Uploaded by User103742

BAB I RETAIL OFFICE HEMAT ENERGI

advertisement
PERANCANGAN RENTAL OFFICE KONSEP HEMAT ENERGI
DI KOTA KUPANG
KOLOKIUM ARSITEKTUR
Oleh:
YUCEN ENA
NIM: 1606090134
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Kupang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa Tenggara
Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang terletak di pesisir
Teluk Kupang, bagian barat laut pulau Timor. Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara
Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di
"Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang
dari Bugis dan Jawa. Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk
sekitar 441.565 jiwa (2020). Kota ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kupang di akses pada 2 april 2021)
Bertambahnya aktivitas dan skala usaha tentunya memerlukan sarana pendukung, yaitu
sarana perkantoran yang merupakan pusat pengolahan informasi, pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan bisnis. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, perusahaan-perusahaan lokal
mulai meningkatkan efisiensi dalam mengembangkan usaha sehingga kebutuhan akan ruang
tempat bekerja juga mengalami peningkatan. Perkembangan skala usaha didukung dengan
semakin membaiknya keadaan ekonomi baik dikota-kota besar maupun daerah.
Menurut Hunt, W.D. (dalam Marlina, 2008) kantor sewa adalah suatu bangunan yang
mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara professional. Ruang-ruang dalamnya terdiri dari
ruang-ruang dengan fungsi yang sama, yaitu fungsi kantor dengan status pemakai sebagai penyewa
atas ruang yang digunakannya.Pertimbangan perusahaan dalam memilih kantor sewa dapat berupa
banyak hal, dari kenyamanan, keamanan, fasilitas yang disediakan, serta pemilihan lokasi yang
tepat, dimana pembangunan kantor sewa pada umumnya terletak pada jalur premier/jalur utama
bagi zona komersil. Aspek estetika bangunan pada umumnya juga menjadi daya tarik suatu
perusahaan dalam memilih kantor sewa, Di Kota kupang harga lahan setiap tahun semangkin
meningkat terutama di lokasi-lokasi strategis dan setara harga lahan di kota besar lainnya. Dengan
kondisi tersebut seharusnya bangunan kantor sewa bisa sebagai alternatif serta berpotensi sebagai
upaya memaksimalkan kebutuhkan ruang kantor yang lebih murah terhadap keterbatasan lahan.
Pada saat ini, pembangunan di kota besar menitikberatkan bangunan bertingkat tinggi. Jika melihat
keadaan dari harga lahan pada area-area zona komersil di kota kupang, maka bangunan tinggi
adalah solusi terbaik sebagai wadah bangunan kantor sewa. serta menciptakan sarana dan
prasarana bagi penduduk di dalamnya Jika berbicara tentang bangunan tinggi, maka dapat
dipastikan kebutuhan energi listrik yang digunakan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
bangunan biasa. Sebagai wadah kegiatan perkantoran, perusahaan-perusahan tersebut untuk
menyewa suatu bagi kegiataan usahanya. Di samping hal tersebut juga di sebabkan ketidak
idealnya wadah perkantoran yang ada karena:
 Keadaan fisik bangunan yang kurang mendukung untuk perkantoran karena merupakan
suatu bagian yang bukan fungsinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa rumah tinggal
yang ada di kota ini yang beralih fungsi menjadi bangunan perkantoran.
 Lokasi kurang mendukung suasana perkantoran serta hubungnnya dengan klien/relasi
maupun dengan intansi-intansi lainnya. Misalnya karena lokasi tidak terletak di daerah
lingkungan perkantoran tetapi pada kawasan permukiman.
