PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan ouput perkapita dalam jangka panjang. Pertumbhan ekonomi ini juga di katakan sebagai proses peningkatan PNB rill atau produk nasional bruto rill. Sehingga pertumbuhan ekonomi ini dapat menggambarkan taraf hidup seseorang dari tingkat output atau pendapatan yang mereka keluarkan dalam beberapa dekade. Pertumbuhan merupakan salah satu instrumen dari pembangunan ekonomi hal ini sesuai dengan ungkapan adam smith bahwa pembangunan merupakan proses pendapatan dua aspek utama, yaitu pertumbuhan Output total dan pertumbuhan penduduk. Tak heran jika kebanyakan orang awam tidak terlalu memperdulikan tercapai atau tidaknya target pertumbuhan ekonomi,karena yang mereka tahu,bagaimana hidup mereka sejahtera,terbebas dari belenggu kemiskinan,dan mendapat keadilan di bumi pertiwi ini,toh,jikalau memang ekonomi mengalami pertumbuhan namun kesejahteraan tidak mereka rasakan,untuk apa mereka peduli dengan yang namanya pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan ekonomi hanya sekedar membahas berapa pertumbuhan output atau berapa PNB rill yang di terima tanpa mempersoalkan sumber sumbangan terbesar dari total output yang diterima. Sehingga tak heran jika salah satu indikator pembanguna ini tidak bisa dijadikan cerminan sudah meratakah distribusi pendapatan suatu negara. Juga tak heran, ketika suatu negara mengalami pertumbuhan,negara tersebut juga akan mengahadapi masalah ketimpangan distribusi pendapatan,sehingga yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Ketimpangan distribusikan ini dapat di lihat dari beberapa pendekatan diantaranya adalah melalui angka koefisisen gini yang ada. Jika angka pertumbuhan ekonmi meningkat namun koefisien gini juga besar hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tidak baik,karena itu berarti sumbangsi terbesar dari pertumbuhan tidak merata atau hanya dari kelompok elit saja. Sehingga walaupun seuatu negara mengalami pertumbuhan dalam ekonomi tapi tidak menjamin ketimpangan tidak terjadi. Ketimpangan ini terjadi selain di sebabkan karena koefisien gini yang tinggi juga dikarenakan tidak adilnya pembagian kue nasional yang dinikmati oleh masyarakat indonesia. Selain itu ketimpangan ini juga terjadi di kerenakan angka HDI(human development index) atau tingkat pembangunan manusia ini bisa di ukur berdasarkan tingkat melek huruf,tingkat pendidikan,dan kualitas pendidikan. seperti pernyataan wakil ketua komite ekonomi dan industri nasional, Arif Budimanta bahwa “salah satu upaya untuk mengurangi tingkat ketimpangan adalah meningkatkan human development index( hdi) karena keduanya saling memiliki korelasi”. SUMBER KETIMPANGAN EKONOMI Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional (gross national product),kemudian membagi pendapatan nasional (GNP) tersebut kepada warga negara secara adil,kemajuan sektir industri untuk penyerapan angkatan kerja yang tinggi dan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan (Todaro,2004). Ketika kue nasional itu tidak dirasakan secara adil maka inilah yang disebut dengan si ketimpangan ekonomi,dimana ekonomi masyarakat yang timpang,dan jurang antara si miskin dengan sikaya semakin curam. Ada banyak faktor atau sumber ketimpangan ekonomi berdasarkan kutipan dari buku yulhendri dimana disana disebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan yakni pertama pasar faktor input. Penawaran tenaga kerja yang meningkat,apalagi di derah perkotaan yang padat penduduk,sedangkan lapangan kerja yang tersedia tidak memadai untuk seluruh tenaga kerja sehingga hal ini menyebabkan upah buruh menurun atau rendah, keterbatasan kesempatan lapangan kerja akan mengakibatkan munculnya pengangguran dan daerah-daerah kumuh di perkotaan. Ketika sektor formal tidak mampu menampung seluruh migrasi membuat mereka mencari alternatif lain di sektor informal yang 58% dari sektor pertanian,kehutanan,perburuan dan perikanan perdagangan besar, industri pengolahan 6,84%,eceran dan rumah makan 21,77%,angkutan,pergudangan dan komunikasi 4,82% selain itu kebanyakan dari penduduk yang bekerja di sektor informal ini adalah penduduk yang berpendidikan rendah yang hanya