Uploaded by iisnaria444

latar BELAKANG FIKS

advertisement
PROPOSAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (KELAS C)
DI BUTON TENGAH
NAMA
: Iis Naria
KELAS
: C2
STB
: 03420160075
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Juhana Said, ST., MT.
Nashrah Arsyad, ST., M.Si.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas kesempatan dan karuniaNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Proposal sebagai
pelengkap dari mata kuliah Proposal. Tak lupa saya kirimkan salam dan salawat kepada
Nabiullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kegelapan menuju alam
yang terang benderang seperti sekarang ini.
Penulisan pada laporan ini juga masih banyak kekurangan namun saya telah
berusaha menyelesaikan laporan ini sesempurna mungkin untuk medapatkan nilai yang
maksimal dalam mata kuliah Proposal sehingga dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini takkan terselesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengajar, teman-teman, kedua orang tua saya dan seluruh anggota keluarga yang
memberikan bantuan, masukan dan motivasi.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian laporan ini, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
sangat diperlukan untuk perbaikan yang lebih baik. Allah akan selalu memberi rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Makassar, Desember 2019
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
C.
Tujuan dan Sasaran Pembahasaan ............................................................................. 3
D.
Lingkup Pembahasan .................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
A.
Definisi ......................................................................................................... 5
B.
Penggolongan Rumah Sakit ......................................................................... 8
C.
Infrastrutur Rumah Sakit .............................................................................. 8
D.
Fungsi Rumah Sakit ................................................................................... 10
E.
Perencanaan Bangunan Rumah Sakit......................................................... 10
F.
Studi Bangunan Sejenis RSUD yang ada di Indonesia .............................. 12
BAB III ................................................................................................................. 17
A.
Metode Penelitian ......................................................................................................... 17
B.
Studi Literatur................................................................................................................ 17
C.
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................... 17
D.
Sumber Data .................................................................................................................. 17
E.
Definisi Operasional .................................................................................................... 18
F.
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7 Tampak Bangunan RSUD Setjonegoro Wonosobo .......................... 12
Gambar 2.8 RSUD Setjonegoro Wonosobo.......................................................... 13
Gambar 2.9 RSUD Setjonegoro Wonosobo.......................................................... 13
Gambar 2.10 RSUD Setjonegoro Wonosobo........................................................ 14
Gambar 2.11 Keluarga Sehat Hospital .................................................................. 14
Gambar 2.12 Keluarga Sehat Hospital ................................................................. 15
Gambar 2.13 Keluarga Sehat Hospital ................................................................. 15
Gambar 2.14 Keluarga Sehat Hospital ................................................................. 16
Gambar 2.15 Keluarga Sehat Hospital ................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Permenkes (2014 )
Perkembangan rumah sakit di dunia semakin pesat, salah satu contohnya
adalah Rumah Sakit Internasional Bumrungrad yang pertama kali didirikan
pada tahun 1980 tepat di jantung kota Bangkok saat ini adalah rumah sakit
terbesar di Asia Tenggara dengan fasilitas 538 kamar bagi pasien rawat inap,
30 pusat spesialis, lebih dari 1.200 dokter dan dokter gigi, dan juga perawat
yang berjumlah 900 orang. Bumrungrad menawarkan diagnosis, terapi, dan
fasilitas
perawatan
intensif
terbaik
sebagai
pusat
layanan
medis.
(www.bumrungrad.com)
Di Indonesia terdapat pula rumah sakit yang berfasilitas memadai. Rumah
Sakit Umum (RSUD) Teluk Bintuni misalnya, merupakan rumah sakit kelas C
yang ada di Jalan Raya Sibena KM 7 merupakan salah satu RS yang memiliki
status akreditasi Paripurna. Rumah sakit yang aktif sejak tahun 2011 lalu itu
terbilang luas dan besar untuk ukuran rumah sakit yang ada di daerah terpencil.
Fasilitasnya pun cukup lengkap. Luas bangunan 5.000 meter persegi dan
tanahnya seluas 50.000 meter persegi. RS tersebut memiliki 255 tenaga kerja
dan 12 dokter spesialis. Mereka juga punya Unit Gawat Darurat (UGD), rawat
inap sampai kelas VIP, Obgyn, laboratorium, bagian tranfusi darah dan gedung
khusus bedah. Paramitha (2018)
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C sebagaimana
dimaksud dalam pasal 36, paling sedikit meliputi pelayanan medik, pelayanan
kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang
klinik, pelayanan penunjang nonklinik dan pelayanan rawat inap. Adpun
pelayanan medik yang dimaksud yaitu paling sedikit terdiri dari: pelayanan
gawat darurat, pelayanan medik umum, pelayanan medik spesialis dasar,
pelayanan medik spesialis penunjang,
1
pelayanan medik spesialis lain,
2
pelayanan medik subspesialis dan pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.
