Uploaded by User99390

MAKALAH BIOLISTRIK

advertisement
MAKALAH
BIOLISTRIK
DISUSUN OLEH :
Muhammad Fikri Robani
2003277074
STIKes Muhammadiyah Ciamis
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.20, Ciamis, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
46216
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “BIOLISTRIK”
Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya
dan bagi semua pihak pada umumnya, semoga Ridho Allah menyertai kita semua. Amin
Ya Robbal Alamin.
Ciamis, 24 Desember 2020
Muhammad Fikri Robbani
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
2
DAFTAR ISI..............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................
4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................
4
1.4 Manfaat .................................................................................................................
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biolistrik .............................................................................................
6
2.2 Hukum dalam biolistrik ........................................................................................
6
2.3 Macan gelombang arus biolistrik ..........................................................................
7
2.4 Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia ..............................................
7
2.5 Isyarat magnet jantung dan otak ...........................................................................
9
2.6 Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh ........................................
9
2.7 Magnetic Blood Flow Meter .................................................................................
12
2.8 Syock listrik ..........................................................................................................
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................
14
3.2 Saran .....................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelistirikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran.ada dua aspek
kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul
dalam tubuh manusia,serta pengunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
Pada tahun 1856 Caldani menunjukan kelistrikan pada otot katak yang telah
mati.Luigi Galvani (1780) mulai mempelajari kelistrikan pada hewan kemudian pada tahun
1786 Luigi galvani melaporkan hasil ekspirimenya bahwa ke dua kaki katak terangkat
ketika di berikan aliran listrik lewat suatu konduktor.
Arrons (1892) meraskan ada aliran frekunsi tinggi melalui beliau sendiri serta
pembantunya asistenya. Pada tahun 1899 Van seynek melakukan pengamatan tentang
terjadinya panas pada jaringan yang di sebabkan oleh aliran frekuensi tinggi. Schliephake
(1928) melaporkan tentang pengobatan penderita dengan mempergunakan short wawe.
Oleh karena hal tersebut di atas,untuk mengetahui lebih banyak tentang biolistrik
tersebut, maka kami akan mencoba menggali,mengkaji,memaparkan,makalah yang
berjudul peran biolistrik dalam keperawatan.
1.2
Rumusan Masalah
 Apa Pengertian Biolistrik ?
 Apa saja Hukum dalam biolistrik ?
 Apa saja gelombang arus biolistrik ?
 Apa Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia ?
 Apa Isyarat magnet jantung dan otak ?
 Bagaimana Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh ?
 Apa Magnetic Blood Flow Meter ?
 Apa Desain dari Flow Transduser ?
 Apa saja Tipe-tipe Flormeter Elektromagnetik ?
 Apa Syock listrik ?
1.3
Tujuan Penulisan
 Pengertian Biolistrik
 Hukum dalam biolistrik
4
 Macan gelombang arus biolistrik
 Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia
 Isyarat magnet jantung dan otak
 Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh
 Magnetic Blood Flow Meter
 Desain dari Flow Transduser
 Tipe-tipr Flormeter Elektromagnetik
 Syock listrik
1.4
Manfaat Penulisan
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Biolistrik , sebagai tambahan
informasi, Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
kepada mahasiswa tentang Biolistrik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektronelektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya
ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik.
Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang
kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang
tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk
mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu
energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga
merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel
syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.
2.2. Hukum dalam biolistrik
Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.
 Hukum Ohm menyatakan bahwa :
“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus
yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.
Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I
Dimana,
R : hambatan (Ω),
I : kuat arus (ampere),
V : tegangan (Volt).

Hukum joule menyatakan bahwa :
6
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu
tertentu akan menimbulkan panas”.
Rumusnya yaitu : Q =VI.t
Dimana,
Q : energi panas yang ditimbulkan (joule),
V : tegangan (Volt),
I : arus (A),
t : waktu lamanya arus mengalir (second).
2.3. Macan gelombang arus biolistrik
Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud
diantaranya :
1. Arus bolak balik/sinosuidal
2. Arus setengah gelombang
3. Arus setengah penuh
4. Arus searah murni
5. Faradik
6. Sentakan faradic
7. Sentakan sinosuidal
8. Galvanik yang interruptus
9. Arus gigi gergaji
2.4. Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia
Kelistrikan memilki peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua
aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet
yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada
permukaan tubuh manusia
1) System Saraf dan Neuron
System saraf dibagi dalam 2 bagian yaitu:
1) Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah
serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla spinalis
disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak
atau medulla spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut
saraf Efferen
7
2) Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan
kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
3) Kelistrikan saraf
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi
dalam 3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan
mikroskop electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan
serat saraf tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada manusia. Myelin
merupakan suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati serat saraf
yang bermielin.
Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan
panjang yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin
(diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada
diameter 10 um mempunyai 100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal
dapat meloncat dari suatu simpul ke simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak
adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel
dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di luar
sel. Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt,
membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membrane
istirahat -90 m Volt.
4) Perambatan Potensial Aksi
Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai
kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai aksi
kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau
gelombang
depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami repolarisasi sel
membrane disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter dibagi dalam 2 fase:

Periode Refrakter Absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk
menghasilkan aksi yang lain.

Periode Refrakter Relatif
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada
stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi
yang baru.
8
Sel membrane setelah mencapai potensial membrane istirahat, sel
membran tersebut telah siap untuk menghantarkan implus yang lain. Gelombang
depolarisasi setelah mencapai ujung dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi
seluruhnya, gelombang tersebut akan berhenti dan tidak pernah aliran balik kearah
mulainya datang rangsangan.
Kelistrikan pada sinapsis dan neuron
Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun
neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi
dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi
ini penting pada sel membrane otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi.
Zat kimia yang terdapat pada otot akan tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan
kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan
mengalami reaksi.
2.5. Isyarat magnet jantung dan otak
Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan
magnet sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami
depolarisasi
dan
repolarisasi.
Pencatatan
medan
magnet
disebut
magnetoksdiogram.
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu
ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet
(magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding
Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat
mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik. Ada
2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:
 Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang
didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan
EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman
diberi kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali
dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9) Informasi yang diperlukan
pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG oleh karena dalam pengukuran medan
magnet mempergunakan arus searah yang mengenai otot dan saraf. Perekaman
MCG akan memberi informasi yang berguna dalam diagnosis apabila dikerjakan
pada waktu jantung mengalami serangan oleh karena pada saat ini dipergunakan
arus listrik.
 Magnetoensefalogram (MEG)
9
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan
mempergunakan arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada rithme
alpha, medan magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
2.6. Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik
berfrekuensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1929 telah
menggunakan listrik dengan frekuensi 30 MHz untuk pemanasan yang
disebut short wave diathermy. Pada tahun 1950 telah diperkenalkan
penggunaan gelombang mikro dengan frekuensi 2.450 MHz untuk keperluan
dietermi dan pemakaian radar.
 Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Rendah
Listrik berfrekuensi rendah mempunyai batas frekuensi antara 20Hz sampai
dengan 500.000Hz. Frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan
otot sehingga terjadi kontraksi otot. Arus listrik berfrekuensi rendah dapat
dihasilkan
oleh
aliran
listrik
yaitu: stimulator yang
rangkaiannya
terdiri multivibrator maupun astable multivibrator. Selain frekuensi, perlu juga
diperhatikan pengulangan dalam pemakaian dan bentuk gelombang arus listrik
yang dipakai. Untuk pemakaian jangka waktu sangat singkat dan bersifat
merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradik. Sedangkan untuk
pemakaian jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah
kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang interuptur/terputus-putus atau
arus DC (arus searah) yang telah dimodifikasi.
Selain arus DC, dapat pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50Hz,
yang mempunyai kemampuan merangsang saraf sensoris,saraf motorik dan,
berefek kontraksi otot.
 Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Tinggi
Arus listrik berfrekuensi tinggi memiliki frekuensi di atas 500.000 Hz,
dihasilkan oleh sirkuit osilator yang mengandung rangkaian kondensator dan
induktor, yaitu rangkaian L-C. Listrik berfrekuensi tinggi tidak mempunyai sifat
merangsang saraf motoris maupun saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan
dengan pengulangan yang lama. Frekuensi tinggi ini mempunyai sifat memanaskan
sehingga dapat digunakan untuk diatermi yang dapat dibagi menjadi 2 tipe :
a. Short Wave Diathermy (Diatermi Gelombang Pendek)
Pada diatermi ini terdapat dua metode yang digunakan untuk memperoleh
gelombang elektromagnetis agar masuk ke dalam badan, yaitu :
1. Metode Capacitance (Metode Kondensator), dengan cara
elektroda diletakkan pada masing-masing sisi yang akan diobati dan
dipisahkan dari kulit dengan bahan isolator. Apabila kedua elektroda
dialiri arus listrik, maka akan tercipta medan listrik diantara kedua
10
elektroda tersebut. Substansi yang ada di dalam medan magnet akan
bervibrasi, elektrolit mengalami dipole dan timbul panas
sebesar Q=Vit / 0,24 kalori. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
ukuran elektroda harus lebih besar daripada struktur yang diobati
dan jerak penempatan elektroda harus sama terhadap kulit.
