RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) UPAYA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI KEGIATAN “JAMUKU” DI UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP DISUSUN OLEH: NAMA PESERTA NIP GOL/ANGKATAN NIS NO. PRESENSI JABATAN UNIT KERJA : : : : : : : dr. STEFANI RANNI ARDIAN 19840618 201902 2 002 III / CCLXXIII 381 02 DOKTER AHLI PERTAMA UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I COACH MENTOR : ARIF EFENDY, SH, MM : SRI RAHAYU, SKM, MM PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CCLXXIII BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BEKERJA SAMA DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP 2019 HALAMAN PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) UPAYA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI KEGIATAN “JAMUKU” DI UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP Nama Peserta : dr. Stefani Ranni Ardian NIP : 19840618 201902 2 002 No. presensi : 02 Telah disetujui oleh Coach dan Mentor untuk diseminarkan pada: Hari : Jumat Tanggal : 25 Oktober 2019 Tempat : Ruang Wahidin Sudiro Husodo Sasana Diklat Praja Kabupaten Cilacap Cilacap, 24 Oktober 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS dr. Stefani Ranni Ardian NIP 19840618 201902 2 002 Menyetujui, Coach, Mentor, Arif Efendy, SH, MM Sri Rahayu, SKM, MM WIDYAISWARA AHLI MUDA Kepala Puskesmas UPTD Cilacap Tengah I NIP. 19691102 199003 1 003 NIP. 19690403 199501 2 001 ii HALAMAN PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) UPAYA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI KEGIATAN “JAMUKU” DI UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP Nama Peserta NIP No. presensi : : : dr. Stefani Ranni Ardian 19840618 201902 2 002 02 TELAH DISEMINARKAN: Pada hari Tanggal Tempat : : : Jumat 25 Oktober 2019 BKPPD Kabupaten Cilacap Cilacap, 25 Oktober 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS dr. Stefani Ranni Ardian NIP 19840618 201902 2 002 Mengesahkan, Coach, Mentor, Arif Efendy, SH, MM WIDYAISWARA AHLI MUDA NIP. 19691102 199003 1 003 Sri Rahayu, SKM, MM Kepala UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I NIP. 19690403 199501 2 001 Narasumber, Ir. Supriyanto, M.Si. WIDYAISWARA AHLI MADYA NIP. 19620517 199103 1 004 iii PRAKATA Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karuniaNya semata, sehingga penulis dapat mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan membuat rancangan aktualisasi. Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi panduan awal bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan dan menerapkan nilai-nilai dasar PNS di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. H. Tatto Suwarto Pamuji selaku Bupati Cilacap. 2. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah 3. Drs. Dian Setyabudi, MM selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. 4. Warsono, S.H., M.Hum selaku Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Cilacap 5. Ir. Supriyanto, M.Si. selaku narasumber/penguji yang memberikan saran, masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini sehingga dapat diterapkan dengan lebih baik. 6. Arif Efendy, SH, MM selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik. 7. Sri Raha yu, SKM, MM selaku mentor dari UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. 8. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CCLXXIII. 9. Mama tercinta yang telah memberikan dukungan dan dorongan hingga terselesaikannya rancangan aktualisasi. 10. Suamiku, Rosi Maurits Louhenapessy yang telah memberikan doa dan dukungan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan. 11. Rekan-rekan peserta pelatihan dasar golongan III angkatan CCLXXIII yang iv telah berjuang bersama-sama dengan penulis. Semoga kita menjadi PNS yang profesional dan berkarakter. Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai pihak membuat laporan menjadi lebih baik sehingga laporan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan. Cilacap, 24 Oktober 2019 Penulis v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii PRAKATA ........................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................... viii ........................................................................... 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan, dan Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4 C. Tujuan ........................................................................... 8 D. Manfaat ........................................................................... 8 A. Sikap Perilaku ........................................................................... 10 B. Nilai-nilai Dasar PNS ........................................................................... 16 C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI .................................................... 28 D. Tinjauan Umum Tentang Penyehat Tradisional (Hatra) dan Jamu ............. 32 BAB II. LANDASAN TEORI BAB III. TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA A. Profil Organisasi ........................................................................... 34 B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ..................................................................... 40 C. Role Model 41 ........................................................................... BAB IV. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA ........................................................................................................ 44 B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ................................................................. 67 C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .............................................. 69 BAB V. PENUTUP ........................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 75 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 77 vi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Identifikasi Isu Analisa APKL dan USG ........................................ 5 Tabel 1.2 Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan ........................................ 7 Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ........................................ 44 Tabel 4.2 Dampak Bila Rancangan Kegiatan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan .................................................................................. Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi 66 ........................................ 67 Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ................................. 69 vii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja PNS ...... 13 Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I ....... 34 Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I ....... 39 viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sebagai penyelenggara negara, semestinya Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjalankan seluruh nilai-nilai dasar yang terkandung dalam nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi. Pegawai PNS melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam peraturan baru tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014, ASN memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai: (1) Pelaksana Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Oleh karena itu penting agar ASN memiliki profesionalisme dan kompetensi yang memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh tanggung jawab, sehingga sebagai PNS perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di unit organisasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi dalam hidup bermasyarakat. Pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan bentuk pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Sebelum mengenal pengobatan modern, masyarakat Indonesia memiliki pengetahuan kesehatan untuk pengobatan penyakit secara tradisional. 1 Sementara kini, masyarakat telah pula mengenal pengobatan modern melalui peran seorang dokter. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1 angka 16 bahwa: Pelayanan kesehatan tradisional merupakan pengobatan dan perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri atas pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu dari upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tradisional diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Berdasarkan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 disebutkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional merupakan suatu sistem pengobatan/perawatan yang berlandaskan filosofi dan konsep dasar manusia seutuhnya sehingga klien akan dipandang secara lebih manusiawi. Adapun upaya kesehatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif menyeluruh dan dan rehabilitatif yang berkesinambungan. dilaksanakan Pelayanan secara kesehatan terpadu, tradisional dilakukan dengan menggunakan metode keterampilan, atau ramuan ataupun keduanya. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan 2 masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. (Profil Puskesmas Cilacap Tengah I, 2018). Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. “Declaration of the 7th Asean Health Ministers” 22 April 2004 di Penang, Malaysia menghendaki integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam sistem pelayanan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar. Ada beberapa isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I yang membutuhkan penanganan lebih lanjut diantaranya berdasarkan hasil Survei Kepuasan Pelanggan Semester I Tahun 2019, diketemukan adanya keluhan bahwa proses antrian/menunggu lama dan membosankan serta belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I; berdasarkan hasil survei akreditasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2017 didapatkan beberapa temuan yakni belum ada FMEA (Failure Mode Effect Analysis) di Unit Laboratorium dan Farmasi; kurang optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien; belum optimalnya kegiatan K3; serta berdasarkan hasil lokakarya mini (lokmin) bulanan di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I, didapatkan adanya kekurangan ruang/tempat penyimpanan berkas rekam medik di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Untuk menentukan masalah utama dari beberapa isu tersebut, maka penulis menyeleksinya dengan dua metode yaitu Metode APKL dan Metode USG. Untuk kebutuhan aktualisasi, dipilih satu core issue yang menjadi prioritas untuk dipecahkan melalui gagasan-gagasan kegiatan kreatif dan inovatif 3 yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) yang dituangkan dalam sebuah rancangan aktualisasi. Dari beberapa isu yang ditemukan di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I, ditetapkan satu core issue yaitu adanya keluhan bahwa proses antrian/menunggu lama dan membosankan serta belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat rancangan aktualisasi dan habituasi dengan rencana membuat suatu kegiatan kreatif yang dapat mengakomodir agar proses mengantre menjadi tidak terlalu membosankan sekaligus mengoptimalkan Kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I, dan kegiatan kreatif ini diberi nama “JAMUKU” sebagai upaya membumikan kembali jamu sebagai obat tradisional asli Indonesia. Kegiatan yang konsepnya akan diselenggarakan seminggu sekali ini, tidak hanya memberikan jamu siap minum bagi para pasien dan/atau pengunjung yang datang pada hari tersebut, namun juga memberikan pengetahuan berkaitan tentang jamu dari resep hingga khasiatnya. Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan untuk menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai pengobatan alternatif. Namun, tidak semua jenis terapi alternatif telah teruji melalui penelitian. Di era keterbukaan ini banyak bermunculan praktik pengobat tradisional sebagai penyelenggara pengobatan alternatif kepada masyarakat. Selain yang telah diuraikan di atas, kegiatan “JAMUKU” ini juga secara tidak langsung akan berkontribusi dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat dari praktikpraktik penyehat tradisional yang tidak aman. B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan, dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Isu Berdasarkan uraian latar belakang di atas, beberapa isu yang ditemukan oleh penulis yang berasal dari Pelayanan Publik, Manajemen ASN, dan Whole of Goverment dapat diidentifikasi sebagai berikut: 4 Tabel 1.1 Identifikasi Isu Analisa APKL dan USG NO. SUMBER ISU 1. Manajemen ASN 2. Pelayanan Publik 3. 4. 5. Manajemen ASN Manajemen ASN Whole of Government ISU Belum adanya FMEA (Failure Mode Effect Analysis) di Unit Laboratorium dan Farmasi Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Kurang optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien KRITERIA A A P K L KETERANGAN KRITERIA B PERINGKAT U S G JUMLAH + + + + Memenuhi. 3 4 3 10 III + + + + Memenuhi. 5 5 5 15 I + + + + Memenuhi. 3 3 5 11 II Belum optimalnya kegiatan K3 + + - Kurangnya ruang/tempat penyimpanan berkas rekam medik + + - 5 Tidak memenuhi. Tidak + memenuhi. + Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu yang bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan, dan kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di lingkungan UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai positif atau negatif pada masing-masing kriteria aktual, problematik, kekhalayakan dan kelayakan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria maka diberi nilai positif, sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif. Jika semua kriteria memiliki nilai positif, maka isu dinyatakan memenuhi persyaratan dan berkualitas. Jika tidak, maka isu dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan kurang berkualitas. Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis USG. Analisis USG merupakan alat analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan, keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti 6 sangat besar. Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih adalah “Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I”. 2. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan Tabel 1.2 Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan No. Isu dan Sumber Isu 1. Proses antrian/menunggu lama dan membosankan serta belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. (Sumber isu: Pelayanan Publik) Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan Isu ini didapatkan dari hasi survei kepuasan pelanggan, maka apabila isu tidak diselesaikan, tidak akan ada perbaikan kepuasan pelanggan. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas, rumusan masalah dalam laporan aktualisasi ini adalah: a. Bagaimana cara meningkatkan kepuasan pelanggan terutama terkait proses antrian/menunggu yang dianggap lama di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I? b. Bagaimana cara untuk lebih mengoptimalkan kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I? c. Bagaimana nilai dasar PNS (ANEKA) dalam meningkatkan kepuasan pelanggan terutama terkait proses antrian/menunggu yang dianggap lama dapat diimplementasikan selama kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja? 7 C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktualisasi ini adalah: 1. Adanya peningkatan kepuasan pelanggan terutama terkait proses antrian/menunggu di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. 2. Optimalisasi kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) melalui kegiatan “JAMUKU”, sebagai upaya membumikan kembali jamu sebagai obat tradisional asli Indonesia. 3. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi keterkaitan prinsip Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara pada kegiatan habituasi di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. D. Manfaat Manfaat dari perancangan aktualisasi ini yaitu: 1. Bagi diri sendiri. a. Mampu memahami cara pengidentifikasian, penyusunan, dan penetapan untuk isu-isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. b. Mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA di lingkungan puskesmas. c. Mampu bekerja dengan berprinsip pada Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan WoG pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. d. Menjadi dokter umum yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. 2. Bagi instansi. a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan inovasi serta mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. b. Mendukung dan mewujudkan visi, misi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I dan nilai organisasi. 3. Bagi stakeholder. 8 Masyarakat mendapatkan pelayanan prima dan profesional sebagai hasil dari penerapan nilai-nilai dasar ANEKA. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Sikap dan Perilaku Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan. 1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui: a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan. c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan perundang-undangan. 10 Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita. Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain: a. Cinta Tanah Air. Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita. 11 b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. c. Pancasila. Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan. d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara. Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa. e. Memiliki Kemampuan Bela Negara. Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masingmasing. Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang 12 merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional. 2. Analisis Isu Kontemporer Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini: Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja PNS Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia 13 dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya. Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta tak berbatas. PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai 14 konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer. 3. Kesiapsiagaan Bela Negara Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obatobatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara. Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Unsur Bela Negara antara lain : a. Cinta Tanah Air b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara dan e. Memiliki kemampuan awal bela negara. Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan: 15 a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga). b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga) c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan) d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat) e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat) f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara) g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara) Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga asset bangsa, menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran sifik saja. Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti : a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik; b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental; c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara; d. Keprotokolan; e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan; f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan. B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil 1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust) 16 kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu: a) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. b) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi. c) Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. d) Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. e) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. f) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. g) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. h) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. i) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. Jenis-jenis Akuntabilitas Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: a) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih tinggi. 17 b) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas. Tingkatan Akuntabilitas Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu: a) Akuntabilitas Personal b) Akuntabilitas Individu c) Akuntabilitas Kelompok d) Akuntabilitas Organisasi e) Akuntabilitas Stakeholder 2. Nasionalisme Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu: a) Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa 1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 18 5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain b) Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradap 1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8) Berani membela kebenaran dan keadilan. 9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. c) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia 1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 19 5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. d) Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. e) Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia 1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 2) Sikap adil terhadap sesama. 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 20 4) Menghormati hak orang lain. 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 9) Suka bekerja keras. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 3. Etika Publik Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni: a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan. b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu: a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik b. Dimensi Modalitas c. Dimensi Tindakan Integritas Publik 21 Seorang PNS harus mampu memberi pelayanan yang ramah selama menjalankan tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak boleh terlihat sombong, angkuh, galak, apalagi tidak sopan. Aspek etika publik antara lain: a. Kebersamaan: dapat diartikan bagaimana individu menciptakan rasa kebersamaan untuk menjalankan pelayanan kepada pelanggan. b. Empati: dapat diartikan bagaimana individu memberikan rasa empati kepada pelanggan tentang masalah/kesulitan yang dihadapi. c. Kepedulian: dapat diartikan bagaimana individu peduli terhadap kesulitan pelanggan dan mencoba mencari solusinya. d. Kedewasaan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku dewasa sesuai tugas/tupoksinya. e. Orientasi organisasi: dapat diartikan bagaimana individu memperhatikan orientasi dalam berperilaku kepada pelanggan. f. Respek: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku sopan dan santun saat memberikan pelayanan. g. Kebajikan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku baik sesuai dengan norma yang berlaku saat melayani pelanggan. h. Integritas: dapat diartikan bagaimana kesesuaian perkataan dan perbuatan individu. i. Inovatif: dapat diartikan bagaimana individu berinovasi dalam memberikan pelayanan. j. Keunggulan: dapat diartikan bagaimana individu memiliki keunggulan tersendiri ketika memberikan pelayanan. k. Keluwesan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku luwes saat melayani. l. Kearifan: dapat diartikan bagaimana individu bijaksana sesuai dengan situasi dan kondisi saat melayani. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu: a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. 22 d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun. j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dijelaskan bahwa Kode Etik ASN adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; 23 j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN. 4. Komitmen Mutu Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu: a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan 24 memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu: 1) Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi; 2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; 3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap; 4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya; 5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja. 25 5. Anti Korupsi Korupsi berasal dari bahasa Latin “corruption” (Fockema Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: a. kerugian keuangan negara, b. suap-menyuap, c. pemerasan, d. perbuatan curang, e. penggelapan dalam jabatan, f. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan g. gratifikasi. Nilai-Nilai Anti Korupsi Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi: a. Kejujuran Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya. b. Kepedulian 26 Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat. c. Kemandirian Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya d. Kedisiplinan Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. e. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan. f. Kerja Keras Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur. g. Sederhana Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan. h. Keberanian Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain sebagainya. i. Keadilan Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. 27 C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Terkait dengan peran PNS dalam NKRI, diuraikan manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG). 1. Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (LAN RI, 2016). Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diahrapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan jaman. Sesuai dengan pengertian manajemen ASN, Peran ASN sebagai aparatur pemerintah adalah sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut maka pegawai ASN mempunyai fungsi sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, yaitu Pegawai ASN berfungsi sebagai: a. pelaksana kebijakan publik; b. pelayan publik; dan c. perekat dan pemersatu bangsa. Pada bagian Kedua Tugas Pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN bertugas: a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik 28 Indonesia. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. ASN juga mempunyai kewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Hak PNS sesuai dengan ketentuan dalam UU ASN adalah PNS berhak memperoleh: a. gaji, tunjangan, dan fasilitas; b. cuti; c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; d. perlindungan; dan e. pengembangan kompetensi. Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab PNS disebutkan dalam UU ASN adalah: a. setia dan taat pada pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah; b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode atik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur 29 dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut antara lain, yang pertama, sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik. Kedua, sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. 2. Pelayanan Publik Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dari pengertian tersebut ada tiga unsur penting pelayanan publik yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan dan diterima oleh penerima pelayanan. Seorang ASN terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kesadaran seluruh anggota ASN untuk memberikan kontribusi terhadap upaya perbaikan kualitas Pelayanan publik strategis jangka di Indonesia akan memberikan implikasi panjang untuk mengubah kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik.Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah partisipatif, transparansi, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, berkeadilan. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang ASN, dijelaskan bahwa ASN sebagai profesi berdasarkan pada prinsip-prinsip: 1) nilai dasar; 2) kode etik dan kode perilaku; 3) komitmen, integritas moral, dan 30 tanggungjawab pada pelayanan publik; 4) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 5) kualifikasi akademik; 6) jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan 7)profesionalitas jabatan. 3. Whole of Government Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik (LAN RI, 2016). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Pentingnya WoG untuk diterapkan dalam pemerintahan saat ini. Pertama, karena adanya faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Juga adanya perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks. Kedua, karena adanya faktor internal yaitu ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat adanya nuansa kompetisi natar sektor pembangunan. WoG sebagai pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung fungsi penting dan utama instansi pemerintah yaitu sebagai perangkat pemberi pelayanan. Pelayan yang diberikan harus memenuhi level atau kualitas yang diharapkan oleh masyarakat umum. Terutama untuk menghadapi masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang ketat. Pendekatan WoG dapat dilakukan baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal, diantaranya: a. penguatan koordinasi antar lembaga; b. membentuk lembaga koordinasi khusus; c. membentuk gugus tugas; dan d. koalisi sosial. Praktek WoG dalam pelayanan 31 publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Pertama, pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat. Praktek WoG dalam jenis pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau kantor SAMSAT. Kedua, pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya. Ketiga, pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan barang yang dibutuhkan warga masyarakat misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lainnya. Keempat, pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-unndagan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat. Adapun pola pelayanan publik dibedakan dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yaitu pola pelayanan teknis fungsional, pola pelayanan satu atap, pola pelayanan satu pintu, pola pelayanan terpusat, dan pola pelayanan elektronik. D. Tinjauan Umum tentang Penyehat Tradisional (Hatra) dan Jamu 1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris, Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sedangkan Penyehat Tradisional adalah setiap orang yang melakukan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris yang pengetahuan dan keterampilannya diperoleh melalui pengalaman turun temurun atau pendidikan non formal. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional empiris harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 32 a. Dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya secara empiris, dan digunakan secara rasional; b. Tidak bertentangan dengan norma agama dan norma yang berlaku di masyarakat; c. Tidak bertentangan dengan program pemerintah dalam upaya disebabkan oleh peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Konsep pelayanan kesehatan tradisional meliputi: a. Adanya gangguan kesehatan individu ketidakseimbangan unsur fisik, mental, spiritual, sosial, dan budaya; b. Manusia memiliki kemampuan berdadaptasi dan penyembuhan diri sendiri (self healing); dan c. Penyehatan dilakukan dengan pendekatan holistik (menyeluruh) dan menggunakan menyeimbangkan pendekatan kembali alamiah antara yang kemampuan bertujuan adaptasi untuk dengan gangguan kesehatan. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris mempunyai ciri khas meliputi: a. Asal budaya; b. Prosedur penetapan kondisi kesehatan Klien; c. Kondisi kesehatan Klien; d. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Empiris; dan e. Menggunakan alat dan teknologi kesehatan tradisional empiris yang sesuai dengan keilmuannya. Asal budaya sebagaimana dimaksud memiliki arti bahwa pelayanan kesehatan tradisional berasal dari tradisi budaya asli yang turun temurun dari suatu masyarakat tertentu. Cara Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris meliputi: a. Keterampilan; b. Ramuan; dan c. Kombinasi dengan memadukan antara penggunaan ramuan dan keterampilan. Dalam pasal 15 ayat 2 disebutkan bahwa “Dalam penggunaan sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan mengutamakan ramuan Indonesia. 33 2. Jamu Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu, telah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai penyakit sejak berabad-abad yang lalu jauh sebelum era Majapahit. Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh–tumbuhan, hewan dan mineral dan sediaan galeniknya atau campuran bahan–bahan tersebut yang belum dibekukan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Manfaat jamu sangat luas digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti: amandel, asam urat, batuk, bisul, biduran, bronkitis, cacingan, campak, demam, diabetes, diare, disfungsi ereksi, epilepsi, gagal ginjal, gatal-gatal, gusi berdarah, hepatitis, influenza, jerawat, kanker, keputihan, maag, malaria, mimisan, osteoporosis, pegal linu, radang, sariawan, TB paru, wasir, dan lain-lain (Dalimartha dan Adrian, 2013). Jamu terbuat dari bahan alami contohnya tumbuhan. Dari sejumlah besar tumbuhan, beberapa spesies yang banyak sebagai bahan jamu adalah jahe (Zingiberaceae), kunyit (Curcuma domestica), lengkuas (Languas galanga), kencur (Kaempferia galanga), lempuyang pahit (Zingiber amaricans), lempuyung wangi (Zingiber aromaticum), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan jahe (Zingiber officinale) (Beers, 2013). 34 BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA A. Profil Organisasi 1. DEMOGRAFI Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I Secara geografis UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I terletak ± 4 km di sebelah timur laut Pusat pemerintahan Kabupaten Cilacap (7 derajat 42' 20,71 Lintang Selatan dan 109 derajat 01' 44.48 Bujur Timur), dan berada pada jantung kota Kabupaten Cilacap, sehingga sering mendapatkan perhatian baik dari kalangan pejabat, LSM atau kaum intelektual yang berkunjung atau tinggal di ibukota Kabupaten Cilacap. 35 Batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I adalah sebagai berikut: a. Sebelah barat: berbatasan dengan wilayah UPTD Puskesmas Cilacap Tengah II (Kelurahan Donan) b. Sebelah utara: berbatasan dengan Kecamatan Cilacap Utara c. Sebelah timur dan selatan: berbatasan dengan Kecamatan Cilacap Selatan Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I ± 916.465 km 2 atau sekitar 1,39% luas Kabupaten Cilacap (1.281.115 km2), yang meliputi 3 kelurahan yaitu: Lomanis, Sidanegara, Gunungsimping. 