Nama : NICO ANDREAS NIM : 1307619007 Dosen Pengampu : Drs. ACHMAD RIDWAN, M.Si UTS IKATAN KIMIA 1. Postulat pertama Dalam dimensi kuantum, hukum-hukum yang bekerja disana berdasarkan hukum mekanika gelombang dan tidak lagi mengandalkan hukum-hukum klasik. Fungsi gelombang dalam mekanika kuantum biasa dilambangkan dengan Ψ atau Psi. Psi ini merupakan fungsi gelombang yang bergantung pada posisi dan waktu atau biasa dilambangkan dengan Ψ(r,t) dimana r adalah koordinat partikel di dalam ruang dan t adalah waktu. Jadi fungsi ini menggambarkan sebuah partikel yang berada pada sistem dengan koordinat r (bisa berupa kartesius, elips, silindris) . Selain itu, Psi merupakan sebuah fungsi gelombang yang menggambarkan mengenai probabilitas atau sebuah peluang mengenai sebuah partikel di dalam ruang. Perumusannya adalah Ψ*(r,t) Ψ(r,t)dt. Dari perumusan tersebut dapat dijelaskan bahwa fungsi probabilitas menggambarkan keberadaan partikel pada sebuah ruang (dt atau dtau) pada jarak dan waktu tertentu. Ψ = Fungsi Gelombang Ψ*= Psi konjugat, perbedannya keduanya adalah pada nilai i, dimana pada psi konjugat nilai i nya adalah negative atau -i. psi konjugat merupakan fungsi gekombang dengan bilangan imajiner jadi tidak dapat dipastikan secara matematis oleh karena itu untuk membuatnya real, psi konjugat dikalikan dengan psi Ψ Ψ* atau dikuadratkan |Ψ|2 untuk menghasilkan fungsi gelombang yang real. Fungsi gelombang sendiri merupakan sebuah fungsi matematika pada umumnya. Ketika kita membayangkan sebuah partikel dalam sebuah tempat, kemungkin partikel untuk ditemukan pada area tersebut adalah 1 atau probabilitas kita menemukannya sangat besar. Keadaan ini biasa digambarkan sebagai keadaan ternormalkan dimana integral dari perkalian psi dengan psi konjugatnya terhadap ruang menghasilkan nilai 1 atau secara ~ matematis dapat dituliskan sebagai ∫−~ Ψ ∗ (r, t)Ψ(r, t)dt = 1 (dt = dtau). Baik partikel tunggal ataupun partikel berjumlah banyak, biasanya fungsi gelombangnya dinormalkan menjadi 1. Fungsi gelombang psi juga memiliki persyaratan mutlak, yaitu bernilai tunggal, kontinu (karena electron tidak dapat melompat), dan terbatas. Selain dari kondisi ternormalkan, terdapat beberapa kondisi lainnya seperti kondisi orthogonal dimana hasil integral dari fungsi gelombangnya menghasilkan nilai 0. Postulat Kedua Untuk setiap sistem yang terdapat di dalam mekanika klasik memiliki hubungan dengan operator hermitian linear dalam mekanika kuantum. Operator Hermitian ini merupakan operator yang mengoperasikan fungsi gelombang terhadap keadaan yang diinginkan seperti halnya posisi, momentum, energi kinetic, energi potensial, energi total, dan momentm sudut. Sebagai contoh, jika kita mengoperasikan operator Hermitian terhadap energi total maka Ĥ Ψ = − ħ2 2𝑚 ( 𝜕2 𝜕𝑥 2 + 𝜕2 𝜕𝑦 2 + 𝜕2 𝜕𝑧 2 ) + V( r ) dimana Vr adalah energi potensial; jika kita ingin menghitung posisi maka Ψ dioperasikan oleh operator r; jika kita ingin menghitung momentum maka operator Hermitian momentum (P) dioperasikan terhadap Psi, P Ψ = 𝜕 𝜕 𝜕 −𝑖ħ(𝑖 𝜕𝑥 + 𝑗 𝜕𝑦 + 𝑘 𝜕𝑧) Postulat ketiga Inti dari postulat ketiga adalah nilai eigen. Dalam setiap pengukuran yang dapat diamati terkait operator Hermitian A adalah nilai eigen yang memenuhi persamaan AΨ = aΨ. Persamaan tersebut menjelaskan bahwa jika sistem berada pada eigen A, dengan nilai eigen a, maka setiap pengukuran A akan menghasilkan a. Nilai eigen disini sendiri merupakan sebuah konstata yang mempunya peran untuk menyempurnakan hasil operasi yang tidak sesuai dengan hasil teoritisnya. Fungsi eigen tidak tergantung