1. PENDAHULUAN A. Sejarah pendirian fakultas kedokteran gigi universitas YARSI Sejarah pendirian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas. YARSI diawali dengan pembentukan Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia (YARSI) lahir pada tanggal 11 April 1967 di Jakarta. Ketua pendiri YARSI ialah Prof. Asri Rasad, dr., M.Sc., Ph.D. YARSI pada mulanya hanya memfokuskan pada sumber daya Muslim pada lapangan medik atau kesehatan yang ketika itu masih sangat jarang. Keadaan itu dapat digambarkan pada tahun 1967 sangat jarangnya rumah sakit Muslim atau institut kedokteran Muslim di Jakarta. YARSI melahirkan jasa pendidikan sebagai Perguruan Tinggi Kedokteran YARSI Jakarta pada tanggal 15 April 1967 yang pada tahun 1969 sesuai dengan UU no. 22 tahun 1961 statusnya telah berubah menjadi Sekolah Tinggi Kedokteran YARSI Jakarta. YARSI pada awalnya pemberi jasa pendidikan kedokteran Islam di Jakarta pada saat itu. Upaya dan niat yang kuat dari Yayasan YARSI dalam meningkatkan mutu pendidikan serta memodernisasi kampus barunya dengan motto “SMART Campus that you can rely on”, telah membuktikan prestasinya dengan hasil sebagai berikut: Diperolehnya nilai “A” sebagai hasil akreditasi dari Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT) nomer 031/BAN-PT/Ak-XII/S1/X/2009 yang berlaku sejak 23 Oktober 2009 sampai 23 Oktober 2014. Dibangunnya gedung baru yang modern yaitu MENARA YARSI berlantai 14 di lahan seluas 3,5 HA Dibangunnya gedung Rumah Sakit Gigi dan Mulut dengan ketersediaan dental unit sebanyak 50 dan 1 dental unti untuk ruang eksekutif. Pembangunan Gedung RSU Pendidikan berlantai 16 dengan kapasitas 350 tempat tidur . Prestasi tersebut mampu diraih, dikarenakan adanya keseriusan dan kesungguhan Yayasan YARSI dalam mengutamakan mutu pendidikan. Berdasarkan prestasi potensi dan fasilitas tersebut telah membulatkan niat Yayasan YARSI untuk mengembangkan Program Pendidikan Kedokteran Gigi dan R.S Gigi dan Mulut. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI (selanjutnya disebut FKG) Universitas YARSI berdiri sejak tahun 2012, sebelum menjadi fakultas, terlebih dahulu sebagai Program Studi Kedokteran Gigi dibawah pembinaan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Program Studi Kedokteran Gigi tersebut dibuka pada tahun 2012, berdasarkan izin pemerintah melalui S.K.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 306/E/0/2012. Kemudian pada tahun 2017 Program Studi Kedokteran Gigi tersebut dialih statuskan menjadi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI setelah mendapatkan akreditasi dari LAM.P.T.KES dengan peringkat “B”. Pembentukan Fakultas Kedokteran Gigi tersebut berdasarkan SK Pengurus Yayasan YARSI no. 218/PEN/KEP/VII/2017, dengan rekomendari Kemristek Dikti no. 1343/L4/KL/2018, tanggal 12 April 2018. Visi, misi, dan tujuan fakultas kedokteran gigi universitas YARSI Halaman 1 dari 54 1. Visi Visi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI adalah: ”Terwujudnya Fakultas Kedokteran Gigi Islam yang bermutu tinggi, terpandang, berwibawa, dan mampu bersaing di fora nasional maupun internasional.” 2. Misi a. Terwujudnya institusi pendidikan dokter gigi yang bermutu yang diakreditasi baik secara nasional maupun internasional dan menghasilkan dokter gigi muslim yang bermutu dan mengamalkan profesinya secara Islami dengan unggulan di bidang kedokteran gigi estetik dan painless dentistry. b. Melaksanakan kajian dan penelitian yang bermutu, sehingga menghasilkan pengetahuan dan teknologi baru yang bermanfaat bagi kemanusiaan secara Islami. c. Melaksanakan berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara Islami. d. Mengembangkan kelembagaan yang bertata kelola baik (Good faculty governance) dan berorientasi pada mutu dan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional 3. Tujuan a. Terwujudnya lulusan yang bermutu dan mengamalkan profesi sesuai dengan syariat Islam b. Terwujudnya penelitian berbasis iptek dan Islam yang bermanfaat bagi kemanusiaan di tingkat nasional dan internasional c. Terwujudnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis iptek dan nilainilai Islam d. Terwujudnya kelembagaan yang bertata kelola baik (Good faculty governance) dan berorientasi pada mutu dan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. c. Struktur Organisasi dan Personalia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI. Fak. Kedokteran Gigi Univ. YARSI merupakan salah satu fakultas dari 6 fakultas yang tergabung dalam Universitas YARSI serta diselenggarakan oleh Yayasan YARSI sebagai badan hukum. Halaman 2 dari 54 Struktur organisasi dan personalia Jabatan Nama Ketua Pengurus Yayasan YARSI Rektor Universitas YARSI Wakil Rektor I Wakil Rektor II Prof. dr. H. Jurnalis Uddin, PAK Prof. dr. Fasli Jalal, PhD Miranti Pusparini, dr, M.Pd.(Ked) Dr. Tripanjiasih Susmiarsi, S.Si, M.Biomed, PA Dr. Himmi Marsiati, Dra. M.Si Dr. Fitri Tunjungsari, ST, M.Sc Dr. Sonya Priyadharsini, drg, M.Si Audiawati Surachmin, drg, Sp.PM Wakil Rektor III Wakil Rektor IV Ketua Senat Akademik FKG Univ. YARSI Sekretaris Senat Akademik FKG Univ. YARSI DEKAN Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI. Ketua Prodi Profesi FKG Univ. YARSI Sekretaris Prodi Profesi FKG Univ. YARSI Sub Komisi Pertimbangan Pendidikan Akademik Kepala Pusat Pendidikan Kedokteran Gigi Prodi Profesi Sub komisi kurikulum Koordinator Penelitian Prodi Profesi Koordinator Pengabdian kepada Masyarakat tahap Profesi Sub Komisi Pertimbangan Pendidikan Profesi Sub Komisi Etik Ketua Komisi Pra Koas Prodi Profesi Ketua Komisi Kepaniteraan Prodi Profesi Staf Tata Usaha Fak. Kedokteran Univ. YARSI. Prof. Dr. Bambang S. Trenggono, drg, M.Biomed Anita Rosa Delima, drg, Sp.KG Djuned Prasonto, drg, Sp.KGA Dr. Sonya Priyadharsini, drg, M.Si Dr. Fazwishni Siregar, drg, Sp.Ort Agus Ardinansyah, drg., MPd.Ked Prof. Dr. Dewi Nurul M, drg, MS, Sp.Perio (K). Bimo Rintoko, drg, Sp.Pros Ardin Amir, drg, DDS, FICD Umi Susana Widjaja, drg, Sp.PM Hesti Witasari Jos Erry, drg, SpKG Ahmad Ronal, drg, SpPM M. Syarifuddin Nurul Inayati Agus Gunawan Halaman 3 dari 54 2. PROGRAM DAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI Program pendidikan profesi merupakan pendidikan bagi mahasiswa yang bertujuan untuk pencapaian kompetensi klinik yang menitikberatkan pada kompetensi psikomotorik atau skill berupa keterampilan dalam memberikan perawatan kepada pasien yang meliputi kemampuan mendiagnosis, menyusun rencana perawatan, melakukan tindakan perawatan serta melakukan rehabilitasi medik di bidang kedokteran gigi. Proses pendidikan profesi dilaksanakan melalui kegiatan kepaniteraan klinik setelah mahasiswa menyelesaikan pendidikan akademik. Kepaniteraan klinik adalah kegiatan pembelajaran klinik oleh mahasiswa yang mengintegrasikan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif untuk melakukan tindakan asuhan perawatan kedokteran gigi kepada pasien di bawah bimbingan dan pengawasan Dosen Pembimbing Klinik (DPK). Kurikulum pendidikan profesi dokter gigi mengacu pada standard kompetensi dokter gigi Indonesia. Untuk mencapai tujuan program pendidikan profesi dokter gigi maka pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan metode pendidikan dan pelatihan berdasarkan kompetensi (Competency-based Education and Training), yang meliputi kompetensi klinik dan manajemen kesehatan masyarakat dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI, rumah sakit jejaring, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. A. Tujuan program pendidikan profesi Tujuan program pendidikan profesi agar mahasiswa memiliki kompetensi untuk berperan sesuai dengan profil dokter gigi lulusan FKG YARSI. B. Profil lulusan program pendidikan profesi Profil dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI mengikuti profil lulusan yang telah disepakati dalam forum AFDOKGI (Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi) dan mengacu pada profil lulusan Universitas YARSI. Profil Dokter Gigi lulusan FKG UY adalah seorang dokter gigi yang profesional, memiliki akhlak dan sikap perilaku Islami serta mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk berperan sebagai: 1. Care provider Seorang doker gigi yang mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk menegakkan diagnosis, menyusun rencana perawatan serta melakukan tindakan pengobatan dan perawatan kepada pasien. 2. Decision maker Seorang dokter gigi yang mempunyai kompetensi dan mampu mengambil berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan pasien perorangan maupun komunitas. Halaman 4 dari 54 3. Communicator Seorang dokter gigi yang mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain baik peroangan maupun kelompok masyarakat sehingga pesan-pesan serta gagasan dan idenya dapat dimengerti dan diterima. 4. Community leader Seorang dokter gigi yang memiliki sikap pemimpin dan kemampuan untuk memimpin suatu tim atau organisasi khususnya di kesehatan. 5. Manager Seorang dokter gigi yang memiliki kompetensi untuk mengelola suatu program dan yang dapat bekerja secara efektif dan harmonis dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi sistem pelayanan kesehatan. 6. Educator researcher Seseorang yang mampu bertindak sebagai pendidik profesional dan ilmuwan, yang senantiasa mampu mengembangkan diri sesuai kemajuan iptek secara tepat guna melalui penambahan ilmu dan penelitian 7. Creator dan innovator Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan kesehatan di lingkungannya serta memikili kreativitas dan inovasi untuk membuat perubahan dan solusi untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat 8. Insan intelektual Islami Seseorang yang memiliki kepribadian Islami, memiliki pengetahuan integratif dengan nilai keIslaman, dan berketerampilan sesuai ajaran agama Islam. Profil ke-8 ini merupakan aspek pencirian bagi seluruh unsur profil dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI atau sebagai profil utama. C. Capaian pembelajaran (Learning Outcome) Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Kode Capaian Pembelajaran PENGETAHUAN (P) P1 Setiap lulusan program pendidikan profesi harus memiliki pengetahuan terintegrasi antara keilmuan dan nilai-nilai Agama Islam P2 Menguasai pengetahuan faktual tentang: a. b. c. d. Hukum kesehatan Kebijakan lokal, regional, dan global tentang kesehatan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi Standar kompetensi dokter gigi P3 Menguasai prosedur perawatan klinis dalam bidang kedokteran gigi P4 Menguasai prinsip-prinsip: a. Psikologi kesehatan b. Ilmu biostatistik c. Epidemiologi Halaman 5 dari 54 Kode Capaian Pembelajaran Menguasai konsep aplikatif: P5 a. Dasar etik kedokteran b. Teknik perawatan klinis di bidang kedokteran gigi P6 Menguasai konsep teoritis secara umum tentang: a. Ilmu biomedik meliputi anatomi, histologi, fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, mikrobiologi, biologi, biokimia, farmakologi, serta ilmu gizi b. Ilmu kedokteran klinik meliputi penyakit dalam, THT, kulit dan kelamin, ilmu kesehatan mata, neurologi, bedah umum c. Perkembangan mental anak d. Ilmu kedokteran paraklinik meliputi patologi anatomi, patologi klinik e. Forensik kedokteran gigi P7 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang: a. Biologi oral b. Morfologi