Uploaded by dewipurnamasari886

[PDF] Makalah Pengelolaan Sampah compress (1)

advertisement
MAKALAH
PENGOLAHAN SAMPAH BERBASIS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
OLEH :
ISNI FILIANDI SYAIFUL
D12112001
ANDI FAHDINA FITRIANTI ASLAM
D12112001
ANDI RAFIKA DWI RACHMA
D121121
NURUL MASYIAH RANI
D121121
ANDI WIDYA KHAIRUNNISA
D12112263
KHAIRA SAKIAH JUFRI
D12112272
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
rahmat-Nyalah maka kita masih di jalan yang lurus dan masih tetap berjihad untuk
menuntut ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat
manusia.
Shalawat
tetap
tercurah
kepada
Nabi
Muhammad
SAW.
yang
membimbing dan mengajak umat manusia ke jalan yang lurus, jalan yang penuh
berkah dan rahmat untuk kehidupan kita yang penuh rintangan dan lika-liku
kehidupan yang fana ini. Semoga kita umat-Nya berada di jalan-Nya yang penuh
kebaikan dan rahmat.
Dalam makalah ini penulis membahas secara mendalam mengenai
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Dimana ini merupakan suatu wadah
dimana masyarakat akan berperan aktif dalam proses pengelolaan sampah yang
mereka hasilkan.
Kami menyadari begitu banyak kekurangan dalam makalah ini. Olehnya
itu, maka penyusun mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang konstrukif
demi kesempurnaan makalah ini dan untuk makalah-makalah selanjutnya.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sesuai harapan. Sekian. Wassalam.
Makassar, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................
..................................................................
..............................
........
ii
DAFTAR ISI
iii
.........................................
...............................................................
..................................
............
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................
................................................................
........................
1
B. Rumusan Masalah ............................................
.............................................................
.................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pengolahan Sampah ...........................................
...........................................
3
B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ……….………….
15
C. Pengertian Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ......
20
D. Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ...........
...........
22
E. Manfaat dan Kendala Pengolahan Sampah
Berbasis Masyarakat
.........................................
......................................................
.............
25
F. Proses Pengolahan Sampah Berbasis masyaraka ..............
27
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................
.................................................................
.............................
.......
42
B. Saran ...............................................
.....................................................................
...................................
.............
43
DAFTAR PUSTAKA ...........................................
.................................................................
..................................
............
14
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah
perkotaan mengakibatkandaerah pemukiman semakin luas dan padat, serta
perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan
jumlah timbulan sampah Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap
berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha
atau
kegiatan
penunjang
pertumbuhan
ekonomi
suatu
daerah
juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah
yang dihasilkan.
Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan.
Pengelolaan sampah yang tidak menggunakan metode dan teknik pengelolaan
sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi
lingkungan. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum sampai
pada tahapmemikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah
tetapi penanganan sampah dilakukanhanya mengangkutnya dari tempat
sampah
di
permukiman
kota
dan
membuangnya
ke
tempat
pembuangansampah akhir. Cara seperti ini kurang bisa mengatasi masalah
sampah karena masih dapat menimbulkanpencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena
sampah merupakan sumber pencemaran.Permasalahan sampah timbul
karenatidak seimbangnya produksi sampah dengan pengolahannya dan
semakin menurun daya dukungalam sebagai tempat pembuangan sampah. Di
satu pihak, jumlah sampah terus bertambah denganlaju yang cukup cepat,
sedangkan
di
lain
pihak
kemampuan
pengolahan
sampah
masih
belummemadai.
Pemerintah dapat mengatasi permasalahan sampah dengan bantuan
masyarakat. Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam proses pengolahan
sampah. Tetapi sampai saat ini tingkat partisipasi masyarakat dalam
mengatasi masalah sampah masih kurang.Untuk itu diperlukan suatualternatif
dalam mengurangi produksi sampah sehingga dampak berbahaya yang
ditimbulkan oleh sampah dapat dikurangi.Salah satu alternatif tersebut adalah
dengan adanya kegiatan pengelolaan persampahan secara terpadu berbasis
masyarakat.
