Uploaded by User109810

KATA PENGANTAR

advertisement
ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul Peningkatan Budidaya dan Pengolahan Padi Agar
Mendapatkan Hasil Yang Maksimal ini membahas tentang peranan yang dapat dilakukan
setiap orang untuk terus dapat mempertahanankan kesedian tanaman pangan bagi
kelangsungan hidup bangsa. Dalam karya Ilmiah ini juga dibahas masalah-masalah yang
kerab terjadi dalam kegiatan pembudidayaan tanaman pangan itu, serta cara penyelesaian
masalahnya.
Adapun karya ilmiah ini dibuat untuk memberikan dorongan kepada setiap orang agar
mau memperhatikan keberadaan tanaman padi yang pada saat ini kurang diperdulikan oleh
sebahagian orang. Dapat dilihat dari impor hasil pertanian ke Indonesia yang semangkin
tinggi, namun pada kenyataannya tanah Indonesia amatlah subur untuk pertanian. Karya
ilmiah ini juga bertujuan menghibau para pelajar untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolan
dan pembudidayaan tanaman padi dengan memberikan sedikit pembahasan mengenai
pentingnya peran para pelajar dalam mempertahankan kelangsungan tanaman pangan tersebut.
Metode yang dipergunakan dalam hal ini adalah metode pengamatan yaitu dengan
melakukan penelitian terhadap sasaran yang dituju yaitu lahan pertanian serta melakukan
sedikit wawancara kepada pihak yang menyangkut masalah ini. Dengan mencoba
menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian non hipotesis yang menggambarkan
suatu data yang diperoleh dari analisis beberapa sumber informasi, karya ini disusun menjadi
suatu karya ilmiah.
Setelah melakukan analisis dan penelitian, jelas penulis menemukan masalahmasalah yang menghambat jalannya pembudidayaan tanaman padi. Salah satunya adalah
kurangnya kesadaran masyarakat untuk tetap mempertahankan tanaman pangan tersebut
dengan beralih ke tanaman-tanaman pasar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Belum lagi
semangkin kecilnya keinginan sebahagian orang untuk terjun ke dunia pertanian, yang secara
tidak langsung akan berdampak bagi kebutuhan setiap orang khususnya masyarakat Indonesia
dengan tingkat kebutuhan yang semanggkin lama semakin tinggi.
i
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah
Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Peningkatan budidaya dan
pengolahan Padi agar mendapatkan hasil yang maksimal”. Shalawat serta doa juga
penulis ucapkan untuk nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia kejalan yang
lebih baik dengan risalah hidup akan aman dengan iman dan ilmu pengetahuan.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia
Karya Ilmiah ini juga untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, sebagaimana kata pepatah “tak ada gading
yang tak retak, umua alun satampuak jaguang, darah alun satampuak pinang tak ada
manusia yang sempurna”, dan semua butuh proses belajar. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun. Selanjutnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
penulis khususnya, Amin.
Painan, Mei 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
E. Metode Peneltian .................................................................................................. 3
F. Hipotesis ............................................................................................................... 4
G. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................................ 4
H. Sistematika Penelitian .......................................................................................... 4
BAB II DESKRIPSI UMUM
A. Pengertian Tanaman Pangan ................................................................................ 6
B. Tanaman Padi Sebagai Tanaman Pangan ............................................................. 6
C. Syarat Tumbuh Tanaman Padi ............................................................................. 7
D. Proses Bercocok Tanam Padi
1. Persemaian ................................................................................................ 8
2. Persiapan dan Pengolahan Tanah ............................................................. 12
3. Penanaman ................................................................................................ 13
4. Proses Pemeliharaan Tanaman Padi ......................................................... 16
BAB III BERCOCOK TANAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
A. Mengenai Kegiatan Bercocok Tanam .................................................................. 18
iii
B. Peranan Para Pelajar dalam Pembudidayaan Tanaman ........................................ 19
C. Badan Pendukung Kegiatan Bercocok Tanam ..................................................... 20
D. Pemecahan Masalah ............................................................................................. 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 22
B. Saran ..................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24
BIODATA
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia termasuk kedalam negara agraris yang kaya dengan pertaniannya. Salah
satu tanaman utamanya adalah padi. Tidak dapat dipungkiri sebab penduduk Indonesia
dari sabang sampai merauke akrab dengan tanaman dari suku Poaceae itu. Suburnya
pertanahan di Indonesia memungkinkan untuk tempat tumbunya beraneka jenis tanaman.
Sehingga jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia secara keseluruhan ditaksir sebanyak
