Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 PENERAPAN STRATEGI PELAKSANA PADA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Widya Arisandy1 , Andesta Juniarti2 Program Studi DIII Keperawatan, STIKES „Aisyiyah Palembang1,2 [email protected] [email protected] ABSTRAK Latar belakang: Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakkan motorik yang tidak terkontrol. Tujuan: Peneliti mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien Nn. “A” dengan resiko perilaku kekerasan. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik melalui cross sectional dalam bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan jiwa dengan membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Hasil: setelah diberikan asuhan keperawatan berupa strategi pelaksana pada pasien didapatkan hasil pasien mampu menerapkan SP 1 sampai SP 4 dengan bimbingan perawat secara mandiri dan memasukkan kedalam jadwal harian. Saran: agar penerapan asuhan keperawatan pada pasien Perilaku kekerasan dapat diberikan dengan upaya maksimal oleh tenaga keperawatan baik berupa penerapan strategi pelaksana atau melakukan therapy aktifitas kelompok dengan rutin sehingga kualitas pelayanan prima dapat diberikan kepada pasien dengan baik Kata kunci : Resiko Perilaku Kekerasan ABSTRACT Background: Violent behavior is a condition in which a person commits an action that can be physically harmful, both to himself and others. Often also called rowdy restlessness or where someone angry responds to a stressor with uncontrolled motor movements. Objective: Researchers are able to apply nursing care to the patient, Ms. "A" with the risk of violent behavior. Method: This type of research uses descriptive analytical research method through cross sectional in the form of a case study to explore mental nursing care problems by making a picture of a situation objectively. Results: after being given nursing care in the form of implementing strategies for patients, the results were that the patients were able to apply SP 1 to SP 4 with the guidance of nurses independently and enter into the daily schedule. Suggestion: so that the application of nursing care to patients violent behavior can be given with maximum effort by the nursing staff either in the form of implementing an implementing strategy or conducting routine group activity therapy so that excellent service quality can be provided to patients properly. Keywords: Risk of Violent Behavior Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 103 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Penelitian PENDAHULUAN yang dilakukan oleh Perilaku kekerasan adalah suatu Etlidawati (2012), didapat hasil penelitian keadaan dimana seseorang melakukan menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik tindakan yang dapat membahayakan secara chi-square fisik, baik kepada diri sendiri maupun Sebesar 0,013 (P<0,05), terdapat bahwa orang lain. Sering juga disebut gaduh ada hubungan yang bermakna antara gelisah atau dimana seseorang marah pengetahuan keluarga dengan kekambuhan berespon terhadap suatu stressor dengan perilaku kekerasan. Hal ini dikarenakan gerakkan motorik yang tidak terkontrol banyaknya (Yosep, 2013). pengetahuan rendah dalam merawat klien Keperawatan jiwa adalah pelayanan didapatkan keluarga gangguan jiwa nilai P yang yang value memiliki mengalami kesehatan profesional yang didasarkan kekambuhan dengan perilaku kekerasan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa dan pendidikan dan pengetahuan keluarga pada manusia sepanjang siklus kehidupan akan berpengaruh terhadap klien sendiri dengan respon psikososial yang maladaptif yang mengalami yang gangguan perilaku kekerasan baik terhadap diri biopsikososial, dengan menggunakan diri mereka sendiri maupun orang lain dan sendiri sekitar lingkungan rumah klien tersebut. disebabkan dan terapi oleh keperawatan jiwa melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, Menurut