Uploaded by sandritarigan

337802-kajian-kritis-terhadap-eksistensi-bank-t-ca9a5516

advertisement
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
Volume 18/No. 2/Agustus/2020
KAJIAN KRITIS TERHADAP EKSISTENSI BANK TANAH DALAM
UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
CRITICAL ASSESSMENT OF THE EXISTENCE OF LAND BANKS IN
LAW NUMBER 11 OF 2020 CONCERNING JOB CREATION
Nizam Zakka Arrizal
Universitas PGRI Madiun
[email protected]
Siti Wulandari
Universitas PGRI Madiun
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan Bank Tanah yang didirikan berdasarkan UndangUndang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dimana mendapatkan pro dan kontra dari
masyarakat, aktivis, dan akademisi. Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Isu hukum yang
dibahas dalam penelitian ini adalah Urgensi pendirian bank tanah dan Peran serta fungsi
Bank Tanah sebagai lembaga pengelola tanah. Metode yang digunakan adalah metode
penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum dengan menggunakan
data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif dan alat
pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Hasil penelitian ini adalah
kehadiran Bank tanah sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan
dan penataan tanah untuk kepentingan umum dan tempat tinggal. Peran dan fungsi Bank
tanah adalah lembaga yang mengelola tanah dengan melaksanakan perencanaan, perolehan,
pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pendistribusian tanah.
Kata Kunci: Bank Tanah, Pertanahan, Undang-Undang Cipta Kerja
Abstract
This research examines the existence of a Land Bank which was established based on law
number 11 of 2020 concerning Job Creation which gets the pros and cons of the community,
activists, and academics. Land as a gift from God Almighty is controlled by the State and
used as much as possible for the prosperity of the people. The legal issue discussed in this
study is the urgency of establishing a land bank and the role and function of the Land Bank
as a land management institution. The method used is a normative juridical research method,
namely research on legal principles using secondary data. The data analysis method used
was qualitative methods and the data collection tool used was document study. The result of
this research is that the presence of a land bank is very much needed by the community and
government in the management and arrangement of land for the public interest and
residence. The role and function of a land bank is an institution that manages land by
99
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
carrying out the planning, acquisition, procurement, management, utilization and
distribution of land
Keywords : Land Bank, Land, Job Creation Act.
untuk memperoleh tanah yang nantinya
A. Pendahuluan
Disahkannya Undang-Undang No 11
dibangun untuk fasilitas umum seperti
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada 5
jalan, infrastruktur, rumah sakit, kantor
Oktober 2020 (selanjutnya disebut UU
pemerintah, dan sebagainya. Lembaga ini
Cipta Kerja) menimbulkan pro dan kotra.
jika memang dilaksanakan sebagaimana
Dari segala pro dan kontra tersebut, perlu
mestinya
kita cermati bersama tujuan disahkannya
keberatan nilai ganti rugi tanah untuk
undang-undang itu dari perspektif hukum
kepentingan
agraria. Menurut ketua Badan Legislasi
Pengadilan. Adanya Bank Tanah maka
DPR RI, ada beberapa poin penting yang
akan terwujud prinsip efisiensi dalam
diatur di dalam UU Cipta Kerja yang
perolehan tanah untuk kepentingan umum
terkait Bank Tanah yaitu percepatan
karena tanpa mengikutsertakan pengadilan
reformasi
yang
agraria,
mempercepat
pemerintah
reformasi
agraria
akan
dan
redistribusi tanah yang akan dilakukan
mengurangi
umum
umumnya
perkara
(konsinyasi)
terjadi
di
proses
keberatan dan pembayaran uang ganti rugi/
konsinyasi.2
oleh Bank Tanah.1
Keberadaan
pada
akan
Menurut Menteri Agraria dan Tata
ini
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
terobosan
(selanjutnya disebut Menteri ATR/BPN)3,
pemerintah dalam usahanya menyediakan
Kementerian ATR/ BPN berfungsi sebagai
tanah untuk kepentingan umum dan
regulator dan manager. Selama ini fungsi
merupakan
kepentingan
membutuhkan
Bank
salah
Tanah
satu
masyarakat
tanah.
Khusus
yang
untuk
kepentingan umum, keberadaan Bank
Tanah akan sangat membantu pemerintah
2
Mekanisme secara rinci terkait pengadaan
tanah untuk kepentingan umum bisa di cermati
di dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum
3
1
Supratman Andi Agtas, Laporan Badan
Legislasi DPR RI Dalam Rangka Pembicaraan
Tingkat II / Pengambilan Keputusan Hasil
Pembahasan RUU tentang cipta kerja yang
telah diselesaikan oleh Badan Legislasi Dalam
Rapat Paripurna DPR RI, 6 Oktober 2020,
hlm. 4.
