KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang Volume 18/No. 2/Agustus/2020 KAJIAN KRITIS TERHADAP EKSISTENSI BANK TANAH DALAM UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA CRITICAL ASSESSMENT OF THE EXISTENCE OF LAND BANKS IN LAW NUMBER 11 OF 2020 CONCERNING JOB CREATION Nizam Zakka Arrizal Universitas PGRI Madiun [email protected] Siti Wulandari Universitas PGRI Madiun [email protected] Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan Bank Tanah yang didirikan berdasarkan UndangUndang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dimana mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat, aktivis, dan akademisi. Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Isu hukum yang dibahas dalam penelitian ini adalah Urgensi pendirian bank tanah dan Peran serta fungsi Bank Tanah sebagai lembaga pengelola tanah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum dengan menggunakan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Hasil penelitian ini adalah kehadiran Bank tanah sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan dan penataan tanah untuk kepentingan umum dan tempat tinggal. Peran dan fungsi Bank tanah adalah lembaga yang mengelola tanah dengan melaksanakan perencanaan, perolehan, pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pendistribusian tanah. Kata Kunci: Bank Tanah, Pertanahan, Undang-Undang Cipta Kerja Abstract This research examines the existence of a Land Bank which was established based on law number 11 of 2020 concerning Job Creation which gets the pros and cons of the community, activists, and academics. Land as a gift from God Almighty is controlled by the State and used as much as possible for the prosperity of the people. The legal issue discussed in this study is the urgency of establishing a land bank and the role and function of the Land Bank as a land management institution. The method used is a normative juridical research method, namely research on legal principles using secondary data. The data analysis method used was qualitative methods and the data collection tool used was document study. The result of this research is that the presence of a land bank is very much needed by the community and government in the management and arrangement of land for the public interest and residence. The role and function of a land bank is an institution that manages land by 99 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang carrying out the planning, acquisition, procurement, management, utilization and distribution of land Keywords : Land Bank, Land, Job Creation Act. untuk memperoleh tanah yang nantinya A. Pendahuluan Disahkannya Undang-Undang No 11 dibangun untuk fasilitas umum seperti Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada 5 jalan, infrastruktur, rumah sakit, kantor Oktober 2020 (selanjutnya disebut UU pemerintah, dan sebagainya. Lembaga ini Cipta Kerja) menimbulkan pro dan kotra. jika memang dilaksanakan sebagaimana Dari segala pro dan kontra tersebut, perlu mestinya kita cermati bersama tujuan disahkannya keberatan nilai ganti rugi tanah untuk undang-undang itu dari perspektif hukum kepentingan agraria. Menurut ketua Badan Legislasi Pengadilan. Adanya Bank Tanah maka DPR RI, ada beberapa poin penting yang akan terwujud prinsip efisiensi dalam diatur di dalam UU Cipta Kerja yang perolehan tanah untuk kepentingan umum terkait Bank Tanah yaitu percepatan karena tanpa mengikutsertakan pengadilan reformasi yang agraria, mempercepat pemerintah reformasi agraria akan dan redistribusi tanah yang akan dilakukan mengurangi umum umumnya perkara (konsinyasi) terjadi di proses keberatan dan pembayaran uang ganti rugi/ konsinyasi.2 oleh Bank Tanah.1 Keberadaan pada akan Menurut Menteri Agraria dan Tata ini Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional terobosan (selanjutnya disebut Menteri ATR/BPN)3, pemerintah dalam usahanya menyediakan Kementerian ATR/ BPN berfungsi sebagai tanah untuk kepentingan umum dan regulator dan manager. Selama ini fungsi merupakan kepentingan membutuhkan Bank salah Tanah satu masyarakat tanah. Khusus yang untuk kepentingan umum, keberadaan Bank Tanah akan sangat membantu pemerintah 2 Mekanisme secara rinci terkait pengadaan tanah untuk kepentingan umum bisa di cermati di dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum 3 1 Supratman Andi Agtas, Laporan Badan Legislasi DPR RI Dalam Rangka Pembicaraan Tingkat II / Pengambilan Keputusan Hasil Pembahasan RUU tentang cipta kerja yang telah diselesaikan oleh Badan Legislasi Dalam Rapat Paripurna DPR RI, 6 Oktober 2020, hlm. 4. ³3HQMHOasan Menteri ATR/BPN Soal Bank 7DQDK GDODP 88 &LSWD .HUMD´ diakses melalui https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f8 e8f954808a/penjelasan-menteri-atr-bpn-soalbank-tanah-dalam-uu-ciptakerja/#:~:text=Menteri%20Agraria%20dan%20 Tata%20Ruang,salah%20satunya%20mengen ai%20Bank%20Tanah. diakses tanggal 31 Oktober 2020 pukul 19.00 WIB 100 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang Volume 18/No. 2/Agustus/2020 manager tidak berjalan karena tidak merupakan memiliki tanah yang bisa digunakan untuk fungsi penataan terhadap tanah. Fungsi kepentingan umum. Bank Tanah sangat penataan ini sangat luas cakupannya dibutuhkan dan tujuannya, antara lain seperti untuk memfasilitasi investasi, kepentingan pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan umum seperti taman, perumahan rakyat, distribusi dan reforma agraria. didalam UU Cipta Kerja. lembaga yang melakukan perencanaan, tanah perolehan, sebagaimana diatur Setelah diundangkannya Undang- Konsep Bank Tanah sebenarnya Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang telah hadir di Indonesia bagian ujung barat Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yaitu di Aceh yang dikenal dengan (selanjutnya disebut UUPA), Ketetapan lembaga Baitul Mal dan di pulau Sulawesi MPR yaitu Kota Makassar. Pengelolaan tanah Nomor Pembaruan IX/MPR/2001 Agraria dan tentang Pengelolaan terlantar oleh Baitul Mal dengan Sumber Daya Alam (Tap MPR No. menggunakan konsep Bank Tanah dan IX/2001) belum terbit produk legislasi dan LK\D¶ DO-mawat. Baitul Mal bertindak regulasi khusus sebagai pengelola harta agama menurut mengoperasionalkan agenda-agenda dan V\DUL¶DW ,VODP GDSDW PHQHQWXNDQ VWDWXV program reforma agraria.4 tanah terlantar dan memperuntukkannya yang secara Negara melalui lembaga pemerintah pada masyarakat untuk atau lembaga independen yang ditunjuk diberdayakan/ oleh pemerintah berwenang melakukan sebagaimana akuisisi tanah terlantar, mengelola dan pengembangan kesejahteraan masyarakat mengatur sendiri. Disatu sisi, pendayagunaan tanah mendistrbusikan sementara untuk waktu, kepentingan terlantar dihidupkan dapat mestinya kepada dengan masyarakat /dikelola tujuan dapat umum. Hal tersebut merupakan suatu diberikan dengan status hak sewa maupun kebijakan pertanahan yang disebut Bank hak lainnya atas tanah menurut ketentuan Tanah.5 Menurut definisi Bank Tanah yang berlaku.6 4 Jurnal Arena Hukum Volume 10 Nomor 3 Desember 2017, hlm. 364. Konsorsium Pembaruan Agraria, Pandangan dan usulan terhadap RUU Pertanahan, (Jakarta: Konsorsium Pembaruan Agraria, 2017), hlm. 10. 