembelajaran di Siklus II telah tercapai.
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No.
Aspek yang Diamati
Pengetahuan
Keaktifan
Kerjasama
B
C
K
B
C
K
B
C
K
1. AHMAD
√
√
√
2. ANANG
√
√
√
3. DEWI
√
√
√
4. ENGGA
√
√
√
R
5. FEBRI
√
√
√
ANTIKA
6. HAMDA √
√
√
N
7. LILIN
√
√
√
8. MAULA
√
√
√
NA
9. TAMA
√
√
√
10. BANU
√
√
√
11. RIKI
√
√
√
12. ROSA
√
√
√
Nama
Siswa
13. RIVAL
14. VESA
√
15. VIONA
16. YOGA
17. ANWAR
Jumlah
5
√
√
√
√
√
√
√
11
√
√
√
13
1
4
√
√
√
0
√
7
10
0
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus II
mengalami peningkatan dari aspek pengetahuan, keaktifan dan
kerjasama siswa dibandingkan dengan Siklus I. Siswa sudah mulai
menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuan. Mereka juga turut
aktif dalam pembelajaran dikelas. Yang semula masih terlihat acuh,
pada Siklus II ini sudah terlihat mulai memperhatikan serta aktif
menjawab maupun bertanya. Kerjasama kelompok berjalan dengan
baik, para siswa saling melengkapi kekurangan yang ada dikelompok
masing-masing. Sehingga dalam Siklus II ini pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan sesuai harapan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus
melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus
No.
Nama Siswa
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
RM
IRA
LHS
AM
PAP
MZS
MAKS
THK
Z
MFR
CSA
F
MAM
MAGPI
AF
MF
ASH
HNA
50
40
60
20
70
80
70
40
70
30
60
30
60
50
30
50
30
70
53
53
60
47
80
93
93
67
87
73
80
47
80
67
53
73
60
80
80
87
87
53
100
100
93
87
100
80
80
53
87
73
73
80
80
87
19.
MMWAW
50
60
80
20.
21.
22.
AAJ
MS
RA
Jumlah
Rata- rata
30
73
30
47
40
73
1060
1499
48,18
68,13
(Sumber: Data Primer)
87
73
80
1800
81,81
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus
RataKategori
Jumlah
Presentase
rata
siswa
Pra
48,18
Tuntas
8
36%
Siklus
Tidak Tuntas
14
64%
Siklus I
68,13
Tuntas
16
73%
Tidak Tuntas
6
27%
81,81
Tuntas
20
91%
Siklus II
Tidak Tuntas
2
9%
(Sumber: Data Primer)
Tabel 4.9 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
sebelum dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil
belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan
bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 8 siswa (36%) yang tuntas
belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 14 siswa
(64%) dengan nilai rata-rata 48,18. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal maka
penelitian dilanjutkan pada Siklus I dengan materi dan waktu yang berbeda.
Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat terdapat 16 siswa
(73%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
(dibawah KKM) 6 siswa (27%) dengan nilai rata-rata 68,13. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus
meskipun masih belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal,
maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang
berbeda.
Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 20 siswa (91%)
yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah
KKM) 2 siswa (9%) dengan nilai rata-rata 81,81. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal
yaitu siswa mencapai nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 60 pada
mata pelajaran IPA materi gaya dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa
total dalam satu kelas sebanyak 20 siswa (91%). Maka dari itu penelitian
dihentikan siswa yang belum tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan
mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang dipantau oleh guru
sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.
Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus-Siklus II
dapat dicermati pada Gambar 4.1.
Axis Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus
8
Siklus I
16
Siklus II
20
Tidak Tuntas
14
6
2
Nilai rata-rata
48,18
68,13
81,81
Tuntas
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra SiklusSiklus II
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh
nilai rata- rata 48,18 dengan jumlah siswa 8 siswa (36%) tuntas belajar, pada
Siklus I diperoleh nilai rata- rata 68,13 dengan jumlah siswa 16 siswa(73%)
tuntas belajar, dan pada Siklus II diperoleh nilai rata- rata 81,81 dengan
jumlah 20 siswa (91%) tuntas belajar. Berdasarkan ketetapan indikator
keberhasilan, yaitu persentase ketuntasan belajar siswa telah mencapai ≥
85% maka pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dikatakan telah berhasil.
Sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dihentikan pada Siklus II.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Riana Rahmasari (2016), dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada kondisi awal prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Nglempong Ngaglik Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14
siswa atau 58,33% telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu 65. Sedangkan sebanyak 10 orang atau 41,67% belum
memenuhi KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
IPA siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik Sleman tergolong
rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat peningkatan nilai
rata- rata 78,58. Sebanyak 23 siswa atau 95,83% memenuhi KKM dan
hanya 1 siswa atau 4,17% yang tidak memenuhi KKM.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) pada materi gaya, dapat disimpulkan bahwa model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya
pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019. Peningkatan hasil belajar IPA diketahui dengan hasil tes pada
Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan
persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa materi gaya
pada kondisi awal (pra-siklus) 48,18 dengan ketuntasan klasikal sebesar
36% (8 siswa) dari 22 siswa yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Siklus I
sebesar 68,13 dengan ketuntasan klasikal sebesar 73% (14 siswa) yang
mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81,81 dengan ketuntasan
klasikal 91% (20 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Dengan
demikian, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model Problem Based
Learning (PBL) materi gaya pada siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor
kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 dinyatakan berhasil.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan
siswa, guru, dan sekolah dalam pembelajaran agar minat, aktivitas dan
penguasaan materi pelajaran meningkat adalah:
1. Bagi Siswa
a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif
dalam
pembelajaran
untuk
dapat
mempertahankan
atau
meningkatkan hasil belajarnya.
b. Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam
pembelajaran diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi
dikelas.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi yang lain yang
sekiranya tepat, karena hasil penelitian pada materi gaya dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru hendaknya memberikan motivasi terhadap siswa dalam
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) agar
siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model tersebut.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai sehingga dapat mewujudkan hasil
belajar yang maksimal.
b. Sekolah dapat menggunakan media atau fasilitas dari
lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat mengenal
lingkungan secara baik.
c. Memberikan dorongan kepada para guru agar dapat
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi
pada kegiatan pembelajaran agar dapat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Download