³3HQMHOasan Menteri ATR/BPN Soal Bank
7DQDK GDODP 88 &LSWD .HUMD´ diakses melalui
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f8
e8f954808a/penjelasan-menteri-atr-bpn-soalbank-tanah-dalam-uu-ciptakerja/#:~:text=Menteri%20Agraria%20dan%20
Tata%20Ruang,salah%20satunya%20mengen
ai%20Bank%20Tanah. diakses tanggal 31
Oktober 2020 pukul 19.00 WIB
100
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
Volume 18/No. 2/Agustus/2020
manager tidak berjalan karena tidak
merupakan
memiliki tanah yang bisa digunakan untuk
fungsi penataan terhadap tanah. Fungsi
kepentingan umum. Bank Tanah sangat
penataan ini sangat luas cakupannya
dibutuhkan dan tujuannya, antara lain
seperti
untuk memfasilitasi investasi, kepentingan
pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan
umum seperti taman, perumahan rakyat,
distribusi
dan reforma agraria.
didalam UU Cipta Kerja.
lembaga
yang
melakukan
perencanaan,
tanah
perolehan,
sebagaimana
diatur
Setelah diundangkannya Undang-
Konsep Bank Tanah sebenarnya
Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang
telah hadir di Indonesia bagian ujung barat
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
yaitu di Aceh yang dikenal dengan
(selanjutnya disebut UUPA), Ketetapan
lembaga Baitul Mal dan di pulau Sulawesi
MPR
yaitu Kota Makassar. Pengelolaan tanah
Nomor
Pembaruan
IX/MPR/2001
Agraria
dan
tentang
Pengelolaan
terlantar
oleh
Baitul
Mal
dengan
Sumber Daya Alam (Tap MPR No.
menggunakan konsep Bank Tanah dan
IX/2001) belum terbit produk legislasi dan
LK\D¶ DO-mawat. Baitul Mal bertindak
regulasi
khusus
sebagai pengelola harta agama menurut
mengoperasionalkan agenda-agenda dan
V\DUL¶DW ,VODP GDSDW PHQHQWXNDQ VWDWXV
program reforma agraria.4
tanah terlantar dan memperuntukkannya
yang
secara
Negara melalui lembaga pemerintah
pada
masyarakat
untuk
atau lembaga independen yang ditunjuk
diberdayakan/
oleh pemerintah berwenang melakukan
sebagaimana
akuisisi tanah terlantar, mengelola dan
pengembangan kesejahteraan masyarakat
mengatur
sendiri. Disatu sisi, pendayagunaan tanah
mendistrbusikan
sementara
untuk
waktu,
kepentingan
terlantar
dihidupkan
dapat
mestinya
kepada
dengan
masyarakat
/dikelola
tujuan
dapat
umum. Hal tersebut merupakan suatu
diberikan dengan status hak sewa maupun
kebijakan pertanahan yang disebut Bank
hak lainnya atas tanah menurut ketentuan
Tanah.5 Menurut definisi Bank Tanah
yang berlaku.6
4
Jurnal Arena Hukum Volume 10 Nomor 3
Desember 2017, hlm. 364.
Konsorsium Pembaruan Agraria, Pandangan
dan usulan terhadap RUU Pertanahan,
(Jakarta: Konsorsium Pembaruan Agraria,
2017), hlm. 10.
5
Fatimah Al Zahra, Konstruksi Hukum
Pengaturan Bank Tanah Untuk Mewujudkan
Pengelolaan Aset Tanah Negara Berkeadilan,
6
Zaki Ulya, Espaktasi Pengelolaan Tanah
Terlantar Oleh Baitul Mal Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat", Jurnal Hukum &
Pembangunan Volume 46 No. 4 tahun 2016,
Hlm. 518.
