Uploaded by hilmahazim0602

resume

advertisement
Name: Hilma Hazim Aziz
NIM : 2010523014
TEACHING AND TOPIC SUMMARY REVIEW
WEEK 11
TOPIC Kepemimpinan dan Kepercayaan(Leadership and Trust)
No
1
Main Topic/
Issues
Mendefinisi
kan
pemimpin
dan
jelaskan
perbedaan
antara
manajer
dan
pemimpin.
Sub-Topic/
Issues
Manajer dan
Pemimpin
Summary
Sources
Manajer
→Orang yang pengaruhnya pada orang lain terbatas pada otoritas manajerial yang
ditunjuk dari posisi mereka untuk memberi penghargaan dan hukuman
Pemimpin
→ Orang dengan kekuatan manajerial dan pribadi yang dapat memengaruhi orang
lain untuk melakukan tindakan di luar tindakan yang dapat ditentukan oleh otoritas
(posisi) formal orang tersebut saja.
1.Management(stephe
n robbins and Marie
Coulter)
2.Lecture (stephen
robbins and decenzo
coulter fundamental
manajemen fourth
edition)
Manager vs Leader
Manajer
 Ditunjuk untuk posisi mereka
 Dapat mempengaruhi orang hanya sejauh otoritas formal posisi mereka
 Belum tentu punya skill dan kapabilitas menjadi leader
Pemimpin
 Ditunjuk atau muncul dari dalam kelompok kerja
 Dapat mempengaruhi orang lain dan memiliki otoritas manajerial
 Belum tentu punya skill dan kapabilitas menjadi manajer
2
3
4.
5.
Merangkum Teori
kesimpulan Kepemimpinan
teori sifat
Awal
kepemimpin
an
Menjelaska
n model
kontingensi
Fiedler.
Rangkum
model
kepemimpin
an jalan
tujuan.
menjelaska
n
kepemimpin
an
situasional.
Identifikasi
kualitas
yang
menjadi ciri
pemimpin
karismatik.
Melaskan
keterampila
n yang
Teori Kepemimpinan Awal
Trait Theories Of Leadership (Teori Sikap(1920s-30s))
→ Teori yang mencoba mengisolasi karakteristik yang membedakan pemimpin
dari non-pemimpin


