Berdasarkan Diagram Pie 5.8 terlihat bahwa terdapat peningkatan

advertisement
PENGARUH KONSELING TERHADAP SIKAP KLIEN VCT TENTANG HIV/AIDS DI
PUSKESMAS MENTIKAN KOTA MOJOKERTO
By :Faisal Ibnu,Binarti Dwi W,Amar Akbar
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
Infectious diseases HIV / AIDS is a health problem in Indonesia. Lack of promotion of
the public about the existence of VCT ( Voluntary Counseling and Testing ) , and the difficulty
of the community to access VCT services . The purpose of this study is to prove the effect of
counseling on poly VCT clients' attitudes about HIV / AIDS at the Health Center Mentikan
Mojokerto . In this study using pre - experimental research design . Independent variables are
counseled on HIV - AIDS and the dependent variable is the attitude of the client poly VCT on
HIV - AIDS . The population in this study are individuals who have behavioral risk of
contracting HIV AIDS who visited the health center Mentikan number 28 , the sampling
technique used was obtained 28 samples of consecutive sampling . The instrument used was a
questionnaire / questionnaires . Results of research on attitudes prior to counseling the majority
of respondents had a negative attitude that is 16 respondents ( 57 % ) . Performed after
counseling while most respondents have a positive attitude that is 24 respondents ( 86 % ) . From
the data analysis using the Wilcoxon signed ranks test test results obtained ρ = 0.001 while α =
0.05 . Value ρ < α , then H0 is rejected and H1 is accepted . There is the effect of counseling on
clients' attitudes poly VCT on HIV / AIDS at the Health Center Mentikan Mojokerto . Of this
research is there influence clients' attitudes toward counseling poly VCT on HIV / AIDS at the
Health Center Mentikan Mojokerto . With the counseling or counseling have an influence on the
attitude from negative to positive , but still there are not affected this can be caused by low levels
of
educationand
life
experienceis
still
minimal
.
Keywords : Counseling , Client Attitudes VCT , HIV / AIDS
banyak
PENDAHULUAN
menjangkiti
remaja
putri.
Diperkirakan diseluruh dunia yang terjangkit
penyakit HIV/AIDS 7,3 juta wanita muda
I.1. Latar Belakang
Penyakit
infeksi
HIV/AIDS
merupakan masalah kesehatan di Indonesia.
Selain
angka
kejadiannya
yang
terus
cenderung meningkat dan menjadi ancaman
bagi kesehatan masyarakat juga gambaran
klinis
penyakit
ini
sangat
bervariasi.
Berbagai faktor yang ikut mempengaruhi
terhadap peningkatan jumlah penderita yaitu
meningkatnya
jumlah
pengguna
Napza
intravena, PSK, mobilitas dari dan keluar
negeri dan masih belum efektifnya upaya
pencegahan serta pengendalian penyakit ini
(Tim medik RSUD Dr. Soetomo, 2002).
Sangat sedikit kaum muda yang
memiliki pengetahuan memadai dan benar
tentang VCT termasuk HIV/AIDS padahal
pengetahuan tersebut
dibutuhkan untuk
terhindar dari resiko penularan dan tidak
diskriminatif kepada penderita AIDS. Dari
data yang didapat dari UNAIDS (United
Nation for AIDS) akhir tahun 2004 di dunia
diperkirakan
penderita
terdapat
HIV/AIDS.
39,4
juta
Menurut
orang
laporan
United Nations Population Fund, HIV
dan 4,5 juta pria muda. berusia 15 – 24
tahun tercatat sebagai penderita baru HIV.
Sebanyak 87% pengidap HIV/AIDS hidup
di negara miskin dan berkembang.
Data di Jawa Timur Maret 2011
Pemberantasan
Penyakit
Menular
melaporkan sebanyak 7.734 orang terinfeksi
HIV (Depkes Jatim,2011).Sedangkan data di
Dinas Kesehatan kota Mojokerto tahun 2009
tercatat 120 orang penderita HIV.Tahun
2011 mencapai 269 dengan rincian laki-laki
148 wanita 121 usia 25 tahun - 44 tahun
sebanyak 208 orang,usia < 15 tahun 8
orang,usia 15 tahun - 30 tahun ada 30
orang(Dinkes Kota Mojokerto,2011).
