profesi-akuntansi-dan-peran-pt

advertisement
PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI
DAN PERAN PERGURUAN TINGGI
Agenda
1
Sertifikasi Profesi
2
Peran Perguruan Tinggi
3
Sertifikasi Profesi Akuntansi CA & CPA
Profil Lulusan S1 Akuntansi
• Profesional yang mampu menghasilkan informasi
keuangan dan non keuangan sebuah entitas (akuntan
internal, tax specialist, sistem analisis, intenral
auditor, eksternal, auditor)
• Profesional yang mampu menggunkan informas
keuangan non keuangan untuk pengambilan
keputusan (analis keuangan, konsultan, staf
keuangan)
3
Keunggulan Akuntan
• Semua organisasi membutuhkan akuntan untuk
pencatatan transaksi, administrasi perpajakan,
pelaporan keuangan.
• Akuntan mudah memahami proses bisnis perusahaan
karena memahami alur kegiatan melalui dokumentasi
transaksi.
• Akuntan dapat bekerja dalam perusahaan maupun
bekerja sebagai akuntan / auditor profesional
4
Sertifikasi Profesi
• Disyaratkan oleh regulasi sebelum melakukan
kegiatan tertentu misal Akuntan Publik; Penilai;
Dokter
• Standardisasi kompetensi seseorang dianggap mampu
menjalankan profesi
• Pengakuan kompetensi seseorang
• Nilai tambah pada saat masuk dunia kerja, karena
dengan sertifikasi seseorang dianggap memiliki
kompetensi yang disyaratkan oleh profesi
5
Sertifikasi Profesi Akuntansi
Pengakuan global kompetensi dan profesionalitas
Kompetensi umum dan khusus bidang profesi tersebut
Kombinasi pendidikan formal dan ujian
Mengikuti ketentuan umum kurikulum internasonal. Misal
untuk Akuntansi  IES ditentukan oleh IFAC
Pengakuan antar profesi - MRA
6
Pilihan Profesi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Akuntan Publik
Akuntan Manajemen
Akuntan / Auditor Pemerintah
Konsultan Pajak
Konsultan Manajemen
Internal Auditor
Akuntan Pendidik
Keuangan Perusahaan
Penilai
Pengusaha
Lainnya
• CPA  akuntan publik
• CPMA  akuntansi manajemen
• QIA  internal auditor
• USKP  konsultan pajak
• CPSAK  sertifikasi PSAK
• SAS  Akuntan Syariah
• US-AAP  Ujian Sertifikasi Ahli
Akuntansi Pemerintahan
• MAPI Cert  Penilai
• CA  konsultan jasa akuntansi,
financial preparer
7
Profesi di Bidang Akuntansi
 Akuntan yang bekerja di sebuah perusahaan / organisasi  menyusun laporan
keuangan berdasarkan standar akuntansi di sebuah organisasi dengan bantuan
teknologi informasi.
 Auditor eksternal yang  jasa atestasi atas laporan keuangan berdasarkan
standar profesi auditor dan jasa lainnya
 Auditor internal  audit internal kegiatan operasional dan keuangan
perusahaan serta audit investigasi
 Staf keuangan, perpajakan dalam sebuah perusahaan  menyelesaikan
kegiatan pelaporan dan pengambilan keputusan di bidang keuangan dan
perpajakan di organisasi/perusahaan.
 Konsultan manajemen, perpajakan dan sistem informasi  dengan konsep
dasar konsultasi dan teori & praktek memberikan saran pada perusahaan.
 Analis laporan keuangan  menyarankan kepada investor atau kreditor dalam
pengambilan keputusan kredit dan investasi.
 Sistem analis yang dapat merancang, mendisain sistem informasi keuangan
sebuah perusahaan.
 Penilai  meilai transaksi dan bisnis untuk tujuan transaksi dan laporan
keuangan
8
Profesi di Bidang Akuntansi
Akuntan internal entitas
 Bekerja dalam sebuah entitas
 Tanggung jawab utama menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang
berlaku untuk organisasi tersebut (pencatatan dan penyusunan laporan, IT
specialist, kebijakan akuntansi)
 Untuk entitas yang besar, penyusunannya menggunakan basis IT, sehingga
diperlukan penguasaan IT dan software akuntansi
 Sertifikasi: CA, CPA, CPMA
Audit internal entitas
 Menjalankan fungsi internal audit:
 Audit operasi
 Audit khusus
 Review laporan keuangan





Independen dari kegiatan operasi perusahaan tetapi merupakan bagian dari manajemen
Mitra eksternal auditor dalam menjalankan tugasnya
Harus ada untuk organisasi yang diregulasi : bank, lembaga keuangan, listed company
Pemerintah  BPKP, Inspektorat, Bawasda; Swasta  Internal Auditor; Controler.
Sertifkasi CIA, QIA
9
Profesi di Bidang Akuntansi
Auditor
 Bekerja dalam sebuah kantor akuntan publik – independen
 Pekerjaan auditor : assurance (audit laporan keuangan), atestasi, penyusunan laporan
keuangan, jasa lainnya
 Untuk menjadi partner (akuntan publik) harus lulus CPA, memiliki pengalaman mengaudit
 Harus menjaga profesionalitasnya melalui pendidikan profesi lanjutan (PPL)
 Diregulasi oleh kementerian keuangan – PPAJP
 Penguasaan akuntansi keuangan dan auditing
 Sertifikasi : CPA Indonesia atau ACCA, CPA dll untuk bekerja di LN
Konsultan Manajemen
 Bekerja di KAP atau konsultan manajemen
 Memberikan saran untuk permasalahan perusahaan; efisiensi, penilaian perusahaan,
transaksi merger & akuisisi, penyusunan rencana strategis, rencana pengembangan
usaha, konsultan sistem informasi.
 Sertifikasi : CA, CPA, CPMA, CFA, CISA
10
Profesi di Bidang Akuntansi
Konsultan Pajak
 Bekerja pada KAP atau kantor konsultan pajak
 Membantu perusahaan menyelesaikan administrasi perpajakan atau dispute masalah
pajak dengan kantor pajak  dalam rangka pengajuan keberatan, banding, kasasi
 Memberikan saran pada suatu entitas agar pajak menjadi efisien atau membantu
menganalisis dampak perpajakan terhadap suatu rencana bisnis atau transaksi tertentu –
tax planning dan tax manajemen
 Sertifikasi : USKP, CA
Konsultan Keuangan & Analis Keuangan
 Bekerja pada sebuah perusahaan investasi / sekuritas atau bekerja secara independen
 Memberikan konsultasi / rekomendasi mengenai investasi dalam saham dan bentukbentuk investasi yang lain.
 Membantu melakukan penilaian perusahaan, memberikan konsultasi transaksi merger
and aquisitio
 Kemampuan yang diperlukan : manajemen keuangan, investasi, financial planner.
 Sertifikasi : CFA, CFP
11
Profesi di Bidang Akuntansi
Akuntan di Instansi Pemerintah
 Internal auditor – BPKP, Inspektorat
 Efisiensi dan efektivitas organisasi
 Review laporan keuangan
 Audit khusus
 Eksternal auditor – BPK
 Audit operasional
 Audit tujuan tertentu
 Audit laporan keuangan
 Akuntan Internal – bagian keuangan Kementerian Lembaga, Pemda, sistem
informasi akuntansi
 Keuangan – Perbendaharaan, Perencanaan, Anggaran, Keuangan
 Direktorat Jenderal Pajak, Dinas Pendapatan
12
Stakeholder Profesi Akuntansi
Pendidikan
Asosiasi Profesi
Regulator
•
•
•
•
•
•
•
•
Pendidikan luar sekolah – program pelatihan
SMK Akuntansi
Vokasi: DI, DII, DIII, DIV, Magister Terapan
S1 Akuntansi
PPAk
S2 MAKSI, S2 Magister Science
S3 Akuntansi
Pendidikan Luar Negeri
• IAI: Komp. Akt Pendidik & Sektor Publik
• Asosiasi Profesi Akuntansi : IAPI, IAMI
• Asosiasi Profesi lain terkait akuntansi dan
Internasional – Internal Auditor, CISA, ACCA, CMA,
CIMA, CPA Negara lain
•
•
•
•
•
PPAJP
Bapepam-LK
Kemendiknas - DIKTI
BNSP
Internasional – IFAC
13
Profesi untuk Lulusan Akuntansi – saat ini
CPA Ind
Certified
Public
Accountant
Ak
Akuntan
• Akuntan Publik
• Prasyarat  S1 Akuntansi ??
• Dapat memberikan jasa sesuai dengan UU AP
• Akuntan
• Prasyarat  S1 + Pendidikan Profesi Akuntansi
• Ak bukan sekedar gelar akedemik tetapi gelar
profesi
• Apakah sesuai dengan profesional accountant
(IFAC)
Profesi untuk Lulusan Akuntansi – saat ini
CMA
• Certified Management Accountant di bawah
Institute Management Accountant (Australia)
• 7 level member, CMA (S2), AMA & GMA (S1)
• Melalui pendidikan S2 atau pelatihan untuk mata
ajar tertentu.
CPMA
• Certified Profesional Management Accountant
• S1 Akuntansi / DIV + 1 thn pengalaman, / S1 non
akuntansi + 2th pengalaman , DIII + 8than pglmn.
• Organisasi Profesi IAMI
Profesi lain Lulusan Akuntansi
QIA
CIA
CFA
Certified
Financial
Analyst
• Qulifying Internal Auditor
• Prasyarat  S1 Akuntansi dan Pengalaman
sebagai Internal Auditor
• Internal Auditor Pemerintah dan BUMN/D/S
• Certified Internal Auditor
• Prasyarat S1
• Pasar menilai berbeda internal auditor yang
memiliki gelar CIA
• Certified Financial Analyst
• S1
• Pasar menilai berbeda analis yang memiliki CFA
walaupun masih level 1 dari 3 level CFA.
16
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
MEA merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan
dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan
dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia
serta menciptakan pasar regional bagi kurang lebih 500 juta
penduduknya.
Perdagangan bebas dapat diartikan tidak ada hambatan tarif
(bea masuk 0-5%) maupun hambatan nontarif bagi negaranegara anggota ASEAN.
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
4 Pilar ASEAN Economic Community
(AEC)
Terbentuknya Pasar
dan basis produksi
tunggal
• Bebas arus barang
• Bebas jasa
• Bebas investasi
• Bebas tenaga kerja
• Bebas arus
permodalan
• Priority Integration
Sectors (PIS)
• Pengembangan
sektor foodagriculture-forestry
Kawasan Berdayasaing Tinggi
• Kebijakan
persaingan
• Perlindungan
konsumen, HKI
• Pembangunan
infrastruktur
• Kerjasama
energi
• Perpajakan
• E-commerce
Kawasan dengan
Pembangunan
Ekonomi yang
Merata
• Pengembangan
UKM
• Mempersempit
kesenjangan
pembangunan
antar negara
ASEAN
Integrasi dengan
Perekonomian
Dunia
• Pendekatan koheren
terhadap hubungan
ekonomi eksternal,
• Partisipasi yang
semakin meningkat
dalam jaringan
suplai global
18
IMPLEMENTASI AEC 2015
Mendorong dan
melindungi investasi
antar negara ASEAN
atas dasar perlakuan
Nasional.
Bea masuk turun ke 0%
pada 2010 (kecuali CLMV
pada 2015)
Mengijinkan
saham asing
sampai 70%
Mendorong hubungan
pasar modal dan
pengembangan pasar
saham.
Mutual Recognition
Agreements (MRA) untuk 8
jasa profesi
DAMPAK AEC 2015
Indonesia sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di
kawasan ASEAN, sehingga nilai tambahnya mininal.
Melebarnya defisit perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan
barang.
Mendorong aliran tenaga kerja sehingga harus menyiapkan strategi
karena membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) akan berdampak pada
lapangan kerja yang lebih luas bukan pasar tenaga kerja nasional
dipenuhi oleh TKA.
Bagaimana agar tidak terjadi masalah pengangguran tetapi justru
menghasilkan pasar baru tenaga kerja di LN.
Mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam/luar ASEAN.
Mutual Recognition Agreement
MRA ini menjadi sebuah hal mutlak yang dilakukan untuk
mendukung liberalisasi sektor jasa yang berasaskan
keadilan/fairness.
Terdapat sejumlah hakikat dari MRA.
• Negara tujuan atau negara penerima mengakui kualifikasi
profesional dan muatan latihan yang diperoleh dari negara pengirim
atau negara asal tenaga kerja terampil.
• Kedua, negara asal diberikan otoritas untuk mengesahkan
kualifikasi dan pelatihan dengan cara memberikan diploma atau
sertifikat. Ketiga, pengakuan tidak bersifat otomatis.
MRA Framework
Jasa teknik
arsitek
jasa perawatan
praktisi medis;
praktisi gigi /dokter gigi
jasa akuntan
penyigian (surveying).
Jasa Akuntansi
Jasa akuntansi meliputi jasa audit, pembukuan
MRA tidak meliputi jasa audit atas laporan keuangan. dan atau
praktik akuntan independen.
Akuntan berizin (akuntan publik) yang berhak memanfaatkan
MRA dan mendaftar menjadi ASEAN CPA.
Peningkatan profesionalitas akuntan
• Menjaidi tuan di negeri sendiri
• Siap masuk ke pasar Asean
ASEAN MRA
Accountancy Services
•
MRA untuk jasa Akuntansi telah disepakati :
•
Pengakuan kesetaraan profesi akuntansi di ASEAN melalui ASEAN CPA.
•
Untuk dapat teregistrasi menjadi ASEAN CPA harus telah memiliki sertifikasi
profesi dari asosiasi profesi dan/atau regulator profesi di masing-masing
negara anggota ASEAN.
• Professional Regulatory Authority (PRA) di Indonesia adalah PPAJP,
sedangkan National Accountancy Body (NAB) adalah IAPI, IAI, dan IAMI.
24
Movement Natural Persons via ACPA
ACPA monitoring committee
(level ASEAN)
Asean CPA
Pendaftaran tanpa
melalui mekanisme
ujian
Pemegang CPA dari NAB/PRA
masing-masing 10 negara
Asean
ACPA Register
ACPA dapat bekerja di negara Asean,
subject to domestic regulation
National Monitoring
Committee
Registered Foreign
Professional Accountant
25
Field ACPA
KAP And Others Licensing Firm
Partners/
AP
Direksi
Professional
auditors
(10% porsi
untuk RFPA)
Professional
accountants
Entry level
Entry level
Partners/
AP closed
ACPA
playing
field,
subject to
local
regulation
26
DATA STATISTIK
No
Negara
Asosiasi
Akuntan
Jumlah
Akuntan
2013
Jumlah
Penduduk
(2012)
GDB (2012)
Per
Kapita
1
Brunei
BICPA
56
412.200
$16,95B
$13.590
2
Cambodia
KICPAA
284
14.860.000
$14,04B
$880
3
Indonesia
IAI
14.735
246.900.00
$878,00B
$3.420
IAPI
1.511
4
Lao PDR (per Des
2011)
LICPA
172
6.646.000
$9,41B
$1.270
5
Malaysia
MIA
29.654
29.240.000
$305,00B
$9.820
6
Phillipines
PICPA
21.031
96.710.000
$250,20B
$2.500
7
Singapore
ISCA
26.572
5.312.000
$274,70B
$47.210
8
Thailand
FAP
52.805
66.790.000
$366,00B
$5.210
9
Vietnam
VAA
8.000
88.780.000
$155,80B
$1.550
10
Myanmar
MAC & MICPA
1.460
52.800.000
Sumber: AFA Secretariat, Worldbank
$65
27
Profesi Akuntansi
Pekerjaan bersifat umum – mudah dipelajari oleh berbagai
pihak
Hasil pekerjaan  laporan keuangan yang dibutuhkan
banyak pihak, sehingga semua orang ingin mempelajarinya
Menggunakan dan mengikuti standar internasional
• International Financial Reporting Standar
• Standar kurikulum internasional dalam International Education
Standar
• Auditor – International Auditor Standar
28
Akuntan Profesi Global
• Menggunakan Standar Akuntansi Internasional dalam menyusun
Laporan Keuangan :
• International Public Sector Accounting Standar
• International Financial Reporting Standard
• International Financial Reporting Standard for Small Medium
Enterprise
• Auditor bekerja dengan International Auditing Standard
• Tunduk pada kode etik internasional
• Menggunakan standar kerja international sehingga dapat dengan
mudah bekerja di lingkungan global.
• Menuntut peningkatan kualifikasi sehingga memenuhi ketentuan
standar internasional
29
Agenda
1
Sertifikasi Profesi
2
Peran Perguruan Tinggi
3
Sertifikasi Profesi Akuntansi CA & CPA
Peran Perguruan Tinggi





Menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan
sertifkasi profesi.
Menyiapkan proses belajar mengajar sehingga
mahasiswa dapat mencapai kompetensi yang disyaratkan
dalam sertifikasi kompetensi.
Menyiapkan tenaga pengajar yang menguasai sertifikasi
profesi  memiliki sertifikasi profesi
Menyiapkan infrastruktur  lab laboratorium, sistem,
infrastruktur komunikasi
Menjalin kerjasama dengan organisasi profesi
31
Kurikulum Perguruan Tinggi




Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan
berbasis kompetensi.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk
setiap program pendidikan dengan melibatkan asosiasi
profesi, instansi pemerintah terkait, serta kelompok ahli yang
relevan, melalui forum program studi sejenis.
Program studi wajib merumuskan kompetensi atau learning
outcomes lulusannya dengan mengacu pada Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan pada rumusan
kompetensi hasil kesepakatan forum program studi sejenis
yang melibatkan dunia profesi dan stakeholders.
Kompetensi lulusan terdiri dari kompetensi umum,
kompetensi utama, dan kompetensi khusus.
32
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Perpres 8/2012)
Menjadi acuan pokok dalam rangka penetapan kompetesi lulusan
S3
Subspesialis
9
S2
S1
Spesialis
8
Profesi
7
6
D IV
5
D III
TEKNISI/ANALIS
4
D II
DI
Sekolah
Menengah
Umum
AHLI
Sekolah
Menegah
Kejuruan
3
2
1
OPERATOR
UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2012 PENDIDIKAN TINGGI
Doktor
Magister
Spesialis
Doktor Terapan
Profesi
Magister
Terapan
D IV / Sarjana
terapan
Sarjana
D III
D II
DI
PROGRAM AKADEMIK
pendidikan tinggi program sarjana
dan/atau program pascasarjana yang
diarahkan pada penguasaan dan
pengembangan cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan Profesi:
pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang menyiapkan Mahasiswa
dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus
KKNI Level 6
Dari Megawati Santoso, Sosialisasi .... 2010/2011
KESENJANGAN KEMAMPUAN DAN KEBUTUHAN
37
KOMPETENSI
38
Kualifikasi Akuntan Profesional
Kualifikasi sebagai akuntan profesional:
• Professional values
• Ethics
• Attitudes
Tiga bidang utama (knowledge) IES 2:
 Accounting, finance, and related knowledge
 Organizational and business knowledge
 Information technology knowledge and competence
Keahlian (Skill) (IES 3):
 Intellectual skills
 Technical and functional skills
 Personal skills
 Interpersonal and communication skills
 Organizational and business management skills
Accounting, finance, and related knowledge
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
financial accounting and reporting;
management accounting and control;
taxation;
business and commercial law;
audit and assurance;
finance and financial management; and
professional values and ethics.
40
Organizational and business knowledge
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
economics;
business environment;
corporate governance;
business ethics;
financial markets;
quantitative methods;
organizational behavior;
management and strategic decision making;
marketing; and
international business and globalization.
41
Information technology knowledge and competence
a. general knowledge of IT;
b. IT control knowledge;
c.
IT control competences;
d. IT user competences; and
e. one of, or a mixture of, the competences of, the roles of
manager, evaluator or designer of information systems.
42
Skill – IES 3
• The skills professional accountants require are
grouped under five main headings:
a) Intellectual skills
b) Technical and functional skills  numeracy decision
modeling and risk analysis, measurement, reporting,
compliance with legislation
c) Personal skills  self management, professional
skepticism, decision making, initiative.
d) Interpersonal and communication skills
e) Organizational and business management skills
Value & Ethic – IES 4
• the public interest and sensitivity to social
responsibilities;
• continual improvement and lifelong learning;
• reliability, responsibility, timeliness, courtesy and
respect; and
• laws and regulations.
KEAHLIAN SEORANG AKUNTAN
•
Analytical/critical thinking
4,53