2. SARANA PRASARANA PUSKESMAS a. USAHA KESEHATAN MASYARAKAT 1) Kesehatan Ibu dan Anak 2) Promosi Kesehatan 3) Gizi 4) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 5) Kesehatan Lingkungan 6) Perawatan Kesehatan Masyarakat b. USAHA KESEHATAN PERORANGAN 1) Pelayanan kesehatan umum rawat jalan 2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3) Pelayanan KIA, KB, imunisasi 4) Pelayanan kesehatan anak (MTBS) 5) Pelayanan laboratorium 6) Pelayanan kefarmasian 7) Layanan komprehensif berkesinambungan HIV/AIDS dan TB 8) Konseling kesehatan 9) Pelayanan gawat darurat c. USAHA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN 1) Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) 2) Posyandu Lansia 3) Program layanan penyakit kronis (Prolanis) 4) Usaha Kesehatan Kerja (UKK) 36 d. SARANA PENUNJANG PELAYANAN DI UPTD PUSKESMAS 1) BP Umum 2) BP Gigi 3) BP KIA / KB 4) Puskesmas Pembantu Lomanis 5) BP Sidanegara 6) Ruang Tindakan dan Gawat Darurat (RTGD) 7) EKG 8) Oksigen 9) Ambulan e. TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS Sumber daya manusia di UPTD Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga penunjang (non tenaga kesehatan). Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Jenis tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas paling sedikit terdiri atas: dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Sumber Daya Manusia (SDM) UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I terdapat 42 orang dengan perincian sebagai berikut ini: 1) Dokter Umum (2 orang) 2) Dokter Gigi (1 orang) 3) Perawat (9 orang) 37 4) Perawat Gigi (2 orang) 5) Bidan (10 orang) 6) Tenaga Kefarmasian a) Apoteker (1 orang) b) D3 Farmasi (2 orang) 7) Kesehatan Masyarakat (1 orang) 8) Gizi (1 orang) 9) Kesehatan Lingkungan (2 orang) 10) Umum (10 orang) 3. VISI, MISI, DAN TATA NILAI ORGANISASI Visi, Misi, dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah sebagai berikut: a. Visi “Menjadi UPTD Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan, menuju masyarakat Cilacap Tengah yang sehat.” b. Misi 1) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 2) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang profesional dan bertanggung jawab. 3) Mengoptimalkan SDM dan sarana prasarana pelayanan kesehatan yang dimiliki. 4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, LSM dan swasta dalam penanganan masalah kesehatan. 5) Melakukan penyesuaian organisasi secara terus menerus untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan c. Tata Nilai “OKE” O = Optimal dalam pelayanan masyarakat K = Kerja sama, selalu menjalin kerja sama dengan lintas program dan lintas sektor E = Efisien dalam pelayanan (cepat, tepat dan akurat) 38 d. Budaya Kerja 1) Malu terlambat masuk kantor. 2) Malu tidak ikut apel/upacara. 3) Malu sering tidak masuk kerja. 4) Malu minta izin kerja. 5) Malu meninggalkan meja kerja tanpa alasan dinas. 6) Malu bekerja tanpa program. 7) Malu pulang sebelum waktunya. 8) Malu bekerja tanpa pertanggungjawaban. 9) Malu pekerjaan terbengkalai. 10) Malu berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap. 39 4. STRUKTUR ORGANISASI Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I 40 B. Tugas Jabatan Peserta Diklat Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor: 139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya, Dokter adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. Tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan ada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. Rincian Kegiatan Dokter Pertama, yaitu: 1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama; 2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama; 3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum; 4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum; 5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana; 6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang; 7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) tingkat sederhana; 8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap; 9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana; 10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I; 11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana; 12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I; 13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu; 14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita; 15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak; 16. Melakukan pelayanan keluarga berencana; 17. Melakukan pelayanan imunisasi; 18. Melakukan pelayanan gizi; 19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit; 20. Melakukan penyuluhan medik; 41 21. Membuat catatan Medik rawat jalan; 22. Membuat catatan Medik rawat inap; 23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar; 24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam; 25. Menguji kesehatan individu; 26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan; 27. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana; 28. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I; 29. Menjadi saksi ahli; 30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan; 31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium; 32. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call; 33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit; 34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien; 35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana. C. Role Model Dalam kegiatan aktualisasi ini, penulis memiliki tokoh yang menjadi inspirasi yaitu Sri Rahayu, SKM.MM selaku Kepala Puskesmas Cilacap Tengah I. Beliau merupakan seorang pemimpin yang religius, ramah, pekerja keras, berdedikasi tinggi, memiliki semangat yang besar menjadi yang terbaik 42 dalam segala hal, serta tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan kedisiplinan. Selama menjalankan tugasnya, beliau selalu disiplin, gesit, transparan dan tak pernah mengeluh. Kepedulian beliau pada lingkungan sekitar yang beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang berintegritas dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan sehari-hari terutama Nasionalisme sila pertama dengan rutin mengadakan pengajian di puskesmas. Hal-hal tersebut yang mengilhami penulis menjadikan beliau sebagai role model. 43 BAB IV RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA Rancangan aktualisasi merupakan dokumen pembelajaran aktualisasi yang dihasilkan penulis dari Pelatihan Dasar CPNS Golongan III. Dalam rancangan aktualisasi ini terdiri atas tahapan: 1. pengidentifikasian, penyusunan dan penetapan isu atau permasalahan yang terjadi dan harus segera dipecahkan; 2. pengajuan gagasan pemecahan isu/masalah dengan menyusunnya dalam daftar rencana kegiatan, tahapan kegiatan, dan output kegiatan; 3. pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan substansi mata pelatihan yaitu pelayanan publik, Whole of Government, dan manajemen ASN yang mendasari kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung; 4. pendeskripsian rencana pelaksanaan kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dan kontribusi hasil kegiatan; serta 5. pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi. Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis selama 30 hari kerja mulai tanggal 29 Oktober 2019 sampai dengan 19 November 2019 di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Rancangan kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci dalam tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi Unit Kerja : UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I Identifikasi isu : 1. Belum adanya FMEA (Failure Mode Effect Analysis). 2. Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra). 44 3. Kurang optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien. 4. Belum optimalnya kegiatan K3. 5. Kurangnya ruang/tempat penyimpanan berkas rekam medik Isu yang diangkat : Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra). Judul/Gagasan : Upaya Peningkatan Kepuasan Pelanggan Melalui Pemecahan Isu Kegiatan “JAMUKU” di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I Kegiatan Pemecahan Isu : Kegiatan “JAMUKU” 1. Membuat perencanaan kegiatan “JAMUKU”. 2. Menyusun materi edukasi tentang jamu bersama Pelaksana Hatra. 3. Membuat poster tentang jamu. 4. Membuat brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. 5. Memberikan jamu siap minum seminggu sekali kepada pasien dan pengunjung. 6. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan pengunjung berkaitan tentang jamu dari resep sampai khasiatnya. 