25.000 jenis atau lebih dari 10 persen dari flora dunia. Hal tersebutlah yang menimbulkan
keinginan para orang terdahulu untuk mempertahankan kebutuhan pangannya dengan cara
bercocok tanam. Salah satu tanaman yang masih dipertahankan adalah padi. Padi
merupakan salah satu tanaman yang dapat diolah menjadi beras.
Kebutuhan orang yang semangkin meningkat akan beras pada saat ini memicu
sebahagian orang yang bekerja pada sektor pertanian untuk meningkatkan produtivitas
beras. Seiring bertambahnya populasi manusia di bumi ini maka ketahanan akan tanaman
pangan pun harus ditingkatkan guna terpenuhinya kebutuhan setiap orang. Namun pada
kenyataannya kini, keinginan orang –orang untuk menggeluti bidang pertaniaan
semangkin berkurang. Kemajuan teknologi mendorong setiap orang untuk berfikir modern
dan berusaha untuk menuju hidup dalam keadaan yang lebih baik. Masing –masing orang
kini sibuk dengan urusannya masing-masing yang melibatkan kemajuan pengetahuan
sebagai pegangan dalam kemajuannya. Hingga perlahan orang-orang kurang menggeluti
bidang pertanian.
Pada saat ini produksi beras Indonesia semangkin menurun, hal tersebut dapat
dilihat dari impor beras oleh negara lain ke Indonesia. Kurangnya sumber daya manusia
(SDM) untuk becocok tanam padi merupakan salah satu penyebabnya. Kuranggnya
pehaman kepada masyarakat untuk terus dapat mempertahankan tanaman padi serta
kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian khususnya tanaman padi
membuat sebahagian orang mulai beralih ke tanaman yang memiliki nilai ekonomis lebih
tinggi dan mudah menghasilkan.
Penulis yang masih sebagai seorang pelajar merasa sedih memperhatikan keadaan
tersebut. Memikirkan keadaan tanaman pangan kedepannya membuat penulis terus
berpikir dan menemukan sebuah gagasan. Adapun gagasan tersebut yaitu Pelajar, dimana
perlunya peran serta para pelajar untuk dapat berpartisipasi dalam hal tersebut. Karena
banyak kebanyakan para pelajar hanya tau mengkonsumsi olahan padi tersebut, tanpa
mengetahui asal mulanya. Oleh karena itu di dalam karya ilmiah ini penulis akan
memaparkan peran-peran yang dapat dilakukan setiap orang untuk dapat bersama
membudidayakan tanaman padi.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengamati latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya
maka dapat ditarik beberapa masalah yang pada saat ini akan dijadikan rumusan masalah
yang nantinya akan dibahas didalam karya ilmiah yang sederhana ini. Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana keadaan tanaman pangan (tanaman padi) di Indonesia pada saat ini ?
2. Mengapa orang-orang kurang memperhatikan keberadaan tanaman padi?
3. Bagaimana cara membudidayakan tanaman padi?
4. Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam budidaya
tanaman padi ?
5. Apa saja peranan yang dapat dilakukan oleh para pelajar sebagai generasi muda
bangsa dalam pembudidayaan tanaman?
C. Tujuan Penelitian
Sama halnya dengan karya tulis yang lain,dalam penulisan karya ilmiah ini ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Tujuan utama penulis membuat karya
ilmiah ini bukan semata-mata untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia, melainkan untuk
memenuhi harapan yang sudah dipikirkan oleh penulis sebelumnya. Adapun tujuan-tujuan
yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui kondisi tanaman padi sebagai tanaman pangan pada saat ini.
2. Mengetahui tata cara pembudidayaan tanaman padi secara ringkas.
2
3. Mengetahui
peranan-peranan
setiap
orang
dalam
membudidayakan
dan
mempertahankan keberadaan tanaman padi.
4. Megetahui penyebab-penyebab semakin berkurangnya para pembudidaya tanaman
padi.
5. Memberikan sedikit pemahaman kepada para pelajar untuk mau terlibat dalam
membudidayakan tanaman.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu :
1. Sebagai penyelesaian tugas Bahasa Indonesia bagi penulis.
2. Penulis dapat mengetahui cara penbuatan karya tulis ilmiah.
3. Sebagai wacana awal bagi penelitian selanjutnya.
4. Sebagai penambah wawasan bagi para pembaca.
E. Metode Penelitian
Demi memperoleh data dan informasi yang diharapkan dalam penulisan karya
ilmiah ini, ada beberapa metode yang penulis coba pergunakan. Adapun metode-metode
yang dipergunakan oleh penulis yaitu:
1. Metode pengamatan langsung
Dalam metode ini penulis mencoba untuk mendapatkan informasi mengenai
keberadaan tanaman padi pada saat ini. Data diperoleh melalui hasil pengamatan
langsung oleh salah seorang rekan kerja penulis yang tinggal disuatu daerah yang
sebahagian besar masyarakatnya membudidayakan tanaman padi. Sehingga penulis
mendapatkan sedikit gambaran mengenai kondisi pertanian pada saat ini.
2. Metode Wawancara
Pada metode ini penulis ingin mengetahui tata cara pembudidayaan tanaman padi.
Sehingga nantinya dapat disajikan dalam karya ilmiah ini.
3
3. Metode Deskriptif
Dalam metode ini penulis berupaya mendapatkan data dari hasil analisis beberapa
informasi di berbagai media. Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui
keaadaan sebenarnya yang lebih jelas mengenai persoalan yang sedang dibahas.
4. Studi Pustaka
Untuk mendapatkan informasi tambahan penulis mencoba mebaca buku-buku yang
menyangkut budidaya tanaman padi. Hal tersebut penulis lakukan untuk menambah
pembendahaan informasi yang tidak diperoleh dari metode yang lain.
F. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan oleh penulis disebabkan semakin sedikit orang yang mau
