MAKALAH BIOLISTRIK DISUSUN OLEH : Muhammad Fikri Robani 2003277074 STIKes Muhammadiyah Ciamis Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.20, Ciamis, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46216 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “BIOLISTRIK” Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi semua pihak pada umumnya, semoga Ridho Allah menyertai kita semua. Amin Ya Robbal Alamin. Ciamis, 24 Desember 2020 Muhammad Fikri Robbani 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2 DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4 1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................... 4 1.4 Manfaat ................................................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biolistrik ............................................................................................. 6 2.2 Hukum dalam biolistrik ........................................................................................ 6 2.3 Macan gelombang arus biolistrik .......................................................................... 7 2.4 Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia .............................................. 7 2.5 Isyarat magnet jantung dan otak ........................................................................... 9 2.6 Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh ........................................ 9 2.7 Magnetic Blood Flow Meter ................................................................................. 12 2.8 Syock listrik .......................................................................................................... 12 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14 3.2 Saran ..................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelistirikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran.ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia,serta pengunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Pada tahun 1856 Caldani menunjukan kelistrikan pada otot katak yang telah mati.Luigi Galvani (1780) mulai mempelajari kelistrikan pada hewan kemudian pada tahun 1786 Luigi galvani melaporkan hasil ekspirimenya bahwa ke dua kaki katak terangkat ketika di berikan aliran listrik lewat suatu konduktor. Arrons (1892) meraskan ada aliran frekunsi tinggi melalui beliau sendiri serta pembantunya asistenya. Pada tahun 1899 Van seynek melakukan pengamatan tentang terjadinya panas pada jaringan yang di sebabkan oleh aliran frekuensi tinggi. Schliephake (1928) melaporkan tentang pengobatan penderita dengan mempergunakan short wawe. Oleh karena hal tersebut di atas,untuk mengetahui lebih banyak tentang biolistrik tersebut, maka kami akan mencoba menggali,mengkaji,memaparkan,makalah yang berjudul peran biolistrik dalam keperawatan. 1.2 Rumusan Masalah Apa Pengertian Biolistrik ? Apa saja Hukum dalam biolistrik ? Apa saja gelombang arus biolistrik ? Apa Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia ? Apa Isyarat magnet jantung dan otak ? Bagaimana Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh ? Apa Magnetic Blood Flow Meter ? Apa Desain dari Flow Transduser ? Apa saja Tipe-tipe Flormeter Elektromagnetik ? Apa Syock listrik ? 1.3 Tujuan Penulisan Pengertian Biolistrik Hukum dalam biolistrik 4 Macan gelombang arus biolistrik Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia Isyarat magnet jantung dan otak Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh Magnetic Blood Flow Meter Desain dari Flow Transduser Tipe-tipr Flormeter Elektromagnetik Syock listrik 1.4 Manfaat Penulisan Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Biolistrik , sebagai tambahan informasi, Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya kepada mahasiswa tentang Biolistrik. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Biolistrik Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektronelektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya. Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting. Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air. 2.2. Hukum dalam biolistrik Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule. Hukum Ohm menyatakan bahwa : “Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”. Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt). Hukum joule menyatakan bahwa : 6 “Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”. Rumusnya yaitu : Q =VI.t Dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second). 