Situasi Global dan Nasional serta Kebijakan Laboratorium untuk Pengendalian COVID-19 PELATIHAN PEMERIKSAAN PCR COVID-19 BAGI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK Jakarta, 5-16 April 2021 BBPK Jakarta Sistematika • Situasi Global Dan Nasional Pandemi COVID-19 • Pedoman Interim Dan Kebijakan WHO Terkait Laboratorium COVID-19 • Pedoman Nasional Pemeriksaan COVID-19 COVID-19 dan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) • SARS CoV-2 -> keluarga Coronaviridae • Single stranded RNA virus • Genom Virus ± 28 kbp • Ditularkan melalui droplet dan aerosol • Gejala umum : gejala gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk, sesak nafas (ringan – berat) • Termasuk dalam Agen Infeksius Risk Group 3 (Kelompok Resiko 3) Sumber:phil.cdc.gov Sumber: J F-W Chan, et al., 2020 Perjalanan menuju Pandemi COVID-19 WHO mengubah istilah 2019-nCoV menjadi SARS CoV2 COVID-19 Pandemi: Situasi Global per 4 April 2021 222 Negara Terjangkit dan 183 Negara Transmisi lokal Sumber: https://www.bloomberg.com/graphics/2020-coronavirus-cases-world-map/ Data Kasus Global Berdasar Regional WHO Sumber https://www.who.int/publications/m/item/weekly-epidemiological-update-on-covid-19---31march-2021 Situasi Indonesia Sumber:https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info corona-virus/ Jumlah Kasus Per Propinsi Sumber:https://covid19. kemkes.go.id/situasi infeksi-emerging/info corona-virus/ Mayotte Trinidad dan Tobago Meksiko Tunisia Mesir Turki Mongolia Uganda Montenegro Ukraina Mozambik Uni Emirat Arab Myanmar Uruguay Namibia Uzbekistan Nepal Venezuela Perkembangan Kasus Konfirmasi Nicaragua Vietnam Niger Yaman Di Indonesia Nigeria Yordania Norwegia Yunani tiwa Oman Zambia Pakistan Zimbabwe n Transmisi Pending iana Utara Republik Tanzania Tajikistan asifikasi transmisi lokal adalah negara dengan klasifikasi community transmission dan i WHO. sifikasi transmisi pending adalah negara yang belum melaporkan klasifikasinya ke WHO diwaspadai. kal bisa berubah-ubah setiap minggunya mengikuti update klasifikasi dari WHO. 10 Provinsi Di Indonesia k ke klasifikasi transmisi lokal berwarna merah Kasus Konfirmasi Tertinggi 10 Provinsi Di Indonesia Kasus Konfirmasi Tertinggi “Diagnostics are fundamental for successful outbreak containment” (Kelly-Cirinno et al., 2020) Diagnosis laboratorium merupakan elemen penting dari surveilans penyakit menular, baik untuk konfirmasi rutin infeksi dan untuk identifikasi cepat penyebab wabah dan epidemi “……laboratory services play a major role in all the key processes of detection, assessment, response, notification, and monitoring of events “(Masanza et al., 2010) Peran Laboratorium dalam Pandemi COVID-19 Sumber:Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (CCLM) 58, 7; 10.1515/cclm-2020-0240 Pedoman Global terkait Laboratorium COVID-19 - WHO 1. Pedoman interim pemeriksaan laboratorium - 17 Januari 2020 mencakup : jenis spesimen, suhu pengiriman dan penyimpanan spesimen, dan rekomendasi pengulangan pemeriksaan diperbaharui pada tanggal 2 dan 19 Maret 2020 : - suhu pengiriman dan penyimpanan spesimen - penggunaan saline steril sebagai VTM - skrining rRT-PCR dari satu sasaran “discriminatory” cukup - 11 September 2020: tes dilakukan berdasarkan pertimbangan klinis dan epidemiologis 2. Pedoman interim terkait strategi untuk pemeriksaan laboratorium COVID-19 Strategi pemeriksaan laboratorium berdasarkan 4 kategori transmisi: Negara tanpa kasus, negara dengan kasus sporadis, negara dengan klaster, negara dengan transmisi komunitas Metode Deteksi (WHO) • Nucleic acid amplification tests (NAAT) for COVID-19 virus • Realtime PCR • TCM (Test Cepat Molekuler) • Uji Serologi • Sequencing • Kultur Virus Pedoman Global terkait Laboratorium COVID-19 - WHO 3. Pedoman interim biosafety laboratorium - pada tanggal 12 Februari 2020, diperbaharui pada tanggal 19 Maret 2020 mencakup : persyaratan utama lab pemeriksa PCR (GMPP), pelatihan dan kompetensi personel, desain fasilitas , penerimaan dan penyimpanan spesimen, APD, Kesehatan kerja - kemudian diperbaharui : 13 Mei 2020 berkaitan dengan “biosafety” pada pemeriksaan POC (“Point of Care”) atau “near POC” untuk COVID-19 4. Pedoman interim terkait pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan WHO yang menyediakan pemeriksaan konfirmasi untuk virus COVID-19 ( 31 Maret 2020) Jejaring Laboratorium Rujukan COVID-19 WHO Pedoman Global terkait Laboratorium COVID-19 - WHO 5. Reagen Pemeriksaan Molekuler untuk Diagnosis COVID-19 WHO menyediakan akses ke protokol PCR in-house COVID-19 dengan mengunduh dokumen protocol secara online di situs web WHO. Selain itu WHO mengunduh daftar Penggunaan Kedaruratan WHO (WHO emergency use listing) Diagnosis In Vitro untuk Mendeteksi Asam Nukleat SARS-CoV-2 pada tanggal 2 Oktober 2020 Pedoman Global terkait Laboratorium COVID-19 - WHO6. Instrumen Penilaian Laboratorium untuk Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (23 Oktober 2020) 7. Penggunaan Tes Imundiagnostik di Fasyankes (point-of-care) untuk COVID-19 (8 April 2020) A. Tes diagnostik cepat berbasis deteksi antigen B. Tes diagnostik cepat berbasis deteksi antibodi Deteksi antigen dalam diagnosis infeksi SARS-CoV-2 menggunakan imunoasai cepat, panduan interim WHO ini dikeluarkan tanggal 11 September 2020 Petunjuk implementasi Rapid Diagnostik Tes antigen SARS CoV 2 (21 Desember 2020) 8. Kebijakan WHO sehubungan dengan uji diagnostik yang akan datang Panduan WHO Terbaru- Diagnostik untuk Pelaku Perjalanan • Hasil negatif dari tes pra-perjalanan tidak • Pengujian Amplifikasi Asam Nukleat (NAAT), seperti dengan “real time RT-PCR (rRT-PCR), adalah jenis pengujian yang direkomendasikan untuk konfirmasi infeksi SARS-CoV-2 (20). dapat menjamin bahwa para pelancong bebas dari infeksi pada saat melakukan perjalanan, karena mereka mungkin dites sebelum terinfeksi atau selama periode ketika “viral load” belum cukup untuk dapat dideteksi. • Tes diagnostik cepat yang mendeteksi protein virus berpotensi mempercepat dan mempermudah deteksi infeksi aktif SARS-CoV-2. WHO telah menerbitkan panduan sementara tentang penggunaan RDT antigen dalam diagnosis COVID-19 (11 September 2020). Panduan WHO terbaru- Biosafety • aspek keamanan hayati untuk bekerja dengan uji diagnostik cepat pendeteksian antigen; • menangani varian baru SARS-CoV-2 di laboratorium; • pembaharuan dekontaminasi alat uji sebelum dibuang; • alat pelindung diri (APD) untuk pengambilan spesimen; • menangani bahaya kimia dan pembuangannya yang aman; dan • Edisi keempat dari Manual Keamanan Hayati Laboratorium WHO (LBM4) sekarang tersedia dan terminologi dalam panduan ini selaras dengan LBM4. Panduan WHO tentang sekuensing genom SARS CoV-2 SARS-CoV-2 genomic sequencing for public health goals Interim guidance 8 January 2021 Key messages: • Global surveillance of SARS-CoV-2 genetic sequences and related metadata contributes to the COVID-19 outbreak response. This contribution includes tracking the spread of SARS-CoV-2 geographically over time and ensuring that mutations that could potentially influence pathogenicity, transmission or countermeasures (such as vaccines, therapeutics and diagnostics) are detected respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), the importance of GSD has been further underlined. More than and assessed in a timely manner. 