I. 2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Teori Dasar Pengolahan Sampah?
2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat?
3. Pengertian Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat?
4. Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat?
5. Manfaat dan Kendala Pengolahan Sampah Berbasis Masyaraat
6. Proses Pengolahan Sampah Berbasis masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Konsep Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Pengelolaan
sampah
dimaksudkan
adalah
kegiatan
yang
sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Pengelolaan
sampah
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumberdaya.Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah
dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang
biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara
menyebar luasnya suatu penyakit.
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam
menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.
Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi
pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport,
pengolahan dan pembuangan akhir.
Pengelolaan sampah merupakan semua kegiatan yang bersangkut paut
dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan
transportasi,pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan
mempertimbangkanfaktor
kesehatan
lingkungan,
ekonomi,
teknologi,
konservasi, estetika, dan faktorfaktorlingkungan lainnya yang erat kaitannya
dengan respons masyarakat.
Menurut UU no 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan
sebagaikegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputipengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan
meliputi:
a.
pembatasan timbulan sampah;
b.
pendauran ulang sampah; dan/atau
c.
pemanfaatan kembali sampah.
Sedangkan kegiatan penanganan meliputi :
a.
pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuaidengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b.
pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
darisumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau
tempatpengolahan sampah 3R skala kawasan (TPS 3R), atau tempat
pengolahansampah terpadu;
c.
pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/ataudari
tempat
penampungan
sampah
sementara
atau
dari
tempat
pengolahansampah 3R terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
(TPA) atau tempatpengolahan sampah terpadu (TPST);
d.
pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlahsampah; dan/atau
e.
pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampahdan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secaraaman.
ASPEK PENGELOLAAN SAMPAH
Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang
meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara
satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima
aspek tersebut meliputi: aspek teknis operasional , aspek organisasi dan
manajemen, aspek hukum dan peraturan, aspek bembiayaan, aspek peran
serta masyarakat.
2. Aspek Kelembagaan
Kelembagaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah
adalah kelembagaan yang sesuai dengan amanat PP 38/2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintah
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota,
PP41/2007 tentang Pemerintahan Daerah, PP 23/2004 tentang
Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum, serta Permendagri
61/2009 tentang Pola PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum
Daerah. Perangkat peraturan tersebut di atasdigunakan sebagai dasar
untuk meningkatkan kelembagaan pengelolaan sampah,antara lain :
a.
Memisahkan regulator dan operator pengelola sampah, misalnya
membentuk UPTDatau kerjasama dengan swasta sebagai
operator;
b.
Peningkatan kualitas SDM melalui training dan rekruitmen
SDM untuk jangkapanjang sesuai dengan kualifikasi bidang
keahlian persampahan/manajemenkarena struktur organisasi
mencerminkan tugas dan tanggung jawab yang jelasdalam
kegiatan-kegiatan penanganan sampah yang harus senantiasa
ditunjangdengan kapasitas serta kualitas SDM yang memadai;
c.
Untuk
pengelolaan
sampah
lintas
kabupaten/kota,
dapat
dibentuk lembagapengelola di tingkat provinsi, sedangkan untuk
pengelolaan sampah lintas provinsi,dapat dibentuk lembaga
pengelola di tingkat nasional.
Organisasi dan manajemen mempunyai peran pokok dalam
menggerakkan, mengaktifkan dan mengarahkan sistem pengelolaan
sampah dengan ruang lingkup bentuk institusi, pola organisasi
personalia serta manajemen. Institusi dalam sistem pengelolaan
sampah memegang peranan yang sangat penting meliputi: struktur
organisasi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi
baik vertikal maupun horizontal dari badan pengelola.