Risk Analysis
3,42
•
Written communication
4,39

Measurement
3,32
•
Oral communication
4,22

Project management
3,26
•
Computing technology
4,10

Customer orientation
3,23
•
Decision making
4,03

Change management
3,13
•
Interpersonal skills
3,94

Negotiation
3,13
•
Continuous learning
3,82

Research
3,08
•
Teamwork
3,81

Entrepreneurship
2,99
•
Business decision modeling
3,65

Resources Management 2,98
•
Professional demeanor
3,64

Salesmanship
2,61
•
Leadership
3,58

Foreign language
2,60
45
Konsep belajar di PT
• Pendidikan : Mengubah Perilaku sesuai dengan harapan /
tujuan pendidikan yang ditetapkan.
• Menekankan pada “mengajarkan mahasiswa untuk belajar”,
tidak sekedar menerima informasi
• Menekankan pada belajar secara mandiri, mahasiswa
sebagai subyek yang melakukan pembelajaran
46
Alternatif 2
KULIAH DAN TUTORIAL
Mahasiswa Belajar
KOMPETEN
?
DOSEN
SEBAGAI FASILITATOR
DAN MOTIVATOR
INTERAKSI
MENITIK
BERATKAN PADA
METHOD OF
INQUIRY and
DISCOVERY
SUMBER
BELAJAR
MULTI DEMENSI
MAHASISWA
MENUNJUKKAN
KINERJA KREATIF
KOGNITIF
PSIKOMOTOR UTUH
AFEKTIF
Reading
20%
Hearing words
30%
Looking at picture
PASSIVE
10%
Watching video
50%
Verbal
reciving
Visual
reciving
Looking at an exhibition
Watching a demonstration
Seeing it done on location
Participating in a discussion
Giving a talk
Doing a Dramatic Presentation
Simullating the Real Experience
90%
TINGKAT
MEMORISASI
Doing the Real Thing
MODEL PEMBELAJARAN
ACTIVE
70%
Participating
Doing
TINGKAT
KETERLIBATAN
Prinsip keseimbangan dalam belajar
• Kegiatan belajar mengajar di kampus – intelectualskill
• Belajar mandiri di perpustakaan dan di rumah –
mengasah kemampuan untuk longlife learning
• Kegiatan kemahasiswaan di kampus - softskill
• Kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal - softskill
• Membantu orang tua – softskill, spiritualskill
• Mengembangkan hoby dan potensi diri lainnya –
softskill, spiritualskill
50
Agenda
1
Sertifikasi Profesi
2
Peran Perguruan Tinggi
3
Sertifikasi Profesi Akuntansi CA & CPA
Cetak Biru Profesi Akuntansi Indonesia
Pendidikan
profesi
Teknisi
Akuntansi
Level 6
Pengalaman
Pengakuan
Jasa
WNA bersertifikat
LN
MRA G2G
MRA
Asosiasi
Min
DIV/S1
Akuntansi
atau setara
Ujian CA
PPA
Akuntan
Publik
Uji profesi
WNI bersertifikat
LN
DIII Akuntansi
Akuntan
Beregister
Teknisi
Akuntansi
Syarat
pendidikan
Min DIV/S1
Non
Akuntansi
atau setara
CA
+
Ak.
3 thn sbg
praktisi
MRA
Asosiasi
Ujian
CPA
3 thn
sbg
praktisi
CPA
1500
jam
audit
MRA
Asosiasi
WNI bersertifikat
LN
Professional
Accountant in
Business, Akuntan
Pendidik, Akuntan
Sektor Publik,
KJA
(non Asurans)
MRA G2G
WNA bersertifikat
LN
AP
KAP
(Asurans)
Pathways Chartered Accountant Indonesia
*akan diatur lebih lanjut
KOMPETENSI CA:
1. CA adalah akuntan profesional yang bertanggung jawab untuk
menyiapkan dan melaporkan laporan keuangan kepada pemegang
saham dan publik.
2. CA dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi keuangan,
membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut, dan
merencanakan implementasi keputusan yang diambil.
3. CA dapat bertindak sebagai konsultan mengenai masalah
akuntansi, perpajakan, keuangan, pelaporan manajemen, dan
sistem informasi, serta diberikan lisensi untuk mendirikan kantor
jasa akuntansi selain jasa asurans.
4. CA dapat menandatangani laporan keuangan perusahaan.
Subjek Ujian CA
• Pelaporan korporat (corporate reporting)
• Manajemen stratejik dan kepemimpinan (strategic management and
leadership)
• Etik profesi dan tata kelola korporat (ethic and corporate governance)
• Akuntansi manajemen lanjutan (advanced management accounting)
• Manajemen perpajakan (taxation management)
• Manajemen keuangan lanjutan (advanced financial management)
• Sistem informasi dan pengendalian intern (information system and control)
55
Kurikulum CA
Pelaporan korporat
1.
Pengenalan mengenai pelaporan korporat
2.
Peran dan tanggungjawab akuntan profesional
dalam pelaporan korporat (entitas pemerintahan,
komersial, nirlaba, syariah)
3.
3-6 Analisis substansi transaksi (aset, liabilitas,
pendapatan, biaya) untuk entitas pemerintahan,
entitas komersial, entitas nirlaba, entitas syariah
4.
7-10 Analisis laporan keuangan:
–
Kepatuhan terhadap standar pelaporan
–
Kepatuhan terhadap peraturan dan
perundangan
–
Kejanggalan-kejanggalan dalam laporan
keuanganuntuk entitas pemerintahan,
entitas komersial, entitas nirlaba, entitas
syariah
5.
Pelaporan tata kelola
6.
Pelaporan berkelanjutan
7.
Pelaporan integrasian
8.
Isu-isu terkini
Manajemen stratejik dan kepemimpinan
1. Pengantar
2. Pemetaan arah perusahaan: visi dan misi, tujuan,
dan strategi
3. Evaluasi lingkungan eksternal perusahaan
4. Evaluasi sumber daya, kapabilitas, dan daya saing
5. Strategi kompetitif generik
6. Penguatan posisi kompetitif: langkah stratejik,
waktu, dan lingkup operasi
7. Strategi bersaing di pasar internasional
8. Strategi korporat: diversifikasi dan multibisnis
9. Etika, tanggung jawab sosial korporat,
keberlanjutan lingkungan, dan strategi
10. Membangun organisasi yang mampu
melaksanakan strategi dengan baik: sumber daya
manusia, kemampuan, dan struktur
11. Mengelola operasi internal: tindakan yang
mendorong pelaksanaan strategi dengan baik
12. Budaya perusahaan dan kepemimpinan: kunci
pelaksanaan strategi dengan baik
13. Kepemimpinan stratejik
14. Perubahan Stratejik dan Organisasi
56
Kurikulum CA
Etik Profesi dan Tata Kelola Korporasi
1. Pengantar
2. Teori Etika dan Pengambilan Keputusan Beretika
3. Lingkungan Etika dan Akuntansi
4. Etika Akuntan Profesional (Kode Etik Akuntan
Profesional dan IFAC Code of Etics (Part A dan Part C)
5. Etika Akuntan Profesional (IFAC Code of Etics (Part B))
6. Iklim Etika dan Integritas Organisasi
7. I. Alasan diperlukan tata kelola yang baik dan etika
bisnis II. Definisi dan Prinsip dasar tata kelola III.
Tinjauan struktur tata kelola di Indonesia IV. Prinsipprinsip tata kelola menurut OECD V. Manfaat Tata kelola
bagi korporat dan lingkungan VI. Overview regulasi dan
pedoman tata kelola di Indonesia VII. Instrumen
penilaian dan bukti empiris terhadap praktek tata
kelola di Indonesia dan ASEAN
8. Prinsip perlindungan terhadap hak pemegang saham
9. Prinsip perlakuan setara terhadap pemegang saham
10. Prinsip Tanggung Jawab Dewan
11. Komite-komite dibawah Dewan Komisaris
12. Disclosure dan Transparency, Internal Control
13. Peran dan tanggung jawab Auditor Eksternal dan
Internal
14. Prinsip peran pemangku kepentingan dan tanggun
jawab korporat
Akuntansi Manajemen Lanjutan
1.
Pendahuluan
2.
Pengembangan sistem manajemen biaya
3.
Penggunaan Sistem Manajemen Biaya untuk
Effisiensi
4.
Penggunaan Sistem Manajemen Biaya untuk
Pengambilan Keputusan Stratejik –Pelanggan
5.
Penggunaan Sistem Manajemen Biaya untuk
Pengambilan Keputusan Stratejik –Produk
6.
Penggunaan Informasi Akuntansi untuk
Pengambilan Keputusan Jangka Pendek
7.
Penggunaan Informasi Akuntansi untuk
Perencanaan Laba
8.
Akuntansi Manajemen Lingkungan
9.
Landasan Sistem Pengendalian Stratejik
10.
Poses Penyusunan Anggaran
11.
Sistem Pengendalian Stratejik –Penekanan
pada Pengendalian Keuangan
12.
Sistem Pengendalian Stratejik Terintegrasi
13.
Sistem Pengendalian Stratejik –Proses
Pembangunan “Awareness dan Keselarasan
(Alignment)
14.
Sistem Pengendalian Stratejik –Keterkaitan
dengan Sistem Kompensasi
57
Kurikulum CA
Manajemen Perpajakan
1. Overview KUP
2. Overview PPh
3. Overview PPN
4. Pengertian Dasar Manajemen Pajak
5. Pemilihan Sumber Pembiayaan (bagian 1)
6. Pemilihan Sumber Pembiayaan (bagian 2)
7 . ax Planning dan Pengendalian atas Penghasilan
Usaha dan Penghasilan Lainnya
8 Tax Planning dan Pengendalian atas Unsur-unsur
Harga Pokok Penjualan dan Pengurang Penghasilan
Bruto
9 Tax Planning dan Pengendalian atas PPh Pasal 21
10. Tax Planning dan Pengendalian atas unsur-unsur
objek withholding tax (selain PPh Pasal 21)
11. Tax Planning dan Pengendalian atas Pajak
Pertambahan Nilai
12. Tax Planning dalam pemanfaatan tax incentives
13. Konsep dasar pajak internasional
14. Muatan Lokal
Manajemen Keuangan Lanjutan
1. Pengelolaan Nilai Perusahaan, Strategi, dan Nilai
Perusahaan
2. Perhitungan Penciptaan Nilai
3. Pengukuran kinerja perusahaan keseluruhan
4. Merjer, akuisisi, dan divestasi
5. Kesulitan keuangan
6. Manajemen Tresuri dan modal kerja
7. Options dan Manajemen Keuangan
8. Warrants dan convertibles
9. Derivatif dan Lindung Nilai Resiko
10. Manajemen Risiko Perusahaan
11. Strategi Pendanaan
12. Teori dan Pasar Valuta Asing
13. Penentuan dan Peramalan Nilai Tukar,
Transaction Exposure
14. Operating Exposure dan translation exposure
58
Kurikulum CA
1.
Sekilas Mengenai Sistem Informasi
2.
Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
3.
PeranTeknologi Informasi dalam Mendukung Sistem Informasi
4.
PeranTeknologi Informasi dalam Mendukung Sistem Informasi
5.
Sistem Informasi dan Pengendalian Internal
6.
Sistem Informasi dan Pengendalian Internal
7.
Auditatas Sistem Informasi Berbasis Teknologi Informasi
8
.Siklus Proses Bisnis
9.
Pembahasan Kasus: mengidentifikasi kelemahan dari narasi suatu siklus
akuntansi dan memberikan rekomendasi pengendalian yang disarankan.
10. Siklus Proses Bisnis Pendukung: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Siklus
Penggajian
11. Siklus Proses Bisnis Pendukung:Buku Besar(General Ledger) dan Siklus Pelaporan
12. Internal ControloverFinancial Reporting:Implementasi and Desain IcoFR
13. Internal ControloverFinancial Reporting: Evaluasi dan PelaporanICoFR
14. Pembahasan kasus : siklus dalam industri jasa keuangan.
59
PERKEMBANGAN CPA INDONESIA
CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT
CPA - Indonesia
CPA  Certified Public Accountant
Akuntan
Publik
UJIAN CPA
Program
S1/DIV
Akuntansi
Auditing and Attestation,
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
AM, MK & SI
Lingkungan Bisnis, HK, Perpajakan
Gelar
Sertifikasi
CPA
Pengalaman
(min 3 th praktik - 4 thn mengajar,
akt or audit)
Program
Profesi
Akuntansi
Program S1
Akuntansi
• Peserta yang telah lulus mempunyai kesempatan untuk memenuhi persyaratan
pengalaman dalam 5 tahun. Apabila dalam waktu tersebut persyaratan belum
terpenuhi, kelulusan seluruh mata ujian dinyatakan tidak berlaku lagi.
• Sertifikat hanya berlaku selama pemegangnya terdaftar sebagai anggota IAPI.
• Jika sertifikatnya sudah tidak berlaku tidak berhak menggunakan sebutan CPA.
• Pemegang sertifikat yang sudah dinyatakan tidak berlaku mempunyai kesempatan
selama 2 tahun untuk menghidupkan kembali sertifikatnya dengan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan IAPI.
61
Kompetensi Profesional SDM KAP
• Knowledge bidang:
– akuntansi, auditing, keuangan, bisnis, sistem dan related field
• Professional skills:
– intellectual, personal, interpersonal & communication,
organizational
– Managerial, leadership, enterpreneurship skills
• Professional values, ethics and behaviour:
– professional skepticism & professional judgment, ethical
principles, commitment to public interest
Diperoleh
melalui
• pendidikan bidang akuntansi, auditing, keuangan
dan related field yang relevan.
• Pengalaman kerja dalam menerapkan kompetensi
tersebut.
62
CPA Life-Long Learning
CPA adopts life-long learning concept
CPA certification
completed after
initial professional
development
including pratical
experience
• Dalam bentuk SKP dari
Continuing Professional
Development
• Membership di IAPI
• Sertifikat CPA dibatalkan, jika
SKP tidak terpenuhi, dapat
dipulihkan jika CPD terpenuhi
Retirement:
CPA
certificate
cancellation
To protect public trust
63
Bagaimana Mendapatkan CPA of Indonesia?
Lulus
ujian
CPA
dalam
waktu
tentukan
• Pengalaman
kerja bidang
akuntansi,
auditing,
keuangan
minimal 3
tahun, atau
• Pengalaman
sebagai tenaga
pengajar
akuntansi,
keuangan dan
auditing
minimal 4 tahun
• Anggota
IAPI
CPA
64
Ujian CPA
• Diselenggarakan IAPI
• Komputerisasi, melalui Prometric
• Syarat peserta ujian adalah S1/D4/S2/S3
Akuntansi
• CPA of Indonesia Exam testing center: Jakarta,
Surabaya, Yogya, Bandung, Lampung, Singapore,
Malaysia
• Bentuk soal pilihan ganda (90-100 soal) dan 2-3 soal
essay
65
Mata Ujian CPA of Indonesia Exam