Penelitian fokus pada penetuan karakteristika personal yang membedakan
antara pemimpin dan nonpemimpin yang tidak sukses.
Penelitian terakhir terhadap proses leadership menentukan tujuh sikapyang
diasosiakan dengan leadership yang sukses:
Drive, keinginan untuk memimpin, kejujuran danintegritas, kepercayaan diri,
interljensi,pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan.
 Drive (Mengemudi)
→ Pemimpin menunjukkan tingkat usaha yang tinggi. Mereka memiliki keinginan
yang relatif tinggi untuk berprestasi, mereka ambisius, mereka memiliki banyak
energi, mereka tanpa lelah gigih dalam aktivitas mereka, dan mereka menunjukkan
inisiatif.
 Desire to lead (Keinginan untuk memimpin)
→ Pemimpin memiliki keinginan yang kuat untuk mempengaruhi dan memimpin
orang lain. Mereka menunjukkan kesediaan untuk mengambil tanggung jawab.
 Honesty and integrity (Kejujuran dan integritas)
→ Pemimpin membangun hubungan saling percaya dengan pengikut dengan
bersikap jujur, tidak menipu, dan dengan menunjukkan konsistensi yang tinggi
antara kata dan perbuatan.
 Self-confidence (Percaya diri).
→ Pengikut mencari pemimpin untuk tidak adanya keraguan diri. Oleh karena itu,
para pemimpin
6
7
ditunjukkan
oleh para
pemimpin
visioner.
Menjelaska
n empat
peran
spesifik dari
pemimpin
tim yang
efektif.
Mengidentif
ikasi lima
dimensi
kepercayaa
n.
perlu menunjukkan kepercayaan diri untuk meyakinkan pengikut tentang
kebenaran tujuan mereka
dan keputusan.
 Intelligence (Kecerdasan)
→ Pemimpin harus cukup cerdas untuk mengumpulkan, mensintesis, dan
menafsirkan secara luas
sejumlah informasi, dan mereka harus mampu menciptakan visi, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan yang tepat.
 Job-relevant knowledge ( Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan)
→ Pemimpin yang efektif memiliki pengetahuan yang tinggi tentang perusahaan,
industri, dan masalah teknis. Pengetahuan yang mendalam memungkinkan para
pemimpin untuk membuat keputusan yang terinformasi dengan baik dan untuk
memahami implikasi dari keputusan tersebut.
 Extraversion (Ekstraversi)
→ Pemimpin adalah orang yang energik dan lincah. Mereka mudah bergaul, tegas,
dan jarang diam atau menyendiri.
Teori Perilaku Kepemimpinan (Behavioral Theories Of Leadership)
→ Teori yang mencoba mengisolasi perilaku yang membedakan pemimpin yang
efektif dari pemimpin yang tidak efektif
→ Studi perilaku fokus pada mengidentifikasi determinan perilaku kritis dari
kepemimpinannya, dapat digunakan untuk melatih orang menjadi pemimpin.
Perilaku atau Gaya Kepemimpinan
1.https://www.academ
ia.edu/22239269/Gaya
_Kepemimpinan_Kon
tinum
2.Lecture (stephen
robbins and decenzo
coulter fundamental
manajemen fourth
edition)
 Gaya kepemimpinan otokratis
→ Seorang pemimpin yang memusatkan otoritas, mendikte metode kerja,
membuat keputusan sepihak, dan membatasi partisipasi karyawan.
 Gaya kepemimpinan demokratis
→ Seorang pemimpin yang melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan,
mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode
dan tujuan kerja, dan menggunakan umpan balik untuk melatih karyawan.
 pemimpin konsultatif demokratis (A democratic-consultative leader)
→ mencari masukan dan mendengar kekhawatiran dan masalah karyawan tetapi
membuat keputusan akhir sendiri.
 Seorang pemimpin yang partisipatif demokratis (A democratic-participative
leader )
→ sering kali memungkinkan karyawan untuk memiliki suara dalam apa yang
diputuskan.
Gaya kepemimpinan Laissez-faire
→ Seorang pemimpin yang memberikan kebebasan penuh kepada karyawan untuk
membuat keputusan dan memutuskan metode kerja
Kesimpulan tentang gaya kepemimpinan
 Gaya kepemimpinan laissez-faire tidak efektif.
 Jumlah pekerjaan sama di bawah gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis
 Kualitas kerja dan kepuasan lebih tinggi di bawah kepemimpinan demokratis.
Gaya Kepemimpinan Kontinum (Robert Tannenbaum dan WarrenSchmidt)
Kedua ahli menggambarkan gagasannya bahwa ada dua bidang pengaruh yang
ekstrem , pertama bidang pengaruh pimpinan kedua bidang pengaruh kebebasan
3. http://alfian-afistimb07092009.blogspot.co
m/2013/11/gaya-gayakepemimpinan.html
bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritas dalam gaya
kepemimpinannya, sedangkan pada bidang kedua pemimpin menunjukkanm gaya
yang demokratis. Kedua bidang ipengaruh ini dipengaruhi dalam hubungannya
kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan keputusan.






Ada 7 model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin.
Pemimpin membuat keputusan kemudian mengumumkan kepada
bawahannya. Dari model ini terlihat bahwa otoritas yang digunakan atasan
terlalu banyak sedangkan daerah kebebasan bawahan terlalu sempit sekali.
Pemimpin menjual keputusan. Dalam hal ini pemimpin masih terlihat banyak
menggunakan otoritas yang ada padanya, sehingga persis dengan model yang
pertama. Bawahan disini belum banyak terlibat dalam pembuatan keputusan.
Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan mengundang
pertanyaan-pertanyaan. Dalam model ini pemimpin sudah menunjukkan
kemajuan, karena membatasi penggunaan otoritas dan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Bawahan sudah sedikit terlibat dalam pembuatan keputusan.
Pemimpin memberikan keputusan bersifat bersifat sementara yang
kemungkinan dapat diubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam
rangka pembuatan keputusan, sementara otoritas pemimpin sudah mulai
dikurangi penggunaannya,
Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan membuat
keputusan. Disini otoritas pimpinan digunakan sedikit mungkin, sebaliknya
kebebasan bawahan dalam berpartisipasi membuat keputusan sudah banyak
digunakan.
Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan
untuk membuat keputusan. Partisipasi bawahan dalam kesempatan ini lebih