Melihat tingginya prevalensi diatas
maka masalah HIV-AIDS saat ini bukan
hanya masalah medik dari penyakit menular
semata
tapi
sudah
menjadi
masalah
kesehatan masyarakat yang sangat luas.
Oleh karena itu penangannya juga harus
berdasarkan
masyarakat
pendekatan
melalui
upaya
kesehatan
pencegahan
primer, sekunder, dan tertier. Salah satu
upaya tersebut adalah upaya deteksi dini
Pengaruh
untuk
Pengetahuan dan Sikap mengenai HIV/AIDS
mengetahui
apakah
seseorang
Konseling
terhadap
Tingkat
menderita HIV melalui konseling testing
di Puskesmas Mentikan Kota Mojokerto.
dan tes sukarela bukan dipaksa atau
1.2 Rumusan Masalah
diwajibkan (Modul Pelatihan Konseling dan
Tes Sukarela HIV VCT,Depkes RI, 2004).
Dasar
konseling
pemikiran
sehubungan
dari
pengadaan
dengan
infeksi
Sehubungan dengan data diatas maka
dapat disusun identifikasi masalah sebagai
berikut: Adakah pengaruh konseling
terhadap sikap klien VCT tentang penyakit
HIV/AIDS ialah bahwa semua orang takut
HIV/AIDS di Puskesmas Mentikan Kota
menghadapi rasa sakit yang hebat, apalagi
Mojokerto.
yang sakitnya hebat dan tak ada harapan
untuk sembuh, terlebih lagi menghadapi
TUJUAN DAN MANFAAT
kematian yang sudah diambang pintu dan
pasti. Dengan demikian maka diharapkan
3.1 Tujuan
mereka yang membutuhkan pelayanan dapat
3.1.1 Tujuan Umum
menerima layanan yang baik, menurunkan
Tujuan umum penelitian ini
stigma dan mengurangi diskriminasi, VCT
adalah
juga dapat mendorong perilaku masyarakat
pengaruh konseling terhadap sikap
kearah normal yang disebut normalisasi
klien
HIV/AIDS.
HIV/AIDS di Puskesmas Mentikan
Karena
itu
penting
untuk
meningkatkan ketersediaan pelayanan VCT
di
Indonesia.
masyarakat,
Dari
VCT
sisi
dipandang
kesehatan
sebagai
untuk
VCT
membuktikan
mengenai
penyakit
Kota Mojokerto.
3.1.2 Tujuan Khusus
1.
Mengidentifikasi sikap sebelum
penghormatan atas hak asasi manusia. VCT
konseling terhadap klien VCT
juga merupakan salah satu komponen utama
tentang HIV/AIDS di Puskesmas
dalam mendukung program WHO The
Mentikan Kota Mojokerto.
target “3 by 5” Target. Sebanyak 3.000.000
2.
Mengidentifikasi sikap sesudah
ODHA bisa mengkonsumsi ARV di tahun
konseling terhadap klien VCT
2005.
tentang HIV/AIDS di Puskesmas
Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Mentikan Kota Mojokerto.
3
Menganalisis pengaruh konseling
3.2.4 Menerbitkan hasil penelitian ke jurnal
terhadap sikap klien VCT tentang
nasional
HIV/AIDS
terakreditasi)
di
Puskesmas
Mentikan Kota Mojokerto.
(ber-ISSN,
tidak
METODE PENELITIAN
4.1. Tahapan Penelitian
3.2 Manfaat
4.2.Perubahan yang diamati
3.2.1 Bagi Institusi
4.2.2 Sampel Penelitian
Memberikan masukan kepada instansi
terkait dan sebagai bahan informasi
Sampel penelitian ini adalah individu
yang memenuhi kriteria inklusi
tentang konseling mengenai penyakit
Kriteria inklusi :
HIV/AIDS pada kelompok resiko
1. Semua klien VCT yang berkunjung
tinggi
kususnya
Seksual
di
Wanita
Penjaja
pertama kali di Puskesmas Mentikan
Lokalisasi
Balong
Kota Mojokerto
Cangkring.
