TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 “ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNTAS” Dosen Pengampu: Faisal Kholid Fahdi, S.Kep., Ns., M.Kep OLEH: Yunita Eriska I1031181006 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2021 I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan (nursing process), terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Herawati & Neny FS, 2012). A. Pengkajian Pengkajian komunitas (community assessment) adalah proses pengumpulan data yang berhubungan dengan status kesehatan komunitas dan merupakan sumber data untuk perumusan diagnosa keperawatan. Pengkajian komunitas merupakan suatu upaya untuk dapat mengenal masyarakat. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktorfaktor (baik positif maupun negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan (Herawati & Neny FS, 2012). Jenis data yang dikumpulkan pada pengkajian secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan. Data obyektif yaitu data ayang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran. Sedangkan sumber data dapat diperoleh dari data primer dan sekunder, dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji berdasarkan hasil pengkajian, sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu: wawancara informan (informan interview), analisis sekunder, observasi atau pengamatan (windshield survey) (Herawati & Neny FS, 2012). Salah satu model pengkajian yang dapat digunakan adalah “Betty Neuman”. Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core). - Community Core (data inti) • Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas. • Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, ras, tipe keluarga, status perkawinan. • Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan. • Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas. - Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) : 1) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk. 2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam maupun di luar komunitas. 3) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress. Transportasi apa yang tersedia di komunitas. 4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang pelayanan di sehingga berbagai memudahkan bidang termasuk komunitas kesehatan, mendapat jenjang pemerintahan, kebijakan depkes. 5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi. 6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas. 7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut. 8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk membantu mengurangi stressor. - Status kesehatan komunitas Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi. Pengumpulan data Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2015). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : • Wawancara atau anamnesa Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2015). • Pengamatan Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2015). • Pemeriksaan fisik Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2015). Pengolahan data Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut : • Klasifikasi data atau kategori data • Penghitungan prosentase cakupan • Tabulasi data • Interpretasi data Analisis data Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2015). Prioritas masalah Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2015): 1) Perhatian masyarakat 2) Prevalensi kejadian 3) Berat ringannya masalah 4) Kemungkinan masalah untuk diatasi 5) Tersedianya sumberdaya masyarakat 6) Aspek politis B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen: Problem, Etiologi, Simptom (Herawati & Neny FS, 2012). Contoh : Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap peningkatan status kesehatan ditandai dengan tingginya angka kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu 25% berdasarkan data Puskesmas. Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya Musyawarah Masyarakat Desa/RW(MMRW). C. Perencanaan Keperawatan Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia. Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : a. Tahap persiapan Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat. b. Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya. c. Tahap pendidikan dan latihan • Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat • Melakukan pengkajian • Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan • Melatih kader • Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat d. Tahap formasi kepemimpinan e. Tahap koordinasi intersektoral f. Tahap akhir Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut: • Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi • Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik • Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium • Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan • Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan D. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2019). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah: a. Inovatif Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2019) b. Integrated Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2019). c. Rasional Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2019). d. Mampu dan mandiri Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2019). e. Ugem Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2019). Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya: a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan. b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi. c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas. Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu : a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga. b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll. c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada ketidakmampuan tingkat keluarga, berfungsinya Contoh: secara optimal dari Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu. E. Evaluasi Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2019). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian: a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan. b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan. c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap implementasi yang telah dilakukan. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah : a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta. c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta keuntungan program. d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan. e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun. DAFTAR PUSTAKA Efendi F. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I. PSIK FK UNLAM: Banjarbaru. Hidayat AH. 2014. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika: Jakarta. Mubarak IW. 2019. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. CV Sagung Seto: Jakarta. Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.