kekambuhan data WHO dengan (2016) prevalensi penderita skizofrenia yaitu 21 mempertahankan dan memulihkan masalah juta terkena kesehatan jiwa individu, keluarga dan Organization, masyarakat (Riyadi dan Purwanto, 2018). sosial skizofrenia (World Health 2016). Prevelansi isolasi menurut London borough of Kesehatan jiwa adalah kemampuan Havering 2014 mengatakan sekitar 46.200 seseorang dalam mengendalikan diri dalam jiwa mengalami gangguan isolasi sosial. menghadapi stresor di lingkungan sekitar Jika awalnya gangguan kesehatan jiwa dengan selalu berpikir muncul positif dalam akibat perubahan situasi keselarasan tanpa adanya ftekanan fisik lingkungan seperti pindah lokasi kerja atau dan internal putus dengan kekasih dan kini ancaman maupun eksternal yang mengarah pada kesehatan jiwa juga bisa timbul akibat kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, teknologi. psikologis, baik secara 2017). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan dan 2018 dinyatakan bahwa | 104 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 prevalensi gangguan di dilakukan dengan tujuan utama untuk Indonesia masing-masing sebesar 1,7 per membuat gambaran tentang suatu keadaan mil dan7,0 per mil. Pada tahun 2013 secara objektif dengan pendekatan studi prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi DI kasus. Hasil yang diharapkan oleh peneliti Aceh dan DI Yogyakarta sebesar 2,7% dan yaitu terendah di Provinsi Kalimantan Barat Asuhan Keperawatan pada pasien Dengan sebesar Resiko perilaku kekerasan. 0,7% jiwa berat (Riskesdas, 2013). Sedangkan pada tahun 2018 prevalensi untuk mengeksplorasi Penelitian masalah diawali tertinggi terdapat di Provinsi Bali sebesar penyusunan 11% dan terendah di Provinsi Kepulauan menggunakan metode studi kasus. Setelah Riau 3% (Kemenkes RI, 2018). disetujui oleh penguji maka penelitian Di Sumatera Selatan, mencatat usulan dengan penelitian dengan diajukan dengan kegiatan pengumpulan jumlah penderita gangguan jiwa pada pada data. tahun 2016 sebanyak 2.368 jiwa, pada pengukuran, tahun 2017 sebanyak 3.200 jiwa, dan pada terhadap kasus yang dijadikan subyek Tahun 2018 mengalami penurunan yaitu penelitian. Sedangkan waktu pengambilan berjumlah 1.425. Tahun 2019 dari Januari - data Mei sebanyak 850 jiwa. Berdasarkan data dilapangan dari sejak pasien masuk di RS Ernaldi Bahar diperoleh (Medical Rumah Record dilakukan perawatan pada pasien Nn. “A” Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019). Berdasarkan latar belakang tersebut, Data penelitian berupa observasi, dan wawancara, melaksanakan Sakit Umum hasil kegiatan Ernaldi Bahar selama 3 hari pada tanggal 07 Februari – 09 Februari 2019. penulis tertarik untuk menulis Studi Kasus Teknik pengumpulan data dengan Asuhan Keperawatan jiwa dengan judul cara : “Asuhan Pasien a. Wawancara, identitas pasien, keluhan Perilaku utama, riwayat penyakit sekarang – Kekerasan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar terdahulu, keluarga, sumber data dari Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020” pasien, keluarga dan perawat lainnya. Dengan Keperawatan Gangguan Pada Resiko b. Observasi Jenis penelitian ini adalah deskriptif Metode penelitian pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi, METODE PENELITIAN analitik. dan deskriptif palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh pasien. merupakan suatu metode penelitian yang Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 105 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 c. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostik). akan membahas kesenjangan antara asuhan Etika penelitian berguna sebagai pelindung terhadap pembahasannya. Pada BAB ini peneliti institusi keperawatan pada pasien Dengan Resiko tempat perilaku kekerasan secara teori dengan penelitian dan peneliti itu sendiri.Penelitian kasus yang ada di lapangan sesuai dengan ini peneliti tahapan proses keperawatan, maka peneliti dari mengemukakan pembahasan mulai dari dari pengkajian, dilaksanakan memperoleh pembimbing setelah rekomendasi dan mendapat ijin penentuan diagnosis institusi atau lembaga penelitian yang keperawatan, perencanaan, implementasi dituju oleh peneliti. Menurut Hidayat dan evaluasi. (2010) Pengkajian Keperawatan masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut : Pengkajian adalah pemikiran tahap 1. Informed Consent awal 2. Anonimity (tanpa nama) bertujuan untuk mengumpulkan informasi 3. Confidentiality (kerahasiaan) atau data tentang pasien, agar dapat Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format pengkajian dari proses mengidentifikasi, masalah. keperawatan mengenali Kebutuhan yang masalah- kesehatan dan dengan pengkajian Asuhan Keperawatan keperawatan pasien baik fisik, mental, Medikal Bedah sesuai ketentuan yang sosial dan lingkungan. Dalam pengkajian berlaku. Pemeriksaan fisik head to toe, teori hal-hal yang dikaji terdiri dari data lembar observasi ROM (Range Of Motion) umum pasif, dengan penentuan diagnosis dengan keluhan SDKI, serta format penentuan rencana pengkajian SIKI dan SLKI. diagnostik. Berupa yang berupa utama, fisik, identitas pasien, riwayat dan penyakit, pemeriksaan pengumpulan data umum, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat kesehatan psikososial, riwayat HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah memberikan asuhan spiritual, pengkajian fisik, dan keperawatan pada pasien dengan Resiko pemeriksaan diagnostik sesuai dengan teori perilaku kekerasan pada Nn “A” dilakukan (Darmawan, 2012). pada tanggal 07 Februari 2019 - 09 Pengkajian pada pasien Nn.”A” yang Februari 2019 di Ruang Cempaka Rumah dilakukan pada tanggal 20 Desember 2019 Sakit Umum Ernaldi Bahar, maka pada bahwa Nn.”A” pada saat pengkajian BAB didapatkan hasil yaitu Nn.”A” skizofrenia ini peneliti mengemukakan Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 106 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 paranoid Pasien Nn“A” berumur 31tahun, Nn.A jenis kelamin perempuan,status belum kemampuan dan perilaku Nn.A. observasi langsung terhadap menikah: belum menikah, alamat Ogan Dari data tersebut maka peneliti komering ilir Masuk rumah sakit tanggal beramsumsi terdapat beberapa kesenjangan 18 Desember 2019 dengan Nomor RM 04- antara teori dan praktik karena 86-75. jawab mampu berbicara dan dapat dimengerti Ny”L”adalah orang tua klien pasien umur salah satu yang terjadi pada Nn.A adalah 74 tahun beragama islam. faktor predisposisi, pada pasien Identitas penanggung pasien Nn.A Pada pengkajian keluhan utama dan sudah pernah mengalami gangguan jiwa riwayat penyakit saat ini pada pasien sebelumnya, pengobatan pasien kurang Nn.”A” dengan gangguan jiwa :Pasien berhasil karena pasien putus obat. Sebelum dibawa kerumah sakit Ernaldi Bahar dibawa kerumah sakit pasien mengamuk, kurang lebih 23 hari yang lalu diantar sama memecahkan piring yang ada di dapur dan bapaknya. Pasien mengamuk, memecahkan telanjang dada dijalanan karena dia sering piring yang ada di dapur dan telanjang dimarah sama ibunya.. dijalanan Diagnosa Keperawatan karena dia sering dimarah samaibunya. Pada saat pengkajian kontak Diagnosis keperawatan adalah mata pasien kurang, terkadang pandangan langkah kedua dari proses keperawatan mata terlihat tajam yang menggambarkan penilaian klinis Pengkajian merupakan tahap awal tentang respon individu, keluarga, dan dasar utama dari proses keperawatan kelompok maupun masyarakat terhadap yang terdiri atas pengumpulan data dan masalah perumusan kebutuhan atau masalah pasien. penyebabnya dapat dipecahkan atau diubah Pengumpulan data pengkajian meliputi melalui tindakan keperawatan (Darmawan, aspek identitas pasien, alasan masuk, 2012). faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, persiapan status kebutuhan mekanisme yang nyata serta Pada diagnosa keperawatan secara teori