Pelayanan kefarmasian sebagaimana yang dimaksud meliputi pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan
farmasi klinik. Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud
meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. Pelayanan penunjang
klinik sebagaimana dimaksud meliputi pelayanan bank darah, perawatan
intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi
instrumen dan rekam medik. Pelayanan penunjang nonklinik sebagaimana
dimaksud meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan
pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem
informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan
kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih. Pelayanan rawat
inap sebagaimana dimaksud harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah, jumlah tempat
tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta, jumlah tempat tidur perawatan
intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah
Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta. Permenkes (2014 )
Kabupaten Buton Tengah sudah mempunyai gedung layanan berupa
Rumah Sakit Umum Daerah. Layanan kesehatan yang diberikan berupa
puskesmas sebanyak 14 puskesmas yang tersebar di seluruh Kabupaten Buton
tengah pada tahun 2018 menurut Kemkes, dimana puskesmas ini belum bisa
menampung secara menyeluruh aktifitas medis yang dibutuhkan masyarakat.
Sehingga Kabupaten Buton tengah membutuhkan wadah untuk memfasilitasi
kebutuhan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Naria (2019)
Rumah Sakit harus mengikuti perkembangan kebutuhan pasien dan
memenuhi persyaratan operasional yang ada. Perencanaan Rumah Sakit
diharapkan menjadi solusi untuk peningkatan kesehatan masyarakat di
Kabupaten Buton Tengah. Naria (2019)
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penataan site dan konsep penataan ruang untuk
mewujudkan RSUD yang memuat kegiatan yang di inginkan ?
2. Bagaimana mendesain sarana dan prasarana untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ?
3. Bagaimana mendesain/menentukan bentuk fisik bangunan, aksesibilitas,
kenyamanan, utilitas dan struktur bangunan untuk Rumah Sakit Umum
Daerah ?
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
1. Tujuan
a. Konsep penataan site dan konsep penataan ruang untuk mewujudkan
RSUD yang memuat kegiatan yang di inginkan
b. Mendesain sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan
c. Mendesain/menentukan
bentuk
fisik
bangunan,
aksesibilitas,
kenyamanan, utilitas dan struktur bangunan untuk Rumah Sakit Umum
Daerah
2. Sasaran Pembahasan
Mendapatkan konsep perancangan bangunan Rumah Sakit Umum Daerah
Buton Tengah yang mempertimbangkan persyaratan, kriteria, aktifitas,
faktor-faktor penentu fasilitas, dan landasan desain fisik serta faktor
lingkungan.
D. Lingkup dan Batasan Pembahasan
1. Lingkup pembahasan
Pembahasan difokuskan pada bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Buton
Tengah yang dibatasi pada disiplin ilmu Arsitektur dan disiplin ilmu yang
lain yang dianggap dapat mendukung pemecahan pada topik pembahasan.
2. Batasan Pembahasan
Pembahasan di batasi pada :
a. Masalah perancangan dibatasi pada masalah Arsitektur seperti studi
lokasi, studi tapak, studi bentuk,studi ruang.
4
b. Perancangan didasarkan pada standar standar ruang yang telah di analisa
dan dibahas pada acuan perancangan yang disesuaikan pada perancangan
fisik.