101
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
Salah
satu
mengatasi
terobosan
untuk
dalam penulisan artikel ini yaitu pertama
masalah
urgensi pendirian bank tanah menurut
kepentingan
Undang-Undang Cipta dan yang kedua
kompleksitas
pengadaan
tanah
pembangunan
untuk
adalah
penerapan
bank
tanah yang berfungsi sebagai penghimpun
tanah,
pengaman
tanah
Peran serta fungsi Bank Tanah sebagai
lembaga pengelola tanah.
guna
mengamankan penyediaan dan peruntukan
B. Metode Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah yuridis
serta pemanfaatan tanah sesuai rencana
normatif, yaitu dengan menelaah norma
tata ruang yang sudah disahkan. 7
Kegiatan bank tanah di bidang
permukiman rakyat sebagai cikal bakal
berdirinya lembaga bank tanah sudah
dilaksanakan
Makassar.
oleh
Hal
Pemerintah
Kota
terlihat
dalam
ini
peremajaan kawasan kumuh di Kecamatan
Mariso dengan menggunakan tanah seluas
1,2
hektare
yang
merupakan
aset
Pemerintah Kota Makassar.8 Indonesia
yang mengenal asas otonomi daerah
memberikan
kesempatan
kepada
pemerintah daerah untuk berinovasi guna
melaksanakan
fungsi
tata
hukum tertulis langsung dengan pokok
permasalahan yang menjadi pembahasan
dalam penelitian ini.9 Data yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu data sekunder
yang
lapangan
asas ini ternyata dinikmati oleh warga
Aceh dan Kota Makassar.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut
diatas, ada dua isu hukum yang akan dikaji
diperoleh
melainkan
langsung
melalui
dari
proses
mencari bahan-bahan kepustakaan, dan
berupa bahan hukum sekunder berupa
teori-teori yang diambil dari berbagai
karya pustaka, UUD Negara Republik
Indonesia 1945 serta Peraturan PerundangUndangan.
Peneliti
kelola
pemerintah. Manfaat nyata keberadaan
tidak
menggunakan
alat
pengumpulan data berupa studi dokumen
dan teori serta peraturan-peraturan yang
ada. Metode analisis data yang digunakan
dalam mengolah data yang berkaitan
dengan penelitian ini adalah metode
kualitatif karena pengolahan data tidak
7
Hairani Mochtar, Keberadaan Bank Tanah
Dalam
Pengadaan
Tanah
Untuk
Pembangunan, Jurnal Cakrawala Hukum,
Vol.18, No.2 Desember 2013, Hlm. 134.
dilakukan dengan mengukur data sekunder
terkait,
tetapi
menganalisis
secara
deskriptif data tersebut. Pada pendekatan
8
Herni Amir, Kegiatan Bank Tanah Sebagai
Bentuk Penyediaan Tanah Untuk Permukiman
Rakyat,Analisis, Juni 2014, Vol.3 No.1, hlm.
35.
9
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), hal. 10.
102
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
kualitatif,
tata
cara
Sedikitnya terdapat 4 isu penting
penelitian
menghasilkan data deskriptif analitis.
Volume 18/No. 2/Agustus/2020
terkait pendirian Bank Tanah sesuai UU
Cipta
C. Pembahasan
Cipta
Kerja
disebut
sebagai badan khusus yang mengelola
tanah. Pembentuk undang-undang belum
menjelaskan secara tegas bentuk hukum
Bank Tanah apakah sebagai Badan Usaha
pembentukan
Badan Layanan Umum/ BLU, atau bentuk
yang lain. Status ini sangat penting karena
berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
sehari-hari,
status
pekerja
/karyawan, dan perlindungan hukum pihak
ketiga.
SW
Badan
Bank
Tanah
landasan hukum, dan prinsip dasar/asasasasnya, urgensi pembentukannya, asal
tanah, dan pihak yang paling diuntungkan
dengan keberadaan Badan.
Sekilas tampaknya pembuat undangundang
mendahulukan
pendirian
dan
ketentuan umum terlebih dahulu terhadap
Bank Tanah. Pendiriannya pun juga
diikutsertakan kedalam suatu UndangUndang Omnibus Law yang memuat
beraneka ragam Undang-Undang. Menurut
Pembentukan
Bank
Tanah
berdasarkan UU Cipta Kerja, namun
ketentuan lebih lanjut akan diatur di dalam
penulis
akan berpengaruh terhadap jenis subjek
hukum
Bank
Tanah
dalam
penyelenggaraan fungsi dan perannya. Jika
sebagai subjek hukum maka ia dapat
melakukan perbuatan hukum dengan pihak
ketiga sedangkan jika bukan subjek hukum
maka ia sebagai bagian unit kerja dari
lembaga
pemerintahan
tertentu.
inisiatif
Pemerintah
ini
menandakan bahwa kehadiran Bank Tanah
sudah mendesak.
