Sekolahku Siaga Bencana (Dokumentasi Program) Tidak untuk dijual a Sekolahku Siaga Bencana: Dokumentasi Program © World Vision Indonesia 2011 Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetak, fotokopi, microfilm,VCD, CD-ROM, dan rekaman suara) tanpa izin tertulis dari World Vision Indonesia. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Sinar Surya Megah (Dwiwarna Project) Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). b Sekolahku Siaga Bencana “Visi kami untuk setiap anak, hidup utuh sepenuhnya; Doa kami untuk setiap hati, tekad untuk mewujudkannya.” 1 2 Sekolahku Siaga Bencana Daftar Isi 4 5 7 Prakata Sekilas Tentang World Vision Indonesia dan WSEER Sambutan Direktur Nasional 9 KARAKTERISTIK BUMI SUMATERA BARAT YANG BERKAITAN DENGAN BENCANA Indonesia adalah negara rawan bencana Bagaimana dengan Sumatera Barat? 10 11 13 APA KATA ANAK-ANAK TENTANG BENCANA 17 SEKOLAH SIAGA BENCANA 31 TANGGAPAN DARI BERBAGAI PEMANGKU KEPENTINGAN 46 KISAH SUKSES 3 Prakata Menerima fakta bahwa Provinsi Sumatera Barat adalah daerah rawan gempa bumi sudah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakatnya. Apalagi gempa bumi dahsyat dengan skala 7,9 skala Richter yang terjadi pada 30 September 2009 lalu benar-benar menorehkan duka dan penderitaan yang luar biasa, hingga seluruh Indonesia pun bersedih. Kenyataan pahit ini harus dihadapi menyadari tempat tinggal mereka yang terbentang di atas patahan lempeng benua Eurasia dan Indo-Australia. Benar, kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh setiap warga Provinsi Sumatera Barat. Namun menghadapi kenyataan pahit tidak serta merta harus ditanggapi dengan sikap sedih, apalagi pasrah dengan keadaan. Khususnya bagi masyarakat Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang yang memilih untuk bangkit dari keterpurukan dan memutuskan untuk menghadapi bencana, bukan menakutinya. Melalui bencana, mereka justru belajar bagaimana untuk dapat segera pulih dan bertindak cepat dalam keadaan terdesak. Membantu sesama dan berbagi bantuan dengan siapa pun, kian menjadi tradisi yang mendasar. Bahkan bagi anak-anak sekalipun. World Vision Indonesia, melalui WSEER berhasil merangkum esensi sikap bangkitnya warga dari keterpurukan akibat bencana gempa bumi di kedua daerah itu. Terutama dalam sektor kesejahteraan anak, World Vision Indonesia tidak hanya sekadar membantu, namun juga ikut berempati bagi anak-anak Sekolah Dasar di kedua daerah tersebut yang sekolahnya luluh lantak akibat gempa bumi. World Vision Indonesia bersama para mitra lainnya yang telah membantu proses tanggap darurat dan rehabilitasi, memberikan harapan baru bagi masyarakat Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang untuk kehidupan yang lebih baik. Buku ini adalah saksi. Buku ini memuat dokumentasi pelaksanaan berbagai program tanggap darurat dan rehabilitasi selama enam bulan terakhir yang sudah dilakukan World Vision Indonesia melalui WSEER dan para mitranya serta dengan anak-anak dari sejumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang. Sebagaimana penting adanya untuk sarana pembelajaran, maka buku ini diperuntukan tidak hanya bagi anak-anak di Provinsi Sumatera Barat saja, namun juga bagi seluruh anak-anak Indonesia yang merupakan cikal bakal pembangun negeri. Indonesia memang berdiri di atas daratan yang rawan bencana, sebuah fakta yang tidak dapat dipungkiri. Dengan membekali setiap anak sedini mungkin tentang bencana, diharapkan Indonesia akan menjadi semakin mahir menghadapi bencana di masa depan dan kemajuan bangsa tetap dapat terjaga. Inilah yang sudah dilakukan oleh World Vision Indonesia bersama para mitranya terhadap Provinsi Sumatera Barat. Terinspirasilah untuk berbuat demi kemanusiaan ... 4 Sekolahku Siaga Bencana Sekilas tentang World Vision Indonesia dan WSEER W orld Vision adalah organisasi kemanusiaan Kristen yang bekerja untuk membawa perubahan berkelanjutan pada kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Didasari oleh nilai-nilai Kristiani, World Vision mendedikasikan diri untuk bekerja bersama masyarakat yang paling membutuhkan pendampingan. World Vision melayani semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, ras, suku atau gender. World Vision melayani di 98 negara dan mendukung lebih dari 100 juta orang termasuk 3,4 juta anak santun dan lebih dari 800.000 anak yatim piatu dan terlantar. Selama 50 tahun di Indonesia, World Vision bekerja di lebih dari 1.400 desa yang tersebar mulai propinsi Nanggroe Aceh Darusallam hingga Papua. Saat ini sekitar 2 juta orang, termasuk lebih dari 90.000 anak santun, telah merasakan manfaat positif dari program-program World Vision. Sekitar 6.000 anak