® BAB 7 Pertumbuhan Ekonomi I Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6. N. Gregory Mankiw oleh Chapter Seven Mannig J. Simidian 1 Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam suatu perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output total barang dan jasa suatu negara. Mari kita sekarang memeriksa bagaimana model ini menangani akumulasi modal. Chapter Seven 2 Chapter Seven 3 Mari kita analisa penawaran dan permintaan barang, dan melihat berapa banyak output diproduksi pada waktu tertentu dan bagaimana output ini dialokasikan di antara berbagai alternatif penggunaan. Fungsi Produksi Fungsi produksi merepresentasikan transformasi dari input (angkatan kerja (L), modal (K), teknologi produksi) ke dalam output (barang jadi dan jasa pada waktu tertentu). Representasi aljabarnya : zY = F (zK , zL ) Chapter Seven Pendapatan is Fungsi dari input kita yang ada 4 Asumsi penting: Fungsi Produksi memiliki skala hasil konstan. Asumsi ini memungkinkan kita menganalisis semua kuantitas relatif terhadap ukuran angkatan kerja. Set z = 1/L. Ini adalah konstanta Y/ L = F ( K / L , 1 ) yang bisa diabaikan. Jumlah modal is fungsi dari Output tiap pekerja tiap pekerja Skala hasil konstan mengimplikasikan bahwa ukuran perekonomian sebagaimana diukur oleh jumlah pekerja tak mempengaruhi hubungan antara output tiap pekerja dan modal tiap pekerja. Jadi, dari sekarang, kita notasikan semua kuantitas dalam istilah tiap pekerja dalam huruf kecil. Di sini fungsi produksi kita : y = f( k ) , di mana f(k) = F(k,1). Chapter Seven 5 MPK = f(k + 1) – f (k) y MPK 1 Chapter Seven Fungsi produksi menunjukkan bagaimana jumlah modal tiap f(k) pekerja k menentukan jumlah output tiap pekerja y = f(k). Kelandaian fungsi produksi adalah produk marjinal modal : jika k meningkat sebesar 1 unit, y meningkat sebesar MPK unit. k 6 1) 2) c = (1-s)y Output tiap pekerja konsumsi bergantung tingkat pada tiap pekerja tabungan (antara 0 dan 1) 4) i = sy Chapter Seven y=c+i konsumsi tiap pekerja 3) investasi tiap pekerja y = (1-s)y + i Investasi = tabungan. Tingkat tabungan s adalah bagian dari output yang digunakan untuk investasi. 7 Berikut adalah dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan modal : • Investasi: pengeluaran tempat usaha dan peralatan. • Depresiasi : menuanya modal lama; menyebabkan persediaan modal menurun. Investasi tiap pekerja i = s y. Mari kita substitusi fungsi produksi untuk y, kita dapat mengungkapkan investasi tiap pekerja sebagai fungsi dari persediaan modal tiap pekerja : i = s f(k) Persamaan ini menghubungkan persediaan modal yang ada k dengan akumulasi modal baru i. Chapter Seven 8 Tingkat tabungan s menentukan alokasi output antara konsumsi dan investasi. Untuk setiap tingkat k, output adalah f(k), investasi adalah s f(k), dan konsumsi adalah f(k) – sf(k). y y (tiap pekerja) Chapter Seven Output, f (k) c (tiap pekerja) Investasi, s f(k) i (tiap pekerja) k 9 Dampak investasi dan depresiasi pada persediaan modal : Dk = i –dk Perubahan persediaan modal Investasi Ingat investasi sama dengan tabungan jadi, bisa ditulis : Dk = s f(k) – dk Depresiasi dk Depresiasi oleh karenanya proporsional terhadap persediaan modal. Chapter Seven dk k 10 Investasi dan depresiasi Pada k*, investasi sama dengan depresiasi dan modal tak akan berubah sepanjang waktu. Depresiasi, dk Di bawah k*, investasi melebihi Investasi, s f(k) depresiasi, jadi persediaan modal tumbuh. i* = dk* Di atas k*, depresiasi melebihi investasi, jadi persediaan modal menurun. Chapter Seven k1 k* k2 Modal tiap pekerja, k 11 Model Solow menunjukkan bahwa jika tingkat tabungan tinggi, perekonomian akan memiliki persediaan modal besar dan tingkat output Investasi tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan medan Depresiasi, dk depresiasi miliki persediaan modal kecil dan tingkat output rendah. Investasi, s2f(k) Investasi, s1 f(k) i* = dk* Chapter Seven Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan baru. k1* k 2* Modal tiap pekerja, k 12 Nilai kondisi-mapan k yang memaksimalkan konsumsi disebut Tingkat Modal Kaidah Emas (Golden Rule Level of Capital). Untuk menemukan