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Rumah Sakit
Kata rumah sakit berasal dari kata hospital, yakni sebuah institusi
pelayanan kesehatan yang menyediakan tempat untuk pasien rawat inap
dalam jangka waktu tertentu. Rumah sakit biasanya didirikan berdasarkan
wilayah, oleh suatu organisasi/lembaga kesehatan (baik profit maupun
nonprofit), badan asuransi maupun badan amal, termasuk donator secara
langsung, bahkan organisasi keagamaan individu atau yayasan. Sedangkan
pengertian rumah sakit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri
berarti rumah atau tempat merawat orang sakit, tempat yang menyediakan
dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah
kesehatan. Arsitektur Rumah Sakit (2010)
Rumah
Sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
penyakit atau kekhususan lainnya. Permenkes (2014 )
2. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakitmulai dari yang
bersifat dasar, spesialistik, hingga sub spesialistik yang di selenggaakan dan
dikelola oleh pihak Pemerintah Daerah. Arsitektur Rumah Sakit (2010)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kelas C adalah Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit mulai dari yang
bersifat dasar, spesialistik, hingga sub spesialistik yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis 4 (empat) spesialistik dasar dan 4 (empat)
5
6
spesialistik penunjang, yang mana Rumah Sakit ini diselenggarakan dan
dikelola oleh pihak Pemerintah Daerah. Arsitektur Rumah Sakit (2010)
3. Rumah Sakit Tipe C
Rumah Sakit Kelas C merupakan sarana pelayanan kesehatan umum
tingkat kabupaten/ kota yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medis 4 (empat) spesialistik dasar dan 4 (empat) spesialistik
penunjang. Dalam rangka mencapai kualitas dan kemampuan pelayanan
medis pada Rumah Sakit Kelas C ini, maka harus didukung dengan sarana
dan prasarana rumah sakit yang terencana, baik dan benar. Tugijono (2007)
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C (
Permenkes, 2014 ) paling sedikit meliputi:
a. Pelayanan medik;
(1) Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a,
paling sedikit terdiri dari:
a. pelayanan gawat darurat;
b. pelayanan medik umum;
c. pelayanan medik spesialis dasar;
d. pelayanan medik spesialis penunjang;
e. pelayanan medik spesialis lain;
f. pelayanan medik subspesialis; dan
g. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.
(2) Pelayanan gawat darurat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara
terus menerus.
(3) Pelayanan medik umum, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu
dan anak, dan keluarga berencana.
(4) Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak,
bedah, dan obstetri dan ginekologi.
7
(5) Pelayanan medik spesialis penunjang, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan
patologi klinik.
(6) Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf g, paling sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.
b. Pelayanan kefarmasian;
Pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf
b meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.
c. Pelayanan keperawatan dan kebidanan;
Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 huruf c meliputi asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan.
d. Pelayanan penunjang klinik;
Pelayanan penunjang klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
huruf d meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua
golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam
medik.
e. Pelayanan penunjang nonklinik;
Pelayanan penunjang nonklinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf e meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan
pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem
informasi
dan
komunikasi,
pemulasaraan
jenazah,
sistem
penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air
bersih.
f. Pelayanan rawat inap.
Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf
f harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
1. Jumlah tempat tidur perawatan kelas iii paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik pemerintah;
8
2. Jumlah tempat tidur perawatan kelas iii paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik swasta;
3. Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari
seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik pemerintah dan rumah
sakit milik swasta.
B. Penggolongan Rumah Sakit
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit
dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus, (
Permenkes, 2014 ) yakni sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diklasifikasikan menjadi:
1) Rumah Sakit Umum Kelas A;
2) Rumah Sakit Umum Kelas B;
3) Rumah Sakit Umum Kelas C; dan
4) Rumah Sakit Umum Kelas D.
b. Rumah Sakit Umum Kelas D diklasifikasikan menjadi:
1) Rumah Sakit Umum Kelas D; dan
2) Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.
c. Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diklasifikasikan menjadi: a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;
1) Rumah Sakit Khusus Kelas B; dan
2) Rumah Sakit Khusus Kelas C.
C. Infrastrutur Rumah Sakit
a. Penetapan klasifikasi Rumah Sakit
1. pelayanan;
2. sumber daya manusia;
3. peralatan; dan
4. bangunan dan prasarana.
b. Bangunan dan prasarana Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan tata
bangunan dan lingkungan serta persyaratan keandalan bangunan dan
9
prasarana Rumah Sakit. Persyaratan keandalan bangunan dan prasarana
Rumah Sakit meliputi:
1. Persyaratan keselamatan struktur bangunan, kemampuan bangunan
menanggulangi bahaya kebakaran, bahaya petir, bahaya kelistrikan,
persyaratan instalasi gas medik, instalasi uap dan instalasi bahan bakar
gas.
2. Persyaratan sistem ventilasi, pencahayaan, instalasi air, instalasi
pengolahan limbah, dan bahan bangunan.
3. Persyaratan kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang,
kenyamanan termal, kenyamanan terhadap tingkat getaran dan
kebisingan.