APK: Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
LBHP: Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial dan Perpajakan
AAS: Auditing dan Assurance
AMSI: Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan dan Sistem
Informasi
• Durasi ujian 14 jam:
– AAS 4 jam
- AMSI 3 jam
– APK 4 jam
- LBHP 3 jam
Informasi lebih detil & Silabus lengkap:
www.iapi.or.id, www.cpaindonesia.or.id
66
Pengembangan CPA Indonesia 2016
• UU 5/2011 tentang Akuntan Publik :
– staf KAP termasuk sebagai pihak terasosiasi, namun belum ada
mekanisme untuk mitigasi risiko
• AEC 2015 :
– MRA di sektor tenaga kerja bidang akuntansi melalui ACPA
• Kebutuhan SDM yang kompeten di KAP:
– sertifikasi hanya tersedia untuk level partner namun secara konten
belum fit dengan kebutuhan untuk menjalankan peran partner.
– Sertifikasi level staf auditor dan auditor spesialis belum tersedia
• SMO IFAC:
– IAPI sebagai associate member IFAC, expected will be approved in
Nov 2014
– MRA dengan asosiasi lainya
67
Strategi CPA of Indonesia
• Pertumbuhan CPA of Indonesia melalui:
– Meningkatkan minat calon peserta
– Meningkatkan kesiapan calon peserta
– Mendorong tumbuhnya test center di kota-kota besar di Indonesia
melalui kerjasama dengan pihak universitas atau pihak lain.
– Meningkatkan flexibilitas ujian CPA of Indonesia
• Meningkatkan kualitas konten kompetensi dan mutu jasa Akuntan
Publik
• Meningkatkan brand dan penerimaan publik CPA of Indonesia
• Meningkatkan peran CPA of Indonesia, mendorong praktik good
governance, meningkatan kesadaran reliabilitas informasi keuangan
• Competency-based organization
68
Competency-Based Membership
Partners
Partners
Professional
auditors
Professional
auditors
Entry level
Entry level
Redefinisi membership
Advanced Level:
Ability to integrate their multi
discipline knowledge, ethics,
and values to solve complex
situation problem in auditing
Intermediate Level:
Ability to analyze and
evaluate medium situation
problem in auditing based
on specific knowledge,
ethics and values
Foundation Level:
Ability to apply their
knowledge, ethics, and
values to solve low situation
problem in auditing
69
Rencana Pengembangan CPA of Indoensia
Syarat
Partner
Auditors
Level
Akuntan Publik
Level
Staf
Profesional
Entry
level
• CPAcc
• Lulus ujian CPA
• Pengalaman
asurans
CPA
CPAI
ACPAI
CPA : Certified Public Accountant
CPAI : Certified Professional Auditor Indonesia
ACPAI : Associate Certified Professional Auditor Indonesia
•
•
•
•
•
Lulus ujian
Member IAPI
Pengalaman 3 tahun
S1/S2/S3 akuntansi
CAcc
• Lulus ujian
kemampuan dasar
• D3 / semester 6 S1
akuntansi
70
Rencana Pengembangan CPA of Indoensia
Designasi
CPA
CPAcc
CAcc
Level Ujian
Ujian tingkat
lanjutan
Ujian tingkat
profesional
Ujian tingkat
dasar
Kompetensi
Advanced Level
Intermediate
Level
Foundation Level
Rujukan IES
IES 8
IES 2 – 6
IES 1
Mata Ujian
1 mata ujian
auditing
lanjutan
5 mata ujian
5 mata ujian
Sebagian mata ujian pada tingkat dasar dan tingkat profesional dapat ditempuh
ketika seseorang masih menempuh pendidikan di bidang akuntansi, namun
sertifikat diterbitkan ketika sudah menyelesaikan pendidikan minimal S1 dan syarat
praktik pengalaman kerja terpenuhi.
71
Ujian Tingkat Dasar
• 5 mata ujian pada tingkat kemampuan dasar:
– Pengantar auditing & asurans
– Akuntansi & pelaporan keuangan
– Pengantar ekonomi makro & mikro
– Pengantar manajemen, perpajakan & hukum bisnis
– Akuntansi biaya, manajemen keuangan & sistem informasi
Setiap mata ujian tersebut sudah ditentukan learning outcomesnya. Contoh LO untuk pengantar auditing & asurans:
• Menjelaskan tujuan dan tahapan suatu audit atas laporan
keuangan
• Menjelaskan dan menerapkan prosedur audit atas golongan
transaksi pendapatan, dst…….
72
Ujian Tingkat Profesional
• 5 mata ujian dengan tingkat kemampuan intermediate:
– Auditing, asurans & etika profesi
– Akuntansi dan pelaporan keuangan lanjutan
– Akuntansi manajemen, manajemen keuangan dan teknologi
informasi
– Strategi bisnis dan perpajakan lanjutan
– Manajemen risiko, tata kelola dan pengendalian internal
Setiap mata ujian tersebut telah ditentukan LO. Contoh LO untuk
mata auditing, asurans dan etika profesi pada level ini:
• Menyusun strategi audit yang tepat sesuai tujuan audit
• Menilai risiko salah saji material
• Menerapkan standar auditing yang relevan dan ketentuan UU
yang berlaku dalam audit atas laporan keuangan
73
Ujian Tingkat Lanjutan
• 1 mata ujian auditing lanjutan dengan kemampuan tingkat lanjut
dengan keahlian profesional untuk menerapkan berbagai disiplin
pengetahuan (menggabungkan) yang dilandasi nilai-nilai, etika
dan perilaku profesional dalam audit atas laporan keuangan:
– Audit atas laporan keuangan
– Pelaporan dan akuntansi keuangan
– Tata kelola dan manajemen risiko
– Lingkungan bisnis
– Teknologi informasi
– Hukum bisnis dan ketentuan peraturan UU yang berlaku
– Keuangan dan manajemen keuangan
74
Kerjasama IAPI dengan Universitas
•
•
•
•
•
•
•
•
Pembukaan CPA test center di daerah-daerah
ISA update for auditing lecturer
General stadium
Dosen tamu
Sosialisasi CPA Exam
Diskusi silabus
Pendidikan pelatihan berkelanjutan
Waiver ujian CPA (ketika model baru telah berjalan)
MOU atau MOA antara IAPI dengan Universitas atau
pihak relevan lainya
75
PROGRAM PENDIDIKAN PENILAIAN
Oleh : Hamid Yusuf, MAPPI (cert)
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI)
Penilai dan Peranannya
77
Penilai saat ini dapat melakukan pekerjaan penilaian sesuai
dengan bidangnya untuk berbagai keperluan, seperti :






Perpindahan hak kepemilikan
Pembiayaan dan kredit
Pasar modal
Kepentingan pengadilan/Litigasi meliputi; eminent domain,
kontrak properti, kerusakan lingkungan dan pajak
Akuntansi keuangan meliputi; penentuan nilai aset, penyertaan
dan kewajiban dalam laporan keuangan dan transaksi
Penentuan kelayakan investasi dan proyek
Nilai Ekonomi dan Penggunaannya
78
Jual Beli
Ketentuan
Jual Beli
Standar
Akuntansi
Laporan
Keuangan
NILAI
Ekonomi
Pasar
Modal
Peraturan
Bapepam
Agunan
Peraturan
Bank
Indonesia
Siapa Penilai?
79

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) RI No. 125/PMK/01/2008 :
Penilaian, adalah proses pekerjaan untuk memberikan
estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu objek
pada saat tertentu sesuai dengan SPI
 Penilai, adalah seseorang yang dengan keahliannya
menjalankan kegiatan penilaian.
 Penilai Publik, yang telah memperoleh ijin dari Menteri
untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan atau Penilai eksternal
sebagaimana dimaksud dalam PMK di bidang Kekayaan
Negara dan Lelang

Peraturan Terkait
80

Peraturan dan perundangan yang terkait dengan Penilaian
seperti pada :
 Undang-Undang Pasar Modal No. 8/1995
 Peraturan Pemerintah No. 45/1995
 Peraturan Bapepam VIII.C.1/2008
 Undang-Undang Perbankan No. 10/1998(perubahan)
 Peraturan Bank Indonesia Tentang Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum meliputi :
 PBI NO. 2/7/PBI/2005
 PBI NO. 9/6/PBI/2007 (perubahan)
 PBI NO. 11/2/PBI/2009 (perubahan)
 Dan ketentuan lainnya yang terkait.
Penilai Publik (Persyaratan)
81
Designasi - P
Designasi -T
Designasi - S
Serifikasi - P
Sertifikasi - T
Ujian Sertifikasi
Penilai
(S1 Penilaian atau
lulus PDP)
(S2 Penilaian atau
lulus PLP)
Anggota
MAPPI - P
Anggota
MAPPI - T
(USP)
Anggota
MAPPI - S
Penilai
Publik
Lingkup Jasa Penilaian
82
Bidang jasa Penilaian Properti meliputi :
a. Tanah dan bangunan beserta kelengkapan , serta
pengembangan lainnya atas tanah
b. Instalasi dan peralatan yang dirangkai dalam satu
kesatuan dan/atau berdiri sendiri yang digunakan dalam
proses produksi
c.
Alat transportasi, alat berat, alat komunikasi, alat
kesehatan, alat laboratorium dan utilitas, peralatan dan
perabotan kantor dan peralatan militer
d. Pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan
e. pertambangan
Lingkup Jasa Penilaian
83

Bidang jasa Penilaian Bisnis meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Entitas bisnis
Penyertaan
Surat berharga termasuk derivasinya
Hak dan kewajiban perusahaan
Aktiva tidak berwujud
Kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh suatu kegiatan
atau peristiwa tertentu (economic damage) untuk
mendukung berbagai tindakan korporasi atau atas
transaksi material
g. Opini kewajaran
Lingkup Jasa Penilaian
84

Bidang jasa lainnya yang terkait meliputi :
a. Konsultasi pengembangan properti
b. Desaian sistem informasi aset
c. Pengelolaan properti
d. Studi kelayakan usaha
e. Jasa agen properti
f.
Pengawasan pembiayaan proyek
Basis Kompetensi Penilai
85
International Valuation Standard (IVS) tentang
persyaratan Kompetensi bagi Penilai Profesional harus
memiliki :
1.
2.
3.
pengetahuan (knowledge),
kemampuan (skill) dan
pengalaman (experience)
Basis Kompetensi Penilai
86
Dalam pengembangan basis kompetensinya
seorang Penilai Profesional harus memiliki dan
dapat mengembangkan :






Kemampuan melakukan analisis dan riset
Kemampuan personal
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan dalam penggunaan teknologi
Manajemen proyek
Kemampuan memberikan pendapatan profesional
Basis Kompetensi
87
Untuk memenuhi tingkat kompentensi
profesional maka bagi Penilai dibutuhkan :
1.
2.
3.
4.
pendidikan (education),
ujian (examination) dan
pengalaman (experience)
etika (ethics)
yang
Designasi Penilai Profesional
University
Degree
Professional
exam
Structured
training in
ethic
Work
experience
Professional
Valuer
Licensing
Continuing
education
Skema Pendidikan Umum Penilaian terhadap Jenjang Keanggotaan
MAPPI berlaku tahun 2011
Anggota
MAPPI-A
Pendidikan Dasar
Penilaian (PDP-1)
lulus
Anggota
MAPPI-P
tdk lulus
Menyelesaikan
Pendidikan Dasar
Penilaian (PDP-2),
(dalam 2 tahun)
Anggota
MAPPI-T*
lulus
tdk lulus
Menyelesaikan
Pendidikan Lanjutan
Penilaian (PLP-1 &2),
(dalam 2 tahun)
lulus
Keterangan :
Anggota
MAPPI-T**
= Down grade
- MAPP-T* masih berkewajiban PLP 1 dan 2
- MAPPI-T** telah menyelesaikan PLP 1 & 2 dalam masa 2 tahun (maksimal) sejak menjadi anggota
MAPPI-T*
Ujian Sertifikasi
Penilai (USP)
lulus
Anggota
MAPPI-S
Skema Pendidikan bagi Sarjana Penilaian terhadap Jenjang
Keanggotaan MAPPI berlaku tahun 2011
Minimal Sarjana D3
Penilaian
Anggota
MAPPI-P
Anggota
MAPPI-T*
Minimal Dua Tahun
Pengalaman dan
menjadi anggota
MAPPI - P
Menyelesaikan
Pendidikan Lanjutan
Penilaian (PLP-1 &2),
(dalam 2 tahun)/
Dikecualikan bagi S2
Penilaian
tdk lulus
lulus
Ujian Sertifikasi
Penilai (USP)
lulus
Keterangan :
Anggota
MAPPI-T**
= Down grade
- MAPP-T* masih berkewajiban PLP 1 dan 2
- MAPPI-T** telah menyelesaikan PLP 1 & 2 dalam masa 2 tahun (maksimal) sejak menjadi anggota
MAPPI-T* dan dikecualikan bagi lulusan S2 Penilaian
- Persyaratan anggota MAPPI-T sebelumnya wajib telah menjadi anggota MAPPI-P
Anggota
MAPPI-S
Kurikulum Inti Pendidikan Penilaian
Pendidikan Lanjutan Penilaian
Pendidikan Dasar Penilaian
No.
Materi
Jam
No.
Materi
Jam
1
KEPI dan SPI
17
1
SPI Lanjutan
10
2
Prinsip Dasar Penilaian
22
2
12
3
Prosedur Dasar Penilaian
28
Pendekatan Pendapatan
Lanjutan
4
HBU & Analisis Pasar
15
3
HBU & Analisis Pasar
7
5
Matematika Penilaian
6
4
7
6
Pendekatan Penilaian
32
Permodelan Statistik &
Finance
Jumlah
120
5
Kasus Penilaian Real
Properti
36
6
Kasus Penilaian Properti
Tertentu
36
Jumlah
108
Masing-masing pendidikan
diberlakukan ujian terdiri; PDP (PDP-1
dan PDP-2) dan PLP (PLP-1 dan PLP-2)
Pendidikan Dasar Penilaian (PDP)
92
Pendidikan Dasar Penilaian (PDP) Properti MAPPI sebagai
persyaratan pendidikan penilaian tingkat dasar bertujuan
memberikan pembekalan bagi Penilai Pemula dengan
kosentrasi objek penilaiannya adalah Properti Sederhana.
Properti Sederhana adalah properti yang tidak bersifat
kompleks dan dapat terdiri dari real properti meliputi tanah,
tanah dan bangunan serta personal properti lainnya.
 Real properti sederhana dimaksud dibatasi kepentingan rumah
tinggal, rumah kantor dan rumah toko dalam satuan unit normal.
Untuk properti kategori ini tidak termasuk kepada tanah dalam
skala luas yang diperuntukan kawasan pengembangan
perumahan atau sejenisnya
 Personal properti sederhana dimaksud dibatasi kepada properti
yang bersifat individu seperti mesin penggerak tunggal,
peralatan, perabotan, kendaraan bermotor dan alat berat

