Uploaded by User111705

4401419071 Tri Wahyu Subekti Portofolio Angiospermae II(1)

advertisement
Nama
: Tri Wahyu Subekti
NIM
: 4401419071
Rombel
: Pendidikan Biologi C
FERTILISASI TUMBUHAN
 Pada Angiospermae gametofit betina terletak jauh disebelah dalam ruang ovarium,
dan jauh dari stigma. Pada Angiospermae butir polen tertimbun pada stigma. Sel-sel
stigma mengeluarkan cairan yang seperti lendir disebut eksulat. Pada umumnya hanya
ada satu tabung polen pada butiran polen yang disebut monosifonous.
 Setelah tabung polen tumbuh, tabung polen tersebut akan melalui papilla stigma dan
menembus jaringan stillus. Stillus dibagi menjadi 3 tipe yaitu:
1. Terbuka
2. Setengah tertutup
3. Tertutup
stadium aktant (8 sel).
 Setelah tabung polen sampai pada bagian atas ovarium kemudian masuk kedalam
gametofit betina. Berdasarkan cara masuknya tabung polen kedalam ovulum ada 3
macam pembuahan yaitu :
a). Porogami : Tabung polen masuk melalui mikropil
b). Khalasogami : Bulu masuk melalui Khalaza
c). Mesogami : Bulu masuk melalui funikulus
Megasporogenesis:
“Proses pembentukan spora besar atau spora betina atau sel telur atau ovul”.
Proses ini diawali oleh muncul sel primordia ovul pada jaringan meristematik dinding
ovari (bakalbuah). Pada primordial ovul itu terdapat sel khusus yang dinamai sel
arkesporial, yang kemudian akan berkembang membentuk “sel megaspora”
Putik bunga lili memiliki bagian ovul sebagai tempat pembentukan gametofit
betina (megasporogenesis) dan ovari. Ketika bunga berkembang di dalam tunas,
megasporosit (2n) di ovul mengalami miosis dan menghasilkan 4 megaspora (n). Tiga
dari megaspora ini akan mengalami degenerasi dan hilang, sedangkan satu megaspora
akan mengalami mitosis dan tumbuh membesar menghasilkan dua inti haploid. Kedua
inti haploid ini mengalami pembelahan mitosis sebanyak dua kali sehingga
menghasilkan delapan inti haploid.
Delapan inti haploid ini akan berkembang dan dilapisi dinding sehingga
terbentuk 3 inti sebagai antipodal (3 sel), 2 inti sebagai inti polar (1 sel), 2 inti sebagai
sinergid (2 sel), dan 1 inti sebagai sel telur (1 sel). Sel telur berfungsi sebagai gamet
betina, sinergid akan berdegenerasi selama atau setelah pembuahan, dan antipodal
belum diketahui fungsinya, nantinya juga akan berdegenerasi. Kantung yang besar
yang berisi 8 inti dalam 7 sel ini menjadi gametofit betina (megagametofit) atau lebih
dikenal dengan kantung embrio.
Dua lapis terluar dari ovul akan berdeferensiasi menjadi integumen yang
kemudian akan menjadi kulit biji. Selama perkembangannya, integumen akan
membentuk pori dan di bagian ujung pori ini disebut mikrofil, tempat masuknya
serbuk sari ke ovul (Stern, 2006).
Mikrospora dan gametofit jantan Mikrospora atau butir polen adalah haploid,
bentuk, ukran, serta ornamentasi dindingnya etofit jntan endosporik pertumbuhannya
sebagian didalam mikrosporangium dan sebagian didalam ruang serbuk sari pada
ovulum.
Pada golongan Cycadophyta mikrogametofit mempunyai sel protalus jantan
yang akan menghasilkan sel steril yang besar atau sel tangkaiyang diikuti oleh sel
tubuh (sel spermatogen). Sel tubuh membelah menjadi 2 sel gamet yang berflagel
banyak Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan
megaspora. Mikrospora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar
sebagai serbuk sari, sedangkan megaspora berkembang menjadi gametofit betina yang
merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan merupakan bagian
dari bakal biji.
Penyerbukan pada tumbuhan buji tertutup
Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah
menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda. Alat
perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan
perhiasan bunga dan alat kelamin bunga. Bagian sebelah dalam dari lingkaran
perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat kelamin bunga terdiri dari
benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat pembiakan betina.
Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik. Penyerbukan atau polinasi
merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan.
Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di
kepala putik, sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk
sari pada bala biji Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari
dan faktor yang membantu proses penyerbukan. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk
sari. Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari,
penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai
berikut :
1. Otogami
Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari
bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi
beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan
putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi
penyerbukan. Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu
dari pada putik. Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu
daripada serbuk sari. Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik.
2.
3.
4.
5.
Kleistogami
Merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum
mekar.