4. Persyaratan tanda arah (signage), koridor, tangga, ram, lift, toilet dan
sarana evakuasi yang aman bagi semua orang termasuk penyandang
cacat dan lansia.
c. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan meliputi :
1. Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan sesuai ketentuan peraturan
daerah setempat.
2. Desain bangunan Rumah Sakit, yang meliputi:
a) Bentuk denah bangunan Rumah Sakit simetris dan sederhana untuk
mengantisipasi kerusakan apabila terjadi gempa.
b) Massa bangunan harus mempertimbangkan sirkulasi udara dan
pencahayaan.
c) Tata letak bangunan-bangunan (siteplan) dan tata ruang dalam
bangunan harus mempertimbangkan zonasi berdasarkan tingkat
resiko penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi
berdasarkan kedekatan hubungan fungsi antar ruang pelayanan.
d) Tinggi rendah bangunan harus dibuat tetap menjaga keserasian
lingkungan dan peil banjir.
e) Aksesibilitas
di
luar
dan
di
dalam
bangunan
harus
mempertimbangkan kemudahan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat dan lansia.
10
f)
Bangunan Rumah Sakit harus menyediakan area parkir kendaraan
dengan jumlah area yang proporsional disesuaikan dengan peraturan
daerah setempat.
g) Perancangan pemanfaatan tata ruang dalam bangunan harus efektif
sesuai dengan fungsi-fungsi pelayanan.
d. Pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
D. Fungsi Rumah Sakit
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, ( UU No.
44, 2009) Rumah Sakit mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
E. Perencanaan Bangunan Rumah Sakit
1. Prinsip umum
a. Perlindungan terhadap pasien merupakan hal yang harus diprioritaskan.
Terlalu banyak lalu lintas akan menggangu pasien, mengurangi efisiensi
pelayanan pasien dan meninggikan risiko infeksi, khususnya untuk
pasien bedah dimana kondisi bersih sangat penting. Jaminan
perlindungan terhadap infeksi merupakan persyaratan utama yang harus
dipenuhi dalam kegiatan pelayanan terhadap pasien.
b. Merencanakan sependek mungkin jalur lalu lintas. Kondisi ini membantu
menjaga kebersihan (aseptic) dan mengamankan langkah setiap orang,
perawat, pasien dan petugas rumah sakit lainnya. Rumah sakit adalah
11
tempat dimana sesuatunya berjalan cepat. Jiwa pasien sering tergantung
padanya. Waktu yang terbuang akibat langkah yang tidak perlu
membuang biaya disamping kelelahan orang pada akhir hari kerja.
c. Pemisahan aktivitas yang berbeda, pemisahan antara pekerjaan bersih
dan pekerjaan kotor, aktivitas tenang dan bising, perbedaan tipe pasien,
(contoh sakit serius dan rawat jalan) dan tipe berbeda dari lalu lintas di
dalam dan di luar bangunan.
d. Mengontrol aktifitas petugas terhadap pasien serta aktifitas pengunjung
RS yang datang, agar aktifitas pasien dan petugas tidak terganggu. Tata
letak Pos perawat harus mempertimbangkan kemudahan bagi perawat
untuk memonitor dan membantu pasien yang sedang berlatih di koridor
pasien, dan pengunjung masuk dan ke luar unit. Bayi harus dilindungi
dari kemungkinan pencurian dan dari kuman penyakit yang dibawa
pengunjung dan petugas rumah sakit. Pasien di ruang ICU harus dijaga
terhadap infeksi. Begitu pula pada kamar bedah.
2. Prinsip khusus
a. Maksimum pencahayaan dan angin untuk semua bagian bangunan
merupakan faktor yang penting. Ini khususnya untuk rumah sakit yang
tidak menggunakan air conditioning.
b. Jendela sebaiknya dilengkapi dengan kawat kasa untuk mencegah
nyamuk dan binatang terbang lainnya yang berada dimana-mana di
sekitar rumah sakit.
c. RS minimal mempunyai 3 akses/pintu masuk, terdiri dari pintu masuk
utama, pintu masuk ke Unit Gawat Darurat dan Pintu Masuk ke area
layanan Servis.
d. Pintu masuk untuk service sebaiknya berdekatan dengan dapur dan
daerah penyimpanan persediaan (gudang) yang menerima barang-barang
dalam bentuk curah, dan bila mungkin berdekatan dengan lif service.
Bordes dan timbangan tersedia di daerah itu. Sampah padat dan sampah
lainnya dibuang dari tempat ini, juga benda-benda yang tidak terpakai.