Peraturan Pemerintah. Bentuk hukum ini
suatu
Maria
setidaknya belum jelas yakni filosofi,
Milik Negara/ BUMN, lembaga negara,
wewenang
menurut
Sumardjono.10 Empat isu tersebut yaitu
Status hukum Bank Tanah di dalam
Undang-Undang
Kerja
Bank Tanah bukan lembaga yang
berorientasi pada keuntungan (non profit),
undang-undang menghendaki keuntungan
sesuai dengan prisip dalam kerjasamaa
pemerintah yang objeknya barang milik
negara/barang
milik
daerah.
Hal
ini
tercermin dari Pasal 129 ayat (2) dimana
Hak Pengelolaan (HPL) Bank Tanah dapat
diberikan Hak Guna usaha/ HGU, Hak
Bentuk pertanggungjawaban Bank Tanah
juga
belum
diatur,
bertanggungjawab
kepada Presiden atau tidak.
10
Maria SW Sumardjono, Agenda yang Belum
Selesai:Refleksi atas Berbagai Kebijakan
Pertanahan, (Yogyakarta: Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, 2020), hlm.97.
103
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
Guna Bangunan/ HGB, atau Hak Pakai
´3HQJHORODDQ´ GDSDW GLWHPXNDQ GL GDODP
yang secara yuridis wajib didasarkan
romawi II angka 2 penjelasan umum
perjanjian yang dibuat Bank Tanah dengan
UUPA. Akhirnya ada peraturan setingkat
mitranya/ pihak ketiga. Konstruksi hukum
Undang-Undang
ini tunduk terhadap hukum pengelolaan
meskipun
barang milik negara/daerah. Selanjutnya
beranggapan bahwa HPL bukan hak atas
akan
seperti
tanah karena tidak diatur di dalam Pasal 4
Tanah
dan Pasal 16 UUPA.
dibuat
suatu
Perjanjian
perjanjian
Penggunaan
di
yang
sisi
mengatur
lain
ada
HPL
yang
sebagaimana diatur didalam Pasal 4 ayat
HPL merupakan hak menguasai dari
(2) Peraturan Meteri Negara Agraria/
negara yang kewenangan pelaksanaannya
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
sebagian dilimpahkan kepada pemegang
9
haknya.
Tahun
1999
Tentang
Tata
Cara
HPL
sebelumnya
diatur
Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas
diantaranya
Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan
Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah
didalam
Undang-Undang
Perjanjian Penggunaan Tanah tunduk
Susun, Undang-Undang Nomor 21 tentang
terhadap PMA, selain itu secara teori
1997 tentang Bea perolehan Hak atas
tunduk terhadap ketentuan didalam Kitab
Tanah
Undang-Undang
dan
Bangunan,
Peraturan
Hukum
Perdata
Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang
Ketetuan
didalam
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunanm
KUHPerdata tersebut diatur didalam Pasal
dan Hak Pakai atas Tanah, Peraturan
1320 yang terdiri dari 4 unsur yakni
Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang
kesepakatan, kecakapan, hal tertentu dan
Pendaftaran Tanah, dan Peraturan Menteri
sebab yang halal. 11
Agraria No. 9 tahun 1999. UU No 16
(KUHPerdata).
Dari
dan
tahun 1985 tentang Rumah Susun dan UU
pertentangan terhadap UU Cipta Kerja,
No. 21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan
ada
lahirnya
Hak Atas Tanah dan Bangunan tidak
pengaturan Hak Pengelolaan (selanjutnya
mendefinisikan secara tegas HPL itu apa
disebut HPL) sebagaimana Pasal 136.
karena hanya menyinggung keberadaannya
Sebelumnya HPL tidak diatur didalam
secara singkat. Di dalam PMA No. 9 tahun
UUPA
1999 disebutkan beberapa instansi yang
11
sisi
banyaknya
positif
meskipun
kecaman
diantaranya
kata
dan
makna
Nizam Zakka Arrizal, La Validité De La
Procuration De Vendre Basé Sur La Décision
De Justice, Jurnal Legal Standing Vol.4 No.1,
Maret 2020, Hlm.79.
dapat diberikan HPL.