makroskopis, mikroskospis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh manusia secara terpadu. c. Proses tumbuh kembangdentokraniofasial prenatal dan pascanatal d. Komunikasi kesehatan dan komunikasi teurapeutik P8 Menguasai konsep aplikasi tentang: a. Patogenesis penyakit/ kelainan yang meliputi, infeksi, dan non infeksi. b. Sterilisasi, desinfeksi dan asepsis c. Obat-obat yang digunakan untuk penyakit gigi dan mulut, termasuk efek samping dan interaksinya. d. Tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut e. Berfikir analitis guna mendukung evidence based dentistry f. Metodologi penelitian P9 Menguasai konsep aplikasi dalam: a. Ilmu kedokteran gigi klinik untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif b. Biomaterial dan teknologi kedokteran gigi c. Radiologi kedokteran gigi d. Ilmu kesehatan gigi masyarakat e. Manajemen kesehatan SIKAP (S) S1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika; S3 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; S4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; S5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; Halaman 6 dari 54 Kode Capaian Pembelajaran S6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; S9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dan S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. S11 Menjalani kehidupannya sebagai seorang muslim yang saleh dan taat tanpa terikat ruang dan waktu S12 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya. S13 Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan, dan pasien S14 Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran (veracity) dan adil (justice). S15 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius S16 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika S17 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila S18 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangs S19 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain S20 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan S21 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara S22 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik S23 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri S24 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan S25 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya S26 Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan, dan pasien. S27 Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran (veracity) dan adil (justice). Halaman 7 dari 54 KETERAMPILAN UMUM (KU) KU1 Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; KU2 Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif; KU3 Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik KU4 Mampu mengomunikasi-kan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat dipertang-gungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya; KU5 Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat KU6 Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja; KU7 Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis organisasi; KU8 Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya; KU9 Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; KU10 Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya; KU11 Mampu bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya; KU12 Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri; KU13 Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya; KU14 Mampu mendokumen-tasikan, menyimpan, mengaudit, mengaman-kan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya. KU15 Mampu mengikuti perkembangan keilmuan dan keahlian profesi (long life learner) KU16 Mampu membaca dan menulis (mengutip) huruf Al Qur’an sejalan dengan bidang keilmuannya KETERAMPILAN KHUSUS (KK) KK1 Mampu melakukan anamnesis secara mandiri dengan menggali riwayat pasien (riwayat keluarga dan psikososial ekonomi, riwayat kepenyakitan dan pengobatan, riwayat perawatan gigi mulut, perilaku) yang relevan dengan keluhan utama melalui metode komunikasi efektif terhadap pasien simulasi. Halaman 8 dari 54 KK2 Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik yang meliputi pemeriksaan ekstra dan intra oral secara mandiri pada pasien simulasi dengan akurat serta mampu menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi dan kode etik. KK3 Mampu mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medik yang komprehensif untuk keperluan identifikasi odontologi forensik sesuai dengan Disaster Victim Identification (DVI) sebagai bahan untuk menentukan rencana perawatan gigi mulut secara kelompok KK4 Mampu menegakkan diagnosis awal, diagnosis banding, diagnosis akhir dan menetapkan prognosis kelainan atau penyakit gigi mulut secara teoritis berdasarkan patogenesis dengan mempertimbangkan derajat resiko penyakit melalui interpretasi, analisis, dan sintesis data kasus sesuai standar klasifikasi penyakit internasional (International Classification of Diseases) secara mandiri. KK5 Mampu menyusun rencana perawatan gigi mulut berdasarkan analisis data kasus sesuai konsep kedokteran gigi klinik, kedokteran gigi pencegahan, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinik dan ilmu biomedik yang relevan dengan mempertimbangkan siklus hidup pasien dan kondisi sosio-budaya secara mandiri KK6 Mampu membuat keputusan dan melakukan perawatan gigi mulut pada manekin secara mandiri sesuai dengan metode dan prosedur baku dibawah bimbingan dosen. KK7 Mampu memilih dan mendemonstrasikan penggunaan material, peralatan, dan teknologi kedokteran gigi untuk perawatan gigi mulut pada panthom dan/atau pasien simulasi sesuai indikasi secara mandiri KK8 Mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan rasa nyeri, takut dan cemas dengan pendekatan farmakologik dan/atau non farmakologik secara mandiri. KK9 Mampu membuat kajian secara mandiri permasalahan bidang kedokteran gigi pada pasien atau masyarakat, dan mengusulkan alternatif solusi yang inovatif dengan pendekatan evidence-based dentistry yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik. KK10 Mampu mendemonstrasikan pengelolaan praktik dan lingkungan kerja yang ergonomik dengan menerapkan prinsip manajemen kesehatan termasuk keselamatan kerja, kontrol infeksi dan konsep green dentistry secara mandiri atau kelompok. KK11 Mampu mengambil keputusan medik berdasarkan data kasus untuk merujuk pasien kepada sejawat dan/atau penyelenggara kesehatan lain berdasarkan standar prosedur operasional secara mandiri. KK12 Mampu merancang, mendemonstrasikan dan mengevaluasi upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit gigi mulut masyarakat secara kelompok. KK13 Mampu mendemonstrasikan cara mengelola perilaku pada pasien simulasi dengan menerapkan prinsip manajemen perilaku secara mandiri dan kelompok KK14 Mampu melakukan kolaborasi antar profesi kesehatan dalam mengelola kesehatan pasien simulasi secara kelompok. KK15 Mampu mendemonstrasikan cara mengidentifikasi dan tindakan medik pada manekin sesuai dengan prosedur bantuan hidup dasar (basic life support) dan kegawatdaruratan dental terbatas secara mandiri dan kelompok. Halaman 9 dari 54 D. Domain Domain I : Profesionalisme Melakukan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang berlaku. Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 1. Etik dan Jurisprudensi 1.1. Mampu melakukan praktik kedokteran gigi secara profesional berdasarkan etik dan yurisprudensi yang berlaku. 1.1.1. Memahami masalah - a) Menerapkan filosofi, masalah yang berhubungan hukum dan etika dengan etika dan hukum kedokteran gigi, yang berkaitan dengan menjaga kerahasiaan praktik kedokteran gigi. profesi, membedakan hak dan kewajiban 1.1.2. Menerapkan etika dokter dan pasien kedokteran gigi serta secara professional. hukum yang berkaitan b) Membangun dengan praktik kedokteran komunikasi dan gigi secara profesional. hubungan terbuka dan jujur serta saling 1.1.3. Melakukan menghargai dengan pelayanan kesehatan Gigi pasien, pendamping Mulut sesuai dengan kode pasien dan sejawat. etik. c) Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan tanggungjawab administratif, pelanggaran etik, disiplin dan hukum yang diberlakukan bagi profesi Kedokteran Gigi berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. 2. Analisis informasi kesehatan secara kritis, ilmiah dan efektif 2.1.Mampu menganalisis kesahihan informasi dan memanfaatkan teknologi informasi kesehatan gigi mulut secara ilmiah, 2.1.1. Menganalisis secara kritis kesahihan informasi. 2.1.2. Mengelola informasi kesehatan secara ilmiah, a) Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi mutakhir untuk mencari dan menilai Halaman 10 dari 54 efektif, sistematis dan komprehensif dalam mengambil keputusan efektif, sistematis dan komprehensif. informasi yang sahih dari berbagai sumber secara professional. 2.1.3. Menggunakan pola b) Menyusun dan berpikir kritis dan alternatif menyajikan karya dalam mengambil ilmiah sesuai dengan keputusan. konsep, teori, dan kaidah penulisan 2.1.4. Menggunakan ilmiah secara lisan dan pendekatan evidence based tertulis. dentistry dalam pengelolaan c) Menerapkan pola kesehatan Gigi Mulut berpikir ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengelolaan kesehatan gigi mulut. d) Menggunakan informasi kesehatan secara professional untuk kepentingan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan gigi mulut. 3. Komunikasi 3.1.Mampu melakukan komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara efektif dan bertanggung jawab baik secara lisan maupun tulisan dengan pasien semua usia, keluarga atau pendamping pasien serta masyarakat, teman sejawat dan profesi kesehatan lain yang terkait. 3.1.1. Melakukan komunikasi secara santun dengan pasien dalam kedudukan yang setara. 3.1.2. Mengembangkan empati dalam menggali keluhan pasien dan permasalahan kesehatan gigi mulut secara holistik dan komprehensif. a) Melakukan komunikasi interpersonal, tatalaksana rujukan, tatalaksana informed consent, advokasi dan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi mulut . 3.1.3. Melakukan prosedur informed consent dan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar. 3.1.4. Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan, membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan. Halaman 11 dari 54 3.1.5. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainya jika diperlukan. 3.1.6. Melakukan komunikasi dengan masyarakatdalam upaya mengidentifikasi masalah kesehatan gigi mulut. 3.1.7. Melakukan advokasi dan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka pemecahan masalah kesehatan gigi mulut. 4. Hubungan sosiokultural dalam bidang kesehatan gigi mulut 4.1.Mampu mengelola dan menghargai pasien dengan keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras melalui kerjasama dengan pasien dan berbagai fihak terkait untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi mulut yang bermutu. 4.1.1. Memanfaatkan keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras berdasarkan asal usul pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi mulut. a) Menerapkan prinsipprinsip psikososial dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut. 4.1.2. Memperlakukan pasien secara manusiawi tanpa membedabedakan satu sama lainnya. 