tamatan SLTP bahkan SD. Latar belakang pendidikan yang rendah dengan pekerja sektor informal yang rendah,tentu pendapatan yang diterima juga akan rendah. Sumber lainnya adalah kepemilikan lahan yang tidak merara. Indoensia merupakah daerah yang sangat luas memiliki lahan yang tersebar dari 17 ribu pulau. Namun yang jadi persoalan adalah distribusi lahan yang tidak tersebar merata dan tidak berkeadilan. Hal ini menjadi perhatian bagi setiap pemerintah dari masa ke masa,khususnya pemerintah saat ini. Pemerintahan pada periode ini juga berkomitmen untuk menata distribusi lahan dengan cara mengeluarkan kebijakan kebijakan yang meliputi reforma agaria, percepatan penerbitan sertifikat hak atas tanah rakyat, dan perhutanan sosial (ksp.co.id).Berdasarkan dari data sukerenas yang menunjukkan bahwa 49% rumah tangga hanya mengola lahan sebanyak lebih dari 0,2 hektar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari penduduk indoensia hanya mengolah lahan yang tidak seberapa sedangkan sebagian besar lahan di kuasai oleh para konglomerat. Dengan lahan yang sedikit tentu produktifitas,atau hasil yang di peroleh tidak lah seberapa sedangkan indonesia merupakan negara agraria dimana pertanian merupakan salah satu penyumbang terbesar PDB. Distribusi lahan adalah determinant utama distribusi pendapatan dan luasnya kemiskinan (yulhendri,). Selain itu,kepemilihkan modal juga sangat berpengaruh terhadap ketimpangan ekonomi negara indoensia,peningkatan produktifitas sumber daya manusia di tentukan oleh pendidikan dan keahlian individu. Tingkat pendidikan penduduk dan angkatan kerja meruapakan penentu utama kemampuan modal manusia yang dimiliki suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan manusia suatu negara di tentukan berdasarkan HDI (human development index) negara tersebut. Bedasarkan data BPS,Pada tahun 2018 HDI indonesia menunjukkan 70,81 %,angka yang stagnant. Pada tahun 2013 angka harapan orang indonesia pada data BPS menunjukkan angka 70,07 dan 94,14 untuk angka melek huruf, hal ini perlu di apresiasi karena angka tersebut menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Walaupun angka ini menunjukkan trend naik namun tetap saja kenaikkan ini tidak begitu berarti indonesia,karena dengan angka HDI indonesia 70,81% belum mampu membawa indonesia beranjak dari peringkat 113 dari 188 negara di dunia. Selain itu berdasarkan informasi yang langsir oleh CNN indonesia bahwa UNDP mencatat, ada sekitar 140 juta orang Indonesia yang hidup dengan biaya kurang dari Rp20 ribu per hari dan 19,4 juta orang menderita gizi buruk. Selain itu UNDP melihat bahwa hampir lima juta anak tidak bersekolah dan anak-anak di Papua memiliki tingkat dikeluarkan dari sekolah yang tinggi. Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa kemampuan modal manusia di indonesia masih rendah dan hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan ekonomi karena sumber daya manusia yang dimiliki tidak produktif dan tidak mampu bersaing sehingga imbasnya pada ketimpangan ekonomi. Selain itu faktor yang tidak kalah penting dari segi ketimpangan pendapatanvadalah budaya indonesia yang terkenal yakni tidak adanya orientasi masa depan,cepat menyerah dan lamban. Menurut soewardi 1999 yang saya kutip dari buku yulhendri disana disebutkan bahwa dikalangan yang berpengahasilan tinggi dan rendah ada karsa yang terbentuk. Fenomena menunjukkan bahwa terjadi ketidakseimbangan pendapatan antara kelompok rumah tangga berpenghasilan tinggi dengan rendah. Sedikit orang tapi memiliki banyak aset dan banyak orang sedikit aset. Hal ini lah yang menjadi tolak ukur keadaan ekoonomi di negeri ini. UPAYA PEMERINTAH MENGURANGI TINGKAT KETIMPANGAN PEMBANGUNAN Dari sekian banyak ketimpangan-ketimpangan yang terjadi pemerintah perlu melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Berdasarkan buku yulhendri ada beberapa cara atau upaya yang dapat diambil untuk mengurangi ketimpangan pembangunan yang terjadi yaitu; 1. Pemerataan Pembangunan infrastruktur Infrastruktur merupakan salah satu tolak ukur pembangunan suatu negara,dan pembangunan infrastruktur ini selalu di hadapkan dengan ketimpangan. Pada saat ini pembangunan