Jumlah personil pengelola persampahan harus cukup memadai
sesuaidengan lingkup tugasnya.Untuk sistem pengumpulan jumlah
personil minimal 1 orang per 1.000 penduduk yang dilayani
sedangkan sistem pengangkutan, system pembuangan akhir dan staf
minimal 1 orang per 1.000 penduduk.
3. Aspek Pembiayaan
Aspek pembiayaan berfungsi untuk membiayai operasional
pengelolaansampah yang dimulai dari sumber sampah/penyapuan,
pengumpulan,
transfer
dan
pengangkutan,
pengolahan
dan
pembuangan ahkir. Selama ini dalam pengelolaan sampah perkotaan
memerlukan subsidi yang cukup besar, kemudian diharapkan sistem
pengelolaan sampah ini dapat memenuhi kebutuhan dana sendiri dari
retribusi.
Pembiayaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah adalah :
- Investasi yang lebih memadai yang didasarkan pada kebutuhan
dan peningkatansarana prasarana, kapasitas SDM, serta kampanye
dan edukasi bidangpersampahan;
- Biaya
operasi
dan
pemeliharaan
yang
mencukupi
untuk
kebutuhan pengoperasiansarana prasarana persampahan yang
perhitungannya
didasarkan
pada
kebutuhanalternatif
pengoperasian seluruh kegiatan penanganan sampah dari sumber
sampaiTPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah untuk jangka
panjang;
- Tarif atau retribusi yang disusun berdasarkan struktur/klasifikasi
wajib retribusi(cross subsidi), kemampuan daerah, kemampuan
masyarakat
yang
dapatmencukupi
kebutuhan
operasional
pengelolaan sampah (mengarah pada pola costrecovery);
- Penerapan pola insentif dan disinsentif bagi para pelaku yang
terlibat dalampengelolaan persampahan;
- Pendapatan dari penarikan tarif atau retribusi harus terkoordinasi
dan tercatatsecara baik dan transparan serta diinvestasikan
kembali untuk kepentinganpengelolaan sampah.
Menurut SNI – T-12-1991-03 tentang Operasional Pengelolaan
SampahPerkotaan, biaya pengelolaan sampah dihitung berdasarkan
biaya operasional dan pemeliharaan serta pergantian peralatan.
Perbandingan biaya pengelolaan dari biaya total pengelolaan sampah
sebagai berikut :

biaya pengumpulan 20 % - 40 %

biaya pengangkutan 40 % - 60 %

biaya pembuangan akhir 10% - 30 %
Biaya pengelolaan persampahan diusahakan diperoleh dari
masyarakat (80%) dan Pemerintah Daerah (20%) yang digunakan
untuk pelayanan umum antara lain: penyapuan jalan, pembersihan
saluran dan tempat-tempat umum. Sedangkan dana pengelolaan
persampahan suatu kota besarnya disyaratkan.
4. Aspek Peraturan/ Hukum
Berbagai Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah sampai dengan Standar Nasional Indonesia sudah dikeluarkan
termasuk Undang-Undang No. 18 Tahun2008 Tentang Pengelolaan
Sampah, dengan demikian diharapkan pengelolaan sampahdapat
dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikanmanfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan
aman bagi lingkungan, sertadapat mengubah perilaku masyarakat;
secara efektif dan efisien.
Hukum dan peraturan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah
adalah :
-
Pemerintah daerah memiliki Perda yang terdiri dari Perda
Pembentukan
Institusi,Perda
Ketentuan
Penanganan
Persampahan dan Perda Retribusi, dimana substansimateri Perda
mengembangkan PSBM. Pemilihan teknik pembangkitan kesadaran dan
minat masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan
waktu masyarakat, tingkat pendidikan, sumber daya manusia yang ada,
pengetahuan masyarakat tentang isu-isu sanitasi lingkungan, dan anggaran
biaya yang tersedia. Ada beberapa teknik-teknik yang dapat dilakukan
untuk membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat:
1. Diskusi Informal;
Kegiatan ini dapat diselenggarakan secara umum maupun secara
terbatas dengan kelompokkelompok tertentu saja. Acara dapat
dilakukan dimana saja termasuk di rumahrumah warga atau diselasela
kegiatan warga lainnya. Sebelum tanya-jawab dimulai, sebaiknya
masyarakat diberi penjelasan secukupnya tentang permasalahan
sampah di lingkungan permukimannya.
2. Simulasi dan Peragaan;
Kegiatan
ini
sebaiknya
diselenggarakan
di
sela-sela
acara
kemasyarakatan atau di lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi.
Beberapa contoh simulasi dan peragaan ini antara lain adalah
pemilahan sampah, pembuatan kompos, dan pembuatan kertas daur
ulang. Simulasi dapat mengundang praktisi persampahan yang
bersedia membantu.
3. Poster dan Pamflet;
Kegiatan ini berisi pesan-pesan pendek yang ditampilkan bersama foto
atau ilustrasi menarik. Poster sebaiknya dipasang di tempat-tempat
umum, sedangkan pamflet dapat dibagikan langsung ke tiap anggota
masyarakat.
4. Lomba Tematik;
Umumnya merupakan kegiatan yang disenangi masyarakat apapun
bentuk lombanya. Beberapa contoh lomba tematik ini antara lain
adalah lomba melukis antar anak, lomba disain poster atau pamf et,
lomba pemilahan sampah, lomba kebersihan halaman, dan lain
sebagainya.
5. Jajak-Pendapat;
Kegiatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi
sejumlah pertanyaan mengenai isu-isu kebersihan dan persampahan di
kawasan permukimannya. Dengan mengisi kuesioner, masyarakat
secara tidak langsung sudah diajak memperhatikan permasalahan
sampah di kawasannya.
6. Wisata Banding;
Kegiatan dimana mengunjungi suatu daerah dimana merupakan daerah
yang telah berhasil mengembangkan PSBM. Kunjungan dapat optimal
jika dapat menjalin komunikasi yang baik dengan
pengelola
permukiman percontohan di daerah tersebut.
c. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat
Keterlibatan
masyarakat
dalam
perencanaan
PSB
nantinya
akan
berlangsung lebih efektif jika didukung dengan bekal pengetahan yang baik.
Pengetahuan yang ada dapat mempermudah masyarakat dalam bertindak
dengan lebih terarah dan tepat sehingga komitmen juga umumnya akan lebih
kuat. Kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat berbeda dengan kegiatan
pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat dimana pada tahapan ini,
masyarakat akan diberikan pengetahuan yang terkait dengan sistem PSBM
dan peran-peran yang dapat mereka jalankan. Namun, kegiatan peningkaatan
ini sebaiknya dilengkapi dengan peragaan, simulasi, diskusi interaktif dan
kunjungan ke suatu PSBM yang sudah berjalan lebih baik. Adapun peranperan masyarakat dalam PSBM :
1.
Masyarakat sebagai Pelanggan dimana menerima layanan PSBM dan
membayar iuran sebagai kompensasi terhadap layanan yang diterimanya.
2.
Masyarakat sebagai Pengembang yakni terlibat dalam perencanaan dan
pembangunan PSBM.
3.
Masyarakat yang akan melakukan pengawasan dan penilaian kinerja dari
PSBM dan tenaga pelaksananya.
4.
Masyarakat sebagai Operator PSBM yang nantinya akan terlibat
langsung
dalam
pengoperasian,
pemeliharaan,
dan
pengaturan
administrasi PSBM.
5.
Masyarakat sebagai bagian Pelaksana Operasi PSBM yang akan terlibat
dalam minimisasi, pengolahan, dan pemilahan sampah di rumahnya
masing-masing, pewadahan dan pengumpulan sampah, dan pemeliharaan
fungsi fasilitas komunal.
II. 5. Manfaat dan Kendala Pengelolaan Sampah Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat
Layanan pengumpulan sampah yangdiselenggarakan oleh organisasi
masyarakat
membuka
kesempatan
kerja
dan
aktifitas
menghasilkan
pendapatan (income-generat ing), yang kemudian berkontribusi pada
perbaikan kebersihan lingkungan.Efisiensi yang membaik dalam layanan
pengelolaan
sampah
telah
menyumbang
signifikan
pada
kebersihan
lingkungan, karenanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa melalui kesempatan kerja
yang ditawarkan melalui pengumpulan sampah dan aktifitas daur ulang
menawarkan
peluang
besar
untuk
memperbaiki
kondisi
lingkungan,
mengurangi kemiskinan, khususnya bagi wanita dan kaum muda, yang
merupakan kelompok penduduk dengan tingkat pengangguran tinggi.
Manfaat PSBM sebaiknya menyangkut manfaat jangka pendek dengan
mempertimbangkan masyarakat yang bergulat dengan kebutuhan jangka
sangat pendek seperti rumah, lapangan kerja, dan 'secure tenure'.
Tantangan/Kendala
Kelompok
masyarakat
khususnyapendapatan
rendah
mempunyai
keterbatasan terhadap akses pada sumber pembiayaan.Pembiayaan seringkali
bergantung pada sumber luar untuk penyediaan peralatan dasar untuk
menyelenggarakan pelayanan persampahan.
Bank dan fasilitas kredit formal lainnya menolak menyediakan
pinjaman karenaketidaktersediaan aset. Syarat Keberhasilan Dari berbagai
literatur ditemukan bahwa PSBM sering mengalami kegagalan disebabkan
oleh rendahnya partisipasi rumah tangga. Jika pengelolaan sampah tidak
menjadi sebuah kebutuhan, ini akan berdampak pada tingkat partisipasidan
keinginan membayar .Disepakatibahwa kebutuhan menjadi persyaratan utama
keberhasilan pelaksanaan PSBM, sehingga membangkitkan kesadaran
masyarakat
adalah
langkah
awal
mendorong
timbulnya
kebutuhan
masyarakat.
Selain itu, dari studi yang dilakukanoleh Mockler (1998) terhadap 15
kegiatan daur ulang oleh komunitas di Jakarta, ditemukan hanya 4 (empat)
yang tetap berjalan.Kegagalan ini disebabkan tidak cukup memadainya
jumlah sampah organik yang dapat didaur ulang menjadi kompos, sehingga
pendapatan yang diperoleh juga kurang memadai.Insentif finansial dari
kegiatan daur ulang kemudian dianggap tidak menarik bagi masyarakat.
Sentuhan dari pihak luar juga dapat menjadi salah satu faktor yang
mendorong keberhasilan PSBM.Pelatihan baik informal maupun formal oleh
institusi
eksternal
mempengaruhi
keinginan
masyarakat
untuk
membayar.Pelatihan ini mencakup pemahaman menyeluruh tentang manfaat
dan keuntungan pengelolaan sampah bagi masyarakat.
Namun demikian perlu disadari bahwa intervensi dari pihak luar hanya
sebagai pemicu dan bersifat sementara, sehingga rasa memiliki dari
masyarakat menjadi persyaratan penting lainnya. Menyadar i bahwa
komunitas beragam, karenanya tidak tersedia satu jawaban yang dapat
mengatasi masalah persampahan. Mengabaikan perbedaan mungkin akan
mengakibatkan pemberdayaan masyarakat kurang berhasil. Perlu dicatat juga
bahwa partisipasi sendiri bukan merupakan sebuah panacea (obat bagi semua
penyakit) bagi pencapaian pengelolaan sampah berkelanjutan.