4.1.3. Membangun kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menunjang peningkatan kesehatan gigi mulut. Domain II : Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Memahami ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinik yang relevan, ilmu kedokteran gigi dasar, ilmu kedokteran gigi terapan dan ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu kedokteran gigi. Halaman 12 dari 54 Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 5. Ilmu Kedokteran Dasar 5.1.Mampu menguasai konsep-konsep teoritis ilmu pengetahuan biomedik yang relevan dengan penyakit gigi mulut 5.1.1. Menggunakan ilmu pengetahuan biomedik yang relevan dengan bidang kedokteran gigi untuk menegakkan diagnosis, menetapkan prognosis dan merencanakan tindakan kedokteran gigi. a) Mengkaji struktur mikroskopis dan makroskopis organ sistem tubuh manusia secara terpadu, sebagai landasan pengetahuan untuk diagnosis, prognosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran gigi b) Mengkaji proses tumbuh kembang dentokraniofasial prenatal dan pascanatal. c) Mengkaji konsep dasar penyakit/ kelainan infeksi, dan non infeksi. d) Memahami prinsip sterilisasi, desinfeksi dan asepsis. e) Memahami konsep dasar farmakologi dan farmakoterapi kedokteran gigi. f) Memahami konsep dasar radiologi untuk bidang kedokteran gigi. 6. Ilmu Kedokteran Klinik 6.1.Mampu menguasai konsep-konsep teoritis Ilmu kedokteran klinik yang relevan sebagai sumber keilmuan dalam melakukan tindakan kedokteran gigi. 6.1.1.Memahami ilmu kedokteran klinik yang relevan sebagai pertimbangan dalam melakukan tindakan kedokteran gigi pada pasien medik kompromis a) Mengkaji ilmu kedokteran klinik yang bermanifestasi di rongga mulut pada pasien medik kompromis secara holistik dan komprehensif. Halaman 13 dari 54 b) Mengkaji tatalaksana kedokteran klinik sebagai dasar dalam melakukan tindakan pengembalian fungsi optimal sistem stomatognati 7. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar dan Ilmu Kedokteran Gigi Terapan 7.1.Mampu menggunakan prinsipprinsip ilmu kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan untuk menunjang keterampilan dan penelitian di bidang kedokteran gigi. 7.1.1.Mengaplikasikan Ilmu Biologi Oral, Biomaterial dan Teknologi Kedokteran Gigi, Radiologi Kedokteran Gigi dan Ilmu Kedokteran Gigi Forensik untuk menunjang keterampilan preklinik dan klinik, serta penelitian bidang kedokteran gigi. a) Mengkaji ilmu-ilmu kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan untuk pengembangan ilmu kedokteran gigi. b) Mengkaji biomaterial dan teknologi kedokteran gigi yang akan digunakan untuk mengembalikan fungsi stomatognati yang optimal. c) Mengkaji ilmu kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan dalam penyelesaian berbagai kasus medik dental melalui penilaian klinik (clinical appraisal). d) Menganalisis hasil penelitian kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan yang berkaitan dengan kasus medik dental dan disiplin ilmu lain yang terkait. 8. Ilmu Kedokteran Gigi Klinik 8.1.Mampu menggunakan ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk melakukan pelayanan 8.1.1. Menerapkan prinsip pelayanan kesehatan gigi mulut yang meliputi tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. a) Mengkaji ilmu-ilmu yang relevan dengan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Halaman 14 dari 54 kesehatan gigi mulut yang efektif dan efisien 8.1.2. Menerapkan prinsipprinsip tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk mengembalikan fungsi sistem stomatognatik. b) Mengkaji ilmu-ilmu kedokteran gigi klinik yang berkaitan dengan tatalaksana pengembalian fungsi sistem stomatognatik. Domain III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik Melakukan pemeriksaan, mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan untuk mencapai kesehatan gigi mulut yang prima melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 9. Pemeriksaan Pasien 9.1.Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah-masalah penyakit gigi mulut secara komprehensif dengan pendekatan ilmu-ilmu dasar, ilmu kedokteran gigi klinik yang terkait dan psikososial. 9.1.1. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik dengan mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis dan sosial guna mengevaluasi kondisi medik pasien 9.1.2. Mengenal dan mengelola perilaku pasien secara profesional a) Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem stomatognatik. b) Menerapkan pemeriksaan komprehensif sistem stomatognatik dengan memperhatikan kondisi umum. c) Menentukan pemeriksaan penunjang laboratoris yang dibutuhkan dan menginterpretasikannya. d) Menentukan dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang radiologi intraoral dan ekstraoral yang dibutuhkan serta menghasilkan radiograf dengan alat foto sinar X intraoral. e) Menganalisis kondisi fisik, psikologis dan sosial pasien melalui pemeriksaan klinis. a) Menerapkan sikap saling menghargai dan saling percaya melalui komunikasi yang efektif Halaman 15 dari 54 b) c) 9.1.3. Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan gigi mulut dan keperluan ilmu kedokteran gigi forensik a) b) c) d) dan efisien dengan pasien dan/atau pendamping pasien. Menganalisis perilaku pasien yang memerlukan perawatan khusus secara professional. Mengidentifikasi kondisi psikologis dan sosialekonomi pasien berkaitan dengan penatalaksanaan lebih lanjut. Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif serta mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik. Membuat odontogram sesuai dengan pedoman yang berlaku Membuat data antemortem pada form untuk kepentingan identifikasi kedokteran gigi forensik. Membuat rencana perawatan di bidang kedokteran gigi berdasarkan catatan medik yang tertulis pada rekam medik. 10. Diagnosis 10.1.Mampu membuat kesimpulan yang valid dan mengambil keputusan yang tepat atas kelainan/ penyakit gigi mulut baik yang ringan maupun yang kompleks berdasarkan analisis dan interpretasi data klinik. 10.1.1.Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi mulut melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien a) Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja (sesuai ICD-DA10) berdasarkan analisis hasil pemeriksaan riwayat penyakit, temuan klinis, laboratoris, radiografis, dan alat bantu yang lain. b) Mengkaji kelainan/ penyakit jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta jaringan pendukung gigi. Halaman 16 dari 54 c) Mengkaji penyimpangan dalam proses tumbuh kembang kraniomaksilofasial yang mengakibatkan maloklusi dental dan skeletal. d) Mengkaji kondisi, kelainan/penyakit dan fungsi kelenjar saliva. e) Mengkaji penyakit mukosa mulut akibat inflamasi, gangguan imunologi, metabolit dan neoplastik. f) Mengkaji keadaan kehilangan gigi yang memerlukan tindakan rehabilitatif. g) Mengkaji kelainan sendi temporomandibular, oklusi dan gangguan fungsi mastikasi yang memerlukan perawatan. h) Mengkaji kelainan orokraniofasial dan hubungannya dengan kebiasan buruk. i) Mengkaji adanya manifestasi penyakit sistemik pada rongga mulut. j) Mengkaji derajat risiko penyakit rongga mulut dalam segala usia guna menetapkan prognosis. k) Mengkaji kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut 11. Rencana Perawatan 11.1.Mampu merumuskan solusi secara mandiri maupun kelompok untuk penyelesaian masalahmasalah penyakit gigi mulut baik yang ringan 11.1.1. Menentukan tindakan pencegahan serta merencanakan tahapan perawatan penyakit gigi mulut sesuai standar yang berlaku, berkomunikasi efektif dalam a) Merencanakan tindakan pencegahan dengan pendekatan psikososial dan ekonomi. b) Merencanakan tahapan perawatan penyakit gigi Halaman 17 dari 54 maupun kompleks secara komprehensif dan merencanakan pencegahannya dengan pendekatan psikososial dan ekonomi menyampaikan alternatif perawatan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. c) d) 11.1.2. Merencanakan tahapan perawatan penyakit gigi mulut yang memerlukan tatalaksana perawatan yang komprehensif dan adekuat a) b) c) 11.1.3. Menentukan rujukan yang sesuai a) b) mulut sesuai standar pelayanan yang berlaku. Mengidentifikasi temuan, diagnosis, rencana perawatan, resiko dan ketidak nyamanan dalam perawatan untuk mendapat persetujuan tindakan medik. Merencanakan tatakelola ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang berkaitan dengan pelaksanaan perawatan. Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien. Mengkomunikasikan hak dan tanggung jawab pasien yang berkenaan dengan rencana perawatan Bekerjasama dengan intraprofesional dan interprofesional untuk merencanakan perawatan yang akurat. Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/ kelainan pasien Mampu melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten sesuai dengan bidang terkait Domain IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik Melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan klinik Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 12. Pengelolaan Nyeri dan Kecemasan 12.1.Mampu mengelola 12.1.1.Mengendalikan nyeri a) Meresepkan obatdan menyelesaikan dan kecemasan pasien obatan secara benar dan disertai sikap empati. rasional. Halaman 18 dari 54 masalah-masalah nyeri dan kecemasan b) Mengatasi nyeri, dan kecemasan dengan pendekatan farmakologik dan non farmakologik. c) Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan nyeri (control of pain) untuk prosedur tindakan medik kedokteran gigi. Halaman 19 dari 54 13. Tindakan Medik Kedokteran Gigi 13.1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, dan teoritis dalam pengembangan keilmuan dan keterampilan melalui pendidikan dan pendidikan berkelanjutan sehingga mahir melakukan tatalaksana pasien dan tindakan medik kedokteran secara spesifik dengan mutu dan kualitas yang terukur berdasarkan prosedur baku saluran akar yang sesuai dengan indikasinya. 13.1.1. Melakukan tahapan perawatan konservasi gigi sulung dan permanen yang sederhana. 13.1.2. Melakukan tahapan perawatan penyakit/kelainan periodontal sederhana. 13.1.3. Melakukan perawatan maloklusi dental kasus sederhana pada pasien anak dan dewasa a) Mempersiapkan gigi yang akan di restorasi sesuai dengan indikasi, anatomi, fungsi dan estetik. b) Melakukan perawatan saluran akar dengan obat-obatan dan bahan kedokteran gigi pada gigi sulung dan permanen vital dan non vital. c) Memilih jenis restorasi pasca perawatan d) Membuat restorasi dengan bahan-bahan restorasi yang sesuai indikasi pada gigi sulungdan permanen. e) Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti hasil perawatan pada gigi sulung dan permanen. a) Melakukan perawatan awal penyakit/ kelainan periodontal pada pasien anak dan dewasa. b) Melakukan perawatan bedah sederhana penyakit/ kelainan periodontal. c) Melakukan perawatan restoratif pada penyakit/kelainan periodontal. d) Melakukan evaluasi dan menindaklanjutihasil perawatan dan pemeliharaan jaringan periodontal. a) Melakukan pencegahan maloklusi dental b) Melakukan perawatan maloklusi dental c) Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti hasil perawatan maloklusi dental Halaman 20 dari 54 13.1.4. Melakukan perawatan bedah minor sederhana pada jaringan keras dan lunak mulut 13.1.5. Melakukan perawatan non bedah pada lesi jaringan lunak mulut. 