MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH : ISNI FILIANDI SYAIFUL D12112001 ANDI FAHDINA FITRIANTI ASLAM D12112001 ANDI RAFIKA DWI RACHMA D121121 NURUL MASYIAH RANI D121121 ANDI WIDYA KHAIRUNNISA D12112263 KHAIRA SAKIAH JUFRI D12112272 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat-Nyalah maka kita masih di jalan yang lurus dan masih tetap berjihad untuk menuntut ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat manusia. Shalawat tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. yang membimbing dan mengajak umat manusia ke jalan yang lurus, jalan yang penuh berkah dan rahmat untuk kehidupan kita yang penuh rintangan dan lika-liku kehidupan yang fana ini. Semoga kita umat-Nya berada di jalan-Nya yang penuh kebaikan dan rahmat. Dalam makalah ini penulis membahas secara mendalam mengenai Pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Dimana ini merupakan suatu wadah dimana masyarakat akan berperan aktif dalam proses pengelolaan sampah yang mereka hasilkan. Kami menyadari begitu banyak kekurangan dalam makalah ini. Olehnya itu, maka penyusun mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang konstrukif demi kesempurnaan makalah ini dan untuk makalah-makalah selanjutnya. Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai harapan. Sekian. Wassalam. Makassar, Maret 2014 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................ .................................................................. .............................. ........ ii DAFTAR ISI iii ......................................... ............................................................... .................................. ............ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................... ................................................................ ........................ 1 B. Rumusan Masalah ............................................ ............................................................. ................. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Pengolahan Sampah ........................................... ........................................... 3 B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ……….…………. 15 C. Pengertian Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ...... 20 D. Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ........... ........... 22 E. Manfaat dan Kendala Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ......................................... ...................................................... ............. 25 F. Proses Pengolahan Sampah Berbasis masyaraka .............. 27 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ........................................... ................................................................. ............................. ....... 42 B. Saran ............................................... ..................................................................... ................................... ............. 43 DAFTAR PUSTAKA ........................................... ................................................................. .................................. ............ 14 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkandaerah pemukiman semakin luas dan padat, serta perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak menggunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum sampai pada tahapmemikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah tetapi penanganan sampah dilakukanhanya mengangkutnya dari tempat sampah di permukiman kota dan membuangnya ke tempat pembuangansampah akhir. Cara seperti ini kurang bisa mengatasi masalah sampah karena masih dapat menimbulkanpencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena sampah merupakan sumber pencemaran.Permasalahan sampah timbul karenatidak seimbangnya produksi sampah dengan pengolahannya dan semakin menurun daya dukungalam sebagai tempat pembuangan sampah. Di satu pihak, jumlah sampah terus bertambah denganlaju yang cukup cepat, sedangkan di lain pihak kemampuan pengolahan sampah masih belummemadai. Pemerintah dapat mengatasi permasalahan sampah dengan bantuan masyarakat. Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam proses pengolahan sampah. Tetapi sampai saat ini tingkat partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah sampah masih kurang.Untuk itu diperlukan suatualternatif dalam mengurangi produksi sampah sehingga dampak berbahaya yang ditimbulkan oleh sampah dapat dikurangi.Salah satu alternatif tersebut adalah dengan adanya kegiatan pengelolaan persampahan secara terpadu berbasis masyarakat. I. 2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Teori Dasar Pengolahan Sampah? 2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat? 3. Pengertian Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat? 4. Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat? 5. Manfaat dan Kendala Pengolahan Sampah Berbasis Masyaraat 6. Proses Pengolahan Sampah Berbasis masyarakat BAB II PEMBAHASAN II. 1. Konsep Pengelolaan Sampah Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya.Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir. Pengelolaan sampah merupakan semua kegiatan yang bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi,pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkanfaktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktorfaktorlingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respons masyarakat. Menurut UU no 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan sebagaikegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputipengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi: a. pembatasan timbulan sampah; b. pendauran ulang sampah; dan/atau c. pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan meliputi : a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuaidengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah; b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah darisumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempatpengolahan sampah 3R skala kawasan (TPS 3R), atau tempat pengolahansampah terpadu; c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/ataudari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahansampah 3R terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir (TPA) atau tempatpengolahan sampah terpadu (TPST); d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlahsampah; dan/atau e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampahdan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secaraaman. ASPEK PENGELOLAAN SAMPAH Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut meliputi: aspek teknis operasional , aspek organisasi dan manajemen, aspek hukum dan peraturan, aspek bembiayaan, aspek peran serta masyarakat. 2. Aspek Kelembagaan Kelembagaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah adalah kelembagaan yang sesuai dengan amanat PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, PP41/2007 tentang Pemerintahan Daerah, PP 23/2004 tentang Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum, serta Permendagri 61/2009 tentang Pola PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum Daerah. Perangkat peraturan tersebut di atasdigunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kelembagaan pengelolaan sampah,antara lain : a. Memisahkan regulator dan operator pengelola sampah, misalnya membentuk UPTDatau kerjasama dengan swasta sebagai operator; b. Peningkatan kualitas SDM melalui training dan rekruitmen SDM untuk jangkapanjang sesuai dengan kualifikasi bidang keahlian persampahan/manajemenkarena struktur organisasi mencerminkan tugas dan tanggung jawab yang jelasdalam kegiatan-kegiatan penanganan sampah yang harus senantiasa ditunjangdengan kapasitas serta kualitas SDM yang memadai; c. Untuk pengelolaan sampah lintas kabupaten/kota, dapat dibentuk lembagapengelola di tingkat provinsi, sedangkan untuk pengelolaan sampah lintas provinsi,dapat dibentuk lembaga pengelola di tingkat nasional. Organisasi dan manajemen mempunyai peran pokok dalam menggerakkan, mengaktifkan dan mengarahkan sistem pengelolaan sampah dengan ruang lingkup bentuk institusi, pola organisasi personalia serta manajemen. Institusi dalam sistem pengelolaan sampah memegang peranan yang sangat penting meliputi: struktur organisasi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi baik vertikal maupun horizontal dari badan pengelola. Jumlah personil pengelola persampahan harus cukup memadai sesuaidengan lingkup tugasnya.Untuk sistem pengumpulan jumlah personil minimal 1 orang per 1.000 penduduk yang dilayani sedangkan sistem pengangkutan, system pembuangan akhir dan staf minimal 1 orang per 1.000 penduduk. 