Uploaded by nikenamelia0

15 Niken Nur Amelia K7120186 Tugas Bab Artikel

advertisement
Nama
: Niken Nur Amelia
No./NIM : 15/K7120186
Kelas
: 1-B
Prodi
: PGSD Surakarta
TUGAS BAHASA INDONESIA
1. Bagaimanakah sistematika penulisan artikel tersebut apakah sudah sesuai dengan ketentuan
dari segi:
a. Judul (huruf kecil kecuali huruf pertama pada setiap kata huruf kapital)
Jawab :
Sistematika penulisan judul artikel “Pengembangan Buku Teks Pengkkajian Menulis
Puisi Berbasis Karakter dalam Pembelajaran Kontekstual” masih terdapat penulisan yang
tidak benar, yaitu pada kata “Pengkkajian” yang baku atau benar adalah “Pengkajian”.
Sedangkan dari segi penulisan huruf kapital pada setiap kata sudah benar.
Judul artikel tersebut informatif, yaitu memuat kata-kata kunci yang menggambarkan
upaya perbaikan atau peningkatan mutu pembelajaran.
Dari segi jumlah kata, pada judul sudah sesuai dengan persyaratan, yaitu 5-15 kata
Judul sudah memuat variabel-variabel yang diteliti dan sudah menggambarkan masalah
yg diteliti
b. Nama penulis (tanpa gelar)
Jawab :
Sistematika penulisan nama penulis pada artikel tersebut sudah sesuai ketentuan, yaitu
tanpa gelar.
Namun masih salah, karena menuliskan nama sapaaan, yaitu “Mr”yang benar tidak usah
ditulis.
Dalam persyaratan penulisan nama penulis, dibawah nama penulis harus ada nama
lembaga asal penulis dan alamat atau email penulis, sedangkan pada rtikel tersebut belum
memenuhi persyaratan sehingga dikatakan kurang lengkap.
c. Abstrak dalam bahasa Inggris (75-150 kata)
Jawab :
Sistematika abstrak ditulis sebanyak satu pargraf sudah benar, namun panjangnya
melebihi aturannya yaitu 250 kata sedangkan yang benar 75-150 kata.
Penggunaan format margin kiri dan kanan salah, yaitu tidak menjorok 1,2 cm
Penerapan spasinya salah, yaitu multiple seharusnya tunggal, ukuran font salah 11
seharusnya 12, font yang digunakan sudah benar yaitu Times New Roman, penggunaan
bahasa inggris pada abstrak sudah benar sesuai permintaan lembaga.
Abstrak dapat dikatakan lengkap, karena berisi masalah, tujuan penulisan, prosedur
penelitian.
d. Kata kunci (3-5 kata)
Jawab :
Banyaknya kata kuci yang dituliskan sudah benar, yaitu 4 sedangkan aturannya 3-5 buah.
Kata kunci sudah menggambarkaan variabel yang diteliti, textbook (buku teks), writing
poetry (menulis puisi), character(karakter), contextual learning (pembelajaran
kontekstual).
e. Pendahuluan (tanpa subjudul, memuat latar belakang masalah, tinjauan pustaka)
Jawab :
Sistematika penulisan pendahuluan pada artikel sudah benar, karena pendahuluan tanpa
subjudul, sudah memuat latar belakang masalah, dan terdapat tinjauan pustaka.
Buktinya :
Latar belakang masalah : Kemampuan menulis juga merupakan modal yang sangat penting untuk
mengembangkan ide bagi seseorang dikuasai. Terlebih oleh mahasiswa karena hal ini berkaitan
dengan tugas akademis maupun tugas di masyarakat. Mahasiswa yang mampu menulis dengan
baik dan runtut serta mengikuti kaidah kebahasaan yang berlaku akan lebih mudah dalam
mengerjakan tugasnya. Seseorang yang telah memiliki kemampuan menulis yang memadai akan
membantu dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Tinjauan pustaka : Dengan demikian, keterampilan itu dapat diperoleh dan dikembangkan
melalui pembelajaran yang mencakup proses maupun hasil. Pengembangan keterampilan
menulis dikuasai melalui pendalaman teori dan perlu diimbangi dengan latihan. Sebagaimana
yang diungkapkan Sadhono dan Slamet (2014:113) bahwa menulis merupakan kegiatan
produktif secara kontinuitas. Latihan yang bermakna dituntut adanya penilaian yang efektif. Hal
itu berfungsi agar latihan tidak hanya sekadar mengulang kegiatan yang sama atau replika
dengan perbaikan minimal.
f. Secara singkat, rumusan masalah dan tujuan penelitian
Jawab : Sudah terdapat rumusan masalah dan tujuan penelitian
Rumusan masalah pada artikel :
1. Para dosen pengampu mata kuliah dan mahasiswa merasakan adanya keperluan yang
mendesak adanya/terbitnya buku teks sebagai acuan (pegangan) perkuliahan menulis khususnya
untuk menulis puisi.
2. Tujuan proses pembelajaran masih dengan pendekatan konvensional.
Tujuan penelitian pada artikel :
Untuk mengembangkan studi buku teks tentang penulisan karakter berbasis puisi dalam
pembelajaran kontekstual
g. Metode penelitian
Jawab : Metode penelitian pada artikel tersebut adalah Penelitian dan Pengembangan (R & D).
h. Pembahasan
Jawab :
Pada artikel tersebut terdapat pembahasan. Pembahasan dalam artikel tersebut untuk
menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai,
menafsirkan temuan-temuan penelitian, mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam
kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan menyusun teori baru atau memodifikasi
teori yang sudah ada.
Bagian utama artikel ilmiah sudah ada,
Artikel ini belum di lengkapi dengan tabel,grafik, gambar, ataupun skema
Temuan atau hasil sudah berkaitan dengan masalah pengembangan atau inovasi dan
merupakan dasar untuk menarik simpulan dan simpulan sudah terdapat pada setelah
pembahasan.