2. Semua klien VCT yang berkunjung
3.2.2 Bagi Petugas Kesehatan
pertama kali di Puskesmas Mentikan
Memberikan informasi kepada petugas
Kota Mojokerto yang tidak buta
kesehatan
huruf.
mengenai
pengaruh
konseling tentang penyakit HIV/AIDS
Kriteria Eklusi ;
terhadap sikap klien VCT tentang
1. Pasien VCT yang berkunjung bukan
HIV/AIDS di Puskesmas Mentikan
untuk tujuan konseling
Kota Mojokerto.
2. Pasien VCT yang tidak dapat datang
3.2.3 Bagi Responden
tetapi hanya menyertakan sampel
Meingkatka pemahaman Sebagai salah
darah saja untuk uji laboratorium.
satu upaya dalam mendukung peran
3. Pasien yang tidak bersedia untuk
perawat
sebagai
konselor
dengan
memberikan konseling pada kelompok
resiko
tinggi
mengenai
penyakit
HIV/AIDS dalam meningkatkan mutu
pelayanan dan tolak ukur keberhasilan
konseling
dikonseling.
4.2.3 Tehnik Pengambilan Sampel
Menggunakan consecutive sampling
4.3 Model Penelitian
Secara umum memakai desain pra
eksperimen dimana rancangan penelitian
yang dipergunakan untuk mencari hubungan
sebab-akibat dengan adanya keterlibatan
Eksperimen Pre-Post Wilcoxon Signed rank
penelitian dalam melakukan manipulasi
test. Sedangkan pada Sikap menggunakan
terhadap
format tipe likert
variabel
bebas.
dengan
menggunakan Rancangan Pra-Pasca test
dalam satu kelompok (One-Group Pra-testposttest Design)
4.5 Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas
Mentikan Kota Mojokerto pada tanggal 6
Agustus sampai dengan 31 Agustus 2013.
Subjek Pra
K
Perlakuan Pasca-tes
O1
I
O2
Time 1
Time 2
Time 3
4.6 Analisa data
4.6.1 Analisa Univariat
1. Sikap
Untuk mengukur sikap responden, diukur
dengan menggunakan skala likert yang
terdiri dari 4 jawaban Sangat setuju = 4,
K : Subjek yang merupakan klien VCT
HIV AIDS
O1 : Dilakukan pre tes sebelum
Setuju = 3, Tidak setuju = 2, Sangat tidak
setuju = 1 untuk pertanyaan positif. skor
diperoleh dengan rumus :
dilakukan konseling.
I
: Dilakukan Intervensi (Konseling)
N=
Sp
x100%
Sm
sekali
O2 : Dilakukan post tes sesudah
dilakukan konseling.
Gambar 4.2 Rancangan penelitian pengaruh
konseling terhadap sikap klien Poli VCT
tentang penyakit HIV/AIDS di Puskesmas
Mentikan
4.4
Instrumen Penelitian dan Metode
Pengambilan data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan angket/kuisioner. Cara
Pemilihan uji statistik menggunakan Pra
Selanjutnya dikategorikan kedalam
sikap positif jika skor responden 56% 100% atau lebih dari rata-rata, sikap negatif
jika skor responden < 40 % - 54% atau
kurang dari rata-rata.
Jenis
Kelamin
3
4.6.2 Analisa Statistik
respond
en (4%)
Untuk mengetahui pengaruh sikap diuji
Laki-Laki
dengan menggunakan Wilcoxon Signed
27
respond
en (96%)
Ranks Test dengan nilai kemaknaan p >
0,05.
Perempuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.2.2 Distribusi
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1 Gambar Lokasi Penelitian
Responden
Berdasarkan Usia
Klinik VCT (Voluntary Conseling
Umur
and Testing) yang berada di RSU Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto
yang sekarang berada di Puskesmas Blooto
5 org
(18%)
0%
7 org
(25%)
15-24 tahun
dan Mentikan Kota Mojokerto. Bentuk
25-34 tahun
layanan konseling dan testing sukarela
merupakan salah satu strategi kesehatan
masyarakat
dan
sebagai
pintu
masuk
< 15 tahun
6 org
(21%)
35-44 tahun
10 org
(36%)
> 45 tahun
keseluruhan layanan kesehatan HIV/AIDS
berkelanjutan.
Pengambilan data dilakukan pada
klien VCT yang berkunjung pertama kali di
Gambar 5.2 Diagram
Pie
Distribusi
Responden berdasarkan Usia
klien
poli
VCT
yang
berkunjung di Puskesmas
Mentikan bulan Agustus 2013.
