Uploaded by User100571

Farmakoterapi - GAGAL GINJAL

advertisement
GAGAL GINJAL
Farmakoterapi Farmasi Unjani
SISTEM URINASI
• Sistem Urinasi
– Ginjal
– Ureter
– Kandung Kemih
– Uretra
GINJAL
Fungsi Ginjal : Filtrasi, sekresi dan reabsorpsi,
juga sebagai fungsi metabolik dan endokrin
• Kontribusi terbesar ginjal : mengatur
keseimbangan homeostasis tubuh dengan
cara sekresi urin yang mengandung air,
elektrolit, zat-zat endogen seperti urea dan
toksin.
• Proses : Kombinasi dari filtrasi glomerulus,
sekresi tubular dan reabsorpsi.
GINJAL
• Berat ginjal 1 % dari berat tubuh total, namun
ginjal menerima 25% curah jantung → volume
plasma disaring sekitar 60 kali sehari.
• Fungsi Ginjal :
– Regulasi kadar air dan mineral tubuh
– Regulasi pH
– Ekskresi produk sisa metabolisme (co : urea, kreatinin,
as.urat)
– Ekskresi bahan asing (co:obat)
– Sekresi renin, eritropoetin dan 1,25-dihidroksivitamin
D3
– Glikoneogenesis
PENANDA GANGGUAN GINJAL
•
•
•
•
•
HASIL LAB YANG MENUNJUKKAN ADANYA
GANGGUAN GINJAL
Kimia Urin
pH, glukosa, keton, nitrit, leukosit esterase,
heme, protein/albumin, berat urin, analisis
mikroskop urin
Kadar serum atau BUN
Kreatinin serum
Cystatin C
GAGAL GINJAL
Gagal
Ginjal
Akut
Kronis
GAGAL GINJAL AKUT
Gagal ginjal akut (Acute Renal Failure/ARF)
• Definisi : Penurunan laju filtrasi glomerulus
(Glomerular Filtration Rate/GFR) yang terjadi
selama beberapa jam hingga beberapa minggu,
disertai dengan terjadinya akumulasi produk
buangan, termasuk urea dan kreatinin.
• Kriteria primer untuk mendiagnosis ARF :
Kombinasi nilai kreatinin serum (Scr) dengan
perubahan pada Scr atau pengeluaran urin (Urine
Output/UOP).
GAGAL GINJAL AKUT
K
L
A
S
I
F
I
K
A
S
I
GAGAL GINJAL AKUT
ETIOLOGI
Pre Renal
Disebabkan akibat penurunan perfusi ginjal
Intrinsik
Disebabkan akibat kerusakan struktur ginjal
Post Renal
Disebabkan oleh obstruksi aliran urin dari
tubulus ginjal ke uretra
GAGAL GINJAL AKUT
MANIFESTASI KLINIK
• Sulit dikenali dan tergantung pada kondisi
pasien.
– Gejala umum: perubahan pada kebiasaan urinasi,
berat badan, atau nyeri di sisi tubuh.
– Gejala lain: edema, urin berwarna atau berbusa,
penurunan volume urin, hipotensi ortostatik.
GAGAL GINJAL AKUT
FAKTOR RESIKO
o Peningkatan usia
o Infeksi akut
o Dehidrasi
o Gangguan kardiovaskular
GAGAL GINJAL AKUT
PARAMETER DIAGNOSTIK
Uji laboratorium
Pra renal
Instrinsik
Obstruksi pascarenal
Normal
Hablur,
ada fragmen
Ada fragmen selular
Sel darah merah urin
Tidak ada
2-4+
Variabel
Sel darah putih urin
Tidak ada
2-4+
1+
Sodium urin
<20
>40
>40
Fraksi ekskresi sodium (%)
<1
>2
Variabel
Osmolalitas urin/serum
>1,5
<1,3
<1,5
Urin/Scr
>40:1
<20:1
<20:1
>20
~15
~15
Sendimen urin
Blood Urea Nitrogen (BUN)/Scr
GAGAL GINJAL AKUT
Pencegahan ARF
-
TERAPI
Menghindari dehidrasi
Menghindari pemberian zat
nefrotoksik (co: media kontras,
amfoterisin B)
Penanganan ARF
Belum ada obat u/ pemulihan ARF,
walaupun begitu pasien ARF harus
ditunjang dgn pendekatan terapi
Non farmakologi
farmakologi
GAGAL GINJAL AKUT
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Tujuan : mempertahankan curah jantung & TD yg cukup u/ mengoptimalkan
perfusi jaringan ketika fungsi renal dikembalikan ke baseline pra-renal.
• Penggantian cairan
• Menghindari penggunaan zat nefrotoksik
• Terapi penggantian ginjal (Renal Replacement Therapy) untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Indikasi untuk Terapi
Penggantian Ginjal
Kondisi Klinik
A Abnormalitas asam basa
Asidosis metabolik akibat akumulasi asam organik
dan anorganik
E Ketidakseimbangan Elektrolit
Hiperkalemia, hipermagnesemia
I Intoksikasi
Salisilat, litium, metanol, etilenglikol, teofilin,
fenobarbital
O Overload cairan
Asupan cairan paska-operasi
U Uremia
Katabolisme tinggi pada gagal ginjal akut
GAGAL GINJAL AKUT
TERAPI FARMAKOLOGI
DIURETIK
- Diuretik dapat memfasilitasi pengaturan kelebihan cairan.
Diuretik yang paling efektif adalah manitol dan diuretik loop.
- Obat-obat golongan diuretik lain seperti yang bekerja pada
tubulus distal (tiazid) atau pada duktus pengumpul (amilorida,
spironolakton) dapat bekerja sinergis apabila dikombinasikan
dengan diuretik loop.
- Metolazon (golongan thiazid) dapat diberikan pada pasien
dengan GFR kurang dari 20 mL/mnt.
GAGAL GINJAL AKUT
Manitol 20% :
- Dosis 12,5 sampai 25 g secara IV selama 3-5 menit.
Keterbatasan : dilakukan hrs secara IV, resiko
hiperosmolaritas, pengawasan tinggi → dapat
berkontribusi terjadinya ARF.
Diuretik Loop (furosemid, bumetanid, torsemid, asam
etakrinat) :
- Pemberian secara kontinu melalui infus terlihat lebih efektif
dan memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan
pembelian bolus intermiten.
- Dosis permulaan IV (setara dengan 40-80 mg furosemid)
sebaiknya diberikan sebelum memulai pemberian infus
kontinu (setara dengan pemberian furosemid 10-20
mg/jam).
GAGAL GINJAL AKUT
DOPAMIN
₋ Dopamin dosis rendah (≤ 2mcg/kg/min), maka aliran darah renal ↑
dan diharapkan GFR ↑.
Fenoldopam :
- Agonis reseptor dopamin A-1 yang ↑ aliran darah ke korteks renal
- telah diteliti kemampuannya u/ mencegah perkembangan GGA,
termasuk contrast induced nefropathy (CIN).
N-ACETYLSYSTEIN
• Karena efek antioksidannya : mengurangi resiko CIN.
• Dosis (u/pencegahan CIN) 600mg oral setiap 12 jam dalam 4 dosis,
dgn dosis pertama diberikan sebelum terkena kontras.
GAGAL GINJAL AKUT
PENGATURAN ELEKTROLIT
• Pada pasien dengan GG tidak dapat dengan mudah
mengeluarkan kelebihan air, garam, atau kalium o/ karena
itu perlu pembatasan konsumsi.
• Hipernatremia & retensi cairan → pembatasan asupan
natrium ˂ 3 mg/hari (baik dari cairan IV, obat2 & makanan)
• Hiperkalemia → konsumsi kalium harus dibatasi ˂ 3 mg/hari
& diawasi setiap harinya. Contoh : pisang
• Posfor → terlalu banyak posfor dapat mengambil kalsium
dari tulang dan dapat dalam jangka panjang menyebabkan
osteoporosis bahkan patah/retak tulang. o/ karena itu batasi
jg konsumsi posfor, misalnya : susu, keju, kacang-kacangan
dan minuman bersoda.
GAGAL GINJAL AKUT
SARAN
• Gunakan obat hanya jika jelas diindikasikan untuk
pasien tsb
• Pilih obat dgn efek nefrotoksik minimal = hindari
obat berpotensi nefrotoksik
• Cek kesesuaian pengaturan dosis
• Hindari pemakaian jangka panjang → potensi
nefrotoksik
• Banyak masalah dapat ditangani dengan
menurunkan dosis atau menggunakan obat lain
sebagai gantinya (jika dimungkinkan)
GAGAL GINJAL KRONIS
Gagal ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD)
• Definisi : kehilangan fungsi ginjal progresif, terjadi berbulan –
bulan sampai bertahun- tahun.
• Karakterisasi→ perubahan struktur normal ginjal secara
bertahap disertai fibrosis interstisial.
• CKD dikategorikan berdasarkan laju filtrasi glomerulus
(Glomerular Filtration Rate/ GFR)
GAGAL GINJAL KRONIS
E
T
I
O
L
O
G
I
GAGAL GINJAL KRONIS
MANIFESTASI KLINIS
• Tahap 1 atau 2 → umumnya tidak mengalami gejala
• Tahap 3 sampai 5 →gangguan metabolik, gejala uremik
• tahap 5 → biasanya mengalami gatal di kulit,
intoleransi cuaca dingin, kenaikan berat badan, dan
neuropati peripheral.
Gejala dan tanda uremia adalah dasar penentuan
pemberian terapi penggantian ginjal ( RRT/ Renal
Replacement Therapy).
GAGAL GINJAL KRONIS
Mekanisme Kerusakan Pada Penyakit Ginjal
GAGAL GINJAL KRONIS
Faktor Resiko :
❑Proteinuria
❑Hipertensi
❑Diabetes mellitus
❑Merokok
❑Hiperlipidemia
❑Obesitas
GAGAL GINJAL KRONIS
“Penyakit GGK tidak dapat disembuhkan.
Namun apabila penyakit ini dapat dideteksi
lebih dini, progressnya dapat diperlambat
sehingga dimungkinkan untuk tidak sampai
ke tahap akhir (ESRD)”
GAGAL GINJAL KRONIS
SASARAN TERAPI CKD
Untuk menunda perkembangan CKD → meminimalkan
pengembangan atau keparahan komplikasi terkait.
NON-FARMAKOLOGI
TERAPI
FARMAKOLOGI
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
PEMBATASAN ASUPAN PROTEIN
• Diet adalah suatu pertimbangan penting untuk pasien dengan
fungsi ginjal yang terganggu.
• Pembatasan konsumsi protein dapat menurunkan
progresivitas CKD : diet rendah protein (0,6 – 0,75 g/kg/hari)
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI
• Pedoman pengobatan CKD biasanya dikenali dari
perbedaan patogenesis dan perjalanan CKD diabetes dan
non-diabetes.
• Perkembangan CKD menjadi End Stage Renal Disease
(ESRD) → bertahun- tahun, tergantung etiologi penyakit.
• Komplikasi yang mungkin terjadi :
–
–
–
–
–
–
–
Hiperlipidemia
Anemia
Abnormalitas Cairan dan Elektrolit
Hiperkalemia
Hipertensi
Hiperparatiroid sekunder dan osteodistropi ginjal
Komplikasi lain: pruritus, status nutrisi, perdarahan uremik
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI - Hiperglikemia
INTENSIVE INSULIN THERAPY (IIT)
• IIT yaitu memberikan terapi insulin intensif pada pasien CKD
dengan DM.
• Dapat dilakukan dengan suntikan insulin tiga kali sehari atau
lebih atau dengan infus pompa insulin.
• Target : Kadar glukosa darah 70-120 mg/dL (postprandial) dan
< 180 mg/dL (preprandial)
• Tujuan : Mengurangi komplikasi mikrovaskular, termasuk
nefropati.
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI - Hiperlipidemia
• Tujuan utama penggunaan obat-obat penurun
kolesterol pada kondisi CKD : menurunkan resiko
perkembangan penyakit kardiovaskular
aterosklerosis.
• Tujuan sekunder : Mengurangi terjadinya
proteinuria dan penurunan fungsi ginjal (terlihat
pada penggunaan statin).
• Tambahan terapi yang menunjukkan manfaat
yang menguntungkan pada lipid adalah karnitin,
minyak ikan, dan latihan.
GAGAL GINJAL KRONIS
Pengaturan Dislipidemia Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI - Hipertensi
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI - Hipertensi
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI - Hipertensi
• Kedua golongan tersebut dapat digunakan
sebagai pengobatan antihipertensi komplikasi
gagal ginjal yang direkomendasikan dalam
JNC-8, karena keduanya bekerja renin pada
Renin Angiotensin Aldosterone System (RAS).