Saat ini di kota kupang terdapat 1 bangunan tinggi yang berfungsi sebagai kantor sewa
yakni gedung Graha Pena yang pada awalnya adalah kantor salah satu penerbit di kota kupang
yang di alihkan fungsi sebagai kantor sewa karna melihat peluang bisnis, adapun beberapa ruko di
kota kupang yang di alihkan fungsinya menjadi kantor sewa. Namun meningat bahwa
pertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun terakhir semakin pesat, Sehingga dalam hal ini,
salah satu alternatif pemecahan dari kondisi diatas adalah dengan membangun kantor sewa dengan
sistem high rise / bangunan tinggi agar efisien dan efektif. Berbeda dengan pola penggunaan lahan
umumnya di wilayah NTT lainnya, lahan di kota ini didominasi oleh penggunaan untuk
perumahan, perkantoran, dan sarana bisnis lainnya. Pada 2000, misalnya, sekitar 35,03% wilayah
Kota Kupang sudah menjadi perumahan, lahan pekarangan, dan untuk bangunan lain (BPS Kota
Kupang 2001 di akses pada 27 maret 2021)
Kota Kupang sudah seharusnya mulai memikirkan efisiensi penggunaan lahan terlebih
untuk bangunan perkantoran baik pemerintahan maupun swasta dengan mengembangkan unit
kantor sewa. Hal ini tentu akan membantu para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya
(kebutuhan akan kantor) ditengah harga lahan yang melambung tinggi terlebih di wilayah-wilayah
pusat kota. Kantor sewa yang direncanakan menggunakan pendekatan arsitektur hemat energi
yang tentunya disesuaikan dengan fisik dasar Kota Kupang, terlebih keadaan iklim. Selain itu
kantor sewa yang direncanakan ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti
mini market, bank, restaurant dan bebrapa fasilitas lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
gaya hidup masyarakat modern.
Besarnya pengunaan energi listrik yang dikonsumsi oleh gedung perkantoran digunakan
pada sistem pencahayaan sebesar 10-25% dan penghawaan buatan sebesar 50-70% (soegijanto,
1998). Hal tersebut dapat menyebabkan polusi udara dan juga pemborosan energi dan biaya secara
besar-besaran. untuk itu, melalui pendekatan konsep bangunan hemat energi, mampu mengurangi
tingkat suhu bumi akibat pemanasan global serta dapat meminimalisir pemakaian energi listrik
pada bangunan Rental Office, Dengan konsep bangunan hemat energi ini diharapkan menjadi
solusi dalam mengurangi polusi udara dan efek rumah kaca serta dapat menciptakan bangunan
yang berkelanjutan demi menjaga kestablian lingkungan dimasa depan. Menerapkan energi yang
terbarukan dengan pemanfaatan energi alternatif yang berasal dari sumber daya alam terbarui dan
juga efisiensi energi, mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan alami serta penggunaan
material yang aman Agar pembangunan gedung perkantoran dapat menghemat energi dan juga
menurunkan cukup banyak penggunaan energi listrik secara efektif serta dapat mengurangi
pengaruh buruk yang ditimbulkan suatu bangunan Sehingga, terkait biaya operasional dan harga
sewa dapat lebih rendah serta dapat menciptakan suasana perkantoran yang sehat dan nyaman.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang ditimbulkan, maka didapat beberapa masalah perancangan
sebagai berikut
1.2.1 Bagaimana merancang kantor sewa yang mampu memenuhi dan dapat merespon
kondisi lingkungan di sekitar kawasan perancangan ?
1.2.2 Bagaimana konsep perancangan bangunan yang berbasis pendekatan arsitektur hemat
energi serta penggunaan elemen-elemen bangunan hemat energi yang terintegrasi sebagai
bagian dari elemen arsitektur ?
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan ini sebagai berikut
1.3.1 Memberi fasilitas dan wadah bagi para pelaku bisnis sebagai ruang untuk bekerja.
1.3.2 Untuk mendapatkan alternatif rancangan bangunan fungsi kantor sewa yang
menggunakan prinsip arsitektur hemat energi untuk dapat merespon kondisi lingkungan
sekitarnya dengan optimalisasi pencahayaan alami pada bangunan kantor sewa.
