Uploaded by User104020

pdfcoffee.com makalah-wal-mart-pdf-free

advertisement
MAKALAH
ANALISIS KASUS “WAL-MART ”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem pengendalian
manajemen
Disusun oleh:
Fida Fauziatul Haq
120110150016
Ela Selawati
120110150050
M Intan Husaini
120110150097
Don Bosco
120110150130
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah sistem pengendalian manajemen sesuai dengan
batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam, penulis limpahkan kepada
junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW beserta, keluarga, kerabat, serta
sahabatnya yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Hadits untuk
keselamatan dunia dan akhirat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan sistem pengendalian
manajemen.
Dalam Penyusunan makalah ini penulis mencoba mengulas tentang
“Kasus Wal-Mart”. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberi ridha, hidayah, serta karunia sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya hambatan.
2. Bu Gia Kardina Prima Amrania, S.E.,M.Acc,Ak. selaku dosen mata kuliah
sistem pengendalian manajemen.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan itu hanya milik-Nya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca.
Bandung, 9 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Strategic Planning sangat penting untuk diterapkan di dalam sebuah perusahaan.
Berbagai elemen yang melekat di perusahaan, namun tidak berhubungan secara
langsung, dapat dikaitkan satu dengan lainnya dengan menggunakan beberapa matrix
strategi tertentu. Sebagai contoh elemen internal dan eksternal dari perusahaan dapat
digabungkan dengan menggunakan SWOT Matrix. Dengan adanya strategic planning
ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ada,
mendapatkan beberapa alternative untuk mencari jalan keluar dalam suatu masalah,
dan membentuk keputusan bedasarkan hasil dari suatu matrix strategi tertentu.
Pada makalah studi kasus ini, kita akan membahas beberapa strategi yang
diterapkan di dalam perusahaan retail Wal-Mart. Wal-Mart adalah perusahaan retail
terbesar di Amerika Serikat dan menguasai hampir keseluruhan jaringan retail di
Negara tersebut. Ada beberapa strategi yang akan digunakan untuk menganalisis WalMart. Untuk pembahasan lebih lengkap mengenai Wal-Mart akan dibahas di dalam
makalah studi kasus ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa strategi yang digunakan Wal-Mart?
2. Apa basis yang dibangun Wal-Mart pada keunggulan Kompetitifnya?
3. Bagaimana sistem pengendalian yang diterapkan di Wal-Mart?
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah berupa kajian pustaka yaitu
metode yang digunakan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan sumber dari buku dan media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisa Strategi Wal-Mart
2.1.1 Visi Misi Wal-Mart
a) Visi Wal-Mart
1. “Be the retailer of choice for consumers”. Dalam bahasa Indonesia adalah
“Menjadi toko retail pilihan konsumen”.
2. menyediakan barang dan pelayanan yang baik bagi pelanggan kami, untuk
menjadi pemimpin pasar dan berjuang setiap hari untuk menjadi
perusahaan yang dikagumi
b) Misi Wal-Mart :
1. “We save people money so they can live better”. Dalam bahasa Indonesia
adalah “Menghemat uang konsumen agar memiliki kehidupan yang lebih
baik”.
2. Misi kami adalah menyediakan barang dan pelayanan bagi pelanggan kami
setiap hari dengan harga murah. Dengan teknologi inovatif kami, kami
berjuang untuk memiliki jenis barang mulai dari makanan, pakaian, music,
dll. Buka 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Kami berkomitmen untuk
menumbuhkan Wal-Mart dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Kami
berjuan untuk memiliki yang terbaik, menjadi yang terbaik, dan
menyediakan kualitas dan jaminan kepada pelanggan kami. Karyawan kami
adalah asset berharga bagi perusahaan kami, dan kami tidak akan menjadi
perusahaan seperti sekarang tanpa mereka. Mereka mempunyai dampak
besar pada perusahaan kami dulunya, saat ini, dan kedepannya. Kami juga
merasa sangat penting untuk memberi kepada mereka yang kurang
beruntung, dan itulah mengapa Wal-Mart menyumbangkan ribuan dolar
pertahun kepada organisasi lain.
Berdasarkan visi dan misi Wal-Mart kami melihat bahwa perusahaan ini
termasuk perusahaan yang mengedepankan para stakeholders nya.