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI - Anemia
• Penyebab utama anemia: defisiensi
eritropoietin.
• Faktor lain: penurunan siklus hidup sel darah
merah, kehilangan darah dan defisiensi besi.
• Anemia berkepanjangan dikaitkan dengan
hipertrofi ventrikel kiri dan gagal jantung. Hal
ini mengggambarkan bahwa anemia dapat
meningkatkan tingkat perkembangan CKD
GAGAL GINJAL KRONIS
GAGAL GINJAL KRONIS
GAGAL GINJAL KRONIS
Suplemen Besi
• Fungsi : memenuhi persediaan besi (biasanya parenteral).
• Sediaan : besi IV
• ES besi IV : reaksi alergi, hipotensi, pusing, gangguan pernafasan
(dyspnea), sakit kepala, nyeri punggung
Agen Eritropoetin
• ES : hipertensi
Epoetin alfa
• Penggunaan secara SC lebih dipilih karena tidak memerlukan akses
IV, dan dosis untuk mempertahankan target indeks SC 15-50% lebih
rendah dibanding dosis IV.
Darbepoetin alfa
• Waktu paruh lebih panjang dibandingkan Epoetin alfa, aktivitas
biologi lebih lama.
• Dosis diberikan dengan frekuensi lebih sedikit, mulai dari 1 kali
seminggu secara SC atau IV.
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI – Abnormalitas cairan dan
elektrolit
• Mempertahankan konsentrasi serum Na :
meningkatkan eksresi Na → meningkatkan volume
intravaskular. Namun, dapat terjadi hipertensi sistemik.
• Pembatasan Na melalui pengaturan makanan tanpa
tambahan garam tidak direkomendasikan meskipun
pasien hipertensi atau edema → keseimbangan Na yg
negatif dapat menurunkan perfusi ginjal dan
penurunan GFR lebih lanjut.
• Penambahan diuretik thiazid (tapi tidak efektif pada
pasien dengan CrCl kurang dari 30 ml/mnt) dapat
meningkatkan ekskresi sodium dan air
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI – Homeostasis Kalium
Hipokalemia
Pengeluaran Kalium melalui
ginjal :
- Ketoasidosis diabetic
- Renal tubular acidosis
- Diuretik
- Hiperaldosterinisme
Hiperkalemia
Keluarnya kalium dari intrasel
ke ekstrasel :
- Asidosis metabolik
- Defisiensi insulim
- Katabolisme jaringan
meningkat
- Pemakaian obat
penghambat alfa adrenergic
- Latihan, olahraga
• Konsentrasi serum Kalium dijaga pada rentang
normal sampai GFR kurang dari 20 ml/mnt per 1,73
m2, dimana hiperkalemia mulai berkembang.
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI – Homeostasis Kalium
Tatalaksana Hiperkalemia :
1. Pengobatan penyebab dasar
2. Pembatasan asupan kalium
3. Pengecekan ulang kadar kalium 1-2 jam setelah terapi
4. Sub akut : slow correction
- Kation pengubah resin (sodium polystyrene sulfonate/kayeksalat)
5. Akut : rapid correction
- Kalsium glukonat intravena
- Glukosa dan insulin intravena. Dosis : insulin 10 unit dalam glukosa
40%, 50 ml bolus intravena diikuti dengan infus dekstrosa 5 %
- Natrium bikarbonat
6. Pemberian alfa2 agonis (albuterol)
7. Dialisis
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI – Homeostasis Kalium
Tatalaksana Hipokalemia :
1. Pengobatan penyebab dasar
2. Terapi hipomagnesia (jika ada)
3. Penggantian kalium secara oral (slow correction) : 40-60 meq dapat menaikkan
kadar kalium sebesar 1-1,5 meq/L
4. Penggantian kalium secara intravena dalam bentuk larutan KCl (rapid correction) :
Digunakan jika pasien hiperkalemia berat atau tidak mampu menggunakan kalium per
oral
- KCl 20 meq dalam 100 ml NaCl isotonic (melalui vena besar)
- KCl maksimal 60 meq dalam NaCl isotonil 1000 ml (melalui vena perifer)
- Dosis untuk berat badan < 40 kg : 0,25 meq/Lx kg x 2 jam
> 40 kg : 10-20 meq/L x 2 jam
6. Pada kasus aritmia berat atau kelumpuhan otot pernafasan : Kcl diberikan dengan
kecepatan 40-100 meq/L
7. Pasien yang menerima 10-20 meq/jam harus ada pemantauan jantung secara
kontinu.
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI FARMAKOLOGI – 2nd Hiperparatiroid & Osteodisrofi
Ginjal
• Keseimbangan kalsium- fosfor terganggu
• Konsentrasi kalsium darah yang rendah → sekresi hormone paratiroid
(PTH). Ketika fungsi ginjal menurun, keseimbangan kalsium serum
hanya dapat dipertahankan dengan meningkatkan resorpsi tulang,
yang secara langsung mengakibatkan osteodisrofi ginjal (renal
osteodystrophy/ROD).
• Hiperparatiroid sekunder dapat mengakibatkan perubahan pada
metabolism lipid, perubahan pada sekresi insulin, resistansi terhadap
terapi eritropoietin, kerusakan fungsi neurologi dan imunitas, serta
meningkatkan kematian.
• Komplikasi skeletal diantaranya osteitis fibrosa cystica (turnover tinggi
pada tulang), osteomalacia ( turnover rendah pada tulang), dan
penyakit adinamik tulang. Ketika gejala ROD muncul, penyakit tersebut
tidak dapat langsung ditangani melalui terapi.
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI
• Lini pertama: pembatasan asupan fosfor (800-1000 mg/hari)
untuk CKD tahap 3 atau lebih tinggi
• Pada keadaan ESRD : Kombinasi terapi phosphat binding agent,
vitamin D, kalsimimetik.
GAGAL GINJAL KRONIS
TERAPI (LANJUTAN)
Agen Pengikat Fosfat
• Mekanisme kerja : menurunkan absorpsi fosfor dari usus
• Dosis : Tidak mengandung kalsium melebihi 1500 mg/hari dan total
asupan harian tidak melebihi 2000 mg/hari
• ES : konstipasi, diare, mual, muntah
• Saran : digunakan 1 jam sebelum atau 3 jam setelah medikasi obat
untuk menghindari resiko hiperkalemia.
Kalsimimetik (Co: Sinakalset)
• MK : mengurangi sekresi PTH dengan meningkatkan sensitivitas
reseptor pekakalsium
• ES : mual dan muntah
• Dosis awal : 30 mg per hari, kemudian dititrasi mencapai
konsentrasi PTH dan kalsium yang diinginkan. Maks. 180 mg/hari.
GAGAL GINJAL KRONIS
Vitamin D
• Kalsium krg dari 9,5 mg/dl dan fosfor krg dari 4,6 mg/dl harus dikontrol
sebelum terapi vit D.
• MK : Kalsitriol : menekan sekresi dan sintesis PTH serta mempengaruhi
reseptor vit D → mengurangi hiperplasia paratiroid.
• MK : Analog vit D (parikalsitol → pengurangan hiperkalemia,
dokserkalsiferol → hiperfosfatemia)
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
1. DIALISIS
2. TRANSPLANTASI GINJAL
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
DIALISIS
• Dialisis : tindakan medis yang tugasnya dalam beberapa hal
sama dengan yang dilakukan oleh ginjal sehat.
• Dialisis diperlukan apabila ginjal tidak dapat lagi bekerja sesuai
yang dibutuhkan o/ tubuh.
• Prinsip : dialisis bekerja seperti halnya ginjal sehat, dialisis juga
menjaga agar tubuh berada dalam keseimbangan.
• Tindakan dialisis dilakukan u/ membuang sisa – sisa
metabolisme, dan kelebihan cairan agar tidak menumpuk di
dalam tubuh, menjaga level yang aman dari unsur – unsur
kimiawi dalam tubuh seperti potasium dan sodium. Selain itu
tindakan dialisis juga untuk membantu mengkontrol tekanan
darah.
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
• Pada ARF : tindakan dialisis hanya diperlukan untuk
waktu yang tidak lama sampai fungsi ginjalnya
membaik.
• Pada CKD – ESRD : fungsi ginjal tidak lagi dapat
kembali berfungsi seperti sedia kala → dialisis
dilakukan untuk seumur hidup, kecuali penderita
melakukan transplantasi ginjal.
• Dialisis dilakukan di RS yang menyediakan pelayanan
dialisis, dialisis center diluar RS atau dirumah.
Ada dua tipe dialisis, yaitu :
1. Hemodialisis (HD)
2. Dialisis peritoneal (PD) : Continous Peritoneal Dialysis
(CAPD) dan Continonus Cycling Peritoneal Dialysis. (CCPD).
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
HEMODIALISIS
❑ Pada hemodialisis, sebuah ginjal buatan (dialyzer) digunakan
untuk menyaring dan membuang sisa metabolisme dan
kelebihan cairan maupun unsur kimiawi lainnya dari dalam
darah.
❑ Untuk mengalirkan darah penderita ke dialyzer, diperlukan
semacam akses ke pembuluh darah yang dapat dilakukan
dengan cara bedah minor di tangan maupun paha.
❑ Hemodialisis biasanya dilakukan 2 -3 kali seminggu selama
masing – masing 4 -5 jam per tindakan
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
DIALISIS PERITONEAL
❑ Peritoneal dialisis merupakan salah satu tipe dialisis, dimana
darah dibersihkan di dalam tubuh. Dokter akan melakukan
pembedahan untuk memasang akses berupa catheter di
dalam abdomen penderita.
❑ Pada saat tindakan, area abdominal pasien akan secara
perlahan diisi oleh cairan dialisat melalui catheter.
❑ Untuk Indonesia CAPD lebih lazim digunakan daripada CCPD.
Pada CAPD penderita melakukan sendiri tindakan medis tanpa
bantuan mesin dan biasanya berlangsung 4 kali sehari masing
– masing selama 30 menit.
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
• Peritoneal dialysis menggunakan lapisan dari rongga perut
sebagai penyaring dialysis untuk membersihkan tubuh dari
produk – produk sisa dan untuk menyeimbangkan tingkat –
tingkat elektrolit.
• Sebuah kateter ditempatkan didalam rongga perut melalui
dinding perut oleh seorang ahli bedah dan diharapkan untuk
menetap disana untuk jangka panjang.
• Larutan dialysis kemudian diteteskan kedalam melalui kateter
dan ditinggalkan didalam rongga perut untuk beberapa jam
dan kemudian dialirkan keluar.
• Pada saat itu, produk-produk sisa dihisap dari darah yang
secara normal mengalir melalui lapisan dari perut
(peritoneum).
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
TRANSPLANTASI GINJAL
• Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara
operasi dengan cara mengganti ginjal yang sakit (ginjal yang
sudah tidak berfungsi) pada seseorang yang mengalami gagal
ginjal dengan ginjal sehat yang berasal dari donor untuk
mengambil alih fungsi ginjalnya.
• Kedua ginjal yag lama tidak dibuang dan tetap pada tempat
yang semula, kecuali kedua ginjalnya mengalami infeksi atau
tekanan darah tinggi.
• Donor ginjal ada yang bisa didapat dari ginjal orang yang
masih hidup (living donor) atau dari ginjal orang yang sudah
meninggal (cadaver).
GAGALGAGAL
GINJALGINJAL
AKUT, KRONIS
PERBEDAAN GAGAL GINJAL AKUT & KRONIS
Gagal Ginjal Akut
Gagal Ginjal Kronis
• Penurunan aliran darah ke ginjal
• Adanya penyumbatan disepanjang
saluran kemih, misal batu ginjal
• Sindrom uremik hemolitik,
disebabkan oleh infeksi → obstruksi
struktur fungsional terkecil ginjal
• Konsumsi obat tertentu yang
menyebabkan kerusakan ginjal
• Glomerulonefritis → rmeradang &
mengganggu kemampuan ginjal
untuk menyaring urin
• Setiap kondisi yg dapat mengganggu
aliran oksigen dan darah ke ginjal
seperti serangan jantung
• Obstruksi/penyumbatan
berkepanjangan saluran kemih
• Kelainan bawaan
• Sindrom nefrotik, sindrom yg
ditandai adanya protein dalam urin,
kadar protein dalam darah rendah,
kadar kolesterol tinggi,
pembengkakan jaringan
• Penyakit-penyakit degeneratif
seperti darah tinggi dan diabetes.
TERIMA KASIH
Download