Puskesmas Mentikan yang berjumlah 28
orang pada bulan Agustus 2013.
Berdasarkan diagram pie 5.2 di atas
5.1.2 Data Umum
5.1.2.1 Distribusi
terlihat bahwa responden sebagaian besar
Responden
Berdasarkan Jenis kelamin
usia 25-34 tahun 10 responden (36%) dan
usia 15-24 tahun 7 responden (25%),usia 3544 tahun 6 responden (21%) serta usia < 15
tahun 5 responden (18%).
5.1.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan
Perilaku beresiko dari
kelompok IDU (Pengguna
Tingkat Pendidikan
napsa suntik)
Pendidikan Terakhir
Pekerja seks
4 org
(14%)
SD
SMP
SMA
16 org
(57%)
8 org
(29%)
Gambar 5.3 Diagram
Pie
Distribusi
Responden
berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Terakhir klien poli VCT yang
berkunjung di Puskesmas
Mentikan
bulan
Agustus 2013.
Berdasarkan diagram pie 5.3 di atas
terlihat bahwa responden sebagian besar
berpendidikan terakhir SMA sejumlah 16
orang (57%) dan 8 responden (29%)
berpendidikan terakhir SMP
serta 4
responden (14 %) berpendidikan terakhir
2
org
(7%)
7 org
(25%)
3 org
(11%)
5 org
(18%)
Klien dari
pekerja seks
10 org
(36%)
1 org
(3%)
Hubungan
sesama jenis
Gambar 5.4 Diagram
Pie
Distribusi
Responden
berdasarkan
Kelompok Resiko klien poli
VCT yang berkunjung di
Puskesmas Mentikan bulan
Agustus 2013.
Berdasarkan diagram pie 5.4 di atas
bahwa sebagian besar responden adalah dari
pekerja seks (PSK) sejumlah 10 responden
(36%) dan 7 responden (25%) dari usia 1524 tahun, 5 responden (18%) dari IDU, 3
responden (10%) dari klien pekerja seks, 2
responden (7%) dari biseksual serta 1
SD.
5.1.2.4 Distribusi
Responden
Berdasarkan Kelompok Resiko
responden
(3%)
dari
kelompok
homoseksual.
5.1.2.5 Distribusi
Responden
berdasarkan Peroleh Informasi
mengenali HIV/AIDS
Sumber Informasi klien poli
VCT yang berkunjung di
Puskesmas Mentikan bulan
Agustus 2013.
Mendapatkan
Informasi
19 org
(68%)
9 org
(32%)
Dapat
Berdasarkan diagram pie 5.6 di atas
Tidak Dapat
terlihat bahwa sebagian besar responden 19
responden
(68%)
mendapatkan
Gambar 5.5 Diagram
Pie
Distribusi
Responden
berdasarkan
Mendapatkan Informasi klien
poli VCT yang berkunjung di
Puskesmas
Mentikan
bulan Agustus 2013.
tidak
informasi
pernah
mengenai
HIV/AIDS dari manapun dan 6 responden
(21%) di dapatkan dari Sumber Informasi
Media elektronik, 2 responden (7%) dari
media cetak serta 1 responden (4%)
penyuluhan,.
Berdasarkan diagram pie 5.5 di atas
terlihat bahwa responden sebagian besar
5.1.3 Data Khusus
tidak
5.1.3.1
pernah
mendapatkan
informasi
Distribusi Responden
mengenai HIV/AIDS dari manapun yaitu 19
Berdasarkan Sikap Sebelum
orang (68%).
5.1.2.6 Distribusi
Responden
Konseling HIV/AIDS
Berdasarkan Sumber Informasi
Sebelum
Sumber Informasi
1 org
(4%) 2 org
(7%)6 org
Penyuluhan
(21%)
Positif
Negatif
Media Cetak
Media
Elektronik
19 org
(68%)
Gambar 5.6 Diagram
Responden
16 org
(57%)
12 org
(43%)
Pie
Distribusi
berdasarkan
Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi
Responden berdasarkan Sikap
Sebelum Konseling klien poli
VCT yang berkunjung di
Puskesmas Mentikan
bulan Agustus 2013.