45 NO. 1 1. KEGIATAN 2 Membuat perencanaan kegiatan “JAMUKU”. Sumber kegiatan: Inovasi. TAHAPAN KEGIATAN 3 1. Menghadap kepala puskesmas untuk berkonsultasi dan menentukan tanggal pertemuan lebih lanjut. OUTPUT 4 Adanya Kegiatan “JAMUKU” Adanya persetujuan atasan. NILAI DASAR 5 1. Saya berkonsultasi dengan atasan mengenai kegiatan kreatif “JAMUKU” untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mengedepankan sikap santun dan ramah (Etika Publik). 2. Saat berkonsultasi, saya menjelaskan ide kegiatankegiatan “JAMUKU” tersebut dengan detail. Saya menerapkan nilai Akuntabilitas (Kejelasan). 3. Selama saya berkonsultasi, saya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Nasionalisme: Sila ke 3 46 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Kegiatan ini mendukung perwujudan visi menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan, menuju masyarakat Cilacap tengah yang Sehat, serta misi pertama yaitu mengembangkan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 Kegiatan ini menguatkan nilai-nilai organisasi yakni optimal, kerjasama, dan efisien. NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN 1 2 3 OUTPUT 4 2. Membuat undangan Adanya pertemuan undangan perencanaan kegiatan pertemuan “JAMUKU” perencanaan kegiatan “JAMUKU”. NILAI DASAR 5 1. Sebelum menentukan tanggal pertemuan, saya menghubungi Pelaksana Penyehat Tradisional (Hatra) dan Penanggung Jawab UKM Pengembangan secara informal untuk menanyakan jadwal kosong sembari menyampaikan sedikit informasi mengenai kegiatan “JAMUKU” sebagai bentuk kepedulian saya kepada rekan-rekan kerja saya agar jadwal kegiatan tidak mengganggu kepentingan/tugas pokok masing-masing (Nasionalisme (sila ke-2)). 2. Saya berkoordinasi pula dengan Koordinator Ruang Aula untuk memperoleh kejelasan bisakah saya 47 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 memakai Ruang Aula pada waktu yang ditentukan. Saya menerapkan nilai Akuntabilitas (Kejelasan). 3. Saya mengundang semua pihak yang terlibat secara tanpa terkecuali yaitu Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM Pengembangan, Pelaksana Hatra, dan Pelaksana Promosi Kesehatan (Promkes). Saya menerapkan nilai Adil (Antikorupsi). 1. Saya membuka pertemuan diawali dengan berdoa bersama berdasarkan agama dan kepercayaan masingmasing. Saya menerapkan nilai Nasionalisme (Sila ke1). 2. Saya memimpin pertemuan, 3. Mengadakan rapat koordinasi bersama Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab UKM Pengembangan, Pelaksana Hatra, Koordinator Promosi Kesehatan (Promkes) Adanya daftar hadir dan hasil pertemuan. 48 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 dan Koordinator Unit Pendaftaran merencanakan Kegiatan “JAMUKU”. 4 NILAI DASAR 3. 4. 4. Mendokumentasikan kegiatan brainstorming. Dokumentasi. 1. 2. 49 5 saya menerapkan nilai Akuntabilitas (Kepemimpinan). Dihasilkannya sebuah kesepakatan yang akan disepakati bersama sebagai sebuah inovasi menunjukkan penerapan nilai Komitmen Mutu. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian Etika Publik Mendokumentasikan kegiatan secara nyata agar dapat menjadi bukti yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan perwujudan Akuntabilitas. Hasil dokumentasi merekam kegiatan yang mencerminkan sikap dan Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 4 2. Menyusun materi edukasi tentang jamu bersama Pelaksana Hatra dan Koordinator Promosi Kesehatan (Promkes). Sumber kegiatan: Inovasi. 1. Konsultasi atasan Adanya Buku Panduan yang berisi materimateri edukasi tentang jamu lengkap dari resep hingga khasiatnya. dengan Mendapatkan ijin atasan untuk membuat materi edukasi tentang jamu. NILAI DASAR 5 suasana kekeluargaan Nasionalisme (Sila ke-5) 3. Hasil dokumentasi merekam hasil kerja keras tim (Antikorupsi). Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Kegiatan ini mendukung perwujudan visi yaitu menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan, 1. Saya hadir tepat waktu sesuai menuju masyarakat dengan waktu yang ditentukan Cilacap tengah yang sebagai komitmen saya untuk Sehat, serta misi ke-2 yaitu disiplin. mengembangkan Anti Korupsi: Disiplin pelayanan kesehatan 2. Melakukan diskusi dengan yang profesional dan mengedapankan etika dan bertanggung jawab. sopan santun serta profesionalitas merupakan 50 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 Kegiatan ini menguatkan nilai-nilai organisasi yakni optimal, kerjasama, dan efisien. NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 4 NILAI DASAR 3. 4. 2. Mengumpulkan referensi tentang jamu. Terkumpul referensi untuk dijadikan rujukan dalam menyusun Buku Panduan. 1. 2. 3. 51 5 perwujudan nilai Etika Publik. Saat konsultasi, saya menjelaskan garis besar buku panduan materi edukasi tentang jamu (Akuntabilitas: kejelasan) Adanya musyawarah mencapai tujuan bersama merupakan perwujudan Nasionalisme (sila ke 4) Saya bekerja keras mengumpulkan bahan-bahan referensi (Antikorupsi (Kerja Keras)) Dalam mengumpulkan referensi ditetapkan batas waktu (deadline), saya menerapkan disiplin waktu (Etika Publik). Saya mengumpulkan referensi tentang jamu Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 4 NILAI DASAR 4. 3. Menyusun Buku Panduan Edukasi tentang Jamu Adanya Panduan Edukasi tentang Jamu. 1. 2. 3. 52 5 dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas). Mengumpulkan referensi tentang jamu berkaitan dengan aktivitas/rencana aksi yang akan dilaksanakan, menunjukkan adanya pertanggungjawaban mutu Komitmen Mutu. Saya bermusyawarah dengan Pelaksana Hatra mengenai isi dari Panduan Edukasi tentang Jamu. Nasionalisme: Sila ke 4 Ada tujuan yang ditetapkan dalam merancang Panduan Edukasi tentang Jamu, saya bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan tersebut (Komitmen Mutu (Efektivitas)). Saya mencantumkan sumber Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 referensi pada daftar pustaka sebagai bentuk penghargaan terhadap karya orang lain dan menghindari plagiasi. Etika Publik: menghargai karya orang lain, tidak melakukan plagiasi. 1. Panduan Edukasi tentang Jamu merupakan inovasi di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I (Komitmen Mutu (Inovasi)). 2. Saya berkomunikasi dan berkonsultasi dengan atasan, saya menerapkan nilai dasar Etika Publik. 3. Pengoreksian/penelaahan kembali menunjukkan bahwa dalam membuat Buku Panduan bertujuan agar dapat memenuhi standar 4. Buku Panduan Edukasi dikoreksi/ditelaah kembali oleh atasan langsung (Kepala Puskesmas) untuk kemudian direvisi sesuai arahan dan diberlakukan di lingkungan UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Adanya SK Pemberlakuan dan Buku Panduan yang telah disetujui. 53 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 4 3. Membuat poster tentang jamu. Sumber kegiatan: Inovasi. 1. Konsultasi dengan atasan Adanya poster yang memuat info grafis tentang jamu. Adanya persetujuan dari atasan tentang kegiatan membuat poster tentang jamu. NILAI DASAR 5 kelayakan (Komitmen Mutu: Orientasi Mutu). 1. Saya konsultasi dengan atasan mengenai Membuat poster tentang dengan santun dan sopan. Etika Publik: Santun 2. Saya mengajukan kegiatan kepada atasan dengan penuh tanggung jawab. Akuntabilitas: Tanggung jawab 3. Saya disiplin hadir menghadap atasan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Anti Korupsi : Disiplin 4. Adanya musyawarah 54 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Kegiatan ini mendukung perwujudan visi yaitu menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan, menuju masyarakat Cilacap tengah yang Sehat, serta misi ke-3 yaitu mengoptimalkan SDM dan sarana prasarana pelayanan kesehatan yang dimiliki. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 Kegiatan ini menguatkan nilai-nilai organisasi yakni Optimal, Kerjasama, dan Efisien (OKE). NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 mencapai tujuan bersama merupakan perwujudan Nasionalisme (sila ke 4). 1. Saya koordinasi dengan Pelaksana Hatra untuk menginspirasi dan mendorong kinerja Pelaksana Hatra untuk ikut juga dalam membuat inovasi di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Etika Publik: Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 2. Saya membuat poster tentang jamu sebagai bentuk kepedulian saya untuk membumikan kembali jamu sebagai obat tradisional Indonesia. Nasionalisme: Sila ke 2 2. Membuat rancangan desain dan Isi poster tentang jamu. Adanya rancangan desain dan isi poster tentang jamu. 55 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 4 NILAI DASAR 3. 3. Memasukkan rancangan poster ke percetakan. Adanya poster siap pasang. 1. 2. 3. 4. Memasang poster Adanya poster 1. 56 5 Saya membuat poster tentang jamu unuk meningkatkan kapasitas dan keahlian saya sebagai tenaga kesehatan. Akuntabilitas: Keseimbangan Saya memakai jasa percetakan yang paling murah untuk mencetak poster namun hasil baik. Antikorupsi: Sederhana. Poster menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Nasionalisme: Sila ke-3 Pembuatan poster tentang jamu merupakan langkah inovatif yang belum pernah dilakukan Komitmen Mutu Saya memasang poster di Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN 1 2 4. TAHAPAN KEGIATAN 3 tentang jamu. Membuat brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. Sumber kegiatan: Inovasi. 1. Konsultasi dengan atasan OUTPUT 4 yang terpasang di papan informasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Adanya brosurbrosur yang berisi informasiinformasi tentang jamu dan/atau kegiatan “JAMUKU”. Mendapatkan ijin atasan untuk membuat brosur tentang NILAI DASAR 5 tempat yang mudah dilihat dengan jelas oleh pasien atau pengunjung. Akuntabilitas: Kejelasan 2. Saya mencetak dan memasang poster supaya penyampaian edukasi kepada pasien dan/atau pengunjung bisa lebih efektif (Komitmen Mutu). 1. Saya konsultasi dengan atasan mengenai pembuatan brosur dengan mengedepankan sikap 57 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Kegiatan ini mendukung perwujudan visi yaitu menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan, menuju masyarakat Cilacap tengah yang Sehat, serta misi pertama yaitu Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 Kegiatan ini menguatkan nilai-nilai organisasi yakni optimal, kerjasama, dan efisien. NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN 1 2 3 OUTPUT 4 jamu dan kegiatan “JAMUKU”. NILAI DASAR 2. 3. 2. Membuat desain dan isi brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. Adanya desain dan isi brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. 1. 2. 58 5 santun dan ramah. Etika Publik: Santun Selama saya berkonsultasi, saya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Nasionalisme: Sila ke-3 Saya disiplin hadir menghadap Kepala Puskesmas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Anti Korupsi: Disiplin Saya memimpin musyawarah dengan Pelaksana Hatra mengenai desain dan isi dari brosur. Akuntabilitas: Kepemimpinan Saya menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dengan Pelaksana Hatra. Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 mengembangkan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 Etika Publik: Menghargai komunikasi konsultasi, dan kerjasama 3. Saya membuat desain dan isi brosur dengan teliti dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien agar meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan informasi tentang jamu maupun jadwal kegiatan. Komitmen mutu: orientasi mutu Saya memakai jasa percetakan yang paling murah untuk mencetak poster namun hasil baik. Antikorupsi: Sederhana. 1. Saya membagikan brosur dengan adil. Nasionalisme: Sila ke-5 2. Saya membuat brosur 3. Memasukkan rancangan brosur ke percetakan. Adanya brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. 4. Membagikan brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. Pasien dan/atau pengunjung memperoleh 59 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN 1 2 3 5. Memberikan penjelasan mengenai isi brosur kepada pasien atau pengunjung. OUTPUT 4 brosur dan tersedia pula brosur yang bisa diambil. Pasien dan pengunjung memperoleh informasi. NILAI DASAR 5 tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”merupakan suatu inovasi di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Komitmen Mutu: Inovasi 3. Saya mengadakan tempat menyimpan brosur agar masyarakat mudah mendapatkan pelayanan informasi tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU” sebagai tanggung jawab profesi saya Akuntabilitas: Tanggung jawab 1. Saya memberikan informasi isi brosur dengan jelas. Akuntabilitas: Kejelasan 2. Saya menjelaskan isi brosur kepada pasien dan pengunjung untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian saya. 60 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 4 5. Memberikan jamu siap minum seminggu sekali kepada pasien dan pengunjung. Sumber kegiatan: Perintah Atasan 1. Berkoordinasi dengan Pelaksana Hatra untuk merancang menu mingguan. Meningkatnya kepuasan pelanggan karena mendapat pelayanan tambahan seminggu sekali. Tersusunnya daftar menu mingguan beserta resepnya. NILAI DASAR 5 Akuntabilitas: Keseimbangan 3. Saya dalam memberikan informasi dengan tidak membeda-bedakan pasien atau pengunjung. Nasionalisme: Sila ke 2 1. Adanya menu jamu gratis mingguan merupakan sesuatu yang baru di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I untuk meningkatkan mutu pelayanan. 61 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Kegiatan ini mendukung perwujudan visi yaitu “Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan, menuju masyarakat Cilacap Tengah yang sehat”, serta misi pertama yaitu “Mengembangkan pelayanan kesehatan yang meliputi Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu “Optimal dalam pelayanan masyarakat”. NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT 1 2 3 4 NILAI DASAR 2. 3. 2. Berkoordinasi dengan pembuat jamu. Adanya jamu yang akan dibagikan kepada pasien dan pengunjung. 1. 2. 62 5 Komitmen Mutu: Inovatif Dalam berkoordinasi dilakukan dengan bertingkah laku/tutur kata yang baik sesuai dengan tata krama yang berlaku. Etika Publik: kesopanan. Saya bersama Pelaksana Hatra dan Koordinator Promkes bekerja keras dengan penuh ketekunan merancang menu mingguan. Antikorupsi: Kerja Keras. Pembuatan jamu dipercayakan kepada pembuat jamu yang sudah diketahui amanah. Etika Publik: Amanah. Koordinasi dilakukan sehingga pembuat jamu memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.” Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Akuntabilitas: Kejelasan. 3. Meskipun pembuatan jamu dipercayakan kepada orang lain, namun saya tetap bertanggung jawab memastikan bahwa pembuatan jamu berjalan lancar dan sesuai rencana. Antikorupsi: Tanggung Jawab. 1. Saya berperan sebagai pimpinan yang memberikan instruksi kepada Urusan Umum dalam hal teknis kegiatan serta persiapan sarana-prasarana yang dibutuhkan. Akuntabilitas: Kepemimpinan. 2. Saya berkoordinasi dengan 3. Berkoordinasi dengan Urusan Umum. Tersedianya pojok jamu. 63 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 Urusan Umum secara mandiri. Antikorupsi: kemandirian. 3. Dalam melakukan koordinasi saya melakukan komunikasi, konsultasi, dan kerja sama 2 (dua) arah. (Etika Publik) 1. Dalam membagikan jamu kepada pasien dan pengunjung tidak memihak kepada siapapun. Etika Publik: Netralitas. 2. Pembuatan jamu tidak membutuhkan biaya yang tinggi, secara tidak langsung saya mengedukasi pasien dan pengunjung untuk menjalani gaya hidup sederhana dan dibiasakan untuk tidak hidup boros. Antikorupsi: Sederhana. 4. Membagikan gratis sesuai mingguan. jamu Sebagian besar menu pasien dan pengunjung mendapat jamu secara cumacuma. 64 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 3. Dalam membagikan jamu saya memberikan perhatian yang tulus terhadap kebutuhan pasien dan pengunjung. Komitmen mutu: Empati. 6. Memberikan pengetahuan kepada pasien dan pengunjung berkaitan 1. Bersama Pelaksana tentang jamu Hatra dan Koordinator dari resep Promosi Kesehatan sampai (Promkes) menyiapkan khasiatnya. materi dan/atau alat peraga. Sumber kegiatan: SKP. Bertambahnya pengetahuan pasien dan/atau pengunjung. Adanya materi edukasi dan/atau alat peraga. 1. Saya mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi (Etika Publik). 2. Saya melakukan koordinasi dengan Pelaksana Hatra mencerminkan nilai sila ke-4 musyawarah untuk mufakat (Nasionalisme). 3. Dalam menyusun materi sosialisasi, saya mencari sumber informasi yang relevan 65 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Kegiatan ini mendukung perwujudan visi yaitu “Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima di bidang kesehatan, menuju masyarakat Cilacap Tengah yang sehat”, serta misi ke3 yaitu “Mengoptimalkan SDM dan sarana prasarana pelayanan kesehatan yang Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu “Optimal dalam pelayanan masyarakat”. NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 1 2 3 4 5 6 dan jelas. Akuntabilitas: Kejelasan. 4. Saya bekerja keras menyiapkan materi dan/atau alat peraga Antikorupsi 2. Menyiapkan soal Soal pretest Saya memperkenalkan diri pretest dan posttest. dan posttest kepada pasien atau pengunjung dengan santun dan menjelaskan tersedia. maksud dan tujuan pretest dan posttest. Etika Publik: Santun. 3. Pemberian pretest dan Hasil pretest 1. Melakukan pretest dan postposttest. dan posttest. test untuk mengetahui apakah pelatihan dapat menambah pengetahuan masyarakat sehingga memunculkan nilai Orientasi Mutu (Komitmen Mutu). 