13.1.6. Melakukan perawatan kelainan oklusi dental 13.1.7. Melakukan perawatan area tidak bergigi (edentulous) kasus sederhana. 13.1.8. Menangani kegawatdaruratan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi. a) Melakukan pencabutan gigi sulung dan permanen b) Melakukan bedah minor sederhana pada jaringan lunak dan keras c) Melakukan tindakan bedah preprostetik sederhana. d) Menanggulangi komplikasi pasca bedah minor. a) Melakukan perawatan lesi-lesi jaringan lunak mulut. b) Memelihara kesehatan jaringan lunak mulut pada pasien dengan kompromis medik ringan. Melakukan tahap awal kelainan oklusi dental a) Melakukan perawatan kehilangan sebagian gigi dengan gigi tiruan lepasan dan cekat. b) Melakukan perawatan kehilangan seluruh gigi dengan gigi tiruan lepasan. c) Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan a) Menangani kegawatdaruratan kasus gigi mulut pada pasien anak dan dewasa. b) Menangani kegawatdaruratan akibat trauma dentoalveolar. c) Menangani kegawatdaruratan akibat penggunaan obatobatan. d) Menangani kegawatdaruratan pada pasien dengan kecemasan dan kompromis medis. Halaman 21 dari 54 13.2. Mampu mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam rangka mencari solusi masalah kesehatan gigi mulut. 13.2.1. Bekerja dalam tim secara efektif dan efisien untuk mencapai kesehatan gigi mulut yang prima e) Melakukan tindakan pertolongan pertama (Basic Life Support / BLS) pada kegawatdaruratan medik. a) Bekerja sama secara terintegrasi intradisiplin bidang ilmu kedokteran gigi secara professional dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut pasien b) Bekerja sama interdisiplin secara profesional dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut. c) Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara interdisiplin dan intradisiplin Domain V : Kesehatan Gigi Mulut Masyarakat Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi mulut yang prima Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 14. Melakukan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut Masyarakat 14.1.Mampu menyelesaikan masalahmasalah kesehatan gigi mulut masyarakat berbasis teknologi informasi sebagai penunjang tindakan promotif dan preventif yang dilaksanakan secara bersama-sama tim pelayanan kesehatan dari sistem jejaring kerja (networking) untuk mencapai tingkat kesehatan gigi mulut masyarakat yang optimal. 14.1.1. Mendiagnosis masalah kesehatan gigi mulut masyarakat 14.1.2. Melakukan upaya promotif dan preventif pada masyarakat a) Menilai kesehatan gigi mulut masyarakat dengan menggunakan data hasil survei, data epidemiologi dan evidence based dentistry. b) Mengidentifikasi faktor risiko yang berkaitan dengan masalah kesehatan gigi mulut masyarakat. c) Merencanakan program kesehatan gigi mulut masyarakat berdasarkan prioritas masalah. a) Menerapkan strategi promotif dan preventif kesehatan Halaman 22 dari 54 b) 14.1.3. Menggunakan teknologi informasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat a) b) c) 14.1.4. Bekerja dalam tim serta membuat sistem jejaring kerja (networking) yang efektif dan efisien dalam usaha menuju kesehatan gigi mulut yang optimal a) b) c) 15.1.Mengelola masalah perilaku kesehatan individu maupun masyarakat secara komprehensif dalam rangka promosi 15. Manajemen Perilaku 15.1.1.Mengidentifikasi kebutuhan pola pikir, sikap dan perilaku yang mendukung peningkatan kesehatan gigi mulut individu dan gigi mulut masyarakat. Mengevaluasi program kesehatan gigi mulut masyarakat yang telah dilaksanakan. Memanfaatkan teknologi informasi untuk program kesehatan gigi mulut masyarakat. Memanfaatkan teknologi informasi untuk penelusuran informasi dan sumber belajar di bidang kesehatan gigi masyarakat. Memanfaatkan teknologi informasi untuk pengumpulan dan pengolahan data di bidang kesehatan gigi masyarakat Melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat, dalam upaya mencapai kesehatan gigi mulut masyarakat Membangun sistem jejaring kerja dalam pelaksanaan program kesehatan gigi mulut masyarakat Melakukan jejaring kerja dengan masyarakat dan instansi terkait dalam upaya pemberdayaan masyarakat a) Mengidentifikasi perilaku kesehatan individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan gigi mulut. Halaman 23 dari 54 kesehatan gigi mulut individu dan masyarakat. masyarakat berdasarkan kelompok umur. 15.2. Mengembangkan 15.2.1. Menerapkan prinsipkemampuan manajerial prinsip manajemen dan dan kepemimpinan dalam organisasi kesehatan. upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. 15.2.2. Menerapkan prinsipprinsip kepemimpinan dalam manajemen kesehatan. b) Memotivasi perilaku hidup sehat individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan gigi mulut. c) Menerapkan metoda pendekatan untuk mengubah perilaku kesehatan gigi mulut individu serta masyarakat berorientasi kuratif menjadi preventif. d) Membuat penilaian perubahan perilaku kesehatan gigi mulut individu serta masyarakat Melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Menerapkan kerangka berfikir sebagai pemimpin dalam organisasi kesehatan. Domain VI : Manajemen Praktik Kedokteran Gigi Menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktik kedokteran gigi Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 16. Manajemen Praktik dan Lingkungan Kerja 16.1. Mengembangkan 16.1.1. Melakukan a) Melaksanakan strategi pelaksanaan penataan manajemen manajemen praktik dan manajemen praktik dan serta tatalaksana tatalaksana sesuai tatalaksana lingkungan kerja lingkungan kerja praktik standar pelayanan kedokteran gigi dengan kedokteran gigi kedokteran gigi. mempertimbangkan aspekb) Membuat perencanaan aspek sosial. praktik kedokteran gigi yang efektif dan efisien. c) Membuat pengorganisasian dalam menjalankan praktik kedokteran gigi. d) Melaksanakan pemantauan atau mengevaluasi praktik kedokteran gigi. Halaman 24 dari 54 e) Menerapkan sistem pembiayaan kesehatan. a) Melaksanakan pengendalian infeksi silang. b) Melaksanakan keselamatan kerja. c) Mengantisipasi faktorfaktor kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan (nyaris cidera, kejadian tidak diharapkan /KTD) 16.1.2. Melaksanakan prinsip-prinsip keselamatan pasien (patien safety) dalam praktik kedokteran gigi. a) Melaksanakan pengendalian infeksi silang. b) Melaksanakan keselamatan kerja. c) Mengantisipasi faktorfaktor kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan (nyaris cidera, kejadian tidak diharapkan /KTD) E. Tingkat keterampilan Tingkat keterampilan kedokteran gigi disesuaikan dengan standar kedokteran gigi Indonesia (SKDGI) tahun 2015. Jenis-jenis keterampilan terdapat pada lampiran buku panduan ini. F. Metode pembelajaran Metode pembelajaran dan pembimbingan mahasiswa peserta program pendidikan dokter gigi memiliki beberapa metode, seperti: 1. Praktik klinik Merupakan metode pembelajaran secara langsung pada pasien. Setiap mahasiswa melakukan pemeriksaan sampai perawatan pasien hingga selesai sesuai dengan kebutuhan pasien dan requirement yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Jurnal reading/textbook reading Setiap mahasiswa wajib membuat dan mempresentasikan dari jurnal ataupun text book yang telah ditentukan dengan bimbingan DPK yang telah ditentukan pada setiap bidang ilmu. 3. Tugas ilmiah Mahasiswa wajib membuat dan mempresentasikan dari makalah yang telah ditentukan dengan bimbingan DPK yang telah ditentukan pada setiap bidang ilmu. Halaman 25 dari 54 4. 5. Diskusi kasus Diskusi kasus pasien yang sedang, akan dan telah dilaksanakan serta dipresentasikan dengan bimbingan dari DPK bidang ilmu masing-masing. Laporan kasus Laporan akhir kasus pasien yang ditangani dan dipresentasikan dengan bimbingan dari DPK bidang ilmu masing-masing. G. Lama studi Program pendidikan profesi dokter gigi merupakan kelanjutan Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Gigi. Program ini dilaksanakan selama 4 – 10 semester termasuk Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi (UKMP2DG) terhitung mulai terdaftar sebagai mahasiswa program profesi dokter gigi kecuali tambahan waktu cuti. Beban studi ekuivalen dengan 33 satuan kredit semester (sks) yang dilaksanakan melalui kepaniteraan klinik berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). H. Struktur kurikulum 1) Semester 1 dan 2: a. Pelayanan kesehatan kepada pasien diilaksanakan secara integrasi di klinik integrasi. b. Persyaratan kepaniteraannya (requirement) ditentukan oleh masing-masing bagian. c. Evaluasi hasil kepaniteraan dilaksanakan pada akhir semester 2) Semester 3 dan 4 a. Dilaksanakan secara integrasi (comprehensive treatment) b. Requirement ditentukan oleh masing-masing bagian c. Evaluasi proses belajar dan Ujian dilaksanakan secara berkala pada setiap bagian d. Mahasiswa yang telah menyelesaikan kegiatan kepaniteraan klinik di semua bagian wajib mengikuti Mini C-ex dan DOPS di bagian masing-masing. Struktur kurikulum profesi dokter gigi Semester 1 Bidang Ilmu sks Kode Mata Kuliah Orthodonsi I 1 KK 171101_18 Konservasi I 1 KK 171102_18 Periodonsia I 2 KK 171103_18 IKGA I 1 KK 171104_18 Prostodonsia I 2 KK 171105_18 1 8 KK 171106_18 1 KK 171201_18 Radiologi I Total sks 2 Orthodonsi II Halaman 26 dari 54 3 Konservasi II 1 KK 171202_18 Bedah mulut I 2 KK 171203_18 IKGA II 1 KK 171204_18 Prostodonsia II 2 KK 171205_18 Radiologi II 1 KK 171206_18 Penyakit Mulut Total sks 1 9 KK 171207_18 Orthodonsi III 1 KK 171301_18 Bedah mulut II 1 KK 171302_18 Penyakit Mulut 1 KK 171303_18 Forensik 1 KK 171304_18 IKGA III 1 KK 171305_18 IKGM 4 9 KK 171306_18 Bedah mulut III 2 KK 171401_18 Konservasi III 2 KK 171402_18 Periodonsia II 1 KK 171403_18 Prostodonsia III 1 KK 171404_18 Kedokteran Gigi Islam Total sks 1 7 KK 171405_18 Total sks 4 Halaman 27 dari 54 3. PELAKSANAAN PENDIDIKAN PROFESI Mahasiswa peserta pendidikan profesi dalam melaksanakan Kepaniteraan Klinik wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan serta mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Registrasi a.1. Syarat penerimaan 1. Telah dinyatakan lulus program akademik sebagai Sarjana Kedokteran Gigi. 2. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas profesi, termasuk tidak buta warna 3. Telah mengikuti Pelatihan Pra Pendidikan Dokter Gigi (P4DG) serta ujian masuk dan OSCE Pra koas 4. Telah mengucapkan “Janji Penatalaksanaan Perawatan Pasien” a.2. Persyaratan administratif bagi peserta pendidikan profesi 1. Menyelesaikan kewajiban administrasi dan keuangan 2. Melakukan daftar ulang sesuai jadwal dan prosedur yang ditetapkan; 3. Mahasiswa wajib mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) untuk Pendidikan Profesi sesuai dengan prosedur yang berlaku; a.3. Persyaratan akademik bagi peserta pendidikan program profesi dokter gigi 1. Telah lulus Program Sarjana Kedokteran Gigi dengan IPK ≧ 2,5 2. Telah lulus tes kesehatan, psikotes, dan tidak buta warna yang diselenggarakan oleh Universitas YARSI. 3. Telah lulus Pelatihan Pra Pendidikan Profesi Dokter Gigi (P4DG) dengan mendapatkan sertifikat. 