Berdasarkan pie 5.7 di atas terlihat
bahwa
terdapat
hasil
sikap
sebelum
konseling yaitu dari 28 responden terdapat
sikap negatif berjumlah 16 responden (57%)
Tabel 5.1 Tabel pengaruh konseling
terhadap peningkatan sikap
sebelum dan sesudah konseling
klien poli VCT yg berkunjung di
Puskesmas Mentikan bulan
Agustus 2013
dan 12 responden bersikap positf (43%).
5.1.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan
Sikap
Sesudah
Sesudah
24 org
(86%)
Kriteria
diberikan
Konseling HIV/AIDs
4 org
(14%)
Sikap
Sebelum
Sesudah
F
%
F
%
Positif
12
43%
24
86%
Negatif
16
57%
4
14%
28
100%
28
100%
P : 0,001
Positif
Negatif
Berdasarkan
uji
statistik
Non
Parametrik, Wilcoxon Signed Rank test
dengan kemaknaan P = 0,05 artinya apabila
Gambar
5.8 Diagram Pie Distribusi
Responden berdasarkan Sikap
Sebelum
Konseling klien poli VCT yang
berkunjung di Puskesmas
Mentikan
bulan Agustus 2013.
Berdasarkan Diagram Pie 5.8 terlihat
P < 0,05 Ho di tolak yang berarti ada
pengaruh antara konseling terhadap sikap.
Didapatkan hasil P = 0,001 yang artinya H0
ditolak yang artinya terdapat pengaruh
konseling sebelum dan sesudah konseling
mengenai HIV/AIDS.
bahwa terdapat peningkatan sikap positif
sesudah konseling pada 28 Responden yaitu
menjadi 24 responden (86%) dan masih ada
4 responden (14 %) yang masih bersikap
negatif.
5.2. Pembahasan
5.2.1
Sikap Sebelum Dilakukan
Konseling Terhadap Penyakit
HIV/AIDS
Berdasarkan hasil data di atas
sebelum di lakukan konseling dari 28
5.1.3.3 Pengaruh Konseling Terhadap
Peningkatan Sikap Sebelum dan
Sesudah Konseling
Responden jumlah sikap yang positif
berjumlah 12 orang (43%) dan yang
negatif 16 orang (57%). Hal ini dapat
disebabkan
kurangnya
informasi
rahasia antaraklien dan konselor
dasar mengenai penyakit HIV/AIDS
bertujuan meningkatkan kemampuan
sehingga
menghadapi stres dan mengambil
pandangan
seseorang
mengenai penyakit tersebut masih
keputusan
berkaitan
minim.
HIV/AIDS.
Proses
Dari
Responden
yang
dengan
konseling
mendapatkan informasi hanya 9
termasuk evaluasi risiko personal
orang (32%) ini akan mempengaruhi
penularan
seseorang
pencegahan perilaku
dan
mengenai penyakit HIV/AIDS. Dari
penyesuaian
ketika
hasil
16
menghadapi hasil tes positif . Proses
yang
konseling termasuk evaluasi resiko
dalam
penelitian
responden
proses
berfikir
didapatkan
(57%)
HIV,
diri
fasilitasi
klien
berpendidikan SMA. Semakin cukup
personal
umur
semakin
adalah fasilitas pencegahan perilaku
banyak pengalaman yang diperoleh
dan evaluasi penyesuaian diri ketika
karena semakin matang, seseorang
menghadapi hasil tes positif (Modul
maka
pelatihan konseling WHO, 2006).
seseorang
akan
maka
semakin
baik
cara
penularan
evaluasi
Sikap
mempersepsikan atau menanggapi
Klien
Poli
VCT
masalah. Tingkat pendidikan sangat
tentang
mempengaruhi persepsi seseorang
Puskesmas
karena dengan pendidikan semakin
Mojokerto
tinggi maka orang tersebut akan
diberikan konseling banyak yang
mudah
mumpunyai
menerima
informasi
penyakit
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Mentikan
pada
saat
sikap
di
Kota
sebelum
negatif
dikarenakan banyak dari responden
(Arikunto, 2010).
lapangan
yang belum mengetahui tentang
menunjukkan bahwa responden yang
penyakit HIV/AIDS dan bagaimana
Kenyataan
di
cara penularannya.
berpendidikan SMA belum tentu
mempunyai
khususnya
wawasan
yang
tentang
luas
penyakit
Sikap Sesudah Dilakukan
Konseling Terhadap Penyakit
HIV/AIDS.