1.4 SASARAN
Dengan melihat tujuan diatas maka sasaran yang ingin dicapai dalam perancagan ini adalah
1.4.1 Mengoptimalkan site perancangan dengan potensi yang ada
1.4.2 Menyediakan sarana dan prasarana sesuai fungsi dari objek perancangan dan standar
yang ada.
1.4.3 Dapat menerapkan prinsip - prinsip arsitektur hemat energi pada objek perancangan
1.5 MANFAAT
Manfaat dalam penulisan ini adalah :
1.5.1 Menambah referensi desain Rental Office (kantor sewa) dengan konsep hemat energi
1.5.2 Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca, khususnya mahasiswa arsitektur
1.5.3 Hasil perancangan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk menyediakan
rental Office (kantor sewa) dengan konsep hemat energi
1.6 BATASAN STUDI
Batasan dalam perancangan ini meliputi
1.6.1 Batasan lokasi
: Lokasi perencanaan akan didapati dari hasil analisis lokasi yang
paling strategis
1.6.2 Batasan fasilitas : Fasilitas yang dapat mewadahi aktivitas rental office (kantor
sewa) serta fasilitas penunjang mini market, bank, restaurant dan
bebrapa fasilitas lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
gaya hidup masyarakat modern.
1.6.3 Batasan prasarana : Meliputi jalanan dan sistem utilitas di dalam site perancangan.
1.6.4 Batasan teori
: Pendekatan yang di pakai hanya meliputi arsitektur hemat energi
1.7 KERANGKA BERPIKIR
Judul Kolokium : “PERANCANGAN RENTAL OFFICE KONSEP HEMAT ENERGI”
Keadaan fisik bangunan yang kurang mendukung untuk perkantoran karena merupakan suatu bagian yang bukan
fungsinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa rumah tinggal yang ada di kota ini yang beralih fungsi menjadi
bangunan perkantoran. Lokasi kurang mendukung suasana perkantoran serta hubungnnya dengan klien/relasi maupun
dengan intansi-intansi lainnya. Misalnya karena lokasi tidak terletak di daerah lingkungan perkantoran tetapi pada
kawasan permukiman.
perancangan rental Office yang mampu mewadahi seluruh kegiatan perkantoran yang nyaman dengan pertimbangan
kebutuhan fasilitas penunjang kantor dan pendekatan bangunan hemat energy yang mampu mengurangi penggunaan
energy dalam bangunan serta meminimalisir pengaruh buruk terhadap lingkungan sekitar
Menghasilkan perancangan bangunan kantor sewa yang mewadahi kegiatan perkantotran yang nyaman dengan
memfasiltasi semua kegiatan perkantoran, dengan pendekataan hemat energy yang mampu mengurangi penggunaan
energy dan memperdulikan lingkungan sekitar.
. TEORI
JENIS /DATA
a. Tinjauan mengenai retail office
data primer : dokumentasi dan obsevasi
b. Tinjauan mengenai hemat energy
data sekunder : litelatur dan studi kasus

Tinjauan Pengertian Retail Office

Tinjauan Penggolongan Retail Office

Tinjauan Klasifikasi Retail Office

Tinjauan Arsitektur Hemat Energi
Analisa

Pemakai dan Aktivitas

Bangunan & Tampilan

Tapak
Konsep
Desain
1.8 SISTEM PENULISAN
Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini terbagi atas beberapa bagian, yaitu:
1.8.1 BAB I. ENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, perumusahn masalah, tujuan, sasaran, manfaat, batasan studi,
kerangka berpikir
1.8.2 BAB II.TINJAUAN PERANCANGAN
Menguraikan tentang judul dan kepustakaan tentang objek perancangan yaitu retail office
dengan konsep hemat energi
1.8.3 BAB III. METODE PERANCANGAN
Menjelaskan tentang metode dan teknik dalam perancangan
1.8.4 BAB IV. GAMBARAN OBJEK PERANCANGAN
Menjelaskan tentang gambaran umum kriteria lokasi perancangan yang sesuai arahan
kebijakan pemerintah mengenai lokasi dan gambaran lokasi. Serta fasilitas yang akan
disediakan pada perancangan
1.8.5 BAB V. ANALISIS PERANCANGAN
Berisi tentang analisa tapak dan programming ruang
1.8.6 BAB VI. KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang deskripsi desain dan konsep yang akan terapkan
BAB II
TINJAUAN PERANCANGAN
2.1 STUDI LITELATUR
Tulisan ini berjudul “Perencanaan Sentra Kreatif Komunitas Mollo dengan Pendekatan arsitektur
Dawan”. Uraian mengenai judul ini adalah sebagai berikut :
Perencanaan atau dalam kata asing planning, dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk
mentransformasikan presepsi-presepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang
berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (Shrode, 1974). Sedangkan menurut Davidov (1982),
Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat di masa depan melalui pilihanpilihan yang sistematik.