Artikel tersebut sudah menggunakan ukuran Font Times New Roman 12
i. Kesimpulan dan saran
Jawab :
Kesimpulan artikel tersebut sudah berisi ringkasan uraian yang disajikan pada bagian
hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian kedua bagian itu dikembangkan pokok-pokok
pikiran ,tetapi pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut tidak dijabarkan
dengan jelas, sehingga pokok pikiran tidak terlihat dengan jelas.
Bentuk kesimpulan pada artikel tersebut salah, yaitu numerial, seharusnya berbentuk esai.
Artikel tersebut belum terdapat saran, sehingga bagian penutup dikatakan kurang legkap.
j. Daftar Rujukan (memuat buku-buku yang benar-benar dikutip dalam teks)
Jawab:
Sistematika penulisan daftar rujukan dalam artikel tersebut sudah disusun secara
alfabetis(urut sesuai alphabet).
Belum menyantumkna buku yang dikutip dalam batang tubuh artikel.
Ini adalah daftar rujukan yang belum dicantumkan yang terdapat di batang tubuh artikel.
Di bagian Pendahuluan
(Sadhono dan Slamet, 2014: 68)
(Lozanov, 1978:189)
(Slamet, Winarni, dan Ismail, 2015:81)
(Slamet,2004:8)
(Roesmiati, 2005:9)
Elaine(2008:203)
Sadhono dan Slamet (2014:113)
(Siswanto, 2014:148)
(Slamet, 2013:2)
(Roemiati, 2005:90)
Dibagian Pembahasan
Tarigan (1985:12)
(Trihartati, 2010:17)
Sabarti, Maidar, dan Sakura(2006; 2)
(Pusbuk, 2010)
(Battistich dalam Musfiroh, 2008:27)
(Nurhadi, 2003:4).
Sistematika penulisan daftar pustaka pada akhir artikel ada yang belum benar, yaitu nama
pengarang buku yang dua kata belum dibalik. Penulisan daftar pustaka yang salah, yaitu :
Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group.
Yang benar Sanjaya, wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Pada penulisan daftar pustaka yang memiliki dua pengarang, daftar pustaka artikel
tersebut menuliskannya dengan salah. Seharusnya pengarang pertama dengan dua kata,
namanya dibalik, sedangkan pengarang yang kedua namanya ditulis tetap. Dapat
ditunjukkan kesalahannya, yaitu:
Winarni, Retno dan Slamet, St.Y. 2014. Menulis Cerita. Surakarta: UNS Press.
Winarni, Retno dan Slamet, St.Y. 2015. Menulis Puisi. Surakarta: UNS Press.
Yang benar : Winarni, Retno dan St.Y. Slamet. 2014. Menulis Cerita. Surakarta: UNS Press
Winarni, Retno dan St.Y. Slamet. 2015. Menulis Puisi. Surakarta: UNS Press
Daftar rujukna tidak menggunakan rujukan hasil penelitian 10 tahun terakhir atau terbaru.
Misalnya :
Battistich dalam Musfiroh, 2008:27
Nurhadi, 2003:4
Esthope, Anthony. 1983. Poetry as Discourse. London: Methuen & Co.Elaine,
Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning.California: Corwin Press.
Moody, H.L.B. 1971. The Teaching of Literature. London: Longman.
Rosenthal, M.L. & Smith, A.J.M. 1967.Exploring Poetry. New York: The McMillan
Company.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Masih terdapat rujukan yang tidak ada kapan tahun terbitnya, seperti :
Tamlinson, B. Materials Development for Language Learning and Teaching. Cambridge:
Cambridge University Cambridge Press.
2. Apakah yang membedakan antara jenis artikel hasil penelitian dengan jenis artikel yang lain.
Sebutkan dengan jelas!
Jawab :
Artikel hasil penelitian berbeda dengan artikel konseptual, walaupun strukturnya kadang
terlihat sama. Artikel konseptual hanya memberikan informasi empiris (pengamatan yang
telah dilaukan), jika hal tersebut mempengaruhi teori atau konsep yang ditawarkan.
Struktur artikel non-penelitian metode penelitian hanya dicantumkan secara singkat di
abstrak, sedangkan di artikel hasil penelitian dicantumkan di abstrak secara singkat dan
dijelaskan di bagian “Metodologi/Metode Penelitian”
Pada artikel hasil penelitian, rujukan penulisan artikel harus didasarkan pada penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang telah baku. Sementara pada
artikel hasil non-penelitian, rujukan tidak perlu didasarkan pada penelitian, bisa berupa
analisis pribadi atau yang lainnya.
Artikel ilmiah memiliki sifat-sifat yang beberapa tidak ada di artikel non-penelitian,
antara lain :
(a). Objektif,
(b) Tidak memihak,
(c). Berdasarkan fakta,
(d) Sistematis, dan
(e) Logis
Berdasarkan (Depdiknas:2001) Artikel ilmiah memiliki karakteristik yang dapat
digunakan untuk membedakannya dari jenis artikel lain, antara lain :
1) Isi sajian berada pada kawasan pengetahuan ilmiah,
2) Penulisannya cermat, tepat, benar, dan sistematis (menggunakan sistematika yang umum
dan jelas),
3) Tidak bersifat subjektif dan emosional,
4) Tidak mengungkapkan terkaan, prasangka, atau pandangan-pandangan tanpa fakta dan
rasional yang mantap
Komponen artikel ilmiah laporan Hasil Penelitian:
(1) Judul Artikel
(2) Nama Penulis
(3) Abstrak, Kata kunci
(4) Pendahuluan
(5) Metode Penelitian
(6) Hasil dan Pembahasan
(7) Simpulan dan Saran
(8) Daftar Pustaka
Komponen Artikel Ilmiah Konseptual (Non-Penelitian):
(1) Judul Artikel
(2) Nama Penulis Abstrak (Jika ada)