Geistonogami
Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang
berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami
disebut juga penyerbukan tetangga.
Alogami
Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari
yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami
disebut juga penyerbukan silang.
Penyerbukan bastar Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal
dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurangkurangnya mempunyai satu sifat berbeda. Macam bastar : Bastar antar
kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga
gadung.; Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan
kweni.; Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.
Pembentukan Biji Angiospermae
1. Pembentukan Gamet Jantan
Proses pembentukan sel kelemin jantan (pembuahan ganda) pada ujung terdapat inti
vegetatif dan inti generatif inti generatif membelah menjadi 2 yaitu inti generatif 1,
yang membentuk sperma 1 dan inti generatif 2 yg membentuk sperma 2. Kemudian
sperma 1 dan sperma 2 jatuh ke bawah sampai ke mikrofil dan akan membentuk zigot
di dlm mikrofil terdapat satu inti yg disebut mitosis. Mitosis membelah menjadi 2
melalui pembelahan meiosis. Lalu membelah lagi menjadi 4 dan disebut meiosis 2
dan terakhir, 4 inti itu membelah menjadi 8 inti (Riana, dkk., 2009).
2. Pembentukan Gamet Betina Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau
kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug
lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk
kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap
tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali
dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah
yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder,
dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil)
yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam
keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang
sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi
sebagai tempat melekatnya serbuk sari (Riana, dkk., 2009).
3. Pembuahan Ganda Proses pembuahan yang terjadi pada Angiospermae dikenal
dengan pembuahan ganda. Proses pembuahan diawali dengan penyerbukan (polinasi),
yaitu penempelan butir serbuk sari ke kepala putik. Setelah penyerbukan, butir serbuk
sari yang menempel pada kepala putik berkecambah membentuk buluh serbuk sari.
Inti sel serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel generatif. Sel vegetatif
bergerak ke buluh serbuk sari yang menuju bakal buah (ovarium). Sementara itu, sel
generatif membelah secara mitosis menghasilkan dua sel sperma. Saat buluh polen
(serbuk sari) mencapai ovum (bakal biji), inti vegetatif menembus kantong embrio
melalui mikrofil dan melepaskan kedua sel sperma. Satu sel sperma (inti sel generatif)
membuahi sel telur membentuk zigot yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma
lainnya (inti sel generatif 2) membuahi dua inti kandung lembaga sekunder (2n)
sehingga terbentuk sel triploid (3n). Sel ini akan membelah membentuk jaringan
penyimpan makanan cadangan yang disebut endosperm. Selanjutnya, endosperm akan
menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari zigot. Dua peristiwa fusi
yang terjadi antara sel sperma dengan sel telur dan sel sperma dengan kandung
lembaga sekunder (2n) inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pada
Angiospermae. Sel antipoda serta sel sinergid biasanya mengalami degenerasi. Proses
pembuahan selanjutnya akan diikuti dengan perkembangan buah dan biji.
Gambar : Proses pembuahan ganda pada Angiospermae
Sumber: Campbell, N.A. 1997. Biology. Fourth Edition. California: The
Benjamin/Cummings Publishing Company Inc.
Proses Pembuahan Ganda
Pembuahan ganda adalah proses yang terjadi pada pembentukan biji tumbuhan
angiospermae. Disebut pembuahan ganda karena terjadi dua pembuahan pada proses
pembentukan biji. Pembuahan pertama menghasilkan zigot dan pembuahan kedua
menghasilkan endosperma (cadangan makanan). Serbuk sari jatuh ke kepala putik
sebagai awal terjadinya proses penyerbukan pada angiospermae. Inti sel dalam serbuk
sari akan membentuk membelah membentuk inti vegetatif, inti generative 1, dan inti
generatif 2. Setelah beberapa saat serbuk sari akan berkecambah membentuk tabung
serbuk sari sebagai jalan menuju kantung embrio (Johri, 1984).
Gambar Pembentukan tabung serbuk sari
Inti vegetatif akan berperan sebagai penunjuk jalan bagi inti generatif, inti vegetatif
akan berjalan di depan inti generatif. Setelah sampai di kantung embrio, inti generatif
1 akan membuahi sel telur membentuk zigot dan inti generatif 2 akan membuahi inti
kandung lembaga sekunder membentuk endosperma. Sel telur bersifat haploid (n)
akan dibuahi inti generatif 1 yang bersifat haploid (n) sehingga akan menghasilkan
zigot yang bersifat diploid (2n). Inti kandung lembaga sekunder akan dibuahi oleh inti
generatif 2 sehingga terbentuk endosperma. Endosperma bersifat triploid (3n) karena
merupakan penyatuan 2 inti kandung lembaga sekunder dan inti generatif 2 yang
masing-masing bersifat haploid.
Download