kantor sewa adalah suatu bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara
professional. Ruang-ruang dalamnya terdiri dari ruang-ruang dengan fungsi yang sama, yaitu
fungsi
kantor
dengan
status
pemakai
sebagai
penyewa
atas
ruang
yang
digunakannya.Pertimbangan perusahaan dalam memilih kantor sewa dapat berupa banyak hal,
dari kenyamanan, keamanan, fasilitas yang disediakan, serta pemilihan lokasi yang tepat, dimana
pembangunan kantor sewa pada umumnya terletak pada jalur premier/jalur utama bagi zona
komersil. Menurut Hunt, W.D. (dalam Marlina, 2008)
Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada
pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,
kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir
secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata udara – tata cahaya, integrasi antara sistem tata udara buatan
alamiah, sistim tata cahaya buatan – alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material
dan instrument hemat energi. (Jimmy Priatman, Ir, 2005. Arsitektur Hemat Energi)
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa "perancangan rental office (kantor
sewa) Dengan Pendekatan Arsitektur hemat energi" merupakan suatu proses perencanaan sebuah kantor
sewa dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur hemat energi untuk menanggapi kondisi iklim di kota
kupang.
2.1.1 RENTAL OFFICE (KANTOR SEWA)
A. DEFINISI
kantor sewa adalah suatu bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan
secara professional. Ruang-ruang dalamnya terdiri dari ruang-ruang dengan fungsi yang
sama, yaitu fungsi kantor dengan status pemakai sebagai penyewa atas ruang yang
digunakannya.Pertimbangan perusahaan dalam memilih kantor sewa dapat berupa banyak
hal, dari kenyamanan, keamanan, fasilitas yang disediakan, serta pemilihan lokasi yang tepat,
dimana pembangunan kantor sewa pada umumnya terletak pada jalur premier/jalur utama
bagi zona komersil. Menurut Hunt, W.D. (dalam Marlina, 2008)
Berdasarkan kepemilikannya, gedung perkantoran terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Gedung perkantoran sewa Pada tipe gedung perkantoran sewa, yang disewakan
adalah besaran atau luasan tertentu dari gedung perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan
sesuai dengan jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus dikeluarkan bagi
penyewa adalah biaya sewa dan service charge kepada pengelola yang biasanya dihitung
berdasarkan luas ruangan yang disewa dan dibayar per bulan.
2. Gedung perkantoran Strata tittle (milik) Pada tipe gedung perkantoran Strata Title
(milik), ruang bangunan gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah tinggal ataupun
apartemen strata title. Namun pemiliknya harus tetap membayar service charge per bulan
sebagai biaya perawatan dan pemeliharaan gedung.