membudidayakan tanaman padi. Adapun hal tersebut menurut dugaan penulis disebabkan
oleh kondisi perekonomian, kurangnya pemahaman (baik formal maupun non formal),
pikiran yang semangkin maju, serta peran pemerintah yang tidak terjalin dengan baik.
G. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis kurang lebih selama 40 hari sesudah setelah
dilakukannya persentase mengenai topik yang sama di depan kelas. Penelitian ini dimulai
dengan rumusan masalah yang akan dibahas , pengumpulan data dan informasi dari
beberapa sumber , pengolahan data yang diperoleh, pengamatan hingga penulisan hasil
penelitian yang menjadi dasar penyusunan karya ilmiah ini. Untuk pengamatan dan
wawancara dilakukan di Kampung Puluik-Puluik. Selebihnya penelitian dilakukan
berdasarkan analisis beberapa media informasi.
H. Sistematika Penulisan
Pada karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian secara terperinci
yang meliputi bagian bab pertama, bab kedua dan bab ketiga. Adapun pada bab pertama
penulis melampirkan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode peneltian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, serta
4
sistematika penelitian. Sementara pada bab kedua akan menjelaskan tata cara
pembudidayaan tanaman padi.
Pada bab ketiga, penulis akan memaparkan data yang telah diperoleh dan akan
membahasnya secara terperinci. Pada bab ini penulis juga mejelaskan mengenai peranperan yang dapat dilakukan setiap orang agar dapat berpartisipasi dalam pembudidayaan
tanaman padi.
Pada bab akhir penulis akan memberikan kesimpulan serta saran terkait masalah
pembudidayaan tanaman padi yang sekaligus menjadi bab penutup dalam karya tulis
ilmiah ini.
5
BAB II
DESKRIPSI UMUM
A. Pengertian Tanaman Pangan
Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air
baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntunkan bagi konsumsi
manusia sebagai makanan atau minuman, termaksud baban tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan-bahan lain yang digunakan sebagai proses penyiapan, pengolahan dan
pembuatan makanan atau minuman (Purnomo).
Komoditas pangan harus mengandung gizi yang terdiri atas kabohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Kelompok tanaman budidaya yang tergolong komoditas ini meliputi kelompok tanaman
panagan, tanaman hortikultura non tanaman hias, dan kelompok tanaman lain penghasil
bahan baku produk yang memenuhi batasan pangan.
Batasan untuk tanaman pangan adalah kelompok sumber tanaman kabohidrat dan
protein. Namun secara sempit, tanaman pangan biasanya dibatasi pada kelompok tanaman
semusim. Batasan ini dimasa mendatang harus diperbaiki karena akan menyebabkan
sumber kabohidrat menjadi terbatas. Tanaman pangan sebaiknya memasukkan jenis
tanaman lain yang dapat menjadi sumber kabohidrat tanpa dipatasi pada kelompok
tanaman semusim. Dengan perbaikan batasan tanaman ini tanaman lain seperti kimpul ,
sukun, garut dan ganyong dapat masuk kedalam kelompok tanaman pangan.
B. Tanaman Padi Sebagai Tanaman Pangan
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar
didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia.
Menurut
Chevalier
dan
Neguier
padi
berasal
dari
dua
benua Oryza
fatua
Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya
yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi
yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f
spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering
dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara
6
mengairi daerah yang curah hujannnya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan
baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub
tropika.
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini
merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi
dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang
yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan
yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat
yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah
menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang
dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari
diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain:
karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras
mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor
dan lain sebagainya.
C. Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang
cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang
ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
7
D. Proses Bercocok Tanam Padi
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya
dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan
maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah
tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara,
baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil.
Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak
terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan
persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga
berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar
dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
1. Persemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan
persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian
ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemaian harus benarbenar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan
subur dapat tercapai.
1)
Penggunaan benih