Kurikulum PDP-1
KEPI dan SPI (17)
- Organisasi dan Peraturan
- Kode Etik Penilai
Indonesia
- Standar Penilaian
Indonesia
- Standar Penilaian
Internasional
- Penyusunan Laporan Penilaian
Prinsip Dasar Penilaian (22)
- Konsep dan Prinsip Dasar
Penilaian
- Hukum Properti
- Ekonomi Pertanahan
- Pajak Properti
- Market Area
- Penataan Ruang
Prosedur Dasar Penilaian
(28)
- Proses Penilaian
- Pengetahuan Bangunan
- Pengetahuan Personal
Properti
- Data dan Kebutuhannya
- Teknik Inspeksi Lapangan
Kurikulum PDP-2
HBU & Analisis Pasar (15)
- Pengenalan HBU
- Analisis Pasar Properti
- Investasi Properti
- Manajemen Properti &
Agensi
Matematika Penilaian & Permodelan (6)
- Pengukuran Uang dan
Waktu
- Statistik Dasar
Pendekatan Penilaian (38)
- Teknik Penyusunan
RAB BAngunan
- Teori Dasar
Pendekatan Biaya
- Teknik Penyusutan
- Pendekatan Data Pasar
- Pendekatan Pendapatan
Pendidikan Lanjutan Penilaian (PLP)
95
Pendidikan Lanjutan Penilaian (PLP) Properti MAPPI sebagai
persyaratan pendidikan penilaian tingkat lanjutan, bertujuan
memberikan pembekalan bagi Penilai Madya dengan
kosentrasi objek penilaiannya adalah Properti Umum.
Properti Umum adalah properti yang dapat bersifat kompleks
dan dapat terdiri dari real properti meliputi tanah, tanah dan
bangunan serta personal properti lainnya.
 Real properti termasuk dan tidak terbatas kepada objek
properti berwujud meliputi tanah, tanah dan bangunan untuk
berbagai keperluan seperti untuk kepentingan komersil,
perkebunan dan pertambangan
 Personal properti sederhana dimaksud termasuk dan tidak
terbatas kepada properti berwujud yang bersifat individu namun
properti dalam skala besar/luas seperti untuk keperluan industri