penulis mendapatkan 8 diagnosa dari koping, referensi Yosep (2014) yaitu , Resiko lingkungan, tinggi mencederai orang lain, Perilaku pengetahuan dan aspek medik (Keliat, kekerasan, Gangguan harga diri kronis, 2006).Dalam pengumpulan data penulis Isolasi sosial, Perubahan persepsi sensori menggunakan metode wawancara dengan halusinasi, Koping individu tidak efektif, masalah pulang, mental, pasien psikososial Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 107 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Infektif proses terapi, Berduka disfungsional. Dari kedalam aktifitas harian pasien serta rajin hasil disimpulkan dengan baik kemudian memasukkan nya pengkajian bahwa dapat Nn.Amemiliki kontrol ulang kepelayanan kesehatan. Intervensi Keperawatan gangguan perilaku kekerasan yang ditandai Menurut Stuart, GW, dan Sundeen, dengan sering mengamuk dan marah- S.J (2006) dalam Muhith, A (2005) marah selama dirumah sehingga pasien rencana tindakan keperawatan membagi dibawa ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar, jadi karakteristik secara garis besar peneliti beramsumsi konseling/psikoterapeutik, bahwa antara teori dan praktik tidak kesehatan, perawat mandiri dan ADL, terdapat kesenjangan, karena terapi modalitas keperawatan, perawat pasien mengalami gangguan Perilaku Kekerasan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wuryastuti, 1 (2016) tindakan berupa pendidikan berkelanjutan, kolaborasi terapi somatis dan psikofarmaka. Rencana keperawatan yang penulis dimana peneliti berasumsi bahwa dalam lakukan pada Nn.A dengan gangguan membuat diagnosa keperawatan, perawat Perilaku dapat tidak menemukan masalah atau hambatan dengan cara mengontrol marah, berikut ini karena adanya data subjektif dan data peneliti mengemukakan pembahasan dari objektif yang memperkuat di tegakkannya tindakan keperawatan pada Nn. A : diagnosa keperawatan resiko 1. Membina hubungan saling percaya perilaku Kekerasan kekerasan. Perencanaan Adapun asumsi peneliti Nn. A mengalami dilakukan resiko perilaku kekerasan hubungan membina saling menggunakan percaya konsep ini komunikasi perilaku pasien sangat mempengaruhi dari terapeutik, sapa pasien dengan ramah lingkungan dan orang sekitar pasien, dan sopan serta perkenalkan nama pasien harus selalu dipantau dan dibrikan perawat dan tanyakan juga identitas motivasi strategi pasien, dengan mengungkapkan penyebab marahnya mandiri yaitu mengontrol marah dengan serta cara latihan fisik : tarik nafas memukul dalam dan pukul bantal pelaksana untuk menerapkan perilaku bantal, kekerasan mengkonsumsi obat dengan teratur, bercakap-cakap dengan orang, segera melakukan ibadah apabila bantu pasien untuk 2. Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara: marah, mampu meminta dan menolak Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 108 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Pada perencanaan ini yang hasil penelitian terdahulu dengan intervinsi dilakukan adalah : yang telah peneliti susun karena dalam a. Evaluasi latihan nafas dalam dan penyusunan pukul bantal intervinsi terdapat karakteristik tindakan seperti pasien dapat b. Latih cara ke 2 dengan: minum obat secara teratur mengenal perilaku kekerasan dan ADL dalam c. Masukkan kegiatan ini ke dalam kegiatan harian aktivitas terjadwal yang akan dilakukan pasien sehari-hari bertujuan untuk mengontrol perilaku kekerasan. 