santun didukung oleh penyantun dari tanah air melalui mitra kami Wahana Visi Indonesia. West Sumatera Earthquake Emergency Response (WSEER) adalah sebuah program yang dilakukan oleh World Vision Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak bencana gempa bumi dan mengurangi risiko penderitaan mereka. WSEER juga memfasilitasi anak-anak yang terkena dampak bencana untuk mendapatkan penghidupan yang layak dalam masyarakat. WSEER melakukan pembekalan pengetahuan dan pelatihan tanggap darurat gempa bumi kepada anak-anak Sekolah Dasar, terutama di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang. 5 6 Sekolahku Siaga Bencana n a t u b m a S l a n o i s a irektur N D ra, thquake Salam Sejahte umatera Ear S st e W i lu la e idikan Indonesia m egiatan pend k n a k u World Vision k la gan e esponse m gku kepentin Emergency R gi anak-anak dan peman ba kebencanaan i dari berbaga n di sekolah. a w ra g n a y daerah wan t merupakan mpa dan tsunami, tapi ra ra a B ra te a g, Sum anjir bandan ya rawan ge n b a r, h ji n k a a b id , g T . n a g beliu bencan r, angin putin so g n lo p a d a terh tai. n ai abrasi pan sia melakuka e bahkan samp n o d In n io t, World Vis lah. Kegiatan u o b k e e S rs s te si l a a h rb e ncana B yaitu: Berdasarkan pat wilayah, an Risiko Be g m n e i ra d u g r n a e b P e h di kegiatan yang ters uhammadiya i 24 sekolah M d h n la a o k k u k se a , il g d ini Kabun , dan VII ungus Teluk pung Dalam Kecamatan B Kecamatan V Koto Kam iatan ariaman. Keg P di , g g n n a a d d a a P P n h ta Ko di Kabupate dan 2 Sekola k r a ri sa a a S D i a h g la n u o Koto S i 22 Sek aksanakan d il d a y tn a p te ini ertama. ini. Kami Menengah P aan kegiatan n sa k la e p s ran lama prose di pembelaja se ja n ta e ri e m c r k a a g y a Ban sikan ga lain ndokumenta ijakan lemba mencoba me ma di tempat lain, atau p ma ini. g sa ibangun sela d g n a y kegiatan yan n ta ia jutkan keg untuk melan erjodibroto Tjahjono So 7 8 Sekolahku Siaga Bencana 1 Karakteristik Bumi Sumatera Barat Yang Berkaitan Dengan Bencana 9 1 Indonesia adalah negara rawan bencana I ndonesia dengan segala pesona alamnya menyimpan banyak misteri. Negara yang sungguh kaya dengan hasil bumi dan keragaman kondisi geografis, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan karakteristik buminya yang unik, Indonesia juga memberikan keragaman budaya. Memang, Indonesia terletak di antara pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Indo-Australia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara paling rawan terhadap bencana gempa bumi.Ya, kita semua tinggal di negara yang rawan bencana. Tak pelak, sejarah sudah mencatat banyak sekali bencana dan fenomena alam luar biasa yang terjadi di Indonesia. Jadi di balik keindahan alam Indonesia tersimpan ancaman yang dapat menimbulkan bencana di Indonesia bagian manapun. Patut diketahui bahwa berdasarkan letak geografis dan geologis, Indonesia memang rawan bencana alam gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, angin puting beliung, abrasi pantai, banjir bandang, hingga gunung berapi. Di sisi lain, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki berbagai suku, etnisitas, dan agama yang berpotensi menyebabkan konflik sosial. 10 Sekolahku Siaga Bencana 2 Bagaimana dengan Sumatera Barat? P rovinsi yang memiliki lambang Tuah Sakato ini berada di bagian barat pulau Sumatera. Dengan ibu kota Padang, Sumatera Barat merupakan provinsi terluas ke-11 di Indonesia. Padang memberikan banyak kontribusi terhadap perekonomian Indonesia dari hasil alamnya. Potensi sumber daya alam di Sumatera Barat tergolong cukup banyak. Provinsi ini mempunyai daerah perairan laut yang cukup luas di sepanjang tepi barat pulau Sumatera dan adanya kepulauan Mentawai dapat menahan gelombang Lautan Hindia yang cukup besar. Selain perairan lautnya, Sumatera Barat juga memiliki daratan yang terbagi atas daerah dataran tinggi. Namun, perbedaan topografi atau kelerengan yang cukup besar menjadikan kawasan dataran tinggi rentan terhadap bahaya longsor dan erosi. Sumatera Barat juga terbentang di atas patahan lempeng benua Eurasia dan Indo-Australia. Hal ini menyebabkan Sumatera Barat menjadi salah satu daerah yang lebih rentan terhadap bencana daripada daerah-daerah lain di Indonesia, khususnya gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat dapat digolongkan sebagai gempa tektonik, yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan lempeng bumi. Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan Karakteristik Bumi Sumatera Barat Yang Berkaitan Dengan Bencana 11 oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama, tekanan itu akan semakin membesar dan akhirnya tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa terhebat sejauh ini yang pernah terjadi di daerah Sumatera Barat adalah Gempa Padang yang terjadi 30 September 2009 lalu. Gempa bumi yang terjadi pada sore hari waktu setempat ini berkekuatan 7,9 skala Richter dengan pusat gempa di Pariaman. Getarannya bahkan terasa hingga Malaysia dan Singapura. Imbas dari gempa bumi hebat ini masih bisa terlihat sekarang di Kota Padang dan sekitarnya. Gempa Padang itu terletak pada sesar Semangko (atau juga sering disebut dengan sesar Sumatera). Sesar ini adalah yang teraktif dan terpanjang di Indonesia. Membelah Sumatera dari Teluk Semangko Lampung hingga Aceh, sepanjang 1.650 Kilometer. Gempa Padang menunjukkan aktivitas sesar mendatar, yaitu gempa bumi yang cenderung merusak. Gempa Sumatera Barat seringkali merupakan perulangan kejadian gempa merusak yang terjadi sebelumnya. Ini menegaskan bahwa daerah Sumatera Barat merupakan daerah aktif gempa. Adalah fakta bahwa kita yang hidup di Sumatera Barat, memang hidup di atas daratan yang sangat rentan dengan bencana gempa bumi. Tapi apakah itu serta merta harus membuat kita hidup dalam ketakutan? Gempa bumi adalah sebuah fenomena alam yang tidak bisa dihindari, dan sebuah bukti nyata bahwa manusia tidak bisa mengatur alam, apalagi melawan kehendak Tuhan. Jangan khawatir. Manusia itu dibekali dengan akal budi. Gempa bumi memang bisa terjadi sewaktu-waktu, tapi jika kita dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan bertindak dengan tepat, kita bersama bisa menghadapi gempa bumi. n 12 Sekolahku Siaga Bencana 2 Apa Kata Anak-Anak Tentang Bencana 13 “Saya lebih tenang menghadapi gempa karena pelajaran yang diberikan oleh kakakkakak World Vision Indonesia tentang gempa bumi.” D engan tersenyum, Wulandari, tidak bisa menutupi rasa senangnya dengan sesekali tersenyum ketika mengetahui bahwa sekolahnya yang dulu rusak akibat gempa bumi, kini telah terbangun kembali dengan megah. Bahkan, jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Ketika Gempa Padang terjadi, ia masih sangat tidak siap dengan bencana gempa bumi. “Rumahku memang rusak, tapi bapak dan ibu selamat,” ujarnya mengenang. Wulandari mengaku bahwa ia sempat merasa ketakutan dengan gempa bumi hebat yang terjadi pada 30 September 2009 itu. Tapi semuanya membaik ketika Wulandari mulai mendapatkan pelajaran dan pelatihan tentang gempa bumi dari World Vision Indonesia melalui WSEER. “Saya lebih tenang menghadapi gempa karena pelajaran yang diberikan oleh kakak-kakak World Vision Indonesia tentang gempa bumi,” kata Wulandari. Ia bahkan yakin jika gempa bumi itu bisa dihadapi. n 14 Sekolahku Siaga Bencana Wulandari madiyah 1 Siswi Sekolah Dasar Muham Kota Padang “S aya langsung pulang untuk melihat orangtua di rumah,” kata Rizki Alamsyah ketika ditanya apa yang ia lakukan setelah Gempa Padang 30 September 2009 terjadi. Rizki sedang bermain di luar rumah ketika gempa terjadi dan ia menyaksikan banyak orang di sekelilingnya panik. Sekolahnya yang roboh membuat Rizki harus libur sementara hingga sekolah daruratnya siap digunakan. Rizki sempat takut untuk Rizki Alamsyah Siswa Sekolah Dasar 11 VII keluar rumah karena gempa yang bisa terjadi Koto Sungai Sariak sewaktu-waktu. Tapi rasa takut itu sudah tidak menghantuinya lagi. Ia bahkan mengingat betul pelajaran yang didapat dari World Vision Indonesia. “Pertama, lindungi kepala dengan menggunakan tas atau tangan, kemudian ke kolong meja. Setelah gempa terjadi, langsung berlari menuju tanah lapang luas,” jelas Rizki dengan semangat. Rizki mengaku senang mendapat bantuan dari World Vision Indonesia. “Saya juga mendapat tas, baju, dan makanan,” sambung Rizki menjelaskan. Rizki kini telah memiliki gedung sekolah baru yang juga merupakan bantuan dari World Vision Indonesia. n “Pertama, lindungi kepala dengan menggunakan tas atau tangan, kemudian ke kolong meja. Setelah gempa terjadi, langsung berlari menuju tanah lapang yang luas.” Apa Kata Anak-Anak Tentang Bencana? 