FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KECAMATAN BONDOWOSO Nevy Farista Aristin Universitas Lambungmangkurat Email: [email protected] Abstrak: Putus Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih merupakan salah masalah pendidikan yang dihadapi daerah Bondowoso. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi putus sekolah di kecamatan Bondowoso. Analisis yang digunakan adalah tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya anak putus sekolah di Kecamatan Bondowoso dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah jarak tempat tinggal dengan sekolah, jenis pekerjaan orang tua, jumlah tanggungan keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, dan tingkat pendapatan. Selain itu, putus sekolah di daerah tersebut juga dipengaruhi oleh kegiatan produktif anak dalam rumah tangga. Kata Kunci: Putus Sekolah, SMP PENDAHULUAN Ada dua indikator pembangunan dari jumlah penduduk di usia yang sama. pendidikan yang digunakan di Indonesia, Ini yaitu APK (Angka Partisipasi Kasar) dan partispasi sekolah penduduk usia sekolah APM (Angka Partisipasi Murni). Angka di tingkat pendidikan tertentu. APM ini Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio merupakan jumlah siswa, berapapun usianya yang penduduk usia sekolah di setiap jenjang sedang sekolah di tingkat pendidikan pendidikan. Dalam hal ini, penggunaan tertentu kedua terhadap jumlah penduduk digunakan untuk menunjukkan indikator indikator daya diketahui serap bahwa kelompok usia yang berkaitan dengan semakin besar selisih APK dengan APM jenjang pendidikan tertentu. Penggunaan maka berbagai alasan kian banyak jumlah APK ini bertujuan untuk menunjukkan anak tingkat pendidikan partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. yang belum tertentu mengikuti sesuai level dengan usianya. Angka Partisipasi Murni (APM) Dari data Depdiknas kabupaten adalah persentase siswa dengan usia yang Bondowoso diketahui bahwa pada tahun berkaitan dengan jenjang pendidikannya 2011/2012 30 Kecamatan Bondowoso 31 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 20, No.1, Jan 2015 merupakan kecamatan yang mempunyai lapangan pekerjaan tertinggi yaitu anak pertanian. Dari nantinya dapat putus sekolah yang tinggi ini dibandingkan dengan kecamatan lainnya berpengaruh besar terhadap paradigma yang ada di Kabupaten Bondowoso itu orangtua tentang pentingnya pendidikan. sendiri. Di kecamatan Bondowoso jumlah Dalam hal ini orang tua masih berpikir anak tingkat pendidikan tidaklah terlalu penting, yang SMP/Sederajat mengalami kenaikan dari terpenting sekarang ini adalah bagaimana tahun 2010/2011 sebanyak 40 anak caranya memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi 70 anak pada tahun 2011/2012. keluarga sehingga anak-anak mereka putus sekolah Tingginya anak putus sekolah di kecamatan Bondowoso banyak faktor lebih dipentingkan untuk bekerja membantu orang tua. yang mempengaruhi seperti halnya faktor Akhirnya anak-anak tersebut pun geografis dan faktor sosial ekonomi. merasa bahwa pendidikan itupun tidaklah Faktor geografis ini dapat berupa jarak terlalu penting. Ini karena kurangnya tempat tinggal dengan sekolah dan faktor dukungan ataupun motivasi dari orang tua sosial ekonomi ini dapat berupa jenis tentang pendidikan tersebut. Padahal pekerjaan orang tua, jumlah tanggungan pendidikan tepatnya melanjutkan sekolah keluarga, latar belakang pendidikan orang sangatlah penting untuk era globalisasi tua, dan tingkat pendapatan. Selain itu seperti sekarang ini. Semakin rendahnya juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan pendidikan semakin rendah pula sumber produktif anak dalam rumah tangga. daya manusia yang dimiliki yang mana Dari data BPS 2012 diketahui bahwa nantinya berimbas pula terhadap jenis pekerjaan masyarakat yang ada di potensi yang dimiliki oleh suatu daerah Kecamatan untuk berkembang dan berkompetensi Bondowoso antara lain: (1) Pertanian sebanyak 8916 orang (2) Industri orang Padahal (3) Perdagangan sebanyak 2595 orang Bondowoso (4) Pendidikan Nasional Jasa sebanyak sebanyak 1663 dengan daerah lainnya. 