Pengkategorian
Tanah
sangat
lembaga
fundamental
Bank
mengingat
104
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
Volume 18/No. 2/Agustus/2020
setiap jenis lembaga mempunyai dasar
pengelolaan barang milik negara/daerah
hukum masing-masing yang harus dipatuhi
mewajibkan
seperti BUMN tunduk terhadap peraturan
menetapkan penerimaan negara ke dalam
menteri
Daerah
perjanjian. Dalam hal tersebut terdapat
tunduk terhadap Peraturan Menteri Dalam
pengaturan utama di dalam Peraturan
Negeri, BLU tunduk terhadap Peraturan
Pemerintah Nomor Nomor 27 Tahun 2014
Menteri Keuangan. Hal ini mengingat
tentang
kekayaan
Bank
kekayaan
Negara
BUMN,
Pemerintah
pengelola
Pengelolaan
HPL
Barang
untuk
Milik
Tanah
merupakan
Negara/Daerah yang melahirkan beberapa
yang
dipisahkan
peraturan pelaksana diantaranya Peraturan
sehingga dalam mengelolanya harus penuh
Menteri Keuangan Republik Indonesia
hati-hati dan waspada agar pihak-pihak
Nomor 78/PMK.06/2014 Tentang Tata
yang andil didalamnya tidak merugikan
Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang
keuangan negara yang dipisahkan tersebut.
Milik
Dua hal yang perlu menjadi perhatian
Negara
Permenkeu
(selanjutnya
78/2014)
dan
disebut
Peraturan
terhadap HPL Bank Tanah yang pertama
Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun
adalah
Perjanjian
tersebut
Penggunaan
Tanah
2016
dan
bentuk
Barang Milik Daerah. Nuansa sensitif
diatas
tentang
Pedoman
pemanfaatannya. Bentuk pemanfaatannya
tersebut
beraneka ragam yang dapat menjadi
kontribusi
pilihan/alternatif bagi Bank Tanah beserta
keuntungan yang wajib diatur didalam
mitranya diantaranya Sewa, Pinjam Pakai,
perjanjian kerja sama pemanfaatan. Hal
Kerja Sama Pemanfaatan, Bangun Guna
tersebut diamanatkan oleh Permenkeu
Serah/ Bangun Serah Guna, Kerja Sama
78/2014. Oleh sebabnya perlu adanya
Penyediaan Infrastruktur.
kajian tersendiri terhadap pengelolaan aset
Segala hal menyangkut keuangan
merupakan isu yang sensitif terlebih
milik
tercermin
Pengelolaan
Bank
tetap
Tanah
dari
pengaturan
dan
pembagian
yang
merupakan
kekayaan negara yanng dipisahkan.
berkaitan dengan keuangan negara. Pihak
Peruntukan HPL Bank Tanah dibagi
yang mengelola keuangan negara ini
dua yaitu untuk kepentingan ekonomi
jangan sampai dirugikan sehingga pada
berkeadilan dan untuk investasi. Bank
akhirnya akan menimbulkan kerugian
Tanah harus memiliki skala prioritas untuk
keuangan negara.
kepentingan siapa HPL Bank Tanah
Di beberapa peraturan perundangundangan
yang
berkaitan
dengan
nantinya.
Jika
berorientasi
untuk
kepentingan yang pertama maka sudah
105
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
seharusnya ia menyediakan tanah untuk
Peruntukan tanah yang dikelola oleh
masyarakat Indonesia yang mempunyai
Bank Tanah ada 2 yaitu dalam rangka
hubungan kekal dan abadi karena tanah
ekonomi berkeadilan dan dalam rangka
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa.
mendukung
Jika untuk kepentingan yang kedua maka
ekonomi
tanah HPL Bank Tanah dapat bekerjasama
menjamin ketersediaan tanah minimal
dengan
30% (tiga puluh) persen guna reforma
pemilik
manfaatnya
yaitu
investasi.
Dalam
rangka
berkeadilan,
Bank
Tanah
masyarakat Indonesia sebagaimana dicita-
agrarian,
citakan UUPA dan Pasal 33 ayat (3)
mendukung investasi, pemegang HPL
UUDNRI 1945.
