Chaerun Nisa Yusuf A031181518 Tugas 6 RESUME AUDITING THE PRODUCTION CYCLE Siklus Produksi Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Siklus produksi berkaitan dengan tiga siklus lain antara lain : 1) Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran biaya overhead. 2) Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik. 3) Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi. Tujuan Audit Tujuan audit secara spesifik atas siklus produksi dihubungkan dengan asersi manajemen antara lain : 1. Keberadaan atau Keterjadian · Transaksi pabrikasi yang dicatat menyajikan bahan,tenaga kerja,dan overhead yang ditransfer ke produksi serta pemindahan produksi yang sudah selesai ke barang jadi selama periode berjalan. · Persediaan yang tercantum dalam neraca secara fisik ada. · Harga pokok penjualan menunjukkan harga pokok barang yang dikirimkan selama periode berjalan. 2 . Kelengkapan · Semua transaksi pabrikasi yang terjadi selama periode berjalan sudah dicatat. · Persediaan mencakup semua bahan, produk dan perlengkapan yang ada di tangan pada tanggal neraca. · Harga pokok penjualan mencakup dampak semua transaksi penjualan selama periode berjalan. 3. Hak dan Kewajiban Entitas berhak atas persediaan yang berasal dari transaksi pabrikasi yang dicatat. Entitas pelapor memegang hak milik atas persediaan pada tanggal neraca 4. Penilaian atau alokasi · Transaksi pabrikasi telah dijurnal, diikhtisarkan, dan diposting dengan benar. · Persediaan telah dinyatakan dengan tepat pada harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar. · Harga pokok penjualan didasarkan pada penerapan metode arus biaya secara konsisten. 5. Penyajian dan Pengungkapan · Rincian transaksi pabrikasi mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi dan pengungkapannya · Persediaan dan harga pokok penjualan telah diidentifikasi dan diklasifikasi secara tepat dalam laporan keuangan · Pengungkapan dengan dasar penilaian dan penjaminan persediaan sudah memadai Materialitas, Resiko Inheren, dan Prosedur Analitis Materialitas Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan Resiko Inheren Resiko inheren dalam pabrikan dapat dinilai maksimum karena : Volume transaksi pembelian pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akunakun ini tinggi sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji. Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya yang dapat dimasukkan dalam persediaan. Persediaan yang beragam mengharuskan digunakannya prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan. Persediaan seringkali disimpan berbagai lokasi, sehingga sulit melakukan pengendalian fisik terhadap pencurian dan kerusakan Keragaman persediaan menimbulkan masalah khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya Persediaan rentan dengan kerusakan , keusangan dan faktor yang lainnya Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali Prosedur Analitis Prosedur analitis merupakan prosedur yang murah dibanding pengujian substantif maupun rincian. Contoh prosedur analitis yang sering digunakan: Rasio perputaran persediaan Pertumbuhan persediaan terhadap pertumbuhan harga pokok penjualan Barang jadi yang diproduksi terhadap bahan baku yang digunakan Barang jadi yang diproduksi terhadap tenaga kerja langsung Produk yang cacat berupa Aktivitas Pengendalian Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat aktivitas : 1) Pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi. 2) Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat. 3) Pengendalian fisik. 4) Penelaahan kinerja dan aktivitas. Dokumen dan catatan yang umum Dokumen dan catatan yang ada dalam siklus produksi : · Perintah produksi . · Laporan kebutuhan bahan. · Slip pengeluaran bahan. · Tiket waktu. · Tiket perpindahan. · Laporan aktivitas produksi harian. · Laporan produksi yang sudah selesai · Buku besar pembantu atau file induk persediaan. · File induk biaya standar. · File induk persediaan bahan baku. · File induk persediaan barang dalam proses. · File induk persediaan barang jadi. Fungsi-fungsi yang terlibat 1. Memulai produksi Merencanakan dan mengendalikan produksi. Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis penjualan serta kebutuhan persediaan. Departemen perencanaan dan pengendalian produksi bertanggungjawab untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga kerja. Mengeluarkan bahan baku. Gudang akan mengeluarkan bahan baku ke bagian produksi setelah menerima slip pengeluaran bahan dari departemen produksi.Slip ini terdiri dari kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta nomor perintah produksi yang harus dibebani. 