15 dari SD Ade Satria 4 Kota Muhammadiyah senang dan Padang mengaku hadirnya terbantu dengan donesia dan World Vision In WSEER. rik Koto Sungai Sa SDN 03 VII ba angun kem li yang sudah terb berkat bantuan dengan megah donesia. World Vision In 16 Sekolahku Siaga Bencana 3 Sekolah Siaga Bencana 17 Program 9 Bulan Lokakarya pengurangan risiko bencana Foto Lokakarya Pengurangan Risiko Bencana anak-anak di SDN 09 V Koto Kampung Dalam Foto identifikasi kegiatan yang akan dilakukan oleh SDN 29 Kecamatan V Koto Kampung Dalam 18 Sekolahku Siaga Bencana Pengenalan dan Pembuatan Peta Evakuasi Anak-anak SD Muhammadiyah 4 Kota Padang mencoba mengenali sekolahnya. Ibu guru yang mempresentasikan SDN 10 Kecamatan V Koto Kampung Dalam yang rawan banjir Sekolah Siaga Bencana 19 Pelatihan Tanggap Darurat Foto pemadaman kebakaran gabungan dari berbagai sekolah di Kabupaten Padang Pariaman Foto pelatihan menggunakan radio komunikasi di SDN 28 kecamatan V Koto Kampung Dalam 20 Sekolahku Siaga Bencana Pengembangan Sekolah Yang Aman Pembuatan Perencanaan Kontijensi: Foto Guru, komite sekolah, dan masyarakat sekitar dari 5 sekolah di Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan SMP Muhammadiyah Cengkeh serius dalam membuat perencanaan kontijensi sekolah yang berada di lingkungan mereka. Rencana Aksi Sekolah: Foto protap SDN 03 Sekolah Siaga Bencana 21 Simulasi Simulasi di SDN 03 Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Simulasi di SDN 10 Kecamatan V Koto Kampung Dalam 22 Sekolahku Siaga Bencana Program 6 Bulan Pelatihan pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke kurikulum sekolah dan metode pembelajaran PAKEM Sekolah Siaga Bencana 23 Peningkatan Kapasitas Guru Dan Siswa Penyediaan Perlengkapan Kesiapsiagaan: Tenda Handy Talky Tandu Megaphone 24 Sekolahku Siaga Bencana Lomba Poster dan Penulisan Artikel Sekolah Siaga Bencana 25 Panggung Boneka pada 34 Sekolah 26 (10 Sekolah Muhammadiyah dan 24 Sekolah di 3 Kecamatan) Sekolahku Siaga Bencana Simulasi Bencana 48 Simulasi Bencana pada 24 Sekolah Foto kegiatan simulasi Gempa Simulasi banjir di SDN 11 Kecamatan Bungus Teluk kabung Simulasi banjir di SDN 02 Kecamatan Bungus Teluk Kabung Sekolah Siaga Bencana 27 Pembuatan Materi IEC Pembuatan Modul Pembuatan Poster Pembuatan Film Pembuatan Film dan buku dokumentasi 28 Sekolahku Siaga Bencana Kegiatan Penyerahan Lomba Sekolah Siaga Sekolah Siaga Bencana 29 30 Sekolahku Siaga Bencana 4 Tanggapan Dari Berbagai Pemangku Kepentingan 31 World Vision Indonesia Melalui departemen Humanitarian and Emergency Affairs (HEA), World Vision Indonesia mengarusutamakan kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis sekolah. Mengapa sekolah? Sekolah adalah institusi formal bagi anak-anak dalam melakukan proses belajar, dan di sekolah anak akan menghabiskan sebagian besar dari waktunya dalam sehari. Maka dari itu, perlu dipastikan bahwa pemberian pengetahuan dan keterampilan itu dilakukan dengan baik untuk menghadapi bencana yang dapat sewaktu-waktu terjadi. n Adi Suryadini Kordinator Pengurangan Risiko Bencana World Vision Indonesia W orld Vision Indonesia, melalui WSEER, bekerjasama dengan beberapa mitra organisasi lokal didukung pemerintah provinsi Sumatera Barat, kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis sekolah di kota Padang dan Padang Pariaman. Melalui kegiatan ini, diharapkan penyiapan komponen sekolah termasuk murid, guru, kepala sekolah, dan komite sekolah, dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana yang terjadi di wilayah Sumatera Barat pada umumnya, dan kota Padang dan Padang pariaman pada khususnya. Dukungan diberikan dalam bentuk pembangunan sekolah yang ramah gempa, pelatihan penanggulangan bencana, simulasi sekolah, dan juga kampanye peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana di sekolah. 32 Sekolahku Siaga Bencana “Melalui departemen Humanitarian and Emergency Affairs (HEA), World Vision Indonesia mengarusutamakan kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis sekolah.” West Sumatera Earthquake Emergency Response (WSEER) Semua pembekalan WSEER dilakukan agar dapat berguna di waktu mendatang bagi anak-anak ketika bencana serupa terjadi lagi. Pembelajaran dan pelatihan tentang gempa bumi diberikan secara terprogram agar benarbenar terserap dengan baik oleh daya ingat anak-anak. Bahkan, diharapkan anak-anak bisa menggunakan ilmu yang didapat dari WSEER sebagai tindakan tanggap darurat jika terjadi bencana gempa bumi. Widowati Kordinator DRR - WSEER S ekolah siaga bencana adalah sekolah yang mengenali lingkungan sekitarnya dengan baik sehingga siswa-siswi beserta perangkat sekolah tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. Sedini mungkin, anak-anak dibekali dengan kemampuan untuk mengenali lingkungan sendiri sehingga mereka dapat dengan sigap menentukan mana area yang berbahaya serta mana area yang tidak berbahaya ketika gempa bumi terjadi. Sangat penting bagi anak-anak yang tinggal di Sumatera Barat untuk dapat melakukan evakuasi secara benar dan mandiri. WSEER itu sendiri adalah perpanjangan tangan dari World Vision Indonesia untuk daerah yang terkena gempa di Sumatera Barat. Sebuah program untuk anak-anak di daerah Kota Padang dan sekitarnya, yang dibuat sebagai respon dari Gempa Padang yang terjadi pada 30 September 2009 lalu. Melalui