4. Telah melaksanakan Bai’at Program Profesi Dokter Gigi bagi mahasiswa peserta pendidikan program profesi akan mendapatkan nomor identitas mahasiswa. b. Pelatihan Pra Pendidikan Profesi Dokter Gigi (P4DG) Pelatihan Pra Pendidikan Profesi Dokter Gigi (P4DG) merupakan masa pelatihan bagi calon peserta pendidikan program profesi FKG UY yang telah lulus dari jenjang pendidikan akademik sebagai Sarjana Kedokteran Gigi (SKG). Hasil pelatihan ini akan dijadikan sebagai persyaratan untuk mengikuti program pendidikan profesi dokter gigi di RSGM YARSI. Pada akhir pelatihan akan dilakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan dari peserta pendidikan program profesi kedokteran gigi. Evaluasi tersebut menggunakan ujian teori Computer Based Test (CBT) dan lisan/praktik Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Halaman 28 dari 54 Tujuan pelatihan ini agar mahasiswa calon peserta program profesi ini dapat melakukan penanganan terhadap pasien dibawah tanggung jawab dan supervisi dari dosen pembimbing klinik untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik. Pelaksanaan pelatihan pendidikan profesi dokter gigi berjalan selama 3 minggu dengan berbagai macam kegiatan pendidikan, yaitu: 1. 2. 3. 4. Diskusi kasus/seminar kasus Journal reading Kuliah tatap muka Clinical Skill’s Lab.(CSL) Pada pelatihan ini, diberikan materi terdiri dari 10 bidang ilmu kedokteran gigi yaitu ilmu bedah mulut, ilmu konservasi gigi, ilmu kedokteran gigi anak, ilmu kesehatan gigi masyarakat, prostodontia, orthodontia, periodontia, ilmu forensik, radiologi, dan ilmu penyakit mulut. Selain itu juga diberikan materi mengenai pelayanan medik di rumah sakit, patient safety, Basic Life Support, K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), PPI (Panitia Penanggulangan Infeksi), standar pelayanan pasien, rekam medik dan diberikan pembekalan tentang agama Islam. Peserta P4DG yang dinyatakan lulus akan diberikan sertifikat sedangkan peserta yang belum lulus akan diberikan pelatihan tambahan paling lama selama 2 minggu. Diharapkan setelah mengikuti P4DG peserta dapat melaksanakan kepaniteraan klinik dibawah bimbingan dosen pembimbing di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) YARSI dan Rumah Sakit jejaring dengan baik sehingga memiliki kompetensi sesuai dengan capaian pembelajaran lulusan. c. Baiat kepaniteraan klinik Baiat dilaksanakan setelah seluruh persyaratan administrasi telah diselesaikan dan lulus tingkat sarjana (SKG). d. Pelaksanaan: rotasi dan lokasi kepaniteraan klinik (RSGM dan RSjejaring, puskesmas) Kepaniteraan klinik merupakan kegiatan pembelajaran klinik yang dilakukan oleh mahasiswa di RSGM Yarsi dan dibimbing oleh dosen pembimbing klinik sesuai dengan bidang ilmu. Masa kerja kepaniteraan klinik dijadwalkan sesuai dengan capaian kompetensi yang harus dicapai, diukur dalam jam kerja sesuai dengan sks masingmasing bidang ilmu. Kepaniteraan klinik dilakukan dalam bentuk putaran kepaniteraan yang dilakukan di RSGM YARSI dan Putaran kepaniteraan yang dilakukan di luar RSGM YARSI. i. Putaran kepaniteraan yang dilakukan di RSGM YARSI Putaran ini meliputi klinik Integrasi, klinik Pedodonti, dan klinik Radiologi. a. Klinik integrasi : Lama kepaniteraaan diklinik ini adalah kurang lebih selama 73 minggu yang tersebar pada semester 1,2.3 dan 4. Di klinik ini, mahasiswa Halaman 29 dari 54 dapat melakukan perawatan kepada pasien di bidang penyakit mulut, bedah mulut, konservasi gigi, periodonsia, prostodonsia, dan orthodontia. b. Klinik Pedodonti : Lama kepanieraan dilakukan selama 6 minggu yang tersebar di semester 1,2, dan 3. c. Klinik Radiologi : putaran ini dilakukan secara bergiliran dengan ketentuan setiap hari diisi oleh 2 orang mahasiswa yang berjaga di instalasi Radiologi RSGM YARSI. Lama kepaniteraan kurang lebih selama 4 minggu. ii. Putaran kepaniteraan klinik yang dilakukan di luar RSGM YARSI Putaran kepaniteraan klinik yang dilakukan di luar RSGM YARSI dilakukan pada semester genap per tahuan ajaran. Bagi mahasiswa dengan periode kepaniteraan klinik semester genap, maka dilaksanakan pada semester 3 dan bagi mahasiswa dengan periode masuk profesi di semester ganjil akan dilaksanakan pada semester 2. Putaran luar akan dilakukan pada klinik Jejaring Bedah Mulut (BM), klinik Jejaring Ilmu Penyakit Mulut (IPM), klinik Jejaring Forensik Kedokteran Gigi, dan putaran klinik Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat (IKGM). a. Klinik Jejaring BM : dilakukan selama 4 minggu di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto b. Klinik Jejaring IPM : dilakukan selama 2 minggu di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto c. Klinik Jejaring Forensik Kedokteran gigi : dilakukan selama 2 minggu di RS. Bhayangkara Tk.1 Said Sukanto & Laboratorium dan Klinik Odontologi Kepolisian (LKOK) Pusdokkes Polri d. Putaran Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat (IKGM) : dilakukan selama 8 minggu di Universitas Yarsi, puskesmas di Jakarta & Tangerang iii. Ketentuan bagi mahasiswa peserta dalam menjalani putaran kepaniteraan klinik 1. Mahasiswa peserta Kepaniteraan Klinik ditetapkan berdasarkan surat keputusan Dekan dengan tembusan tembusan kepada Direktur RSGM / Kepala bagian terkait / Komkordik pada wahana pendidikan jejaring. 2. Mahasiswa peserta harus melakukan absensi sesuai dengan aturan yang berlaku. 3. Mahasiswa yang akan cuti di RSGM atau wahana pendidikan jejaring tetap mengikuti peraturan akademik yang berlaku di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Yarsi. 4. Selama mengikuti kepaniteraan klinik, mahasiswa peserta dituntut bersikap proaktif dan menerapkan student centered learning. 5. Mahasiswa wajib mengisi log book penilaian dengan lengkap beserta tanda tangan/ paraf pembimbing, wajib mengisi lembaran kegiatan harian, memberikan laporan evaluasi kerja setiap bulannya. 6. Setiap kegiatan / tindakan mahasiswa peserta yang berhubungan dengan pelayanan medik harus selalu dalam pengawasan dosen pembimbing klinik. Halaman 30 dari 54 7. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan kepaniteraan karena sakit / musibah/ hal lain, diwajibkan menyerahkan bukti / surat keterangan sakit dari dokter di rumah sakit maksimal 3 hari kemudian. Surat tersebut diserahkan kepada koordinator kepaniteraan. Berdasarkan surat tersebut maka kepaniteraan akan mengeluarkan bukti izin meninggalkan kegiatan kepaniteraan. 8. Mahasiswa yang hendak cuti / tunda putaran kepaniteraan karena sesuatu hal, wajib membuat surat permohonan ke Dekan tembusan ke kepaniteraan minimal 2 minggu sebelumnya. 9. Penggantian alat/bahan yang rusak karena kelalaian mahasiswa merupakan tanggung jawab mahasiswa. 10. Mahasiswa wajib melakukan pengisian KRS sebelum mulai semester sampai batas waktu yang ditentukan oleh fakultas dengan melampirkan bukti pembayaran Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 11. Hal–hal lain yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diputuskan dalam addendum. e. Yudisium profesi a. Rapat yudisium program studi Profesi dilaksanakan setiap akhir semester, menjelang pelaksanaan UKMP2DG dan setelah UKMP2DG yang disesuaikan dengan tujuan pelaksanaannya. b. Rapat yudisium program studi profesi wajib dihadiri oleh Dekan sebagai pimpinan rapat, Kaprodi Profesi, sekretaris Prodi profesi, Kepala P2KG Profesi, kepala bidang Assessment, dan seluruh kordinator bidang ilmu (dosen pengampu mata kuliah yang bertanggungjawab memberikan penilaian) serta staff pengajar kedokteran gigi sesuai undangan. Untuk rapat yudisium menetapkan kelulusan pada program studi Profesi untuk mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi (UKMP2DG) dan Menetapkan kelulusan UKMP2DG menjadi Dokter Gigi disertai undangan kepada mahasiswa yang bersangkutan. Hal-hal mengenai yudisium profesi telah diatur didalam buku panduan yudisium. f. Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi (UKMP2DG) Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi (UKMP2DG) wajib diikuti dan sebelumnya harus telah menyelesaikan seluruh urusan administrasi universitas serta lulus dari seluruh kegiatan kepaniteraan klinik semua bagian bidang ilmu. Setelah dinyatakan lulus UKMP2DG dilakukan baiat dokter gigi. g. Baiat dokter gigi Baiat dilaksanakan setelah seluruh persyaratan administrasi telah diselesaikan dan lulus UKMP2DG. Halaman 31 dari 54 h. Cuti akademik dan gagal studi Mahasiswa dapat mengambil cuti akademik secara kumulatif paling lama dua semester, tidak diperbolehkan sekaligus 2 semester berurutan dengan ketentuan : a. Wajib membayar biaya pendidikan selama cuti akademik sesuai dengan ketentuan b. Selama cuti akademik, masa studi tidak diperhitungkan c. Telah mengikuti kegiatan pendidikan Kepaniteraan Klinik selama satu semester. d. Memperoleh persetujuan dari Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Yarsi. i. Bagan alur pelaksanaan program pendidikan dokter gigi Sarjana Kedokteran Gigi Mengikuti P4DG Mengikuti putaran kepaniteraan klinik Ujian kepaniteraan klinik Tidak Lulus Ujian perbaikan Tidak Lulus Ujian ulang Lulus Try out internal Bimbingan eksternal persiapan UKMP2DG eksternal UKMP2DG Lulus Ba’iat Dokter Gigi Halaman 32 dari 54 j. Bimbingan mahasiswa Pada pelaksanaan Kepaniteraan Klinik, mahasiswa peserta program profesi harus mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari Dosen klinik atau Dosen Pembimbing Klinik yang selanjutnya disebut sebagai DPK. Dosen klinik atau Dosen Pembimbing Klinik merupakan dosen yang mempunyai peran sebagai pembimbing Kepaniteraan Klinik bagi mahasiswa peserta program kepaniteraan klinik yang melakukan tindakan perawatan kepada pasien dan dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan lainnya. Adapun fungsi atau peran dosen pembimbing klinik adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Sebagai instruktur Sebagai pembimbing/supervisor Sebagai konsultan Sebagai pengawas Sebagai penilai / penguji Dosen Pembimbing Klinik terdiri dari: a. Dosen Pembimbing Klinik yang mempunyai home base di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI. b. Dosen Pembimbing Klinik yang mempunyai home base di Rumah Sakit Pendidikan di luar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI. Halaman 33 dari 54 4. EVALUASI Evaluasi keberhasilan mahasiswa selama mengikuti Kepaniteraan Klinik pada Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi, terdiri dari: 1. Cara Penilaian a. Penilaian bersifat formatif dalam bentuk rubrik dan dipakai sebagai acuan penilaian sumatif. b. Kehadiran dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik 100%. c. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama Pendidikan Program Profesi Dokter Gigi atau Kepaniteraan Klnik. d. Penilaian dilakukan terhadap tiga domain (kognitif, psikomotor, afektif) dalam bentuk mini clinical exercises (Mini C-ex), Direct Observational Procedure Skills (DOPS), Case Report. Text book/Journal Reading dan sikap/profesionalisme. 2. Bobot penilaian, angka dan huruf mutu Raw score diperoleh sesudah dilakukan pembobotan dan dikonversikan ke dalam angka mutu dan huruf mutu oleh aplikasi Sistem Informasi Akademik Universitas Yarsi. Range 75 72.50-74.99 70.00-72.49 67.50-69.99 65.00-67.49 62.50-64.99 60.00-62.49 57.50-59.99 55.00-57.49 52.50-54.99 50.00-52.49 45.00-49.99 40.00-44.99 40 Rentang Nilai Angka 4.00 3.75 3.50 3.25 3.00 2.75 2.50 2.25 2.00 1.75 1.50 1.25 1.00 0.00 Huruf A AAB B+ B BBC C+ C CCD D+ D E Arti Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) IPK program profesi dokter gigi adalah perkalian seluruh Angka Mutu dengan jumlah seluruh beban kredit (ekuivalen sks) Program Studi Profesi dibagi dengan jumlah kredit (ekuivalen sks) Program Profesi Dokter Gigi 4. Evaluasi keterampilan klinik a. Penilaian individu dilakukan terhadap proses kegiatan Kepaniteran Klinik untuk menilai kompetensi klinik individu tersebut. b. Mahasiswa dinyatakan kompeten dan lulus apabila telah menyelesaikan seluruh pekerjaan klinik pada blok tersebut dengan nilai/raw score ≥ 80. Halaman 34 dari 54 c. Apabila pekerjaan klinik mahasiswa tidak mencapai nilai minimal maka harus menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan klinik tersebut hingga mencapai nilai/raw score ≥ 80. 