IDENTITAS NASIONAL DAN SEJARAH KELAHIRAN Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan Dosen Mata Kuliah DR. Datuk Imam Marzuki, M.A Disusun Oleh Kelompok II : Nama : 1. Hanapi Rangkuti 2. Lili Dina Sari Semester : I (satu) Prodi/Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL (STAIN MADINA) T.A 2020/2021 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta rahmat shalawat dan salam untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “IDENTITAS NASIONAL DAN SEJARAH KELAHIRAN”. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal (STAIN-Madina). Penulis sangat menyadari di dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahat dan Karunia-Nya serta membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Panyabungan, November 2020 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN A. Identitas Nasional ....................................................................... 3 B. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia .................... 4 C. Karakter Sebagai Identitas Kebangsaan ..................................... 6 BAB III PENUTUP Kesimpulan....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ii 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional. Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum. Seharusnya Hal – Hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham Aturan – Aturan yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak perduli seolah – olah tidak mempermasalahkan kekeliruan yang terjadi di Negaranya, Dan yang paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa dikatakan mendukung, Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di dalam Negara tercinta ini. Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari – hari. 1 Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan lakar belakang yang disampaikan pada paparan diatas, ada beberapa permasalahan yang bisa penulis angkat: 1. Apa pengertian Identitas nasional? 2. Bagaimana Sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia? 3. Apa saja karakter sebagai identitas kebangsaan? C. Tujuan Penulisan Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan diatas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. 1. Memahami pengertian Identitas nasional 2. Memahami Sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia 1. Memahami karakter sebagai identitas kebangsaan 2 BAB II PEMBAHASAN A. Identitas Nasional Secara etimologi istilah “identitas nasional” berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa inggris yaitu “identity” yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok, atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan kata” nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompokkelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokkan bedasarkan ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Oleh karena itu, identitas nasional lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity) (Winarno, 2008:32). Menurut (Akmal, 1996:21) Identitas nasional merupakan ciri-ciri atau yang menjadi simbol kenegaraan suatu negara seperti: ideologi, konstitusi, geopolitik dan geostrategi yang dianut, dan diformulasi ketahanan nassional negara yang bersangkutan. Dalam pilar-pilar itu tergambar bentuk negara, sistem pemerintahan, dan lainnya. 1 Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Nasional berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio- kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Yakni suatu paham yang memberi ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan yang mewajibkan dirinya untuk mengilhami segenap anggota- anggotanya. Nasionalisme menyatakan bahwa Negara kebangsaan adalah cita dan satu – satunya bentuk sah dari organisasi polotik dan bahwa bangsa adalah sumber dari pada semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan 1 Muhamad Erwin, Pendidikan kewarganegaraan Republik Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2010), 41-42. 3 bangsa tersebut dengan bangsa lain. Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi. Basis dari identitas nasional diantaranya: socially (yaitu identitas yang mengarah kepada peran sosial dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah kepada atribut kebudayaan), politically (identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai pemilih dalam pemilu, atapun sebagai warga negara). Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya. Bedasarkan penjelasan pengertian identitas nasional diatas, jadi dapat disimpulkan bahwa identitas nasional adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini, tidak hanya mengacu pada individu saja, akan tetapi berlaku juga pada suatu kelompok. B. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme Indonesia Sejarah nasionalisme ini pertama kali berkembang pertama kali di eropa pada abad ke 18 dan lahirnya faham ini diikuti dengan terbentuknya negara kebangsaan. pada mulanya terbentuknya negara kebangsaan dilatarbelakangi oleh faktor-faktor objektif, seperti persamaan keturunan, adat istiadat, tradisi dan agama akan tetapi, kebangsaan yang dibentuk atas dasar nasionalisme lebih menekankan kemauan untuk hidup bersama dalam negara kebangsaan.2 1. Lahirnya nasionalime Eropa Nasionalisme eropa lahir dalam masa peralihan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri . timbulnya nasionalisme di erofa karena pengaruh revolusi industri revolusi prancis . 2 Kaelan dan A. Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan ( Yogyakarta: Paradigma, 2010), 43-49. 4 Dengan demikian Nasionalisme erofa pada waktu itu melahirkan kolonialisme , yaitu nafsu untuk mencari tanah jajahan sebanyak munkin . bertitik tolak dri inilah , akhirnya negara-negara Erofa menjelma menjadi negara imperilis yang saling berlomba untuk mencari dan mendapat tanah jajahan di luar wilayahnya dengan sasaran Asia dan Afrika . 2. Lahirnya Nasionalime di Asia dan Afrika Nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan gerakan yang menentang imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa barat, maksud dari nasionalisme Asia dan Afrika adalah aliran yang mencerminkan kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsabangsa barat. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya nasionalisme di Asia dan Afrika adalah: a. Penjajahan bangsa-bangsa barat yang menimbulkan penderitaan dan kesensaraan b. Kenangan kejayaan masa lampau sebagai negara yang jaya , seperti Indonesia pada masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit. c. Munculnya kaum intelektual yang menjadin pengerakan nasional. d. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang mendorong bangsa-bangsa di Asia dan Afrika bangkit melawan penjajahan bangsa-bangsa Barat. Nasionalime bangsa-bangsa di Asia dan Afrika memiliki tiga aspek dan tiga tujuan yaitu: 1. Aspek politik, bertujuan untuk mengusir penjajahan asing untuk mendapatkan kemerdekaan. 2. Aspek sosial – ekonomi , berusaha menghentikan ekploitasi ekonomi asing dan bertujuan untuk membangun masyarakat baru yang bebas dari penderitaan dan kesengsaraan , serta kemelaratan. 3. Aspek budaya, berusaha untuk mengenai dan menghilangkan kembali budaya asli nenek moyang yang kemudian dengan perkembangan zaman. Timbulnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak lepaskan dari situasi politik pada abad ke 20 pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul dikalangan penghuni pribumi. Ada 3 pemikiran besar 5 tentang watak nasionalisme Indonesia yang menjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni faham ke islaman . maxisme dan nasionalisme Indonesia . para analis nasionalisme beranggapan bahwa islam memegam peranan penting dalam pembentukan nasionalisme sebagaimana di indonesia. John Kautsky ( dalam Lengge, 1993 ) menyatakan bahwa “ peranan sebagai pemrakarsa utama dalam mengerakkan dukungan rakyat dan mengorganisir suatu pergerakan politik nasional dimainkan oleh kaum intelektual yang telah menyerap sejumlah wawasan dan nilai peradaban barat melalui pendidikan yang disediakan oleh negara penjajahan dan merasa frutasi karena keterbatasan kesempatan politik dan kesempatan lain dalam rezim kolonial” 3 Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc. Turman Kahin, bahwa islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari agama lain. Dengan demikian Nasionalisme di Indonesia merupakan suatu fenomena yang beragam dan dapat dibedakan fase-fasenya dari awal sampai akhir, antara mereka yang berfikir di dalam kerangka kebangkitan kembali islam dan di dalam kerangka politik , serta antara orang-orang yang terutama menghendaki kemerdekaan dan kekuasaan belanda dengan orang-orang yang menhendaki kemerdekaan dengan adanya perubahan sosial yang radikal. Semua itu tergantung pada diri masing-masing yang terkadang semuanya masih mempunyai tujuan yang sama meski cara yang di tempuh berbeda-beda. C. Karakter Sebagai Identitas Kebangsaan Dalam karakteristik nasioanal indoneia ini terdiri dari beberapa konsep, yaitu Cultural Unitiy dan Political Unitiy, maka Identitas juga terdiri dari dua, yaitu Identitas Identitas suku kebangsaan dan kebangsaan khusus nya di Indonesia ini setiap Identitas ini memiliki ciri khas tersendiri. 1. Identitas Cultural Unity (Identitas kesukubangsaan) Identitas kesukubangsaan merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalam arti 3 H.A.R. Tilaar, Mengindonesia Etnisitas Dan Identitas Bangsa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 161. 6 sosiologis antropoligis. Identitas kesukubangsaan disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan dan daerah asal. Unsur-unsur ini menjadi Identitas kelompok bangsa sekaligus Identitas suatu bangasa yang keragamannya membuat bang sa Indonesia itu sendir berbeda dan dapat dibedakan dengan bangsa-bangsa yang lainnya. Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang lebih bersifat ascribtife (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah / bawaan, primer dan etnik. Identitas kesukubangsaan dapat diketahui dari sisi budaya orang yang bersangkutan. 2. Identitas Political Unity (Identitas Kebangsaan) Identitas Kebangsaan merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-Negara. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun dewasa ini Negara yang relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi. Negara baru perlu menciotakan Identitas yang baru pula untuk bangsanya yang di sebut juga sebagai Identitas nasional. Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa didalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional. Beberapa bentuk Identitas nasional adalah bahasa nasional, lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional dan ideologi nasional. Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi dibentuk dan dibangun secara sadar dan sengaja, berdasarkan jati diri masing-masing. Telah menjadi suatu kemafhuman bahwa suatu bangsa yang terdiri atas manusia-manusia yang dalam peradabannya senantiasa bergerak dan berinteraksi dengan bangsa lain melalui segala identitasnya masing-masing, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi jika suatu bangsa hendak terus berkarakter, maka bangsa tersebu harus dapat mempertahankan identitas nasionalnya sebagai penyanggah untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menghadapi kekuatan-kekuatan luar. Sebab kalau tidak, negara itu akan mati.4 4 Siswono Yudohusodo, Semangat Baru Nasionalisme Indonesia (Jakarta: Yayasan Pembangunan Bangsa, 1996), 13-14. 7 Tanda-tanda suatu negara akan mati, menurut Mahatma Gandhi (Founding Fathers bangsa India) dalam teori Seven Deadly Sins-nya (tujuh dosa yang dapat mematikan suatu negara), yakni apabila telah bertumbuh-kembangnya budaya, nilai-nilai, work); dan perilaku: Kekeyaan Tanpa Bekerja (wealth without Kesenangan Tanpa Hati Nurani (pleasure without conscience); Pengetahuan Tanpa Karakter (knowledge without character); Bisnis Tanpa Moralitas (bussiness without morality); Ilmu Tanpa Kemanusiaan (science without humanity); Agama Tanpa Pengorbanan (religion without sacrifice); dan Politik Tanpa Prinsif (politics without principle). 8 BAB III PENUTUP Kesimpulan Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsabangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa, yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia. 9 AFTAR PUSTAKA C.S.T Kansil, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Jakarta, Paradya Paramita, 1999). Erwin. Muhammad, Pendidikan kewarganegaraan Republik Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2010). H.A.R. Tilaar, Mengindonesia Etnisitas Dan Identitas Bangsa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2007). Kaelan dan A. Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan (Yogyakarta: Paradigma, 2010). Yudohusodo. Siswono, Semangat Baru Nasionalisme Indonesia (Jakarta: Yayasan Pembangunan Bangsa, 1996).