Uploaded by User97629

Self Efficacy Gibran Ridho Aslam-universitas Paramadina

advertisement
Nama : Gibran Ridho Aslam
Nim : 119107045
MatKul: Observasi dan Wawancara
Dosen: Elis Yulia Ningsih, M.Psi., Psikolog
Self Efficacy (Variabel)
Rencana Judul…
Pengaruh Efikasi Diri Yang Rendah Terhadap Proses Belajar
Definisi Self Efficacy
Menurut Woolfolk (2004) self efficacy adalah penilaian spesifik yang berkaitan dengan
kompetensi untuk mengerjakan sebuah tugas yang spesifik. Sedangkan Bandura (1997)
menyatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuan akan
mempengaruhi cara individu dalam bereaksi terhadap situasi dan kondisi tertentu. Atau
dapat dikatakan juga self efficacy adalah kemampuan dan keyakinan individu dalam
mencapai keberhasilan dalam segala bidang.
Sedangkan apabila self efficacy diaplikasikan ke dalam dunia kerja, maka menurut
Stajkovic & Luthans (1998), self efficacy dapat didefinisikan sebagai “keyakinan seseorang
tentang kemampuannya untuk mengerahkan motivasi dan tindakan yang diperlukan untuk
berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu.
Self Efficacy merupakan penilaian terhadap diri, apakah bisa melakukan tindakan baik atau
tindakan buruk, tepat atau keliru, mampu atau tidak mampu mengerjakannya sesuai
dengan aturan (Alwisol, 2009).
Baron dan Byrne (2005) mendefinisikan self-efficacy sebagai evaluasi diri seseorang
terhadap kemampuan atau kompetensi untuk menampilkan tugas, mencapai tujuan dan
mengatasi rintangan. Locke (dalam Suseno, 2009) mengatakan bahwa self-efficacy yang
tinggi akan menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuan dirinya dalam
melaksanakan tugas
Symptom
Keadaan fisiologi dan emosional individu dengan Self Efficacy yang rendah (Alwisol,
2009):
1. Kelelahan
2. Timbul kecemasan
3. Bersikap apatis
4. Murung
Penyebab
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Self efficacy Menurut Albert Bandura (1997)
menyatakan sebagai berikut:
1. Mastery Experiences / Pengalaman Keberhasilan
Semakin sering keberhasilan didapatkan maka akan semakin meningkat Self Efficacy
seseorang dan sebaliknya jika yang lebih sering di dapat adalah kegagalan, maka itu akan
menurunkan self efficacy seseorang. Jika keberhasilan seseorang tersebut karena faktorfaktor diluar dirinya biasanya tidak akan mempengaruhi peningkatan self Efficacy
seseorang tersebut, akan tetapi jika keberhasilan diraih dengan rintangan yang besar dan
hasil kerja keras sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh dalam meningkatkan self
Efficacy-nya.
2. Vicarious Experiences / Pengalaman Orang Lain
Orang lain dengan pengalaman keberhasilan yang memiliki kesamaan dengan individu
dalam mengerjakan suatu tugas, biasanya dapat meningkatkan Self Efficacy seseorang
dalam mengerjakan tugas yang sama, ini juga disebut sebagai sosial models, yang
digunakan seseorang biasanya saat dia tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri.
Namun modeling harus benar-benar memiliki kesamaan dengan dirinya, jika tidak maka
tidak begitu berpengaruh pada peningkatan self Efficacy individu tersebut.
3. Social Persuation / Persuasi Sosial
Informasi verbal yang diberikan oleh seseorang yang penting dalam hidup si individu atau
berpengaruh dalam kehidupannya, yang isinya kalimat meyakinkan pada si individu bahwa
iya cukup mampu melakukan suatu tugas. Yang sebaliknya juga dapat di perlemah oleh
persuasi sosial.
4. Emosional State / Keadaan Emosi
Keadaan emosi yang menyertai kegiatan atau pada saat kegiatan berlangsung, menentukan
pengaruh Self Efficacy pada bidang kegiatan itu. Pada saat emosi negative yang menyertai
kegiatan maka biasanya mempengaruhi penurunan Self Efficacy individu, dan Sebaliknya
jika Emosi Positif yang menyertai berlangsungnya kegiatan maka dapat mempengaruhi
meningkatnya Self Efficacy individu.
Ciri-Ciri
Dalam penelitian yang dilakukan Muklinatus Sa'adah (2012), dimensi self efficacy yang
telah dirumuskan Bandura, Brown dalam Widiyanto (2006; 25) menyebutkan bahwa
terdapat 5 indikator self efficacy, yaitu:

Yakin dapat menyelesaikan tugas tertentu.

Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.

Yakin bahwa dirinya mampu tekun dalam menghadapi tugas.

Yakin bahwa dirinya mampu bertahan menghadapi hambatan dan kesulitan.

Yakin dapat menyelesaikan permasalahan di berbagai situasi.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka “lawan” dari 5 indikator tersebut bisa juga
menjadi indikator rendahnya Self Efficacy pada individu.
Respons
Kombinasi efficacy dengan lingkungan sebagai predictor tingkah laku (Alwisol, 2009).
Efficacy
lingkungan
Hasil tingkah laku (prediksi)
Tinggi
Responsif
Sukses, melaksanakan Tugas yang sesuai dengan keahliannya
Rendah
Tidak Responsif
Depresi, melihat orang lain berhasil mengerjakan tugas yang
dianggapnya susah.
Tinggi
Tidak Responsif
Berusaha keras mengubah lingkungan menjadi responsive,
melakukan
protes,
aktivitas
sosial,
bahkan
memaksakan
perubahan.
Rendah
Responsif
Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak mampu
Skala Self Efficacy
Alat ukur yang bisa dipakai adalah General Self Efficacy Scale oleh Born, Schwarzer, dan
Jerusalem (1995).
Referensi :
Mukhid, A. (2009). SELF-EFFICACY (Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya terhadap
Pendidikan). Retrieved 1 December 2020, from.
Woolfolk Hoy, A., & Spero, R. B., (2005). Changes in teacher efficacy during the early years of teaching:
a comparison of four measures. Teaching and Teacher Education,
Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of human behavior (Vol. 4,
pp. 71-81). New York: Academic Press. (Reprinted in H. Friedman [Ed.], Encyclopedia of mental health.
San Diego: Academic Press, 1998).
Alwisol, P. K., & Revisi, E. (2009). Malang.
Suseno, M. N. M. (2009). Pengaruh pelatihan komunikasi interpersonal terhadap efikasi diri sebagai
pelatih pada mahasiswa. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 1(1), 93-106.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial.
Stajkovic, A. D., & Luthans, F. (1998). Social cognitive theory and self-efficacy: Goin beyond traditional
motivational and behavioral approaches. Organizational dynamics, 26(4), 62-74.
Download