2851 orang pemerintah bersama kabupaten Departemen telah berupaya (5) Konstruksi sebanyak 2035 orang. Dari untuk menurunkan angka anak putus data tersebut terlihat bahwa kecamatan sekolah Bondowoso yang merupakan kecamatan Bondowoso yang terletak di pusat kota mempunyai Bondowoso. Upaya-upaya yang telah yang ada tepatnya di Kabupaten Kecamatan 32 Nevy Farista Aristin. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Anak Putus Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Di Kecamatan Bondowoso dilakukan antara lain: mendirikan sekolah penelitian yang bertujuan untuk membuat terbuka ataupun sekolah mandiri di setiap pencandraan secara aktual dan sistematis kecamatan tentang yang ada di kabupaten sifat-sifat objek Bondowoso, memberikan dana bantuan masyarakat, pendidikan bagi siswa yang berasal dari (Arikunto; 2002). Penelitian ini berbentuk keluarga yang tidak mampu, mengadakan deskriptif dengan menggunakan metode program sensus. kerja paket. Tetapi, lembaga (individu, Untuk dan lain-lain) menganalisis permasalahan terhadap jumlah anak putus penelitian sekolah di kabupaten Bondowoso dimana tabulasi ini berfungsi untuk tepatnya di kecamatan Bondowoso memperoleh tetaplah tinggi. Bondowoso yang merupakan satu-satunya kecamatan yang di tabulasi gambaran silang pengaruh variabel-variabel tersebut dengan anak Kecamatan berada digunakan hasil tengah pusat putus sekolah tingkat SMP/Sederajat. Penelitian ini berkenaan dengan Kabupaten faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Bondowoso yang memiliki sarana dan anak putus sekolah tingkat Sekolah prasarana yang memadai namun di Menegah kecamatan Bondowoso inilah memiliki Bondowoso anak putus sekolah tingkat sekolah Dalam penelitian ini yang menjadi menengah pertama (SMP) yang sangat populasi adalah kepala rumah tangga tinggi se-Kabupaten Bondowoso. yang mempunyai anak putus sekolah Pertama di kecamatan Kabupaten Bondowoso. tingkat Sekolah Menengah Pertama di METODE kecamatan Bondowoso. Alamat keluarga Penelitian ini merupakan explainatory research. Penelitian ini apabila ditinjau dari jenis variabelnya, maka penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif yang mendeskripsikan di dalamnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap anak putus sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama di kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso. Penelitian deskriptif yaitu yang memiliki anak putus sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Bondowoso ini banyak yang berasal dari desa/kelurahan Pejaten sebanyak 14 responden yang memiliki, Nangkaan 8 responden, Pancoran sebanyak 7 responeden, Kembang sebanyak 6 responden, Sukowiryo sebanyak 5 responden dan desa/kelurahan Tamansari, Dabasah, Blindungan dan 33 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 20, No.1, Jan 2015 Kotakulon merupakan desa/kelurahan dengan kesempatan anak untuk yang memiliki keluarga anak putus melanjutkan sekolah. Semakin jauh jarak sekolah antara sekolah dengan tempat tinggal tingkat Sekolah Menengah Pertama yang paling sedikit yaitu 1 orang. semakin kecil kesempatan bersekolah. Kondisi HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisa keluarga crosstab didapatkan bahwa jarak tempat tinggal dengan sekolah dengan rentang 3 < 5 km hingga > 7 km mempunyai anak putus sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama yang tinggi yaitu 76%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara jarak tempat tinggal dengan sekolah dengan anak putus sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin jauh jarak tempat tinggal dengan sekolah maka kemungkinan keluarga anak mengalami semakin dalam putus besar suatu sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama, sebaliknya semakin dekat jarak tempat tinggal dengan sekolah maka semakin kecil pula kemungkinan seorang anak dalam