3. Aspek Pembiayaan Aspek pembiayaan berfungsi untuk membiayai operasional pengelolaansampah yang dimulai dari sumber sampah/penyapuan, pengumpulan, transfer dan pengangkutan, pengolahan dan pembuangan ahkir. Selama ini dalam pengelolaan sampah perkotaan memerlukan subsidi yang cukup besar, kemudian diharapkan sistem pengelolaan sampah ini dapat memenuhi kebutuhan dana sendiri dari retribusi. Pembiayaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah adalah : - Investasi yang lebih memadai yang didasarkan pada kebutuhan dan peningkatansarana prasarana, kapasitas SDM, serta kampanye dan edukasi bidangpersampahan; - Biaya operasi dan pemeliharaan yang mencukupi untuk kebutuhan pengoperasiansarana prasarana persampahan yang perhitungannya didasarkan pada kebutuhanalternatif pengoperasian seluruh kegiatan penanganan sampah dari sumber sampaiTPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah untuk jangka panjang; - Tarif atau retribusi yang disusun berdasarkan struktur/klasifikasi wajib retribusi(cross subsidi), kemampuan daerah, kemampuan masyarakat yang dapatmencukupi kebutuhan operasional pengelolaan sampah (mengarah pada pola costrecovery); - Penerapan pola insentif dan disinsentif bagi para pelaku yang terlibat dalampengelolaan persampahan; - Pendapatan dari penarikan tarif atau retribusi harus terkoordinasi dan tercatatsecara baik dan transparan serta diinvestasikan kembali untuk kepentinganpengelolaan sampah. Menurut SNI – T-12-1991-03 tentang Operasional Pengelolaan SampahPerkotaan, biaya pengelolaan sampah dihitung berdasarkan biaya operasional dan pemeliharaan serta pergantian peralatan. Perbandingan biaya pengelolaan dari biaya total pengelolaan sampah sebagai berikut : biaya pengumpulan 20 % - 40 % biaya pengangkutan 40 % - 60 % biaya pembuangan akhir 10% - 30 % Biaya pengelolaan persampahan diusahakan diperoleh dari masyarakat (80%) dan Pemerintah Daerah (20%) yang digunakan untuk pelayanan umum antara lain: penyapuan jalan, pembersihan saluran dan tempat-tempat umum. Sedangkan dana pengelolaan persampahan suatu kota besarnya disyaratkan. 4. Aspek Peraturan/ Hukum Berbagai Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah sampai dengan Standar Nasional Indonesia sudah dikeluarkan termasuk Undang-Undang No. 18 Tahun2008 Tentang Pengelolaan Sampah, dengan demikian diharapkan pengelolaan sampahdapat dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikanmanfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, sertadapat mengubah perilaku masyarakat; secara efektif dan efisien. Hukum dan peraturan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah adalah : - Pemerintah daerah memiliki Perda yang terdiri dari Perda Pembentukan Institusi,Perda Ketentuan Penanganan Persampahan dan Perda Retribusi, dimana substansimateri Perda mengembangkan PSBM. Pemilihan teknik pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan waktu masyarakat, tingkat pendidikan, sumber daya manusia yang ada, pengetahuan masyarakat tentang isu-isu sanitasi lingkungan, dan anggaran biaya yang tersedia. Ada beberapa teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat: 1. Diskusi Informal; Kegiatan ini dapat diselenggarakan secara umum maupun secara terbatas dengan kelompokkelompok tertentu saja. Acara dapat dilakukan dimana saja termasuk di rumahrumah warga atau diselasela kegiatan warga lainnya. Sebelum tanya-jawab dimulai, sebaiknya masyarakat diberi penjelasan secukupnya tentang permasalahan sampah di lingkungan permukimannya. 2. Simulasi dan Peragaan; Kegiatan ini sebaiknya diselenggarakan di sela-sela acara kemasyarakatan atau di lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi. Beberapa contoh simulasi dan peragaan ini antara lain adalah pemilahan sampah, pembuatan kompos, dan pembuatan kertas daur ulang. Simulasi dapat mengundang praktisi persampahan yang bersedia membantu. 3. Poster dan Pamflet; Kegiatan ini berisi pesan-pesan pendek yang ditampilkan bersama foto atau ilustrasi menarik. Poster sebaiknya dipasang di tempat-tempat umum, sedangkan pamflet dapat dibagikan langsung ke tiap anggota masyarakat. 4. Lomba Tematik; Umumnya merupakan kegiatan yang disenangi masyarakat apapun bentuk lombanya. Beberapa contoh lomba tematik ini antara lain adalah lomba melukis antar anak, lomba disain poster atau pamf et, lomba pemilahan sampah, lomba kebersihan halaman, dan lain sebagainya. 