2.1.2 Strategi Wal-Mart
a. Strategi Cost leadership
Wal-Mart menerapkan strategi cost leadership dalam keunggulan
kompetitifnya hal ini kami kutip dari alinea dua(2) yang berbunyi
“strategi kemenangan Wal-Mart di AS didasarkan pada penjualan
produk bermerek dengan biaya rendah dan di alinea tujuh(7) yang
berbunyi “strategi pemasaran Wal-Mart adalah menjamin “harga rendah
setiap hari” sebagai cara untuk menarik pelanggan.” Studi yang
dilakukan oleh Goldman Sachs yang dikutip dalam majalah Fortune,
Wal-Mart menjadi price leader di berbagai kategori produk dan dikenal
dengan harga yang murah dan diskonnya. Strategi ini didukung dengan
adanya efisiensi dalam saluran distribusi produk dimana prusahaan
memiliki aramada sendiri yang terdiri lebih dari 3.000 truk dan 12.000
trailer. Selain itu Wal-Mart terlah mengimplementasikan sistem
jaringan satelit yang memungkinkan informasi tersampaikan secara
keseluruhan diantara toko pada perusahaan, pusat distribusi dan
pemasok. Dengan begitu perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk jasa outsourching untuk pendistribusian produknya.
2.1.3 Analisa SWOT
a. Strenght
1. Sistem pengendalian persediaan yang baik
2. Harga produk yang kompetitif
3. Kualitas yang ditawarkan bagus
4. Loyalitas konsumen
5. Sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih
6. Sistem pendistribusian produk yang merata
b. Weakness
1. Perubahan yang cepat
2. Merchandise diversity
3. Pengembangan pasar di luar negeri yang masih kurang
c. Opportunity
1. Perkembangan teknologi yang semakin maju
2. Daya beli masyarakat yang meningkat
3. Konsep retail yang baru
4. Aliansi dan merger dengan perusahaan lain
d. Threat
1. Kondisi ekonomi negara
2. Persaingan industri retail yang semakin sengit
3. Peraturan lokal
4. Perbedaan budaya di pasar baru
SWOT MATRIX
SWOT MATRIX
Strength
Weakness
1.Sistem pengendalian 1.Perubahan
persediaan yang baik
yang
cepat
2.Harga produk yang 2.Merchandise
kompetitif
diversity
3.Kualitas
yang 3.Pengembangan
ditawarkan
bagus pasar di luar negeri
4.Loyalitas konsumen
5.Sumber
daya
manusia
yang
yang masih kurang
berkualitas dan terlatih
6.Sistem
distribusi
produk yang merata
Opportuity
SO Strategi
1.Perkembangan
Investasi
teknologi
semakin maju
2.Daya
masyarakat
meningkat
WO strategi
dibidang Membuat
yang periklanan
dan dengan
mempublikasikan
beli iklan
perusahaan
yang telah memiliki
yang pengalaman
yang menunjukan
dalam
manfaat memasuki pasar baru
dari brand wal-mart dan
3.Konsep retail yang untuk
aliansi
mengikuti
meningkatkan mereka
cara
sehingga
baru
pemahaman
4.Aliansi dan merger konsumen
dengan
pada mampu
menghindari
yang penolakan
perusahaan potensial.
dari
konsumen
lain
Threat
1.Kondisi
ST strategi
ekonomi Meningkatkan
negara
kepuasan
WT Strategi
Berinvestasi
pada R&D untuk mengerti
2.Persaingan industri konsumen tradisional pasar
retail yang semakin dan
negara
memberikan sebelum
sengit
mereka lebih banyak dalamnya.
3.Peraturan lokal
promo
4.Perbedaan budaya di untuk
pasar baru
pada
dan
asing
masuk
ke
Hal
ini
hadiah akan mengurangi efek
menjaga perbedaan budaya
loyalitas
2.1.4 Analisa Five Porter’s
1. Competitive rivalry or competition
Dalam hal persaingan, industri retail memiliki resiko yang tinggi.
Walmart yang terdapat dalam lingkungan industri retail harus menghadapi
persaingan tinggi di dalam bisnisnya. Hal tersebut diakibatkan banyaknya
jumlah perusahaan di dalam industri tersebut. Banyaknya jumlah perusahaan
mengakibatkan konsumen memiliki banyak pilihan untuk memenuhi
kebutuhannya.