suatu keluarga mengalami putus sekolah pada Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa D III geografi IKIP Malang (1991) bahwa jarak tempattinggal dengan sekolah akan berhubungan sosial sangat ekonomi suatu berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam menentukan perkembangan dan pendidikan anak. Kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan kegiatan produksi anak. Kelima hal tersebut mempunyai hubungan yang erat terhadap pendidikan anak. Tingkat pendidikan orang tua sangat melatarbelakangi anak untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka cara berpikir tentang pentingnya pendidikan akan semakin tinggi sehingga keinginan untuk menyekolahkan anak hingga jenjang yang tinggi juga sangat tinggi. Sebaliknya juga apabila tingkat pendidikan orang tua rendah maka akan berpengaruh terhadap paradigma orang tua dalam hal pentingnya pendidikan sehingga mereka berpikir bahwa pendidikan tidaklah penting sehingga keinginan menyekolahkan anak hingga jenjang lebih tinggi sangatlah rendah. 34 Nevy Farista Aristin. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Anak Putus Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Di Kecamatan Bondowoso Jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan sangat berkaitan erat ini dikeluarkan dalam kaitannya dengan pemenuhan hidup secara layak dikarenakan apabila jenis pekerjaan orang Dari hasil analisa crosstab yang tua layak maka tingkat pendapatan yang didapat seperti di atas, maka kondisi diperoleh akan tinggi. Kedua hal ini sosial berkaitan dengan pendidikan, apabila terhadapa anak putus sekolah tingkat jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan Sekolah Menengah Pertama di kecamatan tinggi maka dalam pemenuhan fasilitas Bondowoso. Dengan demikian dapat pendidikan diartikan bahwa semakin rendah kondisi sehingga sangatlah tidak ada mencukupi sangat berpengaruh dalam sosial ekonomi masyarakat maka semakin melanjutkan sekolah ke jenjang lebih besar kemungkinan anak dalam suatu tinggi. Sebaliknya apabila jenis pekerjaan keluarga mengalami putus sekolah pada dan tingkat pendapatan rendah, maka Sekolah Dasar, sebaliknya semakin tinggi akan mempengaruhi dalam pemenuhan tingkat kondisi ekonomi suatu keluarga fasilitas akan maka semakin kecil pula kemungkinan kesulitan dengan biaya pendidikan yang seorang anak dalam suatu keluarga cukup tinggi. Untuk itulah jenis pekerjaan mengalami putus sekolah pada Sekolah dan Dasar. pendidikan tingkat kendala ekonomi sehingga pendapatan sangat berpengaruh terhadap anak putus sekolah Hasil penelitian ini juga didukung tingkat Sekolah Menengah Pertama di oleh pendapat Mahmud (dalam Hartono, kecamatan Bondowoso. 2008) mengatakan Siswa-siswa yang Keluarga dengan jumlah yang kecil setatus sosial ekonomi orang tuanya baik, akan berbeda dengan keluarga yang berkecukupan, mapan, kaya, menunjukan mempunyai jumlah keluarga yang besar. nilai Perbedaan ini tidak hanya terbatas pada akademik, dalam tes hasil belajar dan jumlah secara kuantitas melainkan pula dalam lamanya bersekolah dari pada terhadap kualitannya. Hal ini berkaitan mereka yang setatus sosial ekonomi dengan orang pemenuhan baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan tambahan. Semakin banyak anggota keluarga maka semakin besar pula biaya yang harus yang lebih tinggi tuanya dalam rendah, tes kurang menguntungkan, kurang berada, miskin. Pendapat Bondowoso masyarakat atau Kecamatan responden yang memiliki anak putus sekolah tingkat 35 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 20, No.1, Jan 2015 Sekolah Menengah Pertama terhadap Sedangkan dapat diketahui bahwa anak putus sekolah tingkat paling tinggi responden yang memiliki anak putus adalah pendidikan sangatlah penting sekolah tetapi yang Pertama tinggi adalah disebabkan oleh bisa faktor ekonomi. Hal ini disebabkan oleh keadaan menyebabkan ekonomi mereka tidak tingkat hal, Sekolah Menengah melanjutkan sekolah ke jenjang lebih beberapa tingkat tinggi