2.3. Macan gelombang arus biolistrik Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud diantaranya : 1. Arus bolak balik/sinosuidal 2. Arus setengah gelombang 3. Arus setengah penuh 4. Arus searah murni 5. Faradik 6. Sentakan faradic 7. Sentakan sinosuidal 8. Galvanik yang interruptus 9. Arus gigi gergaji 2.4. Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh manusia Kelistrikan memilki peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia 1) System Saraf dan Neuron System saraf dibagi dalam 2 bagian yaitu: 1) Sistem saraf pusat Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla spinalis disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf Efferen 7 2) Sistem saraf otonom Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. 3) Kelistrikan saraf Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam 3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan mikroskop electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada manusia. Myelin merupakan suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin. Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan panjang yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin (diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada diameter 10 um mempunyai 100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari suatu simpul ke simpul yang lain. Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di luar sel. Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membrane istirahat -90 m Volt. 4) Perambatan Potensial Aksi Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai aksi kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami repolarisasi sel membrane disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter dibagi dalam 2 fase: Periode Refrakter Absolut Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk menghasilkan aksi yang lain. Periode Refrakter Relatif Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru. 8 Sel membrane setelah mencapai potensial membrane istirahat, sel membran tersebut telah siap untuk menghantarkan implus yang lain. Gelombang depolarisasi setelah mencapai ujung dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi seluruhnya, gelombang tersebut akan berhenti dan tidak pernah aliran balik kearah mulainya datang rangsangan. Kelistrikan pada sinapsis dan neuron Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membrane otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada otot akan tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami reaksi. 2.5. Isyarat magnet jantung dan otak Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut magnetoksdiogram. Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet (magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik. Ada 2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain: Magnetokardiografi (MKG) MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman diberi kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9) Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG oleh karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah yang mengenai otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi yang berguna dalam diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung mengalami serangan oleh karena pada saat ini dipergunakan arus listrik. Magnetoensefalogram (MEG) 9 MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada rithme alpha, medan magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T. 2.6. Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekuensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1929 telah menggunakan listrik dengan frekuensi 30 MHz untuk pemanasan yang disebut short wave diathermy. Pada tahun 1950 telah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekuensi 2.450 MHz untuk keperluan dietermi dan pemakaian radar. Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Rendah Listrik berfrekuensi rendah mempunyai batas frekuensi antara 20Hz sampai dengan 500.000Hz. Frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Arus listrik berfrekuensi rendah dapat dihasilkan oleh aliran listrik yaitu: stimulator yang rangkaiannya terdiri multivibrator maupun astable multivibrator. Selain frekuensi, perlu juga diperhatikan pengulangan dalam pemakaian dan bentuk gelombang arus listrik yang dipakai. Untuk pemakaian jangka waktu sangat singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradik. Sedangkan untuk pemakaian jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang interuptur/terputus-putus