5. Evaluasi requirement dan tindak lanjut Untuk mengetahui dan memantau perkembangan kemajuan penyelesaian rekuiremen pada semua bidang ilmu di program profesi dokter gigi dilakukan evaluasi requirement secara berkala. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan dan lulus pada bagian klinik apabila memenuhi ketentuan: a. Telah menyelesaikan serangkaian pekerjaan klinik, case report, journal reading dan seminar. b. Telah lulus ujian mini clinical exercises (Mini C-ex), Direct Observational Procedure Skills (DOPS), dan ujian akhir di bagian. Halaman 35 dari 54 5. KODE ETIK, TATA TERTIB, DAN SANKSI Setiap mahasiswa profesi harus mengikuti dan mematuhi kode etik, tata tertib selama melaksanakan pembelajaran atau kepaniteraan klinik di pendidikan program profesi. Selama mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik maka mahasiswa peserta pendidikan program profesi harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Kode etik mahasiswa peserta pendidikan profesi mengandung hal-hal yang tercantum didalam kode etik dokter gigi Indonesia sehingga pada saat melakasanakan kepaniteraan klinik sudah memahami kode etik dokter gigi tersebut. KODE ETIK Setiap mahasiswa peserta program pendidikan profesi dokter gigi dalam melaksanakan kegiatan kepaniteraan klinik harus mematuhi kode etik sebagaimana terkandung pada lafal baiat kepaniteraan klinik yang wajib dilaksanakan sebelum mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik di bawah ini : LAFAL BAI’AT KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI ِ بِس ِم الرِح ْي ِم َّ الر ْح َم ِن َّ اهلل ْ ِ ِ ِ َن مح َّم ًد َّارسو ُل اهلل َ أ َ ُ َّ َشه ُد أَ ْن ََّّلالَهَ ا ََّّل اهلل َوأَ ْش َه ُد أ ُْ Saya bersaksi bahwa sesungguhya tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah ِ و اهلل َ Saya, mahasiswa Program Studi Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI berjanji bahwa : 1. Saya akan mempergunakan dengan sebaik-baiknya kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melanjutkan Pendidikan Tahap Profesi Dokter Gigi saya di Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI dan Institusi kesehatan lainnya yang ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI. 2. Saya akan melaksanakan tugas kewajiban dalam pendidikan tersebut sesuai dengan sopan santun dan tata susila Kedokteran Gigi yang setinggi-tingginya. 3. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan tata tertib peraturan yang berlaku serta menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. 4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena tugas pendidikan dan keilmuan saya sebagai Sarjana Kedokteran Gigi sesuai dengan ketentuan rahasia jabatan Kedokteran Gigi. 5. Saya akan selalu mengutamakan kepentingan dan kesehatan penderita. Halaman 36 dari 54 6. Saya dalam menunaikan tugas merawat penderita tidak akan terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, politik, kepartaian, atau kedudukan sosial penderita. 7. Saya akan menghormati guru-guru saya, tenaga medis, paramedis, dan non medis yang bekerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI atau tempat lain yang dipergunakan untuk Pendidikan Tahap Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI. 8. Saya akan memperlakukan teman-teman mahasiswa saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan. 9. Saya akan mempergunakan, menjaga dan merawat semua fasilitas dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan dengan sebaik-baiknya. Saya ikrarkan bai’at ini dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya mahasiswa muslim yang berpedoman pada firman Allah: ِ أِ َّن صالَتِي ونُس ب اْ َلعالَ ِم ْي َن ي ح م و ي ك ِّ اي َوَم َماتِي لِلَّ ِه َر ْ َ َ َ َ ُ َ َ Bahwa sesungguhnya: Shalatku, pengabdianku, kehidupanku, dan kematianku karena Allah Pemelihara Alam Semesta. Tata tertib kepaniteraan klinik pendidikan profesi di RSGM UY a. Tata tertib umum 1. Mahasiswa diwajibkan menunjukkan sikap profesional, beretika, bermoral sesuai akhlak seorang dokter muslim kepada dosen, pasien, sesama mahasiswa, petugas medis, tenaga kependidikan dan tenaga administrasi lainnya selama menjalani pendidikan profesi di seluruh wahana pendidikan. 2. Mahasiswa diwajibkan mematuhi tata tertib yang diberlakukan di RSGM Yarsi dan wahana pendidikan lainnya. 3. Mahasiswa diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari pada saat datang dan pulang. 4. Mahasiswa diwajibkan mengikuti seluruh jadwal kegiatan yang telah ditentukan. 5. Mahasiswa tidak dibenarkan meninggalkan tugasnya kecuali telah mendapat izin dari dosen yang bertugas. 6. Mahasiswa saat bekerja di RSGM atau RS jejaring tidak diperkenankan melakukan tindakan medis apapun kecuali seizin dokter pembimbing atau penanggung jawab ruangan. 7. Mahasiswa diwajibkan mengenakan memakai jas praktik dan tanda pengenal yang telah ditentukan, selama menjalankan tugas kepaniteraan. 8. Mahasiswa diwajibkan mengenakan pakaian muslim sesuai aturan yang berlaku di lingkungan kampus, RSGM dan wahana pendidikan lainnya. 9. Mahasiswa tidak diperkenankan memakai jeans. 10. Peserta kepaniteraan tidak dibenarkan merokok dan menggunakan NARKOBA selama bertugas di Rumah Sakit. Halaman 37 dari 54 11. Bila terdapat permasalahan selama Kepaniteraan, maka harus diselesaikan melalui kepala SMF. Sekiranya tidak selesai ditingkat SMF maka diselesaikan oleh bakordik dan koordinator kepaniteraan. Bila diperlukan maka penyelesaian permasalahan melibatkan Dekan dan Direktur RS. 12. Pelanggaran terhadap tata tertib atau tidak melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan, akan diberi sanksi akademik sesuai dengan beratnya pelanggaran 13. Peserta kepaniteraan yang izin karena kemalangan, wajib memberitahukan koordinator profesi dalam waktu 1x 24 jam. 14. Peserta kepaniteraan di klinik integrasi apabila tidak mengikuti 5 hari kegiatan atau lebih, berturut-turut atau tidak, tanpa keterangan akan dikenakan sanksi akademik. 15. Peserta kepaniteraan di bagian dengan lama stase 5 minggu apabila tidak mengikuti 5 hari kegiatan atau lebih, berturut-turut atau tidak, dengan alasan apapun juga, akan dianggap gugur dan wajib mengulang seluruh kepaniteraan. 16. Peserta kepaniteraan di bagian dengan lama stase 3 minggu apabila tidak mengikuti 3 hari kegiatan atau lebih, berturut-turut atau tidak, dengan alasan apapun juga, akan dianggap gugur dan wajib mengulang seluruh kepaniteraan. b. Tata tertib mengikuti kepaniteraan klinik di RSGM YARSI 1. Kegiatan RSGM YARSI dimulai jam 08.00 – 16.00 WIB. 2. Mahasiswa diharuskan sudah hadir selambat-lambatnya 30 menit sebelum pukul 08.00 WIB untuk mempersiapkan alat, bahan dan mengecek kondisi dental unit sebelum mengerjakan pasien. 3. Setiap mahasiswa bertanggung jawab terhadap peralatan dan bahan yang digunakan dan memeriksa dental unit sebelum digunakan. Apabila diketahui ada kerusakan, segera dilaporkan kepada perawat yang bertanggung jawab terhadap ruangan tersebut, dan diteruskan kepada kepala rawat jalan RSGM YARSI. 4. Mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan dental unit tidak lupa mengisi ceklis pada setiap kartu pencatatan kondisi dental unit yang tergantung pada dental unit asing-masing. 5. Setiap selesai menggunakan dental unit, mahasiswa harus langsung membersihkan dental unit dan area sekitarnya. Tidak lupa, mengecek terlebih dahulu kondisi dental unit masih dalam keadaan baik. 6. Bila mahasiswa merusakkan/menghilangkan alat milik klinik, wajib untuk memperbaiki/mengganti dengan merk dan jenis yang sama/yang disetujui dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah kejadian. 7. Alat yang disediakan untuk digunakan mahasiswa adalah alat pemeriksaan standar, dental unit dan dental chair beserta kelengkapannya kecuali handpiece dan mata bor. Semua alat yang diperlukan dalam perawatan kesehatan gigi, kecuali alat endodontik. Seluruh bahan perawatan gigi sesuai dengan bahagian per orang yang telah ditetapkan. 8. Mahasiswa wajib mengikuti prosedur pengambilan alat/bahan dan pengembalian alat/bahan dari maupun ke ruang instrumen dan material. Halaman 38 dari 54 9. Semua pasien yang sudah dirawat oleh mahasiswa program profesi kedokteran gigi harus melakukan pembayaran biaya perawatan yang dilakukan di kasir melalui petugas yang ditunjuk, sesuai dengan pedoman tarif yang berlaku. Pembayaran tidak boleh langsung diterima oleh mahasiswa profesi kedokteran gigi dalam bentuk apapun juga. 10. Mahasiswa Program Profesi kedokteran gigi hanya boleh mengerjakan kasuskasus sesuai kompetensi, yang ditentukan oleh dokter gigi pembimbing kepaniteraan. Kasus-kasus spesialistik harus dikerjakan oleh Dokter Gigi Spesialis yang sesuai dengan kewenangannya. 11. Bagi mahasiswa yang mengajukan ijin untuk meninggalkan kegiatan di RSGM YARSI wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Meninggalkan kegiatan di RSGM YARSI karena alasan sakit lebih dari 3 (tiga) hari harus disertai surat keterangan dokter atau orangtua/wali. b. Meninggalkan kegiatan di RSGM YARSI karena alasan sakit lebih dari 1 (satu) minggu harus disertai dengan surat keterangan dokter disertai dengan cap SIP dokter yang menangani atau cap klinik/rumah sakit. c. Meninggalkan kegiatan di RSGM YARSI karena alasan lain lebih dari 3 (tiga) hari harus sepengetahuan orangtua/wali dan disetujui oleh Direktur RSGM YARSI sebelum meninggalkan kegiatan profesi. 12. Kepaniteraan RSGM mengharuskan mahasiswa untuk patuh pada keharusan menghargai/menghormati kasus penderita dan keharusan menjaga rahasia jabatan. 13. Setiap mahasiswa yang menjalani kepanitraan klinik wajib membayar uang deposit bahan sebesar Rp 1.000.000,- kepada Bagian Keuangan RSGM YARSI yang ditunjuk. Apabila tidak, maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti kepanitraan klinik. 14. Pembayaran perawatan kesehatan gigi dan mulut oleh pasien akan dilakukan di loket kasir, dimana pasien akan menerima: Tiga lembar bukti pembayaran : Putih – untuk pasien Merah – untuk keuangan RSGM Kuning – untuk di rekam medik 15. Setiap mahasiswa yang menjalani kepaniteraan klinik wajib mengikuti baiat drg muda. 16. Setiap mahasiswa yang menjalani kepaniteraan klinik wajib mengikuti orientasi klinik. 17. Apabila mahasiswa melanggar poin 15 dan 16, maka : a. Bila sakit, maka mahasiswa harus menyertakan surat keterangan sakit dari dokter beserta cap SIP dokter yang menangani dan cap klinik/RS. b. Bila izin, maka mahasiswa harus menyertakan surat keterangan izin dari orang tua/wali yang ditandatangan. c. Mahasiswa yang tidak mengikuti orientasi klinik harus mengerjakan tugas dan soal ujian pra orientasi klinik serta pasca orientasi klinik dengan sebaik Halaman 39 dari 54 mungkin. Hal ini akan dinilai oleh dosen yang bertanggung jawab dari prodi kedokteran gigi. 18. Mahasiswa wajib ikut serta memelihara kebersihan ruang klinik pada umumnya dan segala peralatan yang digunakan pada khususnya. Kebersihan dental unit menjadi tanggung jawab mahasiswa profesi (water tank, saliva bowl, meja alat, air syring, hand piece). 