Uploaded by vika.amaliah19

EKUITAS PEMEGANG SAHAM BAB 3

advertisement
EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Dua sumber utama ekuitas pemegang saham (modal)
adalah:

Modal yang disetorkan oleh pemegang saham dan
pihak lain, yang disebut Modal Disetor

Laba bersih yang ditahan dalam perusahaan, yang
dinamakan dengan Laba Ditahan

Ekuitas pemegang saham dilaporkan dalam neraca
korporasi sesuai dengan dua sumber ini

Perubahan yang signifikan dalam sumber ekuitas
pemegang saham -Modal Disetor dan Laba Ditahanbisa dilaporkan dalam laporan terpisah atau dalam
catatan yang mendukung penyajian neraca.

Perubahan yang signifikan dalam ekuitas pemegang
saham bisa juga dilaporkan dalam laporan ekuitas
pemegang saham.
MODAL DISETOR

Sumber modal disetor berasal dari penerbitan saham.

Dua kelas saham yang utama  Saham Biasa dan
Saham Preferen.

Saham preferen biasanya berupa saham preferen
nonpartisipasi & bersifat kumulatif atau non-kumulatif.

Selain dari penerbitan saham, modal disetor bisa berasal
dari sumbangan aktiva dan dari transaksi saham treasuri.
PENERBITAN SAHAM

Ketika korporasi menerbitkan saham bernilai nominal secara
tunai, akun Kas didebit dan kelas saham yang diterbitkan
dikredit sebesar nilai nominalnya

Jika korporasi menerbitkan saham dengan harga diatas nilai
nominal, Modal Disetor Diatas Nilai Nominal dikredit
sebesar selisih antara kas yang diterima dengan nilai nominal
saham

Jika saham diterbitkan untuk ditukarkan dengan aktiva selain
kas, aktiva yang didapatkan harus dicatat sebesar nilai pasar
wajarnya
PENERBITAN SAHAM: Tanpa Nilai Nominal

Jika saham diterbitkan tanpa nilai nominal, seluruh
hasil penerbitan dikreditkan ke akun Saham

Saham tanpa nilai nominal mungkin memiliki nilai
ditetapkan per saham, dan selisih antara hasil
penerbitan dengan nilai ditetapkan dikreditkan ke
akun Modal Disetor diatas nilai ditetapkan
NILAI LEMBAR SAHAM
Nilai lembar saham
 nilai sekarang dari aliran dividen
saham yang diharapkan diterima
dimasa depan
DIVIDEN TUNAI dan DIVIDEN SAHAM

Ayat jurnal untuk mencatat pengumuman dividen tunai
adalah mendebit Dividen dan mengkredit Utang Dividen
bagi kelas saham yang bersangkutan

Pembayaran dividen dicatat dengan cara biasa

Pada saat dividen saham diumumkan, Dividen Saham
didebit sebesar nilai wajar saham yang diterbitkan

Selisih antara nilai wajar saham dengan nilai ditetapkan
atau nilai nominal dikredit ke Agio-Saham Biasa
DIVIDEN SAHAM YANG DAPAT
DIDISTRIBUSIKAN

Dividen Saham yang Dapat Didistribusikan dikredit
sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham biasa
yang diterbitkan.

Pada saat saham diterbitkan pada tanggal pembayaran
dividen
saham,
Dividen
Saham
yang
Dapat
Didistribusikan didebit dan Saham Biasa dikredit
sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham yang
diterbitkan.
SAHAM BIASA

Keunggulan
 Hak suara:
○ pemilihan dewan direksi
○ pemilihan aktivitas manajemen yang signifikan
 Hak atas sisa laba (setelah preferen stock)

Kelemahan
 Prioritas terakhir dalam hal terjadi likuidasi
 Tidak ada jaminan return

Nilai
saham
biasa
dinyatakan
dalam tiga bentuk berbeda:
1. Nilai pokok
2. Nilai pasar
3. Nilai buku
SIFAT INVESTASI SAHAM BIASA
Termasuk saham paling berisiko dari semua
sekuritas, karena ketidakpastian pasar saham
itu sendiri
 Blue
Chip (saham unggulan)
 saham yang diterbitkan oleh perusahaan
mapan, yang mampu menyediakan pendapatan
yang aman dari dividen yang konstan
SAHAM PREFEREN

Sekuritas
hybrid
yang
memiliki
beberapa
karakteristik hutang dan beberapa ekuitas

Kebanyakan saham preferen: perpetuitas

Nilai sebuah saham preferen perpetual: Dividen
dibagi
dengan
tingkat
Pengembalian
yang
diperlukan

Jatuh tempo saham preferen dievaluasi dengan
rumus yang identik dengan rumus nilai obligasi
SAHAM PREFEREN

Diterbitkan dengan: nilai pokok yang telah
ditentukan sebelumnya

Deviden dinyatakan sebagai: presentasi nilai
pokok

Saham dapat ditarik (callable), dimana harga
penarikan disepakati antara perusahaan dan
pemegang saham
SIFAT INVESTASI dalam SAHAM
PREFEREN

Karena
punya
pendapatan
hak
risikonya
pertama
lebih
untuk
dividen,
kecil
daripada
pendapatan saham biasa dari perusahaan yang
sama

Pendapatan menjadi kurang pasti dibandingkan
pendapatan obligasi perusahaan yang sama
SAHAM PREFEREN

Keunggulan
 Diprioritaskan dari saham biasa dalam hal terjadi likuidasi
 Dividen tetap
 Dapat memiliki beragam variasi dividen
 Diprioritaskan dari saham biasa dalam pembayaran dividen

Kelemahan
 Prioritas setelah hutang dalam hal terjadi likuidasi
 Dividen dapat ditunda pembayarannya
 Tidak memiliki hak suara

Hutang atau ekuitas?
 Memiliki komponen keduanya
 Biasanya (tapi tidak selalu) diklasifikasikan sebagai ekuitas
AKUNTANSI SAHAM BIASA (SB)
dan SAHAM PREFEREN (SP)
 Nilai
par - ditetapkan pertama kali
sebagai “Modal Dasar minimal”
 Nilai
par bukan nilai pasar
 Kredit
SB atau SP sebesar nilai par
 Kelebihan
dari nilai par dikreditkan ke
akun: “Agio Saham”
AYAT JURNAL

Menerbitkan SP lebih tinggi dari nilai par:
Kas

xx
(nilai pasar)
Saham Preferen
xx
(total par)
Agio - SP
xx
(kelebihan)
Menerbitkan SB lebih tinggi dari nilai par:
Kas
xx
(nilai pasar)
Saham Biasa
xx
(total par)
Agio - SB
xx
(kelebihan)
PREEMPTIVE RIGHT

Seringkali pemegang saham memiliki hak
untuk membeli setiap tambahan saham yang
dijual oleh perusahaan

Hak ini, yang disebut preemptive right,
melindungi kendali pemegang saham sekarang
dan mencegah dilusi nilai saham mereka
TREASURY STOCK
 Terjadi ketika perusahaan membeli kembali saham biasa yang telah
diterbitkan perusahaan sebelumnya.

Alasan pembelian kembali:
 ingin diberikan kepada pegawai sebagai kompensasi
 ingin dimiliki sebagai treasury stock (atau hendak dihapus) untuk
meningkatkan harga pasar dan EPS
 mengurangi total pembayaran dividen dengan tetap mempertahankan
jumlah dividen yang dibayarkan per saham
 mencegah usaha ambil alih dengan mengurangi proporsi saham yang
tersedia untuk dibeli
 memberikan kas kembali kepada pemegang saham
TREASURY STOCK

Jika sebuah korporasi membeli sahamnya sendiri,
pencatatan biasanya menggunakan metode biaya

Saham Treasuri didebit sebesar harga perolehannya, dan
Kas dikredit

Jika saham tersebut dijual kembali, Saham Treasuri
dikredit sebesar harga beli dan selisih antara harga jual
dengan harga beli biasanya didebit atau dikredit ke
Modal Disetor dari Penjualan Saham Treasuri
TREASURY STOCK

Akun debit yang disebut “Treasury Stock” dilaporkan pada
ekuitas sebagai pengurang ekuitas. Catatan: bukan sebagai
aktiva.