konsumsi tiap pekerja pada kondisi-mapan, kita mulai dengan identitas pos pendapatan nasional : y=c+i dan disusun ulang : c = y - i. Persamaan ini menyatakan konsumsi adalah output dikurangi investasi. Karena kita ingin menemukan konsumsi kondisi-mapan, kita substitusi nilai kondisi-mapan untuk output dan investasi. Output tiap pekerja pada kondisi-mapan adalah f (k*) di mana k* adalah persediaan modal tiap pekerja pada kondisi-mapan. Lalu, karena persediaan modal tidak berubah pada kondisi-mapan, investasi sama dengan depresiasi dk*. Mensubstitusi f (k*) untuk y dan dk* untuk i, konsumsi tiap pekerja pada kondisi mapan: c* = f (k*) - dk*. Chapter Seven 13 c*= f (k*) - dk*. Menurut persamaan ini, konsumsi pada kondisi-mapan adalah sisa dari output kondisi-mapan dikurangi depresiasi kondisi-mapan. Ini lebih jauh menunjukkan bahwa kenaikan modal kondisi-mapan memiliki dua efek berlawanan pada konsumsi kondisi-mapan. Di satu sisi, lebih banyak modal berarti lebih banyak output. Di sisi lain, lebih banyak modal juga berarti lebih banyak output yang harus digunakan untuk mengganti modal yang habis dipakai. Output perekonomian digunakan untuk konsumsi atau investasi. Di kondisi-mapan, dk dk investasi sama dengan depresiasi. Jadi, konsumsi adalah selisih antara output f (k*) dan Output, f(k) depresiasi dk*. Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan pada kondisi mapan Kaidah c Emas. Persediaan modal Kaidah Emas dino*emas k*emas k tasikan k*emas, dan konsumsi Kaidah Emas adalah c*emas. 14 Chapter Seven Kita buat kondisi sederhana yang mencirikan tingkat modal Kaidah Emas Ingat kemiringan fungsi produksi adalah produk marjinal modal MPK. Kemiringan garis dk* adalah d. Karena dua kemiringan ini sama pada k*emas, Kaidah Emas dapat dijelaskan dengan persamaan : MPK = d. Pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal sama dengan tingkat depresiasi. Ingat perekonomian tidak otomatis bergravitasi menuju kondisi mapan Kaidah Emas. Jika kita ingin persediaan modal kondisi mapan tertentu, seperti Kaidah Emas, kita butuh tingkat tabungan tertentu untuk mendukungnya. Chapter Seven 15 Model Solow dasar menunjukkan bahwa akumulasi modal, sendiri, tak bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan : tingkat tabungan tinggi menyebabkan pertumbuhan tinggi sementara, tapi perekonomian akhirnya mendekati kondisi mapan di mana modal dan output konstan. Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus memperluas model Solow untuk mencakup dua sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. Jadi, kita tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan mengasumsikan bahwa populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan tingkat konstan n. Chapter Seven 16 Seperti depresiasi, pertumbuhan populasi adalah salah satu alasan mengapa persediaan modal per pekerja menurun. Jika n adalah tingkat Investasi, pertumbuhan populasi dan d adalah tingkat depresiasi, maka investasi (d + n)k adalah investasi impas (break-even investment) impas jumlah yang diperlukan untuk memInvestasi impas, pertahankan persediaan modal per (d + n)k pekerja k konstan. Investasi, s f(k) Agar perekonomian ada di kondisi mapan, investasi s f(k) harus mengatasi dampak depresiasi dan pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini ditunjukkan oleh perpotongan dua kurva. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan. Chapter Seven k* Modal per pekerja, k 17 Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi menggeser garis yang mewakili pertumbuhan populasi dan depresiasi ke atas. Kondisi mapan baru memiInvestasi, liki tingkat modal per pekerja lebih rendah daripada kondisi investasi awal. Jadi, model Solow memprediksi per- (d + n )k impas 2 ekonomian dengan tingkat pertumbuhan populasi lebih tinggi akan memiliki (d + n1)k tingkat modal per pekerja lebih rendah dan karenanya Investasi, s f(k) pendapatan lebih Kenaikan tingkat rendah. pertumbuhan populasi dari n1 ke n2 mengurangi persediaan modal kondisimapan dari k*1 ke k*2. Chapter Seven k*2 k*1 Modal per pekerja, k 18 Perubahan persediaan modal per pekerja : Dk = i – (d+n)k Sekarang, kita