besar dibandingkan kelima model diatas.
Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batasbatas yang telah dirumuskan oleh pimpinan. Model ini terletak pada titik
ekstrem penggunaan kebebasan bawahan, adapun titik ekstrem penggunaan
otoritas terdapat pada nomor satu di atas.
Ohio State Studies
Mengidentifikasi dua dimensi perilaku pemimpin.
 Initiating structure: peran pemimpin dalam menentuka perannya dan anggota
kelompoknya.
 Consideration: Kepercayaan mutual pemimpin dan penghargaan untuk ide dan
perencanaan

Research findings: mixed results
 Pada umumnya pemimpin dengan tinggkatan tinggi, walaupun tidak selalu
mencapai kinerja dan kepuasan tugas kelompok yang tinggi.
 Bukti mengindikasikan bahwa faktor situasional nampak mempengaruhi
dengan kuat keefektifitasan pemimpin.
The University Of Michigan Studies
→ Studi yang berusaha mengidentifikasi karakteristik perilaku pemimpin terkait
dengan efektivitas kinerja
 Berorientasi pada karyawan
→ Seorang pemimpin yang menekankan hubungan interpersonal, menaruh minat
pribadi pada kebutuhan karyawan, dan menerima perbedaan individu.
 Berorientasi pada produksi
→ Seorang pemimpin yang menekankan aspek teknis atau tugas dari suatu
pekerjaan, terutama berkaitan dengan penyelesaian tugas, dan menganggap
anggota kelompok sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Research findings:
→ Pemimpin yang orientasi karywan berhubungan secara kuat dengan kelompok
berproduktifitas tinggi dankepuasan kerja tinggi.
Gaya Kepemimpinan Managerial Grid Blake dan Mouton
Managerial Grid merupakan salah satu gaya kepemiminan yang terkenal untuk
mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam manajemen. Gaya ini
dirumuskan dan diperkenalkan oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mounton pada
tahun 1964. Dalam gaya atau pendekatan ini, manajer berhubungan dengan 2 hal
yakni: Produksi (concern for production) di satu pihak dan Orang-orang (concern
for people) di pihak lain. Managerial Grid menekankan bagaimana manajer
memikirkan produksi dan hubungan manajer serta memikirkan produksi dan
hubungan kerja dengan manusianya. Bukannya ditekankan pada berapa banyak
produksi harus dihasilkan, dan berapa banyak ia harus berhubungan dengan
bawahan.
Menurut Blaku dan Mouton, terdapat empat gaya kepemimpinan yang
dikelompokkan sebagai gaya yang ekstrem, sedangkan lainnya hanya satu gaya
yang dikatakan berada ditengah-tengah gaya ekstrem tersebut.
-




Pada Grid 1.1, Improvership Management (Manajemen Miskin). Pada grid
ini, manajer sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang
bekerja dengannya, dan produksi yang seharusnya dihasilkan oleh
organisasinya. Dalam menjalankan tugas manajer dalam grid ini menganggap
dirinya sebagai perantara yang hanya mengkomunikasikan informasi dari
atasan kepada bawahan.
Pada Grid 9.9, Team Managemen (Manajemen Tim). Pada grid ini, manajer
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik produksi
maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba untuk
merencanakan semua usaahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya
pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.
Manajer yang termasuk dalam Grid ini dikatakan sebagai manajer Tim yang
riil (the real team manajer). Dia mampu memadukan kebutuhan-kebutuhan
produksi dengan kebutuhan orang-orang secara individu.
Pada Grid 1.9, Country Club Management (Manajemen klub sukaria). Pada
grid ini, manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tetapi
pemikirannya mengenai produksi rendah. Manajer seperti ini dinamakan
pemimpin klub (The country club management). Manajer ini berusaha
menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bisa bekerja rileks,
bersahabat dan bahagia dalam organisasinya.
Pada Grid 9.1, Autority Compliance (menghasilkan wewenang). Pada grid
ini, manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara otokratis
(autocratic task managers). Manajer semacam ini hanya mau memikirkan
tentang usaha peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau
hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya.