5 Fatimah Al Zahra, Konstruksi Hukum Pengaturan Bank Tanah Untuk Mewujudkan Pengelolaan Aset Tanah Negara Berkeadilan, 6 Zaki Ulya, Espaktasi Pengelolaan Tanah Terlantar Oleh Baitul Mal Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat", Jurnal Hukum & Pembangunan Volume 46 No. 4 tahun 2016, Hlm. 518. 101 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang Salah satu mengatasi terobosan untuk dalam penulisan artikel ini yaitu pertama masalah urgensi pendirian bank tanah menurut kepentingan Undang-Undang Cipta dan yang kedua kompleksitas pengadaan tanah pembangunan untuk adalah penerapan bank tanah yang berfungsi sebagai penghimpun tanah, pengaman tanah Peran serta fungsi Bank Tanah sebagai lembaga pengelola tanah. guna mengamankan penyediaan dan peruntukan B. Metode Penelitian Bentuk penelitian ini adalah yuridis serta pemanfaatan tanah sesuai rencana normatif, yaitu dengan menelaah norma tata ruang yang sudah disahkan. 7 Kegiatan bank tanah di bidang permukiman rakyat sebagai cikal bakal berdirinya lembaga bank tanah sudah dilaksanakan Makassar. oleh Hal Pemerintah Kota terlihat dalam ini peremajaan kawasan kumuh di Kecamatan Mariso dengan menggunakan tanah seluas 1,2 hektare yang merupakan aset Pemerintah Kota Makassar.8 Indonesia yang mengenal asas otonomi daerah memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk berinovasi guna melaksanakan fungsi tata hukum tertulis langsung dengan pokok permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini.9 Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data sekunder yang lapangan asas ini ternyata dinikmati oleh warga Aceh dan Kota Makassar. Dari penjelasan-penjelasan tersebut diatas, ada dua isu hukum yang akan dikaji diperoleh melainkan langsung melalui dari proses mencari bahan-bahan kepustakaan, dan berupa bahan hukum sekunder berupa teori-teori yang diambil dari berbagai karya pustaka, UUD Negara Republik Indonesia 1945 serta Peraturan PerundangUndangan. Peneliti kelola pemerintah. Manfaat nyata keberadaan tidak menggunakan alat pengumpulan data berupa studi dokumen dan teori serta peraturan-peraturan yang ada. Metode analisis data yang digunakan dalam mengolah data yang berkaitan dengan penelitian ini adalah metode kualitatif karena pengolahan data tidak 7 Hairani Mochtar, Keberadaan Bank Tanah Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.18, No.2 Desember 2013, Hlm. 134. dilakukan dengan mengukur data sekunder terkait, tetapi menganalisis secara deskriptif data tersebut. Pada pendekatan 8 Herni Amir, Kegiatan Bank Tanah Sebagai Bentuk Penyediaan Tanah Untuk Permukiman Rakyat,Analisis, Juni 2014, Vol.3 No.1, hlm. 35. 9 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), hal. 10. 102 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang kualitatif, tata cara Sedikitnya terdapat 4 isu penting penelitian menghasilkan data deskriptif analitis. Volume 18/No. 2/Agustus/2020 terkait pendirian Bank Tanah sesuai UU Cipta C. Pembahasan Cipta Kerja disebut sebagai badan khusus yang mengelola tanah. Pembentuk undang-undang belum menjelaskan secara tegas bentuk hukum Bank Tanah apakah sebagai Badan Usaha pembentukan Badan Layanan Umum/ BLU, atau bentuk yang lain. Status ini sangat penting karena berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan sehari-hari, status pekerja /karyawan, dan perlindungan hukum pihak ketiga. SW Badan Bank Tanah landasan hukum, dan prinsip dasar/asasasasnya, urgensi pembentukannya, asal tanah, dan pihak yang paling diuntungkan dengan keberadaan Badan. Sekilas tampaknya pembuat undangundang mendahulukan pendirian dan ketentuan umum terlebih dahulu