Konseling
merupakan
5.2.2
komunikasi
HIV/AIDS
bersifat
HIV/AIDS
Berdasarkan
hasil
data
penelitian dasar sesudah konseling
pada 28 responden yaitu mengalami
responden
peningkatan dari sikap yaitu positif
mendapatkan informasi mengenai
menjadi 24 orang (86%).
HIV/AIDS dari sumber manapun.
Konseling merupakan suatu
(68%)
tidak
pernah
Dengan adanya konseling pada klien
proses pencegahan dan perubahan
poli
perilaku dapat mencegah penularan.
HIV/AIDS, responden dapat lebih
Diagnosis HIV mempunyai banyak
mengetahui dan memahami tentang
implikasi - psikologik, sosial, fisik,
penyakit HIV/AIDS dan bagaimana
spiritual. HIV ialah penyakit yang
cara penularannya.Sikap Klien Poli
mengancam hidup dan pengobatan
VCT tentang penyakit HIV/AIDS di
seumur hidup. Pencegahan penularan
Puskesmas
HIV dengan menyediakan informasi
Mojokerto pada kalangan ini banyak
tentang perilaku
(seperti
yang mumpunyai sikap positif dari
seks aman atau penggunaan jarum
12 responden menjadi 24 responden
bersama)
orang
dikarenakan dari responden yang
dalam mengembangkan keterampilan
sudah mengetahui tentang penyakit
pribadiyang
HIV/AIDS
berisiko
dan
membantu
diperlukan
untuk
perubahan perilaku dan negosiasi
praktek lebih aman (Depkes RI,
2004).
VCT
tentang
penyakit
Mentikan
dan
bagaimana
Kota
cara
penularannya.
5.2.3
Pengaruh sebelum dan sesudah
konseling terhadap penyakit HIV-
Menurut
Azwar
(2005),
AIDS
bahwa pembentukan sikap seseorang
Berdasarkan uji statistik Non
dipengaruhi oleh beberapa faktor
Parametrik, Wilcoxon Signed Rank
antara lain : pengalaman pribadi,
test dengan kemaknaan P = 0,05
pengaruh orang lain yang dianggap
artinya apabila P < 0,05 Ho di tolak
penting,
yang berarti ada pengaruh antara
media
pengaruh
massa
dan
kebudayaan,
lembaga
pendidikan.
Kenyataan di lapangan dari
sumber informasi ke 28 responden
yang mendapatkan sumber informasi
sebanyak 9 responden (32%) dan 19
konseling
terhadap
sikap.
Didapatkan hasil P = 0,001 yang
artinya H0 ditolak yang artinya
terdapat pengaruh konseling sebelum
dan sesudah konseling mengenai
HIV/AIDS.
Berdasarkan
data
diatas
HIV/AIDS.Konseling
dapat
terdapat hasil peningkatan sikap
mempengaruhi
positif
prosedur diskusi pembelajaran antara
sebelum
dan
sesudah
konseling pada 28 responden dari 12
Konselor
responden
memahami
(43%)
menjadi
24
seseorang
dan
melalui
Responden
HIV/AIDS
untuk
beserta
responden (86%) ini menjadi bukti
konsekuensi terhadap diri individu
bahwa konseling yang berisikan
(Fonny, 2003).
tentang informasi dasar mengenai
Kenyataan
28
responden
HIV-AIDS merupakan cara yang
dikonseling 12 responden (43%)
efektif
sikap
yang bersikap Positif menjadi 24
seseorang dan pencegahan perilaku
responden (86%) dan masih ada 4
yang beresiko penularan HIV-AIDS.
responden
(12%)
Konseling merupakan salah
negatif.Hal
ini
pendekatan
responden
satu
dalam
dikembangkan
merubah
yang
untuk
perlu
yang
bersikap
dikarenakan
(14%)
yang
4
masih
mengelola
berpendidikan SD serta minimnya
kejiwaan dan proses menggunakan
pengalaman hidup maka sulit untuk
pikiran secara mandiri (Pedoman
memahami konseling.Dalam proses
pelayanan konseling dan testing
perubahan
perilaku
hendaknya
HIV/AIDS).
