TUGAS AKHIR TAHUN AKADEMIK 2019/2020 JUDUL ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI. Disusun Oleh : NUR GUSTI YUNIANTO 1334290023 Pembimbing : Ir. Prijasambada, M.M, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I JAKARTA 2020 i SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah peserta Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil. Nama : NUR GUSTI YUNIANTO No. Mahasiswa : 1334290023 Judul Tugas Akhir : ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI. Pembimbing : Ir. Prijasambada., M.M, M.T Dengan ini menyatakan bahwa: Kesanggupan untuk memenuhi semua peraturan dan tata tertib penyelenggaraan Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil. Jakarta, 8 April 2020 Pemberi Pernyataan (Nur Gusti Yunianto) ii SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah peserta Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil. Nama : NUR GUSTI YUNIANTO No. Mahasiswa : 1334290023 Judul Tugas Akhir : ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI. Pembimbing : Ir. Prijasambada, M.M, M.T Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Menjamin keaslian karya Tugas Akhir yang saya susun, tanpa menjiplak karya orang lain. 2. Menyelesaikan seluruh karya Tugas Akhir sendiri (tidak dikerjakan oleh orang lain). Jakarta, 8 April 2020 Pemberi Pernyataan (Nur Gusti Yunianto) iii PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I TAHUN AKADEMIK 2019/2020 TANDA PERSETUJUAN DOKUMENTASI TUGAS AKHIR Nama : NUR GUSTI YUNIANTO No. Mahasiswa : 1334290023 Judul Tugas Akhir : ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI. Pembimbing : Ir. Prijasambada, M.M, M.T. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu (S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta. Jakarta, 8 April 2020 Menyetujui, Dosen Pembimbing (Ir. Prijasambada, M.M, M.T.) iv TIM PENGUJI STRATA SATU (S-1) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I TAHUN AKADEMIK 2019/2020 Nama : NUR GUSTI YUNIANTO No. Mahasiswa : 1334290023 Judul Tugas Akhir : ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI. Pembimbing : Ir. Prijasambada, M.M, M.T. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu (S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta. Jakarta, 8 April 2020 No Nama Keterangan 1 Ir. Prijasambada, M.M, M.T. Pembimbing 2 Dr. Ir. Fitri Suryani, M.T Penguji 3 Ir. Halimah Tunafiah, M.T Penguji Tanda Tangan v PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I TAHUN AKADEMIK 2019/2020 LEMBAR PENGESAHAN Nama : NUR GUSTI YUNIANTO No. Mahasiswa : 1334290023 Judul Tugas Akhir : ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu (S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta. Disahkan Oleh, PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I JAKARTA DEKAN : (Dr. Ir. Fitri Suryani, MT) vi PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I TAHUN AKADEMIK 2019/2020 LEMBAR PENGESAHAN Nama : NUR GUSTI YUNIANTO No. Mahasiswa : 1334290023 Judul Tugas Akhir : ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu (S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta. Disahkan Oleh, PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I JAKARTA KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL : (Ir. Halimah Tunafiah, MT) vii KATA PENGANTAR Pertama-tama dengan mengucapkan puji syukur dan terima kasih kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi Strata-1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Persada Indonesia YAI angkatan 2013 Dalam kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Fitri Suryani MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Persada Indonesia YAI. 2. Ir. Halimah Tunafiah MT, selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas Persada Indonesia YAI. 3. Bapak Ir. Prijasambada, M.M, M.T, selaku dosen pembimbing selama penulisan tugas akhir. 4. Dosen-dosen Fakultas Teknik, Universitas Persada Indonesia YAI. Besarnya harapan saya agar Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin. Jakarta, 8 April 2020 Penulis. viii LEMBAR PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk mereka yang berarti dalam hidup penulis. 1. Ibu dan Bapakku, yang telah merawat, membesarkan serta mendidikku dengan sepenuh hati serta selalu mendoakan dan terus memberi semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 2. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil 2013 Joni, Galih, Dodi 3. JSQUAD selaku sahabat perjuangan dari awal kuliah Galih (pey), Farhan (Beep), Joko, Joni, Masruri (gadun), Nurcholis, Yudha (ambon) semoga kalian sukses. 4. Fadhil Azhar angkatan 2012 yang selalu memberikan supportnya dan jangan sampai menunda untuk lulus. 5. Teman-teman Teknik Sipil angkatan 2011, 2012, 2014, 2015, 2016, 2017. 6. Senior saya Angkatan 2008 Irfan Marpaung yang telah menerima saya untuk menganalisis proyeknya. 7. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu pembuatan Tugas Akhir ini. ix ABSTRAK Secara teknik sumber daya alat berat menjadi faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek. Penggunaan alat berat sangatlah diperlukan dalam proses mempercepat pelaksanaan pekerjaan pembangunan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pada Proyek ini terdapat beberapa tahap pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan, salah satunya adalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian sehingga membutuhkan alat berat excavator dan bulldozer untuk mempercepat waktu pekerjaan. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Stock Yard Car Carrier Cibitung, Bekasi, dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas kerja alat berat dan mengetahui waktu yang dibutuhkan alat berat dalam menyelesaikan pekerjaan galian dan timbunan. Metode yang digunakan adalah metode perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus produktivitas dan perhitungan volume galian tanah untuk menghasikan waktu yang efektif selama penggunaan excavator dan bulldozer. Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas pada pekerjaan galian menggunakan excavator produksi perjam 97,83 lm3/jam, produksi per hari 763,07 lm3/hari dengan waktu 7 hari. Dan bulldozer pekerjaan fill dari hasil cut produksi perjam 151 lm3/jam, produksi perhari 1177,8 lm3/hari. Sedangkan untuk bulldozer pekerjaan fill tanah datang produksi perjam 188 lm3/jam, produksi perhari 1475,8 lm3/hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwasanya pengelolaan dan pemanfaatan alat berat yang baik dapat mempercepat target waktu yang diharapkan. kata kunci: alat berat, konstruksi, efektivitas. x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i HALAMAN SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... ii HALAMAN SURAT PERNYATAAN ....................................................................................iii HALAMAN TANDA PERSETUJUAN DOKUMEN TUGAS AKHIR ................................. iv HALAMAN TIM PENGUJI STRATA SATU (S-1)................................................................. v LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... vi LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................................................viii ABSTRAK................................................................................................................................x DAFTAR ISI ............................................................................................................................ .xi DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. .xii DAFTAR TABEL ................................................................................................................. ..xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1 1.2 Maksud Dan Tujuan ............................................................................................................. 2 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan................................................................................................ 2 1.4 Metode Pengumpulan Data Dan Lokasi proyek .................................................................. 2 1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tanah ................................................................................................................................... 4 2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat ................................................. 13 2.3 Pekerjaan Tanah ................................................................................................................... 17 2.4 Peralatan Konstruksi .......................................................................................................... 19 xi BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum ................................................................................................................................ 53 3.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................................................... 53 3.3 Data Penelitian ................................................................................................................... 54 3.4 Gambar Konstruksi ............................................................................................................ 55 3.5 Tahapan Penelitian ............................................................................................................. 60 3.6 Diagram Aliran Penelitian ................................................................................................. 61 BAB 4 ANALISA 4.1 Data Proyek........................................................................................................................ 62 4.2 Analisa Produktivitas Alat Berat di Lapangan .................................................................. 62 4.2.1 Analisa Data dari Lapangan ................................................................................... 62 4.2.2 Menghitung Kapasitas Produksi (Q) Excavator Dilapangan ................................. 68 4.2.3 Menghitung Kapasitas Produksi (Q) Bulldozer Dilapangan ................................. 69 4.3 Perhitungan Produktivitas Ideal (Teori) ............................................................................ 71 4.3.1 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Excavator .................................................. 71 4.3.2 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Bulldozer Fill hasil Cut ............................ 76 4.3.3 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Bulldozer Tanah Datang ........................... 81 4.4 Hasil dan Pembahasan ....................................................................................................... 87 4.4.1 Analisa Perbandingan Produktivitas Praktik dan Ideal Excavator ....................... .87 4.4.2 Analisa Perbandingan Produktivitas Praktik dan Ideal Bulldozer ......................... 88 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 90 5.2 Saran .................................................................................................................................. 92 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 93 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Ilustrasi Perbedaan Daya Lekat Material ...................................................... 12 Gambar 2.2. Daya Tekan Alat dan Daya Dukung Tanah .................................................. 13 Gambar 2.3. Dozer ............................................................................................................. 19 Gambar 2.4. Bagian Dozer ................................................................................................. 20 Gambar 2.5. Gambaran Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ........... 32 Gambar 2.6. Crowler Excavator ........................................................................................ 39 Gambar 2.7. Wheel Excavator ........................................................................................... 39 Gambar 2.8. Attachment Unit Excavator ........................................................................... 40 Gambar 3.1. Layout Urugan Tanah ................................................................................... 55 Gambar 3.2. Potongan A-A................................................................................................ 56 Gambar 3.3. Detail 1 Potongan A-A .................................................................................. 57 Gambar 3.4. Detail 2 Potongan A-A .................................................................................. 57 Gambar 3.5. Potongan B-B ................................................................................................ 57 Gambar 3.6. Detail 1 Potongan B-B .................................................................................. 58 Gambar 3.7. Detail 2 Potongan B-B .................................................................................. 58 Gambar 3.8. Potongan C-C ................................................................................................ 58 Gambar 3.9. Detail 1 Potongan C-C .................................................................................. 59 Gambar 3.10. Detail 2 Potongan C-C ................................................................................ 59 xiii Gambar 3.11. Diagram Alur Penelitian ............................................................................. 61 xiv DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Deskripsi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir & Berat Volume .......................... 6 Tabel 2.2. Faktor Kembang Pada Beberapa Jenis Tanah .................................................... 7 Tabel 2.3. Faktor Konversi Tanah (Faktor Perubahan Volume Tanah) ............................. 8 Tabel 2.4. Berat Jenis Berbagai Material dan Faktor Muat ................................................ 9 Tabel 2.5. Hubungan Antara Swell, Void, dan Load Factor............................................... 10 Tabel 2.6. Faktor Kapasitas Pengisi Bucket ....................................................................... 11 Tabel 2.7. Koefisien Tahanan Gelinding ............................................................................ 14 Tabel 2.8. Konfersi Derajat -% Kelandaian ........................................................................ 15 Tabel 2.9. Koefisien Faktor Traksi ..................................................................................... 16 Tabel 2.10. Berat dan Tenaga Mesin Traktor ..................................................................... 20 Tabel 2.11. Lebar Sepatu dan Tekanan Permukaan ............................................................ 