3. Mengontrol perilaku kekerasan secara Implementasi Keperawatan verbal Implemntasi adalah pengolaan dan Perencanaan adalah evaluasi yang cara pertama mengontrol perwujudan dan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap marah secara fisik : tarik nafas dalam perencanaan. Menurut Rasmun (2012) dan pukul bantal serta cara mengontrol jenis tindakan pada implementasi ini terdiri marah dan dari tindakan mandiri (independen), saling harian ketergantungan (dependen) perlakuan yang dengan masukkan cara kedalam verbal jadwal pasien. dilakukan 4. Mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual pada klien akan berbeda, disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dibutuhkan Perencanaannya adalah klien. evaluasi cara mengontrol marah secara Implementasi yang penulis lakukan fisik: tarik nafas dalam, pukul bantal pada Nn.A dengan perilaku kekerasan serta secara verbal dan latih cara antara lain : pada Nn A tanggal 20 mgontrol marah dengan cara spiritual Desember 2019 pukul 15:00 WIB perawat dan melakukan BHSP (Bina Hubungan Saling masukkan kedalam jadwal kegiatan harian. Pada menyatakan peneliti Percaya) dengan cara menyapa pasien, Anna,N (2019) berjabat tangan, menanyakan nama, bahwa intervensi yang alamat, nama panggilan serta membuat membantu pasien untuk kontrak waktu untuk pertemuan yang akan mengontrol perilaku kekerasan. Sehingga datang. Pasien mengingat nama perawat sejalan dengan intervinsi keperawatan dan mau memperkenalkan diri. diberikan yang peneliti berikan, peneliti berasumsi bahwa ada keterkaitan antara teori diatas, Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Implementasi pada Nn.A tanggal kedua dilaksanakan 21 Desember 2019 | 109 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 pukul 15:00 WIB Penulis melakukan kedalam jadwal aktifitas harian.pasien strategi mengatakan bahwa emosinya mengontrol marah secara fisik : tarik nafas berkurang dan pasien dalam dan pukul bantal, yang mana diawali mempraktekkan cara mengontrol marah dengan secara verbal. pelaksanaan 1 membantu yaitu cara sudah mampu pasien untuk perasaannya serta Implementasi kelima dilaksanakan mendiskusikan tentang penyebab marah pada Nn.A tanggal 24 Desember 2019 pasien dan melatih cara fisik : tarik nafas pukul 10:00 WIB. dalam dan pukul bantal Implementasi strategi pelaksanaan 4 yaitu mengontrol ketiga dilaksanakan pada Nn.A tanggal 22 perilaku kekerasan dengan cara spiritual, Desember 2019 pukul 10:00 WIB. Penulis penulis melakukan validasi dan evaluasi melakukan strategi pelaksanaan 2 yaitu strategi pelaksanaan 1, 2 dan 3 kemudian cara mengontrol marah dengan cara: mengajarkan tehnik mengontrol marah minum dengan cara spiritual yaitu mengaji dan mengungkapkan obat secara teratur, penulis Peneliti melakukan melakukan validasi dan evaluasi strategi berdoa pelaksanaan kegiatan harian, pasien sudah bisa mengaji penyebab 1 kemudian marah pasien dijelaskan dan melatih dengan cara: minum obat secara teratur. Terdapat mengungkapkan pasien serta mampu dimasukkan kedalam jadwal dan sebelum tidur pasien selalu membaca doa. untuk Menurut Ngadiran (2010) setiap menjelakan akhir tindakan strategi pelaksanaan dapat penyebab marah dan mempraktekkan cara diberikan mengontrol marah secara fisik : tarik nafas rasionalnya dalam dan pukul bantal. penghargaan atas keberhasilan pasien. Implementasi keempat dilaksanakan pada Nn.A reinforcement untuk positif yang memberikan Reinforcement positif adalah penguatan tanggal 23 Desember 2019 berrdasarkam prinsip bahwa frekuensi pukul 11:00 WIB. Penulis melakukan respon meningkat karena diikuti dengan strategi pelaksanaan 3 yaitu mengajarkan stimulus yang mendukung atau rewarding. tehknik mengontrol marah secara verbal, Bentuk-bentuk penguatan positif adalah penulis melakukan validasi dan evaluasi berupa hadiah seperti permen, kado atau strategi pelaksanaan 1 sampai 2, kemudian makanan, mengajarkan mengontrol marah secara menganggukkan kepala untuk menyetujui, verbal yaitu meminta dengan baik dan bertepuk tangan, mengacungkan jempol menolak dengan baik lalu di masukkan atau penghargaan. Reinforcement positif Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan perilaku seperti senyum, | 110 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 memiliki power atau kemampuan yang perilaku kekerasan seperti memberikan memungkinkan sebuah minuman ataupun makanan. reinforcement tindakan positif yang akan diberi dilakukan Evaluasi Keperawatan