disadari
bahwa
perubahan
Hal ini sesuai dengan teori
pengetahuan ke sikap dan seterusnya
bahwa reaksi perubahan perilaku
ke perbuatan, bukan merupakan garis
yang
pemberian
lurus. Terdapat beberapa catatan
konseling pada orang dewasa akan
bahwa perubahan pengetahuan ke
bisa
sikap,
disebabkan
dinilai
perubahan
baik
yang
jika
terdapat
positif
dari
sangat
dipengaruhi
oleh
persepsi yang bersangkutan tentang
seseorang. Perubahan perilaku yang
masalah
dimaksud
terjadinya
dimaksud. Begitu pula bila sikap
peningkatan/perbaikan pengetahuan,
telah berubah, maka keadaan itu
sikap,
merupakan
dan
adalah
pemahaman
tentang
penyakit HIV/AIDS dan mengetahui
bagaimana cara penularan penyakit
dan
perubahan
predisposisi
perubahan perilaku.
yang
untuk
KESIMPULAN DAN SARAN
7.2 Saran
1. Untuk
penularan
HIV/AIDS perlu dilakukan konseling
7.1 Kesimpulan
untuk
Pada
mengurangi
bab
ini
akan
diuraikan
kesimpulan dan saran berdasarkan dari hasil
semua
individu
mendapatkan
pelayanan
baik
akses
informasi,
edukasi terapi dan dukungan sosial.
pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
2. Perlu
sebelumnya :
1.
Sikap
klien
sebelum
dilakukan
diadakan
penyuluhan
konseling
kelompok,
mengadakan
mobile
atau
dengan
VCT
yang
konseling didapatkan sebagian besar
berkesinambungan pada segala lapisan
bersikap negatif sebanyak 16 orang
masyarakat baik lingkungan pendidikan
(57%).
menengah atas, universitas, kelompok
2. Sikap
klien
didapatkan
sesudah
sebagian
besar
konseling
bersikap
Ibu-ibu rumah tangga, Lokalisasi dan
Lembaga pemasyarakatan.
positif sebanyak 24 orang (86%).
3. Terdapat pengaruh konseling terhadap
sikap klien VCT tentang HIV/AIDS di
3. Penelitian ini dapat membuktikan bahwa
Puskesmas Mentikan Kota Mojokerto
terdapat pengaruh konseling terhadap
dengan hasil uji analisa Wilcoxon Signed
sikap sehingga dapat dijadikan tolak
Rank test didapatkan nilai p=0,001.
ukur
keefektifan
konseling
dalam
mengurangi pencegahan HIV/AIDS dan
sebagai data awal untuk penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini (2010). Prosedur suatu
pendekatan praktek.Edisi revisi III.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Alimul, Azis. (2003). Riset Keperawatan Dan
Teknik Penulisan Ilmiah. Surabaya: Salemba
Medika.
Azwar, Saifudin (2005 ). Sikap Manusia. Edisi
Revisi ke 2. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dep.Kes RI (2006). Pedoman Pelayanan
Konseling dan Testing HIV AIDS Secara
Sukarela (VCT). Jakarta : Dep.Kes RI
DEPKES RI (2004). Modul Pelatihan Konseling
dan Tes Sukarela HIV (VCT). Jakarta :
Dep.Kes RI
Djauzi, Samsuridjal (2001). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II. Ed. 3. Balai
Penerbit FKUI. Hal : 81
Imam Kurnen, DSJ (2006). Konseling Infeksi
HIV/AIDS. Surabaya : Tim Medik AIDS
RSUD Dr. Soetomo FK. Univ. Airlangga
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid 2. Ed. 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI. Hal 163
Nasronudin, (2001). Gambaran Klinis Penyakit
Infeksi HIV/AIDS. Surabaya : Tim Medik
AIDS RSUD Dr. Soetomo FK. Univ.
Airlangga
Nugrahaini Naning (2006). Patogenesis dan
Stadium Klinis HIV/AIDS. Jakarta :
Dep.Kes RI
Nursalam (2003). Konsep & Penerapan
Motodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Surabaya : Salemba Medika
Surjadi, Djidji (2001). Kepemimpinan da alam
terbuka. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara
Silfanus J. Fonny (2003). Kebijaksanaan
Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
Jakarta : Dep.Kes RI
Tim Medis RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
(2002). Epidemiologi dan Surveilans
HIV/AIDS. cMojokerto
Download