Kontigensi Teori
Kepemimpinan
Pada Grid 5.5, Middle of the road Management (Manajemen di tengah
berjalan). Pada grid ini, Manajer mempunyai pemikiran yang medium baik
pada produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha menciptakan dan
membina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang dipimpinnya,
dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia
tidak menciptakan target yang tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati
mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.
Model kepemimpinan kontingensi Fiedler
Teori bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian yang tepat
antara gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan karyawan dan sejauh mana
situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada pemimpin.
Menggunakan kuesioner rekan kerja yang paling tidak disukai (LPC), untuk
mengukur tugas pemimpin atau orientasi hubungan.
Mengidentifikasi tiga kriteria situasional — hubungan anggota pemimpin, struktur
tugas, dan kekuasaan posisi — yang dapat dimanipulasi sesuai dengan gaya
kepemimpinan yang tidak fleksibel.
 Hubungan pemimpin-anggota: tingkat kepercayaan, kepercayaan, dan rasa
hormat yang dimiliki karyawan terhadap pemimpin mereka; dinilai baik atau
buruk.
 Struktur tugas: sejauh mana penugasan pekerjaan diformalkan dan
distrukturkan; dinilai tinggi atau rendah.
 Kekuatan posisi: tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin terhadap
aktivitas seperti perekrutan, pemberhentian, disiplin, promosi, dan kenaikan
gaji; dinilai sebagai kuat atau lemah.
Keuntungan ditentukan dengan memberikan bobot dan mengkombinasikan
1.http://anthoposthink
02.blogspot.com/2014
/02/makalah-teorikontigensi-dari.html
2. Lecture (stephen
robbins and decenzo
coulter fundamental
manajemen fourth
3.Management(stephe
n robbins and Marie
Coulter)
ketiga aspek situasi tersebut. Prosedur pemberian bobot mengasumsikan bahwa
hubungan pemimpin-anggota lebih penting daripada struktur tugas, yang pada
akhirnya
adalah lebih penting daripada kekuasaan posisi. Kemungkinan
kombinasi memberikan delapan tingkat keuntungan, yang disebut “oktan”
Table hubungan dalam model kontinjensi LPC
Oktan
Struktur tugas
1
Hubunga
n P-A
Baik
Terstruktur
Kekuatan
posisi
Kuat
Pemimpin
yang efektif
LPC rendah
2
Baik
Tidak terstruktur
Lemah
LPC rendah
3
Baik
Tidak terstruktur
Kuat
LPC rendah
4
Baik
Tidak terstruktur
Lemah
LPC rendah
5
Buruk
Terstruktur
Kuat
LPC kuat
6
Buruk
Terstruktur
Lemah
LPC kuat
7
Buruk
Tidak terstruktur
Kuat
LPC kuat
8
Buruk
Tidak terstruktur
Lemah
LPC rendah
Saat seseorang pemimpin memiliki kekuasaan ,posisi yang tertinggi,lebih mudah
untuk mempengaruhi bawahan .saat tugasnya berstruktur ,lebih mudah bagi
pemimpin untuk mempengaruhi bawahan dan mengawasi kinerja mereka.situasi
yang paling tidak menguntungkan bagi pemimpin (oktan 8)adalah saat hubungan
dengan bawahan ternyata buruk,tugasnya tidak terstruktur dan kekuadsaan
posisinya rendah
Path – Goal Theory
→ tugas seorang pemimpin untuk membantu pengikut dalam mencapai tujuan
mereka dan untuk memberikan arahan dan dukungan yang diperlukan
→ Perilaku motivasi seorang pemimpin:
 Membuat karyawan membutuhkan kepuasan bergantung pada kinerja yang
efektif.
 Memberikan pembinaan, bimbingan, dukungan, dan penghargaan yang
diperlukan untuk kinerja yang efektif.
→ Mengasumsikan bahwa gaya pemimpin fleksibel dan dapat diubah untuk
menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi.
Path-Goal Leadership Behaviors
 Pemimpin direktif
→ Memungkinkan bawahan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka,
menjadwalkan pekerjaan yang harus diselesaikan, dan memberikan panduan
khusus tentang cara menyelesaikan tugas.
 Pemimpin yang suportif
→ Menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan pengikut dan ramah.
 Pemimpin partisipatif
→ Berkonsultasi dengan anggota kelompok dan menggunakan saran mereka
sebelum membuat keputusan.
 Pemimpin yang berorientasi pada pencapaian
→ Menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan pengikut untuk tampil
di level tertinggi mereka
Berbeda dengan pandangan Fiedler bahwa seorang pemimpin tidak dapat
mengubah perilakunya, House berasumsi bahwa pemimpin itu fleksibel dan dapat
menampilkan salah satu atau semua gaya kepemimpinan ini tergantung pada
situasinya.
teori jalur-tujuan mengusulkan dua variabel situasional atau kontingensi yang
memoderasi hubungan perilaku-hasil kepemimpinan: mereka yang berada di
lingkungan yang berada di luar kendali pengikut (faktor-faktor termasuk struktur
tugas, sistem otoritas formal, dan kelompok kerja) dan mereka yang merupakan
bagian dari karakteristik pribadi pengikut (termasuk lokus kendali, pengalaman,
dan kemampuan yang dirasakan). Faktor lingkungan
menentukan jenis perilaku pemimpin yang diperlukan jika hasil bawahan ingin
dimaksimalkan; karakteristik pribadi pengikut menentukan bagaimana lingkungan
dan perilaku pemimpin diinterpretasikan. Teori tersebut mengusulkan bahwa
perilaku pemimpin tidak akan efektif jika berlebihan dengan apa yang disediakan
oleh struktur lingkungan atau tidak sesuai dengan karakteristik pengikut.
Misalnya, beberapa prediksi dari teori Path- Goal adalah:

Kepemimpinan terarah mengarah pada kepuasan yang lebih besar ketika tugastugas bersifat ambigu atau penuh tekanan daripada ketika mereka sangat
terstruktur dan ditata dengan baik. Pengikut tidak yakin apa yang harus
dilakukan, jadi pemimpin perlu memberi mereka arahan

Kepemimpinan yang mendukung menghasilkan kinerja dan kepuasan
karyawan yang tinggi ketika bawahan melakukan tugas terstruktur. Dalam
situasi ini, pemimpin hanya perlu mendukung pengikut, bukan memberi tahu
mereka apa yang harus dilakukan.

Kepemimpinan direktif cenderung dianggap berlebihan di antara bawahan
dengan kemampuan yang dirasakan tinggi atau dengan pengalaman yang
cukup. Pengikut ini cukup mampu sehingga mereka tidak membutuhkan
pemimpin untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan.

Semakin jelas dan lebih birokratis hubungan otoritas formal, semakin banyak
pemimpin harus menunjukkan perilaku suportif dan tidak menekankan
perilaku direktif. Situasi organisasi telah memberikan struktur sejauh apa yang
diharapkan dari pengikut, sehingga peran pemimpin hanyalah mendukung.

Kepemimpinan terarah akan mengarah pada kepuasan karyawan yang lebih
tinggi ketika ada konflik substantif dalam suatu kelompok kerja. Dalam situasi
ini, pengikut membutuhkan seorang pemimpin yang akan memimpin.

Bawahan dengan locus of control internal akan lebih puas dengan gaya
partisipatif.Karena pengikut ini percaya bahwa mereka mengontrol apa yang
terjadi pada diri mereka, mereka lebih memilih untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.

Bawahan dengan lokus kontrol eksternal akan lebih puas dengan gaya direktif.
Pengikut ini percaya bahwa apa yang terjadi pada mereka adalah hasil dari
lingkungan eksternal sehingga mereka lebih memilih pemimpin yang memberi
tahu mereka apa yang harus mereka lakukan

Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi akan meningkatkan harapan
bawahan bahwa upaya akan menghasilkan kinerja tinggi ketika tugas
terstruktur secara ambigu. Dengan menetapkan tujuan yang menantang,
pengikut tahu apa harapannya.
Leader-participation model (Vroom, Yetton and Jago)
→ Memberikan seperangkat aturan yang berurutan untuk menentukan bentuk dan
jumlah partisipasi yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam
pengambilan keputusan sesuai dengan jenis situasi yang berbeda.
→ Modelnya adalah pohon keputusan yang menggabungkan tujuh kemungkinan
(yang relevansinya dapat diidentifikasi dengan membuat pilihan ya atau tidak) dan
lima gaya kapal pemimpin alternatif.
→ Mengasumsikan gaya kepemimpinan yang bisa beradaptasi.
Variabel Kontingensi dalam Model Leader-Participation revisi