12
Akses ke kamar mayat sebaiknya diproteksi terhadap pandangan pasien
dan pengunjung untuk alasan psikologis.
e. Pintu masuk dan lobi disarankan dibuat cukup menarik, sehingga pasien
dan pengantar pasien mudah mengenali pintu masuk utama.
f. Alur lalu lintas pasien dan petugas RS harus direncanakan seefisien
mungkin.
g. Koridor publik dipisah dengan koridor untuk pasien dan petugas medik,
dimaksudkan untuk mengurangi waktu kemacetan. Bahan-bahan,
material dan pembuangan sampah sebaiknya tidak memotong pergerakan
orang. Rumah sakit perlu dirancang agar petugas, pasien dan pengunjung
mudah orientasinya jika berada di dalam bangunan.
h. Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-kangit minimal 2,40 m.
Koridor sebaiknya lurus. Apabila ramp digunakan, kemiringannya
sebaiknya tidak melebihi 1 : 10 ( membuat sudut maksimal 70)
i. Alur pasien rawat jalan yang ingin ke laboratorium, radiologi, farmasi,
terapi khusus dan ke pelayanan medis lain, tidak melalui daerah pasien
rawat inap.
j. Alur pasien rawat inap jika ingin ke laboratorium, radiologi dan bagian
lain, harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
F. Studi Bangunan Sejenis RSUD yang ada di Indonesia
1. RSUD Setjonegoro Wonosobo
Gambar 2.7 Tampak Bangunan RSUD Setjonegoro Wonosobo
Sumber: https://www.garnesia.com
13
BRSUD Setjonegoro Wonosobo merupakan Rumah Sakit Umum milik
Pemerintah Daerah Kab. Wonosobo dengan kapasitas 253 TT, dengan
klasifikasi RSU kelas C. Lokasi berada di tengah kota dengan tingkat
kepadatan penduduk tinggi. Luas lahan 7.446 m2,, karena keterbatasan
lahan Rumah Sakit ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu di timur jalan seluas
6.090 m2dan di barat jalan seluas 1.356 m2. Bergaya Arsitektur Modern
Tropis. Memiliki 4 massa bangunan yang terdiri dari 2-4 lantai. Penataan
Ruang masih belum sesuai dengan alur pelayanan, sehingga menimbulkan
cross pada beberapa instalasi. Area parkir dibagi menjadi 3, untuk
karyawan, poliklinik, dan rawat inap. (https://www.garnesia.com)
Gambar 2.8 RSUD Setjonegoro Wonosobo
https://dilokasi.com/Jawa-Tengah/Places/RSUD-Setjonegoro-Wonosobo
Gambar 2.9 RSUD Setjonegoro Wonosobo
https://dilokasi.com/Jawa-Tengah/Places/RSUD-Setjonegoro-Wonosobo
14
Gambar 2.10 RSUD Setjonegoro Wonosobo
https://dilokasi.com/Jawa-Tengah/Places/RSUD-Setjonegoro-Wonosobo
1. Keluarga Sehat Hospital
Gambar 2.11 Tampak Bangunan Keluarga Sehat Hospital
Sumber: www.ksh.co.id
Merupakan Rumah Sakit Umum milik Swasta, yaitu PT. Keluarga
Sehat Sejahtera, dengan kapasitas 104 TT, dengan klasifikasi RSU Swasta
Madya (setara kelas C RSU pemerintah). Lokasi berada di jalur utama
Kudus-Pati dengan tingkat kepadatan penduduk sedang, dekat dengan
kawasan industri. Luas lahan 10.183 m2.Bergaya Arsitektur Modern.
15
Memiliki 5 massa bangunan yang terdiri dari 1-3 lantai. Area parkir dibagi
menjadi 2, untuk pengunjung dan pengelola. (www.ksh.co.id)
Fasilitas yang ada di Keluarga Sehat Hospital
Gambar 2.12 Keluarga Sehat Hospital
Sumber: www.ksh.co.id
Gambar 2.13 Keluarga Sehat Hospital
Sumber: www.ksh.co.id
16
Gambar 2.14 Keluarga Sehat Hospital
Sumber: www.ksh.co.id
Gambar 2.15 Keluarga Sehat Hospital
Sumber: www.ksh.co.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Muhammad,
(Meolong, 2011) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainlain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Penyajian data dalam penelitian ini adalah dengan
deskriptif, yaitu peneliti memaparkan keadaan dan mutu pelayanan
kesehatan di Kabupaten Buton Tengah.
