MAKALAH ETIKA FARMASI PELANGGARAN ETIKA FARMASI DI RUMAH SAKIT DI SUSUN OLEH: Avi VivaNanda P 21802006 YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL KALTARA POLITEKNIK KALTARA PRODI FARMASI TARAKAN 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alla Swt. Atas segala Rahmat, Hidayah, dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Etika Farmasi tentang Pelanggaran Etika Farmasi di Rumah Sakit. Makalah Etika Farmasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau informasi mengenai Pelanggaran Etika Farmasi di Rumah Sakit, baik Contoh kasusnya beserta pembahasannya. Kami mengharapkan agar makalah yang kami buat ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua. Tarakan, 9 Desember 2020 Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2 D. Manfaat Penulisan ................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 3 A. Definisi Etika ........................................................................... 3 B. Contoh Etika ............................................................................ 4 C. Definisi Profesi ........................................................................ 5 D. Pengertian Profesi dan Profesional .......................................... 7 E. Ciri-Ciri Profesi ....................................................................... 8 F. Peranan Etika Dalam Profesi .................................................... 8 G. Etika Profesi .............................................................................. 10 H. Prinsip - Prinsip Etika Profesi ................................................. 11 BAB III KASUS ................................................................................. 12 A. Kasus 1 .................................................................................... 12 B. Kasus 2 .................................................................................... 12 BAB IV PEMBAHASAN ................................................................... 14 A. Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker .................................. 14 ii B. Solusi ........................................................................................ 15 BAB V PENUTUP ............................................................................... 16 A. Kesimpulan ............................................................................... 16 B. Saran ........................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 17 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau normanorma yang dikaitkan dengan etika. Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman semakin banyak pelanggaran kode etik oleh sebagian besar profesi terutama profesi kesehatan. Dan karena adanya perubahan Globalisasi yang sering bisa membuat Profesi menjadi tidak berjalan semestinya sebab kalau seorang Profesi tidak mengikuti perkembangan Globalisasi maka dia akan tidak percaya diri untuk menjalankan Profesinya tersebut. 1 B. Rumusan Masalah 1. Definisi Etika 2. Contoh Etika 3. Definisi Profesi 4. Pengertian Profesi dan Profesional 5. Ciri-Ciri Profesi 6. Peranan Etika Dalam Profesi 7. Etika Profesi 8. Prinsip - Prinsip Etika Profesi C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas kuliah etika profesi dan untuk mengkaji studi-studi kasus pelanggaran oleh profesi kesehatan. D. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat memberi informasi mengenai pelanggaran-pelanggaran studi kasus dalam dunia kesehatan. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Etika 1. Defenisi Etika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sebagai berikut: a. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral. b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut di masyarakat. Dari asul-usul Yunani "ethos" yang katanya, etika berarti adat istiadat berasal dari atau kebiasaan bahasa yang baik.Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Bertolak dari kata tersebut, akhirnyaetika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. 2. Definisi Etika Menurut Para Ahli a. Abdullah dalam buku Etika (2006:4) menjelaskan yang berjudul Pengantar arti kata etika Studi berdasarkan etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang bermakna kebiasaan atau adat-istiadat. 3 b. Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan pengertian etika dalam dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan. c. Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189) menjelaskan bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna adatistiadat yang realistis bukan teoritis. d. Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:12) mengatakan bahwa secara umum, ruang lingkup etika meliputi: 1) Menyelidiki sejarah tentang tingkah laku manusia. 2) Membahas cara menghukum dan menilai baik buruknya suatu tindakan. 3) Menyelidiki faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia. 4) Untuk menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk. 5) Untuk meningkatkan budi pekerti. 6) Untuk menegaskan arti dan tujuan hidup sebenarnya. e. Menurut Profesor Robert Salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1) Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termausk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai individu yang beretika. 2) Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia. B. Contoh Etika Berikut adalah contoh dari etika : 1. Etika Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehingga ia lupa akan diri pribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-keperluan 4 hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka mengganggu ketentraman keluarga orang lain). Dari segi usaha ia memang berhasil mengembangkan usahanya sehingga ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam mengembangkan etika pribadinya. 2. Etika Sosial. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata melakukan penggelapan uang Negara untuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat tersebut adalah perbuatan yang merusak etika social. 3. Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Contoh etika moral: a) berkata dan berbuat jujur b) menghargai hak orang lain c) menghormati orangtua dan guru d) membela kebenaran dan keadilan e) menyantuni anak yatim/piatu C. Definisi Profesi Defenisi Profesi Menurut Beberapa Para Ahli: a. Schein, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. 5 b. Hughes, E.C (1963) Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya. c. Daniel Bell (1973) Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab masyarakat, menggunakan mengimplikasikan pada keilmuan kompetensi etika tersebut layanan mencetuskan dalam profesi ide, melayani dengan kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat. d. Paul F. Comenisch (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama. 1. Defenisi profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. a) K. Bertens Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. b) Siti Nafsiah Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab. c) Doni Koesoema A Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat. 6 Maka Kesimpulannya pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama. D. Pengertian profesi dan profesional 1. Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. 2. Profesional, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. Yang harus kita ingat dan fahami Betul Bahwa “Pekerjaan / Profesi” Dan “Profesional” terdapat beberapa perbedaan : A. Profesi 1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. 2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). 3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. 4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. 7 B. Profesional 1. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. 2. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. 3. Hidup dari situ. 4. Bangga akan pekerjaannya. E. Ciri-Ciri Profesi Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi yaitu : 1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun. 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat. 4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. F. Peranan Etika Dalam Profesi 1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. 8 Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama. 2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya. 3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku- perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilainilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya. Contohnya : Guru, Dosen, Dokter, dll. Menurut Edgar Schein (1974), karakteristik profesi adalah: a. Para profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber penghasilan utama; b. Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan karier profesionalnya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap kariernya; c. Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama; d. Profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori e. Profesional berorientasi pada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien; f. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif klien; 9 g. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri. Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya; h. Profesional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan, standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi, dan batasan peraturan untuk profesi; i. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan mereka dianggap khusus; j. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak diperbolehkan mengadakan advertensi atau mencari klien. G. Etika Profesi Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Berikut ini merupakan pengertian etika farmasi menurut para ahli : 1. Drs.O.P. Simorangkir : Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. 2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. 3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. 4. Anang Usman, SH., MSi, Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama. 10 Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: 1. Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). 2. Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. H. Prinsip-prinsip Etika Profesi: 1. Tanggung jawab a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. b) Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2. Keadilan Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. 3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya. 11 BAB III KASUS A. Kasus 1: Informasi Apoteker Belum Memenuhi Hak Pasien 1. Kasus Tn. R mendapatkan resep dari Poliklinik Anak Rumah Sakit “Amanah” untuk putranya yang berusia 8 tahun, Amoxicillin Dry syrup, menurut petugas yang menyerahkan obat tersebut syrup ini habis dalam 4 hari dan harus diminum terus selama 4 hari 3xsehari 1 sendok obat (5ml), tetapi ternyata setelah 2 hari penyakitnya malah tambah parah sehingga harus opname. 