substitusi sf(k) untuk i: Dk = (sfk) – (d+n)k Persamaan ini menunjukkan bagaimana investasi, depresiasi dan pertumbuhan populasi baru mempengaruhi persediaan modal perpekerja. Investasi baru meningkatkan k, sementara depresiasi dan pertumbuhan populasi menurunkan k. Ketika kita tidak memasukkan variabel “n” dalam versi sederhana kita—kita sedang mengasumsikan kasus khusus di mana pertumbuhan populasi adalah 0. Chapter Seven 19 Di kondisi mapan, dampak positif investasi pada modal per pekerja hanya menyeimbangkan dampak negatif depresiasi dan pertumbuhan populasi. Begitu perekonomian ada pada kondisi mapan, investasi memiliki dua maksud : 1) Beberapa di antaranya, (dk*), mengganti modal yang terdepresiasi, 2) Sisanya, (nk*), menyediakan pekerja baru dengan jumlah modal kondisi mapan. Investasi impas, (d + n') k sf(k) Investasi impas, (d + n) k Kondisi mapan Investasi, s f (k) Chapter Seven k*' k* Modal per pekerja, k Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi akan menurunkan tingkat output per pekerja. 20 • Dalam jangka panjang, tabungan perekonomian menentukan ukuran dari k dan kemudian y. • Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal dan semakin tinggi tingkat y. • Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan periode pertumbuhan cepat tapi akhirnya pertumbuhan itu melambat seiring kondisi mapan baru tercapai. Kesimpulan : meskipun tingkat tabungan tinggi menghasilkan tingkat output kondisi-mapan yang tinggi, tabungan sendiri saja tidak bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Chapter Seven 21 Model pertumbuhan Solow (Solow growth model) Kondisi mapan (Steady state) Tingkat modal kaidah emas (Golden Rule level of capital) Chapter Seven 22 ® BAB 8 Pertumbuhan Ekonomi II Tutorial PowerPoint Sebagai pendamping MAKROEKONOMI, edisi ke-6. N. Gregory Mankiw oleh Chapter Seven Mannig J. Simidian 23 Model Solow tidak menjelaskan kemajuan teknologi tapi, menganggapnya sebagai hal pasti dan menunjukkan bagaimana interaksinya dengan variabel lain dalam proses pertumbuhan ekonomi. Chapter Seven 24 Untuk memeriksa bagaimana kebijakan publik suatu negara dapat mempengaruhi tingkat dan pertumbuhan standar kehidupan warga negara, kita harus menayakan lima pertanyaan. 1) 2) 3) 4) Apakah sebaiknya masyarakat menabung lebih banyak atau sedikit? Bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi tingkat tabungan ? Adakah beberapa tipe investasi yang kebijakan sebaiknya dorong? Apa institusi yang memastikan sumber-sumber daya ekonomi dimanfaatkan sebaik-baiknya ? 5) Bagaimana kebijakan dapat meningkatkan tingkat kemajuan teknologi? Model Solow menyediakan bingkai teoretis di mana di dalamnya kita mempertimbangkan isu-isu ini. Chapter Seven 25 Untuk memasukkan kemajuan teknologi, Fungsi Produksi sekarang ditulis sebagai : Y = F (K, L E) L E mengukur jumlah pekerja. Ini memasukkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E. Dinyatakan bahwa output total Y bergantung pada modal K dan pekerja L E. Esensi model ini adalah kenaikan E (efisiensi) analog dengan kenaikan L (jumlah pekerja). Dengan kata lain, seorang pekerja (jika dua kali lebih produktif) dapat dianggap sebagai dua pekerja. L E berlipat ganda dan perekonomian diuntungkan dari produksi barang dan jasa yang meningkat. Chapter Seven 26 Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat n jadi jumlah pekerja L E tumbuh pada tingkat n + g. Sekarang, perubahan persediaan modal per pekerja : Dk = i –(d+n +g)k, di mana i sama dengan s f(k). (d + n + g)k sf(k) Kondisi Mapan Investasi, sf(k) Chapter Seven k* Modal per pekerja, k Catat : k = K/LE dan y=Y/(L E). Jadi, y = f(k) sekarang berbeda. Juga, bila g ditambahkan, gk diperlukan untuk menyediakan modal pada “pekerja efektif” baru muncul oleh kemajuan teknologi. 27 Penting… Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja pada tingkat g mempengaruhi model pertumbuhan Solow dengan cara yang hampir sama sebagaimana dilakukan pertumbuhan populasi pada tingkat n. Sekarang karena k didefinisikan sebagai jumlah modal per pekerja efektif, kenaikan jumlah pekerja efektif karena kemajuan teknologi cenderung mengurangi k. Pada kondisi mapan, investasi sf(k) mengatasi dengan tepat penurunan pada k karena depresiasi, pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi. Chapter Seven 28 Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. Karena y = f(k), output per pekerja efektif juga konstan. Namun efisiensi tiap pekerja aktual tumbuh pada tingkat g. Jadi, output per pekerja, (Y/L = y E) juga tumbuh pada tingkat g. Output total Y = y (E L) tumbuh pada tingkat n + g. Chapter Seven 29 Pengenalan kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk Kaidah Emas. Tingkat modal Kaidah Emas sekarang didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per pekerja efektif. Jadi, kita dapat menunjukkan bahwa konsumsi kondisi-mapan per pekerja efektif adalah : c*= f (k*) - (d + n + g) k* Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan jika MPK = d + n + g, disusun ulang, MPK - d = n + g. Yakni, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal neto, MPK - d, sama dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena perekonomian aktual mengalami baik pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, kita harus menggunakan kriteria ini untuk mengevaluasi apakah perekonomian aktual ini memiliki modal lebih banyak atau sedikit daripada perekonomian kondisi mapan Kaidah Emas. Chapter Seven 30 Modal per pekerja efektif Output per pekerja efektif Output per pekerja Output total Chapter Seven k = K/(E L) y = Y/ (E L) = f(k) Y/L = y E Y = y (E L) 0 0 g n+g 31 Sejauh ini kita telah memperkenalkan kemajuan teknologi ke dalam model Solow untuk menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan pada standar kehidupan. Mari kita sekarang mendiskusikan apa yang terjadi ketika teori menemui kenyataan. Chapter Seven 32 Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak variabel untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan. Sifat ini disebut pertumbuhan berimbang (balanced growth). Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per pekerja, K/L, keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat kemajuan teknologi. Ini konsisten dengan data AS di mana g bernilai sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor. Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi, selama 50 tahun terakhir, upah riil telah meningkat 2 persen dan telah meningkat hampir sama dengan GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi persediaan modal) telah sekitar sama. Chapter Seven 33 Sifat mengejar ketertinggalan disebut konvergensi. Jika tidak ada konvergensi, negara yang awalnya miskin akan tetap miskin. Model Solow membuat prediksi tentang kapan konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa mereka berbeda pada awalnya (yaitu, tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi human capital). Chapter Seven 34 Perbedaan pendapatan adalah hasil dari : 1) Faktor-faktor produksi seperti kuantitas modal fisik dan human capital 2) Efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi Secara sederhana, pekerja di negara miskin tidak memiliki alat dan keterampilan, atau mereka tidak memanfaatkan alat dan keterampilannya secara optimal. Chapter Seven 35 Dalam model Solow, pertanyaan sentralnya adalah apakah kesenjangan besar antara kaya dan miskin disebabkan oleh perbedaan akumulasi modal, atau perbedaan fungsi produksi. Chapter Seven 36 Tingkat tabungan menentukan tingkat modal dan output kondisi-mapan. Suatu tingkat tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah Emas, yang memaksimumkan konsumsi per pekerja. Mari kita gunakan Kaidah Emas untuk menganalisis tingkat tabungan AS. Produk marjinal modal neto dari depresiasi (MPK – d) Tingkat pertumbuhan output total (n + g) Ingat bahwa pada kondisi mapan Kaidah Emas, (MPK – d) = (n + g) Chapter Seven 37 Jika perekonomian beroperasi dengan modal lebih banyak daripada kondisi mapan Kaidah Emas, maka (MPK – d < n + g) Jumlah modal pada kondisi mapan Kaidah Emas Jika perekonomian beroperasi dengan modal lebih sedikit daripada kondisi mapan Kaidah Emas, maka (MPK – d > n + g) Chapter Seven 38 Produk marjinal modal neto setelah depresiasi (MPK – d) Tingkat pertumbuhan output