• Misa Bahasa Indonesia, diadakan pada hari Minggu, tgl. 3 April 2011, pukul 3.30 sore, di Chapel, Lt. 2, Gereja Holy Spirit. • PD Siang, setiap hari Kamis pukul 14.30, di ruang 03-02, Gereja Holy Spirit. • Sel Group PD Siang: - Sel Sharon (City) setiap hari Rabu pertama tiap bulan, pukul 10.30, contact person Rini (9389-3403). - Sel Sinai (North) setiap hari Selasa, pukul 14.00, contact person Dede (9178-1544) - Sel Beatitude (East) setiap hari Selasa, pukul 10.00, contact person Lina (9787-5216) • PD Malam diadakan pada hari Jumat, tgl 8 & 29 April 2011, pukul 19.45, ruang Attic, Lt 4, Gereja Holy Spirit. • Misa Bahasa Indonesia Bulan Mei, Minggu tanggal 1 Mei 2011, pukul 3.30 sore, di Chapel, Lt. 2, Gereja Holy Spirit. Mari kita mendoakan setiap rencana yang telah dibuat. Terima Kasih. … sambungan dari halaman belakang Luka pada Lambung Pada lambung kanan kita melihat sebuah luka terbuka; luka itu ternganga, artinya luka terjadi setelah orangnya mati. Luka itu panjangnya 4,5 cm, lebarnya 1,5 cm, dan dalamnya diperkirakan 5 atau 6 cm. Luka terjadi karena tombak, yang membuat luka itu masuk dari bawah ke atas dan menembusi perikardium sehingga “darah dan air” tersembur keluar. Semua yang dialami Manusia Kain Kafan, seperti tergambar pada Kain Kafan, kelihatan cocok sempurna dengan apa yang dialami Yesus seperti dicatat dalam Injil. Hendaknyalah pemahaman ini menghantar kita pada iman yang lebih mendalam kepada Dia, Yesus Kristus yang kita imani, yaitu Dia yang telah menderita sengsara, wafat dan bangkit demi menebus umat manusia. Disadur dari : “Seminar Kain Kafan” oleh Pastor Gabriele Antonelli, CP.Lic.Thel. APRIL 2011 Meneladani Santo Paulus dari Salib di Masa Prapaskah Shalom saudara-saudari yang terkasih, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku. . .” (Luk 9:23) Kata-kata Yesus ini dihayati benar-benar oleh Santo Paulus dari Salib dan menjadi spiritualitas dasar dari tarekat religius yang didirikannya: Ordo Passionis. Salib dan peristiwa sengsara Yesus menjadi semangat hidup dan landasan karya dari tarekat misionaris ini. Santo Paulus dari Salib lahir di Ovada, Genoa, Italia Utara pada tanggal 3 Januari 1694. Semenjak kecil ia sudah diarahkan ibunya untuk menghayati penderitaan Kristus. Pada tahun 1720, ia mengalami penampakan ajaib: selembar jubah hitam yang di bagian dadanya tertera nama Yesus dengan huruf putih dan sebuah salib. Penampakan ajaib itu terjadi tiga kali. Pada penampakan ketiga, Bunda Maria berpesan supaya ia mendirikan sebuah tarekat religius yang khusus untuk menghayati Sengsara Kristus dan memajukan kebaktian padanya. Dengan izin Uskup Alessandria, Paulus mendirikan tarekatnya di Castellazo pada tanggal 22 November 1720. Paulus dari Salib tidak pernah berhenti berkarya sebagai misionaris guna mewartakan Sabda Salib. Dia mengadakan misi terus menerus sampai umur lanjut, tanpa kenal lelah. Bila terpaksa berbaring karena tua dan penyakit, Paulus pernah mengeluh: "Oh, seandainya usia saya berkurang tiga puluh tahun... saya hendak pergi ke seluruh dunia untuk mewartakan Yesus Tersalib kepada para pendosa". Dengan karya kerasulannya ini dia melakukan banyak kebaikan di pelbagai daerah Italia Tengah, sehingga diberi gelar "Pemburu jiwa". Paulus dari Salib mendirikan Kongregasi Pasionis supaya ada orang yang mati bagi dunia dan hidup hanya bagi Allah. Mereka pergi ke segala penjuru dunia untuk membangkitkan orang pendosa dengan mewartakan Sengsara Yesus Kristus, karya terbesar dan mengagumkan cinta kasih Allah. Paulus menghendaki agar banyak orang dijiwai oleh semangat yang sama dan ikut serta dalam karya penyelamatan dunia melalui Sabda Salib. “Yesus taat dengan diam dan tidak pernah mengeluh, maka belajarlah menderita dan diam, taat dan diam daripadaNya.” (Santo Paulus dari Salib) Tuhan memberkati, Tim KKIHS posisinya berada di urutan paling belakang dalam iring-iringan ketiga orang yang dijatuhi hukuman mati, membuat ia rentan jatuh berkali-kali dengan lutut dan wajahnya menghantam batu jalanan yang keras. Pada Kain Kafan ditemukan banyak “tanah lumpur” pada lutut, hidung dan tumit, jelas akibat benturan dengan batu jalanan. Memahami Makna Sengsara Yesus melalui Manusia Kain Kafan Kain Kafan Kudus adalah kain yang diyakini sebagai kain yang dipergunakan Yusuf dari Arimatea untuk membungkus tubuh Yesus Kristus (Matius 27:59). Mari kita lihat satu-persatu kesamaan antara sengsara Manusia Kain Kafan dan sengsara Yesus Kristus: Penderaan Manusia Kain Kafan