5. Jajak-Pendapat; Kegiatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan mengenai isu-isu kebersihan dan persampahan di kawasan permukimannya. Dengan mengisi kuesioner, masyarakat secara tidak langsung sudah diajak memperhatikan permasalahan sampah di kawasannya. 6. Wisata Banding; Kegiatan dimana mengunjungi suatu daerah dimana merupakan daerah yang telah berhasil mengembangkan PSBM. Kunjungan dapat optimal jika dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pengelola permukiman percontohan di daerah tersebut. c. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan PSB nantinya akan berlangsung lebih efektif jika didukung dengan bekal pengetahan yang baik. Pengetahuan yang ada dapat mempermudah masyarakat dalam bertindak dengan lebih terarah dan tepat sehingga komitmen juga umumnya akan lebih kuat. Kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat berbeda dengan kegiatan pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat dimana pada tahapan ini, masyarakat akan diberikan pengetahuan yang terkait dengan sistem PSBM dan peran-peran yang dapat mereka jalankan. Namun, kegiatan peningkaatan ini sebaiknya dilengkapi dengan peragaan, simulasi, diskusi interaktif dan kunjungan ke suatu PSBM yang sudah berjalan lebih baik. Adapun peranperan masyarakat dalam PSBM : 1. Masyarakat sebagai Pelanggan dimana menerima layanan PSBM dan membayar iuran sebagai kompensasi terhadap layanan yang diterimanya. 2. Masyarakat sebagai Pengembang yakni terlibat dalam perencanaan dan pembangunan PSBM. 3. Masyarakat yang akan melakukan pengawasan dan penilaian kinerja dari PSBM dan tenaga pelaksananya. 4. Masyarakat sebagai Operator PSBM yang nantinya akan terlibat langsung dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan pengaturan administrasi PSBM. 5. Masyarakat sebagai bagian Pelaksana Operasi PSBM yang akan terlibat dalam minimisasi, pengolahan, dan pemilahan sampah di rumahnya masing-masing, pewadahan dan pengumpulan sampah, dan pemeliharaan fungsi fasilitas komunal. II. 5. Manfaat dan Kendala Pengelolaan Sampah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Layanan pengumpulan sampah yangdiselenggarakan oleh organisasi masyarakat membuka kesempatan kerja dan aktifitas menghasilkan pendapatan (income-generat ing), yang kemudian berkontribusi pada perbaikan kebersihan lingkungan.Efisiensi yang membaik dalam layanan pengelolaan sampah telah menyumbang signifikan pada kebersihan lingkungan, karenanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa melalui kesempatan kerja yang ditawarkan melalui pengumpulan sampah dan aktifitas daur ulang menawarkan peluang besar untuk memperbaiki kondisi lingkungan, mengurangi kemiskinan, khususnya bagi wanita dan kaum muda, yang merupakan kelompok penduduk dengan tingkat pengangguran tinggi. Manfaat PSBM sebaiknya menyangkut manfaat jangka pendek dengan mempertimbangkan masyarakat yang bergulat dengan kebutuhan jangka sangat pendek seperti rumah, lapangan kerja, dan 'secure tenure'. Tantangan/Kendala Kelompok masyarakat khususnyapendapatan rendah mempunyai keterbatasan terhadap akses pada sumber pembiayaan.Pembiayaan seringkali bergantung pada sumber luar untuk penyediaan peralatan dasar untuk menyelenggarakan pelayanan persampahan. Bank dan fasilitas kredit formal lainnya menolak menyediakan pinjaman karenaketidaktersediaan aset. Syarat Keberhasilan Dari berbagai literatur ditemukan bahwa PSBM sering mengalami kegagalan disebabkan oleh rendahnya partisipasi rumah tangga. Jika pengelolaan sampah tidak menjadi sebuah kebutuhan, ini akan berdampak pada tingkat partisipasidan keinginan membayar .Disepakatibahwa kebutuhan menjadi persyaratan utama keberhasilan pelaksanaan PSBM, sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat adalah langkah awal mendorong timbulnya kebutuhan masyarakat. Selain itu, dari studi yang dilakukanoleh Mockler (1998) terhadap 15 kegiatan daur ulang oleh komunitas di Jakarta, ditemukan hanya 4 (empat) yang tetap berjalan.Kegagalan ini disebabkan tidak cukup memadainya jumlah sampah organik yang dapat didaur ulang menjadi kompos, sehingga pendapatan yang diperoleh juga kurang memadai.Insentif finansial dari kegiatan daur ulang kemudian dianggap tidak menarik bagi masyarakat. Sentuhan dari pihak luar juga dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong keberhasilan PSBM.Pelatihan baik informal