19. Semua pasien yang akan dirawat oleh mahasiswa program profesi kedokteran gigi harus terdaftar dan memiliki kartu status (medical record) 20. Setiap tahapan perawatan harus dicatat dalam Rekam Medis, diparaf dan dinilai oleh Instruktur yang bertugas pada lembar khusus (log book). 21. Mahasiswa tidak dibenarkan : a. Membawa pulang Rekam medis, Rontgen foto pasien tanpa seijin staf dan wajib melapor bila hilang. b. Menandatangani resep dan atau surat rujukan. c. Membawa pulang alat/bahan milik RSGM YARSI. 22. Bila melanggar poin 21 di atas maka mahasiswa akan diberikan konsekuensi tidak boleh mengikuti kepaniteraan klinik selama 3 hari sampai dengan 7 hari kerja ( sesuai dengan berat atau ringannya kesalahan yang dilakukan). Bila perlu mahasiswa diharuskan mengulang kasus requirement tersebut. 23. Pasien hanya bisa dirawat bila Rekam medis sudah lengkap diisi dan disetujui oleh instruktur. 24. Lama mengerjakan pasien diusahakan ± 1 jam setiap pasien. 25. Dilarang melakukan perawatan di luar waktu kerja RSGM YARSI tanpa pengawasan instruktur yang bersangkutan. 26. Kebersihan dan kerapian mahasiswa yang bekerja di klinik : a. Menggunakan jas lab yang bersih dan rapi. b. Lengan baju yang panjang harus digulung sepanjang lengan jasnya. c. Bagi mahasiswa laki-laki maka rambut dipotong rapi. Untuk mahasiswa perempuan maka jilbab harus dikenakan dengan rapi. Jangan sampai mengganggu pekerjaan. d. Tidak memakai cincin/ perhiasan lain yang dapat mengganggu pekerjaan, kecuali arloji. e. Menggunakan handphone dan tablet sesuai dengan kebutuhan dan tidak boleh dipakai untuk bermain game, mendengarkan musik ataupun bertelepon. Hanya boleh digunakan untuk foto klinis dan mencari referen f. Pakaian di dalam jas lab klinik sebaiknya sopan, bersih dan rapi. g. Tidak makan dan minum di dalam RSGM. 27. Pengadaan bahan, perbaikan/ pemeliharaan peralatan a. Pemeliharaan peralatan dilakukan secara berkala oleh petugas teknik b. Perbaikan alat dilakukan atas dasar laporan mahasiswa/staf pengajar melalui penanggung jawab ruang. c. Permintaan bahan habis pakai dilakukan oleh koordinator kepaniteraan klinik. Halaman 40 dari 54 28. Mahasiswa yang melanggar tata tertib akan diberikan konsekuensi sesuai dengan jenis pelanggaran. 29. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur oleh direktur RSGM YARSI. 30. Perubahan atas peraturan dan tata tertib ini dapat dilakukan bilamana dipandang perlu. c. Tata tertib rekam medik 1. Map dan lembar rekam medik diperoleh pasien dari tempat pendaftaran untuk diisi sesuai dengan data pasien. Pasien wajib menunjukkan KTP atau kartu identitas lainnya pada saat pendaftaran. 2. Berkas rekam medik pasien kembali ke petugas, petugas menginput data ke komputer. Rekam medik dibawa oleh petugas rekam medik ke klinik distribusi 3. Setelah mendapatkan diagnosis awal untuk tindakan perawatan, berkas rekam medik dibawa oleh petugas rekam medik ke ruang klinik yang dituju. 4. Setelah selesai perawatan, berkas rekam medik diambil kembali oleh petugas rekam medik untuk direkap dan diarsip. 5. Berkas rekam medik bersifat rahasia dan merupakan milik RS, maka tidak boleh dibawa oleh pasien ataupun mahasiswa. d. Informed consent Informed consent adalah suatu proses mendapatkan ijin dari individu untuk menerima/ memilih perawatan kesehatan. Mahasiswa meminta kesediaan pasien untuk menerima perawatan sebelum dilakukan terapi kesehatan sesuai etika kesehatan. Bila pasien setuju dengan tindakan yang akan dilakukan maka pasien harus menandatangani lembar informed consent. a. Syarat sah informed consent Individu memahami dengan jelas kondisi, implikasi dan konsekuensi masa datang dari tindakan/ perawatan kesehatan. b. Yang berhak memberikan informed consent Individu yang bersangkutan (memenuhi syarat). Orang tua/ wali bagi pasien anak. Keluarga bagi pasien yang membutuhkan. c. Yang harus diinformasikan ke pasien Diagnosis dan prognosis perawatan. Rencana perawatan beserta beberapa alternative rencana perawatan. Resiko dan prognosis perawatan. Menanyakan kembali apakah pasien telah mengerti dengan apa yang diterangkan. Halaman 41 dari 54 Hal yang memerlukan informed consent Tindakan bedah termasuk pencabutan gigi. Tindakan anestesi Perawatan orthodontic Perawatan endodontic Tindakan invasif lainnya e. Tata cara peminjaman alat standar oleh mahasiswa No. 1. Penjelasan Alat standar : kaca mulut (2), pinset (1), sonde (1), eskavator (1). Dipinjam ke petugas alat dalam keadaan steril dan dikemas dalam pack steril 2. Tray alat, alat standart, gelas kumur disposable, slaber disposable, suction disposable dipinjam ke petugas alat dalam keadaan baik, bersih dan steril. Dipersiapkan sebelum pasien duduk di dental unit (DU). Tray alat, alat standar dikembalikan ke petugas alat, segera setelah selesai perawatan pasien, dalam keadaan bersih/ telah dicuci di ruang lab basah, tidak di wastafel untuk cuci tangan. Mengisi buku peminjaman alat yang ada di ruang peminjaman alat ketika akan meminjam alat standar di depan petugas alat. Mengisi buku pengembalian peminjaman alat ketika mengembalikan alat standar di depan petugas alat. Setiap kegiatan di paraf oleh mahasiswa dan petugas alat. 3. 4. f. Tata cara permintaan bahan habis pakai No. Penjelasan 1. Bahan cetak : Ortodontik, Prostodontik, Periodontik, Konservasi Gigi Satu pasien : max 3 rahang, bila 1 kali gagal memakai bahan tambahan, akan memotong uang deposit mahasiswa secara otomatis. Pasien membayar di kasir sesuai ketentuan RSGM, bila pasien tidak membayar, biaya perawatan akan ditagihkan ke mahasiswa operator. 2. Bahan tambal : Konservasi Gigi, Prostodontik Satu tambalan : mendapat bahan tambal sesuai dengan besar tambalan, bila 1 kali gagal mahasiswa menggunakan bahan tambahan yang akan memotong uang deposit mahasiswa secara otomatis. Pasien membayar di kasir sesuai ketentuan RSGM, bila pasien tidak membayar, biaya perawatan akan ditagihkan ke mahasiswa operator. 3. Obat-obat : Konservasi Gigi, Ekstraksi Obat yang diberikan sesuai indikasi, dan akan diberikan oleh petugas bahan sesuai kebutuhan, bila 1 kali gagal mahasiswa menggunakan obat tambahan yang akan memotong uang deposit mahasiswa secara otomatis. Pasien membayar di Halaman 42 dari 54 4. kasir sesuai ketentuan RSGM, bila pasien tidak membayar, biaya perawatan akan ditagihkan ke mahasiswa operator. Mengisi buku permintaan bahan habis pakai yang ada di ruang bahan ketika akan meminta bahan di depan petugas bahan. g. Tata cara peminjaman alat khusus oleh mahasiswa No. 1. 2. Penjelasan Alat khusus : Alat OD, Alat LED, Hand piece low/high speed, Amalgam mixer. Dipinjam ke petugas alat dalam keadaan baik, bersih, dan rapi. Setelah selesai perawatan segera dikembalikan ke petugas alat dalam keadaan baik, bersih dan rapi. Mengisi buku peminjaman alat di ruang alat, ketika akan meminjam alat khusus. Dan mengisi buku pengembalian peminjaman alat ketika mengembalikan alat khusus ke petugas alat. Setiap kegiatan di paraf oleh mahasiswa dan petugas alat. h. Tata cara peminjaman dental unit dan loker selama berada dalam grup lingkaran dalam klinik integrasi No. Penjelasan 1. Dental unit (DU) dipinjam oleh mahasiswa selama di lingkaran dalam klinik integrasi dan masa perpanjangan klinik. Mahasiswa mengisi blanko peminjaman DU yang disediakan oleh RSGM YARSI pada saat masuk dan kerja di klinik integrasi (KI). Blanko itu ditandatangani oleh peserta didik profesi S1 dan pengelola RSGM YARSI. Bila ada kerusakan ketika pengembalian DU, mahasiswa yang memakai DU tersebut akan mengganti kerusakan sesuai ketentuan RSGM. 2. Loker di ruang integrasi dipinjam oleh mahasiswa selama di lingkaran klinik dan akan dikembalikan setelah keluar dari lingkaran klinik. Mahasiswa mengisi blanko peminjaman loker yang disediakan oleh RSGM YARSI, pada saat masuk dan bekerja di ruang integrasi. Blanko tersebut ditandatangani oleh peserta didik profesi S1 dan pengelola RSGM YARSI. Bila ada kerusakan ketika pengembalian loker, mahasiswa yang memakai loker tersebut akan mengganti kerusakan sesuai ketentuan RSGM. Cuti akademik 1. Bagi mahasiswa yang akan mengambil cuti diwajibkan mengajukan permohonan cuti kepada Ka Prodi Kedokteran Gigi Universitas YARSI minimal 2 minggu sebelum semester yang baru berjalan. 2. Masa cuti maksimal yang dapat diambil dalam masa kepaniteraan adalah 4 semester, dengan syarat tidak boleh mengambil cuti dua semester berturut-turut. 3. Masa cuti minimal adalah satu semester kecuali cuti ibadah umroh/haji. 4. Mahasiwa yang mengajukan cuti ibadah umroh/haji masa cutinya diperhitungkan sebagai masa studi Halaman 43 dari 54 Pelanggaran & sanksi akademik 1. Pelanggaran ringan Pelanggaran ringan adalah setiap ucapan, perbuatan yang dilakukan mahasiswa, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan/atau menyuruh melakukan sesuatu di dalam lingkungan Yarsi, berupa: a) Berbusana dan berperilaku yang tidak sepantasnya menurut etika sopan-santun, norma-norma adat istiadat, agam dalam mengikuti kegiatan di dalam kampus b) Melakukan aktivitas pada pukul 22.00-06.00 tanpa seizin Dekan atau Direktur RSGM. c) Memasang Iklan, spanduk, baliho, dan /atau semacamnya tanpa izin d) Tidak mengikuti kepaniteraan klinik tanpa ijin. e) Tidak mengikuti kegiatan apel pagi atau sore sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh rumah sakit tanpa ijin kepada dosen pembimbing klinik. Apabila pelanggaran ringan telah dilakukan 3(tiga) kali secara berturut-turut makan dapat ditingkatkan menjadi pelanggaran sedang 2. Pelanggaran akademik sedang Pelanggaran sedang adalah setiap ucapan, perbuatan yang dilakukan mahasiswa, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan/atau menyuruh melakukan sesuatu di dalam lingkungan Yarsi, berupa: a) Melakukan perbuatan pengrusakan dan pelanggaran terhadap fasilitas dan atribut universitas b) Merusaka tanaman, pepohonan, mengganggu dan membunuh satwa yang sengaha dipelihara untuk keindahan dan kenyamanan kampus dan RSGM c) Mencoret, merobek, merusak, menghilangkan, menggelapkan, dan/atau mengambil sebagian atau seluruhnya sarana dan prasarana serta barang inventaris universitas, fakultas, dan unit kerja lain dan kepemilikan perorangan lainnya. d) Melakukan kegiatan dan/atau aktivitas yang mengganggu kegiatan kepaniteraan dan/atau akademik lainnya e) Mengeluarkan ucapan atau perktaan yang menyerang pribadi dan/atau jabatan yang bertentangan dengan etika sopan-santun, norma adat-istiadat, norma agama , dan huku yang berlaku. f) Tidak mengikuti stase kepaniteraan klinik yang sudah dijadwalkan oleh fakultas tanpa ijin kepada dosen pembimbing klinik dan koordinator kepaniteraan klinik. g) Berselisih faham atau bertengkar atau kekerasan fisik dengan dosen pembimbing klinik atau peserta kepaniteraan klinik atau staf rumah sakit atau pasien atau pengunjung rumah sakit. h) Membawa pulang rekam medis pasien RSGM YARSI Apabila pelanggaran ringan telah dilakukan 3(tiga) kali secara berturut-turut makan dapat ditingkatkan menjadi pelanggaran sedang Halaman 44 dari 54 3. Pelanggaran akademik berat Pelanggaran berat adalah setiap ucapan, perbuatan yang dilakukan mahasiswa, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan/atau menyuruh melakukan sesuatu di dalam lingkungan Yarsi, berupa: 1. Menghilangkan dan membawa pulang rekam medis pasien RSGM YARSI. 