2. Metode Induksi (Metode Kabel), pada metode ini dapat
menimbulkan efek medan listrik dan medan magnet secara
bersamaan. Metode ini dilakukan dengan cara melilitkan kabel pada
daerah yang akan diobati, misal daeah abdomen (perut).
Efek Dietermi Gelombang Pendek adalah :
a) Menghasilkan panas dan peningkatan efek fisiologis sebagai akibat dari
peningkatan temperatur, yaitu :
b) Meningkatkan metabolisme, perubahan struktur kimia yang disebabkan
kenaikan temperatur (Hk. Vant Hoff).
c) Suplai darah meningkat, sebagai akibat dari meningkatnya metabolisme.
d) Efek pada safat, mengurangi eksitasi saraf apabila kurang begitu panas.
e) Dengan meningkatnya temperatur mengurangi relaksasi otot dan
meningkatkan efisiensi usaha otot. Otot akan berkontraksi dan relaksasi
semakin meningkat.
f) Oleh karena pemanasan maka terjadi koagulasi, sehingga terjadi detruksi
jaringan.
g) Penurunan tekanan darah yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah.
h) Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat.
i) Mempunyai efek terapeutik (pengobatan)
j) Terhadap daerah peradangan, dimana akan terjadi pelebaran pembuluh
darah sehingga dapat meningkatkan oksigen dan pengangkutan makanan
untuk sel-sel.
k) Efek terhadap infeksi bakteri, terjadi peningkatan konsentrasi sel darah
putih dan antibiotik pada daerah infeksi.
l) Menghilangkan rasa sakit , panas menyebabkan saraf sensoris
menyebabkan sedaktif.
b. Mikro Wave Diathermy (Diatermi Gelombang Mikro)
Gelombang mikro adalah gelombang dengan panjang gelombang 1 cm
sampai 1 meter. Untuk diatermi sering digunakan panjang gelombang 12,25 cm
dengan frekuensi 2.450 MHz atau panjang gelombang 69 cm dengan frekuensi
433,92 MHz. Efek yang ditimbulkan tegantung jumlah energi radiasi yang diserap.
Besar absorbsi dapat dinyatakan dalam rumus eksponensial.
11
I
: Intensitas radiasi yang diserap (I=37% dari Iₒ) (W/m²)
x
: kedalaman radiasi dalam jaringan (m)
Iₒ
: intensitas radiasi pada permukaan kulit (W/m²)
d
: tebal jaringan (m)
e
: koefisien absorbsi
Efek yang ditimbulkan adalah efek fisiologis dan efek pengobatan. Efek
fisiologi: menimbulkan panas pada jaringan-jaringan yang banyak mengandug air,
banyak pula mendeposit energi, pada otot lebih banyak menyerap energi gelombang
mikro dari pada jaringan lemak. Efek pengobatan: dapat mengobati penderita yang
mengalami ruda paksa (trauma) dan peradangan dan dapat pula mengobati
penderita nyeri dan spasme otot, bisul dan rematik.
Meskipun penetrasi gelombang mikro lebih dalam daripada penetrasi sinar
infra merah, tetapi tidak dapat melewati jaringan yang padat sebagaimana dilakukan
oleh diatermi gelombang pendek. Gelombang mikro kurang berhasil mengobati
struktur yang dalam dibandingkan dengan diatermi gelombang pendek.
Gelombang mikro tidak dapat dipakai pada penderita sirkulasi, karena dapat
menimbulkan pendarahan, trombosit dan flebitis. Pada penderita TBC dan tumor
ganas tidak diperkenankan pengobatan dengan gelombang mikro.
2.7. Magnetic Blood Flow Meter
Yaitu alat pengukur aliran darah magnetis berdasarkan atas prinsip induksi
magnetis.
V = B dv
V = tegangan (volt)
B = kuat medan magnet (gauss)
d = diameter pembuluh darah
v = kecepatam (m/s)
2.8. Syock listrik
Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada saraf sensoris yang
diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Permulaan
tahun 1969 telah dilaporkan bahwa beberapa penderita yang sedang
menjalani katerisasi atau pemasangan pace maker led dapat terbunuh dengan aliran
12
listrik di bawah normal. Pada tahun 1970 Carl Walter dan tahun 1971 Ralph
Nader telah memperkirakan atas meninggalnya 1.200 orang Amerika setiap
tahunnya yang diakibatkan arus listrik pada waktu melakukan diagnostik dan
pengobatan.
Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderitaa akan
mengalami ventricular fibrillation (fibrilasi ventrikel) yang kemudian diikuti
dengan kematian. Oleh karena itu perlu diketahui perubahan-perubahan yang
timbul akibat syok listrik dan metode pengamanan sehingga bahaya syok dapat
dihindari.
Syok Listrik dibagi menjadi dua bagian
Dalam bidang kedokteran syok listrik dibagi menjadi dua: syok dengan
tujuan tertentu dan syok tanpa tujuan. Syok dengan tujuan tertentu dilakukan atas
indikasi medis. Dalam bidang psikiastri dikenal dengan nama electric syok/electro
convultion therapy. Beberapa penderita psikosis (gangguna jiwa) sengaja
dilakukan syok dengan tujuan terapi di mana di antara temporalis kanan dan kiri
penderita dialiri arus listrik dalam orde 0,5 sampai 1,5 Ampere dengan tegangan
sebesar 80 sampai 110 volt dalam waktu 1/10 sampai 1,5 detik.
Syok tanpa tujuan tertentu timbul karena suatu kecelakaan, dikenal
dengan Earth syok. Syok ini terjadi apabila salah satu tubuh lain menyentuh kawat
netral. Berdasarkan besar kecilnya tegangan, earth syok dapat dibagi menjadi dua
yaitu: low tension shock dan high tension shock.
1. Low tension shock (syok tegangan rendah), terjadi berkaitan dengan
pemakaian generator yang menghasilkan arus listrik dengan tegangan
rendah atau berkaitan dengan pemakaian lampu panas radient atau lampu
sinar ulta ungu.
2. High tension shock (syok tegangan tinggi), terjadi berkaitan dengan
pemakian generator tegangan tinggi, generator gelombang pendek atau step
up transformator. Penderita yang mengalami syok, kulit badannya akan
mengelupas seluruhnya.
Pada beberapa sumber dari buku fisika membagi earth syok menjadi mikro
syok dan makro syok.
a. Mikro syok, terjadi karena adanya aliran listrik langsung mengikuti arteri
ke jantung. Hal ini dapat terjadi ketika penggunaan karakter untuk
pencatatan EKG, liquid filled catter untuk menyuntikkan pewarnaan bagi
radiografi atau mengukur tekanan darah jantung (internal blood pressure)
dan pemasangan elektroda-elektroda pada alat pacu jantung. Oleh karena
13
beberapa kateter tebuat dari kawat dan cairan bersifat konduktor listrik,
sehingga arus listrik dalam orde mikro ampere saja telah dapat
menyebabkan mikro syok. Diduga arus listrik sekitar 20 mA dapat
menyebabkan fibrilasi ventrikel. Apabila ada kebocoran arus pada alat yang
sedang bekerja, arus tidak dapat mengalir secara langsung ke bumi tetapi
akan melewati alat pacu jantung yang dipasang pada tubuh penderita
kemudian ke bumi. Pada mikro syok akan terjadi fibrilasi ventrikel yang
kemudian diikuti dengan kematian.
b. Makro syok, terjadi apabila salah satu elektroda menyentuh tangan
sedangkan elektroda lain menyentuh kulit bagian lain sehingga terjadi aliran
listrik melalui permukaan tubuh (kulit) dan timbulah makro syok. Tahanan
kulit berkisar 1 KU sampai dengan 1 MU tidak mampu membendung aliran
listrik. Apabila di tempat kontak elektroda diberikan pasta, pada waktu
melakukan tes EKG dapat menurunkan tahanan dan memudahkan aliran
listrik yang mengalir, sehingga dapat menimbulkan syok makro. Makro
syok kebanyakan mengenai petugas daripada penderita sendiri oleh karena
kecerobohan petugas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup,
tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di
rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang
terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat
berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik.
Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom.
3.2. Saran
Saran Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya
sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai
makalah ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kelistrikan Dan Kemagnetan dalam Tubuh | AniTaAndRiAna (wordpress.com)
Fisika Medis: Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh - Sekitar Fisika
(sekitarkita0.blogspot.com)
http://ayumelatifisika.blogspot.com/2014/01/makalah-fisika-kesehatan-biolistrik.html
http://ayumelatifisika.blogspot.com/2014/01/makalah-fisika-kesehatan-biolistrik.html
15
Download