Bank
Bank
merupakan
Tanah
dalam
diberikan
rangka
beberapa
instansi
kewenangan. Kedua macam peruntukan ini
tambahan yang dapat diberikan HPL selain
bertolak belakang karena yang satu ada di
instansi pemerintah, BUMN, BUMD, PT.
pihak bangsa Indonesia sebagai pemilik
Persero, Badan Otorita, atau Badan-badan
bumi, air, dan luar angkasa, sedangkan
hukum Pemerintah lainnya. Dari karakter
yang lain bisa dikatakan pro investor yang
penerima HPL ini semuanya merupakan
bisa datang dari tuan rumah atau bisa juga
lembaga pemerintah atau perusahaan milik
tamu dari luar.
pemerintah
Tanah
sedangkan
(BUMN/BUMD)
sehingga
Inkonsistensi
peruntukan
tersebut
bank tanah merupakan bagian dari fungsi
menunjukkan bahwa pembuat kebijakan
pemerintahan.
mengesampingkan eksistensi Pasal 33 ayat
Bank Tanah dapat dikatakan sebagai
(3)
Undang-Undang
Dasar
Negara
lembaga di bidang eksekutif dilihat dari
Republik
Komite sebagai salah satu organ Bank
mengamanatkan
Tanah. Komite terdiri dari ketua yaitu
kekayaan alam yang dipergunakan untuk
menteri di bidang pertanahan dan anggota
sebesar-besar
yaitu
Seyogyanya
menteri
semuanya
di
bidang
ditetapkan
oleh
lain
yang
Indonesia
bumi
1945
dan
kemakmuran
pembuat
yang
air
dan
rakyat.
undang-undang
Keputusan
memilih salah satu peruntukan saja asalkan
Presiden. Dari ketentuan ini, maka seorang
muara akhirnya yaitu sebesar-besarnya
menteri ATR/kepala BPN berkedudukan
untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Hal
tiga jabatan sekaligus, ia sebagai menteri
ini dikarenakan kepentingan investasi
agraria dan tata ruang, sebagai kepala
bernuansa asing dan hanya untuk kaum
Badan Pertanahan Nasional, dan sebagai
elit. Padahal, kehadiran Bank Tanah
Ketua Komite Bank Tanah.
diharapkan dapat menyediakan tanah bagi
106
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
masyarakat
yang belum mendapatkan
Volume 18/No. 2/Agustus/2020
Kebutuhan
masyarakat
akan
tanah untuk hunian atau untuk kepentingan
kepemilikan tanah sangat besar. Di atas
umum.
tanah dapat dibangun rumah atau tempat
Ketentuan bahwa Bank Tanah dapat
tinggal
dengan
sebutan
lain
untuk
mengelola aset secara mandiri dengan
kepentingan pribadi yang berdasarkan
antara lain melakukan kerjasama dengan
jenisnya berstatus hak milik. Tanah juga
pihak
dapat digunakan untuk kepentingan usaha
ketiga
berpotensi
untuk
diprioritaskan ketimbang melaksanakan
atau
tugas
untuk
perikanan, peternakan dengan dasar Hak
menyediakan dan mendistribusikan tanah
Guna Usaha atau non pertanian dengan
agar terjamin ketersediaan tanah untuk
dasar Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.
kepentingan umum, kepentingan sosial,
Objek yang dapat dikelola Bank
dan lain-lain. Berdasarkan tugas dan
Tanah sangat terbatas. Berdasarkan Pasal
fungsi utamanya tidak tepat jika Bank
129 ayat (1), tanah yang dikelola badan
Tanah menjadi subjek HPL.12
bank tanah diberikan hak pengelolaan.
dan
Menurut
fungsi
utamanya
penulis
diantaranya
pertanian,
tujuan
Wewenang Bank Tanah ini menurut
didirikannya Bank Tanah adalah untuk
penulis secara yuridis telah diatur di
menyediakan tanah maka harus ditegaskan
peraturan tersendiri.
Dalam Peraturan
dalam Undang-Undang atau Peraturan
Pemerintah
40
Pemerintah yang nanti dibuat, bahwa Bank
Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Tanah didirikan untuk menyediakan tanah
Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah
bagi masyarakat. Hal ini agar apa yang
(selanjutnya disebut PP No. 40
diharapkan
1996)
pemerintah
jika
bisnis
sesuai
dengan
telah
Nomor
diatur
Tahun
bahwa
1996
tahun
Menteri
SURGXN KXNXPQ\D VXSD\D ³grand design´
mengatur dan menentukan peruntukan Hak
didirikannya Bank Tanah itu jelas. Makna
Pengelolaan. PP No. 40 tahun 1996
jelas
mengatur bahwa diatas tanah HPL dapat
yang
dimaksud
adalah
mudah
dilaksanakan bagi siapapun yang ada
diberikan HGB atau Hak Pakai.
didalam organ Bank Tanah, supaya niat
Selanjutnya di dalam Peraturan Meteri
atau tindakan yang tidak sesuai dengan
Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
tujuan tersebut dapat dihindari.
Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang
Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak
Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan
12
Ibid, hlm.78.