pada keadaan awal saja tetapi dapat pada sembarang keadaan dan persamaan nilai eigennya akan berubah menjadi Ψ = ∑𝑛𝑖 𝑐𝑖Ψi dengan nilai n tidak terbatas. Dalam perhitungan ini kita mengetahui bahwa pengukuran nilai A akan menghasilkan satu nilai ai secara acak . Selanjutnya, setelah operator Hermitian berhasil mengoperasikan Ψ, maka akan diperoleh beberapa nilai eigen. Kemudian fungsi gelombang yang lama akan menyesuaikan ke keadaan eigen yang sesuai Ψi. Dari sini kita dapat menjelaskan bahwa keadaan pengoperasian Ψ bergantung kepada nilai eigen. Postulat keempat Jika sistem berada pada keadaan yang dapat dijelaskan oleh fungsi gelombang ternormalkan Ψ, maka nilai rata-rata dari observasi yang sesuai dengan operator Hermitian ~ A dapat dirumuskan dengan <A> = ∫−~ Ψ ∗ AΨdt . Pada persamaan ini terlebih dahulu Ψ doperasikan oleh operator A. Setelah itu hasilnya dikalika dengan psi konjugat dan dioperasikan oleh integral terhadap volume yang akan menghasilkan nilai <A>. Postulat kelima Fungsi gelombag akan berkembang seiring waktu sesuai persamaan Schrödinger gayut waktu atau bergantung kepada waktu. Persamaannya dapat dituliskan sebagai Ĥ Ψ(r,t) = 𝑖ħ 𝜕Ψ 𝜕𝑡 . Dari persamaan disini dapat dijelaskan bahwa operator Hermitian bekerja terhadap partikel yang berada pada ruang tertentu yang memiliki jarak terhadap serta bekerja bergantung waktu. Hal ini ditandai dengan adanya 𝜕𝑡. Postulat keenam Fungsi gelombang haruslah antisimetris. Hal ini dipengaruhi oleh prtukaran koordinat antara 1 fermion dengan yang lainnya. Prisip ini juga dijelaskan dalam prinsip larangan pauli. Dalam satu orbital s haruslah kedua electron memiliki spin yang berlawanan. TISE (Time Mtarndent Schroödinger Equhon), A Eungn 4gdombang. C-ue) d ix et-vE) ik dx unon Keaua dx olh kurma tlu, dx dy dy. dx2 LSama-Sama deauaHcun ). dhi dx Momenkuh B. Erurg to tal. Monn hum= P M p nna. ya. - V2 P 2M Pa-h*dy ax2 Ft - V +V V E:-d+V 2m 21 Tum dx2 IPSE n e Dapndant Schadlnger EqUahon). iCtR-vt) ay duurncon terhadap t p illt-ve) t d -is -EV F4 d dUm aha E - . dg,u (Pesamapn d t TE). -TOSE ux erpan parsaman hroolnyer dalan katan kum adlouah paramaan erPulun PargoMagn n hue g-ulc dectian. parhuel lumjeupa eluh) 4avg dtguhah unhc Akud A{u gelsmbany. nwwahamt fosamaoun schrödunge tuga aarat nunjecou n sebuah purhud cdedam bk Parsamaon schröckngr ymg dtgunalc ah adalah -h2 (HO)= E Koak. V-O persamOn SChrrduny4r unupukun parsum ad lotwbuny elupuh uhus{onnus. Ja Ftu akon nagunakun comb nan cengu. A n+ 8ansx Amana ASTS avaldh konstntu. dnubthtun ue dalon Piavuw (bdnqa FS mE 2 Y Maus nyudr dalovm kstok 0 oua dan 9-0 hanap apablu b:o diluondnuan syer x=o dan *:0 V 0 dalan wtar, atar x :0 VC) a oluar kotule Purhkel hdoe dapay Menn h kcU poltg V pa«ylenaian un tut fdan S dun K =u 4galken(co truls Poda Y-0 Y6 fzehng9a mraso hauya awnautn apola hu nntn buanen kalas ) rtn seldalhun Mhut aubshhun dan r Vam 2 e E h TMguclk eMurg iaedan olen Pngtleg alan daltm Eofu parhuef tertuan hsaa :n: 2«3,9 E h7h2 na2. |ubshhm Le ke Persamoa A SHaCx (Hdomany norhalgun Mngauh ke Penyelsaan gaug lech lunguup RMgekalch totdl C = Persamun vounyor dulam abm hdrtagr FrOM Aaqn nemuul enera onjelosuUn auyc turtlc buuhual Pacla dua ya uluun b4qur stperD hanya p uda bonm hudogn. 1P2 hud tebgen morupulon bem yang nmllau dauu ledak Sungat hngg. knber exogi letutave, Sandurt aear Gerasal dar Pun H an hudroy e barut yany dlambanglcch i . Di rano tnua hululr . uterquh due atoh hdogen adalah hal yuny erugtera. Mtenan 4eruyn taIh basq dsebat 4 dsebut aga kare metual yung dupat qikah dunyah petaman chrodryer | bertuut persumuanyu 1-( 2m M don Solun pers anaun tP Schvodnyernyu Cr6):a e?20 28 the) L (cs6). 2 Cn-- DD na, 2nCn t8) Sol persavmaan bre Lnte LMa Schodyar trsehut n94amburauh gaya tene muual ua Yany yany dtalam dtalam1 dua hoyayen cuvg brbedq. Soluk tértbat Juaa pauaku daulron dart dua Awm enggambanen htdrooer kwnt hudrooer dnyan gaya muhuau ywng Salng berhumhuuan dau mehgha ntuoh K. 3. Kita mengenal bilangan kuantum n, l, m, dan s serta s, p, d, dan f. Apa yang sedang dikaji saat kita mengngunakan bilangan kuantum tersebut dan berikan penjelasan asal-usul bilangan kuantum tersebut? Bilangan kuantum utama (n) merupakan bilangan kuantum yang menentukan tingkat energi,; balagan kuantum momentum sudut atau azimuthal; dan yang terakhir adalah bilangan kuantum magnetic. Setiap energi yang ditentukan oleh n terdapat n momentum sudut yang memiliki energi yang sama. Nilai l nya sendiri mulai dari l = 0 sampai 1=n-1. Nilai dari momentum sudut ini juga mengindikasikan orbital, untuk l=0 maka orbitalnya adalah ns, untuk l=1 orbitalnya adalah p, untuk l=2 maka orbitalya adalah d, dan seterusnya. s, p, d, f sendiri merupakan orbital yang memiliki hubungan dengan bilangan kuantum sudut atau azimuthal seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada l=0, maka orbital yang terbentuk adalah bola yang tidak memiliki arah. Oleh karena itu, ml pada l=0 adalah 0. Sedangkan pada l=1, terentuk sebuah orbital menyerupai 3 cuping atau 3 balon yang terpilin. Ketiga cupung tersebut mempunya 3 fungsi sudut yang berbeda yang menggambarkan 3 kemungkinan arah momentum sudut yang terkait dengan ml = 0, ±1. Dimana terdapat cuping yang berada dalam orbital x, orbital y, dan orbital z. Sedangkan pada ml=2 atau orbital d terbentuk kemungkinan 5 arah momentum sudut yang berkaitan dengan ml = 0, ±1, ±2. Momentum spin sendiri muncul akibat adanya anomali pada penelitian. ±1. Dalam efek zeeman, keadaan energi sebuah atom akan terpecah menjadi komponen-komponen tertentu saat atom tersebut berada dalam medan magnet. Namun terdapat anomaly yang terjadi, dimana pemisahan pemisahan yang mencul seringkali menyimpang dari prinsip efek zeeman normal. Akhirnya pada tahun 1925, goudsmith dan uhlenbeck mengusulkan bahwa elekron memiliki momentum sudut intrinsic yang disebut spin yang bebas dari pengaruh momentum sudut orbitnya dan berkaitan dengan momentum magnetic. Mereka juga menganggap bahwa electron merupakan bola bermuatan yang berputar pada sumbunya . Putaran ini berkaitan dengan spin, dan karena electron sendiri muatannya negative, maka electron memiliki momen magnetic yang arahnya berlawanan dengan arah vector momentum sudut intrinsic atau spin. Secara mudahnya dapat menggunakan kaidah tangan kanan. 4. tannkan EL dan moleul Lsomer bukaduna doouwgh nI don Jeloaskn fomgarngl a. CCt :C. X100 XLO 00X =O OOX 00 XX1)- 1a0) o1-ifi(2) -1(0)* o] x3x-x T-[4 ] =0 x 4- 2x- x2 0 X3 - 3 X,61803 X2 -hbr803 Er Ks: 3 VEF, Xa :- Vs OotoKa - + O61803 Or&903P f - l b803 2 ( t lebt 88)4 2CA+ 0618 B) 40 tau4?2 +lu6r903 C C X'uO 1l0 00x xX0 LO O o0 x * x-A X-1) -(x-6) |-L2-1)-1(x-0] t\E-o)-x(r-0)o -x(r$-x -x)- (x1-x)+1(x-x):d X(K3-2)- Ix2-x-1) t(x-x2). x-2x -x24x t1 +X x 4- 4 x* 42x + X -x * :0 0 te. E d-u1B. Y2lad8 X-24. -241 E3 A-0131 -031B N rt 2xE2 xEa t OxE 40x Eq 2(4) +2 (atl486) 2A1 26 26 2,36B 4 +A196B 48 dori Br alaloh muemucun sengauwa yun daput dltemutan mudah ottepruken ltbh -mollud dapat yang letul o able. Ohserua namly e uy rendah Füungh nerg CcSc Cc &h mudth lebh randch don auemuluan C CC oleh karna thu sehyawo