280 000 full genome sequences have been shared via publicly accessible databases within a year of the initial identification of SARS-CoV-2 (12). Near real-time analysis of data has directly impacted the public health response • While the cost and complexity of genetic sequencing have dropped significantly over time, effective sequencing (12–16). The public health objectives of SARS-CoV-2 genomic sequencing are listed in Table 1. programmes still require substantial investment in terms of staff, equipment, reagents and bioinformatic infrastructure. Additionally, effective collaboration is needed to ensure that generated data are of good quality and are used in a The growing understanding of how sequence information can contribute to improved public health is driving global meaningful way. investments in sequencing facilities and programmes. The falling cost and complexity of generating GSD provides • Countries are encouraged to rapidly deposit SARS-CoV-2 sequences in a public database in order to share them with opportunities for expanding sequencing capacity; however, challenges to widespread implementation remain, and sequencing capacity and data are not evenly distributed around the world, with an overrepresentation of SARS-CoV the scientific community for public health purposes. Investments in a tiered global sequencing network for 2 GSD from high-income countries. SARS-CoV-2 will contribute to the development of resilient, high-quality global sequencing programmes for the detection and management of other outbreak pathogens in the future. Table 1. Public health objectives of SARS-CoV-2 genomic sequencing Background Over the last decade, genetic sequence data (GSD) of pathogens have come to play a pivotal role in the detection and management of infectious disease outbreaks, supporting the development of diagnostics, drugs and vaccines, and informing the outbreak response (1–11). With the emergence of the novel coronavirus, later named severe acute either no sequencing or occasional sequencing for follow-up Activities that require sustained sequencing activities over a longer period of time Activities that require a limited effort and once achieved might need - Identify SARS-CoV-2 as the causative agent of disease. - Develop diagnostics for SARS-CoV-2. - Support the development of therapies and vaccines. SARS-CoV-2 evolution and its impact on: - Change in viral behaviour (phenotypic change), e.g., transmissibility or pathogenicity; - Genomic sequencing of SARS-CoV-2 A guide to implementation for maximum impact on public health 8 January 2021 Monitor viral movement and activity: - Investigate geographic spread and reintroductions between populations. - Investigate outbreaks in specific settings and populations (e.g., in hospitals). - Varian Baru SARS CoV-2 COVID-19 Weekly Epidemiological Update Data asreceived by WHO from national authorities, as of 31 January 2021, 10 am CET For the latest data and other updates on COVID-19, please see: • WHO COVID-19 Dashboard • WHO COVID-19 Weekly Operational Update Global epidemiological situation Globally, 3.7 million new cases were reported last week, a 13% decline as compared to the previous week, and the third consecutive week showing a decline in cases. There were 96 000 new deaths, and a 1% decline as compared to the previous week, (Figure 1). This brings the total number of cases to over 102 million and the total number of deaths to 2.2 million from 222 countries and territories. Last week, all WHO regions, except