27 Tabel 2.12. Faktor Blade Dalam Penggusuran ................................................................... 28 Tabel 2.13. Volume Lebar dan Tinggi Blade ..................................................................... 29 Tabel 2.14. Volume Lebar dan Tinggi Blade ..................................................................... 30 Tabel 2.15. Tipe dan Volume Blade ................................................................................... 30 Tabel 2.16. Kecepatan Maju dan Mundur Bulldozer .......................................................... 31 Tabel 2.17. Waktu Ganti Porseneling ................................................................................. 31 Tabel 2.18. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 32 xv Tabel 2.19. Faktor Koreksi Kondisi Kerja ......................................................................... 33 Tabel 2.20. %Grade vs Dozing Factor ................................................................................ 34 Tabel 2.21. Perkiraan Produksi Dozing Dengan Menggunakan U Blade........................... 35 Tabel 2.22. Perkiraan Produksi Dozing Dengan Menggunakan Semi U Blade ................. 36 Tabel 2.23. Perkiraan Produksi Dozing Dengan Menggunakan Straight Blade ................. 37 Tabel 2.24. Faktor Bucket Excavator ................................................................................. 45 Tabel 2.25. Waktu Gali ...................................................................................................... 46 Tabel 2.26. Waktu Putar ..................................................................................................... 47 Tabel 2.27. Waktu Buang ................................................................................................... 47 Tabel 2.28. Kedalaman Gali Optimum (Fit) dan Produksi Ideal (Cu.yd/Jam) ................... 48 Tabel 2.29. Faktor Swing .................................................................................................... 49 Tabel 2.30. Faktor Kondisi Kerja dan Tata Alat ................................................................. 49 Tabel 2.31. Faktor Pengisian Bucket .................................................................................. 49 Tabel 4.1. Rekap Jam Kerja Excavator ............................................................................... 63 Tabel 4.2. Rekap Jam Kerja Bulldozer Fill hasil Cut ......................................................... 63 Tabel 4.3. Rekap Jam Kerja Bulldozer Tanah Datang........................................................ 64 Tabel 4.4. Kubikasi Per Hari............................................................................................... 65 Tabel 4.5. Jam Kerja dan Kubikasi/Hari Excavator ........................................................... 66 Tabel 4.6. Jam Kerja dan Kubikasi/Hari Bulldozer hasil Cut............................................. 67 xvi Tabel 4.7. Jam Kerja dan Kubikasi/Hari Bulldozer Tanah Datang .................................... 67 Tabel 4.8. Produktivitas Excavator ..................................................................................... 68 Tabel 4.9. Produktivitas Bulldozer Fill hasil Cut ............................................................... 69 Tabel 4.10. Produktivitas Bulldozer Fill Tanah Datang ..................................................... 70 Tabel 4.11. Berat Jenis Material ........................................................................................ 71 Tabel 4.12. Penentuan Load Factor .................................................................................... 71 Tabel 4.13. Penentuan Fill Factor ....................................................................................... 72 Tabel 4.14. Waktu Gali ....................................................................................................... 72 Tabel 4.15. Waktu Putar ..................................................................................................... 72 Tabel 4.17. Waktu Buang ................................................................................................... 73 Tabel 4.18. Faktor Kondisi Kerja dan Tata Laksana .......................................................... 73 Tabel 4.19. Faktor Pengisian Bucket .................................................................................. 74 Tabel 4.20. Faktor Swing .................................................................................................... 74 Tabel 4.21. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 75 Tabel 4.22. Faktor Blade Dalam Penggusuran ................................................................... 76 Tabel 4.23. Kecepatan Maju Bulldozer .............................................................................. 77 Tabel 4.24. Kecepatan Mundur Bulldozer .......................................................................... 77 Tabel 4.25. Waktu Ganti Porseneling ................................................................................. 77 Tabel 4.26. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Excavator......................................................... 78 xvii Tabel 4.27. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Material ........................................................... 78 Tabel 4.28. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Visibility.......................................................... 79 Tabel 4.29. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Bulldozer Blade ............................................... 79 Tabel 4.30. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Job Efficiency.................................................. 79 Tabel 4.31. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 80 Tabel 4.32. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Tata dan Laksana............................................. 80 Tabel 4.33. Faktor Blade Dalam Penggusuran ................................................................... 82 Tabel 4.34. Kecepatan Maju Bulldozer .............................................................................. 82 Tabel 4.35. Kecepatan Mundur Bulldozer .......................................................................... 83 Tabel 4.36. Waktu Ganti Porseneling ................................................................................. 83 Tabel 4.37. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Excavator......................................................... 84 Tabel 4.38. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Material ........................................................... 84 Tabel 4.39. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Visibility.......................................................... 84 Tabel 4.40. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Bulldozer Blade ............................................... 85 Tabel 4.41. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Job Efficiency.................................................. 85 Tabel 4.42. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 85 Tabel 4.43. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Tata dan Laksana............................................. 85 Tabel 4.44. Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Excavator ............................... 87 Tabel 4.45. Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer Fill hasil Cut ......... 88 xviii Tabel 4.46. Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer Tanah Datang ........ 89 xix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan standar kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil pekerjaan konstruksi yang baik terdapat beberapa elemen yang dapat mendukung. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan bantuan alat berat. Pada proyek konstruksi penggunaan alat berat untuk membantu jalannya pekerjaan. Penggunaan alat berat di proyek berfungsi untuk mempersingkat waktu dan dapat mengoptimalkan suatu pekerjaan dalam proyek tersebut. Walaupun penggunaan alat berat dalam sebuah proyek konstruksi dapat membantu perkerjaan, tetapi penggunaan alat berat yang berlebihan akan menimbulkan kenaikan biaya pekerjaan yang cukup besar. Maka dari itu dibutuhkan perencanaan pada penggunaan alat berat agar penggunaan alat berat tersebut dapat disesuaikan dengan volume pekerjaan tertentu di suatu proyek konstruksi. Penjadwalan, dan pemilihan peralatan secara seksama pada setiap jenis pekerjaan khususnya pekerjaan cut and fill sangat penting agar kemampuan operasional alat bisa dioptimalkan produktivitasnya dalam proyek ini menggunakan excavator dan bulldozer. Skripsi ini akan membahas tentang optimasi perencanaan penggunaan alat berat pada pekerjaan cut and fill pada proyek Pembangunan Stock Yard Car Carrier yang berada di Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat . Pada pekerjaan cut and fill pada proyek ini digunakan dua tipe alat berat yaitu excavator dan bulldozer. Penggunaan ke dua alat berat tersebut akan dioptimasi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan karena pada pemakaian alat berat yang terlalu banyak akan mempersingkat waktu pekerjaan tetapi dapat mengakibatkan kenaikan biaya pekerjaan yang besar sehingga diperlukan pengoptimasian penggunaan alat berat agar menghasilkan waktu dan biaya pekerjaan yang optimum. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 1.2.1 Menghitung efisiensi peralatan konstruksi untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah; 1.2.2 Mengetahui efektivitas peralatan konstruksi untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Agar penyusunan tugas akhir ini akan menjadi lebih jelas dan terarah, maka dalam hal ini penulis membuat ruang lingkup permasalahan dalam tugas akhir, yaitu: 1.3.1 Masalah yang dibahas hanya mengenai efisiensi penggunaan alat berat Pembangunan Stock Yard Car Carrier yang berada di Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat Alat berat yang digunakan adalah excavator dan bulldozer. 1.4 Metode Pengumpulan Data dan Lokasi Proyek 1.4.1 Metode pengumpulan data 1. Mengumpulkan data dari pengamatan lapangan berupa, gambar perencanaan, elevasi rencana dan existing galian dan timbunan, kedatangan material tanah timbunan, dan penggunaan alat berat perhari. 2. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data – data tentang proyek tersebut dan mempelajari berdasarkan referensi yang ada; 3. Data – data yang berasal dari pengarahan dan konsultasi dari dosen pembimbing. 1.4.2 Lokasi Proyek Lokasi proyek pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah Cibitung, Kabupaten Bekasi Jawa Barat 2 1.5 Sistemasika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan, metode pengumpulan data dan lokasi proyek, dan sistematika laporan yang memberikan informasi singkat mengenai isi dari tiap – tiap bagian Tugas Akhir ini. Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini berisikan penjelasan atau teori mengenai relevansi pustaka pendukung dan teori-teori yang digunakan untuk penyelesaian permasalahan yang ada. Bab 3 Metodologi Penelitian Pada bab ini berisikan kompilasi data, organisasi data, dan kelengkapan data, serta pengidentifikasian permasalahan terkait yang digali dan dikaji dari hasil tinjauan referensi dan landasan teori. Bab 4 Analisa Pada bab ini yang dibahas adalah tentang ketajaman dan relevansi pendekatan Teknik Sipil sesuai dengan topik, perhitungan-perhitungan Teknik Sipil, dan studi kasus terhadap suatu referensi tertentu. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Pada bab ini, penulis mencoba menarik kesimpulan berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari penyusunan tugas akhir ini dan kesimpulan dari pembahasan analisa serta saran-saran yang sifatnya membangun guna agar supaya dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun bagi pihak-pihak yang merasa membutuhkan atas penulisan Tugas Akhir ini. 3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tanah 2.1.1 Pengertian Tanah Tanah didefiniskan secara umum adalah kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) ronggarongga diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef,1994). Pada awal mula terbentuknya tanah disebabkan oleh pelapukan batuan menjadi partikelpartikel yang lebih kecil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis disebabkan oleh memuai dan menyusutnya batuan oleh perubahan panas dan dingin yang terusmenerus (cuaca, matahari dan lain-lain) dan juga akibat gerusan oleh aliran air yang akhirnya menyebabkan hancurnya susunan kimiawi dari mineral batuan tersebut. Pada proses pelapukan kimia mineral batuan induk diubah menjadi mineral-mineral baru melalui reaksi kimia. Kata “tanah” merujuk ke material yang tidak membaru, tidak termasuk batuan dasar, yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang memiliki ikatan yang lemah serta memiliki bentuk dan ukuran, bahan organik, air, dan gas yang bervariasi. Jadi tanah meliputi gambut, tanah organik, lempung, lanau, pasir dan kerikil atau campurannya (Panduan Geoteknik 1, 2011 dalam Soraya Putri Zainanda, 2012). 2.1.2 Jenis-jenis Tanah 1. Kerikil, terdiri atas partikel – partikel kasar sebagai hasil dari disintegrasi batuan. Di beberapa daerah, kerikil sering dipindahkan oleh air dari lokasi asalnya akibat gesekan antara butir, bentuknya menjadi bulat. 2. Pasir terdiri atas partikel silikia atau kwarsa, tetapi beberapa pasir pantai mengandung kalsium karbonat dalam bentuk partikel-partikel kerang, tanah yang mengandung pasir biasanya mempunyai struktur yang terbuka sehingga mudah mengalirkan air (permeabel). 3. Lanau Secara fisik dan kimia, partikel lanau mirip partikel pasir, sedangkan perbedaan utamanya adalah ukurannya. Sebagaimana halnya dengan pasir, sumbangan utama kekuatan dari lanau adalah akibat gesekan internal, 4 tetapi film air antara partikel menyumbangkan tingkat tertentu kohesi pada tanah. Tanah yang didominasi oleh lanau sangat rawan terhadap pembekuan. Karena pemanilitasnya yang lebih tinggi, maka lanau mempunyai konsolidasi lebih kecil dari pada lempung. Demikian juga, lanau mempunya pemuaian dan penyusutan yang lebih kecil dari pada lempung. 