kegiatankegiatan yang dilakukan, diharapkan dapat menjadi semacam investasi untuk masa depan. Bantuan yang diberikan oleh World Vision Indonesia lebih bersifat keterampilan dan pengetahuan, yang mungkin susah untuk diterima orang dewasa, namun efektif untuk anak-anak, khususnya tingkat Sekolah Dasar. World Vision Indonesia melalui WSEER mengupayakan agar risiko bencana baik di dalam maupun luar sekolah itu kecil. Ditambah dengan memberikan pemahaman secara menyeluruh kepada anak-anak bahwa hidup di daerah rawan bencana merupakan kenyataan yang harus dihadapi. n “World Vision Indonesia melalui WSEER mengupayakan agar risiko bencana baik di dalam maupun luar sekolah itu kecil.” Tanggapan Dari Berbagai Pemangku Kepentingan 33 Lembaga Pusaka khususnya anak-anak Sekolah Dasar. Setelah itu, penyadaran terhadap mereka semua diberikan untuk dapat menerima kenyataan bahwa kita semua hidup di daerah berpotensi gempa bumi. Bahwa kita tidak perlu menakuti gempa bumi, kita hanya perlu meningkatkan kesiapsiagaan kita. Bernando Sinaga Direktur Eksekutif Lembaga Pusaka S emuanya berawal dari pemikiran yang muncul sebagai refleksi dari peristiwa gempa bumi pada 30 September 2009. Waktu itu gempa terjadi pada sore hari, saat anak-anak sedang tidak berada di sekolah dan bersama dengan orangtua mereka masing-masing. Lalu timbul sebuah pertanyaan, bagaimana jika saat itu gempa terjadi siang hari, tepatnya saat kegiatan belajar mengajar di sekolah sedang berlangsung? Pemikiran ini membuahkan sebuah kesimpulan bahwa anak-anak itu perlu dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan yang tepat sedini mungkin. Lembaga Pusaka bersama dengan World Vision Indonesia dan lembaga lain melakukan pelatihan-pelatihan pengurangan risiko bencana dengan harapan dapat mengubah paradigma khalayak terhadap bencana gempa bumi, 34 Sekolahku Siaga Bencana Selain pembekalan konseptual, penguatan teori secara teknis juga dilakukan. Secara teknis, simulasi gempa bumi dilaksanakan dengan skenario tertentu. Tapi yang paling penting dari itu semua adalah menyadari bahwa sekolah bisa menjadi tempat penanggulangan bencana untuk satuan masyarakat tertentu, yang tidak hanya sebatas guru dan siswa saja, tapi juga masyarakat luas. Selain simulasi, kesiapsiagaan dari tim siaga bencana juga perlu senantiasa diuji sebagai hasil utama dari pembelajaran dan pelatihan simulasi. n “ Tapi yang paling penting dari itu semua adalah menyadari bahwa sekolah bisa menjadi tempat penanggulangan bencana untuk satuan masyarakat tertentu, yang tidak hanya sebatas guru dan siswa saja, tapi juga masyarakat luas.” Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) K OGAMI memang merupakan sebuah yayasan atau lembaga yang terlahir dari peristiwa tsunami Aceh pada tahun 2005, namun target program KOGAMI juga termasuk anak-anak Sekolah Dasar yang terkena bencana-bencana lainnya. Patra Rina Dewi, M. Sc. Direktur Eksekutif Komunitas Siaga Tsunami “Uniknya, meskipun masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kebanyakan anakanak itu sudah memiliki kemampuan tersendiri dalam menghadapi bencana gempa bumi,” KOGAMI bersama World Vision Indonesia, beserta mitra-mitra yang lain membentuk sekolah siaga bencana sebagai respon dari bencana gempa bumi tanggal 30 september 2009. Pengurangan risiko bencana di sekolah itu penting karena karena siswa-siswi yang terkumpul dalam satu waktu dan satu lokasi ketika gempa bumi terjadi itu rentan sekali. Jika tidak memiliki perencanaan tanggap darurat yang matang, maka efek bencana akan semakin membengkak dan merugikan. Apalagi, jika siswa-siswi itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar yang notabene masih memerlukan pengarahan lebih banyak. Uniknya, meskipun masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kebanyakan anakanak itu sudah memiliki kemampuan tersendiri dalam menghadapi bencana gempa bumi, hanya saja kadang belum terarah dengan baik. KOGAMI dan World Vision Indonesia menjalankan program-programnya di beberapa sekolah memang untuk mengarahkan kemampuan mereka itu. Bahkan anak-anak itu itu bisa membuat perencanaan evakuasi sendiri dan menyelamatkan temannya. Selain itu, KOGAMI juga memberikan penyuluhan tentang gempa bumi lewat pemutaran film serta pertunjukan boneka agar menarik dan benar-benar dapat diserap secara efektif oleh anak-anak. n Tanggapan Dari Berbagai Pemangku Kepentingan 35 Qbar M elihat kondisi-kondisi sekolah paska gempa banyak yang sangat tidak siap, Qbar bersama dengan World Vision Indonesia banyak melakukan pelatihan simulasi gempa bumi di beberapa sekolah. Kira-kira 10 kegiatan yang sudah dilakukan bersama untuk merespon bencana gempa bumi 30 September 2009 lalu. Di antaranya, ada tahap kegiatan pengenalan bencana, yaitu sebuah pelatihan tentang pengurangan risiko bencana. Lili Suarni, SH. MH Kordinator Program Pembaruan Hukum dan Kebijakan “Antusias yang luar biasa adalah tanggapan anakanak itu ketika Qbar dan World Vision Indonesia mendatangi mereka dan memberi penyuluhan serta simulasi.” 