Benih unggul

Bersertifikat

Kebutuhan benih 25-30 kg / ha
2)
3)
Persiapan lahan untuk persemaian

Tanah harus subur

Cahaya matahari

Pengairan

Pengawasan
Pengolahan tanah calon persemaian
8

Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat
didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik
yaitu:
a. Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar
tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
b. Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada
persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam,
sehingga dapat menyerap hara lebih banyak.
c. Selanjutnya tanah digaru
Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada
dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar
tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
a. Panjang bedengan
: 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu
diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang
b. Lebar bedengan : 100 -150 cm
c. Tinggi bedengan : 20 -30 cm
Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm.
Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah :
a. Penaburan benih dan pencabutan bibit
b. Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :

Penyiangan

Pengairan

Pemupukan

Pemberantasan hama dan penyakit
Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan
benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.

Persemaian Basah
9
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air.
Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air.
Fungsi genangan air:
a. Air akan melunakan tanah
b. Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )
c. Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit
Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang
sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum
pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian
petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari
areal pertanaman yang akan ditanami.

Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di
Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem dapog :
a. Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
b. Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
c. Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih
dapat menyerap makanan dari putik lembaga
d. Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
e. Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
f. Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru
atau tempat penanaman disawah

Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan
maksud :
a. Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang agar
terjadi proses tisiologis
10
b. Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih
cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat
proses tisiologis
Lama perendaman benih
a. Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya
ditiriskan atau dietus )
b. Lamanya pemeraman
c. Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih
berkecambah.
Pelaksanaan menebar benih
a. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih adalah :
b. Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
c. Benih tersebar rata
d. Kerapatan benih harus sama

Pengairan
Pada pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan
yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan
tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh
tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan
menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa
banyaknya
air
dan
kedalamanya
merupakan
faktor
yang
memperngaruhi
perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
11

Bedengan digenangi air selama 24 jam

Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga
keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar

Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini,
dimaksudkan agar:

Benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah
masuk kedalam tanah.