maupun formal oleh institusi eksternal mempengaruhi keinginan masyarakat untuk membayar.Pelatihan ini mencakup pemahaman menyeluruh tentang manfaat dan keuntungan pengelolaan sampah bagi masyarakat. Namun demikian perlu disadari bahwa intervensi dari pihak luar hanya sebagai pemicu dan bersifat sementara, sehingga rasa memiliki dari masyarakat menjadi persyaratan penting lainnya. Menyadar i bahwa komunitas beragam, karenanya tidak tersedia satu jawaban yang dapat mengatasi masalah persampahan. Mengabaikan perbedaan mungkin akan mengakibatkan pemberdayaan masyarakat kurang berhasil. Perlu dicatat juga bahwa partisipasi sendiri bukan merupakan sebuah panacea (obat bagi semua penyakit) bagi pencapaian pengelolaan sampah berkelanjutan. Memelihara dan mendorong partisipasimemerlukan kerja terus menerus melalui peningkatan kesadaran dan kapasitas. Lebih jauh, kemitraan antara beragam aktor diperlukan untuk menjamin keberlanjutan dari sistem pengelolaan persampahan.PSBM tidak berkelanjutan tanpa hubungan yang kuat antara organisasi masyarakat dan pemerintah daerah. pekerja, dan pembelian bahan baku. Berikut ini adalah perkiraan estimasi dana yang harus dikeluarkan per bulan: Keterangan Nilai (Rp) Biaya tetap Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 = 420.000 Depresiasi - Gergaji manual 4 x @Rp 50.000 = Rp 250.000 200.000: 12 bulan= - Mesin amplas Rp 300.000: 24 bulan = 13.000 - Alat press matras Rp 5.000.000: 24 bulan 209.000 = - Alat semprot Rp 75.000 : 12 bulan = 5.000 - Kompresor listrik Rp 950.000: 24 bulan = 40000 - Alat pendingin Rp 300.000: 24 bulan = 12.500 Biaya variabel Biaya listrik 1.500.000 Biaya telepon 300.000 Biaya pekerja (12 orang) 9.000.000 Beli perlengkapan - Thiner 50 liter (50 x Rp 7.000) 350.000 - Cat 50 kilogram (50 x Rp 20.000) 1.000.000 - Pernis 50 liter (50 x Rp 25.000) 1.250.000 - Amplas 60 meter (60 x Rp 10.000) 600.000 Biaya bahan baku (4 kwintal) 4.000.000 Total biaya 18.951.000 Jika dalam sebulan kita bisa memproduksi 300.000 item souvenir pernikahan dalam berbagai bentuk dengan harga rat a-rata Rp 250 per buah maka kita akan mendapatkan pemasukan Rp 75.000.000,-. Setelah dikurangi biaya rutin, kita akan mendapatkan keuntungan bersih Rp 56.049.000,-. Dengan modal awal yang tidak lebih dari Rp 15.000.000, kita sudah bisa balik modal dalam rangka waktu satu bulan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah Pada tingkat individu, partisipasi minimalberarti hanya dalam bentuk pengumpulan sederhana berupa menaruh sampah di tempat sampah, memisahkan sampah organik dan anorganik, menaruh sampah pada waktu dan tempat yang tepat, membawa sampah ke titik pengumpulan sementara, dan membersihkan halaman rumah. Pada tingkat komunal,partisipasi berarti aktifitas yang lebih terorganisasi seperti pertemuan, pembersihan saluran dan taman, dan kampanye peningkatan kesadaran. Lebih jauh, partisipasi dapat berarti memulai proyek sampah atau terlibat dalam kegiatan bersama pihak luar.Partisipasi juga dapat berarti telibat dalam pengelolaan pengumpulan sampah, bernegosiasi dengan pemerintah daerah, termasuk mobilisasi komunitas mendorong pemerintah menyediakan layanan memadai dan sesuai kebutuhan masyarakat. B. Saran Adapun saran yang dapat kami berikan dari makalah ini adalah : 1. Sebagai mahasiswa seharusnya lebih memperdalam ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya sehingga mempunyai skill. 2. Mahasiswa harus menjadi center learning student dalam perkuliahan sehingga mahasiswa yang lebih kreatif. DAFTAR PUSTAKA Adiansyah, 2010. Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan sampah , pada halaman http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/09/pembangunandanpertumbuhn -ekonomi.html diakses pada tanggal 3 Maret 2014 Anonim. 2012. Dasar-DasarPengelolaanSampah. www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-sistem-pengelolaan-sampahdi aksespadatanggal 4 Maret 2014 Dewi, Astari.2010.Sistem PengolahanSampah.https://sites.google.com/site/praswilkel07/studi-kasus di aksespadatanggal 4 Maret 2014 Faizah.2008. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT. http://eprints.undip.ac.id/17313/1/faizah.pdf di aksespadatanggal 4 Maret 2014 http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971 091-MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/PM.pdf Uu No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah