MAKALAH KELOMPOK 3 “Pengujian Substantif Terhadap Investasi dan Pendapatan Investasi” Mata kuliah: Pengauditan 2 Dosen pengampu: Hetty Muniroh, SE., M.Si Disusun Oleh: 1. Linda Safira W. (18030015) 2. Alvida Lukitasari (18030021) 3. Siti Khofifatur R. (18030022) Kelas Akuntansi Reguler Pagi C SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YPPI REMBANG 2020 1 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmaullahi wabarakatuh Segala puji kehadirat Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentu kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pengauditan 2 yang diampu oleh Ibu Hetty Muniroh, SE., M.Si. dengan judul “Pengujian Substantif Terhadap Investasi dan Pendapatan Investasi”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih. Wassalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rembang, 12 Desember 2020 Penyusun 2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ................................................................................... 2 DAFTAR ISI .................................................................................................. 3 BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 4 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 4 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................... 4 BAB 2. PEMBAHASAN .............................................................................. 5 2.1. Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Investasi Di Neraca ......................................................................................... 5 2.2. Tujuan Pengujian Substantif terhadap Investasi ......................... 6 2.3. Program Pengujian Substantif terhadap Investasi ....................... 8 2.4. Contoh Kasus Pengujian Subtantif terhadap Investasi.............. 18 2.5. Kertas Kerja Audit Investasi ..................................................... 21 BAB 3. PENUTUP...................................................................................... 23 3.1. Kesimpulan ................................................................................ 23 3.2. Saran .......................................................................................... 23 Daftar Pustaka .............................................................................................. 24 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang. Investasi dalam surat berharga dapat merupakan penanaman modal dalam surat berharga yang termasukaktiva lancar maupun bukan aktiva lancar. Investasi dalam surat berharga yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar merupakan investasi sementara yang bertujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka pendek guna memperoleh laba (capital gain). Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi. Disamping investasi sementara, investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman modal surat berharga jangka panjang. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apa saja prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca? 1.2.2. Apa saja tujuan pengujian substantif terhadap investasi? 1.2.3. Jelaskan program pengujian substantif terhadap investasi? 1.2.4. Berikan contoh kasus pengujian subtantif terhadap investasi? 1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Untuk mengetahui mengenai prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca. 1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dari pengujian substantif terhadap kas. 1.3.3. program pengujian substantif terhadap investasi. 1.3.4. contoh kasus pengujian subtantif terhadap investasi. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Investasi Di Neraca. Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca adalah sebagai berikut : 1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. 2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca, nilai yang lebih tinggi harus di cantumkan di dalam tanda kurung. 3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak harus di sajikan didalam tanda kurung seperti hal nya dengan investasi jangka pendek. Jika nilai pasar investasi jangka panjang tersebut turun dalam jumlah yang material, dan diperkirakan penurunan nilai tersebut akan berlangsung lama (permanen), maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang bersangkutan. 4. Harus di cantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan uang. 5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidated subsidiary companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan-perusahaan tersebut. 6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai treasury bond, treasury stock, disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham. 7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi tersebut harus 5 digolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”. 8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba. 9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang material jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugilaba dalam kelompok “penghasilan di luar usaha”. 10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus dieliminasikan jika investasi dicatat dengan equity method. 11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham yang di keluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi diperlakukan sebagai tambahan atau pengurangan unsur modal. Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca di atas digunakan sebagai landasan untuk auditor dalam menilai tingkat kewajaran penyajian investasi dalam laporan keuangan suatu perusahaan. 2.2. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Investasi Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah : 1. Memperoleh keyakinan tentang catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi. Sebelum auditor melakikan pengujian mengenaikewajaran saldo investasi yang dicantumkan dineraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan ctatanakuntansi yang mendukung informasi investasi yang disajikan di neraca.Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo investasi yangdicantumkan di neraca dengan akun investasi di dalam buku besar danselanjutnya ke register bukti kas keluar dan jurnal penermaan kas danbuku pembantu investasi. 6 2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit. Auditor membuktikan apakah saldo investasi mencerminkan kepentinganklien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadiantransaksi yang berkaitan dengan invesatsi selama tahun yang diaudit.Untuk mencapai tujuan tersebut auditor melakukan berbaai pengujiansubtantif berikut ini: a. Pengujian analitik b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan denganinvestasi c. Inspeksi terhadap sekuritas yang ada di tangan klien d. Konfirmasi sekuritas yang berada ditangan pihak luar. 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca. Untuk membuktikan bahwa esersi yang dicantumkan di neraca mencangkupsemua kepentingan klien terhadap aktiva entitas lain pada tanggal neracadan mencangkup semua transaksi yang berkaitan dengan investasi dalamtahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian subtantif berikut ini: a. Pengujian analitik a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan denganinvestasi b. Inspeksi terhadap sekuritas yang ada di tangan klien c. Konfirmasi sekuritas yang berada ditangan pihak luar. 4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan milik klien. Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atasinvestasi pada tanggal neraca subtantif berikut ini: 7 auditor melakukan pengujian a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan investasi b. Konfirmasi sekuritas yang berada ditangan pihak luar. 5. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di neraca. Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Pengujian subtantif terhadap investasi di arahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur investasi telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan PABU di Indonesia. Satu-satunya pengujian subtantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegangsaham di neraca adalah membandingkan penyajian dan pengungkapan investasi di neraca diaudit dengan PABU melalui berbagai prosedurberikut ini: a. Pemeriksaan terhadap klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang. b. Pemeriksaan terhadap investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain. 6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca. Tujuan Utama pengujian substantif terhadap investasi adalah membuktikan bahwa saldo akun Investasi Sementara dan Akun Investasi Jangka Panjang yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun-akun tersebut yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. 2.3. Program Pengujian Substantif terhadap Investasi 1. Prosedur Audit Awal Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada 8 pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan di neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan : Prosedur Audit Kertas Tgl. Kerja Pelaksa naan Prosedur Audit Awal 1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun investasi yang akan diuji lebih lanjut a. Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar. b. Hitung kembali saldo akun investasi didalam buku besar. c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun investasi. d. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu. e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi kedalam jurnal yang bersangkutan. f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku 9 Pelaksa naan pembantu investasi. Prosedur Analitik 2. Lakukan prosedur analitik a. Hitung ratio berikut ini : • Ratio investasi sementara dengan aktiva lancer • Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancer • Rate of returns tiap-tiap golongan investasi. b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain. Pengujian terhadap Transaksi Rinci 1. Periksa dokumen yang mendukung dokumen transaksi pemerolehan dan penjualan investasi. 2. Hitung kembali pendapatan bunga dan deviden tahun yang diaudit. 3. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga. 4. Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi. 5. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam priode sekitar tanggal neraca 10 6. Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam priode sekitar tanggal neraca 7. Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang di miliki oleh klien pada tanggal neraca. Pengujian terhadap akun Rinci 1. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi. 2. Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut. 3. Kirim konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada ditangan pihak lain. 4. Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca. 5. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga. 6. Minta berharga informasi yang mengenai dijadikan surat jaminan penarikan utang. 7. Bandingkan metode penilaian investasi 11 yang di gunakan klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. 8. Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga. Verifikasi penyajian dan pengungkapan 1. Periksa sebagai klasifikasi surat berharga investasi sementara dan investasi jangka panjang. 2. Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain. 2. Prosedur Analitik Pada tahap awal pengujian substantif terhadap investasi, pengujian analitik dimaksudkan untuk menbantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini : Ratio Formula Ratio investasi sementara dengan Investasi sementara÷Total aktiva aktiva lancar lancer Ratio investasi jangka panjang Investasi jangka panjang÷Total dengan aktiva aktiva lancer lancar Rate of returns tiap-tiap golongan Pendapatan investasi investasi bunga ÷Rerata golongan investasi tertentu Ratio yang sudah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, ratio industri, atau ratio 12 yang dianggarkan. Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan : 1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, 2. Perubahan akuntansi, 3. Perubahan usaha, 4. Fluktuasi acak, atau 5. Salah saji. 3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci a) Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca. Untuk membuktikan hak milik klien atas surat berharga yang berada di tangan klien atau di tangan pihak lain pada tanggal neraca auditor melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga tersebut. b) Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit. Penghasilan bunga dan dividen dicatat dalam kelompok akun pendapatan diluar usaha. Dalam memverifikasi penghasilan dan dividen tersebut, auditor menganalisis akun “pendapatan investasi” yang terdapat dalam kelompok pendapatan diluar usaha dan mengusut pendapatan yang dicatat di akun tersebut ke bukti kas masuk dan bukti memorial (untuk mencatat piutang bunga). c) Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga. investasi dalam surat berharga menimbulkan dua macam pendapatan : 1. Pendapatan bunga Dalam memverifikasi penghasilan bunga dan deviden auditor di 13 samping menghitung kembali pendapatan bunga yang menjadi hak klien dalam tahun yang diperiksa, juga melakukan perhitungan kembali capital gain/loss yang dicatat oleh klien dalam tahun yang diperiksa. 2. Capital gain/loss Yang timbul dari penjualan surat berharga ini dihitung dengan cara mengurangi hasil penjualan surat berharga dengan kos surat berharga yang dijual. d) Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi. Penjualan surat berharga menimbulkan laba atau rugi yang merupakan selisi hasil penjualan dengan kos surat berharga yang dijual. Dalam memverifikasi nilai investasi yang dicantumkan di neraca, auditor memeriksa dokumen yang mendukung penjualan investasi, dan sekaligus menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjulan investasi tersebut. e) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam priode sekitar tanggal neraca. Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi di lakukan oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu invesatasi dan mengusut transaksi pembelian surat berharga dalam priode sekitar tanggal neraca ke dokumen pendukungnya (bukti kas keluar dan faktur dari makelar surat berharga). f) Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam priode sekitar tanggal neraca. Verifikasi ketepatan pisa batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan pula oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu investasi dan 14 mengusut transaksi penjualan surat berharga dalam priode sekitar tanggal ke dokumen pendukungnya (bukti kas masuk). g) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi. Pengujian substantif terhadap investasi meliputi pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung transaksi pembelian surat berharga yang terjadi dalam tahun yang diperiksa Pemeriksan ini bertujuan untuk menilai kewajaran penentuan kos investasi. Karena kos investasi di samping ditentukan oleh transaksi pemerolehan investasi, juga dipengaruhi oleh transaksi penjualan investasi. 4. Pengujian Terhadap Akun Rinci a) Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi. Penanaman modal di luar perusahaan, terutama yang bersifat jangka panjang biasanya memerlukan otorisasi dari pemilik perusahaan. Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk mempelajari notulen rapat pemegang saham untuk mengetahui apakah dalam tahun yang diperiksa pemegang saham setelah membuat keputusan yang berhubung dengan penananam dana perusahaan dalam bentuk investasi jangka panjang. b) Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan perhitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut. Langkah selanjutnya, auditor meminta klien untuk menbuat daftar semua investasi yang dimiliki klien pada tanggal neraca. jika daftar investasi tersebut dibuat oleh klien untuk auditor, maka auditor harus menguji ketelitian informasi yang tercantum di dalamnya dengan melakukan prosedur audit berikut ini : 1. Melakukan rekonsiliasi jumlah kos investasi yang tercantum di dalam daftar tersebut dengan akun control investasi yang 15 bersangkutan di dalam buku besar. 2. Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum di dalam daftar tersebut ke dalam buku pembantu investasi. c) Kirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain. Jika sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan pihak lain pada tanggal neraca, misalnya dipegang oleh kreditur sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien, auditor harus memperoleh konfirmasi dari pemegang serfikat tersebut, untuk membuktikan keberadaan investasi yang dicantumkan oleh klien di neraca. d) Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jurnal yang disajikan di neraca. Untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan di neraca, informasi hasil perhitungan dan pengamatan fisik terhadap sertifikat investasi dan jawaban konfirmasi dari pemegang sertikat investasi klien dicocokkan dengan jumlah investasi yang dicantumkan di neraca. e) Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga. Jika klien memiliki sertifikat surat berharga dalam jumlah yang banyak, biasanya klien menutup asuransi untuk melindungi klien dari resiko kecurian. Polis asuransi yang disimpan di dalam arsip klien dapat memberikan informasi mengenai hak milik klien atas surat berharga yang dicantumkan di neraca. f) Minta konfirmasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang. Prosedur pemeriksaan ini telah ditempuh oleh auditor pada saaat auditor melakukan pemeriksaan terhadap kas. Dalam pemeriksaan 16 terhadap kas, auditor mengirim surat konfirmasi bank. Dari jawaban konfirmasi bank tersebut, auditor dapat mengetahui jenis, tarif dividen atau bunga, dan nominal surat berharga yang dijaminkan dalam penarikan utang. g) Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Menurut prinsip akuantansi berterima umum di Indonesia, investasi harus disajikan di neraca dengan cara tertentu seperti disebutkan diatas, auditor menbandingkan metode penilaian invesatasi yang digunakan oleh klien dengan metode yang sesuai prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. h) Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga. Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih rendah antara harga pasar pada tanggal neraca dengan kosnya. Untuk memverifikasi penilaian klien terhadap investasi jangka pendeknya, auditor membandingkan nilai pasar dengan kos surat berharga. 5. Verifikasi Penyajian Dan Pengungkapan a) Periksa klarifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang. Untuk memverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor melakukan wawancara dengan direktur keuangan mengenai kebijakan investasi sementara yang dijalankan selama tahun yang diperiksa. b) Periksa investasijangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain. Jika invetasi dalam perusahaan lain dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan tersebut, klien harus menyajikan investasi 17 jangka panjang ini menurut slah satu metode berikut ini : eguity method atau pooling of interest method. 2.4. Contoh Kasus Pengujian Subtantif terhadap Investasi. PT Rukun Raharja melakukan investasi pada beberapa perusahaan yang menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sehingga dalam pengujian substantif perlu dilakukan pengecekan terhadap semua saham yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja. Pengecekan tersebut berupa presentase kepemilikan saham terhadap perusahaan, jumlah lembar saham yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja, data perusahaan-perusahaan yang sahamnya dibeli oleh PT Rukun Raharja, harga pasar saham yang berlaku saat periode pengauditan, dan harga per lembar saham saat dibeli dari investee. Indikasi kesalahan penyajian saldo akun pada laporan posisi keuangan PT Rukun Raharja yaitu tidak terdeteksinya kerugian akibat investasi saham dari satu atau lebih perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT Rukun Raharja. Dalam merancang proses audit yang akan dilakukan sebelumnya auditor perlu merencanakan proses audit untuk membantu dalam mengdentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang potensial secara tepat waktu serta membantu auditor dalam mengorganisasi dan mengelola perikatan audit dengan baik sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien mengacu pada Standar Audit 300 (IAPI, 2013c). Adapun tahapan pengujian substantif terhadap saldo investasi di laporan posisi keuangan yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja terdiri atas lima tahapan sebagai berikut: 1. Prosedur Audit Awal Dalam prosedur audit awal tahapan yang perlu dilakukan oleh auditor yaitu: a) melakukan pengusutan saldo investasi yang tercantum dalam neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar; b) melakukan penghitungan kembali saldo akun investasi yang terdapat dalam buku besar; 18 c) melakukan review terhadap adanya mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun investasi; d) lakukan pengusutan saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun lalu; e) mengusut postingan pendebitan dan pengkreditan akun investasi ke jurnal yang bersangkutan; dan f) melakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar pembantu investasi. 2. Prosedur Analitik Dalam prosedur analitik, dilakukan pengujian terhadap rasio-rasio yang berhubungan dengan akun investasi, seperti rasio investasi sementara dengan aset lancar, rasio investasi jangka panjang dengan aset lancar, dan Rate of Return setiap golongan investasi. 3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material baik karena adanya kecurangan maupun kesalahan pada tingkat laporan keuangan dan asersi yang mengacu pada Standar Audit 315 (IAPI, 2013d). Maka dilakukanlah pengujian terhadap transaksi rinci yang berhubungan dengan investasi saham yang dilakukan oleh PT Rukun Raharja. Hal pertama yang dilakukan oleh auditor yakni memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan surat-surat berharga yang dimiliki oleh PT Rukun Raharja pada tanggal laporan posisi keuangan. Pada saat dilakukan pemeriksaan, auditor memperoleh informasi bahwa salah satu perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT Rukun Raharja dengan persentase kepemilikan 25% mengalami kepailitan, sehingga hal tersebut dianggap akan mempengaruhi nilai investasi saham yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan kembali terhadap nilai investasi dan dividen saham pada tahun yang 19 diaudit, serta memeriksa dokumen-dokumen yang mendukung pemerolehan investasi saham pada tanggal laporan posisi keuangan. Kumpulkan bukti yang cukup dan memadai mengenai transaksi investasi agar dapat mendukung opini yang akan disajikan dalam laporan auditor dengan cara memperoleh bukti audit yang tepat mengacu pada Standar Audit 500 (IAPI, 2013f). 4. Pengujian Terhadap Akun Rinci Pengujian terhadap akun rinci dilakukan dengan mempelajari notulen rapat pemegang saham yang dilakukan oleh PT Rukun Raharja karena dalam catatan tersebut terdapat informasi mengenai keputusankeputusan pemegang berhubungan jangka saham, dengan penanaman panjang dalam tahun salah dana satunya dalam keputusan bentuk yang investasi pengauditan. Setelah mempelajari notulen rapat, auditor meminta klien (PT Rukun Raharja) untuk membuat daftar semua investasi yang dimiliki pada tanggal laporan posisi keuangan. Jika dibuat oleh klien, maka auditor berkewajiban untuk menguji ketelitian informasinya. Jika PT Rukun Raharja memiliki surat berharga yang berada di tangan pihak lain, maka auditor harus memperoleh konfirmasi dari pihak pemegang surat berharga PT Rukun Raharja. Lakukan rekonsiliasi penyajian dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan hasil konfirmasi pihak lain tersebut dan lakukan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga yang menunjukkan hak kepemilikan PT Rukun Raharja terhadap investasi saham yang tercantum di laporan posisi keuangan, terutama pada surat berharga saham perusahaan yang mengalami pailit. Terakhir, bandingkan metode penilaian investasi saham yang digunakan oleh PT Rukun Raharja dengan standar akuntansi yang berlaku. 5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Tahapan terakhir dalam pengujian substantif investasi saham PT Rukun Raharja adalah verifikasi penyajian dan pengungkapan akun 20 investasi saham pada laporan posisi keuangan. Periksa klasifikasi surat berharga investasi saham sementara dan jangka panjang dengan mewawancarai direktur keuangan mengenai kebijakan akuntansi investasi saham pada PT Rukun Raharja. Selain itu, dengan menggunakan notulen rapat auditor juga dapat menentukan penyajian investasi oleh klien telah sesuai dengan standar yang berlaku atau tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Setelah melakukan semua tahapan pengujian substantif terhadap indikasi salah saji penyajian saldo akun investasi dalam laporan keuangan, auditor telah menemukan bukti-bukti audit yang memadai untuk digunakan dalam penyusunan opini dan laporan auditor. Dalam pengujian ini ditemukan salah saji saldo akun investasi sehingga pengendalian internal PT Rukun Raharja dianggap kurang memadai. Hal ini karena risiko bawaannya, yaitu tidak terdeteksinya kerugian akibat investasi saham dari salah satu atau beberapa perusahaan investee yang mengalami kebangkrutan, yang menyebabkan pendapatan atau dividen yang telah diperkirakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan dividen yang sebenarnya diterima oleh perusahaan. Pendapatan yang timbul dari kegiatan perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal mengacu pada PSAK 23 (IAI, 2019c). 2.5. Kertas Kerja Audit Investasi Verifikasi Pernyataan dan Pengungkapan 1. Periksa klasifikiasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang. Keterangan PT. Domba Ref Per Klien 31 Des 2012 123.750.000 Pare D 87.000.000 21 K Per Audit 31 Des 2012 210.750.000 Per Audit 31 Des 2011 123.750.000 Kecil PT. Domba Putih 133.750.000 10.000.000 257.500.000 Klien; PT PETA Skedul: Investasi Dalam Saham 123.750.000 101.750.000 334.500.000 Dibuat Oleh: Restu Diperiksa Oleh; Bambang Indeks: H Tanggal: 20/01/2013 Tanggal: 28/01/2013 Periode: 31 Desember 2012 22 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari materi beserta contoh kasus yang telah dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan prosedur pengujian substantif terhadap investasi dan pendapatan investasi itu terdapat beberapa langkah, sehingga kita dalam melakukannya harus memperhatikan sesuai langkah-langkah yang ditetapkan. 3.2. Saran Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih terdapat banyak kekurangan. Semoga sedikit ilmu yang di dapat dari makalah ini akan bermanfaat bagi kita semua. 23 DAFTAR PUSTAKA Mulyadi, 2014, Auditing II, Jakarta : Salemba Empat https://dokumen.tips/documents/audit-investasi-55b08451c40d5.html 24