(selanjutnya disebut PMA 9/1999) terdapat
107
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
lembaga khusus yaitu Panitia Pemeriksa
milik bukan objek yang dapat dimintakan
Tanah
ke Bank Tanah atau hak atas tanah yang
yang
pemeriksa
bertugas
tanah
melaksanakan
dalam
rangka
dapat diberikan diatas tanah HPL Bank
permohonan
untuk
Tanah. Di atas tanah HPL Bank Tanah
memperoleh Hak Milik, Hak Guna Usaha,
hanya dapat diberikan HGB, HGU, atau
Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas tanah
Hak Pakai saja. Dari ketentuan ini nampak
Negara termasuk Hak Pengelolaan.
bahwa tujuan didirikannya Bank Tanah
penyelesaian
Jika ketentuan Bank Tanah di dalam
tidak lain adalah untuk pemberian hak atas
UU Cipta Kerja tetap diberlakukan maka
tanah demi kepentingan bisnis, bukan
akan ada Overlaping atau tumpang tindih
untuk pemukiman/ tempat tinggal. Selain
kewenangan. Kewenangan Bank Tanah
itu, meskipun di atas tanah HGB atau Hak
akan mengeleminasi kewenangan Menteri
Pakai dapat didirikan suatu tempat tinggal
/ kepala kantor wilayah / kepala kantor
namun kenikmatannya tidak lebih baik
pertanahan.
menteri
dari tanah hak milik misalnya perumahan
melalui kepala kantor wilayah atau kepala
atau rumah susun karena hak milik
kantor pertanahan yang akan menetapkan
memiliki keistimewaan dibanding hak atas
dan memberikan izin kepada seseorang
tanah yang lain.
untuk
Secara
yuridis,
menikmati
HPL.
Hal
ini
Dalam disiplin ilmu hukum dikenal
sebagaimana diatur dalam PMA 9/1999
suatu asas Lex superior derogat legi
dan PP 40/1996.
inferior yang bermakna norma hukum
Pengaturan pemberian Hak Milik atas
yang lebih tinggi tingkatannya akan
tanah rumah tinggal juga diatur lebih
mengesampingkan norma hukum yang
spesifik didalam Keputusan Meteri Negara
berada
Agraria/
diterapkan dalam UU Cipta kerja dan
Kepala
Badan
Pertanahan
dibawahnya.
Jika
asas
ini
Nasional Nomor 6 Tahun 1998 tentang
peraturan
Pemberian Hak Milik atas tanah untuk
lainnya maka yang berlaku adalah UU
rumah tinggal. Pasal 2 menjelaskan bahwa
Cipta Kerja sehingga menteri melalui
permohonan
kepala kantor wilayah atau kepala kantor
pendaftaran
hak
milik
perundang-undangan
yang
diajukan kepada kepala kantor pertanahan
pertanahan
kabupaten/kotamadya.
kewenangannya karena sudah digantikan
Impian masyarakat untuk memiliki
tanah hak milik dengan adanya Bank
akan
kehilangan
oleh Bank Tanah. Tugas yang digantikan
adalah terkait pengurusan HPL.
Tanah akan sulit diraih mengingat hak
108
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
Struktur organisasi Bank Tanah terdiri
Volume 18/No. 2/Agustus/2020
D. Kesimpulan
Kehadiran
dari 3 organ yaitu Komite, Dewan
Bank
tanah
sangat
Pelaksana.
dibutuhkan
oleh
masyarakat
dan
Pengaturan lebih lanjut terkait tiga organ
pemerintah
dalam
pengelolaan
dan
ini akan ditetapkan dengan Peraturan
penataan tanah untuk kepentingan umum
Presiden. Dari ketiga organ ini, Komite
dan tempat tinggal. Wewenang Bank
merupakan organ yang mempunyai posisi
Tanah belum diatur secara tegas didalam
paling kuat karena diisi oleh para menteri
UU Cipta Kerja karena secara umum
atau
dapat
wewenang terkait pertanahan ada di tangan
menetapkan Badan Pelaksana yang terdiri
Menteri yang membidangi pertanahan atau
dari kepala dan deputi.
pemegang
Pengawas,
dan
kepala
Badan
lembaga
serta
hak
atas
tanah
yang
Keberadaan Bank Tanah ini akan
bersangkutan. Peran dan fungsi Bank
menjadi tantangan bagi pemerintah yang
tanah adalah lembaga yang mengelola
menginisiasi
tanah dengan melaksanakan perencanaan,
berdirinya
lembaga
pengelolaan tanah tesebut.