36 Sekolahku Siaga Bencana Qbar bersama World Vision Indonesia juga memberikan pemahaman dan pembelajaran akan bencana-bencana serta bagaimana untuk menghadapinya. Beberapa sekolah ternyata murid-muridnya tampak sudah terbiasa melakukan evakuasi secara sederhana. Antusias yang luar biasa adalah tanggapan anak-anak itu ketika Qbar dan World Vision Indonesia mendatangi mereka dan memberi penyuluhan serta simulasi. Bahkan perangkat sekolah pun juga turut berantusias. Selain memberikan pengetahuan tentang gempa bumi, bagaimana mengenali daerah rawan bencana juga dikenalkan oleh Qbar dan World Vision Indonesia. Intinya, sekolah siaga bencana adalah sekolah yang siap menghadapi bencana. Baik secara internal, eksternal, dan fasilitas sekolah. Maka dari itu, Qbar ikut memfasilitasi kelengkapan simulasi-simulasi juga agar terciptalah sekolah siaga bencana beserta perangkatnya yang sempurna. n Jaringan Jurnalis Siaga Bencana (JJSB) K ami khawatir melihat dampak pemberitaan bencana yang muncul di banyak media massa saat gempa bumi 30 September 2009 itu terjadi. Sepertinya media massa terlalu banyak memberitakan bencana dari sisi yang menakutkan dan cenderung bombastis. Hal ini tidak memberi pemahaman serta ketenangan kepada masyarakat, namun justru rasa takut dan paranoid. Untuk itulah peran kami dimunculkan. John Nedy Kambang Direktur Eksekutif Jaringan Jurnalis Siaga Bencana “Dengan pemberitaan bencana yang baik dan cenderung memberi pemahaman, hal ini akan berpengaruh positif kepada anak-anak yang tergolong rentan dengan situasi bencana.” Dengan pemberitaan bencana yang baik dan cenderung memberi pemahaman, hal ini akan berpengaruh positif kepada anakanak yang tergolong rentan dengan situasi bencana. Mereka menjadi lebih tenang menghadapi bencana, dan tidak bersikap panik yang berbuntut ketakutan. Sekolah siaga bencana itu menitikberatkan lebih kepada peserta didik dan memberi pemahaman yang benar. Dengan demikian, efek bencana dapat ditekan demi keselamatan serta kondisi mental para peserta didik itu. Jaringan Jurnalis Siaga Bencana memiliki persamaan tujuan dengan World Vision Indonesia dalam hal ini. n Tanggapan Dari Berbagai Pemangku Kepentingan 37 Dinas Pendidikan Kota Padang K Drs. Bambang Sutrisno, M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan egiatan yang dilakukan sudah melibatkan masyarakat sekitar. Selama ini biasanya masyarakat hanya menjadi penonton ketika ada kegiatan pelatihan dan simulasi di sekolah. Pendampingan sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan karena bencana tidak bisa diprediksikan, sementara daerah Sumatera Barat rawan dengan gempa dan tsunami. Dengan demikian, hal-hal yang sudah dilakukan tidak pudar seiring dengan berjalannya waktu. Dari segi kebijakan, pemerintah merasa bersyukur dengan hadirnya world Vision Indonesia yang sudah membantu dari sarana hingga prasarana penanggulangan bencana. Anak-anak Sekolah Dasar menjadi acuan utama karena pemerintah percaya semua harus ditangani dari fondasinya dulu. Dalam hal ini, penguatan fondasi tersebut dilakukan dengan pembekalan sedini mungkin kepada anak-anak Sekolah Dasar tentang gempa bumi. Selain itu, Sekolah Dasar berjumlah cukup banyak gedungnya dibandingkan SMP dan SMA yang hanya sebatas ada di tingkat kecamatan. n 38 Sekolahku Siaga Bencana Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman S emua kegiatan yang dilakukan World Vision Indonesia itu sangat positif. Semua kegiatan terprogram itu memang benar-benar untuk membantu kesiapan murid, guru, dan juga termasuk di dalamnya pegawai sekolah. Setelah Gempa Padang terbesar itu terjadi, banyak anak-anak menjadi stres dan rata-rata anak-anak yang berada dalam fase ini mengalami rasa takut. Mereka bahkan menjadi takut untuk pergi ke sekolahnya sendiri. Drs. Syamsul Rizal, MM. Kepala Dinas Pendidikan Maka diperlukan stimulus positif dan membangun dari luar yang bisa menimbulkan motivasi dalam diri anak-anak itu. Beda dengan orang dewasa yang masih bisa menyikapi dampak bencana secara bijak, anak-anak cenderung mengalami depresi. Lewat bantuan World Vision Indonesia beserta mitra-mitranya yang kompeten, beragam pelatihan diberikan kepada anak-anak itu. Tidak dipungkiri, aktivitas-aktivitas yang dilakukan memang terbukti menurunkan kadar stres anak-anak. Kesimpulannya, gempa bumi itu bukan