Kurikulum PLP-1
SPI Lanjutan (10)
- Pedoman Penerapan
Penilaian Indonesia
- Petunjuk Teknis PPPI
- Pelaporan Penilaian
Lengkap
Permodelan Statistik & Finance (7)
- Model Statistik Lanjutan
- Real Estate Finance
- Memahami Pelaporan
Keuangan
Pendekatan Pendapatan (12)
- Pendekatan Pendapatan
Lanjutan-1
- Pendekatan Pendapatan
Lanjutan -2
Kurikulum PLP-2
Kasus Penilaian Properti Komersial (36)
- Penilaian Pengembangan Lahan
- Penilaian Hotel
- Penilaian Apartemen
- Penilaian Gedung Perkantoran
- Penilaian Pusat Perbelanjaan
- Penilaian Lap. Golf & Sport Centre
Kasus Penilaian Properti Tertentu (36)
- Penilaian Parsial
- Penilaian Properti Pertambangan
- Penilaian Properti Perkebunan
- Penilaian Tanaman Hutan
- Penilaian Properti Bisnis Khusus
- Penilaian Mesin dan Peralatan
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI
BERBASIS IFRS per 2015
Agenda
1.
Standar Akuntansi di Indonesia
2.
Perkembangan PSAK sd 2015
3.
Overview PSAK
Standar Akuntansi
• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan
yang relevan dan reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS).
Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:
“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”
Laporan perusahaan
•
•
•
•
Laporan keuangan,
Laporan Tahunan (Annual Reporting),
Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA
102
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi
beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan
efektif pada tahun 2015. Pada tahun 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur
 SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan.
 DSAS telah mengeluarkan 10 PSAK Syariah
103
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik signifikan.
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
• Lebih sederhana antara lain:
– Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
– Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
– Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
• BPR sesuai aturan BI menggunakan SAK ETAP
• Diterbitkan tahun 2011
104
PSAK SYARIAH
• Basis transaksi
• Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik
entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah
• Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI
• PSAK 100 – PSAK 110
– Bank Syariah  PSAK Syariah + PSAK
– BPR Syariah  PSAK Syariah + SAK ETAP
•
•
•
•
•
PSAK 101 Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
(Revisi 2013)
PSAK 103 Akuntansi Salam
PSAK 104 Akuntansi Istishna
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah
•
•
•
•
•
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
PSAK 107 Akuntansi Ijarah
PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah
PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan
Shadaqoh
PSAK 110 Akuntansi Sukuk
105
SAP
• Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP 71 tahun 2010
• Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan
kemudian ditetapkan dengan PP
• Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP
dan LKPD:
–
–
–
–
instansi pemerintah pusat
Instansi pemerintah daerah
BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK,
BUMN (sbg investasi pemerintah)  menggunakan PSAK
• Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45
untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK ETAP.
106
KOMPONEN LK – PP 71/2010
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL)
3.
4.
5.
6.
7.
Neraca
Laporan Arus Kas
Laporan Operasional
Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan atas Laporan Keuangan
PSAK – IFRS BASED
• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik
seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN.
• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
• Basis transaksi, bukan basis industri.
• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan
• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1
• Proses adopsi tahap kedua efektif 1 Januari 2015
108
PSAK – INDUSTRI – TIDAK BERLAKU LAGI
• PSAK 59 Perbankan Syariah
• PSAK 31 Perbankan
• PSAK 29 Pertambangan Minyak dan Gas
• PSAK 33 Pertambangan Umum
• PSAK 32 Kehutanan
• PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa Telekomunikasi
• PSAK 27 Akuntansi Koperasi
• PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
• PSAK 39 Kerjasama Operasi
109
IFRS Global Standard
• IFRS merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara global
• Proses akuntansi merupakan proses umum yang terjadi pada setiap
entitas sehingga penggunaan standar yang sama akan memudahkan
pengguna dalam memahami laporan keuangan.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability”
• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation  “to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve
a single set of high-quality global accounting standards.”
110
Manfaat IFRS
• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best
practise”.
111
Karakteristik Standar ??
Dinamis
Lebih banyak
Pengungkapan
Principle Based :
Judgment
Fair Value
112
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.
113
“Judgment”
• IFRS = Principles
• Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
• Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
• Pengajaran dengan menggunakan kasus
 Ilustrasi
 PT. ABC memiliki kontrak dengan PT. XYZ untuk membeli semua produk
yang dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. ABC.
Kontrak meliputi jangka waktu 30 tahun. Kontrak tersebut menjamin
bahwa PT. ABC membeli jumlah minimum produk XYZ setiap tahun dengan
harga yang telah ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat
memperoleh pengembalian modal dari investasi untuk memproduksi
produk tersebut.
114
Dinamis
• IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi
keuangan harus sesuai dengan standar bukan teks book.
• Awareness terhadap standar akuntansi meningkat
• Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan
standar.
• IFRS sering berubah
– Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan
akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada  perubahan
– Perubahan lingkungan usaha
• Contoh 
– instrumen keuangan, PSAK 50 (2006), PSAK 50 (2010), PSAK 50 (2013)
– Penyajian laporan keuangan PSAK 1 (2009), PSAK 1 (2013), PSAK 1
(2015).
115
Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in
an orderly transaction between market participants at the measurement
date.”
IFRS 13 para 9
• Tiga level nilai wajar
– Level 1 – harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
– Level 2 - input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau
tidak langsung
– Level 3 - input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi
116
“Fair value”
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (pointof-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-ofsale costs), pada pengakuan pertama.
• both on initial recognition and at each balance sheet date
 Fair value menggunakan harga kuotasi jika tidak ada menggunakan
harga wajar alternatif
 Perlu tidak mengajarkan perhitungan fair value
 Bagaimana menentukan estimasi arus kas, tingkat suku bunga
 Teknik valuasi
 Model opsi
 Judgment : produk serupa, transaksi terkini, biaya penjualan
117
Pengungkapan Lebih Banyak
•
•
•
•
Ilustrasi laporan keuangan.
Membaca dan membuat pengungkapan
pengungkapan yang diinginkan oleh standar
Judgment : apa yang perlu diungkapkan
PSAK 60 – Instrumen keuangan
Pengungkapan kualitatif : eksposure dan timbulnya risiko; tujuan,
kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua hal tersebut.
Pengungkapan kuantitatif: risiko kredit, aset keuangan yang melewati
jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan peningkatan kualitas
kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis sensitifitas; pengungkapan
risiko pasar laiinnya.
118
IFRS - PSAK
• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)
• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar
bagian depan.
– Substansi / konseptual
– Redaksional
– Tanggal efektif
• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti
pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.
• Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang
dinamis mengikuti IFRS
119
Sejarah Standar Akuntansi
Efektif
1 Januari 2015
Pra PAI
1973
PAI
1973
Konvergensi
IFRS 20082012
Konvergensi
IFRS 20122014
8 Desember 2008
Komitmen mendukung
IFRS sebagai standar
akuntansi keuangan
global
Harmonisasi
IAS 1994-2007
Adopsi IAS mulai
PSAK 1994
Konvergensi
IFRS 2015
Mempertahankan gap
1 tahun dengan IFRS
120
Perkembangan PSAK
Efektif
< 2013
• PSAK
• Revisi PSAK
• 20 ISAK
• 15 PPSAK
Efektif
2014-2015
• 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK
• 4 ISAK (2014)
• 1 PPSAK (2014)
IAS / IFRS dalam proses adopsi:
a. IFRS 9 Financial Instruments
b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts
c. IFRS 15 Revenue from Contracts with
Customers
d. IFRS 16 Leases
Efektif 2016
• 8 Amandemen PSAK
• 9 Penyesuaian PSAK
• 1 ISAK
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract
b. Conceptual Framework –
Reporting Entity
121
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IFRS 10: Consolidated Financial
Statements
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Jan 2015]
2
IFRS 11: Joint Arrangements
PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3
IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain [1 Jan 2015]
4
IFRS 13: Fair Value Measurement
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]
5
IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Jan 2014]
6
IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments
ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7
IFRIC 20: Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]
122
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IAS 1: Presentation of Financial
Statements
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
2
IAS 19: Employee Benefits
PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3
IAS 27: Separate Financial Statements
PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4
IAS 28: Investments in Associates and
Joint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5
IAS 32: Financial Instruments:
Presentation
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6
IAS 36: Impairment of Assets
PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7
IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement (IFRS 9
eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
1 Jan 2015]
8
IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9
IAS 12: Income Tax
PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
123
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
IFRS terbaru:
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2018)
• IFRS 16 Leases (efektif 1 Januari 2019)
Pembahasan IASB:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
• Amandemen Conceptual Framework
• Penyesuaian IFRS lain
124
PSAK 2015
ISAK 30 Pungutan
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan
• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima
untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi
Pekerja
• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions
125
PSAK 2015
PSAK 69 Agrikultur efektif 1 Jan 2018
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan
Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan
Operasi Bersama
Amandemen PSAK 16: Agrikultur Tanaman Produktif
126
ED PSAK 2016
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan;
Amandemen PSAK 2 Laporan Arus Kas tentang Prakarsa
Pengungkapan;
Amandemen PSAK 46 Pajak Penghasilan tentangPengakuan
Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi; dan
Penyesuaian Tahunan 2016.
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
127
AMANDEMEN PSAK 2015
Amandemen PSAK
Tanggal Efektif
Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang
Prakarsa Pengungkapan
1 Januari 2017
Amandemen PSAK 4:Laporan Keuangan Tersendiri tentangMetode 1 Januari 2016
Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri
Amandemen PSAK 15:Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama tentangEntitas Investasi: Penerapan Pengecualian
Konsolidasi
1 Januari 2016
Amandemen PSAK 16:Aset Tetap tentangKlarifikasi Metode yang
Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi
1 Januari 2016
Amandemen PSAK 16:Agrikultur: Tanaman Produktif
1 Januari 2018
Amandemen PSAK 19:Aset Takberwujudtentang Klarifikasi
Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi
1 Januari 2016
128
PENYESUAIAN PSAK 2015
Amandemen PSAK
Tanggal Efektif
Amandemen PSAK 24:Imbalan Kerja tentangProgram Imbalan Pasti: 1 Januari 2016
Iuran Pekerja
Amandemen PSAK 65:Laporan Keuangan Konsolidasian tentang
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi
1 Januari 2017
Amandemen PSAK 66:Pengaturan Bersamatentang Akuntansi
Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama
1 Januari 2016
Amandemen PSAK 67:Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas
Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi
1 Januari 2016
PSAK 69 : Agrikultur
1 Januari 2016
129
PENERBITAN ISAK 2015
ISAK Baru
Tanggal Efektif
ISAK 30: Pungutan
1 Januari 2016
Interpretasi atas PSAK 57:Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan
Aset Kontinjensi yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas
untuk membayar pungutan, selain pajak penghasilan yang
berada dalam ruang lingkup PSAK 46: Pajak Penghasilan serta
denda lain atas pelanggaran perundang-undangan, kepada
Pemerintah.
ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti
Investasi
Interpretasi atas karakteristik bangunan dalam PSAK
13: Properti Investasi. Bangunan dalam definisi properti
investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik
fisik yang umumnya diasoasiasikan dengan suatu bangunan
yang mengacu pada adanya dinding, lantai, dan atap yang
melekat pada aset.
1 Januari 2016
130
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian Tahunan 2015 merupakan hasil adopsi dari Annual Improvements cycle
2010 – 2012 dan Annual Improvements cycle 2011 – 2013. Penyesuaian Tahunan pada
dasarnya merupakan kumpulan amandemen dengan ruang lingkup sempit (narrowscope) yang hanya bersifat mengklarifikasi sehingga tidak terdapat usulan prisip baru
ataupun perubahan signifikan pada prinsip-prinsip yang telah ada.
Penyesuaian PSAK
Tanggal Efektif
PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi
1 Januari 2016
PSAK 7 (Penyesuaian 2015):Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
1 Januari 2016
PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Properti Investasi
1 Januari 2016
PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset Tetap
1 Januari 2016
131
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK
Tanggal Efektif
PSAK 19 (Penyesuaian 2015): Aset Takberwujud
1 Januari 2016
PSAK 22 (Penyesuaian 2015):Kombinasi Bisnis
1 Januari 2016
PSAK 25 (Penyesuaian 2015):Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
1 Januari 2016
PSAK 53 (Penyesuaian 2015):Pembayaran Berbasis Saham
1 Januari 2016
PSAK 68 (Penyesuaian 2015):Pengukuran Nilai Wajar
1 Januari 2016
132
IFRS 9 Financial Instrument
• Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh diterapkan lebih dahalu
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran
pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi dibolehkan jika terjadi perubahan bisnis model
Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai aset
keuangan
Memperbaiki model akuntansi hedging
133
IFRS 9 Financial Instrument
• Financial instrument : Measured at amortized cost and measured at
fair value.
• Fair value diklasifikasikan menjadi FVPL=fair value to profit and loss
dan FVOCI=fair value to other comprehensive income.
• Debt instrument diklasifikasikan menjadi amortized cost jika
memenuhi test bisnis model dan cash flow test:
– Business model test: The objective of the entity's business model is to
hold the financial asset to collect the contractual cash flows (rather than
to sell the instrument prior to its contractual maturity to realise its fair
value changes).
– Cash flow characteristics test: The contractual terms of the financial asset
give rise on specified dates to cash flows that are solely payments of
principal and interest on the principal amount outstanding.
134
IFRS 9
DEBT INVESTMENTS
• Debt investments are characterized by contractual
payments on specified dates of
 principal
 interest
and
on the principal amount outstanding.
Companies measure debt investments at
 amortized
 fair
cost or
value.
135
IFRS 9
136
IFRS 9
137
IFRS 15 Revenue Recognition
• Joint project between IASB and FASB,
• Establishes a single, comprehensive framework for revenue recognition.
• To be applied consistently across transactions, industries and capital markets, and
will improve comparability in the ‘top line’
• IFRS yang tidak berlaku akibat IFRS 15: IAS 11 Construction contracts, IAS 18
Revenue, IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes, IFRIC 15 Agreements for the
Construction of Real Estate, IFRIC 18 Transfers of Assets from Customers, SIC-31
Revenue - Barter Transactions Involving Advertising Services.
• A contract with a customer will be within the scope of IFRS 15 if all the following
conditions are met: [IFRS 15:9]
– the contract has been approved by the parties to the contract;
– each party’s rights in relation to the goods or services to be transferred can be
identified;
– the payment terms for the goods or services to be transferred can be identified;
– the contract has commercial substance; and
– it is probable that the consideration to which the entity is entitled to in exchange for
the goods or services will be collected
IFRS 15 Revenue Recognition
The framework five steps
Identify the contract(s) with the customer
Identify the performance obligations in the contract
Determine the transaction price
Allocate the transaction price
Recognise revenue when a performance obligation is satisfied
IFRS 16 Leases
• Efektif 1 Januari 2019 boleh diterapkan lebih dahalu
• Dikeluarkan Juli 2015
Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset dan liabilitas
Aset / / Right of Use Aset = nilai kini dari pembayaran sewa,
disajikan sebagai line tersendiri dalam posisi keuangan
Tambahan pengungkapan dalam posisi keuangan dan laporan laba
rugi komprehensif
140
IFRS – ED Conceptual Framework
CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING
CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION
• Fundamental: relevance & representation faithfulness
• Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability
CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY
CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS
• Asset, liability, equity, income and expense
CHAPTER 6—MEASUREMENT
• Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value
CHAPTER 7—PRESENTATION AND DISCLOSURE
CHAPTER 8—CONCEPTS OF CAPITAL AND CAPITAL MAINTENANCE
141
OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Kerangka
Konseptual
menurut IFRS
143
Laporan Keuangan - 2011
•
PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan
Karakteristik umum
 Penyajian secara wajar dan
kepatuhan terhadap SAK
 Kelangsungan usaha
 Dasar akrual
 Material dan agregasi
 Saling hapus
 Frekuensi pelaporan
 Informasi komparatif
 Konsistensi penyajian
Identifikasi laporan keuangan
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Laba Rugi
Komprehensif
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan
Keuangan
144
Karakteristik Umum
– Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
• Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
• Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah (kondisi jarang
terjadi)  tidak sesuai PSAK
– Kelangsungan usaha
• Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi
– Dasar akrual
– Material dan agregasi
– Saling hapus
 Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan
suatu PSAK
– Frekuensi pelaporan  Tahunan
– Informasi komparatif  Periode sebelumnya
– Konsistensi penyajian  Penyajian dan klasifikasi
145
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011
•
•
•
•
•
Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca
untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak
minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian
laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian
retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
Minimum line item Penyajian Neraca
–
–
–
–
•
Properti Investasi
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
Aset yang dimiliki untuk dijual
dll
Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1
berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
146
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
• Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.
• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba
komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan
berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak
diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi
asosiasi, Pendapatan komprehensif, dll
• Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang
tidak mempengaruhi laba pada periode rugi. Alternatif penyajian
laporan tunggal atau dua laporan
147
Laporan laba rugi komprehensif - 2011
• Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas
yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi
– Selisih revaluasi aset tetap
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Dampak translasi laporan keuangan
• Dalam dua laporan :
– Laba sebelum laba komprehensif
– Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih
148
PSAK 1 Revisi (2013)
•
•
•
Adopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements 1 Januari 2013
Pedoman Implementasi, ilustrasi laporan posisi keuangan berbeda dengan IAS,
aset lancar dan liabilitas lancar masih di atas
Informasi Komparatif
– Informasi komparatif tambahan  laporan possi keuangan ketiga sebagai tambahan atas
laporan komparatif (prinsip utama).
– Informasi komparatif tambahan tidak harus lengkap
– Menyajikan dalam catatan L/K informasi komparatif terkait laporan tambahan.
•
Laporan laba rugi komprehensif
– Pendapatan komprehensif lain  Penghasilan komprehensif lain
– Pos minimal  jumlah tunggal untuk operasi dihentikan; dihilangkan laba rugi, bagian
pendapatan komprehensif asosiasi, total laba rugi komprehensif)
– Pengashilan komprehensit  tidak akan direklasifikasi ke laba rugi dan akan direklasifikasi ke
laba rugi jika kondisi tertentu terpenuhi
– Pos minimal  jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58).
– Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain dikelompokkan, sesuai
dengan PSAK/ISAK lainnya: (a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (b) akan
direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
149
LAPORAN ARUS KAS
• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.
• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis
dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode
150
Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi
• Metode yang dapat digunakan:
– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi
yang lebih berguna
• ETAP  metode tidak langsung
151
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau
operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara
terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo
awal dan akhir kas dan setara kas
152
PSAK 3 : Laporan Interim
• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan
lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.
• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas
• Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan
diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan
tahunan terkini.
• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan
tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya
153
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
 Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan
Saldo
Dipengaruhi
• Keberadaan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut
154
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihakpihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan
pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
– Pengungkapan atas hubungan
– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi
155
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara
akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diototisasi untuk
terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir
periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan
keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun
manajemen
156
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
157
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan,
pengukuran dan penyajian.
• Kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan
mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada,
menggunakan pertimbangan manajemen.
• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali
dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan
yang lebih andal dan relevan  diterapkan secara retrospektif,
kecuali tidak praktis
• Koreksi kesalahan  retroaktif
• Perubahan Estimasi  prospektif
158
Segmen Operasi – PSAK 5
PSAK 5 (2009)
PSAK 5 Lama
• Aktivitas untuk menghasilkan
pendapatan dan terjadinya beban
• Dikaji secara reguler untuk alokasi
sumber daya dan menilai kinerja
• Tersedia infomasi terpisah
• Dibedakan dalam menghasilkan
produk/jasa
• Risiko dan imbalan berbeda dari
segmen lain
Segmen dilaporkan:
• Syarat kualitatif
• Syarat kuantitatif
Segmen dilaporkan:
• Syarat kuantitatif
• Pengungkapan level segmen
• Pengungkapan level entitas
• Pengungkapan level segmen
159
PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali
transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55)
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha
luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas
secara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas.
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam
mata uang penyajian.
– Translasi
– Remeasurement
160
Transaksi Mata Uang Asing PSAK 10
Perihal
Penentuan mata uang
fungsional
Pengukuran dan
penyajian mata
uang
PSAK No. 10 (revisi
2009)
PSAK 10, 11, dan 52
Terdapat hirarki indikator
dalam
penentuan suatu mata
uang fungsional
PSAK No. 52: ada 3 indikator
mata uang fungsional, yaitu:
1. Indikator arus kas
2. Indikator harga jual
3. Indikator biaya
• Pengukuran mata uang
• Pengukuran dan penyajian
menggunakan mata uang
mata uang menggunakan
fungsional
Rupiah.
• Penyajian mata uang
• Entitas dapat
dapat menggunakan mata
menggunakan mata uang
uang selain mata uang
selain Rupiah jika mata
fungsional
uang tersebut memenuhi
kriteria sebagai mata uang
fungsional
161
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan
antar periode.
LPS Dasar
EPS
=
=
Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang
Saham Biasa
+/+
atau
-/-
Penyesuaian atas Efek
berpotensi saham
biasa yang dilutif
LPS Dasar
LPS Dilusian
162
Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan
•
•
•
•
•
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Definisi dan klasifikasi
Pemisahan liabilitas keuangan
dan ekuitas
Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury
Saling hapus atas aset dan
liablitas
•
•
•
•
Definisi, klasifikasi dan
reklasifikasi
Pengakuan dan
penghapusan
Pengukuran setelah
pengakuan awal
Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan dan
hedging.
 Pengungkapan
instrumen keuangan
dan risiko
163
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas
entitas lain
Hak
kontraktual
Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual
kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
164
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan
 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung; atau
 Kontrak yang akan diselesaikan dengan
penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif
►Kewajiban Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
atau kewajiban keuangan dengan entitas
lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan
suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif
165
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki
hingga jatuh
tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual
Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi
Instrumen
Ekuitas
Instrumen
Derivatif
Instrumen
Lindung Nilai
Instrumen
Ekuitas Biasa
Derivatif
Biasa
Atas Nilai Wajar
Instrumen
Ekuitas
Majemuk
Derivatif
Melekat
Atas Arus Kas
Kewajiban
Lainnya
Instrumen
Ekuitas
Sinstesis
Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri
166
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
• Empat kategori aset keuangan:
1.
2.
3.
4.
Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi;
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
Aset keuangan tersedia untuk dijual.
• Dua kategori liabilitas keuangan
1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
2) Kewajiban lain
• Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar
dalam arti luas
• Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi
derivatif majemuk.
167
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen
yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
► Penghapusan (derecognition) aset keuangan didasarkan atas
kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi
atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer
pengendalian
► Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas
keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)
yang berbeda dengan utang lama.
► Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial
term dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas
baru.
168
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset
yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective
interest rate.
• Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori
investasi.
169
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
► Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
► Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
► Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging
170
PSAK 60 –
Instrumen Keuangan Pengungkapan
• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja
keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapak kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)
171
Kas dan Piutang – PSAK 50 & 55
•
Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:

•
•
•
•
Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
Pengukuran aset keuangan
•
Nilai wajar
•
•
Biaya diamortisasi
Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen
keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi
atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of
control.
172
AK 2 – Liabilitas Jangka Panjang & Investasi
• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan
•
•
•
•
•
instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu.
Klasifikasi investasi nilai wajar melalui laba rugi (Fair Value to
Profit and Loss)
Penggunaan metode bunga untuk amortisasi
Pengungkapan atas risiko dari instrumen keuangan
Pembelian treasury shares diperlakukan sebagai perubahan
ekuitas sehingga tidak ada gain/loss diakui.
Pengakuan gain/loss dari penarikan intrument keuangan utang
ketika utang baru memiliki term yang berbeda dengan utang
lama.
173
Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi  liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a)
Memiliki kewajiban kini
(b)
Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya
(c)
Estimasi yang andal
• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai
“sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
174
Persediaan – PSAK 14
• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian
persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak
ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan
beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih  kerugian yang timbul atau recovery
kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi
• Perlu dipertimbangkan untuk tidak mengajarkan konsep advance LIFO,
cukup sampai LIFO reserve
175
Aset Tetap - PSAK 16
• Komponen biaya perolehan adalah estimasi biaya untuk
memindahkan aset (dismantling cost).
• Suku cadang dengan kriteria tertentu diakui sebagai aset tetap
• Penilaian aset tetap  dikurangi dengan depresiasi dan
penurunan nilai
• Pertukaran aset tetap tidak membedakan similar atau non
similar, menggunakan harga wajar. Kecuali pertukaran yang tidak
memiliki nilai komersial atau nilai wajar tidak diperoleh  nilai
buku.
• Review atas masa manfaat, nilai residu setiap pelaporan
• Penilaian dengan menggunakan model revaluasi sebagai pilihan
metode.
176
Dismantling Cost
Example
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap
324,94 milyar
Cr Kas
300
milyar
Kewajiban diestimasi
24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga
1,497 milyar
Kewajiban diestimasi
1,497 milyar
177
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan akuntansinya,
dan
Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama.
178
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
179
Revaluation Model
Example
Metode Proporsional
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Aset tetap
4.000,000
Kas
Beban Penyusutan
800.000
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
4.000,000
800.000
2.000,000
400.000*
1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
180
Revaluation Model
Example
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010
nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Metode Eliminasi
1/1/ 2012
Aset tetap
4.000,000
Kas
31/12/ 2012
Beban Penyusutan
4.000,000
800.000
Akumulasi Penyusutan
31/12/ 2012
Akumulasi Penyusutan
800.000
800.000
Aset Tetap
Aset Tetap
Surplus Revaluasi
800.000
1.600,000
1.600.000
181
Revaluation Model
Revaluation Model
•
•
•
•
Contoh
1.1.2010
Dr Aset tetap
100,000
PT. Kenanga membeli
Cr
Kas
100,000
mesin dengan harga
100.000 pada 1 Jan 2010
31.12.2010
dan menggunakan metode
Dr Beban Penyusutan
20,000
revaluasi
Cr
Akumulasi Penyusutan
20,000
Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus
Dr Akumulasi Penyusutan
20,000
5thn.
Cr
Aset tetap
4,000
Pada 31 Desember 2010
Cr
Surplus Revaluasi
16,000
direvaluasi sebesar 96.000
31.12.2011
Buat jurnal untuk tahun
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
2010 dan 2011.
Cr
Akumulasi Penyusutan
24,000
Dr Surplus Revaluasi
Cr
Saldo Laba
4,000
4,000
182
Bunga Pijaman PSAK 26
• Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian
adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama
periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu
periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang
terjadi.
• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi  menambah aset
183
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan
pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000
July 31: 360.000.
Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%.
Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang
dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut
adalah sbb:
1. 10%, 2-year note specifically for the project: 500.000
2. 8%, 5-year note (other debt): 400.000
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Up to
specific loan,
500.000 at
10% x 11/12
Expenditure
840.000
45.833
avoidable
+
Excess
(840,000 less
500.000 = 340.000)
At 8% x 5/12
11.333
avoidable
600
Revenue
56.567
-
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Bunga yang dapat dihindari :
56.567
Bunga aktual :
•
500.000 @ 10% =
50.000
•
400.000 @ 8%
=
32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual
sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16
187
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.
188
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example
Fair value model (PSAK 13)
Revaluation model (PSAK 16)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi
(loss)  impairment
• Tidak ada penyusutan.
• Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler (terjadi perbedaan
signifikan )
189
Aset takberwujud – PSAK 19
• Aset tidak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan
•
•
•
•
•
Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
Model Biaya dan Model Revaluasi
Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
Akuisisi melalui hibah pemerintah
Biaya situs web bukan aset tidak berwujud kecuali memenuhi
konsep pengembangan
190
Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai
pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus
segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan
agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai
sisa.
191
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi
Nilai Aset
Nilai Wajar dikurangi
Biaya Penjualan
Nilai Pakai
Akumulasi
Penyusutan
dan Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Recovered through
sale
Recovered through
use
192
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400
juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai
pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta
Rp 410 juta
Tidak ada
penurunan nilai
Rp 360 juta
Rp 410 juta
193
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Dr. Kerugian Penurunan Nilai
Rp 40 juta
Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta
Illustration 11-15
Rp 400 juta
Rp 360 juta
Rp 360 juta
Rp 350 juta
194
Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill
10
Properti
20
Pabrik dan Peralatan
30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Goodwill
Nilai buku
Penurunan Nilai
Nilai setelah penurunan nilai
Properti
Pabrik &
Peralatan
Total
10
20
30
60
(10)
(2)
(3)
(15)
0
(18)
27
45
195
PSAK 58
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar
dan terpisah dari pos lainnya.
196
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada
lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak
dialihkan (par. 8)
• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi
perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset
– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus
menerapkan ketentuan PSAK 30
197
Pendapatan - PSAK 23 (2010)
• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi pemilik.
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima
• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima dan dikurangi diskon atau rabat.
• Jenis pendapatan:
– Penjualan barang
– Penjualan jasa
– Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen
198
PSAK 34 : Kontrak Konstruksi
• Tujuan:
– perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi.
– Permasalahan  alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak.
– Kapan pendapatan dan biaya kontrak diakui.
• Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau akan diterima.
• Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal
akhir periode pelaporan.
199
PSAK 46: Pajak Penghasilan
Aktiva
Kewajiban
Beban Pajak
Arus kas
200
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK
Undang-Undang
AKUNTANSI
PAJAK
PERBEDAAN
Permanen
Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46
• Beban pajak adalah jumlah dari :
– Pajak kini
– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan pajak
penghasilan
• Kewajiban pajak tangguhan  pajak penghasilan terutang
untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan
temporer kena pajak.
• Aktiva pajak tangguhan  pajak penghasilan yang terpulihkan
pada periode mendatang sebagai akibat :
– Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
– Sisa kompensasi kerugian
• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto
• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini
202
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak 
ada pengakuan pajak menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak
tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena pajak 
pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba menurut akuntansi
sehingga diakui aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di masa
mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat kerugian tersebut terjadi
 Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa manfaat di masa
mendatang akan diperoleh entitas
203
PSAK 24 - Imbalan kerja
• Imbalan kerja yang diberikan kepada pekerja:
– Imbalan kerja jangka pendek
– Imbalan pasca-kerja,
– Imbalan kerja jangka panjang lainnya
– Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK)
– Imbalan berbasis ekuitas
• Imbalan jangka pendek < 12 bulan
• Imbalan jangka panjang seperti pensiun
• Pesangon PKK diakui sebagai kewajiban dan beban jika, perusahaan
berkomitmen untuk:
–
–
•
memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun
normal; atau
menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran
mengundurkan diri secara sukarela.
Imbalan berbasis ekuitas diatur dalam PSAK 53
204
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER
Defined
Contribution
Plans
CONTRIBUTIONS
PENSION FUND
DEFINED
BENEFIT
EMPLOYEE
VOLATILE
RISK LIMIT
Defined
Benefit Plans
VOLATILE
DEFINED
RISK LIMIT
Kewajiban Manfaat Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban manfaat pasti
+/- Biaya jasa lalu yang belum diakui
-/- Nilai wajar aktiva program
Pengukuran kembali aset dan liabilitas
program  penghasilan komprehensif lain
Laba rugi  +/+ Biaya jasa kini, +/- Biaya jasa
lalu atau keuntungan/kerugian penyelesaian
+/+bunga -/- imbalan atas aset
205
Ilustrasi
• Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0
200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0
200.000
Biaya Jasa Kini
30.000
Tingkat Diskonto
10%
Tingkat Hasil yang Diharapkan
12%
Iuran
24.000
Imbalan
16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan
250.000
Nilai wajar aset
220.000
206
Ilustrasi – PSAK lama
JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Hasil yang diharapkan
Iuran
Imbalan
Penurunan (ken) kewajiban
Selisih aktual atas harapan
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Kas
MEMO
Liabilitas
30.000
20.000
(24.000)
(24.000)
26.000
(24.000)
(2.000)
Nilai Kini
Kewajiban
Aset
Aktuaria
(200.000) 200.000
(30.000)
(20.000)
24.000
24.000
16.000 (16.000)
(16.000)
(12.000)
16.000
12.000
(250.000) 220.000
28.000
207
Jurnal – PSAK lama
Beban
pensiun
26.000
Kas
Liabilitas
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi
Net Liabilitas manfaat pensiun
24.000
2.000
(250.000)
220.000
28.000
(2.000)
208
Ilustrasi – PSAK baru
JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Hasil yang diharapkan
Iuran
Imbalan
Penurunan (ken) kewajiban
Selisih aktual atas harapan
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jmll tahun berjalan
Saldo Akhir
Kas
30.000
20.000
MEMO
Pend
Nilai Kini
Komprehensif Liabilitas Kewajiban
(200.000)
(30.000)
(20.000)
(24.000)
(24.000)
16.000
(16.000)
16.000
12.000
26.000 (24.000)
28.000
Aset
200.000
24.000
24.000
(16.000)
(12.000)
(30.000)
(250.000)
220.000
28.000
209
Ilustrasi – PSAK baru
Beban pensiun
Pendapatan Komprehensif Lain
Kas
Liabilitas
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain
26.000
28.000
24.000
30.000
(250.000)
220.000
(30.000)
28.000
210
PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 53 harus diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran berbasis
saham, yang didefinisikan sebagai berikut:
■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang
menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik
entitas (termasuk saham dan opsi saham)
■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang
memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada pemasok
barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan
harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas entitas; dan
■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas maupun
pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi tersebut untuk
diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen ekuitas.
211
PSAK 18: Program Purna Karya
• IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
• PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas dana pensiun,
tetapi semua program manfaat purnakarya yang memenuhi definisi
(par 8).
• Program manfaat karya:
– Program Manfaat Pasti
– Program Iuran Pasti
– Hybrid Plan
• Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat pasti
212
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Iuran Pasti:
– Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta berdasarkan:
a. jumlah iuran
b. efisiensi kegiatan operasional
c. pendapatan investasi
– Tujuan pelaporan  memberikan informasi periodik
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi
– Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
213
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Manfaat Pasti:
– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup:
• laporan yang menyajikan:
– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan
– surplus/defisit atau
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
– Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada
manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat
gaji proyeksi
– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya  memberikan
informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan
manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti
214
PSAK 18: Program Purna Karya
• Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan  nilai
wajar. Nilai wajar = nilai pasar.
• Investasi pada non‐surat berharga yang diperdagangkan  nilai
wajar mengacu SAK terkait.
• Pengungkapan :
– Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan
– Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap
perubahan program purnakarya selama periode tersebut
215
PSAK - 22
ISI
Metode Akuisisi
Akuntansi dan
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
Pengungkapan
Pedoman Aplikasi
 Efektif berlaku 2011
 Menggantikan PSAK 22
1994
216
Teori konsolidasi
•
•
Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas
tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali
Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas
induk
Atribut
Entity Theory
Parent Theory
Perbedaan fair value dari
aset dan liabilitas
terindentifikasi pada saat
akuisisi
Diakui penuh,
mencerminkan hak untuk
induk dan non pengendali.
Hanya diakui sebesar hak
induk
Penyajian pihak non
pengendali / NCI
Sebagai bagian dari ekuitas
Tidak sebagai equity
atau utang (sebelum
ekuitas)
Goodwill
Goodwill merupakan aset
entitas yang diakui penuh
pada tanggal akuisis
Goodwill hanya milik
induk
217
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination
PSAK 22 1994
PSAK 22 2010
•
•
•
•
•
•
•
•
Kecuali
• Under common
control
• Ventura bersama
Purchase dan Polling of
interest
Komponen harga
perolehan
Panduan tersendiri
untuk nilai wajar
Diukur dengan nilai
wajar saat perolehan
tidak ada penilaian
kembali
Berdasarkan nilai
tercatat netto
Goodwill  parent
• Diamortisasi
• Neg goodwiil diakui
Ruang Lingkup
Metode Pencatatan
•
Biaya akuisisi
•
Pengukuran aset dan liab
•
•
Akuisisi bertahap
•
Non Pengendali
•
Goodwill
218
Kecuali
• UCC
• Ventura bersama
• Akuisisi aset
Metode Akuisisi
Dibebankan periode
berjalan
Mengikuti SAK lain
Diukur kembali, selisih
diakui laba/rugi
Berdasarkan nilai wajar
/ porsi aset identifikasi
Goodwill  entity
• impairment
• Neg goodwiil –
laba/rugi
Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3
Pendekatan dua kolom
Elemen yang
dikeluarkan
Goodwill
Imbalan diberikan
Kepemilikan yang
dimiliki sebelumnya
Kepentingan non
pengenlai
Aset diidentifikasi
dan liabilitas yang
dialihkan (entitas
yang diakuisisi)
PSAK 4 LK Tersendiri
Ketentuan
Hanya untuk
entitas
terkonsolidasi
Penyajian
Iinvestasi dicatat
dengan
menggunakan
metode biaya
Pengungkapan
Sebagai bagan
dari informasi
tambahan
220
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65
 Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan
laporan keuangan konsolidasian
 Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki
hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan
investee; jika dan hanya jika memiliki