4. Lempung. Butir lempung terdiri atas almunium-silika terhidrasi yang terbentuk pada saat proses puluhan partikel kasar mineral batuan primer. Diantara mineral yang terbentuk dalam partikel lempung adalah kaolonit, monmorilonit, dan mika. Secara fisik, perbedaan partikel lempung dengan partikel fraksi yang lebih kasar adalah bentuknya yang pipih dan lonjong, sehingga persatuan berat mempunyai permukaan yang lebih luas daripada partikel bulat atau mendekati kubus. Kecilnya rongga antara butir lempung mengakibatkan permeabilitas lempung sangat rendah sehingga lempung sulit mengalirkan air. Terhambatnya pengaliran air mengakibatkan konsolidasi pada lempung beralangsung lama. 5. Bahan Organik berasal dari tumbuhan atau binatang yang mati kemudian membusuk, baik melalui proses kimia ataupun kegiatan bakteri. Fraksi yang berasal dari binatang volumenya relatif sedikit dan cenderung tidak terakumulasi dalam tanah. 2.1.3 Klasifikasi Tanah Dalam pekerjaan pemindahan tanah pengetahuan tentang jenis-jenis tanah perlu untuk diketahui, karena tiap jenis tanah memiliki sifat yang berbeda yang akan berpengaruh terhadap jenis alat yang akan digunakan, produktifitas, perhitungan volume pekerjaan, dan kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada. Tanah dalam keadaan alam terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Bagian Padat, terdiri dari partikel-partikel tanah yang padat, dan 2. Bagian Pori, berisi air dan/atau udara. Sifat-sifat phisik tanah yang perlu diketahui antara lain: 5 1. Batas-batas konsistensi (atterberg’s limits); 2. Kepadatan (density); 3. Gradasi; 4. Permeabilitas (permeability); 5. Konsolidasi (consolidation); 6. Kadar air (moisture content); 7. Berat jenis; 8. Volume; 9. Porositas (porosity). Dalam pekerjaan tanah perlu diperhatikan lima jenis tanah yang dibedakan atas ukuran dan sifat plastisitasnya, yaitu : Kerikil, Pasir, Lumpur, Bahan organik, dan gabungan dari jenis ini. Dibawah ini diberikan tabel jenis tanah dan kareteristiknya. Dibawah ini diberikan tabel jenis tanah dan karakternya. Tabel 2.1 Deskripsi tanah berdasarkan ukuran butir dan berat volume dalam keadaan asli (bank) Nama Umum Batu Pecah Batu Kerikil Kering bulat Pasir (sand) kering sedang Lanau (silt) kering basah Lempung (clay) kering basah Tanah (organik) kering basah Diamater Butir (m/m) Berat Jenis (t/mᵌ) > 25,40 1,55 - 1,65 0,60 - 25,40 1,70 - 1,80 1,80 - 1,90 0,05 - 0,60 1,40 - 1,50 1,65 - 1,75 0,005 - 0,05 1,60 - 1,80 1,90 - 2,10 < 0,005 1,60 - 1,80 1,90 - 2,10 campuran 1,50 - 1,60 1,60 -1,70 (sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015 6 2.1.3 Sifat Kembang Susut Tanah Yang dimaksud dengan kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya, karena adanya perubahan volume pada kondisi tersebut, maka perlu diketahui dan ditetapkan adanya volume di tempat aslinya, dalam keadaan lepas dan setelah dipadatkan. Tanah umumnya diukur dalam tiga kondisi yaitu sebagai berikut: 1. Kondisi asli (Bank Cubic Meter/BCM); 2. Kondisi Lepas (Loose Cubic Meter/LCM), yaitu tanah yang telah mengalami pengembangan, besarnya penambahan volume tergantung dari faktor kembang tanah (swelling factor) yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanahnya; Volume dalam keadaan lepas dapat dihitung dari persamaan : 𝐿𝐶𝑀 = 𝐵𝐶𝑀 + (% 𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝑥 𝐵𝐶𝑀)..............................(2.1) Dengan : LCM = Volume dalam kondisi lepas (𝑚3 ) BCM = Volume dalam keadaan asli (𝑚3 ) Swell = Faktor kembang tanah (%) Tabel 2.2 Faktor Kembang Pada Beberapa Jenis Tanah Jenis Tanah SWELL (% BCM) Pasir 5 – 10 Tanah permukaan (top soil) 10 -25 Tanah biasa 20 – 45 Lempung (clay) 30 – 60 Batu 50 – 60 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 3. Kondisi Padat (Solid Measure/SM) Yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali kemudian dipadatkan. Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau lebih kecil dari vlume dalam keadaan bank, hal 7 ini terb=gantung usaha pemadatan yang kita lakukan. Untuk menghitung perubahan volume pada kondisi lepas dari bentuk aslinya atau ke bentuk padat setelah dipadatkan perlu dipadatkan perlu dikalikan faktor kembang atau faktor susut. Faktor-faktor tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan: 𝑆𝑊 = 𝑆ℎ = 𝐶−𝐵 𝐶 𝐵−𝐿 𝐵 𝑥 100 %...............................................................(2.2) 𝑥 100 %................................................................(2.3) Dimana : SW = Faktor Kembang (%). Sh = Faktor Susut (%). B = Berat jenis tanah keadaan asli. L = Berat jenis tanah keadaan lepas. C = Berat jenis tanah keadaan padat. Tabel 2.3 Faktor Konversi Tanah (Faktor Perubahan Volume Tanah) JENIS MATERIAL Pasir (sand) Lempung Kepasiran (Sandy Clay) Lempung (Clay) Tanah Berkerikil Kerikil Kerikil Padat/ Kasar Batu Kapur Pecah KONDISI AWAL B L C B L C B L C B L C B L C B L C B KONDISI ASLI 1,00 0,90 1,05 1,00 0,80 1,11 1,00 0,70 1,11 1,00 0,85 0,93 1,00 0,88 0,97 1,00 0,70 0,77 1,00 KONDISI LEPAS 1,11 1,00 1,17 1,25 1,00 1,39 1,35 1,00 1,59 1,18 1,00 1,10 1,13 1,00 1,10 1,42 1,00 1,10 1,65 KONDISI PADAT 0,99 0,80 1,00 0,90 0,72 1,00 0,90 0,72 1,00 1,08 0,91 1,00 1,01 0,91 1,00 1,03 0,91 1,00 1,29 8 L 0,61 1,00 C 0,82 1,35 B 1,00 1,70 Granit Basalt dan L 0,59 1,00 Batuan Keras C 0,76 1,30 B 1,00 1,75 Pecahan Batu L 0,57 1,00 C 0,71 1,24 B 1,00 1,80 Batuan Hasil Ledakan L 0,56 1,00 C 0,77 1,36 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 0,91 1,00 1,31 0,77 1,00 1,40 0,80 1,00 1,30 0,72 1,00 Atau Batuan Lunak Tabel 2.4 Tabel Berat Jenis Berbagai Material dan Faktor Muat WEIGHT OF MATERIAL LOOSE BANK LOAD kg/m lb/yb kg/m lb/yb FAKTORS Basalt 1960 3300 2970 5000 ,67 Bauxite, kaolin 1420 2400 1900 3200 ,75 Caliche 1250 2100 2260 3800 ,55 Carnotite, Uranium ore 1630 2750 2200 3700 ,74 Cinders 560 950 860 1450 ,66 Clay - Natural bed 1660 2800 2020 3400 ,82 Dry Wet 1480 2500 1840 3100 ,81 1660 2800 2080 3500 ,80 Clay & Gravel – Dry Wet 1420 2400 1660 2800 ,85 1540 2600 1840 3100 ,85 Coal - Anthracite, Raw 1190 2000 1600 2700 ,74 Washed 1100 1850 - - ,74 530 - 650 900 - 1000 590 - 890 1000 - 1500 ,93 950 1600 1280 2150 ,74 830 1400 - - 75% Rock, 25% Earth 1960 3300 2790 4700 ,70 50% Rock, 50% Earth 1720 2900 2280 3850 ,75 25% Rock, 75% Earth 1570 2650 1960 3300 ,80 1510 2550 1900 3200 ,80 Wet excavated 1600 2700 2020 3400 ,79 Loam 1250 2100 1540 2600 ,81 Granite – Broken 1660 2800 2730 4600 ,61 Gravel – Pitrun 1930 3250 2170 3650 ,89 Ash, Bituminous Coal Bituminous, Raw Washed Decomposed rock Earth - Dry packed 9 Dry 1510 2550 1690 2850 ,89 Dry 6 - 50mm (1/4"-2") 1690 2850 1900 3200 ,89 Wet 6 - 50mm (1/4"-2") 2020 3400 2260 3800 ,89 1810 3050 3170 5350 ,57 1600 2700 2790 4700 ,57 Gypsum – Broken Crushed (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 2.1.4 Berat dan Bentuk Tanah Berat material ini dihitung dalam satuan berat (kg, ton, lb) per mᵌ. Berat material ini akan berpengaruh terhadap kemampuan alat untuk melakukan pekerjaannya (mendorong, menggali, mengangkat, dan mengankut). Berat material ini akan berpengaruh terhadap volume yang dikerjakan dalam hubungannya dengan Drawbarr Pull (DBP) atau tenaga tarik. Makin berat material maka tenaga yang harus disediakan alat untuk bekerja semakin besar. Bentuk material berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tanah untuk menempati suatu ruang tertentu. Material yang kondisi butirannya seragam dan berdiameter kecil, kemungkinan besar isinya dapat sama dengan volume ruangan yang ditempati, sedangkan material berbentuk bongkahan mempunyai rongga yang lebih besar sehingga membutuhkan volume (ruangan) yang lebih besar dari volume yang sebenarnya. Banyaknya material yang dapat ditampung oleh suatu ruangan diperhitungkan dengan suatu koreksi yang disebut Load Factor (faktor muat). Faktor muat tersebut diberikan pada tabel 2.5 dibawah ini dalam hubungannya dengan faktor kembang (Swell) dan Voids (persentase luasan bagian luar dari suatu partikel yang tidak berhubungan dengan partikel lainnya). Tabel 2.5 Hubungan antara Swell, Voids, dan Load Factors SWELL % VOIDS % LOAD FACTOR 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 4,8 9,1 13,0 16,7 20,0 23,1 25,9 28,6 31,0 33,3 0,952 0,909 0,870 0,833 0,800 0,769 0,741 0,714 0,690 0,667 10 55 60 65 70 75 35,5 37,5 39,4 41,2 42,9 0,645 0,625 0,606 0,588 0,571 (sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 2.1.5 Daya Lekat Material (Kohetivitas). Daya lekat atau kohetivitas material adalah kemampuan untuk saling mengikat diantara butiran material itu sendiri. Sifat ini jelas berpengaruh terhadap faktor luber (Spillage Faktor), misalnya tanah liat akan cenderung munjung (Heaped/menggunung) di atas permukaan bucket atau blade dibanding pasir yang mempunyai daya lekat rendah, atau air yang akan menempati bidang datar dari permukaan bucket (rata/peres). Dibawah ini diberikan suatu gambaran faktor pengisi dari suatu bucket Excavator untuk beberapa jenis material. Tabel 2.6 Factor Kapasitas Pengisi Bucket MATERIAL FILL FACTOR % X bucket capacity Moist Loam or Sandy clay 100 - 110 A Sand and Gravel 95 - 100 B Uniform diameter < 3 mm 95 - 100 3 mm < <9 mm 85 -90 12 mm M< < 20 mm 90 - 95 > 24 mm 85 - 90 Hard/tough clay 80 - 90 Rock - Well Blasted 60 - 75 C Poorly Blasted 40 - 50 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 11 Gambar 2.1 Ilustrasi Perbedaan Daya Lekat Material (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 2.1.6 Kekerasan Tanah dan Batuan. Kekerasan tanah dan bebatuan akan mempengaruhi kemudahan alat dalam melakukan pekerjaan dan produktivitas alat. Tanah atau batuan yang keras akan sulit untuk dipotong, digali atau dikupas dibandingkan dengan tanah atau batuan yang lunak. Dalam pengertian pemindahan tanah, batuan dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Batuan beku, dengan ciri-ciri keras, padat, pejal, dan kokoh. 2. Batuan sedimen, dari pelapisan yang lunak sampai yang keras. 3. Batuan metamorf pada umumnya, dari persiapan yang keras padat dan tidak teratur. Pengujian kekerasan dapat dilakukan dengan menggunakan alat : Shear Meter, Seismic Meter, Soil Investigation Drill, Rippermeter, dan lain-lain. Nilai kekerasan tanah dan batuan perlu diperhatikan dalam memilih jenis alat yang sesuai untuk kondisi kekerasan dan volume tertentu, sehingga dapat diperoleh kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan produktivitas yang tinggi. 2.1.7 Daya Dukung Tanah. Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah dalam mendukung beban diatasnya. Apabila suatu alat berada di atas tanah, maka alat akan memberikan tekanan ke permukaan tanah yang disebut dengan daya tekan alat atau Ground Pressure, dan tanah akan melawan sesuai daya dukungnya 12 Setiap jenis alat mempunyai tekanan yang berbeda-eda sesuai dengan berat alat dan luas bidang kontak antara alat dengan permukaan tanah, dinyatakan dengan satuan kPa (kilo pascal). Alat aan amblas ke bawah (mengalami penurunan) apabila daya dukung tanah lebih kecil dari daya tekan alat.Peralatan yang umum digunakan adlah alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Daya tekan masing-masing alat dapat dilihat pada tabel 2.7 dibawah ini. Gambar 2.2 Daya Tekan Alat dan Daya Dukung Tanah (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi) 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat Pada dasarnya suatu alat dapat bekerja bila mendapat gaya atau tenaga. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi gerakan peralatan, yaitu: 2.2.1 Tahanan Gelinding (Rolling Resistance). Tahanan gelinding didefinisikan sebagai tenaga tarik (kg/lb) yang diperlukan untuk dapat menggerakan tiap ton berat kendaraan termasuk muatannya diatas permukaan yang datar. Permukaan mana dapat terdiri dari bermacam-macam keadaan. Untuk kendaraan beroda baja atau rantai biasanya hanya tergantung dari sifat permukaan tanah. Sesuai dengan definisi diatas maka: 𝑅𝑅 = 𝐶𝑅𝑅 𝑥 𝐺 (kg/lbs).......................................................................(2.4) Dimana : RR = Tahanan Gelinding. CRR = Koefisien Tahanan Gelinding (Tabel 3.1). 13 G = Berat Kendaraan (kg/lbs). Sebagai gambaran dibawah ini diberikan tabel besarnya tahanan gelinding untuk berbagai macam roda pada bermacam-macam keadaan permukaan. Tabel 2.7 Koefisien Tahanan Gelinding Jenis Permukaan jalan Roda Baja (kg/ton) Ban Karet (kg/ton) Rata Rantai Tekanan Tinggi Tekanan Rendah Beton Halus 20 27 18 23 Aspal Beton 20 - 35 30 - 35 20 - 33 25 - 30 Tanah dipadatkan dan terpelihara 30 - 50 30 - 40 20 - 35 25 - 35 Tanah kurang terpelihara 50 - 75 40 - 55 50 - 70 35 - 50 Tanah becek dan berlumpur 100 - 125 70 - 90 90 - 100 75 - 100 Pasir dan kerikil lepas 140 - 160 80 - 100 130 - 145 110 - 130 175 - 200 100 - 120 150 - 200 140 - 170 Tanah sangat becek (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 2.2.2 Pengaruh Kelandaian. Bila kendaraan bergerak naik pada permukaan tanah yang miring maka diperlukan tenaga traksi tambahan agar tetap. Tambahan tersebut kurang lebih sebanding dengan kemiringan (landai Permukaan). Sebaliknya bila bergerak turun, maka tenaga yang diperlukan menjadi berkurang sebanding dengan landai permukaan, hal ini karena adanya pengaruh gravitasi. Kelandaian dinyatakan dalam %, yaitu perbandingan antara perubahan ketinggian per satuan panjang jalan. Persamaan untuk menghitung tahanan kelandaian yaitu: 𝑻𝒂𝒉𝒂𝒏𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒍𝒂𝒏𝒅𝒂𝒊𝒂𝒏 = 𝒌 𝒙 𝑮 (kg)...................................................(2.5) Dimana : K = Kelandaian (dari tabel 3.2) W = Berat Kendaraan (kg) 14 Tabel 2.8 Konversi Derajat - % Kelandaian Derajat Presentase Derajat Presentase 1 1,8 26 48,8 2 3,5 27 51,0 3 5,2 28 53,2 4 7,0 29 55,4 5 8,8 30 57,7 6 10,5 31 60,0 7 12,3 32 62,5 8 14,0 33 64,9 9 10 15,8 17,6 34 35 67,4 70,0 11 19,4 36 72,7 12 21,3 37 75,4 13 23,1 38 78,1 14 24,9 39 81,0 15 26,8 40 83,9 16 28,7 41 86,9 17 18 30,6 32,5 42 43 90,0 93,3 19 34,4 44 96,6 20 36,4 45 100,0 21 38,4 22 23 40,4 42,4 24 25 44,5 46,6 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 2.2.3 Koefisien Traksi. Koefisien traksi adalah suatu faktor perbandingan antara tenaga maximum yang diperlukan sebelum terjadi selip dengan berat kendaraanya atau dapat disebut juga sebagai suatu faktor yang harus dikalikan dengan berat total kendaraan untuk mendapatkan Traksi Kritis Atau : 𝑻𝒓𝒂𝒌𝒔𝒊 𝑲𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 = 𝑪𝒕 𝒙 𝑮 (kg/lbs)............................................................(2.6) Dimana : 𝐶𝑡 = Koefisien faktor trasi G = Berat total kendaraan 15 Tabel 2.9 Koefisien Faktor Traksi (Coefficient of Traction Factor) Faktor Trasi Material Ban Karet Track Cushion Kelabang 0,90 0,45 0,45 0,55 0,70 0,90 0,45 0,55 0,70 Ratted clay loam 0,40 0,55 0,70 Dry sand (pasir kering) 0,20 0,25 0,30 Wet sand (pasir basah) 0,40 0,45 0,50 Quarry pit (tempat pengambilan batu) 0,65 0,70 0,55 Gravel road, loose not hard (jalan kerikil) 0,36 0,40 0,50 Firm earth 0,55 0,75 0,90 Loose earth ( tanah lepas) 0,45 0,50 0,60 Tanah basah berlumpur 0,20 0,25 0,25 Beton Clay loam, dry (lempung, liat kering) Tanah kering, jalan datar tanpa perkerasan) Clay loam, wet (Lempung, liat basah, lempung liat becek, tanah pertanian basah) (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Nilai Traksi ini lah yang merupakan tenaga alat yang dapat dimanfaatkan, sebab meskipun tenaga yang tersedia lebih besar dari traksi kritis, kita tidak dapat memanfaatkannya, sebab daya cengkram maksimalnya adalah traksi kritis. 2.2.4 Tenaga Roda (Rimpull). Rimpull adalah tenaga gerak yang disediakan mesin untuk menggerakan roda-roda kendaraan, dinyatakan dalam kg atau lb. Jika tidak tersedia data dari pabrik alat tersebut dapat digunakan rumus: 𝑅𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑙 (𝑙𝑏𝑠) = 375 𝑥 𝐻𝑃 𝑥 𝑒𝑓𝑒𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑅𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑙 (𝑘𝑔) = 367 𝑥 𝑘𝑊 𝑥 𝑒𝑓𝑒𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝑝ℎ) 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑘𝑚/ℎ ...........................................................(2.7) ...........................................................(2.8) Efesiensi berkisar antara 80 – 85 % 16 2.2.5 Gradeability. Gradeability adalah kemampuan mendaki tanjakan yang dapat ditempuh oleh kendaraan, pada umunya dinyatakan dalam %. 1% kelandaian memerlukan tambahan DBP 10 kg/ton..............................(2.9) Gradeability sebuah kendaraan tergantung dari : 1. Berat total kendaraan; 2. Keadaan kendaraan (kosong atau bermuatan); 3. Daya tarik; 4. Cara menarik muatan; 5. Kecepatan pada Gear yang dipilih; 6. Tahanan Gelinding; 7. Landai permukaan. Untuk roda ban karet dapat digunakan rumus : 𝐾= 972 𝑥 𝑇 𝑥 𝐺 𝑅𝑥𝑊 − 𝑅𝑅 20 ...................................................................................(2.10) Dimana : - K = Kemampuan mendaki traktor + muatan. - T = Momen mesin (lbs.ft). - G = Total gear reduction (reduksi gigi, total). - R = Rolling radius dari roda (inch), jarak dari pusat roda ke permukaan tanah. - RR = Rolling Resistence. - W = Berat total tractor + muatan. 2.3 Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah dalam suatu proyek merupakan salah satu bagian yang sangat vital. Pekerjaan tanah di sini meliputi pekerjaan galian, timbunan, pengangkutan dan pemadatan. Pada umumnya pekerjaan tanah dikerjakan dengan bantuan alat berat. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Manajemen alat berat sangat diperlukan, 17 sehingga dapat menunjang kelancaran dari pekerjaan tersebut. Sasaran dari manajemen alat berat merupakan bagian dari manajemen proyek terdiri dari tiga faktor, yaitu faktor waktu, mutu, dan biaya. Dalam hal ini yang diterapkan dalam manajemen alat berat adalah mengenai pemilihan, pengaturan, dan pengendalian alat berat yang digunakan dalam suatu proyek. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepat sehingga proyek dapat berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan manajemen pelaksanaan proyek menjadi tidak efektif dan efisien. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar. 2.3.1 Pekerjaan Galian Tanah Galian dan timbunan atau yang lebih dikenal oleh orang-orang lapangan dengan Cut and Fill adalah bagian yang sangat penting baik pada pekerjaan pembuatan jalan,bendungan, bangunan, dan reklamasi. Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis -garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang jalur proyek atau bangunan. Perhitungan galian dan timbunan dapat dilakukan dengan menggunakan peta situasidengan metode penggambaran profil melintang sepanjang jalur proyek atau metode grid-grid (griding) yang meninjau galian dan timbunan dari tampak atas dan menghitung selisih tinggi garis kontur terhadap ketinggian proyek ditempat perpotongan garis kontur dengan garis proyek. Galian dan timbunan berdimensi volume (meter kubik). Volume dapatdiperoleh secara teoritis melalui perkalian luas dengan panjang. Galian dantimbunan untuk keperluan teknik sipil dan perencanaan diperoleh melaluiperolehan luas rata-rata galian atau timbunan di dua buah profil melintangyang dikalikan dengan jarak mendatar antara kedua profil melintang tersebut. 18 2.4 Peralatan Konstruksi Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek - proyek kontruksi skala besar, tujuan penggunaan alat berat untuk mempermudah manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek/pekerjaan berjalan lancar. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek/pekerjaan tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian pekerjaan dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar. Ahmad kholil ,2012 2.4.1 Bulldozer Bulldozer adalah traktor yang dilengkapi dengan attachment (perlengkapan) berupa “Dozzer Blade”. Secara umum yang disebut dengan bulldozer itu adalah traktor yang dilengkapi dengan Dozer Blade walaupun sebenarnya bulldozer adalah nama jenis dozer yang hanya mempunyai kemampuan untuk mendorong ke muka. Gambar 2.3 Dozer (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 19 Gambar 2.4 Bagian Dozer (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 1. Mesin; 7. Push Arm; 2. Sistem Kemudi; 8. Braces; 3. Mold Board; 9. Carrier rollers; 4. Cutting Edge; 10. Track rollers; 5. Hydraulic Cylinder; 11. Track shoes; 6. Pich Arm; 12. Idler. Tabel 2.10 Berat dan Tenaga Mesin Traktor Berat Operasi kg KOMATSU DOZER D65E-12 Tipe Mesin 18,200 Tenaga Hp Kw 180 135 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 20 2.4.1.2 Macam Blade Pada umunya Blade yang dipergunakan pada bulldozer dan/ atau amgle dozer ada beberapa jenis diantarnya : 1. Universal Blade (U-Blade). Blade ini sangat effisient untuk memindahkan muatan yang besar dalam jarak yang cukup jauh pada pekerjaan reklamasi tanah (land reclamation). 2. Straight Blade (S – Blade). Straight blade merupakan peralatan yang serba guna dari bulldozer lainnya. Modifikasi dari U-Blade untuk menjadikan peralatan dozer yang lebih baik dalam berproduksi. 3. Angling Blade (A-Blade). 21 Angling blade didesain untuk pekerjaan membuang kesamping (side casting), pengurugan (backfilling), menggali saluran (cutting ditches), dan pekerjaan lain yang hampir serupa. 4. Cushion Blade (C-Blade) Blade ini dapat mengurangi/meredam tumbukan pada waktu dipergunakan untuk mendorong blok scraper. Selain digunakan untuk pemeliharaan jalan (cut maintenance) dan pekerjaan dozer yang umum lainnya. 5. AEM U-Blades. AEM U-Blade sangat menguntungkan apabila digunakan untuk pekerjaan memindahkan material dari jenis yang tidak lengket (non-cohesive materials) seperti batubara atau potongan kayu. 6. FAT ( Power Angling and Tilt Blade). Di desain untuk pekerjaan grading, mengisi kembali saluran (backfilling ditches), landscaping atau fill spreading 22 7. Landfill Blade. Di desain khusus untuk pekerjaan pengurugan tanah (landfill) dan menyebar lapis demi lapis tanah (fill spreading), atau mendorong material bekas (sampah). 8. K/G Blade. Digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan land clearing. Bladenya yang serba guna dapat untuk memotong pepohonan, membuat saluran dengan bentuk V, membuat jalan sementara. 9. V-Tree Cutter Blade. Dirancang untuk digunakan khusus membabat pepohonan, tunggul pohon, dan semaksemak pada tanah. 10. Landfill Double V-Blade. 23 Di desain khusus untuk Caterpillar Compactor. Ujung blade dengan sudut 22.50 meminimalkan sampah yang terbuang ke samping khususnya pada cara uphill dozing. 11. VR Blades (Variable Radius). Merupakan kombinasi yang menguntungkan daru semi U-Blade yang memberikan kemudahan dalam cutting and ground penetration dengan U-blade yang berkarakter untuk pemuatan yang besar dan kehilangan muatan dari samping saat mendorong. 12. “Rake” Blade. Digunakan untuk mengatasi batang-batang kayu, dan batuan. 2.4.2.2 Pemilihan Trackshoe. Masalah yang sering timbul pada trackshoe bulldozer disebabkan karena alat tersebut banyak bekerja di atas perkerasan, tanah lunak, tanah berawa, dan lain-lain. Jika trackhoe selalu bekerja pada kondisi tempat yang keras, maka kerusakan bagian bawah (undercarriage) terutama trackshoe-nya akan menjadi cepat. Sehingga pada pemilihan bulldozer, faktor trackshoe ini harus kita pertimbangkan dengan benar. 24 1. Triple Grouser Section Shoe. Pemilihan yang paling baik secara umum, baik terhadap traksi, juga memberikan kerusakan minimum terhadap permukaan tanah. 2. Double Grouser Section Shoe. Tipe ini lebih agresif terhadap keruksakan permukaan tanah dari pada tipe triple grouser section. 3. Single Grouser Section Shoe. Untuk penggunaan traksi yang paling maksimum, maka tipe ini yang paling sering digunakan. 25 4. Triple Grouser Section Shoe. 5. Flat Shoe. Digunakan pada lahan proyek yang sudah jadi seperti jalan aspal, jalan proyek, dan tempat yang tidak boleh dirusak. 6. Tringular Shoe. Digunakan khusus untuk tanah berawa. Seperti sudah diterangkan terlebih dahulu bahwa pemilihan lebar dari trackshoe karena berbedanya daya dukung tanah pada lahan tempat bekerja. Lebar trackshoe ini biasanya berkisar 18”, 20”, 22”, 24”, 28”, 30”, 32”, 36”, 40”. Dibawah ini disajikan tabel pengunaan trackshoe berdasarkan lebarnya dan daya tekannya pada tanah. 26 Tabel 2.11 Lebar sepatu dan Tekanan Permukaan. (Komatsu D65E -12) (Sumber : Brosur United Tractor, 2019) 2.4.1.2 Perhitungan Produksi Bulldozer Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah mekanis dengan menggunakan alatalat berat, satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengetahui kapasitas operasi dari alat-alat yang digunakan. 1. Metode Perhitungan Kapasitas Produksi Bulldozer. Kapasitas produksi/operasi dari bulldozer dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per siklus waktu dengan satuannya mᵌ/jam atau cuYd/jam. 𝑸= 𝒒𝒙𝑵𝒙𝑬=𝒒𝒙 𝟔𝟎 𝑪𝒎 𝒙 𝑬 [mᵌ/jam ; cu.yd/jam].....................(2.11) Dimana : Q = Kap. Produksi per jam dari alat [mᵌ/jam ; cu.yd/jam]. q = Produksi (mᵌ) dalam satu siklus. N = Jumlah siklus dalam satu jam. E = Effesiensi Kerja. Cm = Waktu siklus (menit). 2. Produksi Persiklus. Produksi kerja bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut : 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 (𝒒) = 𝑳 𝒙 𝑯𝟐 𝒙 𝒂..........................................................(2.12) 27 Dimana : L = lebar blade / sudu (m,yd). H = tinggi blade (m,yd). a = faktor blade (tabel). Untuk menghitung produktivitas standart dari bulldozer, volume tanah yang dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu/blade x (tinggi sudu/blade)². Pada kenyataannya di lapangan produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung dari jenis tanah, sehingga faktor sudu/blade perlu disesuaikan sesuai jenis tanahnya. Faktor blade tersebut diberikan pada tabel dibawah. Tabel 2.12 Faktor Blade dalam penggurusan. Derajat Pelaksanaan Penggusuran Ringan Penggusuran dapat dilaksanakan dengan blade Faktor Blade 1,1 - 0,9 penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah berpasir tidak Dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile). Sedang Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur 0,9 - 0,7 dengan blade penuh. Tanah bercampur kerikil, pasir, batu pecah. Agak sulit Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur Sulit Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar 0,7 - 0,6 kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah asli. 0,6 - 0,4 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 28 Tabel 2.13 Volume, Lebar dan Tinggi Blade. (Semi -U Tilt Komatsu) Catt : * V = 0.8 LH² (Sumber : Brosur United Tractor, 2019) A = Panjang Dozer total (blade lurus). F = Maksimum tilt (manual). B = Lebar Blade. G = Maksimum Pitch. C = Tinggi Blade. H = Maksimum Hydraulic Tilt. D = Maksimum gali Blade. J = Hydraulic Tilt (manual brace centered). E = Tinggi bebas maksimum dari tanah. 29 Tabel 2.14 Volume. Lebar dan Tinggi Blade. (Srandart blade bulldozer caterpillar) (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015 Tabel 2.15 Tipe dan Volume Blade. (Standart blade bulldozer komatsu) Dozer DOZER D65E-12 Blade Volume m³ Semi U (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 3. Waktu Siklus. Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat menggusur, ganti perseneling, dan mundur, diperhitungkan dengan rumus berikut : 𝑪𝒎 = 𝑫 𝑭 + 𝑫 𝑹 + 𝒁 (Menit)...........................................................(2.13) Dimana : D = Jarak angkut/gusur/dozing (m, yd). 30 F = Kecepatan maju (km/jam, mph). R = Kecepatan mundur (km/jam, mph). Z = Waktu ganti perseneling (menit). A. Kecepatan maju, kecepatan mundur. Pada waktu bekerja kecepatan maju berkisar antara 3 – 5 km/jam, dan kecepatan mundur antara 5 – 7 km/jam. Jika mesin menggunakan Torqflow maka kecepatan maju diambil 0,75 dari maksimum sedangkan kecepatan mundur 0,85 dari kecepatan maksimum. Tabel 2.16 Kecepatan Maju dan Mundur Bulldozer (Standart alat Komatsu) (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi) B. Waktu ganti perseneling. Waktu ganti perseneling dibedakan untuk sistem penggerak dengan penggerak langsung dan penggerak hidraulik. Tabel 2.17 Waktu Ganti Perseneling. Mesin Mesin Penggerak Langsung -Tunggal -Tongkat ganda Mesin-mesin Torqflow Waktu Ganti Perseneling 0.10 menit 0.20 menit 0.05 menit (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi) 4. Efesiensi Kerja. Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standart dari alat tersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan faktor, dimana faktor tersebut merupakan effesiensi kerja (E). Effesiensi sangat penting tergantung kondisi kerja, faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian operator, pemilihan standart perawatan, dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat. Pada kenyataan yang sebenarnya sangat sulit untuk menentukan 31 besarnya effesiensi kerja, tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor effesiensi yang mendekati kenyataan. Gambar 2.5 Gambaran Effesiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Tabel 2.18 Effesiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin Kondisi operasi Alat Pemeliharaan Mesin Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali Baik sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63 Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60 Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54 Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45 Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 0.42 0.32 Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut dan keputusan terakhir harus diambil dengan memperhitungkan semua hal tersebut dibawah ini: A. Apakah alat sesuai dengan topografi tempat alat tersebut akan bekerja; B. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan peralatan, cuaca saat itu, dan penerangan pada tempat dan waktu yang diperlukan; 32 C. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antar peralatan dan mesin; D. Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja; E. Pengalaman dan kepandaian operator dan pengawas untuk pekerjaan tersebut. Hal-hal berikut harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan : A. Penggantian pelumas dan grase (gemuk) secara teratur; B. Kondisi peralatan pemotong (blade, bucket, bowl, dsb); C. Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk peralatan yang bersangkutan (saringan solar, saringan olie, dsb). Tabel 2.19 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Tracktor type Track Wheel Operator - Exellent - Average - Poor 1.00 0.75 0.60 1.00 0.60 0.50 - Loose stockpile - Hard to cut, frozen : With tilt cylinder Without tilt cylinder Cable control blade - Hard to drift, "dead" (dry, non- 1.20 1.20 0.80 0.70 0.60 0.75 - 0.80 0.60-0.80 0.80 - 1.20 1.20 1.15-1.25 1.15-1.25 0.80 0.70 Job Effeciency - 55 min/hour - 50 min/hour - 45 min/hour - 40 min/hour 0.91 0.84 0.75 0.67 0.91 0.84 0.75 0.67 Direct Drive Transmission - (0.10 min. Fixed time 0.80 - Material cohesive material) or very sticky material - Rock, ripped or blested Slot Dozing Side by Side Dozing Visibillity - Dust, rain, snow, fog, or darkness Bulldozer blade 33 - Angling (A) blade - Cushioned (C) blade - DS narrow blade - Light material U-blade (coal) 0.50-0.75 0.50-0.75 0.90 1.20 0.50-0.75 1.20 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Contoh : Angling blades dan cushion blades tidak disarankan sebagai alat produksi pada pekerjaan dozing/penggusuran. Melihat kondisi pekerjaan dilapangan, produksi dari Ablade dan C-blade dapat diambil rata-rata sebesar 50-70% dari produksi Straight blade. Tabel 2.20 % Grade vs Dozing Factor Perhitungan kapasitas produksi dari bulldozer juga dapat dihitung dengan menggunakan tabel, dengan mengambil prasyarat kondisi dibawah ini : A. Effesiensi waktu 100% (60min/hr); B. Dengan mesin Power Shift (waktu pindah perseneling 0.05 min); C. Mesin memotong tanah 50 feet (15m), kemudian didorong dengan waktu muat 0 sec; D. Berat Jenis tanah 2300 lb/LcuYd (1370kg/Lm³); E. Koeff. Traksi untuk track 0.5 dan wheel 0.4; F. Menggunakan kontrol blade dengan sistem hidraulis; G. Pengunaan persenelling untuk menggali gigi 1, membawa gigi 2, dan mundur gigi 2. 34 Kurva produksi bulldozer pada tabel 2.20 s/d 2.22 memberikan harga maksimum produksi, untuk mendapatkan kapasitas produksi sesungguhnya harus dikalikan dengan faktor koreksi. Tabel 2.21 Perkiraan Produksi Dozing dengan Menggunakan U-Blade A → D11N B → D10N C → D9N D → D8N E → D7N F → D7G 35 Tabel 2.22 Perkiraan Produksi Dozing dengan Menggunakan Semi U-Blade A → D11N B → D10N C → D9N D → D8N E → D7H F → D6H G → D5H XL 36 Tabel 2.23 Perkiraan Produksi Dozing dengan Menggunakan Straight blade A → 824 B → 834 C → D7G D → D7H E → 814 F → D6H G → D5H H → D4H J → D3C LGP 2.4.2 Excavator Excavator adalah alat yang berfungsi sebagai alat penggali, maupun sebagai alat pemuat tanah tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menggunakan tenaga Power Take-off dari mesin yang dimilikinya. Excavator dilihat dari bentuknya dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu : 1. Revolving unit, yaitu bagian atas excavator yang dapat berputar; 37 2. Travel unit, yaitu bagian bawah excavator untuk berjalan, bergerak maju/mundur; 3. Attachment, yaitu perlengkapan standard maupun tambahan yang dapat diganti sesuai dengan kebutuhan. Bagian travelling unit dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : 1. Crawler track, yang mempunyai ciri-ciri : a. Dapat bekerja pada daerah yang lunak, basah, kasar, dan berbatu; b. Dapat bekerja pada daerah / tempat yang sulit / sempit; c. Dapat mendaki tanjakan dengan kemiringan kurang dari 40°; d. Tidak dapat berjalan dalam kecepatan tinggi (maximum kecepatan 4 km/hr atau 2,4 mph); e. Memerlukan alat pengangkut untuk pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. 2. Wheel mounted, dengan ciri-ciri : a. Memiliki kecepatan gerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan relative lebih cepat dibanding dengan menggunakan crawler excavator (70 km/hr); b. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut wheel excavator besar memiliki dua mesin penggerak, yang pertama sebagai mesin penggerak travelling unit kendaraannya, dan kedua sebagai mesin penggerak revolving unit dan attachment-nya; c. Kurang stabil pada waktu beroperasi, hingga memerlukan alat pembantu stabilitas (outriggers); d. Memerlukan landasan kerja yang cukup keras; e. Perlu medan kerja yang relative lebih luas; f. Daya dukung kurang; g. Operator excavator memerlukan seorang legger / knek. Pengendalian attachment unit dari excavator dapat dibedakan dengan dua macam cara yaitu : 38 1. Pengendalian dengan Cable Controlled, dan 2. Pengendalian dengan Hydraulic Controlled. Prinsip kerja kedua sistem controll tersebut hampir sama, namun sistem hydraulic controlled memiliki keterbatasan penggantian pada bagian attachment-nya dibangding dengan sistem yang dikendalikan dengan Cable controlled. Gambar 2.6 Crawler Excavator (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Gambar 2.7 Whell Excavator (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 39 Gambar 2.8 Attachment Unit Excavator (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Peralatan yang termasuk dalam keluarga excavator adalah : 1. Backhoe; 2. Power Shovel; 3. Dragline; 4. Clamshell. 2.3.2.1 Backhoe Backhoe merupakah salah satu dari kelompok excavator yang digunakan sebagai penggali tanah. Backhoe dikhususkan untuk penggalian tanah yang letaknya dibawah kedudukan dari alat itu. Keuntungan backhoe dibandingkan dengan dragline ataupun clamshell yang mempunyai fitur hampir sama adalah, dapat menggali tanah dengan kedalaman yang jauh lebih teliti, terutama pada jenis kendali dengan menggunakan hydraulic controlled karena memiliki pergelangan yang dapat berputar pada bagian bucket (twist action bucket) dan dapat difungsikan sebagai alat pemuat bagi truck-truck pengangkut hasil galian. Pertimbangan pemilihan jenis backhoe : 40 a. Masalah transportasi (pengangkutan) alat ke lapangan; b. Penggantian spare part yang rutine; c. Kondisi pekerjaan; d. Jangka waktu pelaksanaan proyek; e. Kelanjutan gerakan yang mendadak dan perpindahan alat yang tidak perlu. Adapun tindakan untuk mempertinggi gaya daya guna dan hasil guna alat : a. Pemiharaan alat; b. Pemilihan jenis bucket yang sesuai; c. Memperhatikan galian optimum dan sudut swing; d. Memperhatikan tinggi maksimum pembuangan hasil galian; e. Ketata laksanaan; f. Penempatan alat terhadap dalam galian; g. Menghindari gerakan yang mendadak dan perpindahan alat yang tidak perlu. Backhoe memiliki jangkauan yang bervariasi tergantung dari perlengkapan yang akan digunakan apakah dengan one-piece boom atau two-piece boom. Two-piece boom sendiri mempunyai tiga kedudukan yang dapat diubah yaitu : short, medium, long stick. 1. Jenis Backhoe. Bucket excavator di desain menggunakan baja khusus, yang memberikan keuntungan bucket menjadi lebih tahan lama dari mengurangi biaya perawatan. Desain bucket dibagi atas 2 profile dasar yaitu : a. Bucket dengan kantung yang dalam dengan radius ujung bucket yang panjang, digunakan untuk menggali parit; b. Bucket dengan kantung yang dangkal dan radius ujung bucket pendek, digunakan untuk memuat dan pekerjaan penggalian tanah umunya. 41 Dari 2 tipe dasar diatas di bagi lagi menjadi 6 bucket yang umumnya digunakan : Excavation Bucket ini didesain untuk memperoleh kapasitas produksi yang besar. Bentuk profile nya yang lebar membuat bucket ini menjadi mudah menumpuk material hasil galiannya. Extreme Service Excavation Bentuk yang sama seperti excavation bucket hanya lebih banyak digunakan pada material yang sulit untuk digali, material bekas dan kebutuhan akan peralatan yang lebih besar. Mass Excavation Mempunyai profile bucket yang sama seperti bucket excavation hanya mempunyai bentuk yang lebih lebar untuk kapasitas produksi yang lebih besar. Trenching Digunakan untuk membuat galian saluran. Lebar galian biasanya mengikuti diameter pipa yang akan ditanam. 42 Extreme Service Tranching Bucket ini dirancang untuk penggalian saluran pada tanah yang keras, tanah bebatuan, caliche dll. Utility Untuk mengupas, memuat dan menggali tanah lunak atau material yang ringan. Bucket memberikan penambahan kapasitas produksi yang cukup berarti. Rock Ripping Didesain khusus untuk penggalian yang sangat sulit dan pada tanah yang berbatu. Gigi tambahan di tengah di desain akan menancap ke tanah duluan dengan sudut 45°, baru menyusul kedua gigi lainya. Terbuat dari memberikan baja strenght mutu tinggi maksimum yang untuk memenuhi spesifikasi pekerjaannya. Baik untuk mengerjakan proyek yang mendekati akhir atau pekejaan finishing. 43 Ripper Memenuhi kebutuhan akan galian saluran yang sangat sulit. Bucket diberi tambahan plat ripper dan gigi-gigi yang dilas pada bagian belakang bucket. Gigi-gigi belakang akan bekerja bersama dengan gigi depan dengan tenaga. Ditch Cleaning / Pembersih saluran Merupakan bucket yang sangat lebar dengan kedalaman yang dangkal dan membulat. Mempunyai lubang-lubang untuk jalan keluar air ketika digunakan di sungai, saluran, dan pek pemeliharaan. 2. Kapasitas Kerja Alat Metode Perhitungan Untuk Pekerjaan Galian Kapasitas Produksi dari Backhoe dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan (m³/cu.yd) per siklus waktu (jam). 𝑸= 𝒒𝒙 𝟑𝟔𝟎𝟎 𝑪𝒎 𝒙 𝑬 [ m³/jam ; cu.yd/jam ].......................................(2.14) Dimana : Q = Produksi per jam (m³/jam ; cu.yd/jam ). q = Produksi per siklus (m³ ; cu.yd/jam ). Cm = Waktu siklus ( detik ). E = Effesiensi Kerja. Kapasitas per siklus 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 (𝒒) = 𝒒𝟏 𝒙 𝑲 [ m³ ; cu.yd ].....................................(2.15) Dimana : 44 q₁ = Kapasitas bucket dalam keadaan munjung/heaped (m³ ; cu.yd) K = Faktor bucket/pemuatan (tabel 2.24) Tabel 2.24 Faktor Bucket Excavator Kondisi Peralatan Ringan Menggali dan membuat dari stockpile atau material yang telah Faktor 1.0 - 1.1 dikeruk oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan gaya gali dan dapat dimuat munjung dalam bucket Sedang Menggali dan membuat stockpile lepas dari tanah yang lebih 0.8 - 0.6 sulit untuk digali dan dikeruk, tetapi dapat dimuat hampir munjung. Pasir kering, tanah berpasir, tanah campuran, tanah liat, gravel yang belum disaring , pasir yang telah memadat tsb atau menggali dan memuat gravell langsung dari bukit gravel asli Agak Sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat yang keras 0.6 - 0.5 pasir campur kerikil, tanah berpasir, tanah koloidal liat, tanah liat, dengan kadar air tinggi yang telah di stockpile oleh excavator lain. Sulit untuk mengisi bucker dengan material tersebut. Sulit Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tidak teratur dengan 0.5 - 0.4 ruangan diantaranya, batuan hasil ledakan, batuan bundar, pasir campur tanah liat, tanah liat yang sulit untuk dikeruk dengan bucket (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Muatan rata-rata bucket ex Caterpillar mengacu pada standart PCSA No. 3 dan SAE standart J-296. Muatan bucket dibagi atas muatan peres (stuck) dan muatan munjung (heaped), seperti digambarkan dibawah ini : 45 Stuck : Volume yang berada/dipagari di dalam garis keliling samping, depan dan belakang dari bucket tanpa alat tambahan yang dipasang pada bucket tersebut. Heaped : Seperti volume peres di atas ditambah dengan volume yang berada diatas garis keliling bucket tersebut yang membentuk sudut 1 : 1. Memberikan sudut 2 : 1 untuk kapasitas munjungnya. Waktu Siklus dari backhoe terpengaruh oleh empat buat gerakan yang dilakukannya pada waktu bekerja, yaitu : a. Mengisi bucket ( land bucket); b. Mengayun ( swing loaded); c. Membongkar beban ( dump bucket); d. Mengayun balik ( swing empty). Adapun waktu siklus total sangat bergantung pada : a. Ukuran alat yang digunakan semakin besar alat semakin cepat waktu siklusnya b. Kondisi pekerjaan Kondisi pekerjaan yang baik akan menghasilkan waktu siklus yang kecil, sedangkan pekerjaan yang lebih berat seperti penggalian yang sulit/berat dan hambatan lain akan menambah waktu siklus. c. Material yang dikerjakan Material yang sulit/keras untuk digali akan memperlama waktu kerja excavator dalam mengisi bucketnya. d. Tempat pembongkaran. Jika tempat pembongkaran jauh/luas akan memakan waktu dari bucket untuk membuang hasil galiannya, karena harus bergerak dahulu serta sudut buang yang semakin besar. Tabel 2.25 Waktu Gali. Kedalaman/kondisi galian Ringan Sedang Agak sulit Sulit (m) 0-2 2-4 >4 (detik) 6 7 8 (detik) 9 11 13 (detik) 15 17 19 (detik) 26 28 30 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 46 Tabel 2.26 Waktu Putar. Sudut Putar (derajat) 45 - 90 90 - 180 Waktu Putar (detik) 4-7 5-8 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Tabel 2.27 Waktu Buang. Tempat Dump Truck Pembuangan Waktu Buang (detik) 4-7 3-5 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 3. Effesiensi Kerja. Hasil produktivitas dari backhoe secara total per satuan waktu sangat tergantung dari berbagai macam kondisi yang mempengaruhinya, antara lain dari : A. Faktor keadaan pekerjaan. - Keadaan dan jenis tanah; - Tipe dan ukuran saluran yang dibuat; - Jarak pembungan; - Kemampuan operator; - Waktu kerja operator; - Keadaan cuaca/pandangan dari operator; - Pengaturan/managemen operasional, dan lain-lain. B. Faktor keadaan Mesin. - Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan; - Kapasitas bucket; - Waktu siklus yang banyak dipengaruhi oleh kecepatan travelling; - Sistem penggerak boom (hidrolis/kabel); - Kapasitas angkatan (lift capacity). 47 C. Faktor Kedalaman galian dan sudut swing. Faktor dalamnya pemotongan dan faktor swing dapat dijelaskan sebagai berikut, dalamnya pemotongan (digging deep) yang diukur dari permukaan dimana excavator berada, mempengaruhi kesulitan dalam pengisian bucket secara optimal dengan sesekali gerakan, mungkin diperlukan beberapa kali gerakan untuk dapat mencapai bucket yang optimal. Ini semua akan mempengaruhi waktu siklus. Menghadapi kondisi demikian, operator mempunyai dua pilihan : - Mengisi bucket sampai penuh dengan beberapa kali gerakan; - Mengisi dan membawa material seadanya dari hasil satu kali gerakan. Namun pilihan ini membawa konsekuensi produktivitas menjadi berkurang. Dibawah ini terdapat tabel dari pengaruh kedalaman gali optimum dan besar sudut swing. Kedalaman optimum adalah, suatu kedalaman di mana pada kedalaman/ketinggian tersebut waktu bucket mencapai titik tertinggi, dengan bucket yang terisi penuh, tidak memberikan beban tambahan terhadap mesin. Sedang sudut swing adalah besar sudut-sudut yang dibentuk antara posisi bucket waktu mengisi dan waktu membuang beban. Makin besar sudut swing, makin besar waktu siklusnya. Tabel 2.28 Kedalaman Gali Optimum (feet) dan Produksi Ideal (cu.yd/jam) Jenis Material Ukuran Bucket (cu.yd) 1 11/4 1 1/2 3/8 1/2 3/4 1 3/4 2 2 1/2 Tanah lembab atau lempung berpasir 3.8 (85) 4.6 (115) 5.3 (165) 6.0 (205) 6.5 (205) 7.0 (285) 7.4 (320) 7.8 (255) 8.5 (405) pasir dan kerikil (sand and gravel) 3.8 (80) 4.6 (110) 5.3 (155) 6.0 (200) 6.5 (230) 7.0 (270) 7.4 (300) 7.8 (330) 8.4 (390) Tanah biasa, baik (Good common earth) 4.5 (70) 5.7 (95) 6.8 (135) 7.8 (175) 8.5 (210) 9.2 (240) 9.7 (270) 10.2 (300) 11.2 (350) Tanah liat, keras (Hard, tough clay) 6.0 (50) 7.0 (75) 8.0 (110) 9.0 (145) 9.8 (180) 10.7 (210) 11.5 (165) 12.1 (185) 13.3 (230) Tanah liat, basah (Wet, sticky clay) 6.0 (25) 7.0 (40) 8.0 (70) 9.0 (95) 9.8 (120) 10.7 (145) 11.5 (165) 12.1 (185) 13.3 (230) Batu hasil ledakan, baik (well, basted rock) (40) (60) (95) (125) (155) (180) (205) (120) (275) 48 Batu hasil ledakan, buruk (Poorly blasted rock) (15) (25) (50) (75) (95) (115) (140)` (160) (195) (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) - Baris Pertama : kedalaman galian optimum dalam feet. - Baris kedua : ideal output menurut Power Crane & shoved Association (PCSA) dalam cu.yd. Tabel 2.29 Faktor Swing Kedalaman Optimum Besar Sudut Swing (derajat) (%) 45 60 75 90 120 40 0.93 0.85 0.85 0.80 0.72 60 1.10 1.03 0.96 0.91 0.81 80 1.22 1.12 1.04 0.98 0.86 100 1.26 1.16 1.07 1.00 0.88 120 1.20 1.11 1.03 0.97 0.86 140 1.12 1.04 0.97 0.91 0.81 160 1.03 0.96 0.90 0.85 0.75 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 150 0.65 0.73 0.77 0.79 0.77 0.73 0.67 180 0.59 0.66 0.69 0.71 0.70 0.66 0.62 Setelah faktor-faktor tadi, masih ada faktor kondisi pekerjaan dan faktor pengisian bucket yang berpengaruh terhadap hasil produksi backhoe Tabel 2.30 Faktor Kondisi Kerja dan Tata Alat Kondisi Pekerjaan Kondisi Tata Laksana Baik sekali Baik Sedang Baik sekali 0.84 0.81 0.76 Baik 0.78 0.75 0.71 Sedang 0.72 0.69 0.65 Buruk 0.63 0.61 0.57 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) Buruk 0.70 0.65 0.60 0.52 Tabel 2.31 Faktor Pengisian Bucket Material Faktor Tanah Lembab / lempung berpasir 1.00 - 1.10 Pasir dan kerikil 0.90 - 1.00 Tanah biasa 0.80 - 0.90 Tanah liat keras 0.80 - 0.90 Tanah liat basah 0.50 - 0.60 Batu hasil ledakan, baik 0.60 - 0.75 Batu hasil ledakan, buruk 0.40 - 0.50 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015) 49 4. Pemadatan Tanah Kapasitas produksi 𝑨 = (𝒍𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒃𝒖𝒄𝒌𝒆𝒕 − 𝟎, 𝟑 𝒎)𝒙 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒄𝒌𝒆𝒕 𝒙 𝟑𝟔𝟎𝟎 𝑪𝒎 𝒙 ...........(2.16) Waktu siklus 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑺𝒊𝒌𝒍𝒖𝒔 = (𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒎𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒙 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒎𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏) + 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑻𝒓𝒂𝒗𝒆𝒍 ...............................................................................(2.17) Waktu Pemadatan = 4 – 7 detik Jumlah Pemadatan = 2 – 3 detik Waktu Travel = 8 – 12 detik Effesiensi Kerja. Berkisar antara 0,2 – 0,4 2.4.3 Dump Truck Dump truck adalah alat angkut jarak jauh, sehingga jalan angkut yang dilalui dapat berupa jalan datar, tanjakan dan turunan. Untuk mengendarai dump truck pada medan yang berbukit diperlukan keterampilan operator atau sopir. Operator harus segera mengambil tindakan dengan memindah gigi ke gigi rendah bila mesin mulai tidak mampu bekerja pada gigi yang tinggi. Syarat utama agar Dump Truck dapat bekerja secara efektif adalah jalan kerja yang keras dan rata. Namun adalakalanya Dump Truck didesain agar mampu bekerja pada kondisi khusus atau “cross country ability” yaitu kemampuan untuk bekerja diluar jalan yang biasanya. 2.3.3.1 Penentuan Alat. Penentuan klas atau kapasitas Dump Truck harus disesuaikan dengan alat pemuatnya (Loader), jika perbandingan kapasitas produksi keduanya tidak proposional, maka ada kemungkinan alat pemuat akan banyak menunggu atau sebaliknya. Dimana perbandingan tersebut juga akan mempengaruhi waktu pemuatan dari Dump Truck. 50 Perbandingan yang dimaksud yaitu perbandingan antara kapasitas Dump Truck dan kapasitas alat pemuat yaitu berkisar antara 4 @ 5 : 1, atau dengan perkataan lain kapasitas Dump Truck harus 4 atau 5 kali kapasitas pemuat. Keuntungan kerugian Dump Truck Kecil 1. Lebih lincah dalam beroperasi 1. Lebih banyak supir diperlukan 2. Lebih mudah pengoperasiannya 2. Biaya pemeliharaan lebih besar, karena lebih 3. Lebih fleksibel untuk jarak dekat banyak alat, begitu pula tenaga mekaniknya 4. Pertimbangan untuk jalan kerja sederhana 3. Loader lebih sukar untuk memuat ke atas bak 5. Penyesuaian terhadap kap.loader lebih mudah karena ukurannya yang kecil 4. Waktu hilang lebih banyak, akibat 6. Pemeliharaan lebih mudah banyaknya 7. Jika salah satu DT tidak bekerja, tidak akan DT yang bekerja, terutama pada waktu muat terasa terhadap produktifitas keseluruhan 2.3.3.2 Produksi Dump Truck. Kapasitas produksi Dump Truck dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan dalam satuan waktu, dengan satuannya L.m³/jam atau L.Cu.Yd/hour. 𝑄=𝑞𝑥 60 𝐶𝑚 𝑥 𝐸........................................................................................(2.18) Dimana : Q = Produksi per jam dari Dump Truck (L.m³/jam ; L.Cu.Yd/hour). q = Kapasitas dalam satu siklus (L.m³ ; L.Cu.Yd). Cm = Waktu siklus (menit). E = Effesiensi Kerja. 1. Kapasitas per siklus Kapasitas Dump Truck pada saat diberi muatan adalah : 𝑞 = 𝑞1 𝑥 𝐾................................................................................................(2.19) Dimana : q₁ = Kapasitas bucket Dump Truck K = Faktor bucket. (L.m³ ; L.Cu.Yd). 51 2. Waktu Siklus Waktu siklus dari Dump Truck adalah penjumlahan dari waktu muat + waktu angkut + waktu bongkar muat + waktu kembali + waktu tunggu/tunda/ambil posisi 𝐶𝑚 = 𝑛. 𝐶𝑚𝐿 + 𝐷1 𝑉1 + 𝑡1 + 𝐷2 𝑉2 + 𝑡2 .........................................................(2.20) Dimana : n = Jumlah siklus yang dibutuhkan loader untuk mengisi Dump Truck. Cm₁ = Waktu siklus loader. D₁ = Jarak angkut. D₂ = Jarak kembali. V₁ = kec. Rata-rata Dump Truck bermuatan. V₂ = kec. Rata-rata Dump Truck kosong. t₁ = Waktu buang + waktu tunggu hingga pembuangan mulai. t₂ = Waktu untuk mengatur posisi pada pengisian s/d loader mulai mengisi. 𝑛= 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝐷𝑢𝑚𝑝 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑒𝑟 3. .............................................................(2.21) Jumlah Dump Truck yang Dibutuhkan. Jumlah Dump Truck yang dibutuhkan dapat dicari dengan membagi Produksi per jam dari loader dengan produksi per jam dari Dump Truck yang digunakan. Jumlah loader dan Dump Truck yang sesuai dengan perhitungan yang diperlukan oleh suatu pekerjaan, perlu untuk diberikan tambahan (ekstra alat) untuk menggantikan bila alat berat tersebut mengalami gangguan atau rusak, hal ini untuk menjamin kelancaran jalannya operasi pekerjaan. Dump truck Jumlah Alat Berat/Kendaraan Yang Bekerja Cadangan 1- 9 1 10 - 19 2-3 52 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pembuatan lahan parkir kendaraan pada proyek pembangunan “Stock Yard Car Carrier” menggunakan peralatan kontruksi jenis Excavator dan Bulldozer. Dengan dilakukan penelitian ini di harapkan diketahui kapasitas produksi dari alat yang berguna untuk evaluasi dari penggunaan alat tersebut pada suatu proyek. Terdapat alat berat yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan Cut and Fill, maka dari itu dari penelitian ini dapat memberikan masukan agar sumber daya alat berat dalam pekerjaan ini bisa effisien dan efektiv dalam pembuatan Stock Yard Car Carrier tersebut. 3.2 Kerangka Pemikiran Dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yang dianggap penting sebagai modal awal dalam melakukan studi secara kesuluruhan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain studi literatur dan penentuan lingkup studi. Studi literatur dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang studi terdapat tiga bagian utama yang dilakukan yaitu identifikasi masalah, penentuan tujuan, dan batasan studi. Pada penelitian ini akan menghitung efisiensi dan efektivitas penggunaan peralatan konstruksi untuk pekerjaan urugan tanah. Dengan membandingkan perhitungan hasil dari analisa produktivitas praktek dengan produktivitas teori (ideal), dalam hal ini alat berat yang digunakan adalah Excavator dan Bulldozer. 53 3.3 Data Penilitian Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data diperluukan juga instrument pengumpulan data yaitu alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis. 1. Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini.Data primer ini diperoleh dari proyek. Data pimer yang diperlukan untuk penelitian adalah: Gambar, jam kerja alat, volume pekerjaan perhari, jenis alat, volume pekerjaan. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang dapat dijadikan refrensi dalam melakukan penelitian. Data sekunder ini berupa data data yang diperoleh dari studi literature baik buku, jurnal, data alat-alat berat. 2. Teknik Pengupulan data pada penelitian ini yaitu : a. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari berbagai macam buku referensi, jurnal ilmiah serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. b. Tanya jawab Tanya jawab merupakan cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Tanya jawab ini dilakukan juka peneliti ingin mengetahui secara lebih mendalam mengenai subjek penelitian. 54 3.4 Gambar Konstruksi Gambar 3.1. Layout Area Cut and Fill (Sumber : Data Perencanaan, 2020) 55 Gambar 3.2 Gambar Topografi Existing (Sumber : Data Perencanaan, 2020) 56 Gambar 3.3 Detai 1 Cross Section +520 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) Gambar 3.4 Detail 2 Cross Section +480 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) Gambar 3.5 Detail 3 Cross Section +440 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) 57 Gambar 3.6 Detail 4 Cross Section +400 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) Gambar 3.7 Detail 5 Cross Section +360 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) Gambar 3.8 Detail 6 Cross Section +320 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) 58 Gambar 3.9 Detail 7 Cross Section +280 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) Gambar 3.10 Detail 8 Cross Section +240 (Sumber : Data Perencanaan, 2020) 59 3.5 Tahapan Penelitian Metode dan langkah-langkah perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan prosedur yang disesuaikan dengan buku Peralatan Konstruksi. Analisa efisiensi dan efektivitas peralatan konstruksi didasarkan atas produktivitasnya. Peralatan konstruksi yang digunakan adalah Bulldozer, Excavator, dan Dump truck. Fungsi alat berat adalah untuk pekerjaan Landscape pada Stock Yard Car Carrier, Cibitung. Tahapan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data; - Gambar perencanaan. - Jam kerja excavator dan bulldozer. - Jumlah dumptruck masuk per hari. - Volume timbunan. 2. Analisa produktivitas alat berat; - Menghitung volume tanah berdasarkan gambar. - Menghitung rata-rata kapasitas alat. 3. Perhitungan/analisa kapasitas produksi alat di lapangan; - Menghitung produktivitas alat di lapangan. 4. Perhitungan produksi alat secara teori; - Menghitung produktivitas ideal (teori) alat. 5. Perbandingan kapasitas produksi alat secara teori dan realita dilapangan. - Menganalisa effesiensi waktu. - Menganalisa kemampuan operator. - Menganalisa manajemen proyek. 60 3.6 Diagram Aliran Penelitian Gambar 3.11 Diagram Alur Penelitian (Sumber : Dokumen pribadi, 2020) 61 BAB 4 ANALISA 4.1 Data Proyek Nama Proyek : Stock Yard Car Carrier. Pemilik : PT. Agung Citra Transformas. Fungsi gedung : Gudang Parkir Kendaraan. Lokasi gedung : Cibitung, Bekasi. Jenis tanah : Tanah merah. Volume Tanah Cut : 5561.4 B.M³. Volume Tanah hasil Cut : 6728 L.M³. Volume tanah Fill : 24432 L.M³. Lama pekerjaan : 60 hari Alat berat : Bulldozer dan Excavator. Jenis Excavator : Komatsu PC 200 Jenis Bulldozer : Komatsu D65E - 12 Tinggi urugan :1–3m 4.2 Analisa Produktivitas Alat Berat di Lapangan. 4.2.1 Analisa Data dari Lapangan. A. Volume Tanah Dan Luas Urugan Tanah. Volume galian dan timbunan yang dikerjakan selama 60 hari adalah 5561.4 B.M³ untuk galian dan 31.160 L.M³ . Dengan luas tanah 16.636 m² yang direncanakan untuk pembangunan Stock Yard Car Carrier, Cibitung Bekasi. Jenis tanah yang digunakan untuk urugan adalah jenis tanah merah yang di datangkan menggunakan dump truck dengan volume tanah 24 m³/dump truck. Pada praktiknya pembangunan landscape ini, menggunakan alat berat excavator dan bulldozer. 62 B. Rekapitulasi Jam Kerja Excavator Dan Bulldozer. Tabel 4.1 Rekap Jam Kerja Excavator No Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10-Sep-2019 11-Sep-2019 12-Sep-2019 13-Sep-2019 14-Sep-2019 15-Sep-2019 16-Sep-2019 17-Sep-2019 18-Sep-2019 19-Sep-2019 Jam Kerja Excavator(Jam) 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 (Sumber : Penelitian di lapangan, 2019) Tabel 4.2 Rekap Jam Kerja Bulldozer Fill hasil Cut No Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10-Sep-2019 11-Sep-2019 12-Sep-2019 13-Sep-2019 14-Sep-2019 15-Sep-2019 16-Sep-2019 17-Sep-2019 18-Sep-2019 19-Sep-2019 Jam Kerja Bulldozer(Jam) 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 (Sumber : Penelitian di lapangan, 2019) 63 Tabel 4.3 Rekap Jam Kerja Bulldozer tanah datang No Tanggal Bulldozer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 26-Sep-2019 27-Sep-2019 28-Sep-2019 29-Sep-2019 30-Sep-2019 1-Oct-2019 2-Oct-2019 3-Oct-2019 4-Oct-2019 5-Oct-2019 6-Oct-2019 7-Oct-2019 8-Oct-2019 9-Oct-2019 10-Oct-2019 11-Oct-2019 12-Oct-2019 13-Oct-2019 14-Oct-2019 15-Oct-2019 16-Oct-2019 17-Oct-2019 18-Oct-2019 19-Oct-2019 20-Oct-2019 21-Oct-2019 22-Oct-2019 23-Oct-2019 24-Oct-2019 25-Oct-2019 26-Oct-2019 27-Oct-2019 28-Oct-2019 29-Oct-2019 30-Oct-2019 31-Oct-2019 1-Nov-2019 2-Nov-2019 3-Nov-2019 4-Nov-2019 5-Nov-2019 6-Nov-2019 7-Nov-2019 8-Nov-2019 9-Nov-2019 10-Nov-2019 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Komatsu D65E -12 Jam Kerja Dozer (jam) 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 64 C. Volume Tanah Masuk Berdasarkan Jumlah Dump Truck Masuk. Tanah didatangkan dari tanggal 26 september 2019 sampai dengan tanggal 10 november 2019 dengan total 1018 dump truck dengan kapasitas angkut 24 m³ dari berbagai daerah. Dump truck datang pada malam sampai dini hari dari pukul 21:00 sampai pukul 04:00. Berikut adalah jumlah dump truck masuk/harinya dan kubikasi/hari yang ditunjukan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Kubikasi/hari No Tanggal Dump Truck 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 26-Sep-2019 27-Sep-2019 28-Sep-2019 29-Sep-2019 30-Sep-2019 1-Oct-2019 2-Oct-2019 3-Oct-2019 4-Oct-2019 5-Oct-2019 6-Oct-2019 7-Oct-2019 8-Oct-2019 9-Oct-2019 10-Oct-2019 11-Oct-2019 12-Oct-2019 13-Oct-2019 14-Oct-2019 15-Oct-2019 16-Oct-2019 17-Oct-2019 18-Oct-2019 19-Oct-2019 20-Oct-2019 21-Oct-2019 22-Oct-2019 23-Oct-2019 24-Oct-2019 25-Oct-2019 26-Oct-2019 27-Oct-2019 28-Oct-2019 29-Oct-2019 6 42 27 41 31 24 26 27 44 42 32 40 36 27 30 36 28 21 18 11 28 33 33 31 36 33 Kubikasi/Hari (LM³) 144 1008 648 984 744 576 624 648 1056 1008 768 960 864 648 720 864 672 504 432 264 672 792 792 744 864 792 65 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 30-Oct-2019 31-Oct-2019 1-Nov-2019 2-Nov-2019 3-Nov-2019 4-Nov-2019 5-Nov-2019 6-Nov-2019 7-Nov-2019 8-Nov-2019 9-Nov-2019 10-Nov-2019 Total 19 41 35 40 13 34 30 21 2 456 984 840 960 312 816 720 504 48 24432 (Sumber : Penelitian dilapangan, 2019) D. Mencari Kubikasi Rata-Rata/Hari Berdasarkan Data Dilapangan. Berdasarkan data jam kerja pada pekerjaan Cut di dapatkan data kubikasi rata-rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut: Tabel 4.5 Jam kerja dan Kubikasi/hari Excavator. No Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10-Sep-2019 11-Sep-2019 12-Sep-2019 13-Sep-2019 14-Sep-2019 15-Sep-2019 16-Sep-2019 17-Sep-2019 18-Sep-2019 19-Sep-2019 Total Rata-rata Jam Kerja Excavator(Jam) 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 78 7.8 Kapasitas Kerja Alat (Q) M3/Jam 71.3 71.3 71.3 71.3 71.3 71.3 71.3 71.3 71.3 71.3 71.3 Jumlah Produktifitas Per Hari (BM3) 499.1 570.4 570.4 570.4 570.4 570.4 570.4 499.1 570.4 570.4 5561.4 556.14 (Sumber : Penelitian dilapangan, 2019) 66 Berdasarkan data jam kerja pada pekerjaan Fill hasil Cut di dapatkan data kubikasi rata-rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut: Tabel 4.6 Jam kerja dan Kubikasi/hari Bulldozer hasil Cut. No Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10-Sep-2019 11-Sep-2019 12-Sep-2019 13-Sep-2019 14-Sep-2019 15-Sep-2019 16-Sep-2019 17-Sep-2019 18-Sep-2019 19-Sep-2019 Total Rata-rata Jam Kerja Bulldozer(Jam) 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 78 7.8 Kapasitas Kerja Alat (Q) M3/Jam 86.26 86.26 86.26 86.26 86.26 86.26 86.26 86.26 86.26 86.26 86.26 Jumlah Produktifitas Per Hari (LM3) 604 690 690 690 690 690 690 604 690 690 6728 672.80 (Sumber : Penelitian dilapangan, 2019) Sedangkan untuk pekerjaan Fill dari tanah luar di dapatkan data kubikasi ratarata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut: Tabel 4.7 Jam kerja dan Kubikasi/hari Bulldozer tanah datang. No Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 26-09-19 27-09-19 28-09-19 29-09-19 30-09-19 01-10-19 02-10-19 03-10-19 04-10-19 05-10-19 06-10-19 07-10-19 08-10-19 09-10-19 10-10-19 11-10-19 12-10-19 13-10-19 14-10-19 15-10-19 Jam Kerja Dozer (Jam) 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 Kubikasi/Hari (M³) 144 1008 648 984 744 576 624 648 1056 1008 768 960 864 648 720 864 672 Kubikasi Ratarata/Hari (M³) 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 67 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 16-10-19 17-10-19 18-10-19 19-10-19 20-10-19 21-10-19 22-10-19 23-10-19 24-10-19 25-10-19 26-10-19 27-10-19 28-10-19 29-10-19 30-10-19 31-10-19 01-11-19 02-11-19 03-11-19 04-11-19 05-11-19 06-11-19 07-11-19 08-11-19 09-11-19 10-11-19 Ʃ 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 361 504 432 264 672 792 792 744 864 792 456 984 840 960 312 816 720 504 48 24432 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 Sama halnya seperti excavator kubikasi rata-rata/hari juga dicari agar dapat mengetahui produktivitas yang dilakukan bulldozer pada saat tidak ada tanah yang datang tetapi bulldozer bekerja. Yang artinya bulldozer menegerjakan sisa tanah kemarin. 4.2.2 Menghitung Kapasitas Produksi (Q) Excavator Dilapangan. Berdasarkan data yang di dapat dari lapangan berupa jam kerja excavator dan kubikasi/hari, maka di dapat kubikasi tanah rata-rata/hari, yang dihitung menggunakan rumus kubikasi/hari di bagi oleh jam kerja excavator. Setelah itu mencari kapasitas produksi alat perhari menggunakan rumus kubikasi rata-rata/hari dibagi oleh jam kerja alat yang ditunjukan dalam tabel berikut: Tabel 4.8 Produktivitas Excavator. No Tanggal 1 2 10-Sep-2019 11-Sep-2019 Jam Kerja Excavator(Jam) 7 8 Kapasitas Kerja Alat (Q) M3/Jam 71.3 71.3 Jumlah Produktifitas Per Hari (BM3) 499.1 570.4 68 3 4 5 6 7 8 9 10 12-Sep-2019 13-Sep-2019 14-Sep-2019 15-Sep-2019 16-Sep-2019 17-Sep-2019 18-Sep-2019 19-Sep-2019 Total Rata-rata 8 71.3 8 71.3 8 71.3 8 71.3 8 71.3 7 71.3 8 71.3 8 71.3 78 7.8 71.3 (Sumber : Dokumen Pribadi, 2019) 570.4 570.4 570.4 570.4 570.4 499.1 570.4 570.4 5561.4 556.14 Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata excavator selama 10 hari dengan volume tanah 5561.4 B.M³ adalah 71.3 m³/jam yang dimana tidak efektif dalam penggunaannya. 4.2.3 Menghitung Kapasitas Produksi (Q) Bulldozer Dilapangan. Sama hal nya dengan excavator, kapasitas produksi bulldozer di hitung berdasarkan data yang di dapat dari lapangan berupa jam kerja dan kubikasi/hari, maka di dapat kubikasi tanah rata-rata/hari, yang dihitung menggunakan rumus kubikasi/hari di bagi oleh jam kerja excavator. Setelah itu mencari kapasitas produksi alat perhari menggunakan rumus kubikasi rata-rata/hari dibagi oleh jam kerja alat yang ditunjukan dalam tabel berikut: Tabel 4.9 Produktivitas Bulldozer Fill hasil Cut. Jam Kerja Kapasitas Kerja Jumlah Produktifitas Bulldozer(Jam) Alat (Q) M3/Jam Per Hari (LM3) 10-Sep-2019 7 86.26 604 2 11-Sep-2019 8 86.26 690 3 12-Sep-2019 8 86.26 690 4 13-Sep-2019 8 86.26 690 5 14-Sep-2019 8 86.26 690 6 15-Sep-2019 8 86.26 690 7 16-Sep-2019 8 86.26 690 8 17-Sep-2019 7 86.26 604 9 18-Sep-2019 8 86.26 690 10 19-Sep-2019 8 86.26 690 Total 78 No Tanggal 1 Rata-rata 7.8 86.26 (Sumber : Dokumen Pribadi, 2019) 6728 672.80 69 Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata yang dihasilkan bulldozer untuk pekerjaan Fill hasil Cut selama 10 hari dengan volume tanah 86,26 L.M³/jam. Yang artinya kurang efektif dalam penggunaanya. Tabel 4.10 Produktivitas Bulldozer Fill tanah datang. No Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 26-09-19 27-09-19 28-09-19 29-09-19 30-09-19 01-10-19 02-10-19 03-10-19 04-10-19 05-10-19 06-10-19 07-10-19 08-10-19 09-10-19 10-10-19 11-10-19 12-10-19 13-10-19 14-10-19 15-10-19 16-10-19 17-10-19 18-10-19 19-10-19 20-10-19 21-10-19 22-10-19 23-10-19 24-10-19 25-10-19 26-10-19 27-10-19 28-10-19 29-10-19 30-10-19 31-10-19 01-11-19 02-11-19 03-11-19 04-11-19 05-11-19 PRODUKTIVITAS DOZER Jam Kerja Kubikasi/Hari Dozer (Jam) (M³) 8 144 7 1008 8 648 8 984 8 744 8 576 8 624 8 648 7 8 8 8 1056 8 1008 8 768 8 960 7 864 8 648 8 720 8 864 8 672 8 504 8 432 7 8 8 8 8 8 264 8 672 7 792 8 792 8 744 8 864 8 792 8 456 8 984 7 840 8 960 8 8 8 - Kubikasi Ratarata/Hari (M³) 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 Q (LM³/Jam) 66.39 75.88 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 75.88 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 75.88 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 75.88 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 75.88 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 66.39 75.88 66.39 66.39 66.39 66.39 70 42 43 44 45 46 06-11-19 07-11-19 08-11-19 09-11-19 10-11-19 Ʃ 8 312 8 816 7 720 8 504 8 48 361 24432 Q RATA - RATA (Sumber : Dokumen Pribadi, 2019) 531.13 531.13 531.13 531.13 531.13 66.39 66.39 75.88 66.39 66.39 67.80 Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata yang dihasilkan bulldozer untuk pekerjaan Fill tanah datang selama 46 hari dengan volume tanah 67,80 L.M³/jam. Yang artinya kurang efektif dalam penggunaanya. 4.3 Perhitungan Produktivitas Ideal (Teori). 4.3.1 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Excavator. A. Mencari Berat Jenis Material Tanah. Tanah yang digunakan pada pekerjaan pembuatan Stock Yard Car Carrier, Cibitung Bekasi adalah tanah merah. Tabel 4.11 Berat Jenis Material WEIGHT OF MATERIAL Earth Wet Excavated LOOSE BANK Kg/m³ Kg/m³ 1600 2020 (Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 2.4, 2015) Berdasarkan tabel diatas didapatkan data: Keadaan loose = 1600 kg/L.M³ Keadaan bank = 2020 Kg/B.M³ Swell = 2020−1600 2020 x 100% = 21% Mencari Fill Factor dan Load Factor : Tabel 4.12 Penentuan Load Factor SWELL (%) LOAD FACTOR 20 25 0,833 0,800 (Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 2.5, 2015) 71 Dengan Swell yang didapat diatas adalah 21%, maka data dari tabel diinterpolasi. Sehingga didapat Load Factor sebesar 0,826. Tabel 4.13 Penentuan Fill Factor Material Fill Factor % X Bucket Capacity Sandy Clay 100 - 110 (Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 6.8, 2015) Dari tabel diatas Fill Factor diambil sebesar 110 %. B. Mencari Produksi Persiklus (q). Dari Spesifikasi alat maka didapat: q1 = 1,15 m³ K = 0,8 q = q1 x K = 1,15 x 0,8 = 0,92 LM³ q = 0,92 m³ x Fill Factor x Load Factor = 0,92 m³ x 110 % x 0,826 = 0,836 LM³ Jadi, produksi persiklus excavator = 0,836 LM³ C. Mencari Waktu Siklus Excavator (Cm). 1. Mencari waktu gali. Tabel 4.14 waktu gali. Kedalaman/kondisi galian (m) 0 - 2m 2 - 4m Ringan (detik) 6 7 Dari tabel diatas waktu gali di ambil selama = 6 detik. 2. Mencari waktu putar (swing). Tabel 4.15 waktu putar. Sudut putar (derajat) 45 - 90 90 - 180 waktu putar (detik) 4-7 5-8 72 Dari tabel di atas untuk sudut swing sebesar 90° adalah 4 – 7 detik, ditentukan selama = 5 detik. 3. Mencari waktu putar (swing balik) Tabel 4.16 waktu putar. waktu putar (detik) 4-7 5-8 Sudut putar (derajat) 45 - 90 90 - 180 Dari tabel di atas untuk sudut swing sebesar 90° adalah 4 – 7 detik, ditentukan selama = 4 detik. 4. Mencari waktu buang. Tabel 4.17 waktu buang. waktu buang (detik) 4-7 3-5 Tempat Dump truck Pembuangan Dari tabel di atas untuk waktu buang yang dilakulan pada pembuangan adalah = 3 – 5 detik, ditentukan selama = 3 detik. 5. Menghitung Waktu Siklus (Cm). Cm = Waktu isi + Waktu swing + Waktu swing balik + waktu buang =6+5+3+4 = 18 detik Didapat waktu siklus excavator = 18 detik D. Mencari Effesiensi Kerja 1. Menentukan Faktor Kondisi kerja dan tata laksana. Tabel 4.18 Faktor Kondisi Kerja dan Tata Laksana Kondisi Pekerjaan Baik sekali Kondisi Tata Laksana Baik sekali baik sedang 0.84 0.81 0.76 buruk 0.70 73 Baik Sedang Buruk 0.78 0.72 0.63 0.75 0.69 0.61 0.71 0.65 0.57 0.65 0.60 0.52 Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali dan tata laksana baik didapat = 0,81. 2. Menentukan Faktor Pengisian Bucket. Tabel 4.19 Faktor Pengisian Bucket Material Factor Tanah Biasa 0,90 - 1,00 Dari tabel di ambil faktor sebesar = 0,90. 3. Menentukan Kedalaman Gali Optimum. Kedalaman gali optimum pada pekerjaan timbunan dianggap sebesar 100 % 4. Menentukan Faktor Swing. Tabel 4.20 Faktor Swing Kedalaman Optimum Besar sudut swing (%) 90 120 150 40 0,80 0,72 0,65 60 0,91 0,81 0,73 80 0,98 0,86 0,79 100 1,00 0,88 0,77 Berdasarkan tabel diatas, dengan kedalam gali optimum sedalam 6,63m dan ratarata galian sedalam 3,5m maka didapatkan persentasi galian 3,5 x 100% = 53% 6,63 Selanjutnya dilakukan rumus interpolasi dari sudut 90⁰ dan kedalaman gali 53% di dapat faktor swing sebesar 0,87. 74 5. Menentukan Kondisi Operasi Alat dan Kondisi Mesin. Tabel 4.21 Effesiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin Kondisi Pekerjaan Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali Baik sekali 0.83 0.78 0.72 0.63 0.52 Kondisi Tata Laksana Baik Sedang Buruk 0.81 0.76 0.70 0.75 0.71 0.65 0.69 0.65 0.60 0.61 0.57 0.52 0.50 0.47 0.42 Buruk Sekali 0.63 0.60 0.54 0.45 0.32 Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali dan pemeliharaan mesin yang baik didapat = 0,83 Dengan nilai diatas maka nilai effesiensi (E) adalah : Operator Bagus Effisensi kerja 55 menit / jam Waktu kerja Siang hari Kondisi Operasional alat Pemeliharaan mesin : : Baik Sekali : 0.83 Baik Sekali Kondisi Pekerjaan Tata Laksana : : Baik Sekali : 0.81 Baik Sekali faktor Swing (interpolasi 53% ) : 0.87 E = 0,83 x 0,81 x 0,87 = 0,585 E. Mencari Kapsitas Produksi Excavator (Q). Q = = 𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 0,836 𝑥 3600 𝑥 0,585 18 = 97,83 LM³/jam Jadi, Kapasitas Produksi Ideal Excavator yang di dapat = 97,83 LM³/jam. 75 4.3.2 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Bulldozer Fill hasil Cut. A. Mencari Produksi Persiklus Bulldozer. Diketahui dari spesifikasi alat: L = 3,46 m H = 1,425 m Faktor blade di dapat dari tabel: Tabel 4.22 Faktor Blade Dalam Penggusuran Derajat Pelaksanaan Penggusuran Ringan Penggusuran dapat dilaksanakan dengan blade penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah berpasir tidak Dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile). Faktor Blade 1,1 - 0,9 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2013) Berdasarkan tabel di atas maka di dapat a = 1 Maka q : q = L x H² x a = 3,46 x (1,425²) x 1 = 7,026 LM³ q = 7,026 x Fill Factor x Load Factor = 7,026 x 100 % x 0,826 = 5,806 LM³ Dari perhitungan di atas di dapat q = 5,806 LM³ 76 B. Mencari waktu siklus bulldozer (Cm). Diketahui data dari spesifikasi alat : Jarak dozing (D) = 40 m 1. Mencari kecepatan maju, mundur, dan ganti perseneling bulldozer. Tabel 4.23 kecepatan Maju Bulldozer. (sumber: brosur United Tractor 2019) Dari tabel diatas diketahui bahwa F = 3,9 km/h kemudian di ubah ke m/menit menjadi F = 65 m/menit. Tabel 4.24 Kecepatan Mundur Bulldozer. (sumber: brosur United Tractor 2019) Dari tabel diatas diketahui juga bahwa R = 5 km/h kemudian di ubah ke m/menit menjadi R = 83,3 m/menit. Tabel 4.25 Waktu ganti porsenelling. Mesin Waktu Ganti Porsenelling Mesin Torqflow 0,05 menit 77 Dari tabel diatas diketahui waktu ganti porseneling (Z) pada bulldozer yang menggunakan torqflow = 0,05 menit. 2. Menghitung waktu siklus (Cm). Dari data di atas yaitu : D = 40 m F = 65 menit R = 83,3 menit Z = 0,05 menit Cm = = 𝐷 𝐹 40 65 + + 𝐷 𝑅 + Z 40 83,3 + 0,05 = 1,15 menit Dari perhitungan di dapat waktu siklus (Cm) = 1,15 menit. C. Mencari Effesiensi Bulldozer. 1. Menentukan koreksi kondisi kerja operator. Tabel 4.26 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Operator. Tractor Type Track Wheel Operator - Excellent Average Poor 1 0.75 0.6 1 0.65 0.5 Dari tabel diatas di tentukan bahwa dengan menggunakan operator average menggunakan bulldozer jenis track di dapat faktor sebesar = 0,75 2. Mencari faktor koreksi kondisi kerja material. Tabel 4.27 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Material. Tractor Type Track Wheel Material - Loose stockpile 1.2 1.2 78 - Hard to cut, frozen wilth tilt cylinder without tilt cylinder cable control blade - Hard to drift, "dead" (dry, non-cohesive material) or very stick material rock, ripped or blasted 0.8 0.7 0.6 0.75 - 0.8 0.6 - 0.8 0.8 - Pada tabel ditunjukan dengan material Loose Stockpile pada bulldozer jenis track di dapat faktor sebesar = 1,20. 3. Mencari faktor koreksi kondisi kerja visibility. Tabel 4.28 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Visibility. Tractor Type Track Wheel Visibility - Dust, rain, snow, fog, or darkness 0.8 0.7 Pada tabel di atas visibility dengan bulldozer jenis track adalah = 0,80. 4. Mencari faktor koreksi kondisi kerja bulldozer blade. Tabel 4.29 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Bulldozer Blade. Derajat pelaksanaan penggusuran Faktor Blade Ringan Pengusuran dapat dilaksanakan dengan blade penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah berpasir tidak dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile) 1,1 - 0,9 Sedang Tanah lepas, tetapi tidak menggusur dengan blade penuh. Tanah bercampur kerikil, pasir, batu pecah 0,9 - 0,7 Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah Aagak sulit asli Sulit 0,7 - 0,6 Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar 0,6 - 0,4 Dari tabel diatas pada dozer bekerja pada kondisi tanah lepas 0,9 – 0,7. Maka diambil nilai sebesar 0,9 5. Menentukan faktor koreksi kondisi kerja Job Effinciency. Tabel 4.30 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Job Effinciency. Tractor Type Track Wheel Job Eeffisiency - 55 min/hour - 50 min/hour - 45 min/hour - 50 min/hour 0.91 0.84 0.75 0.67 0.91 0.84 0.75 0.67 79 Dari tabel diatas di tentukan effesiensi adalah 55 min/hour = 0,91. 6. Menentukan Kondisi Operasi Alat dan Kondisi Mesin. Tabel 4.31 Efisiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin Kondisi Pekerjaan Baik sekali 0.83 0.78 0.72 0.63 0.52 Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali Baik 0.81 0.75 0.69 0.61 0.50 Kondisi Tata Laksana Sedang Buruk 0.76 0.70 0.71 0.65 0.65 0.60 0.57 0.52 0.47 0.42 Buruk Sekali 0.63 0.60 0.54 0.45 0.32 Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali dan pemeliharaan mesin yang baik sekali juga di dapat = 0,83. 7. Menentukan Faktor Kondisi kerja dan tata laksana. Tabel 4.32 Faktor Kondisi Kerja dan Tata Laksana Kondisi Pekerjaan Baik sekali Baik Sedang Buruk Kondisi Tata Laksana Baik sekali baik sedang 0.84 0.81 0.76 0.78 0.75 0.71 0.72 0.69 0.65 0.63 0.61 0.57 buruk 0.70 0.65 0.60 0.52 Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali dan tata laksana baik di dapat faktor sebesar = 0,81. 80 8. Menghitung faktor effesiensi. Dari perhitungan di atas maka: E = 0,83 x 0,81 x 0,7371 = 0,5 D. Menghitung Kapasitas Produksi Bulldozer. Q = q x 60 𝐶𝑚 x E = 5,81 x 60 1,15 x 0,5 = 151 LM³/jam Jadi, hasil dari produktivitas ideal yang di dapatkan adalah Q = 151 LM³/jam. 4.3.3 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Bulldozer tanah datang. A. Mencari Produksi Persiklus Bulldozer. Diketahui dari spesifikasi alat: L = 3,46 m H = 1,425 m Faktor blade di dapat dari tabel: 81 Tabel 4.33 Faktor Blade Dalam Penggusuran Derajat Pelaksanaan Penggusuran Ringan Penggusuran dapat dilaksanakan dengan blade penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah berpasir tidak Dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile). Faktor Blade 1,1 - 0,9 (Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2013) Berdasarkan tabel di atas maka di dapat a = 1 Maka q : q = L x H² x a = 3,46 x (1,425²) x 1 = 7,026 LM³ q = 7,026 x Fill Factor x Load Factor = 7,026 x 100 % x 0,826 = 5,806 LM³ Dari perhitungan di atas di dapat q = 5,806 LM³ B. Mencari waktu siklus bulldozer (Cm). Diketahui data dari spesifikasi alat : Jarak dozing (D) = 25 m 1. Mencari kecepatan maju, mundur, dan ganti perseneling bulldozer. Tabel 4.34 kecepatan Maju Bulldozer. (sumber: brosur United Tractor 2019) Dari tabel diatas diketahui bahwa F = 3,9 km/h kemudian di ubah ke m/menit menjadi F = 65 m/menit. 82 Tabel 4.35 Kecepatan Mundur Bulldozer. (sumber: brosur United Tractor 2019) Dari tabel diatas diketahui juga bahwa R = 5 km.h kemudian di ubah ke m/menit menjadi R = 83,3 m/menit. Tabel 4.36 Waktu ganti porsenelling. Mesin Waktu Ganti Porsenelling Mesin Torqflow 0,05 menit Dari tabel diatas diketahui waktu ganti porseneling (Z) pada bulldozer yang menggunakan torqflow = 0,05 menit. 2. Menghitung waktu siklus (Cm). Dari data di atas yaitu : D = 40 m F = 65 menit R = 83,3 menit Z = 0,05 menit Cm = = 𝐷 𝐹 25 65 + + 𝐷 𝑅 + Z 25 83,3 + 0,05 = 0,74 menit Dari perhitungan di dapat waktu siklus (Cm) = 0,74 menit. 83 C. Mencari Effesiensi Bulldozer. 6. Menentukan koreksi kondisi kerja operator. Tabel 4.37 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Operator. Tractor Type Track Wheel Operator - Excellent Average Poor 1 0.75 0.6 1 0.65 0.5 Dari tabel diatas di tentukan bahwa dengan menggunakan operator average menggunakan bulldozer jenis track di dapat faktor sebesar = 0,75 7. Mencari faktor koreksi kondisi kerja material. Tabel 4.38 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Material. Tractor Type Track Wheel Material - Loose stockpile - Hard to cut, frozen wilth tilt cylinder without tilt cylinder cable control blade - Hard to drift, "dead" (dry, non-cohesive material) or very stick material rock, ripped or blasted 1.2 1.2 0.8 0.7 0.6 0.75 - 0.8 0.6 - 0.8 0.8 - Pada tabel ditunjukan dengan material Loose Stockpile pada bulldozer jenis track di dapat faktor sebesar = 1,20. 8. Mencari faktor koreksi kondisi kerja visibility. Tabel 4.39 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Visibility. Tractor Type Track Wheel Visibility - Dust, rain, snow, fog, or darkness 0.8 0.7 Pada tabel di atas visibility dengan bulldozer jenis track adalah = 0,80. 84 9. Mencari faktor koreksi kondisi kerja bulldozer blade. Tabel 4.40 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Bulldozer Blade. Derajat pelaksanaan penggusuran Faktor Blade Ringan Pengusuran dapat dilaksanakan dengan blade penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah berpasir tidak dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile) 1,1 - 0,9 Sedang Tanah lepas, tetapi tidak menggusur dengan blade penuh. Tanah bercampur kerikil, pasir, batu pecah 0,9 - 0,7 Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah Aagak sulit asli Sulit 0,7 - 0,6 Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar 0,6 - 0,4 Dari tabel diatas pada dozer bekerja pada kondisi tanah lepas 0,9 – 0,7. Maka diambil nilai sebesar 0,9 10. Menentukan faktor koreksi kondisi kerja Job Effinciency. Tabel 4.41 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Job Effinciency. Tractor Type Track Wheel Job Eeffisiency - 55 min/hour - 50 min/hour - 45 min/hour - 50 min/hour 0.91 0.84 0.75 0.67 0.91 0.84 0.75 0.67 Dari tabel diatas di tentukan effesiensi adalah 55 min/hour = 0,91. 9. Menentukan Kondisi Operasi Alat dan Kondisi Mesin. Tabel 4.42 Efisiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin Kondisi Pekerjaan Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali Baik sekali 0.83 0.78 0.72 0.63 0.52 Kondisi Tata Laksana Baik Sedang Buruk 0.81 0.76 0.70 0.75 0.71 0.65 0.69 0.65 0.60 0.61 0.57 0.52 0.50 0.47 0.42 Buruk Sekali 0.63 0.60 0.54 0.45 0.32 Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali dan pemeliharaan mesin yang baik sekali juga di dapat = 0,83. 10. Menentukan Faktor Kondisi kerja dan tata laksana. Tabel 4.43 Faktor Kondisi Kerja dan Tata Laksana Kondisi Kondisi Tata Laksana 85 Pekerjaan Baik sekali Baik Sedang Buruk Baik sekali 0.84 0.78 0.72 0.63 baik 0.81 0.75 0.69 0.61 sedang 0.76 0.71 0.65 0.57 buruk 0.70 0.65 0.60 0.52 Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali dan tata laksana baik di dapat faktor sebesar = 0,81. 11. Menghitung faktor effesiensi. Dari perhitungan di atas maka: E = 0,83 x 0,81 x 0,59 = 0,4 D. Menghitung Kapasitas Produksi Bulldozer. Q = q x 60 𝐶𝑚 x E = 5,81 x 60 0,735 x 0,4 = 188 LM³/jam Jadi, hasil dari produktivitas ideal yang di dapatkan adalah Q = 188 LM³/jam. 86 4.4 Hasil dan Pembahasan. 4.4.1 Analisa Perbandingan Produktivitas Praktik dan Ideal Excavator. Berdasarkan praktik dilapangan, produktivitas yang dihasilkan oleh excavator dengan volume timbunan sebanyak 5561 BM³ adalah 71,3 BM³/jam yang diselesaikan selama 10 hari kerja. Sedangkan jika menggunakan perhitungan teori dengan jenis excavator yang sama seperti dilapangan produktivitas ideal yang dihasilkan adalah 97,83 BM³/jam. Berikut adalah tabel yang menunjukan perbandingan praktik dengan lapangan: Tabel 4.44 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Exavator. Volume Tanah (BM³) Produktivitas (BM³/jam) Jam Hari Praktik 5561 71,3 78 10 Teori 5561 97,83 56,85 7 (Sumber : Dokumen Pribadi, 2019) Pada tabel ditunjukan dengan produktivitas yang dihasilkan excavator idealnya adalah 97,83 m³/jam, yang dapat mengerjakan volume timbunan 5561 BM³ selama 78 jam. Jika excavator memiliki manajemen tata laksana yang baik maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu 7 hari. 87 4.4.2 Analisa Perbandingan Produktivitas Praktik dan Ideal Bulldozer 1. Produktivitas Praktik dan Ideal Bulldozer Fill hasil cuting Dan untuk bulldozer, dengan volume tanah yang sama di hasilkan produktivitas sebesar 86,26 m³/jam. Yang dapat diselesaikan dalam waktu 10 hari kerja. Sedangkan jika menggunakan perhitungan teori dengan jenis bulldozer yang sama didapatkan produktivitas ideal sebesar 151 LM³/jam untuk bulldozer. Berikut tabel yang menunjukan perbandingan antara praktik dan teori: Tabel 4.45 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer. Volume Tanah (LM³) Produktivitas (LM³/jam) Jam Hari Praktik 6728 86.26 78 10 Teori 6728 151 44,6 6 (Sumber : Dokumen Pribadi. 2019) Pada tabel ditunjukan dengan produktivitas yang dihasilkan bulldozer idealnya adalah 151 LM³/jam, yang dapat mengerjakan volume timbunan 6728 LM³ selama 44,6 jam. Jika bulldozer memiliki operator dan tata laksana yang baik maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu 6 hari. 88 2. Produktivitas Praktik dan Ideal Bulldozer Fill tanah datang. Pada pekerjaan timbunan tanah datang dengan volume 24,432 LM³, bulldozer menghasilkan produktivitas sebesar 67,8 LM³/jam. Yang dapat diselesaikan dalam waktu 46 hari kerja. Sedangkan jika menggunakan perhitungan teori dengan jenis bulldozer yang sama didapatkan produktivitas ideal sebesar 188 LM³/jam untuk bulldozer. Berikut tabel yang menunjukan perbandingan antara praktik dan teori: Tabel 4.46 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer. Volume Tanah (LM³) Produktivitas (LM³/jam) Jam Hari Praktik 24432 67,8 361 46 Teori 24432 188 130 17 3. 4. (Sumber : Dokumen Pribadi. 2019) Pada tabel ditunjukan dengan produktivitas yang dihasilkan bulldozer idealnya adalah 188 LM³/jam, yang dapat mengerjakan volume timbunan 24432 LM³ selama 130 jam. Jika bulldozer memiliki operator dan tata laksana yang baik maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu 17 hari. 89 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan volume tanah yang signifikan dalam pengiriman ke lapangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : a) Cuaca di lokasi quary, apabila terjadi hujan di lokasi quary maka galian tanah tidak dapat dilakukan secara maksimal, dan akses menuju quary tidak bisa dilalui Dumtruck apabila saat hujan. b) Kerusakan alat excavator di lokasi quary. c) Jumlah armada Dump Truck yang tersedia. 2. Produktivitas yang di dapat dari perhitungan teoritis dan lapangan adalah: a) Lapangan Excavator pekerjaan cutting = 71.3 LM³/Jam. Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 86.26 LM³/Jam. Bulldozer pekerjaan tanah datang = 67.8 LM³/Jam. b) Teori Excavator pekerjaan cutting = 97.83 LM³/Jam. Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 151 LM³/Jam. Bulldozer pekerjaan tanah datang = 188 LM³/Jam. 3. Waktu pekerjaan yang di dapat dari hasil teoritis dan lapangan adalah: a) Lapangan Excavator pekerjaan cutting = 10 Hari Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 10 Hari Bulldozer pekerjaan tanah datang = 46 Hari b) Teori 4. Excavator pekerjaan cutting = 7 Hari Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 6 Hari Bulldozer pekerjaan tanah datang = 17 Hari Selisih kapasitas produksi dan faktor efisiensi alat berat antara teoritis dan lapangan sebagai berikut: a) Selisih Kapasitas Produksi: 90 Excavator pekerjaan cutting = 26.53 LM³/Jam. Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 64.74 LM³/Jam. Bulldozer pekerjaan tanah datang = 120.2 LM³/Jam. b) Selisih Faktor Efisiensi: 5. Excavator pekerjaan cutting = 0.159 Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 0.22 Bulldozer pekerjaan tanah datang = 0,257 Dari hasil analisis perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa selisih pada kapasitas produksi cukup besar antara perhitungan teoritis dengan analisa lapangan. Yang artinya: a) Keahlian operator alat berat berpengaruh pada hasil produktivitas alat berat. b) Faktor Efisiensi kerja sangat berpengaruh terhadap kapasitas kerja alat berat. c) Tata Laksana atau Manajemen Kerja yang kurang baik dalam pelaksanaan juga menjadi factor yang menentukan kapasitas kerja alat berat. 91 SARAN Berdasarkan Analisa peneliti, ada beberapa hal yang harusnya dapat di siasati berikut ini adalah saran dari peneliti: 1. Perlu adanya pengawasan pada tata laksana atau menejemen kerja di lapangan lebih baik lagi. 2. Untuk mensiasati agar sesuai time schedule, maka harus memilih alat berat yang kondisinya baik dan didukung oleh operator yang professional. 3. Membuat jam kerja excavator dan bulldozer per harinya dan target volume yang harus dikerjakan per hari agar dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat. 4. Memperbanyak jumlah volume tanah masuk perharinya ke lokasi proyek agar dapat menambah hasil produktivitas alat berat. 92 DAFTAR PUSTAKA United Tractors (http://products.unitedtractors.com/id/Product/Brand/KOMATSU , diakses pada tanggal 24 Oktober 2019) Evilra Handayani., 2015. Efisiensi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Pembangunan TPA (Tempat Pemprosesan Akhir), Batang Hari. Z.A Fikri, Budi Rahmawati, Ninik Paryati. Analisis Kapasitas Produksi Excavator Pada Proyek Perumahan Pertamina Cibubur . Teknik Sipil Universitas Islam “45” Bekasi. Yogi Ramadhan., 2018. Optimalisasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Galian Tanah, Graha raya. Ika Aoliya., 2017. Analisa Produktivitas Alat Berat Pada Pembangunan Jalan Ruas Lingkar Pulau Marsela Provinsi Maluku Barat Daya. Ir. Prijasambada, MM, MT., 2007. Peralatan Konstruksi 93