Saham tersebut masih diterbitkan, namun tidak lagi beredar.
 tidak memiliki hak pilih
 tidak menerima dividen tunai

Dapat diterbitkan kembali (ke pasar/pegawai) atau dihapuskan.

Tidak ada untung atau rugi yang diakui dari transaksi ekuitas
ini.
Treasury Stock (TS): AYAT JURNAL

Ada dua teknik untuk mencatat transaksi TS (metode Par
Value dan metode Cost). Kita hanya akan menggunakan
metode Cost. Teknik ini menganggap “cost” dari TS
sama dengan junlah yang dibayar untuk memperoleh TS

Untuk mencatat pembelian TS dari pasar:
TS
xx
Kas
(“cost”)
xx
(pasar)
(cost sama dengan kas yang dibayarkan)

Untuk menerbitkan kembali TS ke pasar pada harga lebih besar dari cost:
Kas

xx
Agio - TS
xx
(kelebihan atas cost)
TS
xx
(cost)
Untuk menerbitkan kembali TS ke pasar pada harga lebih rendah dari cost:
Kas
xx
(pasar)
Agio - TS
xx
(jika ada)
Laba Ditahan
xx
(jika diperlukan*)
TS

(pasar)
xx
(cost)
*debit RE if no APIC-TS available to absorb the remaining debit difference.
SAHAM BERKLASIFIKASI

Meskipun kebanyakan perusahaan hanya memiliki
satu jenis saham biasa, namun dalam beberapa
kasus
saham
berklasifikasi
digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan khusus perusahaan

Salah satu jenis saham berklasifikasi adalah saham
pendiri, dimiliki oleh pendiri perusahaan yang
memiliki hak suara satu-satunya tetapi dividennya
terbatas selama beberapa tahun tertentu
PENGEMBALIAN SAHAM
Total tingkat pengembalian saham yang
diharapkan  hasil dividen yang
diharapkan ditambah hasil keuntungan
modal yang diharapkan
 Bagi
perusahaan dengan pertumbuhan
konstan, baik hasil dividen yang
diharapkan maupun hasil keuntungan
modal yang diharapkan adalah konstan
STOCK SPLITS
Stock splits umumnya dinyatakan oleh perusahaan
untuk mengurangi harga pasar per lembar
sahamnya. Hal ini membuat saham lebih
terjangkau bagi investor kecil
 Proses untuk stock splits adalah penukaran saham
“lama”, dengan saham “baru” kepada pemegang
saham yang sama
 Total nilai par dari saham baru sama dengan totan
nilai par dari saham lama, namun jumlah saham
dan nilai par per saham berubah

STOCK SPLITS
 Jika
sebuah korporasi mengurangi nilai
nominal atau nilai ditetapkan saham
biasanya dan menerbitkan saham-saham
baru dalam jumlah yang proporsional, hal
ini dinamakan dengan proses pemecahan
saham
 Pemecahan saham tidak menimbulkan
perubahan apa pun dalam neraca
perusahaan dan tidak memerlukan
pencatatan
Contoh: Stock Split
PT IZM memiliki 10.000 lembar saham yang
beredar dengan nilai par Rp.2
 Bagian ekuitas pada neraca menunjukkan:

 Saham biasa
 Laba Ditahan

Rp.20.000
80.000
Harga pasar dari saham yang beredar adalah
Rp.50 per lembar sebelum dilakukan stock split
Contoh: Stock Split
Jika PT IZM mengumumkan stock split 2 untuk 1,
saham yang lama akan ditrik dan saham baru akan
diterbitkan dengan deskripsi sebagai berikut:
 Saham biasa, nilai par Rp.1, yang beredar 20.000
lembar
 Total ekuitas pemegang saham tetap Rp.100.000
yang terdiri dari:
 Saham biasa
Rp.20.000
 Laba ditahan
80.000
 Harga pasar untuk saham yang beredar sekarang
adalah Rp.25 per lembar
 Catatan: Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan

DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS
Kembali ke informasi tentang PT IZM. Sekarang
asumsikan bahwa PT IZM mengumumkan 100%
dividen saham
 Pertama, siapkan ayat jurnal untuk mencatat
pengumuman dan pembagian dividen saham (10.000
lembar x 100% = 10.000 lembar saham baru x Rp.2 per
lembar = Rp20.000:

 Dividen Saham (Laba Ditahan)
20,000
Stock Dividen Distributable
 Stock Dividen Distributable
Saham Biasa
20,000
20,000
20,000
DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS
Sekarang perhatikan deskripsi baru tentang dividen
saham:
 Saham biasa, nilai par Rp.2, yang beredar 20.000
lembar
 Total nilai ekuitas pemegang saham tetap Rp.100.000:

 Saham biasa
 Laba ditahan
Rp.40.000
60.000
Perhatikan bahwa total harga pasar per saham akan
berubah menjadi Rp.25 per lembar.
 Jadi, stock split 2 untuk 1 dan 100% dividen saham
memiliki pengaruh yang sama pada:

 total ekuitas pemegang saham, dan
 harga pasar per lembar saham
DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS
Bagaimanapun, dividen saham membutuhkan ayat
jurnal, yang mengubah komponen dari ekuitas
pemegang saham (laba ditahan dan saham biasa)
 Stock split mengubah deskripsi saham, termasuk nilai
par per lembar saham
 Kebanyakan perusahaan menggunakan stock split
untuk mengubah harga pasar per lembar saham,
namun beberapa perusahaan menggunakan dividen
saham dalam jumlah besar untuk mencapai maksud
yang sama. Tindakan ini disebut “stock split dalam
bentuk dividen”

DIVIDEN SAHAM vs STOCK SPLITS


Untuk merangkum pengaruh pada PT IZM:
100% Dividen
Setelah:
Saham
Total saham beredar 20.000 lembar
Nilai par per lembar
Rp.2
Harga pasar per lembar Rp.25
Total ekuitas:
Rp. 100.000
Hasil di buku besar:
Saham biasa
Rp. 40.000
Laba ditahan
Rp. 60.000
2 untuk 1
Stock Split
20.000 lembar
Rp.1
Rp.25
Rp. 100,000
Rp. 20.000
Rp. 80.000
Ingat: Sebelum stock split atau dividen saham biasa bernilai Rp.
20.000 dan laba ditahan Rp. 80.000. Karena dividen saham
membutuhkan ayat jurnal, jumlah saham biasa dan laba ditahan
berubah. Karena stock split tidak membutuhkan ayat jurnal,
jumlah saham biasa dan laba ditahan tidak berubah.
LAPORAN KEUANGAN: LABA DITAHAN
Perubahan laba ditahan bisa dilaporkan dengan
membuat laporan laba ditahan terpisah, laporan
laba-rugi dan laporan laba ditahan gabungan, atau
laporan ekuitas pemegang saham
 Pembatasan laba ditahan, yang dinamakan
dengan apropriasi, harus diungkapkan, biasanya
dalam catatan atas laporan keuangan
 Kesalahan yang material dalam laba bersih periode
sebelumnya, yang dinamakan dengan penyesuaian
periode sebelumnya, dilaporkan dalam laporan
laba ditahan

LABA DITAHAN

Formula untuk laba ditahan, sbb:
Laba ditahan, saldo awal
(sebelum penyesuaian)
Ditambah/dikurangi:
Penyesuaian periode sebelumnya
Laba ditahan, saldo awal
(dinyatakan kembali)
Ditambah: laba bersih
Dikurangi dividen:
Dividen tunai – saham biasa
Dividen tunai – saham preferen
Dividen saham
Dividen properti
Dikurangi: Penyesuaian untuk transaksi TS
Penyisihan laba ditahan
Laba ditahan, saldo akhir
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
LABA DITAHAN – DIVIDEN TUNAI
 Dividen
tunai diumumkan:
Dividen (Laba Ditahan) – SB xx
Dividen (Laba Ditahan) – SP xx
Hutang Dividen
 Dividen
tunai dibayarkan:
Hutang Dividen
xx
Kas
xx
xx
LABA DITAHAN – DIVIDEN TUNAI
Perhatikan bahwa sejumlah dividen tertentu harus
dibayarkan kepada pemegang saham preferen sebelum
dividen yang lain dibayarkan kepada pemegang saham
biasa (termasuk tunggakan dividen bila bersifat
kumulatif)
 Dividen saham preferen dapat bersifat kumulatif, yang
berarti, jika tidak ada dividen yang diumumkan pada
tahun berjalan, dividen tersebut harus tetap dibayarkan
kepada pemegang saham preferen pada tahun depan
sebelum pemegang saham biasa berhak memperoleh
dividen
 Namun, tunggakan dividen yang bersifat kumulatif
tidak diakui sebagai kewajiban sampai pembagian
dividen diumumkan oleh dewan direksi. Sebuah
perusahaan dapat saja berjalan beberapa tahun tanpa
mengumumkan dividen, dan tidak ada kewajiban yang
diakui sampai dividen benar-benar diumumkan

LABA DITAHAN – DIVIDEN PROPERTI
Dividen properti adalah pembagian properti non-kas
oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk
dividen properti yang paling umum adalah “spin-off”
dimana saham anak perusahaan dibagikan kepada
pemegang saham induk perusahaan.
 Ketika dividen properti diumumkan:
Dividen Properti (Laba Ditahan)
xx
Hutang Dividen Properti
xx
 Ketika dividen properti dibagikan:
Hutang Dividen Properti
xx
Investasi
xx

LABA DITAHAN – DIVIDEN SAHAM
Dividen saham adalah pembagian saham tambahan
milik perusahaan sendiri kepada para pemegang
sahamnya. Perhatikan bahwa pembagian saham
tambahan tidak memberikan suatu nilai kepada
para pemegang saham
 Contoh: 4 pemegang saham, setiap orang meiliki 10
lembar saham biasa. Setiap pemegang saham
memiliki 25% dari total kepemilikan (10/40). Jika
perusahaan memberikan tambahan 1 lembar saham
kepada setiap pemegang saham, setiap pemegang
saham tetap memiliki 25% dari total kepemilikan
(11/44). Tidak ada yang berubah, kecuali jumlah
lembar saham

LABA DITAHAN – DIVIDEN SAHAM

Dividen saham besar (>25% dari saham beredar) dicatat
pada nilai par
Saat dividen saham diumumkan:
Dividen Saham (Laba Ditahan) xx
Stock Dividen Distributable
 Saat dividen saham dibagi:
Stock Dividen Distributable
xx
Saham Biasa


xx
(par)
(par)
xx
(par)
(par)
Perhatikan bahwa Stock Dividends Distributable bukan
sebuah kewajiban, melainkan merupakan akun ekuitas
yang mengindikasikan terdapat saham tambahan yang
akan diterbitkan namun saat ini belum beredar
LABA DITAHAN – DIVIDEN SAHAM
Analisis pengaruh transaksi pada neraca:
Dividen Saham (Laba Ditahan) xx
(- SE)
Stock Dividen Distributable
xx
(+ SE)
 Saat dividen saham dibagikan:
Stock Dividen Distributable
xx
(- SE)
Saham Biasa
xx
(+ SE)
 Perhatikan bahwa total pengaruh pada ekuitas adalah
nol. Namun, laba ditahan menurun dan saham biasa
meningkat sebesar nilai par dari dividen saham.
 Dividen saham kecil (< 25% dari jumlah saham beredar)
dicatat pada nilai pasar.

PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI
 Perubahan
prinsip akuntansi berasal dari
pemakaian prinsip akuntansi yang
berbeda dengan prinsip akuntansi yang
dipakai sebelumnya
 Pengaruh perubahan prinsip akuntansi
atas laba bersih periode berjalan, serta
pengaruh kumulatifnya atas laba periode
sebelumnya, juga harus dilaporkan,
setelah pajak penghasilan terkait, dalam
laporan keuangan
LABA DITAHAN - APROPRIASI
Perusahaan dapat memilih untuk “membatasi”
sebagian dari laba ditahannya yang dapat
digunakan untuk membayar dividen
 Alasan untuk pembatasan ini dapat meliputi
aktivitas seperti rencana ekspansi perusahaan atau
rencana pelunasan hutang
 Pembatasan bukan berarti mencadangkan saldo kas
untuk rencana tersebut. Pembatasan hanya
menunjukkan intensi
 Pembatasan, atau apropriasi dapat diindikasikan
lewat pengungkapan, atau lewat reklasifikasi laba
ditahan

LABA DITAHAN - APROPRIASI
Jika digunakan reklasifikasi, ayat jurnal berikut ini
diperlukan:
Laba Ditahan
xx
Laba Ditahan - Apropriasi
xx
 Ayat jurnal ini akan memunculkan “dua” saldo laba
ditahan pada bagian ekuitas pemegang saham di
neraca.
 Sisi debit dari ayat jurnal di atas mengurangi laba
ditahan “yang tidak dibatasi”, sementara sisi kreditnya
memunculkan akun laba ditahan yang baru.
 Perhatikan bahwa ayat jurnal tersebut tidak mengubah
total laba ekuitas pemegang saham, dan bahkan tidak
mengubah total laba ditahan.

LABA DITAHAN : PENYESUAIAN PERIODE
SEBELUMNYA
Penyesuaian periode sebelumnya merupakan
penyesuaian atas laba ditahan akibat kesalahan
pada laporan laba rugi periode sebelumnya.
 Kesalahan tersebut ditutup ke laba ditahan periodi
sebelumnya, sehingga kesalahan itu sudah
diperbaiki sejak awal tahun berjalan (setelah
dikurangi pajak). Kesalahan dapat terjadi dari dua
sisi, bergantung pada sifat kesalahan (contoh:
pengabaian beban versus pengabaian pendapatan)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
 Laporan perubahan ekuitas
merinci perubahan laba ditahan,
dan juga memperlihatkan
perubahan dalam seluruh akun
ekuitas pemegang saham selama
tahun berjalan
Contoh Kasus Komprehensif – Ekuitas Pemegang Saham


Berikut adalah saldo ekuitas pemegang saham dari PT G pada tanggal
01/01/2005:
Saham biasa, par Rp.10, 50.000 lembar beredar Rp. 200.000
Agio saham biasa
400.000
Laba ditahan
400.000
Selama tahun 2005, PT G melakukan aktivitas berikut:
1. Laba tahun berjalan adalah Rp. 250.000
2. Dividen tunai sebesar Rp2 per lembar saham diumumkan dan dibayar pada
tanggal 1 Februari
3. Pada tanggal 1 Juni, PT G membeli kembali 2.000 lembar sahamnya sendiri
pada harga Rp20 per lembar (menggunakan cost method)
4. Pada tanggal 1 Desember, PT G menjual 500 lembar treasury stock pada
harga Rp18 per lembar saham
5. Pada tanggal 15 Desember, PT G mengumumkan 100% dividen saham, yang
akan dibagikan kepada seluruh pemegang sahamnya, pada tanggal 15
Januari 2006
6. Pada tanggal 31 Desember, PT G mencatat ayat jurnal untuk menilai
investasi tersedia untuk dijual dari Rp.20.000 menjadi Rp. 32.000
Diminta:
A.Buatlah ayat jurnal untuk item 2 sampai 6
(item 1 dianggap memerlukan informasi
rinci tentang pendapatan dan beban –
sehingga cukup diketahui bahwa laba
ditahan dikredit sebesar Rp.250.000)
B.Buatlah Laporan Perubahan Ekuitas dari
PT G untuk tahun 2005
C.Buatlah bagian ekuitas pemegang saham
pada neraca dari PT G untuk tahun 2005,
termasuk deskripsi untuk saham biasa
Contoh Kasus Komprehensif - Solusi
A. Ayat Jurnal
1. Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan.
2. Perhitungan: 20.000 x Rp2 = Rp.40.000
Dividen Tunai (Laba Ditahan)
Hutang Dividen
40.000
40.000
Hutang Dividen
Kas
40.000
40.000
3. Perhitungan: 2.000 lembar x Rp.20 =
Rp40.000
Treasury Stock
Kas
40.000
40.000
4. Perhitungan: 500 lb x Rp.18 harga pasar = Rp9.000
500 lembar x Rp20 cost = Rp10.000
Kas
9.000
(harga pasar)
Laba Ditahan
1.000
(plug)
Treasury Stock
10.000
(cost)
 5. Perhitungan: 20.000 saham baru x par Rp10 =
Rp.200.000
Dividen Saham (Laba Ditahan)
200.000
Stock Dividend Distributable
200.000
 Catatan: pada no. 5, saham belum dibagikan, sehingga
kita tidak dapat mengkredit akun saham biasa. Akun
“Stock Dividends Distributable” adalah akun ekuitas
yang digunakan, dan mengindikasikan bahwa ada
saham yang akan dibagikan di masa depan.
6. Perhitungan: nilai naik Rp.12.000
Investasi – Tersedia untuk Dijual
Unrealized Gain