2. Permasalahan Pada kasus diatas apoteker belum memenuhi hak pasien karena belum memberikan infomasi yang jelas dan benar mengenai obat yang diberikan atau diresepkan oleh dokter dari cara pemakaian, penyimpanan, efek samping dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penggunaan obat yang dikonsumsi sehingga memberi efek yang fatal atau buruk karena pasien tidak mendapatkan kenyamanan dan keselamatan dalam penggunaan obat (produk). B. Kasus 2 : Customer mendapatkan perlakuan yang tidak sopan oleh Apoteker 1. Kasus Ny. N datang ke rumah sakit budi asih serang, setelah melakukan pemeriksaan Ny.N diminta untuk menebus obat ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit, setelah Ny.N menyerahkan resep obat kepada petugas IFRS Ny.N menunggu giliran tiba. Setelah gilirannya tiba Ny.N dipanggil oleh petugas dari IFRS untuk mengambil obatnya. Petugas memberikan informasi obatnya dengan intonasi tinggi dan 12 tidak ramah. Karena perlakuannya Ny.N tidak menerima sikap yang dilakukan oleh petgas IFRS itu. 2. Permasalahan Pada kasus di atas petugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit tidak memberikan pelayanan secara maksimal kepada pasien. Di karenakan informasi yang tidak jelas dan sikap yang tidak sopan dan ramah dari cara berbicara nya, sikap dan prilaku yang tidak pantas untuk di ucapkan kepada pasien.karena pasien tidak mendapatkan pelayanan yang baik oleh petugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit. 13 BAB IV PEMBAHASAN A. Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker Pelanggaran-pelanggaran yang terkait mengenai Apoteker yang tidak memberikan informasi yang jelas kepada pasien adalah : 1. Kode Etik Apoteker Indonesia Pasal 7 : “Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya”. Pasal 9 : “Seorang Apoteker melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insane”. 2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Yang menyatakan bahwa : Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. 3. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen a) Pasal 4a Hak konsumen adalah : Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. b) Pasal 7b Kewajiban pelaku usaha adala : Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, serta memberikan penjelasan pemeliharaan. 14 penggunaan, perbaikan, dan 4. SK Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Tujuan pelayanan farmasi ialah : a) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia b) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi c) Melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)mengenai obat d) Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku e) Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan f) Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan B. Solusi Dalam pencegahan pelanggaran kode etik apoteker tersebut diperlukan strategi antara lain: 1. Adanya kebijakan tentang pelayanan farmasi klinis dari pemerintah maupun pimpinan rumah sakit bersangkutan 2. Adanya dalam praktek KIE dalam pelayanan dfarmasi di rumah sakit. 3. Adanya kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan serta pendidikan dan pelatihan 4. Adanya auditing sebagai proses umpan balik untuk perbaikan dan memberi jaminan kualitas yang dikehendaki 5. Mempertinggi kemampuan untuk memberdayakan farmasi rumah sakit 6. Kepentingan dan tujuan kegiatan farmasi klinis harus dimengerti dan disepakati oleh petugas-petugas kesehatan 7. Menjalin hubungan baik antara profesi medis dan farmasi 15 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hukum rumah sakit adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanaan kesehatan yaitu rumah sakit dalam segala aspek organisasi, sarana, pedoman medik serta sumber-sumber hukum lainnya. Dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit pasti akan menghadapi berbagai kendala, antara lain sumber daya manusia/tenaga farmasi di rumah sakit, kebijakan manajeman rumah sakit serta pihakpihak terkait yang umumnya masih dengan paradigma lama yang “melihat” pelayanan farmasi di rumah sakit “hanya” mengurusi masalah pengadaan dan distribusi obat saja. Oleh karena itu, dalam pelayanan farmasi di Rumah Sakit harus meningkatakan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit, antara lain : praktek KIE, monitoring penggunaan obat. B. Saran Berdasarkan studi kasus diatas sebaiknya kita memperbaiki pelayanan terhadap pasien apabila kita adalah seorang tenaga kesehatan demi kenyamanan bersama. 16 DAFTAR PUSTAKA Kepmenkes Nomor 573/ Menkes/ Sk/ Vi/ 2008 http://alyamuslimah.blogspot.co.id/2014/12/makalah-studi-kasus-etika-profesi.html Pengertian Etika dan Profesi Hukum. Jombang: WKPA. Widaryanti. 2007. Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Business Ethics and Accountant Professional Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1-10. R.Rizal Isnanto, St, Mm, Mt.2009. Buku Ajar Etika Profesi.Semarang. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Snanto, Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas Diponegoro,Mariyana, Rita. Etika Profesi Guru. Qohar, Adnan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Uu No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlidungan Konsumen Uu Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan 17