B. Studi Literatur
Dalam melakukan penelitian ilmiah harus dilakukan teknik penyusunan
yang sistematis untuk memudahkan langkah – langkah yang akan diambil.
Begitu pula yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, langkah pertama
yaitu dengan mencari data untuk melihat kondisi pelayanan kesehatan dan
penyakit yang banyak diidap masyarakat. Data yang didapat dari studi
literatur ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan rumah sakit
dengan sarana yang di desain sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
C. Waktu dan Tempat penelitian
1. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD yang ada di Kabupaten Buton
Tengah.
2. Waktu penelitian pada bulan Agustus, 2020 sampai dengan bulan
Januari, 2021.
D. Sumber Data
Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh
sebagaimana yang dinyatakan oleh (Arikunto 2012). Data adalah
sekumpuan informasi, fakta – fakta, atau simbol – simbol yang
17
18
menerangkan tentang keadaan objek penelitian. Sedangkan data yang sudah
didapat akan dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data ini
dapat diperoleh melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara
kepada informan berdasarkan pedoman wawancara yang dibuat oleh
peneliti.
2. Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini didapat melalui peninggalan tertulis
yang dilakukan dengan cara membaca buku – buku literature, dokumen,
dan tulisan yang dianggap peneliti berkenaan dengan permasalahan
yang sedang diteliti.
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini definisi operasional varibel adalah perencanaan
fasilitas rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan kesehatan sebagai
berikut:
1. Penggunaan Fungsi Rumah Sakit:
a. Pemberian pelayanan kesehatan
b. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
c. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
2. Kegiatan Pemanfaatan Fasilitas Rumah Sakit:
a. Membantu menjaga kebersihan (aseptic) dan mengamankan langkah
setiap orang, perawat, pasien dan petugas rumah sakit lainnya.
b. Pemisahan aktivitas yang berbeda, pemisahan antara pekerjaan
bersih dan pekerjaan kotor, aktivitas tenang dan bising, perbedaan
tipe pasien.
c. Mengontrol aktifitas petugas terhadap pasien serta aktifitas
pengunjung RS yang datang, agar aktifitas pasien dan petugas tidak
terganggu.
3. Upaya Meningkatkan pelayanan kesehatan:
a. Pelayanan medik
19
b. Pelayanan kefarmasian
c. Pelayanan keperawatan dan kebidanan
d. Pelayanan penunjang klinik
e. Pelayanan penunjang nonklinik
f. Pelayanan rawat inap.
4. Interior
a. Perletakan perabot
b. Pola ruang
c. Penghawaan
d. Pola lantai
e. pencahayaan
F. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena dengan data
peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini,
data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus
menerus sampai datanya mencukupi. Sesuai dengan karateristik data yang
diperlukan dalam penelitian ini, maka ada tahap pengumpulan data, yaitu :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian.
Pada tahap ini peneliti mulai menyiapkan bahan-bahan acuan penelitian,
seperti mencari literasi dari perpustakaan maupun dari internet serta
studi dokumen terkait.
2. Tahap pelaksanaan
a. Profil dan pengolah RSUD
Profil dan pengelolah RSUD adalah kondisi fisik rumah sakit,
penyakit yang banyak diidap masyarakat, aksesibilitas dan layanan
rumah sakit. Untuk mengetahui profil dan pengolah rumah sakit
saya menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi di
dinas Buton Tengah.
20
b. Sarana dan prasaran rumah sakit
Dalam mengetahui sarana dan prasaran rumah sakit seperti
pelayanan medik, kefarmasian, keperawatan dan kebidana, klinik,
penunjang nonklinik dan rawat inap, maka saya melakukan teknik
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi literatur
tentang RSUD.
c. Profil kesehatan
Data kesehatan saya dapat dari Profil Kesehatan Buton Tengah.
d. Bangunan fisik rumah sakit
Dalam pengumpulan data ini maka teknik yang dilakukan teknik
dokumentasi. untuk mengumpulkan data yang diteliti berupa buku,
dokumen, catatan harian, dan foto-foto tentang kondisi fisik RSUD
di Buton Tengah.
e. Rumah sakit yang sesuai kebutuhan masyarakat
Teknik ini tujuannya mengetahui kenyamanan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan pasien dari rumah sakit. Data ini juga sangat
penting untuk mendesain rumah sakit yang sesuai dengan kondisi
tingkat kesehatan masyarakat.
f. Lokasi atau site bangunan
Rumah sakit merupakan suatu ruang atau gedung yang berisi
penunjang kesehatan. Untuk sebuah desain rumah sakit yang dapat
dilihat dari fungsi adalah rumah sakit harus nyaman bagi pasien.