2. Bargaining power of buyers
Walmart yang trdapat dalam industri retail memiliki banyak konsumen
karena menyediakan berbagai kebutuhan. Hal tersebut mengakibatkan
kekuatan dari pembeli lemah. Karena walmart tidak tergantung pada beberapa
pembeli saja. Hal lain yang menyebabkan kekuatan pembeli lemah adalah
pembelian yang dilakukan biasanya dalam jumlah kecil. Dengan adanya 2 hal
tersebut, pembeli tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi jalannya
bisnis perusahaan.
3. Bargaining power of suppliers
Jumlah suplier yang dapat memenuhi kebutuhan walmart dalam
menjalankan bisnisnya tidak terbatas hanya di beberapa suplier saja. Walmart
memiliki banyak suplier yang dapat memenuhi kebutuhannya dan juga tidak
memberatkan pada beberapa suplier saja untuk memenuhi kebutuhannya.
Sehingga dalam menjalankan bisninsnya, suplier memiliki kekuatan yang
lemah dalam mempengaruhi jalannya usaha walmart.
4. Threat of substitutes or substitution
Walmart berada dalam bisnis retail, dimana nyaris seluruh varian dari
barang dagang merupakan produk yang umum mereka tawarkan.
Dengan kondisi tersebut, ancaman dari pengganti atau subtitusi sangat
kecil. Hal tersebut diperkuat dengan strategi bisnis walmart yang cost
leadership, sehingga jika memang ada pengganti tetap konsumen lebih
memilih untuk berbelanja di walmart karena harga yang lebih murah.
5. Threat of new entrants or new entry
Meskipun walmart telah menjadi perusahaan retail yang besar, tetap
terdapat ancaman akan pendatang baru yang besar. Hal tersebut terjadi
karena sangat besar kemungkinan perusahaan retail kecil untuk
mengembangkan bisnisnya dan memasuki kelas setara walmart.
Perusahaan retail kecil atau bahkan perusahaan retail yang baru berdiri
dapat dengan mudah menjadi ancaman bagi walmart dikarenakan
untuk pengembangan brand atau merek dagang dalam industri retail
memiliki biaya yang moderat hingga tinggi,membutuhkan biaya yang
kecil untuk dapat menjalankan bisnis, dan capital cost dalam bisnis
retail berada dalam level moderate.
2.1.5 Analisa BCG Matrix
Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan
manajemen global, didirikan oleh Bruce Henderson pada tahun 1963.
BCG umumnya digolongkan sebagai salah satu pengurus “paling
bergengsi” konsultan perusahaan dalam industri itu.
Pada tahun 1968, BCG menciptakan BCG “Growth-Share Matrix”,
sebuah grafik sederhana untuk membantu perusahaan besar dalam
menentukan bagaimana mengalokasikan kas diantara unit-unit bisnis
mereka. Korporasi akan mengkategorikan unit usaha sebagai “Bintang”,
“Kas Sapi”, “Pertanyaan Marks”, dan “Anjing” (awalnya “Piaraan”),
kemudian mengalokasikan kas yang sesuai, memindahkan uang dari
“sapi perah” menuju “bintang” dan tanda tanya yang memiliki tingkat
pertumbuhan pasar yang lebih tinggi potensial
BCG
MATRIX
Untuk Matrix BCG, Wal-Mart berada pada posisi bintang. Pada posisi ini
Wal-Mart sampai di posisi dimana market share sudah dominan, tapi
growth masih banyak, advertising bisa seperlunya saja, penambahan fitur
minor bisa dilakukan, kerjasama juga bisa digiatkan lagi dalam promosi.
Dengan market share dominan di US dan growth di Negara lain masih
besar, maka promosi di US dapat dikurangi dan dialihkan untuk
pengembangan di Negara lain yang mempunyai potensi growth tinggi.