QR: Quality Requirement/ Kualitas Persyaratan
CR: Commitment Requirement / Komitmen Persyaratan
LI: Leader Information / Informasi Pemimpin
ST: Problem Structure/ Struktur Masalah
CP: Commitment Probability / Probabilitas Komitmen
GC: Goal Congruence / Kesesuaian Tujuan
CO: Employee Conflict / Konflik Karyawan
SI: Employee Information / Informasi Pegawai
TC: Time Constraint / Batasan Waktu
GD: Geographical Dispersion / Dispersi Geografis
MT: Motivation Time / Waktu Motivasi
MD: Motivation-Development / Pengembangan Motivasi
Situational Leadership
Teori kepemimpinan situasional (SLT)
→ Para pemimpin hendaknya menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka —
menceritakan, menjual, berpartisipasi, dan mendelegasikan — sesuai dengan
kesiapan pengikut mereka.
 Penerimaan: Efektivitas pemimpin mencerminkan kenyataan bahwa para
pengikutlah yang menerima atau menolak pemimpin.
 Kesiapan: kemampuan dan kemauan pengikut untuk tampil.
→ Pada tingkat kesiapan yang lebih tinggi, pemimpin merespons dengan
mengurangi kendali dan keterlibatan dengan karyawan.
Hersey dan Blanchard melangkah lebih jauh dengan mempertimbangkan masing-
masing sebagai tinggi atau rendah dan kemudian menggabungkannya menjadi
empat gaya kepemimpinan spesifik yang dijelaskan sebagai berikut
 Telling/ Menceritakan (tugas tinggi – hubungan rendah):
→ Pemimpin mendefinisikan peran dan memberi tahu orang-orang apa,
bagaimana, kapan, dan di mana melakukan berbagai tugas.
 Selling/Menjual (tugas tinggi - hubungan tinggi)
→ Pemimpin memberikan perilaku yang direktif dan suportif.
 Participating /Berpartisipasi (tugas rendah-hubungan tinggi)
→ Pemimpin dan pengikut berbagi dalam pengambilan keputusan; peran utama
pemimpin adalah memfasilitasi dan berkomunikasi.
 Delegating / Mendelegasikan (tugas rendah – hubungan rendah)
→ Pemimpin memberikan sedikit arahan atau dukungan.
Komponen terakhir dalam model adalah empat tahap kesiapan pengikut:
 R1: Orang tidak mampu dan tidak mau bertanggung jawab untuk melakukan
sesuatu. Pengikut tidak kompeten atau percaya diri.
 R2: Orang tidak dapat tetapi bersedia melakukan tugas pekerjaan yang
diperlukan. Pengikut termotivasi tetapi kurang memiliki keterampilan yang
sesuai.
 R3: Orang mampu tetapi tidak mau melakukan apa yang diinginkan pemimpin.
Pengikut itu kompeten, tetapi tidak ingin melakukan sesuatu.
 R4: Orang-orang mampu dan mau melakukan apa yang diminta dari mereka.
SLT mengatakan jika pengikut berada di R1 (tidak mampu dan tidak mau
melakukan tugas), pemimpin perlu menggunakan gaya jitu dan memberikan
arahan yang jelas dan spesifik; jika pengikut berada di R2 (tidak mampu dan mau),
pemimpin perlu menggunakan gaya menjual dan menampilkan orientasi tugas
tinggi untuk mengimbangi kurangnya kemampuan pengikut dan orientasi
hubungan yang tinggi untuk membuat pengikut “membeli” keinginan pemimpin;
jika pengikut berada di R3 (mampu dan tidak mau), pemimpin perlu menggunakan
gaya berpartisipasi untuk mendapatkan dukungan mereka; dan jika karyawan
berada di R4 (mampu dan mau), pemimpin tidak perlu melakukan banyak hal dan
harus menggunakan gaya pendelegasian.
Charismatic Leadership
Teori kepemimpinan karismatik
→ Pengikut membuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan heroik atau luar
biasa ketika mereka mengamati perilaku tertentu
 Orang yang bekerja untuk pemimpin karismatik termotivasi untuk
mengerahkan tenaga kerja ekstra dan, karena mereka menyukai dan
menghormati pemimpin mereka, mengekspresikan kepuasan yang lebih besar.
→ Kepemimpinan karisma tampaknya paling tepat ketika tugas pengikut memiliki
komponen ideologis atau ketika lingkungan melibatkan tingkat stres dan
ketidakpastian yang tinggi.
Seorang pemimpin karismatik mempengaruhi pengikut dengan:
 Menyatakan visi yang memberikan rasa kebersamaan dengan menghubungkan
masa kini dengan masa depan yang lebih baik.
 Mengkomunikasikan harapan tinggi dan mengungkapkan keyakinan bahwa
pengikut dapat mencapainya.
 Menyampaikan, melalui kata-kata dan tindakan, seperangkat nilai baru, dan
melalui perilakunya memberikan contoh untuk ditiru oleh pengikut.
 Membuat pengorbanan diri dan terlibat dalam perilaku yang tidak
konvensional untuk menunjukkan keberanian dan keyakinan tentang visi
tersebut.
Karakteristik Utama Pemimpin Karismatik







