PENGANTAR BIOTEKNOLOGI ( ABKC 2702) “PRAKTIKUM FITOREMEDIASI” Disusun Oleh : Erna Rahmawati 1810119120005 Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd. Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN OKTOBER 2020 PRAKTIKUM Topik : Fitoremediasi Tujuan : Untuk menerapkan fitoremediasi sederhana pada tanaman air Hari/Tanggal : Selasa/6 Oktober – Senin/12 Oktober 2020 Tempat I. : Martapura (di rumah praktikan) ALAT DAN BAHAN A. Alat 1. Ember kecil 2. Gayung 3. Alat tulis 4. Laptop B. Bahan 1. Air limbah rumah tangga (air comberan) 1 liter 2. Eceng gondok (Eichhornia crassipes) II. CARA KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengambil air comberan menggunakan gayung. 3. Memasukkan air comberan ke dalam ember kecil. 4. Membersihkan akar eceng gondok dari sisa tanah menggunakan air bersih. 5. Menaruh eceng gondok ke dalam ember yang telah berisi air comberan. 6. Mengamati warna, bau dan endapan pada air comberan yang berisikan eceng gondok. 7. Mengamati selama 6 hari. III. TEORI DASAR Pencemaran air terjadi ketika zat berbahaya yang seringkali disebut bahan kimia atau mikroorganisme yang mencemari aliran, sungai, danau, lautan, atau badan air lainnya, sehingga menurunkan kualitas air dan menjadikannya beracun bagi manusia atau lingkungan. Air limbah berasal dari wastafel, pancuran, dan jamban serta dari kegiatan komersial, industri, dan pertanian. Istilah ini juga mencakup aliran bekas air hujan, yang terjadi ketika curah hujan membawa garam jalan, minyak, lemak, bahan kimia, dan puing-puing dari permukaan yang tidak tembus ke saluran air. Secara umum pengolahan air/lahan tercemar di area penambangan dapat dilakukan menggunakan 2 macam metode. Metode pertama adalah metode aktif, pada metode ini dilakukan dengan menambahan bahan kimia secara langsung ke kolam tambang atau lahan reklamasi dengan tujuan untuk mereduksi senyawa pencemar. Metode kedua adalah metode pasif, yaitu suatu metode penanggulangan masalah air/lahan tercemar dengan adanya bantuan dari proses bio-geokimia dari tumbuhan yang direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat menangani permasalahan air/lahan tercemar secara kontinyu. Salah satu teknik yang terkenal dari metode ini adalah teknik Fitoremediasi. Fitoremediasi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “phyton” yang berarti tumbuhan/tanaman dan “remediare” dari Bahasa Latin yang berarti memperbaiki/menyembuhkan/membersihkan sesuatu. Dengan kata lain Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tanaman dan bagianbagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan baik secara ex-situ menggunakan kolam buatan atau reaktor maupun in-situ (langsung di lapangan) pada tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah (Subroto, 1996). IV. HASIL PENGAMATAN a. Foto Pengamatan Sesudah Sebelum b. Tabel Pengamatan Perbedaan V. Hari Pertama Hari Keenam Bau Bau busuk Bau nya berkurang Warna air Keruh kehitaman Lebih bersih Endapan Tidak ada endapan Terdapat endapan Kondisi Tumbuhan Segar Segar ANALISIS DATA Fitoremediasi adalah metode untuk mencuci limbah menggunakan tanaman. Pencucian ini dapat berupa penghancuran, inaktivasi maupun imobilisasi limbah ke bentuk yang tidak berbahaya. Kemampuan tumbuhan untuk menyerap limbah sangat bervariasi sehingga hanya tumbuhan yang memiliki sifat hiperakumulator pada logam berat spesifik yang digunakan untuk fitoremediasi. Hiperakumulator adalah kemampuan tanaman menyerap logam melalui akar, kemudian diakumulasi di dalam tubuhnya untuk diolah kembali atau dibuang saat panen. Sehingga tanaman dipanen secara berkala untuk kemudian dimusnahkan. Pengolahan limbah cair industri tekstil dapat dilakukan secara kimia, fisika, dan biologi. Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara koagulasi, flokulasi, dan netralisasi. Pengolahan limbah cair secara fisika dapat dilakukan dengan cara adsorpsi, filtrasi, dan sedimentasi. Sedangkan metode pengolahan limbah cair secara biologi adalah dengan sitem lahan basah dan fitoremediasi (Santoso, 2007). Tanaman yang dapat digunakan sebagai fitoremediasi adalah tanaman yang mempunyai beberapa sifat seperti mampu mengkonsumsi air dalam jumlah yang banyak pada waktu yang singkat, mampu meremediasi lebih dari satu polutan, toleran terhadap polutan serta mempunyai pertumbuhan yang cepat. Beberapa contoh penerapan fitoremediasi adalah dilakukan dengan metode wet land atau waste water garden. Limbah dialirkan ke kolam penampungan yang ditanami tumbuhan air yang bersifat hiperakumulator contoh: eceng gondok, kayu apu. Tanaman eceng gondok adalah salah satu tumbuhan air yang dapat digunakan sebagai percobaan kemampuan untuk menyerap limbah cair. Tanaman Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Memiliki bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Akarnya merupakan akar serabut (Hardyanti, 2007). Komposisi kimia eceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut. Eceng gondok mempunyai sifat – sifat yang baik antara lain dapat menyerap logam – logam berat, senyawa sulfida, selain itu mengandung protein lebih dari 11,5 %. Kandungan kimia serat eceng gondok yaitu memiliki selulosa sebesar 60 % , lignin 17 %. Komposisi kimia eceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut. Eceng gondok mempunyai sifat-sifat yang baik antara lain dapat menyerap logam-logam berat, senyawa sulfida, selain itu mengandung protein lebih dari 11,5% dan mengandung selulosa yang lebih besar dari non selulosanya seperti lignin, abu, lemak, dan zat-zat lain. Julhim (2012) menjelaskan, bahwa enceng gondok dapat digunakan untuk menghilangkan polutan, karena fungsinya sebagai sistem filtrasi biologis, menghilangkan nutrien mineral, untuk menghilangkan logam berat seperti cuprum, aurum, cobalt, strontium, timbal, timah, kadmium dan nikel. Pada percobaan fitoremediasi kali ini memakai media tumbuhan air yaitu eceng gondok, percobaan ini bertujuan untuk mengetahui evektivitas media penyaringan eceng gondok (Eichhornia crassipes) dalam fitoremediasi air kali. Percobaan ini dilakukan dengan menaruh tumbuhan eceng gondok dalam wadah berisi 1 liter air kali yang sudah disediakan dan dibiarkan selama kurun waktu seminggu untuk melihat apakah selama seminggu ini menunjukkan adanya efektivitas penurunan kekeruhan pada air kali tersebut. Hasil dari percobaan efektivitas media penyaringan tanaman eceng gondok dalam fitoremediasi air kali setelah seminggu berhasil mengalami penurunan kekeruhan, karena air kali yang awalnya sangat kotor atau keruh menjadi lumayan bersih dari sebelumnya setelah mendapat perlakuan dari media penyaring menggunakan eceng gondok. Jadi, tanaman eceng gondok mampu memulihkan limbah cair yang tercemar. Pada proses fitoremediasi yang memegang peranan penting untuk mengurangi atau menyerap kandungan polutan di air limbah adalah akar. Tumbuhan dapat menyerap kontaminan sedalam atau sejauh akar tanaman dapat tumbuh (Rosk, 1997). Tanaman enceng gondok misalnya mampu menyerap fosfat lebih efektif dengan tingkat efisiensi sebesar 71.65% setelah 20 hari (Hardyanti, 2007). VI. KESIMPULAN 1. Fitoremediasi adalah metode untuk mencuci limbah menggunakan tanaman 2. Tanaman yang dapat digunakan sebagai fitoremediasi seperti eceng gondok, kangkung, dan kayu apu 3. Komposisi kimia eceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut 4. Proses fitoremediasi yang memegang peranan penting untuk mengurangi atau menyerap kandungan polutan di air limbah adalah akar 5. Tanaman enceng gondok misalnya mampu menyerap fosfat lebih efektif VII. DAFTAR PUSTAKA Hardyanti. N. 2007. Fitoremediasi Phospat dengan Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) (Studi Kasus pada Limbah Cair Industri Kecil Laundry). Vol. 2. No. 1. Diakses melalui https://ejournal.undip.ac.id. Julhim S, Tangio. Laporan Penelitian Dosen Pemula: Adsorpsi Logam Timbal (Pb) Dengan Menggunakan Biomassa Eceng Gondok (Echhornia crassipes). Universitas Negeri Gorontalo, 2012. Lisq, 2018. Layanan Informasi Desa. Diakses melalui https://8villages.com Santoso, B.M. 2007. Sereh Wangi Bertanam dan Penyulingan, Cetakan ke 10. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Halaman 29-34. Subroto, M.A. 1996. Fitoremediasi. Dalam: Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Peranan Bioremediasi Dalam Pengelolaan Lingkungan. Cibinong, 24-25 Juni 1996.