2.1.6 Analisa Profitabilitas
1. Gross profit margin
𝑔𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
2. Operating profit margin
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
3. Net profit margin
𝑁𝑂𝐷𝐴𝑇
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
4. Return on asset ratio (ROA)
𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
$10.523
=
= 0,05145167757
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
$204.522
5. Return on equity ratio (ROE)
𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
$10.523
=
= 0,1301996981
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 $80.822
6. Return on sales ratio (ROS)
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
$20.437
=
= 0,04084597966
𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
$500.343
7. Return on investment ratio
𝑅𝑂𝑆 ∗ 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑣𝑒𝑟
= 0,04084597966 ∗ 0,09992568037
= 0.004081562308
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
$20.437
=
= 0,09992568037
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
$204.522
2.2 Basis Keunggulan Kompetitif Wal-Mart
1. Investasi dalam bidang Teknologi Informasi
a. Wal-Mart
membangun
jaringan
satelit
yang
canggih
yang
menghubungkan point of sale di semua tokonya. Jaringan tersebut
ditujukan untuk para manajer dan bagian penjualan mengenai informasi
status penjualan dan persediaan terbaru. Wal-Mart juga mengefisiensikan
operasional sistem informasi tersebut untuk menawarkan produk dan
layanan berbiaya lebih rendah dan berkualitas lebih baik.
b. Inovasi dan saturasi. Dalam menjalankan proses bisnisnya Wal-Mart
menggunakan teknologi informasi dan mendukung para pemasoknya
untuk menggunakan teknologi itu juga. Wal-Mart menerapkan saturasi
yaitu wal-mart memiliki pusat distribusi dan jaraknya sekotar satu hari
perjalanan(paling jauh) dari toko-toko yang mereka layani, dan wal-mart
mengawasi setiap barang yang dikirim dari gudang. Pengiriman dalam
sehari bisa mencapai 150-200 toko. Sehingga dengan penerapan strategi
ini Wal-Mart dapat memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efesiensi,
layanan pelanggan, dan memangkas waktu untuk menjangkau pemasok
dan atau konsumen.
c. Startegi pertumbuhan. Wal-Mart menggunakan teknologi informasi untuk
mengelola perluasaan bisnis nya baik secara regional ataupun global,
karena dengan menggunakan IT, Wal-Mart bisa mendapatkan informasi
secara cepat dan setiap waktu.
d. Strategi barriers to entry. Penggunaan IT ini merupakan salah satu
penghalang atau tantangan bagi para kompetitor yang ingin memasuki
industri ini karena harus bersaing dengan Wal-Mart.
2. Strategi relationship with customer
a. Memahami pelanggan . berlandaskan pada visi dan tagline nya save
money live better membuat Wal-Mart menyediakan barang untuk para
pelanggan dengan harga yang murah tetapi tetap memperhatikan
kualitasnya.
b. Merchandising focus artinya dalam menjual produk Wal-Mart hanya
berfokus pada produk-produk bermerek dan berkualitas dengan harga jual
yang murah sehingga produk-produk Wal-Mart dapat diminati oleh
konsumennya.
c. Keramahan pelayanan. Wal-Mart melakukan training kepada para
karyawannya agar dapat melayani pelanggan dengan baik. Dalam
melayani konsumen Wal-Mart menerapkan metode people greater yaitu
seorang karyawan akan menyapa para konsumen nya yang masuk toko.
Selain itu diterapkan juga pendekatan “10-Foot Attitude” yaitu
pendekatan dimana dalam jarak 10 kaki ada pelanggan maka karyawan
toko tersebut harus menatapnya, memberinya salam, dan bertanya apakah
ada yang bisa dibantu.
3. Strategi supply chain
a. Strategi multiple sourching dalam Purchasing Strategy artinya dalam
memenuhi kebutuhan bahan bakunya Wal-Mart tidak hanya bergantung
pada satu pemasok dan tidak ada vendor tunggal yang mensupply lebih
dari 4% dari volume penjualan keseluruhannya.
b. Value chain relationship yaitu adanya hubungan value chain mulai dari
pemasok,
distributor
sampai
ke
konsumen
dimana
Wal-Mart
mengimplementasikan sistem jaringan satelit yang memungkinkan
informasi dibagikan diantara jaringan tokopada perusahaan itu secara
keseluruhan , pusat distribusi, dan pemasok.
2.3 Sistem Pengendalian Wal-Mart
1. Pemesanan dan distribusi
Wal-Mart sangat selektif terhadap harga dari pemasoknya. Wal-Mart juga
tidak memakai perantara dalam pemesanan barang dan distribusinya. Hal ini
untuk mengurangi biaya operasional perusahaan. Wal-Mart memesan barang
pada pemasoknya melalui internet dan akan tiba dalam waktu dua hari dari
pemesanan.