Kekuasaan agas invesste
Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee
Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk mempengaruhi
imbal hasil investor.
 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam
keadaan yang serupa
221
Pengaturan Bersama PSAK 66
 Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak
memiliki pengendalian bersama.
 Karakteristik pengaturan bersama:


Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau
lebih pihak dalam pengaturan tersebut
 Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika
keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan
dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian
 Jenis pengaturan :


operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban
Ventura bersama  investasi, metode ekuitas
222
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15
 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh
signifikan
 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari
pengaturan
 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat
sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan
pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/penghasilan komprehensif
 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi
akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum
dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama
dengan bagian rugi yang telah diakui.
223
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
 Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat
dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian
bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
 Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian


Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki dalam aktivitas &
arus kas
Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko; konsekuensi
perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian
 Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak
keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan

Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas kepentingan; sifat dan
perubahan risiko
224
PSAK 45 : Organisasi Nirlaba
• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.
• Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih
mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya
banding yang tinggi.
• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban
• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba
 Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
laporan
 Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
 Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
 Catatan atas laporan keuangan.
225
PSAK 61 Hibah Pemerintah
• Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah
• Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah
• Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai:
– entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan
– hibah akan diterima
• Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama
periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang
dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah.
• Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi
– Hibah pemerintah terkait dengan aset  Penghasilan ditangguhkan,
atau Pengurang jumlah tercatat aset
– Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan  Pendapatan (laba
rugi), atau Pengurang beban
226
PSAK 62 Kontrak Asuransi
Karakteristik
1
2
3
• Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko
asuransi (insurance risk);
• Ketidakpastian kejadian masa depan;
• Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain.
Namun risiko asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan
(financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi harus
dipisahkan.
Dampak:
Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum
sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak
asuransi, begitu juga sebaliknya.
227
Implikasi Penerapan PSAK 62
PSAK 62
228
PSAK 62: Kontrak Asuransi
• Mengatur  Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung
(direct insurance) dan reasuransi.
• Karakteristik:
 Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi
(insurance risk);
 Ketidakpastian kejadian masa depan;
 Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko
asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul
dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.
 Tes kecukupan liabilitas
– Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan
estimasi kini atas arus kas masa depan
– Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan
estimasi arus kas masa depan, maka kekurangan harus diakui
dalam laporan laba rugi.
229
PSAK 38 Kontrak Asuransi Jiwa
• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk
kontrak asuransi jiwa diatur lebih khusus dalam PSAK 38
• Kontrak asuransi dibedakan menjadi kontrak jangka pendek
dan kontrak jangka panjang.
• Pendapatan  premi kontrak jangka pendek; premi kontrak
jangka panjang; pendapatan lain.
• Beban klaim  klaim yang disetujui; klaim dalam proses
penyelesaian; klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan; klaim
reasuransi (pengurang beban klaim)
• Liabilitas manfaat polis masa depan disajikan dalam aktuaria
berdasarkan perhitungan aktuaria  harus memenuhi tes
kecukupan liabilitas sesuai PSAK 62.
• Estimasi liabilitas klaim kesehatan dan kecelakaan 
taksiran perhitungan teknis asuransi
230
PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian
• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak
asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28
• Pendapatan premi  pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak polis
atau berdasarkan risiko.
• Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan secara
terpisah.
• Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim 
disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum dilaporkan.
• Liabilitas  utang klaim; estimasi klaim retensi
• Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari penutupan polis
bersama dan jumlah premi jangka panjang
231
PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi
• Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi
– Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset
– Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya
– Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi
modal riil
– Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba
ekonomi riil
• Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan
• Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran
kini pada akhir periode pelaporan
• Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan
diungkapkan terpisah
232
Langkah-langkah
Pemilihan indeks harga umum
Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas
Penyajian-kembali laba rugi
Perhitungan laba rugi posisi moneter neto
Penyajian-kembali arus kas
Penyajian-kembali periode sebelumnya
233
PSAK 64 : Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
IFRS 6
Exploration for and
Evaluation of Mineral
Resources
1. Exploration
2. Evaluation
PSAK 29
PSAK 33
Akuntansi Minyak dan
Gas Bumi
Akuntansi Pertambangan
Umum
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan
3. Produksi
4. Pengolahan
5. Transportasi
6. Pemasaran
7. Lain-Lain
• Pelabuhan Khusus
• Telekomunikasi
• Kontrak Bantuan Teknis
• Unitisasi
• Kontrak Pengurasan
Tahap Kedua
• Joint Venture
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan &
Konstruksi
3. Produksi
4. Pengelolaan Lingkungan
Hidup
234
Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi
Dibebankan pada periode berjalan,
kecuali jika:
 Kegiatan eksplorasi yang signifikan
masih berjalan, dan Cadangan Terbukti
belum dapat ditentukan.
 Sudah dapat dibuktikan bahwa
terdapat Cadangan Terbukti.
 Ditangguhkan & diamortisasi
pada saat produksi
 Penurunan nilai - berlaku
 Estimasi biaya restorasi - berlaku
PSAK 64
Penguru
san Ijin
Eksplorasi & Evaluasi
IFRS 6
IAS 8, 38, 16,
37 & 36
 Beban diakui sebagai aset
 Pengukuran awal, aset dicatat
pada harga perolehan
 Pengukuran selanjutnya sesuai
dengan IAS 16, 38 dan 36.
All other applicable IFRSs
Technical feasibility &
commercial viability /
cadangan Terbukti
Pengembangan
Produksi &
Pengolahan
Lain–Lain Setelah
Produksi
235
PSAK 64: Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi
• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang
mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan
menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model
biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan
kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih
relevan dan andal.
236
PSAK 68 Pengukuran nilai wajar
• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang
mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan
menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model
biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan
kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih
relevan dan andal.
237
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan dalam suatu Pernyataan, kerangka pengukuran nilai
wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena menggunakan konsep yang
sama
238
Hirarki Fair Value
Yes
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
No
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
239
No
Yes
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
239
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
ENTITAS MEMILIH KEBIJAKAN AKUNTANSI:
Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, mengakui aset atau liabilitas tax amnesty
sesuai dengan ketentuan PSAK yang ada. Jika mengikuti standar akuntansi yang
berlaku akan digunakan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya, sehingga
akan dilakukan koreksi atas saldo laba.
Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas sebesar
jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
Untuk pengukuran berikutnya juga diberikan dua opsi yaitu mengikuti PSAK yang
berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran yang telah dilakukan. Jika
dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan dalam
tambahan modal disetor.
240
PSAK 71 Instrumen Keuangan
•
ED PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan
oleh International Accounting Standard Board (IASB) per 1 Januari 2016 yang
berlaku efektif 1 Januari 2018.
• ED PSAK 71 mengatur perubahan persyaratan terkait instrumen keuangan seperti
klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai, dan akuntansi lindung nilai.
• Meskipun ED PSAK 71 ini direncanakan akan menggantikan PSAK 55, ED PSAK 71
ini belum mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55.
Untuk sementara waktu, hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB,
ED PSAK 71 memperkenankan entitas untuk memilih menerapkan model akuntansi
lindung nilai sesuai ED PSAK 71 atau PSAK 55 secara keseluruhan, ED PSAK 71 juga
memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk menerapkan PSAK 55 untuk
macro hedging jika entitas menerapkan ED PSAK 71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen konsekuensial terhadap PSAK
lain. Daftar PSAK yang mengalami amandemen konsekuensial atas ED PSAK 71
dapat diunduh di sini.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2019. Penerapan dini diperkenankan.
241
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Klasifikasi dan Pengukuran
Klasifikasi dan Pengukuran
• Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan
intensi manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan
hingga jatuh tempo. ED PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi
dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik
kontraktual arus kas dan bisnis model entitas.
• Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan
model bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset
keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya,
jika aset keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh
arus kas kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut
diukur pada nilai wajar dan disajikan dalam laporan posisi keuangan,
sedangkan informasi biaya perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan
laba rugi (fair value through other comperhensive income – FVOCI). Jika
model bisnis suatu aset keuangan bukan merupakan kedua model
tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat penting, oleh karena
itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi (fair value through profit or loss – FVTPL).
242
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penurunan Nilai dan Hedging
Penurunan Nilai
• ED PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar dalam peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan penurunan nilai instrumen
keuangan sehingga informasi yang dihasilkan lebih tepat waktu, relevan
dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.
Akuntansi Lindung Nilai
• ED PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan
manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan standar akuntansi
sebelumnya yaitu PSAK 55.
• Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55,
ED PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan
pertimbangan manajemen.
243
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Download