(3) Pendahuluan
(4) Sub-subbagian dengan judul sesuai cakupan topic
(5) Simpulan dan Saran
(6) Daftar Pustaka
3. Coba carilah salah satu contoh dari artikel dan termasuk artikel apa? Mengapa?
Jawab : Artikel di bawah ini adalah artikel hasil penelitian, karena menggunakan bahasa
ilmiah/baku, isi sajian berada pada kawasan pengetahuan ilmiah, penulisannya cermat, tepat,
benar, dan sistematis, bersifat objektif, tidak mengungkapkan prasangka (sesuai fakta), dan
disusun dengan logis. Mempunyai struktur seperti struktur artikel hasil penelitian, yaitu :
(1) Judul Artikel
(2) Nama Penulis
(3) Abstrak, Kata kunci
(4) Pendahuluan ( Dalam artikel tidak ditulis kata ”Pendahuan”, namun terdapat isi pendahuluan di
(5)
(6)
(7)
(8)
artikel di bawah ini)
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
PENINGKATAN MENULIS TEKS DISKUSI MENGGUNAKAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NEGERI 2 PONTIANAK
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh:
ROSSA SARI DEWI
NIM F1012131040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENINGKATAN MENULIS TEKS DISKUSI MENGGUNAKAN PENINGKATAN
MENULIS TEKS DISKUSI MENGGUNAKAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NEGERI 2 PONTIANAK
Rossa Sari Dewi, Nanang Heryana, Ahmad Rabiul Muzammil
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: [email protected]
Abstract
The research problem of this study is, how the process and learning outcomes of student in
discussion text by using problem based learning models in VIII C class in the academic year
2016/2017. The purpose of this study was to describe the planning; implementation and
evaluation of learning proses in writing discussion text by using the problem based learning
model in VIII C class in the academic year 2016/2017. This Action Research was conducted in
two cycles as below. this study showed that the average of students’ learning outcome before
doing classroom action research was 66.64, and the result of students writing by using
problem based learning model in the first cycle showed an improvement on the average of
students learning outcome that was 75.48 and the result on the second cycle was 79.10.Based
on this study, the researcher suggest the teacher in SMP Negeri 2 Pontianak can take the
advantage of problem based learning model that increase students participation in teaching
learning process and pay attention on the shortage of this learning model.
Keywords: Writing Skill, Discussion Tekt, Problem Based Learning
Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri atas
empat aspek yaitu berbicara, membaca,
menyimak, dan menulis. Satu di antara aspek
belajar bahasa yang harus dikuasai adalah
menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan, ide, pikiran dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Pembelajaran di sekolah khususnya
mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat
sebuah keterampilan menulis teks diskusi.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dan
pengalaman sewaktu PPL di kelas VIII SMP
Negeri 2 Pontianak, didapatkan data bahwa
secara umum keterampilan menyusun teks
diskusi yang dimiliki oleh siswa masih rendah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti dengan guru bahasa Indonesia
kelas VIII SMP Negeri 2 Pontianak yaitu
Endang Rahayuningsih, S.Pd., pada
14
Agustus 2016 ialah keterampilan siswa dalam
menulis teks diskusi termasuk dalam kategori
rendah. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang ditetapkan pihak sekolah dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia dengan nilai 75.
Permasalahan
yang
menyebabkan
rendahnya keterampilan menyusun teks diskusi
secara tertulis peserta didik di antaranya: (1)
siswa kesulitan dalam menguasai isi,
mengembangkan sebuah tulisan, dan merangkai
setiap masalah yang ada di kehidupan nyata, (2)
siswa kurang memahami struktur dan kaidah
dari teks diskusi, (3) siswa kurang menguasai
kosa kata yang tepat untuk digunakann, (4)
siswa kesulitan dalam mengembangkan
kalimat, yakni menjabarkan kalimat utama
menjadi kalimat penjelas, dan (5) dalam
menulis, siswa kurang memperhatikan tanda
baca, penggunaan huruf dan kepaduan paragraf.
model yang tepat oleh guru untuk memperbaiki
kualitas konsep yang diajarkan dalam proses
pembelajaran yang lebih efektif, kritis dan
inovatif, yaitu model problem based learning
(PBL).
Keterampilan menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang produktif dan
ekspresif
yang
dipergunakan
untuk
berkomunikasi secara tida tidak langsung dan
tidak secara tatap muka dengan pihak lain
(Tarigan, 2008:3). Menurut
Rofi’uddin dan
Zuhdi (1999: 159) keterampilan menulis
tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan,
atau
pengungkapan
perasaan
dengan
menggunakan bahas tulis. Tujuan menulis
secara umum menurut Semi (1996:14) adalah
untuk menceritakan sesuatu, untuk memberikan
petunjuk atau pengarahan, untuk menjelaskan
sesuatu, untuk menyakinkan,untuk merangkum.
Kegiatan menulis merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari seluruh proses
belajar seseorang, terutama dalam dunia
pendidikan. Manfaat menulis menurut Horiston
dalam Darmadi (1996: 3-4) sebagai berikut:1)
kegiatan menulis adalah sarana untuk
menemukan sesuatu, dalam artian dapat
mengangkat ide dan informasi yang ada di alam
bawah sadar pemikiran kita, 2) kegiatan
menulis dapat memunculkan ide baru, 3)
kegiatan menulis dapat melatih kemampuan
mengorganisasi dan menjernihkan berbagai
konsep atau ide yang kita miliki, 4) kegiatan
menulis dapat melati sikap objektif yang ada
pada diri seseorang.
Teks diskusi adalah teks yang berisi
tentang sebuah wacana yang bermasalah.