terhadap Bank Tanah. Pendiriannya pun juga diikutsertakan kedalam suatu UndangUndang Omnibus Law yang memuat beraneka ragam Undang-Undang. Menurut Pembentukan Bank Tanah berdasarkan UU Cipta Kerja, namun ketentuan lebih lanjut akan diatur di dalam penulis akan berpengaruh terhadap jenis subjek hukum Bank Tanah dalam penyelenggaraan fungsi dan perannya. Jika sebagai subjek hukum maka ia dapat melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga sedangkan jika bukan subjek hukum maka ia sebagai bagian unit kerja dari lembaga pemerintahan tertentu. inisiatif Pemerintah ini menandakan bahwa kehadiran Bank Tanah sudah mendesak. Peraturan Pemerintah. Bentuk hukum ini suatu Maria setidaknya belum jelas yakni filosofi, Milik Negara/ BUMN, lembaga negara, wewenang menurut Sumardjono.10 Empat isu tersebut yaitu Status hukum Bank Tanah di dalam Undang-Undang Kerja Bank Tanah bukan lembaga yang berorientasi pada keuntungan (non profit), undang-undang menghendaki keuntungan sesuai dengan prisip dalam kerjasamaa pemerintah yang objeknya barang milik negara/barang milik daerah. Hal ini tercermin dari Pasal 129 ayat (2) dimana Hak Pengelolaan (HPL) Bank Tanah dapat diberikan Hak Guna usaha/ HGU, Hak Bentuk pertanggungjawaban Bank Tanah juga belum diatur, bertanggungjawab kepada Presiden atau tidak. 10 Maria SW Sumardjono, Agenda yang Belum Selesai:Refleksi atas Berbagai Kebijakan Pertanahan, (Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2020), hlm.97. 103 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang Guna Bangunan/ HGB, atau Hak Pakai ´3HQJHORODDQ´ GDSDW GLWHPXNDQ GL GDODP yang secara yuridis wajib didasarkan romawi II angka 2 penjelasan umum perjanjian yang dibuat Bank Tanah dengan UUPA. Akhirnya ada peraturan setingkat mitranya/ pihak ketiga. Konstruksi hukum Undang-Undang ini tunduk terhadap hukum pengelolaan meskipun barang milik negara/daerah. Selanjutnya beranggapan bahwa HPL bukan hak atas akan seperti tanah karena tidak diatur di dalam Pasal 4 Tanah dan Pasal 16 UUPA. dibuat suatu Perjanjian perjanjian Penggunaan di yang sisi mengatur lain ada HPL yang sebagaimana diatur didalam Pasal 4 ayat HPL merupakan hak menguasai dari (2) Peraturan Meteri Negara Agraria/ negara yang kewenangan pelaksanaannya Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor sebagian dilimpahkan kepada pemegang 9 haknya. Tahun 1999 Tentang Tata Cara HPL sebelumnya diatur Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas diantaranya Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah didalam Undang-Undang Perjanjian Penggunaan Tanah tunduk Susun, Undang-Undang Nomor 21 tentang terhadap PMA, selain itu secara teori 1997 tentang Bea perolehan Hak atas tunduk terhadap ketentuan didalam Kitab Tanah Undang-Undang dan Bangunan, Peraturan Hukum Perdata Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang Ketetuan didalam Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunanm KUHPerdata tersebut diatur didalam Pasal dan Hak Pakai atas Tanah, Peraturan 1320 yang terdiri dari 4 unsur yakni Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang kesepakatan, kecakapan, hal tertentu dan Pendaftaran Tanah, dan Peraturan Menteri sebab yang halal. 