Tantangan
mana
didahulukan
antara
pengadaan,
pengelolaan,
pemanfaatan, dan pendistribusian tanah.
Bank Tanah diantaranya :
a) Kepentingan
perolehan,
akan
Perlu adanya beberapa peraturan pelaksana
kepentingan
UU Cipta Kerja yang khusus tentang Bank
yang
investasi atau kepentingan ekonomi
Tanah
berkeadilan dalam penyediaan dan
pelaksanaan fungsi dan peran Bank Tanah
distribusi tanah;
bisa
b) Adanya tumpang tindih kewenangan
untuk
segera
Pemerintah
segera
disahkan
dirasakan
sekiranya
agar
masyarakat.
dapat
membuat
antara Bank tanah dan Menteri di
prioritas utama diantara dua pilihan yaitu
bidang pertanahan atau Kepala Kantor
dalam rangka ekonomi berkeadilan dan
Pertanahan/ Kepala Kantor Wilayah
dalam rangka mendukung investasi terkait
Pertanahan;
peruntukan tanah HPL yang dikelola Bank
c) Harapan untuk mengurangi beban
perkara
di
Pengadilan
Tanah.
akibat
Konsinyasi (keberatan ganti kerugian)
pengadaan tanah untuk kepentingan
umum harus maksimal;
Daftar Pustaka
Buku
Agtas, Supratman Andi. Laporan Badan
Legislasi DPR RI Dalam Rangka
Pembicaraan
Tingkat
II
/
109
KeadilaN Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang
Pengambilan
Keputusan
Hasil
Pembahasan RUU tentang cipta
kerja yang telah diselesaikan oleh
Badan Legislasi Dalam Rapat
Paripurna DPR RI. 6 Oktober 2020.
hal. 4.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian
Hukum. Jakarta: UI-Press. 1986.
Sumardjono, Maria SW. Agenda yang
Belum Selesai : Refleksi atas
Berbagai Kebijakan Pertanahan.
Yogyakarta:
Fakultas
Hukum
Universitas Gadjah Mada.2020.
Website
³3HQMHODVDQ 0HQWHUL $75 %31 6RDO %DQN
7DQDK GDODP 88 &LSWD .HUMD´
sumber
dari
website
https://www.hukumonline.com/berit
a/baca/lt5f8e8f954808a/penjelasanmenteri-atr-bpn-soal-bank-tanahdalam-uu-ciptakerja/#:~:text=Menteri%20Agraria%
20dan%20Tata%20Ruang,salah%20
satunya%20mengenai%20Bank%20
Tanah, diakses tanggal 31 Oktober
2020 pukul 19.00 WIB
Karya Ilmiah
Herni
Amir, Kegiatan Bank Tanah
Sebagai Bentuk Penyediaan Tanah
Untuk Permukiman Rakyat. Jurnal
Analisis Volume 3 No. 1. Juni 2014
Konsorsium
Pembaruan
Agraria.
Pandangan dan usulan terhadap
RUU
Pertanahan.
Jakarta:
Konsorsium Pembaruan Agraria.
2017.
Hairani Mochtar, Keberadaan Bank Tanah
Dalam Pengadaan Tanah Untuk
Pembangunan. Jurnal Cakrawala
Hukum, Volume 18, No.2 Desember
2013.
Nizam Zakka Arrizal, La Validité De La
Procuration De Vendre Basé Sur La
Décision De Justice. Jurnal Legal
Standing Vol.4 No.1, Maret 2020.
Zaki Ulya, Espaktasi Pengelolaan Tanah
Terlantar Oleh Baitul Mal Dalam
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat". Jurnal Hukum &
Pembangunan, Volume 46 No. 4
tahun 2016.
Fatimah Al Zahra, Konstruksi Hukum
Pengaturan Bank Tanah Untuk
Mewujudkan Pengelolaan Aset
Tanah Negara Berkeadilan. Jurnal
Arena Hukum Volume 10 Nomor 3
Desember 2017
Peraturan Perundang ± Undangan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5
Tahun 1960 Tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria
Undang-Undang Nomor 16 tahun 1985
tentang Rumah Susun
Undang-Undang Nomor 21 tentang 1997
tentang Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan
Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun
1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Meteri Negara Agraria/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 9
Tahun 1999 Tentang Tata Cara
Pemberian Dan Pembatalan Hak
Atas Tanah Negara Dan Hak
Pengelolaan
110
Download