indonesia masih terkonsentrasi di pulau jawa. Memang hal ini masih wajar,karena pulau jawa merupakan pusat penduduk,dimana penduduk terbesar menempati pulau jawa. Namun,walaupun pusat infrastruktur itu di pulau jawa,ketimpangan masih tetap tidak bisa terelakkan. Untuk itu perlu adanya pembangunan infrastruktur yang merata tidak hanya di pulau jawa tapi di seluruh indonesia. Di era milenial ini,kecanggihan teknologi sudah tidak bisa di ragukan lagi,bahkan di era ini hidup terasa lebih mudah,karena dunia terasa dalam genggaman. Internet merupakan salah satu icon terdepan di era ini. Namun ironisnya tidak semua daerah di indonesia yang merasakan kemudahan atau manfaat dari internet,hal ini lagi-lagi disebabkan karena infrastruktur yang tidak memadai. infrastruktur merupakan faktor penting kemajuan pembangunan suatu daerah,contohnya saja infrastruktur jalan raya,jembatan,bahkan transportasi udara dan laut. karena ketika infrastruktur telah memadai dan merata maka segala bentuk aktifitas akan lebih mudah. Ketika infrastruktur lemah makan hal itu akan menghambat pembangunan suatu negri dan berujung pada rasa ketidakadilan,misalnya sulitna masyarakat mendapatkan fasilitas kesehatan,atau sulitnya anak-anak negri untuk bersekolah karena kendala medan yang sulit atau mahal. Selain ketimpangan pembangunan,masalah lain dalam pembangunan infrastruktur adalah tak jarang pembangunan di suatu daerah tidak mendatangkan manfaat dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dierah itu karena kebijakan yang ditetapkan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh daerah tersebut (yulhendri). Oleh sebab itu pemertaan pembangunan meupakan salah satu upaaya yang di lakukan oleh pemerintah untuk menggenjot angak ketimpangan di indonesia. Tak terkcuali pemerintah saat ini. Salah satu wujud usaha pemerintah saat ini untuk meratakan infrastruktur adalah pembuatan trans papua. Sebenarnya program ini merupakan terusan dari program B.J habibi yang kemudian dilanjutkan secara masif oleh pemerintahan jokowi dodo sekarang (CNN indonesia). Selain program ini masih banyak program program pemerintah lainnya sebagai bentuk usaha pemerataan infrastruktur di indonesia. 2. Pemerataan pendidikan Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan suatu negara, kualitas sumber daya manusia ini memiliki korelasi dengan tingkat pendidikan yang diterima,jika pendidikan yang diterima baik maka tentu kualitas SDM nya juga baik. Sehingga pemerataan pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan untuk mengatasi ketimpangan yang terjadi di indonesia. Bentuk ketimpangan yang terjadi salah satunya adalah kemiskinan kemiskinan ini merupakan implikasi dari modal manusia manusia yang rendah,hal ini disebabkan karena mutu pendidikan yang diterima juga rendah. Sehingga perlu di lakukan pemerataan pendidikan karena ketika pendidikan di indonesia merata maka ouput pertumbuhan dapat terwujud. Sehingga upaya untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan dapat di lakukan dengan membangun seumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan yang mapan. 3. Pemerataan redistribusi tanah Hanya sebagian kecil lahan dikuasai oleh rakyat sekitar 0,3 hektar hal ini menjadi indikator rendahnya produkstifitas petani karena lahan yang mereka olah sedikit. Probabilitas ketika lahan yang diolah petani luas maka ini diharapkan dapat berimplikasi pada penerimaan atau penghasilan yang diterima petanipun juga ikut meningkat. Karena tanah merupakan salah satu faktor pembentukan hasil pertanian ( yulhendri). Berdasarkan buku yulhendri bahwa,sebagian besar penguasaan tanah dikuasasi oleh pemiliki modal BUMN. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi luas lahan yang dikuasai oleh penguasa maka akan semakin sedikit penghasilan yang akan diterima oleh petani. Produktivitas yang rendah akan kembali berujung pada ketimpangan,karena penguasa akan semakin kaya dengan output yang ia terima dari lahan yang ia miliki dan petani juga akan semakin melarat atas rendahnya produktivitas atas sempitnya lahan yang mereka punya. HUBUNGAN PENDAPATAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK DENGAN REDISTRIBUSI