Sehingga, langkah pertama untuk pembangunan sebuah rumah sakit
adalah lokasi. Untuk mendapatkan lokasi yang baik maka dilakukan
teknik observasi yang bertujuan untuk mendapatkan data-data lokasi
atau potensi lokasi yang akan dibangun rumah sakit. Dilakukan juga
survei dan wawancara terhadap lokasi sekitar untuk melihat atau
mengetahui kondisi iklim, tata massa, aksesibilitas, vegetasi dan
view lokasi yang akan dibangun rumah sakit. Dengan itu
terkumpulah data-data potensi lokasi untuk pembangunan rumah
sakit yang sesuai standar atau tidak sesuai .
21
g. Mendesain/menentukan bentuk fisik bangunan
Dalam mendesain suatu gedung atau bangunan maka yang sangat
penting diperhatikan adalah fungsi dari bangunan tersebut. Maka
teknik awal adalah dokumentasi di puskesmas sekitar sehingga
medapatkan data-data yang mendukung untuk skla desain bangunan
yang dibutuhkan.
h. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakam ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau
dari lokasi yang lainnya melalui system tranfortasi. Untuk sebuah
rumah sakit harus diletakkan ditempat strategis agar semua bisa
terjangkau. Maka, untuk melakukan penelitian ini dilakukanlah
survey lokasi dan melakukan study pustaka untuk mencari teoriteori atau refrensi yang kuat untuk dapat digunakan menyelsaikan
permasalahan lokasi yang baik untuk perpustakaan.
i. Utilitas
Utilitas suatu bagian terpenting pada bangunan untuk mendapatkan
unsur-unsur kenyamanan. Maka teknik yang harus dilakukan adalah
survey seperti observasi/wawancara untuk mengetahui apakah
lokasi rumah sakitnya tersedia jaringan PAM, jaringan listrik dan
jaringan komunikasi.
j. Struktur
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan struktur bangunan
adalah dengan observasi dan study pustaka untuk mendapatkan
permasalahan.
Data – data yang didapat dari observasi, wawancara, kemudian diolah
pada tingkat aspek berkaitan, yaitu:
a. Aspek Manusia
Adalah aspek untuk mencapai penyelesaian masalah yang berkaitan
dengan aktivitas, perilaku presepsi, pelaku kegiatan, menentukan
kebutuhan dan kapasitas ruang yang menentukan dimensi ruang
yang dibutuhkan dan pola sirkulasi dalam bangunan.
22
b. Aspek Lingkungan
Merupakan aspek untuk mencapai penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan lokasi, peraturan daerah setempat serta instansi
terkait, tipologi bangunan dan potensi lingkungan yang mendukung
perencanaan dan perancangan.
c. Aspek Induktif
Mengkomplikasikan data – data yang diperoleh kemudian dianalisa
dan dari hasil analisa disintesis untuk menuju transformasi desain.
3. Tahap Analisa Data
Proses analisi sebagai berikut :
a. Analisis Tapak
Analisis tapak merupakan pengamatan terhadap kondisi lokasi
terkait permasalahan dan potensi lokasi. Untuk mempermudah
proses perancangan nantinya. Dalam analisis ini diperlukan juga
untuk menemukan problem dan isu yang ada pada tapak selain dari
lingkungan dan sosial serta peraturannya. Dengan tujuan melayani
masyarakat maka syarat yang harus dipenuhi dari penempatan lokasi
rumah sakit ialah kemudahan untuk di akses masyarakat. Seperti :
1. Tampak harus mencolok yang dapat terlihat secara jelas tanpa
terhalang bangunan lain,
2. Tampak harus dapat menampung luas lahan rumah sakit yang
memungkinkan untuk berkembang, pencapaian kendaraan dan
pelayanan,
3. Memiliki orientasi muka bangunan kearah utara atau arah selatan
untuk meminimalakam silau dari cahaya matahari.