Percaya diri
Penglihatan
Kemampuan untuk mengartikulasikan visi
Keyakinan yang kuat
Perilaku yang di luar kebiasaan
Penampilan
Kepekaan lingkungan
Visionary Leadership
→ Seorang pemimpin yang menciptakan dan mengartikulasikan visi masa depan
yang relasitik,kredibel, dan menarikyang meningkatkan situas iterkini.
Skills of Visionary Leaders
8.
Jelaskan
Transactional
 Kemampuan menjelaskan visi kepada orang lain.
→ Memperjelas visi dalam hal tindakan dan tujuan yang diperlukan melalui
komunikasi lisan dan tertulis yang jelas.
 Kemampuan mengungkapkan visi tidak hanya secara verbal tetapi melalui
perilaku pemimpin.
→ Berperilaku dengan cara yang terus-menerus menyampaikan dan memperkuat
visi.
 Kemampuan untuk memperluas visi ke konteks kepemimpinan yang berbeda.
→ Mengurutkan aktivitas agar visi dapat diterapkan dalam berbagai situasi
Pemimpin transaksional
9.
empat
peran
spesifik dari
pemimpin
tim yang
efektif.
Identifikasi
lima
dimensi
kepercayaa
n.
Leaders versus
→ Pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikut mereka menuju tujuan
Transformational yang ditetapkan dengan mengklarifikasi peran dan persyaratan tugas.
Leaders
Pemimpin transformasional
→ Pemimpin yang menginspirasi pengikut untuk melampaui kepentingan diri
mereka sendiri demi kebaikan organisasi dan mampu memberikan pengaruh yang
mendalam dan luar biasa pada pengikut.
Tantangan
Kepemimpinan
Tim
Tantangan dalam Kepemimpinan Tim
Menjadi pemimpin tim yang efektif membutuhkan:
 Belajar berbagi informasi.
 Mengembangkan kemampuan untuk mempercayai orang lain.
 Belajar melepaskan otoritas.
 Mengetahui kapan harus meninggalkan tim mereka sendiri dan kapan harus
menjadi perantara.
Peran baru yang diambil oleh pemimpin tim
 Mengelola batas eksternal tim
 Memfasilitasi proses tim
Pengganti
Kepemimpinan
Karakteristik karyawan
 Pengalaman
 Latihan
 Orientasi profesional
 Ketidakpedulian terhadap hal organisasi
Karakteristik pekerjaan
 Jelas
 Rutin
 Memuaskan secara intrinsik
Karakteristik organisasi
 Tujuan formal yang eksplisit
 Aturan dan prosedur yang kaku
 Kelompok kerja kohesif
Mengembangkan Kredibilitas Credibility (of a Leader)
Kredibilitas dan → Penilaian keujuuran pemimpin, kompetensi, dan kemampuan untuk memberi
Kepercayaan
inspirasi pengikutnya.
Kepercayaan
→ keyakinan pengikut danlainnya dalam integritas, karakter, dan kemampuan
pemimpin.
Dimensi kepercayaan :
 Integritas
→ Kejujuran dan keadaan yang sebenarnya
 Kompetensi
→ Pengetahuan dan keterampilan teknis dan interpersonal
 Konsistensi
→ Keandalan, prediktabilitas, dan penilaian yang baik
 Loyalitas
→ Kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan muka untuk seseorang
 Keterbukaan
→ Kesediaan untuk berbagi ide dan informasi dengan bebas
Berhubungan dengan peningkatan dalam kinerja pekerjaan, perilaku
kewarganegaraan organisasional, kepuasan kerja dan komitmen organsiasi.
Tipe Tipe Kepercayaan
 Kepercayaan berbasis pencegahan
→ Kepercayaan didasari rasa takut akan pembalasan jika kepercayaan dilanggar