B. JENIS JENIS KANTOR SEWA
Rental office menurut tujuan dibangun dibagi menjadi empat macam yaitu :
1. Tenant-Owned Office Building Rental office jenis ini dibangun dengan pemilik
berperan sekaligus sebagai penyewa sebagian besar luas kantor. Penampilan
bangunan dapat memenuhi keinginan pemilik, menunjukkan image perusahan
pemilik.
2. Speculative Office Building Keberhasilan pembangunan rental office jenis ini
dilihat dari tingkat penghunian atau berapa besar pemilik/penyokong dan
menerima pendapatan dari hasil sewa bangunan. Rancangannya harus dapat
memenuhi kebutuhan pasar yang masing-masing bergerak dalam bidang usaha
yang berlainan sehingga mempunyai tuntutan yang berlainan.
3. Investment Office Building Bangunan kantor jenis ini pada umumnya untuk
disewakan dengan ciri ciri:
a. Perusahaan pemakainya khusus.
b. Pada site lainnya tidak biasa.
c. Untuk penyewaan dengan sistem multiple tenancy floor dengan satu
perusahaan menyewa sebagian ruang kantor
4. Tailor Made Building/Custom-Designed Office BuildingRental office jenis ini
dibangun dengan tujuan untuk dipakai sendiri. Pemakai kantor jenis ini pada umumnya
pemerintah atau suatu departemen.
Bangunan kantor yang dibangun dengan tipe tailor made building mempunyai
beberapa keuntungan :
 Pilihan lokasi banyak sesuai dengan sasaran kegiatan.
 Dapat dibangun dengan fasilitas khusus sebagai kenyamanan
rekreasional bagi karyawan atau untuk mewadahi peralatan khusus
bagi pelayanan kantor.
 Bangunan dapat dibangun dengan tipe luas ruang yang bervariasi
sesuai dengan pola kerja pemakai ruang dan dapat diatur untuk
mengantisipasi perkembangan kegiatan.
 Dapat dirancang secara lebih kreatif untuk mendapatkan image yang
berbeda-beda.
C. KLASIFIKASI KANTOR SEWA
Rancangan
kantor
sewa
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
berbagai
pertimbangan, yaitu ruang sewa, peruntukan, jumlah penyewa, pengelolaan, pembagian
layout denah, kedalaman ruang, dan tipikal jalur pencapaiannya (Marlina, 2008).
1. Klasifikasi Berdasarkan Modul Ruang Sewa
Dimensi modul ruang sewa dapat ditentukan dengan mempertimbangkan tiga hal,
yaitu (Marlina, 2008):
 Kesesuaian dengan modul struktur bangunan dalam upaya mencapai
efisiensi biaya bangunan serta efektivitas ruang yang terbentuk
 Standar ruang gerak dari berbagai aktivitas sesuai dengan fungsi-fungsi
yang direncanakan diwadahi dalam kantor sewa tersebut.
 Kelengkapan fasilitas yang direncanakan sesuai tuntutan aktivitas,
keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
2. Klasifikasi Berdasarkan Peruntukannya
Sebuah kantor sewa dapat direncanakan untuk mewadahi fungsi tertentu
yang berdampak pada tuntutan ruang-ruang yang mewadahi aktivitas tertentu
sesuai karakter penggunaanya, dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai karakter
penggunanya, dilengkapi dengan kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Oleh
karenanya, kelengkapan dan karakter ruang-ruang serta fasilitas yang harus
dipenuhi berbeda-beda pada setiap kantor sewa sesuai dengan klasifikasinya
berdasarkan fungsi yang ditampilkan sebagai berikut (Marlina, 2008
 Kantor sewa fungsi tunggal.
 Kantor sewa fungsi majemuk.
3. Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Penyewa
Kantor sewa merupakan bangunan yang diadakan dengan tujuan
komersial, yaitu penyewaan ruang. Sesuai tujuannya, ruangruang di dalamnya
dapat disewakan oleh satu atau sejumlah penyewa sesuai kemampuan
konsumen. Sebaliknya, seorang penyewa dapat menyewa satu atau beberapa
unit ruang sewa sekaligus. Sifat tersebut membuat kantor sewa dapat pula
diklasifikasikan berdasarkan jumlah konsumen yang menyewa ruangnya
sebagai berikut (Time Saver Standards for Building Types, 1990):
 Penyewa bangunan tunggal.