menanggung lebih dari 120 deraan, sementara hukum Yahudi memperbolehkan hanya 40 dikurangi satu deraan. Berarti hukuman dilakukan menurut hukum Romawi yang tidak membatasi jumlah deraan. Setiap deraan dilakukan secara sistematis, bukan sembarangan, berarti dilakukan oleh orangorang yang professional. Cambuk yang digunakan dilengkapi dengan dua bulatan timah atau tulang pada ujungnya. Manusia Kain Kafan didera dalam keadaan telanjang, kelihatan bekasnya di mana-mana di sekujur tubuh, dalam posisi terikat dan membungkuk. Ia didera sebelum memikul salib, berarti hukuman penderaan merupakan hukuman tersendiri. Barulah kemudian ia memikul palang salib (= patibulum) seperti terlihat dari luka-luka memar pada pundaknya di atas luka cambuk. Mahkota Duri Terdapat banyak luka tusukan akibat mahkota duri pada kepala Manusia Kain Kafan. Mahkota ini bukan terdiri dari satu atau dua lingkaran, melainkan lebih merupakan suatu mahkota berbentuk helm yang menutup seluruh kepala. Kepala, baik `kiri maupun kanan' menderita lebih dari 50 tusukan duri. Duri-duri itu menembusi juga beberapa pembuluh darah, vena dan arteri, seperti terlihat dari jenis darah yang membasahi seluruh kepala Manusia Kain Kafan. Manusia Kain Kafan Memikul Patibulum Dari penelitian cermat atas Kain Kafan, terlihat dua luka memar pada punggung Manusia Kain Kafan: yang kiri lebih rendah dari yang kanan. Seandainya ia memikul seluruh salib, luka akan terjadi di bagian atas bahu, dan bukan pada punggung. Mengingat si terhukum harus berjalan ke tempat eksekusi, maka bisa dipastikan bahwa kedua luka memar adalah akibat gesekan punggung dengan kayu patibulum. Luka-luka pada Lutut Dalam perjalanan menuju tempat eksekusi Kalvari apabila pesakitan yang hendak disalibkan lebih dari satu orang, maka mereka akan diikatkan satu dengan yang lain agar tak dapat melarikan diri. Manusia Kain Kafan berjalan tertatih-tatih, sebab ia telah begitu lemah akibat penderaan, pemahkotaan duri, serta segala perlakuan kasar dan brutal yang dideritanya seperti terlihat dalam Kain Kafan. Ditambah lagi, Wajah Manusia Kain Kafan Wajah Manusia Kain Kafan merupakan bagian tubuh yang paling dahsyat mengalami kerusakan. Tetapi wajah itu tetap memancarkan cahaya keagungan; sedih namun tetap tenang. Bukan seperti wajah orang yang telah mengalami sekian banyak penyiksaan. Pada wajah Manusia Kain Kafan nampak sangat jelas akibat dari bermacam-macam siksaan, di antaranya: dipukul dengan tongkat kayu; lihat pipi kanan dan hidung, mata kiri tertutup darah; darah juga terdapat pada mata kanan, memar pada tulang pipi, darah memancar dari hidung, memar pada kelopak mata kiri dan kanan, darah memancar dari bawah bibir atas. Luka pada Tangan dan Kaki Manusia Kain Kafan memperlihatkan tangan yang bersilang, tangan kiri di atas tangan kanan, sehingga kita bisa melihat luka paku hanya pada tangan kiri. Dari luka ini para ahli berkesimpulan bahwa paku menembusi pergelangan tangan di tempat yang disebut Destot. Dari luka pada pergelangan tangan ini terpancar tiga aliran darah: dua aliran langsung ke pinggir dan jatuh ke tanah, sementara satu aliran sampai ke siku. Arah aliran darah yang berbeda ini bisa dijelaskan sebagai berikut: Manusia Kain Kafan dipaku tangannya dalam posisi berbaring di tanah pada patibulum, kemudian diangkat ke atas stipes (= tiang) sehingga posisi tangan berubah dari horisontal menjadi vertikal. Tangan kanan terlihat lebih tersiksa dari tangan kiri. Punggung tangan kelihatan rusak akibat gesekan dengan kayu. Pada tangannya tidak terlihat ibu jari sebab ibu jari tertekuk ke dalam akibat tarikan paku di pergelangan tangan. Kaki kiri Manusia Kain Kafan tampak lebih pendek dari kaki kanan. Hal ini disebabkan kaki kiri ditempatkan di atas kaki kanan dalam penyaliban. Karena Manusia Kain Kafan menjadi kaku setelah kematiannya, maka kaki kiri tetap kelihatan lebih pendek. Sakrat Maut dan Wafat di Salib Orang yang mati karena jantung pecah diikuti emoperikardium, yaitu kantong elastis yang membungkus jantung, akan berseru kesakitan sebelum mati; perikardiumnya dipenuhi darah hingga lebih dari satu liter. Jika orang yang mati demikian dibiarkan selama satu setengah atau dua jam dalam posisi vertikal, maka darah dalam perikardium akan terpisah menjadi dua bagian: yang merah di bagian bawah dan yang putih / kuning di bagian atas. Jika perikardium ditusuk, maka akan segera menyembur keluarlah isinya: darah dan air, yang dilihat oleh Yohanes. Bersambung ke halaman depan…