Benih tidak busuk akibat genagan air
g. Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga
proses perkecambahan lebih cepat

Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur
hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan
menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh.
Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.
2. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh
tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan
Pembersihan

Selokan-selokan perlu dibersihkan

Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
Pencangkulan

Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
Membajak
12

Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah

Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk

Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
Menggaru

Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah

Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah

Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak
hanyut terbawa air keluar

Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan

Permukaan tanah menjadi rata

Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan
terbenam

Penanaman menjadi mudah

Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
3. Penanaman
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
b. Umur bibit
c. Tahap penanaman
Persiapan lahan
 Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit
padi.
Umur bibit
 Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat
dipindahkan dengan cara mencabut bibit
Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Memindahkan bibit
13
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam )
dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
 Bibit telah berumur 17 -25 hari

Bibit berdaun 5 -7 helai

Batang bagian bawah besar, dan kuat

Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)

Bibit tidak terserang hama dan penyakit

Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang
mempunyai anakan.
2. Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
1) Sistem larikan ( cara tanam )
2) Jarak tanam
3) Hubungan tanaman
4) Jumlah tanaman tiap lobang
5) Kedalam menanam bibit
6) Cara menanam
1) Sistim larikan ( cara tanam )
 Akan kelihatan rapi

Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan

Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat

Dan perlakuan-perlakuan lainnya

Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
2) Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :

Jenis tanaman

Kesuburan tanah

Ketinggian tempat / musim
14
Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak
memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan
sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab
perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik dari pada
perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam
yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah
tanah yang jurang subur.
Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan
jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan
erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20
cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
3) Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering
diterapkan ialah :

Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )

Hubungan tanaman empat persegi panjang.

Hubungan tanaman 2 baris.
4) Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang.
Pemakian bibit tiap lubang antara 2-3 batang
5) Kedalaman penanaman bibit
15
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang
baik, kedalam tanaman yang baik 3-4 cm.
6) Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur
untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan
penanaman padi secara serentak.
4. Proses Pemeliharaan Tanaman Padi
Proses pemeliharaan meliputi :
1. Penyulaman dan penyiangan
Yang harus diperhatikan dalam penyulaman :

Bibit yang digunakan harus jenis yang sama

Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu

Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam

Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan
2. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :

Pengairan secara terus-menerus

Pengairan secara piriodik
3. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting
bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering
digunakan oleh petani berupa :

Pupuk alam ( organik )

Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
16

Pupuk Urea 250 -300 kg / ha

Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha

Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
17
BAB III
BERCOCOK TANAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
A. Mengenai Kegiatan Bercocok Tanam
Bercocok tanam adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan hasil dari tanaman
yang diolah (Riki Susanto). Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan tanam
menanam dapat dikatakan dengan bercocok tanam.
Bercocok tanam atau bertani dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai
kegiatan menanam suatu lahan dengan jenis tanaman yang dikehendaki dengan maksud
mengambil hasil dari tanaman yang ditanam. Dalam perkembangan kehidupan manusia di
seluruh bagian bumi, kegiatan bercocok tanam merupakan kegiatan yang mempengaruhi
proses bermukim dan upaya bertahan hidup. Itulah yang menyebabkan terjadinya
perkembangan tata ruang kawasan bermukim di beberapa daerah yang mengintegrasikan
area bercocok tanam ke dalam area tempat tinggal ataupun kampung.
Dari hal tersebutlah timbul anggapan bahwa orang-orang yang bertempat tinggal
di kampunglah yang dapat melakukan kegiatan bercocok tanam. Seiring berkembangnya
pikiran masyarakat menuju pikiran yang modren, maka timbullah kejenuhan untuk
melakukan kegiatan bercocok tanam. Hal tersebut ditimbulkan oleh keinginan setiap
untuk menjadi lebih maju dan tidak mau terus bergantung kepada kegiatan bercocok
tanam. Walaupun demikian, bagi sebahagian masyarakat bercocok tanam merupakan
salah satu sumber perekonomian yang menjamin. Masyarakat tersebut malah mengangap
kemajuan teknologi membawa pengaruh baik bagi kemudahan bercocok tanam serta
berupaya meningkatkan hasil produksi mereka.
Kegiatan bercocok tanam tebagi menjadi 3 bagian, yaitu Kegiatan bercocok tanam
kecil-kecilan, menengah, hingga kegiatan bercocok tanam besar-besaran. Kegiatan
bercocok tanam kecil-kecilan dapat dilakukan disekitar pekarangan rumah ataupun kebun
ilmiah sekolah. Untuk kegiatan bercocok tanam menengah dapat dilakukan di lahan milik
perorangan yang memungkinkan dapat dilakukan kegiatan bercocok tanam di lahan
tersebut. Sedangakan untuk kegiatan bercocok tanam besar-besaran biasanya dilakukan
18
oleh suatu perusahaan dimana tujuan utamanya yaitu mendapatkan hasil produksi yang
sebesar-besarnya.
Jadi intinya kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan siapa saja dan kapan saja
tergantung adanya kemauan dari diri kita masing-masing untuk mau bersama-sama
melakukannya.
B. Peranan Para Pelajar dalam Pembudidayaan Tanaman
Salah satu hal sederhana yang dapat dilakukan oleh para pelajar adalah dengan
menjaga kebersihan lingkungan,misalnya kerja bakti membersihkan saluran air
atauhalaman sekolah,atau bahkan sesederhana membuang sampah pada tempat yang telah
disediakan.
Saya beranggapan peran pelajar dalam masyarakat tidak hanya belajar dan diam di
rumah saja. Saya setuju jika para pelajar dapat melatih dan menunjukan kepedulian
mereka kepada alam. Ada di antara mereka yang sudah ambil dalam pelestarian
lingkungan tersebut,contohnya ada yang ikut organisasi pecinta alam, ada yang ikut
organisasi pelestarian lingkungan hidup WTF, pada umumnya pelajar menjawab alas an
kedua yaitu mereka sadar akan potensi dan keperluan untuk melestarikan lingkungan
hidup,tapi mereka tidak tahu harus memulai darimana.
Menurut analisis yang dilakukan penulis ada beberapa faktor pendorong dan
penghambat peran pelajar dalam budidaya tanaman. Faktor-faktor yang menghambat
pelajar untuk turut serta aktif dalam kegiatan budidaya tanamn adalah sebagai berikut:
1.
Pelajar sudah sibuk dengan kegiatan dan tugas dari sekolah
2.
Tidak ada dorongan dari pihak sekolah untuk mempelajari budidaya tanaman
3.
Kurang adanya kemauan untuk mengetahui tentang budidaya tanaman
4.
Kemajuan teknologi yang membawa kenikmatan sendiri bagi pelajar
Sedangkan faktor-faktor yang mendorong pelajar turut aktif dalam kegiatan dan
organisasimasyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh lingkungan dan pergaulan positif
2. Adanya didikan dan dorongan dari orang tua.
19
3. Tugas dari sekolah yang melibatkan budidaya tanaman
4. Adanya kegiatan menarik yang diadakan oleh sekolah menyangkut budidaya
tanaman
5. Adanya kesadaran diri tentang lingkungan sekitar
Dalam hal ini penulis mendukung baik adanya kegiatan bercocok tanam yang
dilakukan oleh para pelajar SMA Diponegoro Kisaran dengan kebun penelitian yang
telah dibuat. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja, guna dapat menambah wawasan pengetahuan para pelajar.
C. Badan Pendukung Kegiatan Bercocok Tanam
Dinas pertanian memiliki peran yang besar dalam mengembangkan usah pertanian
di tanah air. Dengan dukungan baik dari dinas pertanian, masyarakat yang
menggantungkan hidupnya dari bertani akan hidup semangkin layak dan makmur. Perlu