 Penyewa lantai tunggal.
 Penyewa lantai majemuk.
4. Klasifikasi Berdasarkan Pengelolanya
Selain dari aspek penyewanya, kantor sewa juga dapat diklasifikasikan dari
sisi pengelolanya, yaitu (Marlina, 2008):
 Tenant owned office building.
 Speculative office building.
 Investment type of office bilding.
 Tailor made building.
5. Klasifikasi Berdasarkan Layout Denah
Menurut Duffy (1987) (dalam Marlina, 2008) pembagian kantor pada suatu
bangunan kantor dapat dikelompokkan sebagai berikut:
 Cellular system
 Group space system
 Landscape/ open plan system.
6. Klasifikasi Berdasarkan Kedalaman Ruang
Berdasarkan
kedalaman
ruang-ruangnya,
kantor
sewa
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Marlina, 2008):
 Shallow space, apabila ruang-ruangnya dirancang dengan
Kedalaman ruang terjauh berada pada jarak 12 m, memungkinkan
untuk konfigurasai single office room yang terbentuk linier.
Ventilasi pada parimeter akan mencukupi untuk ruang-ruang kecil
yang mengelilingi koridor. Ruang-ruang tersebut sangat cocok
untuk pemakaian individu yang membutuhkan privacy tinggi atau
untuk kelompok-kelompok kecil.
 Medium deep space, Mempunyai kedalaman ruang antara 6 m – 10
m untuk tipe single zone place. Untuk double zone place akan
menghasilkan kedalaman antara 14 m – 22 m. Ruang-ruang yang
dihasilkan mempunyai kemungkinan tidak terjangkau jendela luar.
Umumnya semua jenis aktivitas kantor dapat ditampung pada
ruang-ruang dengan kedalaman ini dengan perencanaan yang lebih
bebas. Pembagian ruang untuk berbagai penyewa tidak banyak
mengalami kesukaran.
 Deep space Mempunyai kedalaman ruang antara 11 m – 19 m
namun lebih sering digunakan kedalaman 15 m. Ruang-ruang pada
kedalaman ini dapat dibagi menjadi beberapa kantor yang lebih
kecil.
 Very deep space, apabila ruang ruangnya mempunyai kedalaman
lebih dari 20 m.
7. Klasifikasi Berdasarkan Tipikal Pencapaian
Rancangan sebuah kantor sewa dengan strategi tipikal meliputi rancangan
jalur pencapaian ke ruang-ruang di setiap lantai yang juga tipikal. Berdasarkan
tipikal jalur pencapaiannya, kantor sewa dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Marlina, 2008):
 Tipe koridor terbuka
 Tipe menara.
D. KARAKTERISTIK KANTOR SEWA
1. Berdasarkan Organisasi Berdasarkan organisasinya kantor sewa terbagi atas
beberapa jenis, yaitu :
 Commercial office, yaitu seperti perkantoran yang digunakan untuk
perdagangan dan asuransi.
 Industrial office, yaitu jenis kantor ini mempunyai hubungan dengan
pabriknya.
 Professional office, yaitu jenis kantor yang hanya digunakan dalam jangka
waktu tertentu saja.
 Institutional office, yaitu jenis kantor yang digunakan dalam jangka waktu
panjang.
2. Berdasarkan Sifat dan Tujuan Berdasarkan sifat dan tujuannya, kantor sewa
terbagi atas :
 Kantor sewa komersil, yaitu kantor sewa yang mempunyai sifat komersil
dengan tujuan untuk mencari keuntungan.
 Kantor sewa non komersil, yaitu kantor sewa yang sifatnya tidak untuk
mencari keuntungan.