Manajemen Wal-Mart menggunakan point of sale dalam mengendalikan
persediaannya.
Wal-Mart
menghubungkan
data
antara
perusahaan
pusat/manajemen dengan toko-toko retailnya dan supplier. Setiap toko retail
kehabisan barang, manajemen akan langsung memesan kepada pemasok sesuai
dengan data point of sales.Kemudian, Wal-Mart akan mengirimkan barang ke
pusat distribusi untuk dilakukan kemas ulang (untuk barang impor) ataupun
dilakukan cek barang. Ada 40 pusat distribusi dan masing-masing pusat distribusi
akan dibagikan barang yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah barang yang
diterima dan dikelola.
Tiap barang yang ada di pusat distribusi Wal-Mart dipasangi kode komputer,
dan sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang saat
barang tersebut disimpan dan dikirimkan ke toko-toko retailnya. Semua barang
ini bergerak keluar masuk gudang di atas conveyor belt sepanjang 8,5 mil yang
dituntun oleh sinar laser yang dapat membaca kode di tiap kotak dan
mengirimkan ke truk yang benar.
Setelah barang tiba di toko, seca kompeterisasi pula barang yang masuk dan
keluar (terjual) terekam dan terhubung pada manajemen Wal-Mart. Pembayaran
kepada pemasok juga dilakukan dengan online.
Hal tersebut di atas untuk mencegah kekosongan persediaan, kelebihan
persediaan, kecurangan pad apusat distribusi dan toko retail (pencurian,
pengurangan barang/persediaan), dan keakuratan data dari toko retail dan
supplier.
2.People greater
Penyapaan pelanggan saat memasuki toko yang dilakukan oleh karyawan,
selain bertujuan untuk membuat pelanggan nyaman, juga dapat mengurangi kasus
pencurian.
3.Pemilikan perusahaan oleh karyawan
Wal-Mart menawarkan bagi hasil kepada para karyawannya sebagai imbalan
atas loyalitas dan pengadian mereka. Dengan menggunakan rumaus dari
pertumbuhan laba, Wal-Mart memberikan kontribusi persentase dari upah setiap
karyawan yang berhak atas bagi hasil, yang dapat diambil karyawan, saat mereka
meninggalkan perusahaan, baik berupa uang ataupun saham Wal-Mart. Dengan
begitu, karyawan akan merasa memiliki Wal-Mart dan hal ini akan mencegah
pencurian di toko. Selain itu hal ini dapat mendorong adanya keselarasan tujuan
antara individu karyawan dengan perusahaan. Ketika karyawan merasa memiliki
perusahaan maka karyawan akan berupaya untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Pengendalian tugas
Wal-Mart melakukan pengendalian tugas berupa:
1. Best yesterday
Wal-Mart membuat program best yesterday yang memberi kontrol bagi
pekerja dalam meningkatkan kinerja penjualan harian terhadap
penjualan sebelumnya sehingga pekerja dapat melihat hasil yang telah
didapat dan adanya target bagi pekerja.
2. 10 Foot attitude
Wal-Mart memberikan pelayanan kepada pembelinya dengan adanya
sistem 10
Foot attitutude,
yaitu dengan
adanya
keramahan
pekerja(greater people) terhadap pembelinya dengan menyapa
pelanggan bila memasuki toko bila ada didekat pekerja sekita 10 kaki
darinya dan memberikan bantuan yang diperlukan pembeli.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Wal-Mart merupakan perusahaan ritel terbesar di AS dengan
keunggulan kompetitif nya yaitu cost leadership menghantarkan Wal-Mart
menjadi leader dalam industri ritel dan toko diskon. Strategi ini dapat
diimplementasikan dengan baik oleh Wal-Mart dengan ditunjang oleh sistem
pengendalian perusahaan yang baik dimana Wal-Mart fokus pada stake
holders, seperti konsumen dan karyawannya.
3.2
Saran
Melihat posisi perusahaan Wal-Mart di industrinya sebagai leader maka
menurut kami strategi yang tepat untuk Wal-mart adalah organic growth
yaitu melakukan pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan melakukan
corporate parenting dalam rangka meninjau toko toko Wal-Mart dan tetap
memegang prinsip cost leadership sebagai keunggulan kompetitifnya.
Download