Menurut Mulyadi (2014:130) “teks diskusi
adalah sebuah teks yang berisi sebuah
isu/masalah yang diperdebatkan oleh beberapa
orang”. Teks diskusi berupa tulisan, sedangkan
diskusi saja berupa kegiatan wicara. Struktur
teks diskusi menurut Zabadi dkk. (2014:121)
menjelaskan teks diskusi terdiri atas tiga bagian
sebagai berikut: 1)Isu atau masalah adalah
suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi
atau akan terjadi pada masa mendatang yang
menyambut masalah ekonomi, moneter,sosial,
politik, hukum, bencana alam, kematian,
maupun tentang kritis. Pada bagian isu, penulis
teks akan memperkenalkan isu yang akan
dibahas, 2) Argumen atau pendapat adalah
informasi berdasarkanbuah pemikiran/perkiraan
mengenai sesuatu hal. Pendapat ini terdiri dari
dua pandangan yang berbeda, yaitu ada
pandangan yang mendukung dan menentang, 3)
Simpulan atau saran adalah pendapat terakhir
yang mengandung informasi berdasarkan
uraian-uraian sebelumnya. Pada bagian
simpulan,
penulis
menyimpulkan
dan
merekomendasikan posisi atau pendapat akhir
merupakan suatu keterampilan menuangkan
pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu,
penulis mengenai isu yang akan dibahas. Pada
bagian ini, sebaiknya diambil jalan tengah
mengenai masalah yang akan dibahas agar
simpulan yang diambil tidak menimbulkan
masalah lagi.
Knapp dan Watkins (dalam Mahsun,
2014:112) memaparkan tahapan dalam
pembelajaran teks sebagai berikut: 1) Tahap
pemodelan, 2) Tahap bekerja sama membangun
atau mengembangkan teks, 3) Tahap
membangun atau mengembangkan teks secara
mandiri. Tahapan di atas adalah tahapan secara
umum dalam pembelajaran teks.Peneliti
memfokuskan pada pembelajaran menyusun
teks diskusi secara mandiri yang berarti
pembelajaran mengenai struktur teks dan unsur
kebahasaan telah dilaksanakan.
Model PBL merupakan pembelajaran
berdasarkan masalah, telah dikenal sejak zaman
Jonh
Dewey.
Dewey
mendeskripsikan
pandangan tentang pendidikan dengan sekolah
sebagai cermin masyarakat yang lebih besar
dan kelas akan menjadi laboratorium untuk
penyelidikan
dan
penuntasan
masalah
kehidupan nyata (Arends, 2008:46). Menurut
Arends (dalam Amir, 2009:21) model PBL
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di
mana siswa dihadapkan pada masalah autentik
(nyata) sehingga diharapkan mereka dapat
menyusun
pengetahuannya
sendiri,
mengembangkan keterampilan tingkat tinggi
dan inkuiri, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaanya dirinya. Dari
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa PBL
atau pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu model pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar, dengan membangun
cara berpikir kritis dan terampil dalam
pemecahan masalah, serta mengkostruksi
pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran.
Tujuan
pembelajaran
menulis
menggunakan model PBL untuk belajar
berpikir kritis menuangkan ide, gagasan secara
sistematis. Menurut Daryanto (2014:30) tujuan
PBL sebagai berikut: 1) Keterampilan berpikir
dan keterampilan memecahkan masalah.
Maksudnya, siswa berlatih untuk memikirkan
secara kritis, kreatif dalam memecahkan
masalah, 2) Pemodelan peranan orang dewasa.
Maksudnya, model yang dapat menemukan ide,
gagasan secara sendiri, dapat mengatasi
masalah dan dapat menyimpulkan masalah, 3)
Belajar pengarahan sendiri. Maksudnya,
menemukan informasi, pengetahuan dengan
usaha sendiri untuk memecahkan masalah.
Menurut (Tan dalam Amir, 2009:22)
karakteristik yang tercangkup dalam proses
model PBL yaitu: 1) Masalah digunakan
sebagai awal pembelajaran, 2) Biasanya,
masalah yang digunakan merupakan masalah
dunia nyata yang disajikan secara langsung, 3)
Masalah membuat siswa tertantang untuk
mendapat pembelajaran di ranah pembelajaran
yang baru, 4) Memanfaatkan sumber
pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja. Pencarian, evaluasi serta
penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci
penting.
Menurut
Sani
(2014:157)
tahapan
pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
1) Memberikan orientasi permasalahan kepada
peserta didik. Maksudnya guru menyajikan
permasalahan, membahas tujuan pembelajaran,
memaparkan
kebutuhan
logistik
untuk
pembelajaran, memotivasi peserta didik untuk
terlibat aktif, 2) Mengorganisasikan peserta
didik untuk penyelidikan. Maksdunya, guru
membantu peserta didik dalam mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar atau
penyelidikan
untuk
menyelesaikan
permasalahan. 3) Pelaksanaan investigasi.
Maksudnya, guru mendorong peserta didik
untuk memperoleh informasi yang tepat,
melaksanakan penyelidikan dan mencari
penjelasan solusi, 4) Mengembangkan dan
menyajikan hasil. Maksudnya, guru membantu
peserta didik merencanakan produk yang tepat
dan relevan, seperti laporan, rekaman video dan
sebagainya untuk keperluan penyampaian hasil,
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses
penyelidikan. Maksudnya, guru membantu
peserta didik melakukan refleksi terhadap
proses penyelidikan yang mereka lakukan.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara
lain sebagai berikut: 1) Penilaian portofolio
peserta didik adalah penilaian berkelanjutan
yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan
perkembangan
kemampuan
peserta didik dalam suatu periode tertentu.
Informasi perkembangan peserta didik dapat
berupa hasil karya terbaik peserta didik selama
proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam
penghargaan, atau bentuk informasi lain yang
terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata
pelajaran. Dari informasi perkembangan itu
peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan
belajar yang dicapai dan peserta didik terus
berusaha memperbaiki diri. Penilain dengan
portofolio dapat dipakai untuk penilaian
pembelajaran
yang
dilakukan
secara
kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self
assesment) dan peer assesment. Self assessment
adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta
didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan
hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan
yang ingin dicapai oleh peserta didik itu sendiri
dalam belajar. Peer assessment adalah penilian
dimana peserta didik berdiskusi untuk
memberikan penilaian upaya dan hasil
penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan
sendiri maupun teman dalam kelompoknya, 2)
Penilaian portofolio bertujuan agar guru dapat
melihat bagaimana peserta didik merencanakan
pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta
didik
menunjukkan
pengetahuan
dan
keterampilannya.Penilaian
kinerja
memungkinkan peserta didik menunjukkan apa
yang dapat mereka lakukan dalam situasi yang
sebenarnya.
Kelebihan dan kekurangan model PBL
menurut Shoimin (2014:132) sebagai berikut:
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan
memecahkan masalah dalam situasi nyata,
2)Siswa memiliki kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri melalui aktifitas
belajar, 3)Pembelajaran berfokus pada masalah
sehingga materi yang tidak ada hubungannya
tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini
mengurangi beban siswa dengan menghafal
atau menyimpan informasi. Kekurangan model
PBL tidak dapat ditetapkan untuk setiap materi
pembelajaran, ada bagian guru berperan aktif
dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok
untuk pembelajaran yang menurut kemampuan
tertentu yang kaitannya dengan pemecahan
masalah.
METODE PENELITIAN
Metode yang peneliti gunakan dalam
penelitian ialah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subjek atau objek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat,
dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya
(Nawawi, 2002:63). Bentuk penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Bentuk penelitian ini adalah kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014:4)
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
seperti kata-kata tertulis dan lisan dari orang
yang diamati. Lokasi penelitian di SMP Negeri
2 Pontianak terletak di Jalan Selayar No.1,
Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini
dilakukan mulai tanggal 5 Januari 2017 sampai
dengan tanggal 27 Januari 2017. Subjek pada
penelitian ini adalah siswa kelas VIII C.
Prosedur yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tindakan kelas atau lebih dikenal
PTK. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari
4 tahap, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan
tindakan, 3) pengamatan atau observasi, 4)
refleksi pada akhir tindakan.
Tahap Perencanaan
Langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam perencanaan ini, yaitu: 1) Menetapkan
tujuan pembelajaran, 2) Membuat dan
menyiapkan instrumen penelitian berupa
lembar observasi, 3) Menyusun instrumen, baik
instrumen proses maupun instrumen hasil.
Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
pelaksanaan ini adalah sebagai berikut: 1) Pada
kegiatan pendahuluan ini, guru meminta ketua
kelas memimpin siswa yang lain untuk berdoa
sebelum pembelajaran dimulia, 2) Siswa
merespon salam dari guru serta merespon
pertanyaan guru terkait kondisi kelas dan siswa,
3) Siswa menerima informasi tentang hubungan
materi yang akan dipelajari sesuai dengan
prosedur yang akan dijalankan, 4)siswa
mengamati masalah secara individu untuk
mendefinisikan permasalahan, 5) siswa
mencoba untuk mengembangkan ide dengan
melakukan investigasi/penyelidikan masalah
yang dianalisis secara mandiri, 6) Siswa
mengolah ide untuk mengembangkan dan
menyajikan akhir ini, hasil secara individu, 7)
siswa mempresentasikan dan mengevaluasi
proses penyelidikan di depan kelas, 8) pada
kegiatan akhir ini, siswa bersama guru
menyimpulkan materi pembelajaran.
Tahap Observasi
Observasi adalah mengamati hasil atau
dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan
siswa dalam proses pembelajaran menyusun
teks diskusi menggunakan model PBL.
Tahap Refleksi
Refleksi bertujuan untuk melihat kelebihan
dan kekurangan berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan. Analisis data dilakukan
dengan melihat tes setiap siklus, catatan
lapangan dan lembar pengamatan. Bertujuan
untuk melihat kelebihan dan kekurangan
berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan. Hasil refleksi ini menjadi acuan
untuk kegiatan siklus berikutnya.
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang
digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan
dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan keterampilan menyusun teks
diskusi menggunakan model PBL belajar
mengajar di dalam kelas khususnya untuk
meningkatkan. Indikator kinerjanya, yaitu: 1)
Adanya kesesuaian antara perencanaan dan
proses pelaksanaan pembelajaran, 2) Adanya
perubahan yang terlihat dari kemampuan guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
menggunakan model PBL, 3) Adanya
perubahan sikap siswa dalam keterampilan
menyusun teks diskusi menggunakan model
PBL, 4) Adanya peningkatan nilai rata-rata
siswa menjadi 75. Sumber data dalam
penelitian ini adalah Endang Rahayuningsih,
S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Siswa kelas VIII C berjumlah 37
orang, RPP dan lembar observasi yang dibuat
oleh guru bersama peneliti mengenai
keterampilan menyusun teks diskusi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini yaitu: 1) Observasi, 2) Studi dokumenter, 3)
Teknik pengukuran. Alat pengumpulan data,
yaitu: 1) Pedoman observasi, 2) Kamera dan
dokumen siswa, 3) Pedoman penilaian. Teknik
analisis data dalam penelitian ini ada dua data
yang dapat dikumpulkan oleh penulis, yakni
data kualitatif dan data kuantitatif. Langkahlangkah yang akan dilakukan dalam analisis
data penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Mengelompokan aspek yang diamati melalui
pelaksanaan yang direncanakan, mengamati
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran
menyusun teks diskusi menggunakan model
PBL dan hasil belajar siswa ketika
pembelajaran berlangsung, 2) Menganalisis
terlaksana atau tidaknya setiap aspek yang
diamati pada setiap pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan, 3) Menentukan aspek
yang dinilai pada hasil pembelajaran pada
setiap siklusnya, 4) Menganalisis hasil belajar
siswa dalam menyusun teks diskusi pada setiap
siklus, 5) Mengelompokan aspek-aspek yang
diamati berdasarkan sikap siswa mengikuti
pembelajaran setiap siklus, 6) Mengadakan
refleksi terhadap hasil yang diperoleh pada
setiap siklus, 7) Menyimpulkan hasil yang
diperoleh pada setiap siklus.
Data kuantitatif didapatkan dari hasil tes
menulis teks diskusi siswa setelah mengikuti
pembelajaran keterampilan menulis teks diskusi
melalui model PBL. Data kuantitatif dapat
dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif, misalnya mencari nilai ratarata dan persentase keberhasilan siswa. Nilai
rata-rata
siswa
tersebut
kemudian
diklasifikasikan dalam kategori sangat baiksempurna, cukup-baik, sedang-cukup dan
sangat kurang-kurang.
Hasil menyusun teks diskusi siswa pada siklus I
setelah menggunakan model PBL mengalami
peningkatan dengan rata-rata 75,48. Nilai
keterampilan siswa menyusun teks diskusi
menggunakan model PBL pada siklus II dengan
rata-rata 79,10 atau dengan rata-rata meningkat
menjadi 3,62. Berdasarkan data hasil menyusun
teks diskusi siswa, dari siklus I ke siklus II juga
mengalami peningkatan.
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
DAN
Hasil Penelitian
Pendeskripsian hasil penelitian ini
disajikan dalam siklus-siklus pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan siswa. Hasil
penelitian terdiri atas hasil tes. Hasil tes pada
tindakan siklus I dan II adalah hasil tes
menyusun teks diskusi setelah mengikuti
pembelajaran dengan model PBL kelas VIII C
SMP Negeri 2 Pontianak dengan jumlah peserta
didik 37 siswa yang terdiri 13 siswa laki-laki
dan 24 siswa perempuan.
Tabel 1. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2
No
1.
Aspek Yang Diamati
Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran
2.
Memeriksa kesiapan siswa
3.
Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
4.
Menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatan
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran menyusun
5.
6.
Skor
Siklus I
Siklus II
3
3
3
4
2
2
3
3
2
4
4
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
teks diskusi
Mengaitkan materi pembelajaran menyusun informasi
dengan pengetahuan yang relevan
Mengaitkan materi pembelajaran menyusun teks diskusi
dengan realitas kehidupan
Melaksanakan pembelajaran menyusun teks diskusi sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran menyusun teks diskusi dengan
model PBL secara runtut
Siswa membaca teks diskusi kembali (teks model) berjudul
“Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke Sekolah?”
(hal 117-118)
Guru menanya tentang penyusunan teks diskusi kepada
siswa untuk mengingat kembali pemahaman tentang
menyusun teks diskusi.
Guru menjelaskan model PBL dalam pembelajaran
menyusun teks diskusi
Siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang
bentuk atau struktur teks diskusi
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyusun
teks diskusi dengan kerangka masalah yang sudah
disiapkan guru.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran menyusun teks sesuai dengan
waktu yang direncanakan
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar/media pembelajaran
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi
guru, siswa, sumber belajar
Merespon positif partisipasi siswa
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
Menumbuhkan keceriaan dan antusias siswa dalam belajar
Memantau kemajuan belajar
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
Jumlah Skor
Rata-rata Skor Siklus 1 dan Siklus 2
3
2
3
3
4
2
3
2
4
2
3
3
3
2
3
3
3
2
4
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
76
2,45
4
106
3,41
Tes dalam penelitian ini berupa tes
tertulis dan dalam bentuk tes individu, tes
individu
bertujuan
untuk
mengetahui
kemampuan siswa secara individu dalam
menyusun teks diskusi. Tes disajikan dalam
bentuk lembar kerja siswa (LKS). Berikut ini
akan disajikan hasil tes siswa secara individu.
Tabel 2. Perolehan Skor Hasil Pengamatan Keterampilan Proses Siklus 1 dan Siklus 2
Aspek
Yang Diamati
Isi
Struktur
Kosakata
Kalimat
Mekanik
Siklus 1
Skor
Siklus 2
Skala
27-30
22-26
17-21
13-16
18-20
14-17
10-13
7-9
18-20
14-17
10-13
7-9
18-20
14-17
10-13
7-9
9-10
7-8
4-6
3
30
4
0
1
34
2
0
1
33
3
0
1
30
6
0
2
24
11
8,1
81,0
10,8
0
2,7
91,8
5,4
0
2,7
89,1
8,1
0
2,7
81,0
16,2
0
5,4
64,8
29,7
7
23
7
0
6
31
0
0
4
31
2
0
0
36
1
0
7
16
14
18,9
62,2
18,9
0
16,2
83,8
0
0
10,8
83,8
5,4
0
0
97,3
2,7
0
18,9
43,2
37,8
1-3
0
0
0
0
Hasil belajar peserta didik dihitung
dengan perhitungan rata-rata kelas setelah
%
Skor
%
diberi soal evaluasi secara individu. Adapun
rata-rata kelas hasil belajar. Peserta didik
dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hasil Belajar Peserta Didik Secara Individu pada Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1
Siklus 2
2793
2927
75,48
79,10
Jumlah nilai dari semua peserta didik
Rata-rata kelas
Pembahasan Penelitian
Pembahasan merupakan sebuah bagian
yang menyajikan hasil dari sebuah proses
penelitian secara lebih luas. Dalam hal ini,
akan dibahas peningkatan keterampilan
menyusun teks diskusi menggunakan model
PBL. Siswa kelas VIII C SMP Negeri 2
Pontianak
Tahun
Pembelajaran
2016/2017.Bagian ini akan dibahas hal-hal
yang
berkaitan
dengan
perencanaan,
pelaksanaan, mengevaluasi, dan hasil belajar
siswa pada siklus I dan II. Pembahasan
mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran mengacu pada hasil
observasi terhadap kegiatan guru dalam
proses pelaksanaan pembelajaran menyusun
teks diskusi menggunakan model PBL. Pada
hasil belajar, pembahasan mengacu pada
hasil tes siswa dalam keterampilan menyusun
teks diskusi. Dengan demikian, akan dilihat
perbandingan antara hasil tes pada siklus I
dan II.
Perencanaan Pembelajaran Menyusun
Teks Diskusi Menggunakan Model PBL
Siklus I dan II
Pembahasan mengenai perencanaan
pembelajaran menyusun teks diskusi
menggunakan model PBL siklus I dilakukan
pada hari Jumat, 6 Januari 2017. Peneliti
berdiskusi
dengan
ibu
Endang
Rahayuningsih, S.Pd terlebih dahulu untuk
menyatukan
pendapat
mengenai
pembelajaran menyusun teks diskusi
menggunakan model PBL. Didasarkan pada
menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP),
menyiapkan alat evaluasi, menyiapkan
lembar observasi. Pada siklus II perencanaan
dilakukan pada hari Senin, 16 Januari 2017.
Peneliti dan guru mempersiapkan berbagai
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran menyusun teks diskusi
menggunakan model PBL. Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap perencanaan
yaitu: 1) Peneliti dan guru mengamati
kekurangan pada RPP siklus I untuk
dijadikan acuan pada siklus berikutnya, 2)
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk
melakukan diskusi dan persiapan observer
dalam pembelajaran menyusun teks diskusi
pada siklus II, 3) Peneliti dan kolaborator
berdiskusi melaksanakan siklus II pada
tanggal Rabu, 18 Januari 2018 dan Jumat, 20
Januari 2017, 4) Menyiapkan lembar
observasi yang digunakan sebagai alat untuk
mengamati pembelajaran menyusun teks
diskusi menggunakan model PBL.
Hasil perencanaan dalam penelitiaan
ini dijabarkan dalam dua siklus, berikut hasil
dari perencanaan siklus I dan siklus II.
Perencanaan yang dilakukan dalam pada
siklus I dapat disimpulkan bahwa persentase
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat guru 55,76%. dengan demikian, guru
belum
berhasil
merancang
rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan maksimal.
Sedangkan, perencanaan pada siklus II hasil
persentase telah dibuat guru adalah 82,7%.
Dengan demikian, guru sudah berhasil
merancang
rencana
pelaksanaan
pembelajaran dengan maksimal. Berdasarkan
hasil dari perencanaan siklus I dan siklus II
jika dibandingkan hasil dari kedua siklus
tersebut, maka pada siklus II sudah mencapai
nilai yang sudah baik.
Pelaksanaan Pembelajaran Menyusun
Teks Diskusi Menggunakan Model PBL
Siklus I dan II
Pelaksanaan siklus I berisi penerapan
model
PBL
untuk
meningkatkan
keterampilan menyusun teks diskusi.
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan selama dua
kali pertemuan dalam setiap siklus. Adapun
waktu pelaksanaannya dimulai pada hari
Rabu, 11 Januari 2017 dan Jumat, 13 Januari
2017. Pelaksanaan pembelajaran yang
berlangsung pada siklus I sebagai berikut.
Pada kegiatan pendahuluan, akvivitas yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut. (1)
Peserta didik menjawab salam guru pada
awal pelajaran. (2) Guru menanyakan kondisi
peserta didik sehat atau tidak. (3) Guru
mengabsen kehadiran peserta didik. (4)
Peserta didik menerima informasi tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. (5)
Peserta
didik
menerima
informasi
kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan. (6) Peserta didik
dimotivasi untuk mangajukan pertanyaanpertanyaan
yang
berkaitan
dengan
penyusunan teks diskusi.
Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan
pembelajaran siklus I terdiri atas lima tahap
kegiatan sesuai dengan model pembelajaran
berbasis masalah, yaitu 1) orientasi masalah,
2) mengorganisasikan peserta didik untuk
penyelidikan, 3) membimbing penyelidikan,
4) mengembangkan dan menyajikan hasil,
serta 5) menganalisis dan mengevaluasi
pemecahan masalah.
Kegiatan inti yang dilakukan pada
kegiatan pembelajaran siklus I yaitu
mengamati. Peserta didik membaca teks
diskusi,
untuk
memahami
kembali
struktur/bentuk teks diskusi (isu, argumen,
simpulan) dan unsur kebahasaan/ciri-ciri
bahasa (penggunaan konjungsi perlawanan,
penggunaan
kohesi
leksikal,
kohesi
gramatikal, penggunaan modalitas). Misalnya
teks berjudul “Bolehkan Pelajar Membawa
Telepon Seluler ke Sekolah?” (hal 77-78).
Kegiatan dilanjutkan dengan menanya
tentang penyusunan teks diskusi untuk
mempertajam
pemahaman
berdasarkan
bentuk
atau
struktur
dan
ciri-ciri
kebahasaannya.
Pada
kegiatan
mengumpulkan
informasi, peserta didik mencari informasi
dari berbagai sumber tentang teks diskusi
tentang
bentuk
atau
struktur
(isu,
argumentasi, simpulan) untuk mempertajam
pemahaman.
Kegiatan
dilanjutkan
menalar/mengasosiasi yakni mengidentifikasi
data atau informasi yang telah diperoleh dan
menyusun teks diskusi dengan teks masih
acak yang sudah disiapkan guru. Kegiatan
inti diakhiri dengan menyampaikan susunan
teks yang baik dan benar secara lisan.
Kelompok lain menanggapi saran kelompok
lain untuk perbaikan tulisan.
Berdasarkan
paparan
di
atas
pelaksanaan pembelajaran siklus I yang
terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup maka, dapatlah
hasil persentase rata-rata dari keseluruhan
aspek yaitu 60,86%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan guru pada
proses
tindakan/pelaksanaan
belum
dilaksanakan secara maksimal dan perlu
ditingkatkan pada siklus II.
Pada siklus II pelaksanaan tindakan
berisi penerapan penerapan model PBL untuk
meningkatkan keterampilan menyusun teks
diskusi. Siklus II dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan (4x40 menit). Alokasi waktu
tersebut telah disesuaikan dengan waktu yang
telah ditetapkan di SMP Negeri 2 Pontianak.
Waktu pelaksanaannya pada Rabu, 18
September 2017 dan Jumat, 20 Januari 2017.
Pembelajaran yang berlangsung pada siklus
II sebagai berikut.
Pada kegiatan pendahuluan, akvivitas
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. (1)
Peserta didik menjawab salam guru pada
awal pelajaran. (2) Guru menanyakan kondisi
peserta didik sehat atau tidak. (3) Guru
mengabsen kehadiran peserta didik. (4)
Peserta didik menerima informasi tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. (5)
Peserta
didik
menerima
informasi
kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan. (6) Peserta didik
dimotivasi untuk mangajukan pertanyaanpertanyaan
yang
berkaitan
dengan
penyusunan teks diskusi.
Pertemuan kegiatan pembelajaran
siklus II ada empat tahap. Pada tahap
mengamati. Peserta didik membaca teks
diskusi,
untuk
memahami
kembali
struktur/bentuk teks diskusi (isu, argumen,
simpulan) dan unsur kebahasaan/ciri-ciri
bahasa (penggunaan konjungsi perlawanan,
penggunaan
kohesi
leksikal,
kohesi
gramatikal, penggunaan modalitas). Misalnya
teks berjudul “Dampak Internet bagi Pelajar”
(buku siswa, hlm 126-127). Kegiatan
dilanjutkan
dengan
menanya
tentang penyusunan teks diskusi untuk
mempertajam
pemahaman
berdasarkan
bentuk
atau
struktur
dan
ciri-ciri
kebahasaannya.
Pada
kegiatan
mengumpulkan
informasi, peserta didik mencari informasi
dari berbagai sumber tentang teks diskusi
tentang
bentuk
atau
struktur
(isu,
argumentasi, simpulan) untuk mempertajam
pemahaman.
Kegiatan
dilanjutkan
menalar/mengasosiasi yakni mengidentifikasi
hal-hal penting berdasarkan data atau
informasi yang telah diperoleh untuk
menyusun teks diskusi dengan kerangka
masalah yang sudah disiapkan guru. Kegiatan
inti diakhiri dengan menyampaikan hasil teks
diskusi yang telah dibuat oleh kelompok.
Kelompok lain menanggapi dan memberikan
saran untuk perbaikan tulisan.
Berdasarkan paparan pelaksanaan di
atas dapat disimpulkan bahwa, data yang
diperoleh dari pengamatan pelaksanaan
pembelajaran siklus II yang terdiri dari
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup maka, dapatlah hasil
persentase rata-rata dari keseluruhan
yaitu 84,8%. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa kegiatan guru
proses tindakan/pelaksanaan siklus II
dilaksanakan secara maksimal.
aspek
dapat
pada
sudah
Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks
Diskusi Siklus I dan II
Hasil tes diperoleh dari tes yang
diberikan kepada siswa. Berkaitan dengan tes
keterampilan menyusun teks diskusi, ada
lima aspek penting yang dinilai. Berikut ini
adalah hasil tes keterampilan menyusun teks
diskusi sebelum melakukan penelitian yaitu
66,6, siklus I yaitu 75,48 dan siklus II yaitu
79,10.
80
75
79,10
75,48
70
66,64
65
Sebelum PTK
Siklus I
Series1
Siklus II
Grafik 1. Hasil Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Diskusi Sebelum PTK, Siklus 1
dan Siklus 2
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perencanaan pembelajaran menyusun teks
diskusi menggunakan model Problem Based
Learning siklus I dilakukan pada hari Jumat, 6
Januari 2017. Peneliti berdiskusi dengan Ibu
Endang Rahayuningsih, S.Pd telah merancang
dengan baik. Pada siklus I hasil dari persentase
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat guru adalah 55,76%. Pada siklus II
perencanaan dilakukan pada hari Sabtu, 16
Januari 2017. Hasil dari persentase perencanaan
pada siklus II hasil persentase telah dibuat guru
adalah 82,7%. Ini menunjukan adanya usaha
guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
menyusun teks diskusi telah terlaksana dengan
efektif. Keefektifan tersebut terlihat dari
meningkatnya hasil persentase yang terlaksana
pada setiap siklus dari rancangan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Pada siklus I
pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup maka, dapatlah hasil
persentase rata-rata dari keseluruhan aspek
yaitu 60,86%.Pada siklus II dapat disimpulkan
bahwa, data yang diperoleh dari pengamatan
pelaksanaan pembelajaran siklus II yang terdiri
dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup maka, dapatlah hasil
persentase rata-rata dari keseluruhan aspek
yaitu 84,8%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan guru pada proses
tindakan/pelaksanaan
siklus
II
sudah
dilaksanakan secara maksimal.
Hasil yang diperoleh siswa sebelum
menggunakan model PBL rata-rata 66,64. Hasil
menyusun teks diskusi siswa pada siklus I
setelah menggunakan model PBL mengalami
peningkatan dengan rata-rata 75,48. Nilai
keterampilan siswa menyusun teks diskusi
menggunakan model PBL pada siklus II dengan
rata-rata 79,10. Berdasarkan data hasil
menyusun teks diskusi siswa, dari siklus I ke
siklus II juga mengalami peningkatan. Jadi,
simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan
model PBL dapat meningkatkan keterampilan
menyusun teks diskusi siswa kelas VIII C SMP
Negeri 2 Pontianak.
Saran
Berdasarkan uraian mengenai penelitian
tindakan kelas yang telah peneliti dan guru
laksanakan, dalam hal ini peneliti diharapkan
guru dapat menggunakan model PBL dalam
proses pembelajaran menyusun teks diskusi.
Kemudian, guru juga harus menambahkan
umpan-umpan yang dapat memancing siswa
untuk lebih aktif dan berpikir secara kritis
sehingga pembelajaran lebih menyenangkan.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 1999.
Pendidikan Bahasa dan Sastra In
donesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen
Dikti, Depdikbud.
Amir, M.T. 2013. Inovasi Pendidikan Melalui
Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar di
Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Arend, Richad. 2008. Learning to Teach.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan
Kemampuan Menulis Panduan untuk
Mahasiswa dan Calon Mahasiswa.
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Mahsun. 2014. Teks Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: Rajawali
Meleong, Lexy. 2014. Metodelogi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian
Deskriptif. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Sani, Abdullah Ridwan. 2014. Pembelajaran
Saintifik
Untuk
Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Semi,
M.
Atar.
2007.
Dasar-dasar
Keterampilan
Menulis.
Bandung:
Angkasa.
Zabadi, Fairul dan Sutejo. 2013. Bahasa
Indonesia
Wahana
Pengetahuan.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Download