KEPERAWATAN PALIATIF FITRI SUCIANA,M.Kep. OUTLINE • • • • • Pendahuluan Konsep kematian Tahapan kematian Konsep keperawatan Paliatif Keperawatan Paliatif di Indonesia PENDAHULUAN • Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis,stroke, Parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/ AIDS yang memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. • Namun saat ini, pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya. TREND ISSUE KEPERAWATAN PALIATIF • Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi terminal yang akan segera meninggal. Namun konsep baru perawatan paliatif menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik • Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai akhir hayatnya (Doyle & Macdonald, 2003: 5) KONSEP KEMATIAN • Kematian adalah kejadian natural dan merupakan fenomena yang setiap manusia akan hadapi. • Kematian adalah suatu kejadian khusus dan membutuhkan pendekatan khusus dalam intervensinya (Macleod et al, 2012). • Petugas kesehatan, termasuk perawat harus berperan aktif dalam perawatan terhadap pasien dengan kebutuhan khusus tersebut (Gillan et al, 2014). • “Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar benar taqwa kepada Nya dan janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam”. (QS Ali Imran : 102) • Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. (QS Ali Imran : 145). Setiap hamba Allah akan meninggal dengan sepengetahuan dan atas izin Nya, tidak ada yang mampu menentukan kapan dan cara kematiannya sendiri. Sebab merupakan sebuah ketetapan yang hanya diketahui oleh Allah sebagai pencipta nya. TAHAPAN KEMATIAN • Menyangkal (denial) • Marah (anger) • Tawar menawar (bergaining) • Depresi (Depression) • Penerimaan (acceptance) (Kubler-Ross) KONSEP KEPERAWATAN PALIATIF • Palliative berasal dari bahasa latin yaitu “ pallium” yang artinya adalah menutupi atau menyembuhkan. Perawatan paliatif ditujukan untuk menutupi atau menyembunyikan keluhan pasien dan memberikan kenyamanan ketika tujuan penatalaksanaan tidak mungkin disembuhkan (Muckaden, 2011). • Perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak anak ) serta keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa dengan cara meringankan penderitaan terhadap rasa sakit dan memberikan dukungan fisik, psikososial dan spiritual yang dimulai sejak ditegakkannya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health Organization, 2016). KONSEP KEPERAWATAN PALIATIF Perawatan paliatif tidak berfokus untuk menunda kematian tetapi berusaha untuk membuat keputusn yang dapat memaksimalkan kualitas hidup mereka (Palliative Care Australia, 2014). Paliatif care tidak hanyaperawatan bagi pasien dengan penyakit kronis/terminal tetapi juga dalam berkabung/duka citadan menyiapkan keluarga setelah kematian. KONSEP PALIATIF dispnea anoreksia nyeri pengelolaan paliatif gelisah mual depresi muntah kelelahan TUJUAN KEPERAWATAN PALIATIF • Meningkatkan kualitas hidup • Menganggap kematian sebagai suatu hal yang normal, menjaga kesinambungan psikologis dan spiritualitas • Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menggangu, • Mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya • Tidak mempercepat atau menunda kematian dan • Membantu untuk mengatasi suasana dukacita kepada keluarga dengan memberi sistem dukungan. (The National Institute For clinical Excelence (NICE)) PRINSIP PEMBERIAN PERAWATAN PALIATIF • Menghormati dan menghargai pasien serta keluarga • Kesempatan atau hak untuk mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang pantas • Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan paliatif TIM PERAWATAN PALIATIF TIM Multidisiplin meliputi dokter perawat, tokoh agama, fisioterapi, ahli psikologi. Setiap tim perawatan paliatif dapat memberikan perawatan sesuai dengan keahliannya (Hill, K & Coyne, I, 2012). TEMPAT PERAWATAN PALIATIF RUMAH SAKIT HOSPICE RUMAH RUMAH SAKIT • Dilakukan di rumah sakit jika pasien membutuhkan perawatan intensif • Memperhatikan kepentingan pasien dan keluarga • Melibatkan keluarga dalam mengambil tindakan HOSPIS • Filosofi hospis care menganggap kematian sebagai proses yang alami dan perawatan pasien yang sekarat termasuk pengelolaan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual penderita serta keluarga. • Layanan hospice care menyediakan home visit dan kunjungan dari pekerja sosial, ahli agama, dokter, perawat. • Hospis adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit. Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi dapat memberikan pelayaan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada, dengan keadaan seperti di rumah pasien sendiri. RUMAH • Pelaksanaan paliatif dapat dilaksanakan dirumah jika penderita tidak memerlukan peralatan ataupun perawatan khusus. • Peran keluarga lebih menonjol sehingga keluarga sebagai caregiver diberikan keterampilan keperawatan dasar. PERAN PERAWAT petugas klinik/RS pendidik collaborator advokat (penasihat) peneliti Petugas klinik / RS • Perawat sebagai salah satu petugas praktik di klinik memiliki kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi nyeri beserta keluhan dari nyeri yang dialami pasien. • Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam mengembangkan dan menerapkan perencanaan perawatan yang komprehensif. Pendidik • Memfasilitasi filosofi yang kompleks, etik dan diskusi tentang penatalaksanaan di klinik. • Menguasai dasar keilmuannya yang meliputi :mengatasi nyeri neuropatik, berperan mengatasi konflik profesi, mencegah dukacita dan resiko kehilangan. Peneliti • Menghasilkan ilmu pengetahuan baru melalui pertanyaanpertanyaan penelitian dan memulai pendekatan baru yang ditujukan pada pertanyaan-pertanyaan. • Perawat dapat meneliti dan terintegrasi pada penelitian perawatan paliatif. Collaborator • Perawat sebagai salah satu tim pelayanan kesehatan akan bekerjasama (Collaborator) melakukan pengkajian dalam mengkaji bio-psiko-sosial-spiritual serta penatalaksanannya. • Perawat membangun dan mempertahankan kolaborasi dengan tim perawatan paliatif. • Perawat memfasilitasi dalam mengembangkan anggota dalam pelayanan • Perawat bekerjasama dengan tim perawatan paliatif dalam rangka mempersiapkan pelayanan dengan hasil yang terbaik. PENASIHAT • Perawat sebagai penasihat ( concultant) akan bekerjasama dan berdiskusi dengan dokter, tim perawatan paliatif dan komite untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat untuk menetukan tindakan dan memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga. KEPERAWATAN PALIATIF DI INDONESIA • Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih terbatas di 5 (lima) ibu kota propinsi yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. • RS Hasan Sadikin Bandung, RSCM, RSK Dharmais, RSU Dr Soetomo Surabaya, RS Sanglah Bali, RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar dan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. • Rumah rachel di Jakarta • Lotus care di Yogyakarta • Yayasan Kanker Indonesia di Jakarta KEPERAWATAN PALIATIF DI INDONESIA • Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat sekitar 12 juta penderita diabetes di Indonesia dan lebih dari 330 ribu penderita kanker. Data Kementerian Kesehatan lain juga menyebutkan, hingga September 2014, terdapat 22.869 penderita HIV di Indonesia. Penyakit-penyakit kronis dan mengancam jiwa tersebut selain membawa risiko kematian, juga berdampak terhadap kualitas hidup penderita serta keluarganya.