1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modern Drifter Buoy adalah versi teknologi tinggi dari “pesan dalam botol”, dimana alat tersebut terdiri atas surface buoy dan subsurface drogue yang mampu melakukan pengukuran terhadap posisi, suhu dan faktor fisik lain, serta data tersebut dapat dikirimkan melalui satelit. Dengan kemajuan teknologi, drifter sekarang mampu memberikan informasi kepada peneliti tentang pola sirkulasi laut secara realtime. Data yang dikumpulkan dari instrumen ini akan memungkinkan bagi ilmuwan untuk merancang model pola iklim dan cuaca, seperti El Niño dan badai, serta memprediksi sebaran polutan, seperti minyak atau limbah (Niiler, 1995). Informasi dari drifter juga dapat digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang distribusi dan kelimpahan biota laut. Penggunaan drifter untuk penelitian di bidang oseanografi telah cukup lama dilakukan, namun perancangan, desain, dan pengembangan dari instrumen ini masih terus dilakukan. Rancangan drifter yang murah, ringan dan stabil merupakan beberapa syarat yang dituju oleh para perancang drifter. Di Indonesia penggunaan drifter sebagai alat penelitian oseanografi masih jarang dilakukan dan drifter yang dilepas oleh ARGOS pun hampir tidak ada yang memasuki perairan Indonesia. Perkembangan teknologi elektronika seperti GPS (Global Positioning System), mikrokontroler dan sensor yang sangat cepat menyebabkan alat-alat ini menjadi semakin murah, dan dengan kemampuan yang makin baik. Penggunaan teknologi elektronika tersebut sebagai alat bantu penelitian di bidang oseanografi semakin memungkinkan dan menjanjikan dari sisi harga dan ketelitian. Jika pada awalnya penggunaan teknologi GPS pada drifter merupakan sebuah project yang cukup mahal yang hanya bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian besar seperti NOAA, kini alat-alat tersebut sudah makin cukup terjangkau. Drifter memiliki beberapa keunggulan sebagai alat penelitian di bidang oseanografi yaitu memiliki kemampuan melakukan pengukuran energi potensial dan kinetik perairan walaupun pada perkembangannya masih memiliki hambatan dari ketidakpastian dan variasi yang besar dari sisi desain (Griffa et al. 2007). Penelitian, pengembangan dan uji coba instrumen drifter belum banyak dilakukan 78 di Indonesia. Soeboer (2007) merancang sebuah instrumen GPS Buoy yang mampu mengukur pola arus permukaan laut Pelabuhan Ratu, namun instrumen ini masih memiliki kendala dimana GPS yang digunakan masih mahal, operasi yang tidak mudah dilakukan, memori penyimpanan yang terbatas, operasi dengan jangka waktu yang tidak lama, serta belum dilengkapi sistem transmisi. Penelitian dengan melakukan perancangan sistem dan instrumen yang mudah dioperasikan, dan dengan kemampuan yang tepat guna perlu dilakukan sehingga diharapkan dihasilkan sebuah drifter yang memiliki kemampuan handal dan tepat guna. Penelitian ini menggunakan komponen, bahan dan material yang mudah didapatkan di pasaran sehingga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan teknologi atau menciptakan kemandirian teknologi khususnya untuk teknologi drifter dalam pemetaan pola arus permukaan laut. 1.2 Kerangka Pemikiran Drifter bekerja mengikuti badan air, baik pada permukaan atau di kolom air. Kecepatan rata-rata selama jangka waktu tertentu dihitung dari jarak antara posisi awal dan akhir dibagi dengan waktu tersebut. Drifter cukup sederhana dalam desain, umumnya terdiri atas pelampung permukaan, elektronika seperti pemancar dan sensor serta parasut pengarah. Desain yang cukup terkenal, digunakan secara luas dan telah menjadi standar yaitu desain dari Surface Velocity Program (SVP), dikembangkan mulai sekitar 1979 hingga sekarang. Ada tiga bagian utama dari drifter SVP (Stewart, 2007), yaitu pelampung permukaan, komponen elektonika dan parasut pengarah. Pelampung memiliki beberapa fungsi yaitu memberikan daya apung untuk parasut dan sensor, dan melindungi kotak elektronik, sensor dan pemancar dari air. Pemancar mengirimkan data ke satelit berupa posisi pelampung dan meneruskan data ke stasiun darat. Data drifter kemudian dikirim ke pusat pengolahan data dimana data diproses dan kemudian didistribusikan. Bagian elektronika berisi GPS sebagai sensor posisi dan mikrokontroler sebagai pengatur kerja dan pembaca data, baik data posisi dari GPS maupun data dari sensor lain yang ditambatkan di drifter. Parasut pengarah adalah bagian yang terbuat dari parasut dan ditempatkan dikolom air, mampu menangkap aliran air rata-rata dan membantu pergerakan pelampung permukaan ke arah aliran tersebut. 79 Ohlman (2007), mengembangkan drifter yang didesain untuk perairan pesisir. Beberapa syarat yang ditemukan yaitu drifter pesisir harus memiliki resolusi spasial beberapa meter, dan sampel posisi dilakukan setiap beberapa menit. Pengukuran near-real-time data telemetri diperlukan sehingga drifter dapat digunakan untuk membantu dalam melacak dan memulihkan jika terjadi kehilangan, dan untuk memberikan posisi terbaru sehingga drifter dapat dipulihkan tanpa pemantauan visual. Kemampuan memulihkan sendiri dan dapat melakukan penugasan kembali sangat meningkatkan nilai ekonomi drifter. Drifter elektronik harus hemat energi sehingga dapat beroperasi selama beberapa hari sedangkan sampling dan transmisi setiap beberapa menit. Perkembangan teknologi elektronika dan komunikasi saat ini memungkinkan dikembangkannya sebuah instrumen drifter murah yang merupakan salah satu tujuan dari penelitian ini. Perancangan dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di pasaran dengan harga yang murah seperti modul GPS, modul mikrokontroler, SD/MMC Card dan Modem GSM. Penelitian ini dimulai dengan melakukan perancangan instrumen yang dilakukan di Laboratorium Instrumentasi dan Telemetri Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor. Perancangan wahana buoy drifter juga dilakukan di laboratorium yang sama. Setelah perancangan dan penyatuan serta pengujian instrumen dilakukan di laboratorium, drifter kemudian diujicobakan di teluk Pelabuhan Ratu selama 2 hari. Sebagai data pendukung untuk proses analisis juga dilakukan pengukuran pasang surut pada hari yang sama. Setelah uji coba lapangan kemudian dilakukan analisis data yang dihasilkan dengan melakukan pengolahan data posisi menjadi kecepatan dan arah arus serta melihatnya dengan perubahan pasang surut selama pelepasan drifter. Secara skematik alur pemikiran yang mendasari penelitian ini disajikan pada Gambar 1. 80 Masalah Desain Rancang Bangun, Analysis Data Drifter Buoy Perancangan Elekronika dan Sistem Transmisi Desain dan Perancangan Wahana Buoy Tes Kinerja Sistem Transmiter dan Receiver Tes Buoyancy dan Kebocoran Penyatuan Sistem Pengukuran Pasang Surut Uji Coba Lapangan Drifter -Plot Trek Arus - Stick Plot Arus Spesifikasi dan penilaian kinerja Drifter Hasil Rancangan Gambar 1. Skema alur penelitian 1.3 Perumusan Masalah Menurut Ohlmann (2005), transmisi data menggunakan sistem satelit yang ada, seperti GLOBALSTAR, ORBCOMM, dan ARGOS membutuhkan biaya dari $5,00 hingga $15,00 per-hari per-drifter untuk update data setiap 10-menit. Transmisi data seperti sistem seluler terbatas pada Line of Sight dari BTS GSM terdekat. Namun, biaya komunikasi seluler yang mendekati US $ 0,50 per hari per drifter untuk pencatatan posisi setiap 10 menit dengan beberapa pembatasan pada jumlah data yang dapat ditransmisikan. Beberapa kesalahan umum dari sebuah drifter (Stewart, 2007), yaitu : a) Kegagalan drifter untuk mengikuti kolom air tertentu. Asumsinya drifter menempati kolom air tertentu, tetapi gaya luar yang bekerja pada drifter seperti angin dapat menyebabkan drifter melayang relatif terhadap air. b) Kesalahan dalam menentukan posisi drifter itu. 81 c) Kesalahan Sampling. Drifter cenderung tidak ada di daerah-daerah aliran berbeda. Pada dasarnya drifter adalah GPS yang ditempatkan dalam sebuah wahana yang terapung mengikuti massa air tertentu dan dapat mencatat posisi serta mengirimkan posisi dan data dari sensor yang dibawanya. Makin murahnya harga single chip GPS, mikrokontroler (chip yang mampu diprogram), dan komponen elektronika lainnya, serta dukungan BTS seluler yang semakin tersebar memungkinkan untuk dikembangkannya sebuah drifter pesisir pantai yang tercakup sinyal seluler. Penelitian ini mencoba melakukan perancangan instrumen drifter ekonomis dengan mengikuti tipe desain SVP yang disesuaikan dengan alat dan bahan yang tersedia di Indonesia. Sensor yang digunakan yaitu GPS sebagai sensor posisi dan sensor suhu. Drifter digunakan di daerah yang terjangkau sinyal GSM sehingga transmisi data menggunakan sinyal GSM berupa SMS (Short Message Services). Hipotesis yang akan dibuktikan adalah komponen elektronika GPS dan mikrokontroler serta bahan material yang tersedia dipasaran dapat dibuat menjadi drifter yang mampu memetakan pola pergerakan arus permukaan dan suhu perairan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Menghasilkan desain dan konstruksi sistem drifter buoy untuk perairan pantai 2. Mendapatkan data pengamatan drifter buoy yang handal/berkualitas. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tahapan desain, uji coba dan analisis dari sebuah drifter di perairan pesisir sehingga menghasilkan sebuah drifter murah dan sesuai kebutuhan. Selain itu, diharapkan dimasa yang akan datang penggunaan teknologi drifter untuk penelitian di bidang oseanografi dapat meningkat di Indonesia. 82