sesuatu untuk ditakuti mengingat kita memang tinggal di daerah rawan bencana. Gempa bumi dapat dihadapi dengan tenang dengan pengetahuan dan pelatihan yang benar. n Tanggapan Dari Berbagai Pemangku Kepentingan 39 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang S aya berterima kasih sekali kepada World Vision Indonesia. Mengingat pendidikan atau mitigasi tentang bencana itu paling efektif jika sudah dilaksanakan sejak usia anakanak, World Vision Indonesia sepertinya berhasil menitikberatkan program-programnya untuk anak-anak Sekolah Dasar secara efisien. Pelatihan yang mereka berikan selalu dihubungkan juga dengan kegiatan-kegiatan siaga bencana. Itu sangat membantu sekali bagi anak-anak itu untuk dapat bangkit kembali dari keterpurukan. Drs. Dedi Henidal, MM. Kepala Pelaksana BPBD 40 Sekolahku Siaga Bencana Buku dokumentasi bisa menjadi efektif dan menjadi pengingat yang luar biasa atas kegiatan-kegiatan berguna yang sudah dilakukan dengan kerja keras. Semoga dengan buku dokumentasi ini, masyarakat secara umum dapat merasakan bahwa apa yang dilakukan World Vision Indonesia ini sangat berguna meskipun hasilnya tidak bisa dinikmati secara konkret dan langsung. Namun, menjadi sebuah bentuk lain dari investasi masa depan ketika bencana serupa terulang kembali. n Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Padang Pariaman Y ang pertama kami ucapkan pastinya terima kasih. BPBD Padang Pariaman memang tergolong masih sangat muda dan baru berdiri sekitar tahun 2010. Dengan situasi yang serba terbatas, mulai dari sumber daya manusia hingga fasilitas, BPBD Padang Pariaman hadir sebagai respon terhadap bencana. Nailus Nazar Kasi Kesiapsiagaan BPBD World Vision Indonesia memang sangat membantu. Hal ini sudah terbukti. Sejak peristiwa gempa bumi hebat pada 30 September 2009, Padang Pariaman dapat dikategorikan sebagai daerah tertinggal. Lebih dari 65% Infrastruktur kota itu roboh. Dari faktor ekonomi, banyak terjadi kemunduran karena pendapatan utama masyarakat Padang Pariaman itu agraris. Kemunduran terutama disebabkan oleh rusaknya sistem irigasi yang mencapai lebih dari 60% sehingga banyak hasil pertanian yang kekeringan. Masyarakat di Padang Pariaman memang siap dengan munculnya bencana serupa suatu saat terjadi lagi berkat bantuan World Vision Indonesia. Namun, pengembangan dan pelatihan masih harus tetap dilakukan untuk masa depan Padang Pariaman yang lebih baik. n Tanggapan Dari Berbagai Pemangku Kepentingan 41 UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Bungus Teluk Kabung M enuangkan dokumentasi program dalam buku ini adalah ide bagus dan juga berguna bagi siapa saja yang membacanya. Dengan buku, sebagai sumber referensi tertulis, apalagi bersifat dokumentasi, dapat menjadi referensi baca yang absah untuk penelitian di masa mendatang. Tentunya, demi kebaikan anak-anak kita nantinya. Salman, S.Pd. Kepala UPTD Pendidikan 42 Sekolahku Siaga Bencana Target utama sekolah siaga bencana adalah membekali warga sekolah, dari kepala sekolah, guru, pegawai, dan murid dengan pengetahuan dan pelatihan tentang bencana. Mulai dari mereka, diharapkan kemudian dapat meluas ke masyarakat. Buku ini tidak hanya bisa berguna bagi anak-anak dan perangkat sekolah, tapi juga memberikan pemahaman terhadap masyarakat luas di Sumatera Barat nantinya. n UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan V Koto Kampung Dalam S aya berterima kasih atas bantuan-bantuan yang sudah diberikan oleh World Vision Indonesia. Bantuan-bantuan yang sudah diberikan itu substansial sekali bagi kami. Masyarakat pun menyambut dengan baik sekali bantuan-bantuan dari World Vision Indonesia, karena pembekalanpembekalan itu bisa memperbaiki keadaan ketika terjadi musibah bencana lagi di masa yang akan datang. Drs. Irmadi Kepala UPTD Pendidikan Dengan adanya buku dokumentasi ini, semoga ketertarikan anak-anak terhadap buku semakin meningkat. Selain itu, masyarakat setempat pun dapat semakin maju sehingga tindakan sigap darurat dapat semakin digalakkan. World Vision Indonesia telah memberikan pengetahuan berharga kepada kami dan anak-anak kami. Dengan buku dokumentasi ini, kami akan segera mengumumkan kepada guru-guru kami agar pengetahuan yang didapat dari dokumentasi ini juga bisa bermanfaat dalam lingkungan keluarga peserta didik. n Tanggapan Dari Berbagai Pemangku Kepentingan 43 UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan VII Koto Sungai Sariak B uku dokumentasi semacam ini, yang ditujukan terutama bagi siswa-siswi Sekolah Dasar penintas gempa, dapat memberikan manfaat serta daya hasil guna tersendiri. Melalui buku ini, anak-anak bisa memiliki wawasan yang lebih baik untuk menghadapi