peran aktif di setiap bagian di dalam dinas pertanian untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Beberapa peranan penting dinas pertanian dalam meningkatkan bidang pertanian di
tanah air adalah:
1. Pemberian penyuluhan
2. Bantuan bibit dan pupuk
3. Pengendalian harga
4. Penelitian
5. Kerjasama dengan para petani
D. Pemecahan Masalah
Keberadaan tanaman padi di Indonesia pada saat ini masih dipertanyakan.
Kurangnya kepedulian masyarakat untuk membudidayakan tanaman padi pada saat ini
menjadi sorotan penulis pada saat ini. Penulis membenarkan kurangnya niat orang-orang
untuk membudidayakan tanaman padi disebabkan kecilnya nilai ekonomis dalam
pembudidayaan tanaman padi serta kurangnya kerja sama dengan dinas pertanian
setempat. Padahal untuk membudidayakan tanaman padi terbilang sangat sederhana yaitu
dimulai dari penyemaian, pengolahan , penanaman, dan pemeliharaan.
20
Setelah mengkaji masalah-masalah yang terdapat pada bab sebelunya, penulis
berpendapat bahwa untuk meningkatkan kemauan orang dalam membudidayakan
tanaman
diperlukan
bantuan
berbagai
pihak.
Seperti
dalam
mengoptimalkan
pembudidayaan tanaman padi di wilayah Indonesia, pemerintah melalui dinas pertanian
perlu menjalankan perannya sebaik mungkin guna dapat meningkatkan produksi tanaman
pangan tersebut. Penyuluhan-penyuluhan kepada petani merupakan salah satu cara yang
efektif yang bisa dilakukan oleh dinas pertanian, sehingga dapat terjalin hubungan yang
baik antara petani dengan dinas pertanian.
Oleh karena itulah antara pihak petani dan dinas pertanian perlu sama-sama
menjalin kerja sama yang baik. Dinas pertanian sebagai pihak penyedia dan pengendali
sementara petani sebagai pihak pelaksana. Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan
nantinya ketahanan tanaman pangan di Indonesia tetap stabil.
Disisi lain, pelajar sebagai generasi muda juga dapat berpartisipasi dalam
pengendalian tanaman pangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara pembudidayaan
kecil-kecilan yang dapat dilakukan disekolah maupun dipekarangan rumah. Disini
diperlukan peran orang tua maupun sekolah yang menjadi dasar para pelajar untuk
memberikan pengarahan mengenai pembudidayaan tanaman. Sekolah sebagai media
pelayanan pendidikan mempunyai diharapkan bukan hanya menuntut muridnya untuk
mengetahui mata pelajaran akademik saja, melainkan juga mengetahui pengetahuan
mengenai lingkungan hidup. Pembudidayaan tanaman pdi juga perlu diperkenalkan
kepada para pelajar, agar nantinya para pelajar sebagai generasi penerus dapat
menemukan solusi jika terjadi kelangkaan tanaman pangan. Seperti yang telah dilakukan
oleh sisiwa-siswi SMP Negeri 209 Jakarta, mereka menanam padi di pot dan emberember bekas. Penulis berharap nantinya kegiatan tersebut terus ditingkatkan dan
dikembangkan oleh sekolah-sekolah yang lain.
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari serangakaian pembahasan yang telah penulis paparkan dalam karya ilmiah ini
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Semakin sedikitnya niat petani untuk membudidayakan tanaman padi disebabkan
faktor ekonomi dan kurangnya penyuluhan dari pemerintah.
2. Dalam membudidayakan tanaman padi, perlulah adanya kerjasama yang baik antara
pemerintah maupun petani. Guna terwujudnya ketahanan sumber pangan secara
optimal.
3. Budidaya tanaman padi terbilang sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa
saja, kapan saja dan dimana saja. Baik dalam skala besar maupun kecil.
Hanya perlu mengikuti prosedur yang sangat sederhana setiap orang dipastikan
dapat membudidayakan tanaman padi. Sekolah merupakan media yang cocok untuk
memberikan pengajaran dan bimbingan kepada para pelajar mengenai pembudidayaan
tanaman.
B. Saran
1. Pemerintah maupun dinas pertanian perlu memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada
masyarakat untuk membudidayakan tanaman padi.
2. Pemerintah perlu melakukan kerjasama dengan para petani baik melalui pengendalian
harga bahan pangan maupun memberikan bantuan alat dan bahan pertanian.
3. Pembudidayaan tanaman padi harus terus ditingkatkan guna terwujudnya ketahanan
pangan bagi masyarakat Indonesia.
4. Kegiatan pembudidayaan perlulah diperkenalkan kepada para pelajar. Hal tersebut
dapat terlaksana dengan adanya campur tangan pihak sekolah sebagai penyelenggara
untuk menyediakan materi-materi dalam bercocok tanam.
22
5. Pembuatan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah mengenai pembudidayaan
tanaman, sehingga para pelajar tidak bosan dan dapat belajar mencintai
lingkungannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Pracana. 2002. Bertanam Padi. Yogyakarta: Kanisius ILMIA
Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2005. Berbahasa dan Bersastra Indonesia.Jakarta: Grafindo
Kompas. 2009. Impor beras ke Indonesia. Indonesia: Harian Kompas
24
Download