12.000
12.000
Perhatikan bahwa akun Unrealized Gain adalah
bagian dari ekuitas pemegang saham (bukan laba
rugi), dan ditempatkan di bagian bawah ekuitas
pemegang saham pada neraca, dalam Other
Comprehensive Income (OCI)
Contoh Kasus Komprehensif - Solusi
Bagian B: Laporan Perubahan Ekuitas (dalam ribuan)
SB
Saldo 1/1/05
Laba bersih
Dividen tunai
Dividen saham
Pembelian TS
Penjualan kembali TS
Revaluasi invstasi
Tersedia untuk Dijual
CSDD
Rp200
Agio
LD
OCI
TS
Rp400 Rp400
250
(40)
Rp200
(200)
Rp(40)
( 1)
10
Rp12
Saldo, 12/31/05
Rp200 Rp200 Rp400 Rp409
Rp12 Rp(30)
Catatan:
 SB = Saham Biasa, LD = Laba Ditahan, TS = Treasury Stock.
 CSDD adalah Common Stock Dividends Distributable. Ketika saham
dibagikan, maka SB menjadi naik
 OCI adalah Other Comprehensive Income dan mencerminkan unrealized
gain pada investasi tersedia untuk dijual
Contoh Kasus Komprehensif - Solusi
Bagian C: Bagian Ekuitas Pemegang Saham
pada Neraca
Saham biasa, par Rp10, 50.000 lembar diotorisasi
20.000 lembar diterbitkan,18.500 lembar beredar
Dividen saham biasa, 20.000 lembar
Agio saham biasa
Laba ditahan
Other comprehensive income
(unrealized gain
pada investasi tersedia untuk dijual)
Dikurangi: Treasury stock, 1.500 lembar pada cost
Total ekuitas pemegang saham
Rp. 200.000
200.000
400.000
409.000
12.000
(30.000)
Rp. 1.191.000
HUTANG vs EKUITAS
Hutang
Kontrak hukum formal
Tanggal jatuh tempo yang
tetap
Pembayaran bunga secara
tetap dan berkala
Mendapat prioritas dalam hal
terjadi kebangkrutan
Tidak memiliki suara dalam
manajemen
penghasilan
Beban bunga menjadi pengurang
pajak
Ekuitas
Tidak memiliki tanggal
jatuh tempo
Mendapat dividen
Hak atas aset bersifat residual
Saham biasa memiliki hak
suara
Pembayaran dividen tidak
mengurangi pajak
Pajak dikenakan atas
dan dividen
Download