11 Agraria No. 9 tahun 1999. UU No 16 (KUHPerdata). Dari dan tahun 1985 tentang Rumah Susun dan UU pertentangan terhadap UU Cipta Kerja, No. 21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan ada lahirnya Hak Atas Tanah dan Bangunan tidak pengaturan Hak Pengelolaan (selanjutnya mendefinisikan secara tegas HPL itu apa disebut HPL) sebagaimana Pasal 136. karena hanya menyinggung keberadaannya Sebelumnya HPL tidak diatur didalam secara singkat. Di dalam PMA No. 9 tahun UUPA 1999 disebutkan beberapa instansi yang 11 sisi banyaknya positif meskipun kecaman diantaranya kata dan makna Nizam Zakka Arrizal, La Validité De La Procuration De Vendre Basé Sur La Décision De Justice, Jurnal Legal Standing Vol.4 No.1, Maret 2020, Hlm.79. dapat diberikan HPL. Pengkategorian Tanah sangat lembaga fundamental Bank mengingat 104 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang Volume 18/No. 2/Agustus/2020 setiap jenis lembaga mempunyai dasar pengelolaan barang milik negara/daerah hukum masing-masing yang harus dipatuhi mewajibkan seperti BUMN tunduk terhadap peraturan menetapkan penerimaan negara ke dalam menteri Daerah perjanjian. Dalam hal tersebut terdapat tunduk terhadap Peraturan Menteri Dalam pengaturan utama di dalam Peraturan Negeri, BLU tunduk terhadap Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 27 Tahun 2014 Menteri Keuangan. Hal ini mengingat tentang kekayaan Bank kekayaan Negara BUMN, Pemerintah pengelola Pengelolaan HPL Barang untuk Milik Tanah merupakan Negara/Daerah yang melahirkan beberapa yang dipisahkan peraturan pelaksana diantaranya Peraturan sehingga dalam mengelolanya harus penuh Menteri Keuangan Republik Indonesia hati-hati dan waspada agar pihak-pihak Nomor 78/PMK.06/2014 Tentang Tata yang andil didalamnya tidak merugikan Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang keuangan negara yang dipisahkan tersebut. Milik Dua hal yang perlu menjadi perhatian Negara Permenkeu (selanjutnya 78/2014) dan disebut Peraturan terhadap HPL Bank Tanah yang pertama Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun adalah Perjanjian tersebut Penggunaan Tanah 2016 dan bentuk Barang Milik Daerah. Nuansa sensitif diatas tentang Pedoman pemanfaatannya. Bentuk pemanfaatannya tersebut beraneka ragam yang dapat menjadi kontribusi pilihan/alternatif bagi Bank Tanah beserta keuntungan yang wajib diatur didalam mitranya diantaranya Sewa, Pinjam Pakai, perjanjian kerja sama pemanfaatan. Hal Kerja Sama Pemanfaatan, Bangun Guna tersebut diamanatkan oleh Permenkeu Serah/ Bangun Serah Guna, Kerja Sama 78/2014. Oleh sebabnya perlu adanya Penyediaan Infrastruktur. kajian tersendiri terhadap pengelolaan aset Segala hal menyangkut keuangan merupakan isu yang sensitif terlebih milik tercermin Pengelolaan Bank tetap Tanah dari pengaturan dan pembagian yang merupakan kekayaan negara yanng dipisahkan. berkaitan dengan keuangan negara. Pihak Peruntukan HPL Bank Tanah dibagi yang mengelola keuangan negara ini dua yaitu untuk kepentingan ekonomi jangan sampai dirugikan sehingga pada berkeadilan dan untuk investasi. Bank akhirnya akan menimbulkan kerugian Tanah harus memiliki skala prioritas untuk keuangan negara. kepentingan siapa HPL Bank Tanah Di beberapa peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan nantinya. Jika berorientasi untuk kepentingan yang pertama maka sudah 105 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang seharusnya ia menyediakan tanah untuk Peruntukan tanah yang dikelola oleh masyarakat Indonesia yang mempunyai Bank Tanah ada 2 yaitu dalam rangka hubungan kekal dan abadi karena tanah ekonomi berkeadilan dan dalam rangka sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. mendukung Jika untuk kepentingan yang kedua maka ekonomi tanah HPL Bank Tanah dapat bekerjasama menjamin ketersediaan tanah minimal dengan 30% (tiga puluh) persen guna reforma pemilik manfaatnya yaitu investasi. Dalam rangka berkeadilan, Bank Tanah masyarakat Indonesia sebagaimana dicita- agrarian, citakan UUPA dan Pasal 33 ayat (3) mendukung investasi, pemegang HPL UUDNRI 1945. Bank Bank merupakan Tanah dalam diberikan rangka beberapa instansi kewenangan. Kedua macam peruntukan ini tambahan yang dapat diberikan HPL selain bertolak belakang karena yang satu ada di instansi pemerintah, BUMN, BUMD, PT. pihak bangsa Indonesia sebagai pemilik Persero, Badan Otorita, atau Badan-badan bumi, air, dan luar angkasa, sedangkan hukum Pemerintah lainnya. Dari karakter yang lain bisa dikatakan pro investor yang penerima HPL ini semuanya merupakan bisa datang dari tuan rumah atau bisa juga lembaga pemerintah atau perusahaan milik tamu dari luar. pemerintah Tanah sedangkan (BUMN/BUMD) sehingga Inkonsistensi peruntukan tersebut bank tanah merupakan bagian dari fungsi menunjukkan bahwa pembuat kebijakan pemerintahan. mengesampingkan eksistensi Pasal 33 ayat Bank Tanah dapat dikatakan sebagai (3) Undang-Undang Dasar Negara lembaga di bidang eksekutif dilihat dari Republik Komite sebagai salah satu organ Bank mengamanatkan Tanah. Komite terdiri dari ketua yaitu kekayaan alam yang dipergunakan untuk menteri di bidang pertanahan dan anggota sebesar-besar yaitu Seyogyanya menteri semuanya di bidang ditetapkan oleh lain yang Indonesia bumi 1945 dan kemakmuran pembuat yang air dan rakyat. undang-undang Keputusan memilih salah satu peruntukan saja asalkan Presiden. Dari ketentuan ini, maka seorang muara akhirnya yaitu sebesar-besarnya menteri ATR/kepala BPN berkedudukan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Hal tiga jabatan sekaligus, ia sebagai menteri ini dikarenakan kepentingan investasi agraria dan tata ruang, sebagai kepala bernuansa asing dan hanya untuk kaum Badan Pertanahan Nasional, dan sebagai elit. Padahal, kehadiran Bank Tanah Ketua Komite Bank Tanah. diharapkan dapat menyediakan tanah bagi 106 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang masyarakat yang belum mendapatkan Volume 18/No. 2/Agustus/2020 Kebutuhan masyarakat akan tanah untuk hunian atau untuk kepentingan kepemilikan tanah sangat besar. Di atas umum. tanah dapat dibangun rumah atau tempat Ketentuan bahwa Bank Tanah dapat tinggal dengan sebutan lain untuk mengelola aset secara mandiri dengan kepentingan pribadi yang berdasarkan antara lain melakukan kerjasama dengan jenisnya berstatus hak milik. Tanah juga pihak dapat digunakan untuk kepentingan usaha ketiga berpotensi untuk diprioritaskan ketimbang melaksanakan atau tugas untuk perikanan, peternakan dengan dasar Hak menyediakan dan mendistribusikan tanah Guna Usaha atau non pertanian dengan agar terjamin ketersediaan tanah untuk dasar Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai. kepentingan umum, kepentingan sosial, Objek yang dapat dikelola Bank dan lain-lain. Berdasarkan tugas dan Tanah sangat terbatas. Berdasarkan Pasal fungsi utamanya tidak tepat jika Bank 129 ayat (1), tanah yang dikelola badan Tanah menjadi subjek HPL.12 bank tanah diberikan hak pengelolaan. dan Menurut fungsi utamanya penulis diantaranya pertanian, tujuan Wewenang Bank Tanah ini menurut didirikannya Bank Tanah adalah untuk penulis secara yuridis telah diatur di menyediakan tanah maka harus ditegaskan peraturan tersendiri. Dalam Peraturan dalam Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah 40 Pemerintah yang nanti dibuat, bahwa Bank Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Tanah didirikan untuk menyediakan tanah Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah bagi masyarakat. Hal ini agar apa yang (selanjutnya disebut PP No. 40 diharapkan 1996) pemerintah jika bisnis sesuai dengan telah Nomor diatur Tahun bahwa 1996 tahun Menteri SURGXN KXNXPQ\D VXSD\D ³grand design´ mengatur dan menentukan peruntukan Hak didirikannya Bank Tanah itu jelas. Makna Pengelolaan. PP No. 40 tahun 1996 jelas mengatur bahwa diatas tanah HPL dapat yang dimaksud adalah mudah dilaksanakan bagi siapapun yang ada diberikan HGB atau Hak Pakai. didalam organ Bank Tanah, supaya niat Selanjutnya di dalam Peraturan Meteri atau tindakan yang tidak sesuai dengan Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan tujuan tersebut dapat dihindari. Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan 12 Ibid, hlm.78. (selanjutnya disebut PMA 9/1999) terdapat 107 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang lembaga khusus yaitu Panitia Pemeriksa milik bukan objek yang dapat dimintakan Tanah ke Bank Tanah atau hak atas tanah yang yang pemeriksa bertugas tanah melaksanakan dalam rangka dapat diberikan diatas tanah HPL Bank permohonan untuk Tanah. Di atas tanah HPL Bank Tanah memperoleh Hak Milik, Hak Guna Usaha, hanya dapat diberikan HGB, HGU, atau Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas tanah Hak Pakai saja. Dari ketentuan ini nampak Negara termasuk Hak Pengelolaan. bahwa tujuan didirikannya Bank Tanah penyelesaian Jika ketentuan Bank Tanah di dalam tidak lain adalah untuk pemberian hak atas UU Cipta Kerja tetap diberlakukan maka tanah demi kepentingan bisnis, bukan akan ada Overlaping atau tumpang tindih untuk pemukiman/ tempat tinggal. Selain kewenangan. Kewenangan Bank Tanah itu, meskipun di atas tanah HGB atau Hak akan mengeleminasi kewenangan Menteri Pakai dapat didirikan suatu tempat tinggal / kepala kantor wilayah / kepala kantor namun kenikmatannya tidak lebih baik pertanahan. menteri dari tanah hak milik misalnya perumahan melalui kepala kantor wilayah atau kepala atau rumah susun karena hak milik kantor pertanahan yang akan menetapkan memiliki keistimewaan dibanding hak atas dan memberikan izin kepada seseorang tanah yang lain. untuk Secara yuridis, menikmati HPL. Hal ini Dalam disiplin ilmu hukum dikenal sebagaimana diatur dalam PMA 9/1999 suatu asas Lex superior derogat legi dan PP 40/1996. inferior yang bermakna norma hukum Pengaturan pemberian Hak Milik atas yang lebih tinggi tingkatannya akan tanah rumah tinggal juga diatur lebih mengesampingkan norma hukum yang spesifik didalam Keputusan Meteri Negara berada Agraria/ diterapkan dalam UU Cipta kerja dan Kepala Badan Pertanahan dibawahnya. Jika asas ini Nasional Nomor 6 Tahun 1998 tentang peraturan Pemberian Hak Milik atas tanah untuk lainnya maka yang berlaku adalah UU rumah tinggal. Pasal 2 menjelaskan bahwa Cipta Kerja sehingga menteri melalui permohonan kepala kantor wilayah atau kepala kantor pendaftaran hak milik perundang-undangan yang diajukan kepada kepala kantor pertanahan pertanahan kabupaten/kotamadya. kewenangannya karena sudah digantikan Impian masyarakat untuk memiliki tanah hak milik dengan adanya Bank akan kehilangan oleh Bank Tanah. Tugas yang digantikan adalah terkait pengurusan HPL. Tanah akan sulit diraih mengingat hak 108 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang Struktur organisasi Bank Tanah terdiri Volume 18/No. 2/Agustus/2020 D. Kesimpulan Kehadiran dari 3 organ yaitu Komite, Dewan Bank tanah sangat Pelaksana. dibutuhkan oleh masyarakat dan Pengaturan lebih lanjut terkait tiga organ pemerintah dalam pengelolaan dan ini akan ditetapkan dengan Peraturan penataan tanah untuk kepentingan umum Presiden. Dari ketiga organ ini, Komite dan tempat tinggal. Wewenang Bank merupakan organ yang mempunyai posisi Tanah belum diatur secara tegas didalam paling kuat karena diisi