Test of control dan substantive test atas transaksi penjualan dan penagihan. Kelompok 5 1.Eka Wahyuny Arif (180221100020) 2.Lisa Lailatul Rohmah(180221100021) 3.Nurul Fawaid (180221100022) 4.Saadila Fajariyah (180221100023) 1. Sifat dari Siklus Penjualan dan Penagihan Audit Siklus Penjualan dan Penagihan Tujuan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus yang disajikan secara wajar sesuai SAK. Lima kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan: 1. 2. 3. 4. 5. Penjualan (tunai atau kredit) Penerimaan kas Return penjualan dan pengurangan harga Penghapusan piutang tak tertagih Estimasi beban piutang tak tertagih Kelompok transaksi, akun, fungsi bisnis terkait siklus penjualan dan penagihan Kelompok transaksi Penjualan akun Penjualan Piutang Dagang Fungsi bisnis o Pemrosesan pesanan pelanggan Pemberian kredit Pengiriman barang Penagihan pelanggan dan mencatat penjualan Penerimaan Kas Kas di bank (debit dari penerimaan kas) Piutang Dagang Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas Return penjualan dan pengurangan harga Return penjualan dan pengurangan harga piutang dagang Pemrosesan dan pencatatan return penjualan dan pengurangan harga Penghapusan piutang tak tertagih Piutang dagang penyisihan piutang tak tertagih Penghapusan piutang tak tertagih Beban piutang tak tertagih Pembebanan piutang tak tertagih 2. Metodelogi Merancang test of control dan substantive test Test Of Control ( uji pengendalian ) prosedur yang digunakan untuk menguji efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian) Substantive Test ( pengujian subtantif ) perosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang secara langsung mempengaruhi ketepatan dari saldo laporan keuangan 1. Memahami pengendalian internal 2. Menilai resiko pengendalian yang direncanakan 3. Menentukan luas pengujian pengendalian. Luas pengujian pengendalian dalam audit perusahaan non public tergantung pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi resiko pengendalian. 4. Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan.. 5. Merancang pengujian substantif pengendalian untuk penjualan. Untuk mencatat penjualan yang terjadi, auditor harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi : a. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan. b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali. c. Pengiriman dilakukan pada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan. 3. Internal control, test of control dan substantive test atas penerimaan kas. A. Internal Control Terhadap Penerimaan Kas Auditor harus memahami efektivitas aspek rancangan dan operasional dari pengendalian internal. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor terhadap pengendalian intern yaitu: 1. Memperbaharui dan mengevaluasi pengalaman auditor terdahulu 2. Meminta keterangan dari personil klien 3. Membaca manual sistem dan kebijakan klien 4. Menguji dokumen dan arsip 5. Mengamati aktivitas dan operasional entitas B. Test Of Control (Uji Pengendalian) Terhadap Penerimaan Kas Test of controls (TOC) merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian) Pengujian ini meliputi jenis prosedur audit sbb: 1. Meminta keterangan dari personil klien 2. Menguji dokumen, arsip, dan laporan 3. Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian 4. Melaksanakan kembali prosedur klien Contoh: 5. Menyamakan invoice supplier dengan purchase order dan receiving report sebelum menyetujui pembayaran invoice 6. Memeriksa kartu absensi karyawan sebelum menyetujui pembayaran uang lembur C. Subtantive Test Atas Penerimaan Kas Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang secara langsung mempengaruhi ketepatan dari saldo laporan keuangan. Substantive test terdiri dari: (1) Substantive test of transactions, dan (2) Detail test of balances Substantive test of transactions (STOT) merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter (monetary misstatement) untuk menentukan apakah 6 transaction-related audit objective (tujuan audit terkait dengan transaksi) telah terpenuhi. Transaction-related audit objective (tujuan audit terkait dengan transaksi) meliputi: (1) existence, (2) completeness, (3) accuracy, (4) classification, (5) timing, (6) posting&summarization. Contoh: untuk sebuah transaksi penjualan, STOT dilakukan untuk menguji apakah transaksi tersebut telah dicatat secara tepat. Diuji apakah telah dijurnal dan jumlah yang akurat, dicatat pada periode yang tepat, digolongkan secara tepat, di-summarized dan diposting ke ledger yang tepat. Pengaruh Dari Hasil Test Of Control Dan Subtantive Test Dan Transaksi Hasil dari test of control dan substantive test dari transaksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantive atas rincian saldo. Jika test tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian substantive tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas. THANK YOU