atau arus DC (arus searah) yang telah dimodifikasi. Selain arus DC, dapat pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50Hz, yang mempunyai kemampuan merangsang saraf sensoris,saraf motorik dan, berefek kontraksi otot. Penggunaan Arus Listrik Berfrekuensi Tinggi Arus listrik berfrekuensi tinggi memiliki frekuensi di atas 500.000 Hz, dihasilkan oleh sirkuit osilator yang mengandung rangkaian kondensator dan induktor, yaitu rangkaian L-C. Listrik berfrekuensi tinggi tidak mempunyai sifat merangsang saraf motoris maupun saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang lama. Frekuensi tinggi ini mempunyai sifat memanaskan sehingga dapat digunakan untuk diatermi yang dapat dibagi menjadi 2 tipe : a. Short Wave Diathermy (Diatermi Gelombang Pendek) Pada diatermi ini terdapat dua metode yang digunakan untuk memperoleh gelombang elektromagnetis agar masuk ke dalam badan, yaitu : 1. Metode Capacitance (Metode Kondensator), dengan cara elektroda diletakkan pada masing-masing sisi yang akan diobati dan dipisahkan dari kulit dengan bahan isolator. Apabila kedua elektroda dialiri arus listrik, maka akan tercipta medan listrik diantara kedua 10 elektroda tersebut. Substansi yang ada di dalam medan magnet akan bervibrasi, elektrolit mengalami dipole dan timbul panas sebesar Q=Vit / 0,24 kalori. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran elektroda harus lebih besar daripada struktur yang diobati dan jerak penempatan elektroda harus sama terhadap kulit. 2. Metode Induksi (Metode Kabel), pada metode ini dapat menimbulkan efek medan listrik dan medan magnet secara bersamaan. Metode ini dilakukan dengan cara melilitkan kabel pada daerah yang akan diobati, misal daeah abdomen (perut). Efek Dietermi Gelombang Pendek adalah : a) Menghasilkan panas dan peningkatan efek fisiologis sebagai akibat dari peningkatan temperatur, yaitu : b) Meningkatkan metabolisme, perubahan struktur kimia yang disebabkan kenaikan temperatur (Hk. Vant Hoff). c) Suplai darah meningkat, sebagai akibat dari meningkatnya metabolisme. d) Efek pada safat, mengurangi eksitasi saraf apabila kurang begitu panas. e) Dengan meningkatnya temperatur mengurangi relaksasi otot dan meningkatkan efisiensi usaha otot. Otot akan berkontraksi dan relaksasi semakin meningkat. f) Oleh karena pemanasan maka terjadi koagulasi, sehingga terjadi detruksi jaringan. g) Penurunan tekanan darah yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah. h) Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat. i) Mempunyai efek terapeutik (pengobatan) j) Terhadap daerah peradangan, dimana akan terjadi pelebaran pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan oksigen dan pengangkutan makanan untuk sel-sel. k) Efek terhadap infeksi bakteri, terjadi peningkatan konsentrasi sel darah putih dan antibiotik pada daerah infeksi. l) Menghilangkan rasa sakit , panas menyebabkan saraf sensoris menyebabkan sedaktif. b. Mikro Wave Diathermy (Diatermi Gelombang Mikro) Gelombang mikro adalah gelombang dengan panjang gelombang 1 cm sampai 1 meter. Untuk diatermi sering digunakan panjang gelombang 12,25 cm dengan frekuensi 2.450 MHz atau panjang gelombang 69 cm dengan frekuensi 433,92 MHz. Efek yang ditimbulkan tegantung jumlah energi radiasi yang diserap. Besar absorbsi dapat dinyatakan dalam rumus eksponensial. 11 I : Intensitas radiasi yang diserap (I=37% dari Iₒ) (W/m²) x : kedalaman radiasi dalam jaringan (m) Iₒ : intensitas radiasi pada permukaan kulit (W/m²) d : tebal jaringan (m) e : koefisien absorbsi Efek yang ditimbulkan adalah efek fisiologis dan efek pengobatan. Efek fisiologi: menimbulkan panas pada jaringan-jaringan yang banyak mengandug air, banyak pula mendeposit energi, pada otot lebih banyak menyerap energi gelombang mikro dari pada jaringan lemak. Efek pengobatan: dapat mengobati penderita yang mengalami ruda paksa (trauma) dan peradangan dan dapat pula mengobati penderita nyeri dan spasme otot, bisul dan rematik. Meskipun penetrasi gelombang mikro lebih dalam daripada penetrasi sinar infra merah, tetapi tidak dapat melewati jaringan yang padat sebagaimana dilakukan oleh diatermi gelombang pendek. Gelombang mikro kurang berhasil mengobati struktur yang dalam dibandingkan dengan diatermi gelombang pendek. Gelombang mikro tidak dapat dipakai pada penderita sirkulasi, karena dapat menimbulkan pendarahan, trombosit dan flebitis. Pada penderita TBC dan tumor ganas tidak diperkenankan pengobatan dengan gelombang mikro. 2.7. Magnetic Blood Flow Meter Yaitu alat pengukur aliran darah magnetis berdasarkan atas prinsip induksi magnetis. V = B dv V = tegangan (volt) B = kuat medan magnet (gauss) d = diameter pembuluh darah v = kecepatam (m/s) 2.8. Syock listrik Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada saraf sensoris yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Permulaan tahun 1969 telah dilaporkan bahwa beberapa penderita yang sedang menjalani katerisasi atau pemasangan pace maker led dapat terbunuh dengan aliran 12 listrik di bawah normal. Pada tahun 1970 Carl Walter dan tahun 1971 Ralph Nader telah memperkirakan atas meninggalnya 1.200 orang Amerika setiap tahunnya yang diakibatkan arus listrik pada waktu melakukan diagnostik dan pengobatan. Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderitaa akan mengalami ventricular fibrillation (fibrilasi ventrikel) yang kemudian diikuti dengan kematian. Oleh karena itu perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat syok listrik dan metode pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari. Syok Listrik dibagi menjadi dua bagian Dalam bidang kedokteran syok listrik dibagi menjadi dua: syok dengan tujuan tertentu dan syok tanpa tujuan. Syok dengan tujuan tertentu dilakukan atas indikasi medis. Dalam bidang psikiastri dikenal dengan nama electric syok/electro convultion therapy. Beberapa penderita psikosis (gangguna jiwa) sengaja dilakukan syok dengan tujuan terapi di mana di antara temporalis kanan dan kiri penderita dialiri arus listrik dalam orde 0,5 sampai 1,5 Ampere dengan tegangan sebesar 80 sampai 110 volt dalam waktu 1/10 sampai 1,5 detik. Syok tanpa tujuan tertentu timbul karena suatu kecelakaan, dikenal dengan Earth syok. Syok ini terjadi apabila salah satu tubuh lain menyentuh kawat netral. Berdasarkan besar kecilnya tegangan, earth syok dapat dibagi menjadi dua yaitu: low tension shock dan high tension shock. 1. Low tension shock (syok tegangan rendah), terjadi berkaitan dengan pemakaian generator yang menghasilkan arus listrik dengan tegangan rendah atau berkaitan dengan pemakaian lampu panas radient atau lampu sinar ulta ungu. 2. High tension shock (syok tegangan tinggi), terjadi berkaitan dengan pemakian generator tegangan tinggi, generator gelombang pendek atau step up transformator. Penderita yang mengalami syok, kulit badannya akan mengelupas seluruhnya. Pada beberapa sumber dari buku fisika membagi earth syok menjadi mikro syok dan makro syok. a. Mikro syok, terjadi karena adanya aliran listrik langsung mengikuti arteri ke jantung. Hal ini dapat terjadi ketika penggunaan karakter untuk pencatatan EKG, liquid filled catter untuk menyuntikkan pewarnaan bagi radiografi atau mengukur tekanan darah jantung (internal blood pressure) dan pemasangan elektroda-elektroda pada alat pacu jantung. Oleh karena 13 beberapa kateter tebuat dari kawat dan cairan bersifat konduktor listrik, sehingga arus listrik dalam orde mikro ampere saja telah dapat menyebabkan mikro syok. Diduga arus listrik sekitar 20 mA dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel. Apabila ada kebocoran arus pada alat yang sedang bekerja, arus tidak dapat mengalir secara langsung ke bumi tetapi akan melewati alat pacu jantung yang dipasang pada tubuh penderita kemudian ke bumi. Pada mikro syok akan terjadi fibrilasi ventrikel yang kemudian diikuti dengan kematian. b. Makro syok, terjadi apabila salah satu elektroda menyentuh tangan sedangkan elektroda lain menyentuh kulit bagian lain sehingga terjadi aliran listrik melalui permukaan tubuh (kulit) dan timbulah makro syok. Tahanan kulit berkisar 1 KU sampai dengan 1 MU tidak mampu membendung aliran listrik. Apabila di tempat kontak elektroda diberikan pasta, pada waktu melakukan tes EKG dapat menurunkan tahanan dan memudahkan aliran listrik yang mengalir, sehingga dapat menimbulkan syok makro. Makro syok kebanyakan mengenai petugas daripada penderita sendiri oleh karena kecerobohan petugas. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kesimpulan Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom. 3.2. Saran Saran Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. 14 DAFTAR PUSTAKA Kelistrikan Dan Kemagnetan dalam Tubuh | AniTaAndRiAna (wordpress.com) Fisika Medis: Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh - Sekitar Fisika (sekitarkita0.blogspot.com) http://ayumelatifisika.blogspot.com/2014/01/makalah-fisika-kesehatan-biolistrik.html http://ayumelatifisika.blogspot.com/2014/01/makalah-fisika-kesehatan-biolistrik.html 15