sebanyak 31 responden atau masyarakat daerah penelitian rendah yang sebanyak 62,0%. Sedangkan masyarakat berhubungan Kecamatan Bondowoso yang mempunyai pendapatan yang rendah. dengan pendidikan mendapatkan pendapat bahwa pendidikan tidak penting Hal ini terjadi dikarenakan orang tua yang berkaitan dengan anak putus yang memiliki anak putus sekolah tingkat sekolah Sekolah Menengah Pertama tersebut tingkat Sekolah Menengah Pertama sebanayak 19 orang atau sebesar merasakan 38,0%. pendidikan Masyarakat Kecamatan Bondowoso atau responden semakin tinggi semakin jenjang mahal biaya pendidikan tersebut. Perekonomian yang yang memiliki anak dibawah rata-rata mengakibatkan orang putus sekolah tingkat Sekolah Menengah tua atau responden memberhentikan Pertama paling tinggi adalah disebabkan anaknya untuk melanjutkan sekolah dan oleh faktor ekonomi yang mempunyai menyuruh anaknya untuk membantu anak putus sekolah tingkat Sekolah keluarga dengan menyuruhnya untuk Menengah Pertama 27 mencari pekerjaan. Padahal orang tua responden atau 54,0%. menyadari akan pentingnya pendidikan Kecamatan tetapi dengan terpaksa memberhentikan sebanyak sebanyak Sedangkan masyarakat Bondowoso atau responden yang sekolah anaknya karena himpitan memiliki anak putus sekolah tingkat ekonomi yang semakin lama semakin Sekolah sulit dengan pendapatan yang kecil dan Menengah Pertama sedikit adalah disebabkan oleh faktor kawin atau jenis nikah yang mempunyai anak putus memenuhi sekolah keluarga. tingkat Sekolah Menengah Pertama sebanyak 6 responden atau sebanyak 12,0%. pekerjaan yang seluruh tidak dapat kebutuhan hidup Ini didukung oleh hasil pengolahan data yang menyatakan telah bahwa dilakukan faktor yang yang 36 Nevy Farista Aristin. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Anak Putus Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Di Kecamatan Bondowoso berpengaruh terhadap anak putus sekolah beberapa orang tua berpendapat jika tingkat Sekolah Menengah Pertama di pendidikan bukan kebutuhan utama yang Kecamatan Bondowoso adalah kondisi harus dipenuhi dan pendidikan pada sosial ekonomi, yaitu jenis pekerjaan tingkat SMP dirasakan sudah cukup orang tua, jumlah beban tanggungan memberi orang tua, tingkat pendapatan orang tua, berpendapat tingkat dan menyelesaikan pendidikan sampai tingkat kegiatan produksi anak dalam rumah SMP maka kewajiban orang tua untuk tangga. Sehingga pengaruh kondisi sosial menyekolahkan anak sudah selesai. Jadi ekonomi terhadap anak putus sekolah kondisi tingkat Sekolah Menengah Pertama di memiliki pengaruh terhadap angka putus Kecamatan Bondowoso sangat dominan. sekolah tingkat SMP di Kecamatan Hal ini membuktikan bahwa semakin Bondowoso. pendidikan orang tua, bekal. sosial Orang jika tua anak ekonomi orang juga sudah tua tinggi kondisi sosial ekonomi maka kemungkinan anak yang mengalami putus sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama semakin kecil. KESIMPULAN Variabel jarak sekolah dengan tempat tinggal, jenis pekerjaan orang tua, jumlah tanggungan keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan kegiatan produktif anak dalam rumah tangga berpengaruh terhadap anak putus sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama di kecamatan Bondowoso. Variabel tingkat pendapatan orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keputusan anak untuk melanjutkan atau putus sekolah pada tingkat SMP. Karena DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Badan Pusat Statistik. 2012. Demografi Penduduk. (online) (www.datastatistik-indonesia.com, diakses 2 Februari 2015) Darwanto. 1997. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Dan Jarak Dengan Putus Sekolah Bagi Anak Sekolah Dasar Di Desa Sumberkerto Kecamatan Pagak Kabupaten Malang (Studi Kasus). Skripsi tidak diterbitkan. Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Yusuf, Macffuchah. 1985. Pengaruh Timbal Balik Antara Kependudukan Dengan Berbagai Aspek Kehidupan Manusia. Jakarta: PPS IKIP Jakarta. 30