South-East Asia reported a decline in new cases (Table 1). Although new deaths declined globally by 1%, they rose in the Western Pacific (21%), Eastern Mediterranean (9%), and the Americas (4%). Saturday 30 January 2021 marked one year since WHO declared COVID-19 a Public Health Emergency of International Concern. At that time, there were 9826 cases in 20 countries, and 213 deaths in one country (all of which were in China). In the past week, the five countries reporting the highest number of new cases continue to be the United States of America 1 072 287 cases a 15% decrease Brazil 364 593 cases a 1% increase the United Kindom asymptomatic infection is reduced in the face of this variant. Figure 5. Countries, territories and areas reporting SARS-CoV-2 VOC 202012/01 as of 23 March 2021 Figure 6. Countries, territories and areas reporting SARS-CoV-2 501Y.V2 as of 23 March 2021 Figure 7. Countries, territories and areas reporting SARS-CoV-2 P.1 variant as of 23 March 2021 Kebijakan Nasional Penanggulangan COVID-19 • Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) tertanggal 13 Maret 2020. • Pada tanggal 20 Juli 2020, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional. • Komite ini mengambil alih fungsi Gugus Tugas dan secara otomatis mencabut Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2020. • Kebijakan pembentukan Komite Nasional Penanggulangan COVID- 19 disusul dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 440/2622/SJ tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19), Edaran oleh Menteri Dalam Negeri. (PERPRES No. 7 Tahun 2020, SE Mendagri No. 440/2622/SJ). Kebijakan Nasional Penanggulangan COVID-19 • Keputusan Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Tempat karantina, Isolasi, Dan Kewajiban RT-PCR bagi Warga Negara Indonesia Pelaku Perjalanan Internasional Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Link regulasi : https://covid19.go.id/p/regulasi Link Protokol: https://covid19.go.id/p/protokol/ Link Protokol: https://covid19.go.id/p/protokol/ Link regulasi : https://covid19.go.id/p/regulasi Peran Laboratorium Peran Lab Sumber: REV 05_Pedoman_P2_COVID 19_13_Juli_2020.pdf Kebijakan Nasional mengenai Laboratorium COVID19 (2020) Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (45 Lab) KMK No. HK.01.07/Menkes/214/2020 16 Maret 2020 19 Maret SE No. HK.02.01/Menkes/234/2020 Tentang Pedoman Pemeriksaan Uji Real-Time 2020 26 Mare t 2020 7 April PCR bagi Laboratorium di Peningkatan Cakupan Lingkungan RS & Lab lain Pemeriksaan COVID-19 yang melakukan Pemeriksaan (target 20.000) COVID-19 295 laboratorium pemeriksa surat No. PM.03.01/Menkes/358/2020 covid, menggunakan PCR dan TCM tentang Percepatan dan 2020 27 April 2020 9 Juni 2020 1 Juli 2020 Per 11 Agustus 2020 Pemeriksa) KMK No. HK.01.07/Menkes/182/202 0 Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (12 Lab 2020 KMK No. HK.01.07/Menkes/216/2 0 20 Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 Catatan: KMK 182, 214, 216 tidak berlaku lagi Kebijakan Baru (2021) • KMK 9847/2020 tentang Jejaring laboratorium Pemeriksa COVID-19 • KMK No 446/2021 tentang (49 Lab) SE Dirjen P2P No. HK.02.02/V/6664/2020 tentang Pelaksanaan Pemeriksaan PCR COVID-19 Mengguakan alat Close System (TCM Tuberkulosis dan Alat PCR Viral Load HIV) KMK No. HK.01.07/Menkes/405/20 20 Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (163 Lab) Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) • KMK No 477/2021tentang Laboratorium Penguji Validitas Rapid Diagnostic Test Antigen (Rdt ag) • RKMK Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Jejaring Laboratorium • Terdapat 737 Laboratorium yang telah tergabung dalam Pemeriksa COVID-19 (Data : 4 April 2021 ) • Laboratorium tersebut sudah melakukan Verifikasi Hasil Pemeriksaan di New Allrecord (NAR) • List Jejaring Pemeriksa Laboratorium dapat di unduh : https://www.litbang.kemkes.go.id/laboratorium pemeriksa-covid-19 Sumber dari https://www.litbang.kemkes.go.id/ per tanggal 4 April 2021 33 Tugas Laboratorium pemeriksa COVID-19 Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakit/dinas kesehatan/laboratorium kesehatan lainnya; B. Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; C. Mengirimkan spesimen untuk uji validasi ke laboratorium rujukan nasional COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan; D. Mengirimkan seluruh hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui aplikasi allrecord-tc19 setiap hari; E. A. Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi; dan F. Memberikan feedback kepada rumah sakit/dinas kesehatan/laboratorium kesehatan lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada spesimen yang diterima. Peraturan tentang Laboratorium Pemeriksa COVID19 1 3 2 Persyaratan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 • Persyaratan Gedung • Ruang Laboratorium BSL2 • Persyaratan Biosafety Cabinet • Persyaratan Peralatan • Persyaratan SDM • Persyaratan Praktik Biosafety dan Biosecurity • Persyaratan Good Laboratory Practice Persyaratan Laboratorium bergerak (mobile laboratorium) pemeriksa COVID-19: a. Persyaratan Unit b. Persyaratan Pengoperasian “ Keselamatan Laboratorium Biologik” adalah istilah yang mencakup prinsip, teknologi dan praktek penanganan dan penyimpanan bahan, yang dilakukan untuk mencegah pajanan atau lepasnya patogen dan toksin dengan tidak disengaja. “Keamanan Laboratorium Biologik” adalah upaya keamanan yang diterapkan di tingkat perorangan dan institusional untuk mencegah kehilangan, pencurian, penyalahgunaan, penyimpangan atau pelepasan dengan sengaja organisme patogen dan toksin. Perizinan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 38 Ke Badan Litbangkes Tahapan sebagai Lab Jejaring Covid-19 Rumah Sakit/ Laboratorium Klinik Mengajukan kesediaan kepada Dinas Kesehatan Kab / Kota / Provinsi Persetujuan dan pemberian akun All Record Dinas Kesehatan Mengirimkan Permohonan Verifikasi ✔Kesesuaian Persyaratan Laboratorium ✔Kelengkapan dokumen ✔Hal yang dianggap penting Monitoring oleh Dinkes Provinsi 40 Pemantapan Mutu External (PME) Prasyarat sesuai dengan KMK 214 dan 405 tahun 2020, lab pemeriksa mengirimkan spesimen sebagai bagian dari uji konfirmasi ke Lab rujukan nasional (Balitbangkes) 1. 20 spesimen positif COVID-19 2. 10 spesimen negative COVID-19 Nilai minimal memenuhi syarat adalah 90% 42 Waktu tunggu: waktu dari sampel diterima laboratorium sampai keluar hasil pemeriksaa n Waktu pengiriman: waktu dari pengambilan swab sampai sampel diterima laboratorium. v Sumber dari https://www.litbang.kemkes.go.id/ per tanggal 4 April 2021 Penguatan Kapasitas Laboratorium • Pedoman Pemeriksaan PCR SARS CoV-2 Bagi Laboratorium • Pemantapan Mutu Eksternal : • Validasi • Proficiency test • Supervisi / Pembimbingan Laboratorium http://repository.litbang.kemkes.go.id/3944/ Kesimpulan • Situasi global dan nasional COVID19 sangat dinamis • Informasi terbaru dapat diperoleh dari website terpercaya:WHO, Kementerian Kesehatan • Kebijakan berkaitan dengan Penanganan COVID 19 baik global dan nasional terus bertambah seiring dengan situasi perkembangan kasus COVID-19 Thank you Terimakasih National Laboratory for Infectious Diseases Research Center for Biomedical and Basic Technology of Health ––