oleh para menteri UU Cipta Kerja karena secara umum atau dapat wewenang terkait pertanahan ada di tangan menetapkan Badan Pelaksana yang terdiri Menteri yang membidangi pertanahan atau dari kepala dan deputi. pemegang Pengawas, dan kepala Badan lembaga serta hak atas tanah yang Keberadaan Bank Tanah ini akan bersangkutan. Peran dan fungsi Bank menjadi tantangan bagi pemerintah yang tanah adalah lembaga yang mengelola menginisiasi tanah dengan melaksanakan perencanaan, berdirinya lembaga pengelolaan tanah tesebut. Tantangan mana didahulukan antara pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pendistribusian tanah. Bank Tanah diantaranya : a) Kepentingan perolehan, akan Perlu adanya beberapa peraturan pelaksana kepentingan UU Cipta Kerja yang khusus tentang Bank yang investasi atau kepentingan ekonomi Tanah berkeadilan dalam penyediaan dan pelaksanaan fungsi dan peran Bank Tanah distribusi tanah; bisa b) Adanya tumpang tindih kewenangan untuk segera Pemerintah segera disahkan dirasakan sekiranya agar masyarakat. dapat membuat antara Bank tanah dan Menteri di prioritas utama diantara dua pilihan yaitu bidang pertanahan atau Kepala Kantor dalam rangka ekonomi berkeadilan dan Pertanahan/ Kepala Kantor Wilayah dalam rangka mendukung investasi terkait Pertanahan; peruntukan tanah HPL yang dikelola Bank c) Harapan untuk mengurangi beban perkara di Pengadilan Tanah. akibat Konsinyasi (keberatan ganti kerugian) pengadaan tanah untuk kepentingan umum harus maksimal; Daftar Pustaka Buku Agtas, Supratman Andi. Laporan Badan Legislasi DPR RI Dalam Rangka Pembicaraan Tingkat II / 109 KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang Pengambilan Keputusan Hasil Pembahasan RUU tentang cipta kerja yang telah diselesaikan oleh Badan Legislasi Dalam Rapat Paripurna DPR RI. 6 Oktober 2020. hal. 4. Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press. 1986. Sumardjono, Maria SW. Agenda yang Belum Selesai : Refleksi atas Berbagai Kebijakan Pertanahan. Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.2020. Website ³3HQMHODVDQ 0HQWHUL $75 %31 6RDO %DQN 7DQDK GDODP 88 &LSWD .HUMD´ sumber dari website https://www.hukumonline.com/berit a/baca/lt5f8e8f954808a/penjelasanmenteri-atr-bpn-soal-bank-tanahdalam-uu-ciptakerja/#:~:text=Menteri%20Agraria% 20dan%20Tata%20Ruang,salah%20 satunya%20mengenai%20Bank%20 Tanah, diakses tanggal 31 Oktober 2020 pukul 19.00 WIB Karya Ilmiah Herni Amir, Kegiatan Bank Tanah Sebagai Bentuk Penyediaan Tanah Untuk Permukiman Rakyat. Jurnal Analisis Volume 3 No. 1. Juni 2014 Konsorsium Pembaruan Agraria. Pandangan dan usulan terhadap RUU Pertanahan. Jakarta: Konsorsium Pembaruan Agraria. 2017. Hairani Mochtar, Keberadaan Bank Tanah Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan. Jurnal Cakrawala Hukum, Volume 18, No.2 Desember 2013. Nizam Zakka Arrizal, La Validité De La Procuration De Vendre Basé Sur La Décision De Justice. Jurnal Legal Standing Vol.4 No.1, Maret 2020. Zaki Ulya, Espaktasi Pengelolaan Tanah Terlantar Oleh Baitul Mal Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat". Jurnal Hukum & Pembangunan, Volume 46 No. 4 tahun 2016. Fatimah Al Zahra, Konstruksi Hukum Pengaturan Bank Tanah Untuk Mewujudkan Pengelolaan Aset Tanah Negara Berkeadilan. Jurnal Arena Hukum Volume 10 Nomor 3 Desember 2017 Peraturan Perundang ± Undangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Undang-Undang Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun Undang-Undang Nomor 21 tentang 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Peraturan Meteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan 110