 Kepercayaan berbasis pengetahuan
→ Kepercayaan berdasarkan prediktabilitas perilaku yang berasal dari sejarah
interaksi
 Kepercayaan berbasis identifikasi
→ Kepercayaan berdasarkan hubungan emosional antara para pihak
Sugesti Mengembangkan Kepercayaan
1. Praktekkan keterbukaan.
Ketidakpercayaan berasal dari apa yang orang tidak tahu dan dari apa yang mereka
ketahui. Keterbukaan mengarah pada kepercayaan dan kepercayaan. Jadi terus beri
tahu orang-orang; memperjelas kriteria tentang bagaimana keputusan dibuat;
jelaskan alasan keputusan Anda; jujur tentang masalah; dan mengungkapkan
informasi yang relevan sepenuhnya.
2. Bersikaplah adil
Sebelum membuat keputusan atau mengambil tindakan, pertimbangkan
bagaimana orang lain akan melihatnya dalam hal objektivitas dan keadilan.
Berikan kredit di mana kredit jatuh tempo; bersikap objektif dan tidak memihak
dalam penilaian kinerja; dan memperhatikan persepsi ekuitas dalam distribusi
penghargaan.
3. Ucapkan perasaan Anda
Pemimpin yang hanya menyampaikan fakta sulit akan dianggap dingin dan jauh.
Saat Anda berbagi perasaan, orang lain akan melihat Anda sebagai manusia yang
nyata. Mereka akan tahu siapa Anda dan rasa hormat mereka terhadap Anda akan
meningkat.
4. Katakan yang sebenarnya
Jika kejujuran sangat penting untuk kredibilitas, Anda harus dianggap sebagai
seseorang yang mengatakan kebenaran. Pengikut lebih toleran saat diberi tahu
sesuatu yang "tidak ingin mereka dengar" daripada mengetahui bahwa pemimpin
mereka berbohong kepada mereka.
5. Bersikaplah konsisten
Orang menginginkan prediktabilitas. Ketidakpercayaan berasal dari tidak
mengetahui apa yang diharapkan. Luangkan waktu untuk memikirkan nilai dan
keyakinan Anda. Kemudian biarkan mereka secara konsisten memandu keputusan
Anda. Ketika Anda mengetahui tujuan utama Anda, tindakan Anda akan
mengikuti, dan Anda akan memproyeksikan konsistensi yang menghasilkan
kepercayaan.
6. Penuhi janji Anda
Kepercayaan mengharuskan orang-orang percaya bahwa Anda dapat diandalkan.
Jadi, Anda perlu menepati janji Anda. Janji yang dibuat harus ditepati.
7. Menjaga kerahasiaan
Anda mempercayai orang-orang yang Anda yakini berbeda dan yang dapat Anda
andalkan. Jika orang membuat diri mereka rentan dengan memberi tahu Anda
sesuatu secara rahasia, mereka perlu merasa yakin bahwa Anda tidak akan
mendiskusikannya dengan orang lain atau mengkhianati kepercayaan itu. Jika
orang menganggap Anda sebagai seseorang yang membocorkan rahasia pribadi
atau seseorang yang tidak dapat diandalkan, Anda tidak akan dianggap dapat
dipercaya.
8. Tunjukkan kepercayaan diri
Kembangkan kekaguman dan rasa hormat orang lain dengan menunjukkan
kemampuan teknis dan profesional. Berikan perhatian khusus untuk
mengembangkan dan menampilkan komunikasi Anda, negosiasi, dan keterampilan
interpersonal lainnya.
Please summarize your last lecture or topic. The summary is from lecture, books, media (online and non-online)
Download