Memelihara dan mendorong partisipasimemerlukan kerja terus menerus
melalui peningkatan kesadaran dan kapasitas. Lebih jauh, kemitraan antara
beragam aktor diperlukan untuk menjamin keberlanjutan dari sistem
pengelolaan persampahan.PSBM tidak berkelanjutan tanpa hubungan yang
kuat antara organisasi masyarakat dan pemerintah daerah.
pekerja, dan pembelian bahan baku. Berikut ini adalah perkiraan estimasi
dana yang harus dikeluarkan per bulan:
Keterangan
Nilai (Rp)
Biaya tetap
Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 =
420.000
Depresiasi
- Gergaji manual 4 x @Rp 50.000 = Rp
250.000
200.000: 12 bulan=
- Mesin amplas Rp 300.000: 24 bulan =
13.000
- Alat press matras Rp 5.000.000: 24 bulan
209.000
=
- Alat semprot Rp 75.000 : 12 bulan =
5.000
- Kompresor listrik Rp 950.000: 24 bulan =
40000
- Alat pendingin Rp 300.000: 24 bulan =
12.500
Biaya variabel
Biaya listrik
1.500.000
Biaya telepon
300.000
Biaya pekerja (12 orang)
9.000.000
Beli perlengkapan
- Thiner 50 liter (50 x Rp 7.000)
350.000
- Cat 50 kilogram (50 x Rp 20.000)
1.000.000
- Pernis 50 liter (50 x Rp 25.000)
1.250.000
- Amplas 60 meter (60 x Rp 10.000)
600.000
Biaya bahan baku (4 kwintal)
4.000.000
Total biaya
18.951.000
Jika dalam sebulan kita bisa memproduksi 300.000 item souvenir
pernikahan dalam berbagai bentuk dengan harga rat a-rata Rp 250 per buah
maka kita akan mendapatkan pemasukan Rp 75.000.000,-. Setelah
dikurangi biaya rutin, kita akan mendapatkan keuntungan bersih Rp
56.049.000,-. Dengan modal awal yang tidak lebih dari Rp 15.000.000,
kita sudah bisa balik modal dalam rangka waktu satu bulan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah Pada tingkat individu,
partisipasi minimalberarti hanya dalam bentuk pengumpulan sederhana
berupa menaruh sampah di tempat sampah, memisahkan sampah organik
dan anorganik, menaruh sampah pada waktu dan tempat yang tepat,
membawa sampah ke titik pengumpulan sementara, dan membersihkan
halaman rumah.
Pada tingkat komunal,partisipasi berarti aktifitas yang lebih
terorganisasi seperti pertemuan, pembersihan saluran dan taman, dan
kampanye peningkatan kesadaran. Lebih jauh, partisipasi dapat berarti
memulai proyek sampah atau terlibat dalam kegiatan bersama pihak
luar.Partisipasi juga dapat berarti telibat dalam pengelolaan pengumpulan
sampah, bernegosiasi dengan pemerintah daerah, termasuk mobilisasi
komunitas mendorong pemerintah menyediakan layanan memadai dan
sesuai kebutuhan masyarakat.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dari makalah ini adalah :
1.
Sebagai mahasiswa seharusnya lebih memperdalam ilmu pengetahuan
sesuai dengan bidangnya sehingga mempunyai skill.
2.
Mahasiswa harus menjadi center learning student dalam perkuliahan
sehingga mahasiswa yang lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Adiansyah, 2010.
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan sampah ,
pada
halaman
http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/09/pembangunandanpertumbuhn
-ekonomi.html diakses pada tanggal 3 Maret 2014
Anonim.
2012.
Dasar-DasarPengelolaanSampah.
www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-sistem-pengelolaan-sampahdi
aksespadatanggal 4 Maret 2014
Dewi,
Astari.2010.Sistem
PengolahanSampah.https://sites.google.com/site/praswilkel07/studi-kasus
di
aksespadatanggal 4 Maret 2014
Faizah.2008. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT.
http://eprints.undip.ac.id/17313/1/faizah.pdf di aksespadatanggal 4 Maret 2014
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971
091-MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/PM.pdf
Uu No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Download