BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Kota Pangkalan Bun sebagai kota jasa dan perdagangan yang menjadi titik persinggahan untuk melakukan perdagangan barang dan jasa menuju ke beberapa kabupaten yang berada disekitar kota Pangkalanbu. Selain sebagai tujuan perdagangan, juga menjadi titik awal persinggahan orang untuk melakukan kunjungan wisata ke berbagai daerah. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya bandara Supadio yang beroperasi di Kubu Raya. Bandara tersebut menjadi persinggahan awal dari berbagai daerah yang melakukan penerbangan dari luar dan dalam Kalimantan.Permasalahan 1.3. Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian dan Jenis-Jenis Hotel Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar isebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginapharus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yangingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. PENGERTIAN HOTEL DI INDONESIA Menurut beberapa pengertian, hotel didefinisikan sebagai berikut. a. Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secarakomersial. b. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I. No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial.Disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. c. Menurut Webster Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum sertapelayanan lainnya untuk umum. Jenis Hotel Berdasarkan Lokasi Menurut Tarmoezi (2000), penentuan jenis hotel tidak lepas dari kebutuhan pelanggan, ciri, atau sifat khas yang dimiliki wisatawan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi di mana hotel dibangun, sehingga dikelompokkan sebagai berikut. d. City Hotel Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut. e. Residential Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. f. Resort Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi. g. Motel (Motor Hotel) Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kotabesar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil. Jenis Hotel Berdasarkan Tingkatan atau Bintang Kelas hotel atau Tingkatan dibedakan atas bintang yang tercantum di setiap hotel. Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan pelayanan dan fasilitas yang dituntut, semakin banyak dan baik. Syarat klasifikasi hotel berdasarkan kelas tingkatan atau bintang sebagai berikut: Klasifikasi Hotel Bintang Persyaratan Jumlah kamar standar, minimal 15 kamar Kamar mandi dalam Luas kamar (standar), minimal 20 m² Jumlah kamar standar, minimal 20 kamar Kamar suite minimal 1 kamar Kamar mandi dalam Luas kamar (standar), minimal 22 m² Luas kamar suite, minimal 44 m² Jumlah kamar standar, minimal 30 kamar Kamar suite minimal 2 kamar Kamar mandi dalam Luas kamar (standar), minimal 24 m² Luas kamar suite, minimal 48 m² Jumlah kamar standar, minimal 50 kamar Kamar suite minimal 3 kamar Kamar mandi dalam Luas kamar (standar), minimal 24 m² Luas kamar suite, minimal 48 m² Jumlah kamar standar, minimal100 kamar Kamar suite minimal 4 kamar Kamar mandi dalam Luas kamar (standar), minimal 26 m² Luas kamar suite, minimal 52 m² Sumber: Akomodasi Perhotelan Jilid 1, 2008 1.2. Tinjauan City Hotel 1.2.1 Pengertian City Hotel City Hotel merupakan hotel yang berada di pusat kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap adalah para pebisnis yang memiliki kegiatan berbisnis di kota tersebut. II.1.1. Prinsip Perancangan Ruang-Ruang City Hotel A. Entrance Entrance utama harus jelas ditampilkan, mudah ditemukan, memberikan pemandangan yang baik dari sisi dalamnya dan mengarah langsung ke front desk. Dilengkapi dengan kanopi agar terlindung dari panas dan hujan. Entrance harus sesuai dengan skala dan karakter bangunan. Entrance untuk staff pelayanan, pengiriman barang dan tamu harus dipisahkan namun masih dalam pengawasan dan jaminan keamanan. B. Lobby Lobby harus mudah di akses dari area parkir. Lobby mewadahi sirkulasi umum dan ruang tunggu (lobby lounge), mengarah pada front desk. Lobby berhubungan langsung dengan Entrance utama dan meja penerima tamu terlihat dari pintu masuk. Desain lobby akan menghasilkan ketakjuban dibanding dengan ruang yang lain. C. Kamar Tidur Kamar hotel bertaraf internasional biasanya memiliki balkon. Perlu memperhatikan layout perabot dan posisi kamar mandi. Pada banyak hotel pendekatan dalam merancang kamar tidur tamu adalah memberikan potensi view yang ada secara maksimal. D. Restoran dan bar Desain restoran perlu memperhatikan ciri-ciri ruang dan view keluar. Restoran berhubungan dengan dengan dapur utama maupun tambahan dan dilengkapi dengan pintu yang terpisah untuk masuk dan keluar dari dapur. Tinggi plafon umumnya 2,75 m.Restoran yang letaknya jauh dari lobby harusnya dilengkapi toilet umum. E. Ruang Pertemuan Lebih sering digunakan oleh tamu dari luar dibanding tamu yang menginap. Terpisah dari kamar tamu untuk menghindari kebisingan. Akses langsung dari lobby tanpa banyak melewati area recepsionis. F. Koridor dan Tangga Jalur sirkulasi atau koridor diusahakan melewati area umum yang digunakan. Koridor yang baik panjangnya kurang dari 30 m, jika lebih maka perlu menciptakan variasi ukuran agar tidak monoton. G. Sirkulasi Layout dari sirkulasi harus tepat, efisien dan menyediakan jalur terpisah antara tamu dengan staff dan petugas pelayanan H. Elevator Elevator utama harus terlihat jelas dari pintu masuk. Letak elevator harus strategis dan mudah dilihat. Mengelompokan elevator akan memberikan service yang lebih baik, system instalasi yang ekonomis dan pemeliharaan yang relative lebih mudah. Elevator tamu dengan pelayanan terpisah. Umumnya multifungsi (untuk bisnis, pesta, seminar dan lain-lainnya). 1.2.2 Karakteristik City Hotel Lokasi Hotel Bisnis Karena bertujuan menunjang aktivitas perjalanan bisnis, lokasi dari hotel umumnya berada di pusat kota, khususnya di kawasan-kawasan pusat kegiatan bisnis, perkantoran, perdagangan, serta perbelanjaan. Tamu dari Hotel Bisnis Dirancang untuk mengakomodir wisatawan bisnis, tamu dari hotel bisnis umumnya berasal dari kalangan pengusaha, karyawan, a atay profesional yang memiliki kepentingan berbisnis, berdagang, tugas dinas, hingga menghadiri acara-acara formal dan resmi, dan berbagai tujuan sejenisnya. Jumlah dari tamu juga cukup bervariasi yakni bisa perseorangan ataupun rombongan dengan durasi menginap yang cukup singkat pada hari-hari kerja. Fasilitas dari Hotel Bisnis Selain kamar tidur dan restoran, hotel bisnis juga melengkapi pelayanannya dengan fasilitas-fasilitas untuk menunjang kegiatan bisnis atau Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE). Sehingga, tak heran jika hotelhotel bisnis dengan fasilitas yang lengkap menyediakan business center, berbagai pilihan ruang meeting, convention hall, lounge, jaringan internet yang cepat dan berbagai fasilitas sejenisnya. Sedangkan tambahan fasilitas lain seperti gym, spa dan sauna, atau kolam renang dan lainnya bisa menjadi fasilitas tambahan untuk membuat perjalanan bisnis di hotel tersebut lebih nyaman. 1.3. Tinjauan Hotel Bintang empat 1.4. Studi banding city hotel bintang 4 1. Hotel Louis Kienne Gambaran umum Hotel louis kienne Fasilitas Hotel louis kienne 2. Artotel Yogya 3. Gambaran umum Artotel Yogya Memunculkan lokalitas anyaman, nah di terapin ke hotel pangkalanbun pake ukiran Konsep art hotel sangat menginspirasi tempat ini. Hal ini terlihat dari unsur anyaman yang sangat mendominasi. Mulai dari gedung dan furniture-nya yang terlihat seperti dianyam. Artotel merupakan cabang keempat setelah sebelumnya hadir di Surabaya, Jakarta dan Sanur Bali. Disetiap hotel selalu mengusung tema seni. Kelas: Hotel Bintang 4 Jumlah Kamar : Terdiri dari 9 lantai dengan jumlah kamar 105 Fasilitas ARTOTEL Yogyakarta : Terbagi menjadi 3 jenis kamar, yaitu : studio 23, studio 25 dan studio 41 Meet Space (meeting room) Art space & merchandise Kolam renang Wifi Coffe machine di setiap kamar Restoran 24 Jam : ROCA Fasilitas Hotel Artotel Yogya THE 1O1 Yogyakarta Tugu