2. Saya melakukan koreksi pretest dan posttest secara objektif dan penuh tanggung jawab 66 dimiliki.” Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI DASAR 1 2 3 4 5 (Akuntabilitas). 1. Melakukan penyuluhan medik merupakan salah satu kegiatan dokter sesuai Kepmenpan no. 139 Tahun 2003, saya memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah (Etika Publik). 2. Saya melakukan sosialisasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Nasionalisme: Sila ke 3 3. Saya memberikan informasi tentang jamu dari resep sampai khasiatnya dengan jelas. Akuntabilitas: Kejelasan 4. Bersama Pelaksana Hatra memberikan edukasi dari resep sampai khasiatnya. Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai jamu. 67 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi 6 Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi 7 Tabel 4.2 Dampak Apabila Rancangan Kegiatan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan No. 1. 2. 3. 4. 5. Membuat perencanaan Dampak Apabila Rancangan Kegiatan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan Tidak ada kegiatan “JAMUKU”, kegiatan kegiatan “JAMUKU”. aktualisasi/habituasi tidak berjalan. Menyusun materi edukasi Tidak ada buku panduan materi edukasi tentang jamu bersama yang dibakukan, menyulitkan penyusunan Pelaksana Hatra. materi penyuluhan. Kegiatan Membuat poster tentang jamu. Tidak terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang jamu. Membuat brosur tentang jamu Tidak terjadi peningkatan pengetahuan dan kegiatan “JAMUKU”. masyarakat tentang jamu. Memberikan jamu siap minum Tidak ada perbaikan kepuasan pelanggan. seminggu sekali kepada pasien dan pengunjung. 68 B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Oktober 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 31 30 29 Kegiatan 28 No. Nov-19 Portofolio/Bukti Kegiatan S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J 1. 2. Kegiatan 1: Membuat perencanaan kegiatan “JAMUKU”. Kegiatan 2: Menyusun materi edukasi tentang jamu bersama Pelaksana Hatra. 3. Kegiatan 3: Membuat poster tentang jamu. 4. Kegiatan 4: Membuat brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. 1. Foto/Video Kegiatan 2. Undangan, absensi, notulen 1. Foto/Video Kegiatan 2. Buku Panduan Edukasi “JAMUKU” 1. Foto/Video Kegiatan 2. Poster 3. Nota pemesanan poster 1. Foto/Video Kegiatan 2. Brosur-brosur 3. Nota pemesanan brosur 69 Oktober 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 31 30 29 Kegiatan 28 No. Nov-19 Portofolio/Bukti Kegiatan S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J 5. Kegiatan 5: Memberikan jamu siap minum seminggu sekali kepada pasien dan pengunjung. 6. Kegiatan 6: Memberikan penyuluhan kepada pasien dan pengunjung berkaitan tentang jamu dari resep sampai khasiatnya. Foto/Video Kegiatan 1. Foto/Video Kegiatan 2. Materi penyuluhan 3. Soal dan lembar jawab pretest dan posttest. 4. Rekapitulasi hasil pretest dan posttest. nb: Warna merah: hari Sabtu-Minggu 70 C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala No. 1. Kegiatan Kendala yang Antisipasi dan Strategi Menghadapi mungkin Terjadi Kendala Membuat Masing-masing a. Berusaha mencari waktu, jika sulit perencanaan orang yang maka koordinasi dilakukan disela- kegiatan terlibat sibuk sela waktu pelayanan. “JAMUKU”. sehingga tidak b. Berkoordinasi melalui whatsapp. menemukan waktu untuk berkoordinasi secara langsung. 2. Menyusun Sulit bertemu. Berkoordinasi menggunakan media materi whatsapp dan/atau email. edukasi tentang jamu bersama Pelaksana Hatra. 3. Membuat Poster poster menarik. kurang Meminta masukan dari pihak masukan dari pihak percetakan. tentang jamu. 4. Membuat Brosur kurang Meminta brosur menarik. percetakan. a. Jamu tidak 1) Rutin melakukan check and re- tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU” 5. Memberikan jamu siap minum siap. check persiapan kegiatan. b. Pasien 2) Semua petugas seminggu dan/atau mensosialisasikan/menginformasi sekali pengunjung kan kepada pasien sejak kepada kurang beberapa hari sebelumnya. pasien dan antusias. pengunjung. 3) Berkoordinasi dengan Kepala c. Sarana- Puskesmas dan Urusan Umum 71 prasarana menentukan lokasi “POJOK tidak siap. JAMU”. d. Tempat/lokasi kurang kondusif. 6. Memberikan Petugas tidak di Jika ada rencana kegiatan maka penyuluhan tempat/ada kegiatan kepada kegiatan lain dengan pasien dan yang tidak bisa pengunjung pemberian sebelumnya. ditinggalkan. berkaitan tentang jamu dari “JAMUKU” resep sampai khasiatnya. 72 di-reschedule informasi BAB V PENUTUP Rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan nilai-nilai dasar profesi PNS yang diperoleh oleh penulis selama kegiatan Latsar CPNS Golongan III Angkatan CCLXXIII dalam menjalankan aktualisasi dan habituasi guna meningkatkan kepuasan pelanggan UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I dengan melakukan kegiatan “JAMUKU”. Adapun isu yang ditemukan di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I adalah sebagai berikut: 1. Belum adanya FMEA (Failure Mode Effect Analysis) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. 2. Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra). 3. Kurang optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien. 4. Belum optimalnya kegiatan K3. 5. Kurangnya ruang/tempat penyimpanan berkas rekam medik. Isu yang diangkat setelah dianalisis menggunakan APKL dan USG adalah Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra).di lingkungan kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Gagasan penyelesaian Isu yang kegiatan aktualisasi dan habituasi dilakukan selama 30 hari kerja yaitu dengan melakukan kegiatan “JAMUKU” dengan rincian kegiatan antara lain: 1. Membuat perencanaan kegiatan “JAMUKU”. 2. Menyusun materi edukasi tentang jamu bersama Pelaksana Hatra dan Koordinator Promosi Kesehatan (Promkes). 3. Membuat poster tentang jamu. 4. Membuat brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”. 5. Memberikan jamu siap minum seminggu sekali kepada pasien dan pengunjung. 6. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan pengunjung berkaitan tentang jamu dari resep sampai khasiatnya. Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar 73 akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Kegiatan-kegiatan tersebut juga dianalisis kemungkinan adanya kendala dan hambatan. Rancangan aktualisasi ini, diharapkan mampu meningkatkan kinerja peserta pelatihan dasar dalam menjalankan tugas dan fungsi di lingkungan unit kerja. 74 DAFTAR PUSTAKA Indonesia, M. K. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 139 Tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya. Jakarta: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Indonesia, R. 2009. Undang-Undang No. 36 Tentang Kesehatan. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasia. Indonesia, R. 2014. Undang-Undang No. 5 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasi. Indonesia, R. 2010. Peraturan Pemerintah No. 53 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Jakarta. Indonesia, R. 2014. Undang-Undang No. 5 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasi. Indonesia, R. 2014. Peraturan Pemerintah No. 103 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas (Modul Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi (Modul Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik (Modul Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu (Modul Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme (Modul Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme (Modul Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Pelayanan Publik (Modul Pelatihan Dasar Calon PNS). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara 75 Lembaga Administrasi Negara. 2015. Manajemen Aparatur Sipil Negara (Modul Pelatihan Dasar Calon PNS). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Whole of Government (Modul Pelatihan Dasar Calon PNS). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Indonesia, R. 2016 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Jakarta. 76 BIODATA PENULIS a. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Formasi Jabatan Dokter Umum 4 NIP 6 dr. Stefani Ranni Ardian 19840618 201902 2 002 Tempat dan Cilacap, 18 Juni 1984 Tanggal Lahir 7 8 9 10 Alamat Rumah Nomor Telepon/Fak/Hp Alamat Kantor Nomor Perum. Rinenggo Asri D2/32 Cilacap Utara 081329362342 UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I (0282) 5504282 Telepon/Fax 11 Alamat e-mail [email protected] b. Riwayat Pendidikan Nama Sekolah Tahun Jurusan Lulus SD MARIA IMMACULATA CILACAP 1994 SLTP NEGERI 1 CILACAP 1997 SMU NEGERI 1 CILACAP 2000 IPA FAKULTAS KEDOKTERAN 2007 Pendidikan Dokter UNIVERSITAS BRAWIJAYA - (Profesi) 77