3
Berdasarkan Sistem Sewa
 Net system yaitu system sewa dengan memperhitungkan luas lantai
bersih, sehingga harga sewa per meter persegi tinggi.
 Gross system yaitu system sewa dengan memperhitungkan luas lantai
kotor, sehingga harga sewa per meter persegi rendah. Dengan system
seperti ini cocok untuk sewa per lantai.
Untuk kategori Kantor Sewa yang berdasar sistem sewa, jenis sewa terbagi
atas :
 Sewa biasa adalah penghuni membayar uang sewa kepada pemilik
bangunan sesuai dengan perjanjian tanpa terikat batas waktu.
 Sewa beli adalah uang sewa berfungsi sebagai angsuran pembelian,
bila angsuran sudah memenuhi harga yang ditetapkan, maka
bangunan menjadi milik penghuni.
 Sewa kontrak adalah penghuni membayar uang sewa secara
periodik sesuai dengan persetujuan, apabila masa kontrak berakhir
dapat diadakan perjanjian baru.
E. PENGUNA KANTOR SEWA
Secara umum, pengguna kantor sewa ada tiga, yaitu:
 Pemilik/pengelola
Pengelola adalah pemilik dari perkantoran/kantor sewa dimana
motivasi dari pengelola adalah mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya dan mengharapkan agar pemakai menyewa seluruh lantai
banguanan.
 Penyewa
Penyewa adalah yang menyewa ruang-ruang yang telah disediakan
oleh pengelola dimna penyewa mengharapkan agar ruangruang/kantor yang disewa Nampak terlihat menarik sehingga
mampu menarik minat konsumen untuk menggunakan jasanya.
 Pengunjung
Konsumen adalah sebagai target penyewa dimana konsumen
diharapkan menggunakan jasa penyewa dalam penyediaan
permintaan jasa ataupun barang.
Pengelola dan penunjung mempunyai karakter dan kegiataan yang berbeda antara
satu dengan lainnya sesuai latar social budaya serta bidang usaha yang di lingkupinya.
Pemilahan dan pengelompokan penyewa menjadi salah satu faktor yang mengpengaruhi
perancangan
sebuah
kantor
sewa.keterkaitan
antara
satu
sama
lain
(pengelola,penyewa,serta konsumen) di dasarkan pada adanya persamaan kepentingan
dan saling ketergantungan dalam menunjang aktifitas.adanya persamaan kepentingan dan
hubungan yang saling mendukung inilah yang menciptakan hubungan erat antar pelaku
kegiatan. Hubungan antar pelaku kegiatan ini dapat dilihat sebagai berikut :
 Aktifitas utama yang dilakukan oleh pelaku adalah aktifitas perkantoran,
baik itu berupa pekerjaan admunistrasi, ataupun yang lainnya.
 Aktifitas penujang laiinya berupa kegiataan pelayanan jasa maupun jual
beli barang yang berlansung di dalam gedung serta operasional dan
pemeliharaannya.
 Aktifitas yang tidak lansung adalah kegiatan yang secara tidak lansung
menunjang kegiataan utama yaitu model manajemen yang di tangani oleh
pihak-pihak property.
DAFTAR PUSTAKA
BPS kota kupang. 2020 . kota kupang Dalam Angka.
Jamala, N. (2015). ANALISIS PENCAHAYAAN BANGUNAN HEMAT ENERGI (Studi kasus:
Gedung Wisma Kalla di Makassar). Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
15
Publikasi PDRB Kota Kupang Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 pada 27 maret 2021 pada
01.25 WITA
Rtrw kota kupang 2020
Website
https://kupangkota.bps.go.id/publication/2020/12/28/09 . pada 27 maret 2021 pada 01.25 WITA
https://kupangkota.bps.go.id/publication/download.html pada 27 maret 2021 pada 01.25 WITA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kupang pada 02 april 2021 pada 01.42 wita
Download