2. Perpindahan Barang Memproses barang dalam produksi Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi Apabila pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi.Barang itu kemudian dikirim ke gudang barang jadi. Melindungi persediaan Persediaan pabrikasi rentan terhadap pencurian dan kerusakan. Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci dengan akses terbatas hanyahanya pada orang-orang yang diberi. 3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi, fungsi ini menyangkut hal-hal : · Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung, FOH ke barang dalam proses. · Memindahkan biaya diantara departemen produksi. · Memindahkan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi. Pengendalian tambahan terhadap pencatatan biaya pabrikasi meliputi : · Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian biaya pabrikasi ke barang dalam proses dengan pembebanan biaya ke aktivitas produksi harian · Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang dalam proses ke barang jadi dengan data dalam laporan produksi. Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan meliputi 3 aktivitas : 1) Harus dilakukan perhitungan independen terhadap persediaan yang ada di gudang dan pembandingan dengan kuantitas yang tercatat menurut metode perpetual. 2) Harus dilakukan pengecekan yang independen terhadap kesesuian saldo yang tercatat dalam file induk persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dengan masing-masing pengendalian buku besar umum. 3) Inspeksi periodik terhadap kondisi persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan. Pengujian Substantif atas saldo persediaan Pengujian ini berhubungan langsung atas persediaan barang dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi yang dimiliki pabrikan Menentukan resiko deteksi untuk pengujian rincian Tingkat resiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan berhubungan terbalik dengan penilaian resiko inheren, pengendalian dan resiko prosedur analitis terkait dengan asersi-asersi itu. resiko Merancang pengujian substantive A. Prosedur awal Memperoleh Pemahaman mengenai industri dan bisnis klien : a. Signifikansi HPP dan persediaan entitas b. Penggerak ekonomi yang mempengaruhi HPP,marjin kotar & kemungkinan keusangan persediaan c. Sejauh mana klien memiliki persediaan konsinyasi d. Eksistensi komitmen pembelian dan konsentrasi aktivitas dengan pemasok. Melakukan Prosedur awal atas saldo dan catatan persediaan : a. Menelusuri saldo awal persediaan ke kertas kerja tahun lalu. b. Menelaah aktivitas dalam akun persediaan ke BB dan menyelidiki ayat jurnal yang tidak biasa c. Verifikasi total catatan perpetual dengan saldo akhir BB umum.. B. Prosedur analitis Menelaah pengalaman industri. Menghitung rasio. Menelaah hubungan saldo persediaan dengan aktivitas pembeliaan, produksi dan penjualan akhir. Membandingkan saldo persediaan dengan volume penjualan. C. Pengujian rincian transaksi Menelaah persediaan ke Buku besar Melakukan pengujian pisah batas pembelian , pabrikasi, dan penjualan D. Pengujian rincian saldo a. Mengamati perhiungan persediaan fisik klien b. Penetapan waktu dan luas pengujian E. Rencana perhitungan persediaan Mencakup hal-hal seperti : · Nama karyawan yang bertangguang jawab untuk mangawasi perhitungan persediaan. · Tanggal perhitungan . · Lokasi-lokasi yang akan dihitung. · Instruksi terinci mengenai bagaimana perhitungan akan dilakukan. · Penggunaan dan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar. · Ketentuan mengenai penanganan penerimaan,pengiman dan perpindahan barang selama perhitungan jika aktivitas tersebut tidak dapat dihindarkan. · Pemisahan atau identifikasi barang yang bukan milik klien. F. Melaksanakan pengujian Dalam mengamati perhitungan persediaan auditor harus : · Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan. · Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak ada barang yang diberi dua label. · Menentukan bahwa label persdiaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya. · Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke lembar kompilasi. · Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong yang mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat. · Mewaspadai adanya persediaan yang rusak dan usang . · Menilai kondisi umum persediaan . · Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya. · Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya.