UTS Assesmen Pembelajaran Kimia Nama : Anas Ilham NIM : 1910247947 1. Bagaimana Keterkaitan antara pengukuran, penilaian dan tes dalam konteks asesmen pembelajaran ? Jawaban : Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Tes merupakan alat utama yangdigunakan untuk melalui proses pengukuran penilaian dan evaluasi. Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua proses yang bekesinambungan. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahuluyang menhasilkan skor dan dari hasil pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian. Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja,seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapatdilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat(instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif(angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebihbersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara. 2. Jelaskan peranan penilaian formatif dan sumatif ? Jawaban : Penilaian formatif adalah aktivitas guru dan siswa yang dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Penilaian ini akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program pembelajaran mengetahui dan mengurangi kesalahan yang memerlukan perbaikan. Tujuan penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan hanya untuk menentukan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, penilaian formatif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan dan menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa. Kegiatan penilaian ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian sumatif berkaitan dengan menyimpulkan prestasi siswa, dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara langsung pada pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian sumatif yaitu pengukuran kemampuan dan pemahaman siswa, sebagai sarana memberikan umpan balik kepada siswa, untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauan staf akademik, dan sebagai sarana untuk memotivasi siswa. 3. Jelaskan apa tujuan dilakukannya penilaian ? Jawaban : Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu. Untuk menentukan kenaikan kelas. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya 4. Jelaskan kriteria mutu yang umum sebuah alat penilaian khususnya tes ? Jawaban : Validitas, valid apabila alat ukur tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur atau mengungkap lewat tes tersebut. Reliabilitas, hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subyek yang sama hasilnya tetap sama atau sifatnya stabil dalam kelompoknya. Objectivitas, artinya dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjectif yang mempengaruhi terutama dalam sistem skornya. Praktibilitas, (practibility) baik kepraktisan yang terkait dalam pelaksanaannya maupun kemudahan dalam pemeriksaannya. Ekonomis, tidak memerlukan ongkos, tenaga dan waktu yang banyak. 5. Jelaskan macam-macam evaluasi hasil belajar yang dikenal disekolah dan jelaskan perbedaannya ditinjau dari fungsi, cara memilih tujuan di evaluasi dan skoring ? Jawaban : Diantara macam-macam evaluasi tersebut adalah sebagai berikut: A. Pre-test dan Post-test Kegitan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disajikan. Evaluasi ini seringkali berlangsung singkat dan tidak memerlukan instrumen tertulis. Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilaksanakan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. B. Evaluasi Prasyarat Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi penguasaan penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan. C. Evaluasi Diagnostik Evaluasi jenis ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapat kesulitan. D. Evaluas Formatif Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian suatu pelajaran atau modul. Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yamg mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan). E. Evaluasi Sumatif Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi. F. Ujian Akhir Nasional (UAN)/ UN Ujian Akhir Nasional ( UAN ) yang dulu disebut EBTANAS ( Evaluasi Belajar tahap akhir Nasional ) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kanaikan status siswa. Namun UAN dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan yakni sejak SD/MI dan seterusnya. G. Evaluasi Penempatan Evaluasi jenis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan setiap siswa, sehingga guru dapat menempatkan siswa dalam situasi yang tepat baginya. Penempatan yang dimaksud dapat berupa sebagai berikut: Penempatan siswa dalam kelompok kerja Penempatan siswa dalam kelas, siswa yang memerlukan perhatian lebih besar dalam belajar ditempatkan di depan, misalnya siswa yang kurang baik pendengarannya. Atau siswa yang rabun dekat maka ditempatkan di belakang. Penempatan siswa dalam kepanitiaan di sekolah Menempatkan siswa dalam program pengajaran tertentu, misalnya memilih program pengajaran atau keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 6. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan evaluasi agar mendapatkan hasil yang akurat ? Jawaban : Mengharuskan adanya prioritas utama pada apa yang dievaluasi, karenanya sebelum menetapkan alat evaluasi, spesifikasi karakteristik yang diukur perlu ditetapkan secara jelas. Teknik evaluasi harus dipilih berdasarkan karakteristik performansi yang diukur. Dalam meilih teknik evaluasi, di samping mengacu pada objektivitas, akurasi, dan kepercayaan, juga mempertimbangkan kesesuaian teknik dengan aspek karakteristik sasaran yang diukur. Evaluasi harus komprehensif, memerlukan keterpaduan berbagai teknik. Tidak ada satu jenis instrumen atau prosedur tunggal yang bisa digunakan untuk mengukur semua proses dan hasil belajar. Penggunaan teknik evaluasi secara tepat memerlukan kesadaran akan keterbatasannya. Suatu pengukuran akan memiliki eror yang perlu dipertimbangkan secara mantap. Evaluasi merupakan alat untuk mencapai tujuan, bukan merupakan tujuan itu sendiri. Evaluasi adalah suatu proses untuk memperoleh informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. 7. Apakah tes merupakan satu-satunya alat pengukuran ? jika tidak apakah ada beda antara tes dan angket ? Jawaban : Tidak . Ada contoh lain alat pengukuran selain tes seperti observasi dan quisioner Perbedaan tes dan angket : Tes pada umumnya mengungkap aspek-aspek kepribadian tertentu; perbedaannya, Tes mengungkap aspek kognitif dan psikomotorik, sedangkan Skala mengungkap aspek afeksi. Sedangkan Angket lebih banyak mencari informasi, yang bisa berupa opini, pendapat, atau perasaan-perasaan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa faktual saat ini. Pertanyaan/pernyataan pada Tes tertuju pada indikator perilaku guna untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang bersangkutan. Sedangkan Pertanyaan/pernyataan dalam Angket berupa pertanyaan/pernyataan langsung dan terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Jawaban Tes dapat dipastikan hanya terdiri betul dan salah. Sedangkan Jawaban Angket tidak dapat diberi nilai/skor/harga, melainkan merupakan coding sebagai identifikasi atau klasifikasi jawaban. 8. Dalam evaluasi pembelajaran, komponen-komponen apa saja yang mempengaruhi dalam system Pendidikan ? Jawaban : Tujuan dan prioritas Peserta didik Manajemen Struktur dan jadwal waktu Isi atau materi Dosen dan pelaksana Alat dan sumber belajar Fasilitas Teknologi Pengawasan mutu Penelitian Biaya pendidikan 9. Jelaskanlah tahapan dalam pelaksanaan evaluasi belajar ? Jawaban : Menyusun rencana evaluasi hasil belajar Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu: a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi b. Menetapkna aspek-aspek yang hendak dievaluasi. Misalnya apakah aspek kognitif, aspek afektif ataukah aspek psikomotorik. c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam melaksanakan evaluasi, misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes ataukah teknik nontes. d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penialain hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes hasil belajar (pada evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes). Daftar check (check list), rating scale, panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket (questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik nontes. e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan untuk memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Misalnya apakah yang akan dipergunakan Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan dipergunakan Penilaian beracuan kelompok atau Norma (PAN) f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan). Menghimpun data Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes). Melakukan verifikasi data Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebihn dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah). Mengolah dan menganalisis data Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tertentu mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri. Tindak lanjut hasil evaluasi Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut. 10. Jelaskan prinsip dasar asesmen hasil belajar ? Jawaban : Prinsip dalam hal ini berarti rambu-rambu atau pedoman yang perlu dipegangi dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1) Valid Penilaian hasil belajar harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya atau sahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data yang masuk juga salah dan kesimpulan yang ditarik juga menjadi salah. 2) Mendidik Penilaian hasil belajar harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu, PBK harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk memotivasi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil, sehingga keberhasilan dan kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian. 3) Berorientasi pada kompetensi Penilaian hasil belajar harus menilai pencapaian kompetensi siswa yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai yang terefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah. 4) Adil dan obyektif Penilaian hasil belajar harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas siswa, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan berbagai hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam penilaian, dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa, karena mereka merasa dianaktirikan. 5) Terbuka Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak. 6) Berkesinambungan Penilaian hasil belajar harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui penilaian. 7) Menyeluruh Penilaian hasil belajar harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa yang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak. 8) Bermakna Penilaian hasil belajar diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu, PBK hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. 11. Bagaimanakah cara mengidentifikasi jenjang dari kemampuan kognitif yang diukur dengan soal tes ? Jawaban : Evaluasi pendidikan dengan memperhatikan jenjang kemampuan semakin hari semakin popular. Jenjang kemampuan ini dibuat berdasarkan sistem klasifikasi tujuan-tujuan pendidikan (taxonomy of educational objective). B.S. Bloom (1956) mengklasifikasikan tas tiga ranah (domain) kemampuan, yakni : o o o a. Ranah kognitif (cognitive domain) b. Ranah sikap (effektive domain) c. Ranah ketempilan (psychomotor domain) Ranah Kognitif (cognitive domain) Bloom (1956) memperinci bidang kognitif ini atas 6 kategori (aspek), tiap kategori diperincinya pula menjadi beberapa sub kategori. Pengetahuan (knowledge)/Ingatan (recall) Aspek ingatan menekankan kepada mengingat akan faktafakta, prinsip-prinsip, proses dan pola-pola berbagai bidang. Tujuan pendidikan jenjang ingatan menuntut siswa dapat menyebutkan atau mengetahui tentang danya konsep, fakta atau istilah-istilah dan sebagainya tanpa harus mengerti atau menggunakannya. 12. Jelaskanlah cara mengidentifikasi jenjang dari kemampuan afektif dan psikomotor ? Jawaban : - Kemampuan Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dalam kegiatan belajar mengajar. Receiving/Attending/Penerimaan Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka danmereka memiliki kemauanuntuk menggabungkan diri atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Responding/Menanggapi Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanyapartisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya Valuing/Penilaian Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab terhadap segala hal selama proses pembelajaran. Organization/Organisasi/Mengelola Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari suatukemajuan sains terhadap kehidupan manusia.Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan merembuk. Characterization/Karakteristik Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. - Kemampuan Psikomotor Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Meniru Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan itu.Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengaktifan, menyesuaikan, menggabungkan, melamar, mengatur, mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi. Memanipulasi Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan.Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki, mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi, mereparasi, dan mencampur. Pengalamiahan Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan.Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan, mengemas, dan membungkus. Artikulasi Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. 13. Jelaskanlah mengenai penilaian ketrampilan proses dan penilaian dalam kerja laboratorium ? Jawaban : Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut. Penilaian kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. 14. Jelaskan prosedur penilaian berbasis kelas ? Jawaban : Prosedur dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas sebagaimana yang dikemukakan BSNP (2007) adalah sebagai berikut. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP). Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaiakn kelas oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/ atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/ madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidikan berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/ madrasah Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah : (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/ madrasah (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. Penialaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran aagma dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lainyang relevan. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/ madrasah Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus megikuti pembelajaran remedi. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu pencapaian kemajuan belajar. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasional Sekolah (POS) UN. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ekerjasama dengan instansi terkait. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peseerta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/ atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan 15. Jelaskan cara analisis pokok uji ? Jawaban : Secara teoritis, siswa dalam satu kelas merupakan populasi atau kelompok yang keadaannya heterogen. Dengan demikian,maka apabila dikenai sebuah tes akan tercermin hasilnya dalam suatu kurva normal. Sebagian besar siswa berada di daerah sedang,sebagian kecil berada di ekor kiri, dan sebagian kecil yang lain berada di ekor kanan kurva.Apabila hampir seluruh siswa memperoleh skor jelek, berarti bahwa tes yang disusun mungkin terlalu sukar. Sebaliknya jika seluruh siswa memperoleh skor baik, dapat diartikan bahwa tesnya terlalu mudah. Tentu saja interpretasi terhadap soal tes akan lainseandainya tes itu sudah disusun sebaik-baiknya sehingga memenuhi persyaratan sebagai tes. Dengan demikian, maka apabila kita memperoleh keterangan tentang hasil tes, akan membantu kita dalam mangadakanpenilaian secara objektif terhadap tes yang kita susun. Ada empat cara untuk analisis pokok uji, yaitu: a. Cara pertama meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidakjelasanperintah atau bahasa, Tingkat kesukaran, dan lain-lain keadaan soal tersebut. b. Cara kedua adalah mengadakan analisis soal (item analysis). Analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akanmemberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun. Faedah mengadakan analisis soal: 1) Membantu kita dalam mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek. 2) Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut. 3) Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaaan yang kita susun. Analisis soal terutama dapat dilakukan untuk tes objektif. Hal ini tidak berarti bahwa tes uraian tidak bisa dianalisis, akan tetapimemang dalam menganalisis butir tes uraian, belum ada pedoman secara standar. c. Cara ketiga adalah mengadakan checking validitas. Validitas yang paling penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler(content calidity). Untuk mengadakan checking validitas kurikuler, kita harus merumuskan tujuan setiap bagian pelajaran secarakhusus dan jelas sehingga setiap soal dapat kita jodohkan dengan setiap tujuan khusus tersebut. d. Cara keempat adalah dengan mengadakan checking reliabilitas. Salah satu indikator untuk tes yang mempunyai reliabilitas yangtinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes itu mempunyai daya pembeda yang tinggi 16. Jelaskanlah apa perbedaan antara prinsip validitas dan reliabilitas dalam penilaian ? Jawaban : Perbedaan dari validitas dan reliabilitas Definisi Validitas : Merupakan sebuah bentuk dari pengacuan kepada sejauh apa sebuah tes dari melakukan pengukuran dan juga apa yang dimana akan dilakukan diterima untuk melakukan pengukuran. Reliabilitas : Merupakan sebuah pengacuan kepada sebuah ke konsistensian dari sebuah hasil tes. Pengukuran Validitas : Melakukan pengukuran dari sebuah jauh apa klaim dari test untuk mealkukan pengukuran yang dimana akan tercapai. Reliabilitas : Melakukan pengukuran dari tes yang dimana akan dapat melkaukan pemberian hasil yang dimana sangatlah konsistem pada hasilnya yang ada. Jenis Validitas : Terdapat dua macam bentuk validitas, yaitu validitas internal dan eksternal. Reliabilitas : Terdapat dua macam bentuk reliabilitas, yaitu reliabilitas internal dan juga reliabilitas eksternal.