secara berulang oleh pelaku tindakan tanpa Pada kasus Nn.A evaluasi yang adanya paksaan yaitu dengan kesadaran penulis pelaku tindakan itu sendiri. pelaksanaan 1 pada Nn.A tanggal 20 Desember melakukan Pada Anna, penelitian N (2019) yang peneliti dilakukan dapatkan 2019 yaitu pada berhasil strategi melakukan dengan baik membina hubungan saling tindakan SP ke-1 nsampai dengan SP ke-4 percaya dan Nn.A berhasil melakukan berdasarkan diagnosa keperawatan. dengan baik cara mengontrol marah secara Berdasarkan uraian tersebut maka menurut asumsi pasien sehingga dapat dianalisis bahwa masalah sebelumnya telah mendapatkan strategi teratasi. Pada strategi pelaksanaan 2 pada pelaksanaan cara mengontrol Nn.A tanggal 21 Desember 2019 berhasil kekerasan peneliti fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal, yang telah perilaku oleh melakukan dengan baik cara mengontrol perawat yang berdinas di ruangan dan perilaku kekerasan : minum obat secara pasien dapat mengingat kembali cara teratur, sehingga dapat dianalisis bahwa mengontrol perilaku kekerasan yang telah masalah teratasi. Pada strategi pelaksanaan diajarkan oleh perawat sebelumya. Selama 3 pada Nn. S tanggal 22 Desember 2019 dilakukannya strategi pelaksanaan selama berhasil melakukan dengan baik cara 5 hari pasien mampu menerapkan kembali mengontrol marah dengan verbal, yaitu cara mengontrol halusinasi dari SP 1 - SP 5 meminta dengan baik dan menolak dengan dengan terdapat baik, sehingga dapat dianalisis bahwa keterkaitan antara konsep dasar teori masalah teratasi. Pada strategi pelaksanaan dengan pembahasan pada kasus, karena 4 pada Nn.A tanggal berhasil melakukan peneliti mengacu pada teori yang ada, dengan dimana tahapan-tahapan perencanaan yang dengan cara spiritual, dimana kedua pasien dilakukan kepada pasien sesuai dengan sudah bisa mengaji dan bedoa sebelum keadaan dan kondisi pasien. Seperti saat tidur. baik. diajarkan Kemudian peneliti melakukan implementasi pada baik cara Evaluasi mengontrol pertama marah dipertemuan Nn.A ketika di akhir tindakan peneliti keenam dilaksanakan pada Nn.A tanggal memberikan atas 23 Desember 2019 pukul 11:00 WIB. keberhasilan pasien dalam mengontrol Penulis melakukan evaluasi seluruh SP penghargaan Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 111 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 yang sudah diajarkan kepada pasien, intervensi dapat teratasi dengan baik dan penulis menanyakan tentang SP yang telah dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan di mampu rencana yang telah di tentukan.Sehingga mengingat serta mempraktekkan SP 1 pasien dapat mengontrol arah dengan sampai SP 4 dengan baik. menerapkan strategi pelaksanaan yang ajarkan penulis. Pasien Evaluasi terakhir dan dipertemuan telah diajarkan oleh peneliti. ketujuh dilaksanakan pada Nn.A tanggal 24 Desember 2019 Pukul 09:00 WIB. KESIMPULAN DAN SARAN Penulis melakukan seluruh SP yang sudah Kesimpulan di ajarkan. Pasien mampu untuk mengingat Setelah dilakukan asuhan dan mempraktekkan 4 SP yang sudah di keperawatan selama 7 hari pada Nn.A ajarkan kepada pasien. Menurut Alimul, A dengan resiko perilaku kekerasan di Ruang (2007) langkah Cempaka Rumah Sakit Ernaldi Bahar terakhir dalam proses keperawatan dengan Provinsi Sumatera Selatan, maka peneliti cara melakukan identifikas sejauh mana menarik kesimpulan sebagai berikut : tujuan dari rencana keperawatan tercapai 1. Pengkajian adalah tahap awal dan atau tidak. Sedangkan menurut Setiadi dasar utama dari proses keperawatan (2012) tahap penilaian atau evaluasi adalah dan dalam kasus ini ditemukan data perbandingan yang menjadi fokus dalam perilaku evaluasi merupakan yang sistematis dan terencana tentang cara berkesinambungan kekerasan dengan keluhan dengan melibatkan klien, keluarga, dan Nn.A pasien tenaga kesehatan lainnya. sering mengamuk, memecahkan piring mengatakan pasien “pasien Penelitian yang dilakukan oleh yang ada di dapur dan telanjang dada Wuryastuti, (2016) menyatakan bahwa dijalanan karena dia sering dimarah evaluasi keberhasilan pada diagnosa utama sama ibunya. sesuai dengan SP yang sudah tercapai 2. Diagnosa keperawatan adalah dimana pasien sudah menjalin hubungan penilaian atau kesimpulan yang di saling percaya dan pasien telah mampu ambil dari pengkajian. Sedangkan mengontrol marah secara fisik. diagnosa yang diangkat pada kasus Dalam hal ini maka peneliti berasumsi bahwa evaluasi pada tindakan Nn.A perilaku kekerasan. 