total (n + g) Untuk membuat perbandingan ini di perekonomian AS, kita perlu menaksir tingkat pertumbuhan output (n + g) dan produk marjinal modal neto (MPK – d). GDP AS tumbuh sekitar 3 persen per tahun, jadi, n + g = 0.03. Kita dapat menaksir produk marjinal modal neto dari fakta-fakta berikut : Chapter Seven 39 1) Persediaan modal sekitar 2,5 kali GDP satu tahun, atau k = 2.5y 2) Depresiasi modal sekitar 10 persen GDP, atau dk = 0.1y 3) Pendapatan modal sekitar 30 persen GDP, atau MPK k = 0.3y Kita menyelesaikan tingkat depresiasi d dengan membagi persamaan 2 dengan persamaan 1: dk/k = (0.1y)/(2.5y) d = 0.04 Dan kita menyelesaikan produk marjinal modal (MPK) dengan membagi persamaan 3 dengan persamaan 1: (MPK k)/k = (0.3y)/(2.5y) MPK = 0.12 Jadi, sekitar 4 persen persediaan modal terdepresiasi tiap tahun, dan produk marjinal modal sekitar 12 persen per tahun. Produk marjinal modal neto, MPK – d, sekitar 8 persen per tahun. Chapter Seven 40 Kita sekarang dapat melihat bahwa pengembalian modal (MPK – d = 8 persen per tahun) jauh di atas tingkat pertumbuhan perekonomian (n + g = 3 persen per tahun). Ini mengindikasikan bahwa persediaan modal pada perekonomian AS jauh di bawah tingkat Kaidah Emas. Dengan kata lain, jika AS menabung dan menginvestasikan bagian yang lebih banyak dari pendapatannya, ia akan tumbuh lebih cepat dan akhirnya mencapai kondisi mapan dengan konsumsi lebih tinggi. Chapter Seven 41 Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya. Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi surplus anggaran Ketika pengeluaran > pendapatan, terjadi defisit anggran Tabungan swasta adalah tabungan yang dilakukan rumah tangga dan perusahaan. Chapter Seven 42 Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas sebagian karena mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur alokasi sumber daya mereka yang langka. Sebagai contoh, tradisi legal suatu negara adalah institusi. Contoh lain adalah kualitas pemerintah sendiri dan tingkat korupsi yang ada dalam infrastruktur politik. Chapter Seven 43 Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan dalam pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Model Solow, namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai variabel eksogen, dan karenanya tidak menjelaskannya. Chapter Seven 44 ? Teori Pertumbuhan Endogen menolak asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi eksogen (yang berasal dari luar). Chapter Seven 45 Mulai dengan fungsi produksi sederhana : Y = AK, di mana Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal (perhatikan fungsi produksi ini tidak memiliki pengembalian modal yang kian menurun). Satu unit modal tambahan menghasilkan A unit output tambahan berapapun modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal yang kian menurun ini merupakan perbedaan kunci antara model pertumbuhan endogen ini dan model Solow. Kita gambarkan akumulasi modal dengan persamaan yang mirip dengan yang telah kita gunakan : DK = sY - dK. Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan persediaan modal (DK) sama dengan investasi (sY) dikurangi depresiasi (dK). Kita gabungkan persamaan ini dengan fungsi produksi, susun ulang, dan mendapat : DY/Y = DK/K = sA – d. Chapter Seven 46 DY/Y = DK/K = sA - d Persamaan ini menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan output DY/Y. Perhatikan bahwa sepanjang sA > d, pendapatan perekonomian tumbuh selamanya, bahkan tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi pengembalian modal yang kian menurun akhirnya mendorong perekonomian mendekati kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan. Chapter Seven 47 Penghancuran Kreatif Schumpeter menyatakan bahwa kemajuan ekonomi berasal dari proses penghancuran kreatif. Menurut Schumpter, penggerak kemajuan adalah pengusaha dengan ide untuk produk baru, cara baru menhasilkan produk lama atau beberapa inovasi lain. Chapter Seven 48 Efisiensi tenaga kerja (Efficiency of labor) Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja (Labor-augmenting technological progress) Teori pertumbuhan endogen ( Endogenous growth theory) Chapter Seven 49