Pemilihan tapak harus berdasarkan fungsi dan kegunaan bangunan,
maka hal yang harus di perhatikan seperti kondisi eksisting tapak,
yaitu:
1. Batas, bentuk, dan kontur tapak
2. Kebisingan
3. Aksesibilitas dan sirkulasi
23
4. Utilitas
5. Vegetasi
6. View
7. Tata massa
8. Kondisi iklim (matahari dan angin)
b. Analisis Fungsi
Analisis fungsi dilakukan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan
dengan pertimbangan aktifitas dan perilaku pengguna serta
kegunaannya. Analisis fungsi juga dapat menghasilkan kebutuhan
ruang dan organisasi, khususnya bangunan rumah sakit yang akan
dirancang.
Fungsi rumah sakit dibagi bagi menjadi tiga kelompok fungsi yaitu:
1. Fungsi primer yang merupakan fungsi utama pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan serta peningkatan
kesehatan masyarakat.
2. Fungsi sekunder merupakan penjabaran fungsi primer secara
lebih terperinci. Yang termasuk fungsi sekunder adalah penelitian
dan pengembangan teknologi serta pelatihan sumber daya
manusia bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan.
3. Fungsi tersier atau servis merupakan fungsi yang mendukung
jalannya fungsi primer dan sekunder. Fungsi tersier juga disebut
dengan fungsi penunjang yang dibedakan menjadi fungsi
playanan/service dan fungsi mekanikal elektrikal.
Untuk melakukan analisa fungsi rumah sakit maka hal pertama yang
harus diketahui adalah :
1. Pelaku
2. Aktifitas pelaku
3. Program ruang
24
c. Analisis Aktifitas dan Pengguna
Analisis ini berguna untuk mengetahui siapa saja yang menjadi
pengguna dan yang beraktifitas didalam bangunan rumah sakit
berdasarkan fungsinya seperti pasien, pemimpin rumah sakit, staff
playanan, staff administrasi, cleaning service, petugas keamanan
dan lain-lain. Dari analisa ini maka menghasilkan sirkulasi yang
sesuai fungsi. Sehingga, akan memudahkan perancangan dengan
sirkulasi yang sesuai, aktifitas dan pengguna rumah sakit.
d. Analisis Bentuk/Fisik
Untuk mendapatkan bentuk bangunan maka yang harus diketahui
ruang yang di butuh kan rumah sakit, seperti ruang medik,
kefarmasian, keperawatan dan kebidana, klinik, penunjang
nonklinik dan rawat inap ruang penunjang, bangunan pendukung
seperti masjid, sirkulasi dan RTH. Setelah diketahui ruang yang di
butuhkan maka bentuk bangunan di analisa dengan menggunakan:
a. Konsep dasar bentuk bangunan,
b. Konsep tampilan eksterior ( tampak, atap, dinding dan kolom)
c. Konsep tampilan interior
e. Analisis Utilitas
Analisis ini akan memberi Gambaran sistem utilitas objek yang
membutuhkan penanggulangan lebih lanjut yang dimulai dari :
1. Trasportasi vertical
2. Sistem air bersih
3. Sistem drainase
4. Jaringan listrik
5. Pencahayaan
6. Sistem penangkal petir
7. Sistem pencegahan kebakaran
f. Tahap pelapor
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan/pemeriksa dari data
yang diperoleh untuk kebenaran informasi. Tahap ini juga dilakukan
25
perbandingan antara hasil survey, observasi dan dokumentasi serta
membandingkan dengan informasi yang didapatkan dari orang lain.
Setelah penyusunan laporan ini maka didapatkan hasil penelitian
dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan maksud dan tujuan penelitian, kemudian disusun secara
sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
Paramita, Tasya. (2018). https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatanintim/1071384-keren-rs-terbaik-di-papua-barat-ternyata-ada-dipedalaman (Diakses tanggal 10 Desember 2018, 20.40 Wita)
http://www.ksh.co.id/ ( Diakses tanggal 10 Januari 2020, 10.25 Wita)
https://dilokasi.com/Jawa-Tengah/Places/RSUD-Setjonegoro-Wonosobo (Diakses
tangga 10 Januari 2020, 10.25 Wita)
https://www.bumrungrad.com/id/about-us/overview (Diakses tanggal 10
Desember 2018, 20.40 Wita)
Arsitektur Rumah Sakit. (2010). Yogyakarta. PT. Global Rancangan
Selaras.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014.
Peraturan Derah Kabupaten Buton Utara Nomor 51 Tahun 2012.
Tugijono. (2007). Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit
Kelas C. Jakarta. Departemen Kesehatan RI Sekretariat Jendral.
26
Download