3. Intervensi yang disusun di asuhan yang telah dilakukan ke pasien sejalan keperawatan dengan teori yang ada karena tujuan dalam perilaku kekerasan ditujukan untuk Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan pada pasien dengan | 112 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 membina hubungan saling percaya, bahwa semua masalah keperawatan mampu melakukan latihan fisik : tarik sudah teratasi. nafas dalam dan pukul bantal, latihan Saran secara verbal : meminta dan menolak 1. Bagi Pihak Rumah Sakit dengan baik, latihan secara spiritual: Agar Penerapan Asuhan mengaji dan berdoa dan latih cara Keperawatan pada pasien Perilaku minum obat teratur. kekerasan dapat diberikan dengan 4. Dalam implementasi yang dilakukan upaya maksimal oleh tenaga peneliti melakukan sesuai dengan keperawatan baik berupa penerapan perencanaan yang telah disusun yaitu strategi pelaksana atau melakukan tindakan dalam strategi pelaksana 1 therapy aktifitas kelompok dengan sampai 5. rutin 5. Berdasarkan hasil evaluasi yang sehingga kualitas pelayanan prima dapat diberikan kepada pasien dilakukan pada Nn.A dengan diagnosa dengan baik. utama yaitu : perilaku kekerasan yang 2. Bagi Pasien dilakukan selama 7 hari, evaluasi Agar pasien dapat mengetahui tindakan yang dilakukan peneliti dari tentang informasi gangguan jiwa yang strategi pelaksanaan 1 sampai pada sedang di alaminya, khususnya cara strategi pelaksanaan ke-5 yaitu Nn. A mengatasi perilaku marah pasien, serta berhasil menerapkan SP 1 sampai SP cara 4. dengan melakukan aktifitas terjadwal 6. Evaluasi sudah dilakukan peneliti sesuai dengan keadaan pasien dengan menghindari marah pasien dan mampu minum obat secara teratur dan mandiri. baik dan benar sehingga dinyatakan DAFTAR PUSTAKA Alimul Hidayat A.A., (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Heath Books Balitbang Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Depkes RI. (2018). Pengertian Gangguan Jiwa. Diakses pada tanggal 01 Okotober 2019 dari http://www.depkes.co.id. Dahlan, S.M. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 113 Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Widya Arisandy1, Andesta Juniarti2 Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke5. Jakarta: EGC Riyadi dan Purwanto. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Keliat, B.A, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: EGC Keliat, B.A., (2013). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC Keliat, Budi Anna, and Akemat. (2014). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. eds. Budi Anna Keliat and Akemat. Jakarta: EGC Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 1-100. http//doi/10-11-2019 Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nasir dan Muhith. (2017). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Stuart, G. W. (2013). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Teschinky, U. (2010). Living With Schizophrenia: The Family Illness Experience. Online J Issues Nurs. Rekam Medik. (2015) Laporan Tahunan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta WHO. (2016). Schizophrenia. Retrievedfromhttp://eprints.ums.ac.id/64217/3/BAB%20I.pdf Wilkinson, Judith M., dan Nancy, Ahern R., (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Yosep, Iyus. (2013). Keperawatan Jiwa. Cetakan ke-5. Bandung: PT. Refika Aditama Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 114