2. Melakukan pemalakan, penyuapan, perjokian, perjudian, dan pencurian 3. Melakukan pemalsuan dokumen,pemalsuan karya ilmiah, plagiat dan/atau memberikan data, keterangan, dan laporan palsu 4. Melakukan minum minuman keras dan/atau mabuk-mabukan 5. Mengetahui, menyimpan, membawa, meminjamkan, menggunakan dan/atau bersama obat-obatan terlarang lainnya tapa izin pihak berwajib. 6. Mengetahui, menyimpan, membawa, meminjamkan, menggunakan dan/atau bersama senjata tajam dan/atau bahkan peledak tanpa izin pihak berwajib 7. Melakukan tindakan asusila, porno aksi, pelechan seksual dan/atau pemerkosaan 8. Memicu atau menghasut sehingga terjadi perkelahian, membuat keonaran, terlibat tawuran,pemukulan, perkelahian, penganiyaan, dan/atau pembunuhan. Sanksi 1. Sanksi ringan : Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dijatuhi sanksi ringan berupa: a. Teguran lisan/tertulis b. Pernyataan pelanggaran secara tertulis oleh mahasiswa 2. Sanksi sedang: a. Penundaan kegiatan klinik selama jangka waktu tertentu tergantung dari komisi etik fakultas dan komisi disiplin universitas maksimal 6 bulan. b. Penggantian kerugian atau penggantian benda/barang semacamnya c. Penundaan studi paling lama dua semester 3. Sanksi Berat: Pelanggaran berat dapat dijatuhi sanksi berupa: a. Pemberhentian dengna hormat atas permintaan sendiri sebagai mahasiswa b. Pemerhentia tidak dengan hormat(pemecatan) sebagai mahasiswa SANKSI AKADEMIK 1. Penundaan studi Melanggar peraturan yang telah ditetapkan dan diucapkan saat sumpah/janji program profesi akan dikenakan sanksi sebagai berikut : 1) Pelanggaran sedang sanksi berupa penundaan kegiatan klinik. 2) Pelanggaran berat sanksi berupa skorsing dengan batas waktu yang ditetapkan oleh komite etik senat FKG YARSI (maksimal 2 semester atau 12 bulan). Halaman 45 dari 54 Pemutusan studi 1) Melewati batas maksimal masa studi (10 semester) terhitung mulai semester 1 pada tahap profesi 2) Melakukan pelanggaran berat Halaman 46 dari 54 5. KELULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI a. Persiapaan kelulusan Dalam rangka meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi UKMP2DG, maka dilakukan kegiatan pembimbingan Computer Based Test (CBT) selama 5 minggu, pembimbingan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) selama 5 minggu serta try out internal CBT dan OSCE. b. Yudisium kelulusan pendidikan profesi dokter gigi Yudisium kelulusan program pendidikan profesi ditentukan setelah mahasiswa memenuhi seluruh tugas dan kewajiban pada seluruh bagian dan telah dinyatakan lulus kepaniteraan klinik. a. Memiliki IPK minimal 3.00. b. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus pra yudisium diwajibkan untuk mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi (UKMP2DG). c. Tidak melewati lama studi maksimal (10 semester). d. Sudah menyelesaikan seluruh kewajiban administratif kepada pihak Fakultas/Universitas (termasuk peminjaman buku dari perpustakaan) dan wahana pendidikan yang terkait. c. Yudisium kelulusan dokter gigi Bagi mahasiswa yang telah lulus UKMP2DG akan mengikuti yudisium kelulusan dokter gigi. Penilaian kelulusan bagi Mahasiswa Profesi ditentukan dalam rapat yudisium yang dihadiri oleh Dekan, Kepala & Sekretaris Program Studi Pendidikan Profesi, Dosen penanggungjawab bidang ilmu, Kepala Pusat Pendidikan Kedokteran Gigi Program Profesi, Koordinator kepaniteraan, dan Koordinator Assesment. Rapat tersebut dipimpin oleh Dekan. Mahasiswa yang dinyatakan lulus akan memperoleh ijasah dokter gigi serta berhak menggunakan gelar dokter gigi, akan diberikan surat keterangan pendamping ijasah (SKPI) apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Telah menyelesaikan beban studi sebanyak 33 sks 2. Mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) ≥ 3,00 3. Lulus UKMP2DG ; Halaman 47 dari 54 d. Predikat kelulusan Predikat kelulusan terdiri atas tiga tingkatan yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan pujian, yang dinyatakan pada transkrip akademik; Predikat kelulusan ditetapkan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan ketentuan: a. IPK 3.00 – 3,50 : sangat memuaskan; b. IPK 3.51 – 4.00 : dengan pujian. Pemberian predikat ”lulus dengan pujian” (cum laude) ditentukan pada rapat yudisium dan hanya diberikan dengan ketentuan, bahwa mahasiswa tersebut dapat menyelesaikan pendidikan profesi tepat waktu selama 4 semester. Halaman 48 dari 54 PENUTUP Program profesi merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa yang bertujuan untuk pencapaian kompetensi klinik mahasiswa yang menitikberatkan pada kompetensi psikomotorik atau skill berupa keterampilan klinik dalam memberikan perawatan kepada pasien. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan mendiagnosis, menyusun rencana perawatan, melakukan tindakan perawatan serta melakukan rehabilitasi medik di bidang kedokteran gigi. Sebagai proses pembelajaran maka diperlukan pedoman yang jelas dan terinci pada semua aspek yang terkait dengan teknis pelaksanaannya agar pelaksanaan proses pembelajaran klinik ini dapat berjalan dengan baik, terarah, terukur dan dapat dipahami oleh mahasiswa peserta program dan juga oleh para dosen pembimbing serta jajaran manajemen Rumah Sakit Gigi dan Mulut serta fasilitas kesehatan lainnya. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI telah dapat menyelesaikan buku panduan pelaksanaan pendidikan profesi sehingga dengan demikian keberadaan Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi ini akan mendukung keberhasilan tujuan Program Pendidikan Profesi dengan lebih efisien dan efektif serta bermutu. Buku Pedoman ini disusun oleh tim melalui dukungan dari semua dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI serta mengacu pada ketentuan serta peraturan dari Universitas, AFDOKGI, Undang-undang Pendidikan Dokter, Konsil Kedokteran Indonesia. Tentunya masih terdapat kekurangan disana-sini, oleh karena itu Buku Pedoman ini masih terbuka bagi masukan dan saran untuk lebih menyempurnakannya dan dapat dilakukan evaluasi serta perbaikan secara terus menerus. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Program Pendidikan Dokter Gigi Tahap Pendidikan Profesi ini akan diatur oleh FKG UNIVERSITAS YARSI. Perubahan atas peraturan dan tata tertib ini dapat dilakukan bilamana dipandang perlu. Akhirnya semoga Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi ini dapat memberikan manfaat bagi keberhasilan pelaksanaan pendidikan profesi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI. Halaman 49 dari 54 TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN PROFESI Pengarah : Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI Prof. Dr. Bambang S. Trenggono, drg, M.Biomed Penanggung jawab : Ka Program Studi Profesi FKG Univ. YARSI Anita Rosa Delima, drg, Sp.KG Ketua : Djuned Prasonto, drg, Sp.KGA Sekretaris : M. Syarifuddin Anggota : Prof. Dr. Dewi Nurul Mustaqimah, drg, MS, Sp.Perio(K) Dr. Fazwishni Siregar, drg, Sp.Ort Ahmad Ronal, drg., Sp.PM Hesti Witasari Jos Erry, drg., Sp.KG Bimo Rintoko, drg., Sp.Pros Agus Ardinansyah, drg. MPdKed Liana Zulfa, drg., Sp.Perio, MARS Dharma Satya Aprianto, drg., Sp.Pros Nofikha H. Nasution, drg., Sp.Perio M. Nicky Nurfajri, drg., MPH Agus Ardinansyah, drg, M.Pd.Ked Dharma Satya Aprianto, drg, Sp.Pros Okky Marita Ardy, drg, M.Si Chrisni Oktavia Jusup, drg, Sp.Ort Alisa Novianti Pratiwi, drg, M.Kes Fatimah Azzahra Attamimi, drg, M.Kes Muhamad Zakki, drg, Sp.KGA Nur Hidayati Nosi Prastiyani, dr Anita Rosa Delima, drg, Sp.KG Halaman 50 dari 54 DAFTAR ACUAN 1. Revisi Peraturan Akademik Program Sarjana, Profesi dan Pascasarjana di Universitas YARSI no. 002/REK/PER/VII/2018 2. Naskah Akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI 2018. 3. Peraturan Universitas YARSI no. 001/REK/PER/IX/2017 tentang Tata Tertib Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Universitas YARSI> 4. SK Rektor Universitas YARSI tentang Ketentuan Memakai Busana Muslim/Muslimah dan ID Card bagi mahasiswa / mahasiswi Universitas YARSI nomor : 024/REK/KEP/XII/2005. 5. SK Rektor Universitas YARSI no. 002/INT/SK/REK/UY/I/2018 tentang Tata Cara Penulisan nomor Pokok Mahasiswa dan Kode Mata Kuliah Program Sarjana dan Pascasarjana. 6. Peraturan Rektor Universitas YARSI no. 001/REK/PER/VII/2018 tentang Penyelenggaraan Perkuliahan pada Semester Antara di Universitas YARSI 7. Buku Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Dokter Gigi Tahap Sarjana. Halaman 51 dari 54 SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama : …………………………………………………………… NPM : …………………………………………………………… Nama orangtua/Wali : …………………………………………………………… Alamat : …………………………………………………………… …………………………………………………………… No Telp/HP/email : …………………………………………………………… …………………………………………………………… Dengan ini menyatakan bahwa setelah membaca, mengerti dan memahami isi Buku Panduan ini, maka saya akan mematuhi ketentuan-ketentuan pada Buku Panduan ini. Jakarta, …………………………….. Mahasiswa …………………………………… NPM : …………………………… Mengetahui …………………………… Orangtua / Wali mahasiswa …………………………………… Pembimbing Akademik. Halaman 52 dari 54 Daftar nama staf Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI No 1 Nama Prof. Dr. Bambang S. Trenggono, drg, M.Biomed 2 Prof. Dr. Dewi Nurul M, drg, SpPerio(K) 3 Ardin Amir, drg, DDS, F.I.C.D 4 Dr. Sonya Priyadharsini, drg, M.Si 5 Dr. Fazwishni Siregar, drg, SpOrt 6 Umi S. Widjaja, drg, SpPM 7 Nur Erryzona, drg 8 Dr. Helwiah Umniyati, drg. MPH 9 Dharma Stya Aprianto, drg, SpPros 10 Chaerita Maulani, drg, SpPerio 11 Djuned Prasonto, drg, Sp.KGA 12 Nugroho Ahmad Riyadi, drg, Sp.Ort 13 Bimo Rintoko, drg, SpPros 14 Hesti Witasari Jos Erry, drg, SpKG 15 Audiawati Surachmin, drg, SpPM 16 Anita Rosa Delima, drg, SpKG 17 Muhamad Zakki, drg, Sp.KGA 18 Ahmad Ronal, drg, Sp.PM 19 Lisa Prihastari, drg, M.Kes 20 Agus Ardinansyah, drg, MPdKed 21 Moch. Atmaji Windrianto, drg, M.Si 22 Prastiwi Setyaningtyas, drg, Sp.KGA 23 Nita Nurniza, drg, Sp.Perio 24 Nur Hidayati Nosi Prastiyani, drg, M.Pd.Ked 25 Dede Arsista, drg, M.Si 26 Chrisni Oktavia Jusup, drg, Sp.Ort 27 Fathimah Azzahra Attamimi, drg, M.Kes 28 Alisa Novianty Pratiwi, drg, M.Kes 29 Okky Marita Ardy, drg, M.Si Dosen Tidak Tetap 1 Juliani Kusumaputra, drg, Sp.BM Bagian Pancasila dan Kewarganegaraan Tim Dosen Fakultas Hukum Bagian Bahasa Indonesia Aulia Rahmi Bagian Bahasa Inggris Tim Dosen Optima Languange Bagian Kewirausahaan Tim Kewirausahaan Warek IV NIDN/NIDK Email [email protected] 8890890019 9900980026 4015105001 8880890019 8860201019 0302055501 0301096301 0315048702 0313057005 0323067308 0315088003 0322068101 0305108105 0301078203 0311038204 0330078304 0301108404 0317088801 0906128505 0309118801 0319048502 0314048404 0309107902 0323128901 0311118806 0320038702 [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] Halaman 53 dari 54 Bagian KKN Tim bidang I dan III Universitas Bagian Agama Staf Tata Usaha 1 M. Syarifuddin 2 Nurul Inayati 3 Agus Gunawan [email protected] [email protected] [email protected] Halaman 54 dari 54