gempa yang akan datang. Abu Razim S, BA. Kepala UPTD Pendidikan Kendati demikian, minat baca anak-anak di sini masih bersifat temporer. Memang jika ada hal baru untuk dibaca, mereka akan membacanya terus sampai selesai. Tapi kendalanya adalah mereka cepat menjadi bosan sehingga diperlukan penyesuaianpenyesuaian dalam membuat buku bagi mereka, contohnya dengan menggunakan banyak gambar atau foto. Sebelum 30 September 2009, mereka belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang gempa bumi. Kemudian mereka menjadi ketakutan. Tapi justru setelah peristiwa Gempa Padang itu juga, anak-anak menjadi lebih siap ketika gempa bumi terjadi kembali. Ini semua tidak lepas dari peran besar World Vision Indonesia sudah memberikan kontribusi berupa penyuluhan dan sosialisasi tentang bencana. n 44 Sekolahku Siaga Bencana 45 Kisah Sukses Berikut adalah beragam testimoni tentang keberhasilan program lomba sekolah siaga bencana. Testimoni diberikan dari beberapa pihak terkait seperti peserta lomba, juri lomba, serta beberapa anak yang sudah berpartisipasi dalam program sekolah siaga bencana. Ibu Olin Kepala Sekolah SDN 02 Timbalun (SDN 02 Timbalun merupakan juara pertama untuk lomba sekolah siaga bencana) Sekarang anak-anak tahu harus ke mana dan tahu apa yang harus dilindungi jika terjadi gempa bumi. Dulu, anak-anak ini berlari sendiri-sendiri, bahkan menuju ke tempat yang berbahaya tanpa disadari karena mereka belum tahu apa yang harus dilakukan. Setelah diadakan kegiatan simulasi bencana, anak-anak menjadi tahu harus ke mana dan berbuat apa. Rasa takut mereka berkurang. Selain itu, anak-anak sekarang mengenal jenis-jenis bencana selain gempa bumi dan banjir yang memang sudah pernah mereka lihat dan alami. Sekolah kami mendapat peringkat juara pertama karena mempunyai nilai lebih dalam administrasi, sehingga secara organisasi, lebih baik. Sementara simulasi bisa lebih baik karena ada partisipasi masyarakat di sekitar sekolah. n Denny Hidayat, S.Pd. Staf Kurikulum Tk-SD Dinas Pendidikan Kota Padang (Salah satu juri lomba sekolah siaga bencana) Ada perbedaan yang signifikan antara sekolah yang didampingi oleh World Vision Indonesia dengan yang tidak. Hal ini terlihat dari nilai lomba sekolah siaga bencana. Bagi pemerintah, sekolah siaga bencana itu sangat membantu dan benar-benar meringankan penderitaan masyarakat paska bencana gempa bumi. Terutama anak-anak Sekolah Dasar yang kehilangan gedung sekolahnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak siapnya masyarakat Indonesia dengan bencana, khususnya masyarakat Kota Padang. Apalagi ketika yang gempa bumi terbesar di Padang yang terjadi pada tahun 2009. n 46 Sekolahku Siaga Bencana ni o m i t s e T ak a n A k a An kolah Se encana B Siaga B Testimoni Anak-Anak Sekolah Siaga Bencana 47 48 Sekolahku Siaga Bencana DA: TERIMA KASIH KEPA matera Barat ncana Daerah Propinsi Su Badan Penanggulangan Be Bencana Daerah Kota Padang man Badan Penanggulangan Kabupaten Padang Paria ah er Da a an nc Be gan lan Badan Penanggu dang Dinas Pendidikan Kota Pa Pariaman ng da Pa ten pa Dinas Pendidikan Kabu n Bungus Teluk Kabung ata cam Ke n ka idi nd Pe s na Di is lam Unit Pelaksana Tekn atan V Koto Kampung Da cam Ke n ka idi nd Pe s na Di Sariak Unit Pelaksana Teknis camatan VII Koto Sungai Ke n ka idi nd Pe s na Di is tera Barat Unit Pelaksana Tekn (MDMC) Propinsi Suma r nte Ce nt me ge na Ma Muhammadiyah Disaster i (KOGAMI) Komunitas Siaga Tsunam as (PUSAKA) nit mu Pusat Studi Antar Ko Perkumpulan Qbar ncana (JJSB) Jaringan Jurnalis Siaga Be ta Padang Ko a Palang Merah Indonesi Padang Pariaman ten pa Kabu Palang Merah Indonesia ak Sumatera Barat Lembaga Perlindungan An us Teluk Kabung SDN 02 Kecamatan Bung us Teluk Kabung SDN 07 Kecamatan Bung us Teluk Kabung SDN 11 Kecamatan Bung us Teluk Kabung SDN 15 Kecamatan Bung us Teluk Kabung SDN 16 Kecamatan Bung us Teluk Kabung SDN 17 Kecamatan Bung ngkeh SMP 5 Muhammadiyah Ce Haru ng pa SD 4 Muhammadiyah Sim ng Haru pa SMP 1 Muhammadiyah Sim to Kampung Dalam SDN 04 Kecamatan V Ko to Kampung Dalam SDN 09 Kecamatan V Ko to Kampung Dalam SDN 10 Kecamatan V Ko to Kampung Dalam SDN 17 Kecamatan V Ko to Kampung Dalam SDN 21 Kecamatan V Ko to Kampung Dalam SDN 28 Kecamatan V Ko to Kampung Dalam SDN 29 Kecamatan V Ko to Sungai Sariak SDN 01 Kecamatan VII Ko Sungai Sariak to SDN 03 Kecamatan VII Ko Sungai Sariak to Ko VII n ata SDN 05 Kecam to Sungai Sariak Ko VII n ata SDN 06 Kecam to Sungai Sariak SDN 08 Kecamatan VII Ko Sungai Sariak to SDN 11 Kecamatan VII Ko Sungai Sariak to Ko VII n ata SDN 16 Kecam to Sungai Sariak Ko VII n ata SDN 19 Kecam 49 50 Sekolahku Siaga Bencana © World Vision Indonesia 2011