Uploaded by haripramono194

Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

advertisement
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
UPAYA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI
KEGIATAN “JAMUKU” DI UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I
KABUPATEN CILACAP
DISUSUN OLEH:
NAMA PESERTA
NIP
GOL/ANGKATAN
NIS
NO. PRESENSI
JABATAN
UNIT KERJA
:
:
:
:
:
:
:
dr. STEFANI RANNI ARDIAN
19840618 201902 2 002
III / CCLXXIII
381
02
DOKTER AHLI PERTAMA
UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I
COACH
MENTOR
: ARIF EFENDY, SH, MM
: SRI RAHAYU, SKM, MM
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CCLXXIII
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH BEKERJA SAMA DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
UPAYA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI KEGIATAN
“JAMUKU” DI UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP
Nama Peserta
:
dr. Stefani Ranni Ardian
NIP
:
19840618 201902 2 002
No. presensi
:
02
Telah disetujui oleh Coach dan Mentor untuk diseminarkan pada:
Hari
:
Jumat
Tanggal
:
25 Oktober 2019
Tempat
:
Ruang Wahidin Sudiro Husodo
Sasana Diklat Praja Kabupaten Cilacap
Cilacap, 24 Oktober 2019
Peserta Pelatihan Dasar CPNS
dr. Stefani Ranni Ardian
NIP 19840618 201902 2 002
Menyetujui,
Coach,
Mentor,
Arif Efendy, SH, MM
Sri Rahayu, SKM, MM
WIDYAISWARA AHLI MUDA
Kepala Puskesmas UPTD Cilacap Tengah I
NIP. 19691102 199003 1 003
NIP. 19690403 199501 2 001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
UPAYA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI KEGIATAN
“JAMUKU” DI UPTD PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP
Nama Peserta
NIP
No. presensi
:
:
:
dr. Stefani Ranni Ardian
19840618 201902 2 002
02
TELAH DISEMINARKAN:
Pada hari
Tanggal
Tempat
:
:
:
Jumat
25 Oktober 2019
BKPPD Kabupaten Cilacap
Cilacap, 25 Oktober 2019
Peserta Pelatihan Dasar CPNS
dr. Stefani Ranni Ardian
NIP 19840618 201902 2 002
Mengesahkan,
Coach,
Mentor,
Arif Efendy, SH, MM
WIDYAISWARA AHLI MUDA
NIP. 19691102 199003 1 003
Sri Rahayu, SKM, MM
Kepala UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
NIP. 19690403 199501 2 001
Narasumber,
Ir. Supriyanto, M.Si.
WIDYAISWARA AHLI MADYA
NIP. 19620517 199103 1 004
iii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karuniaNya
semata, sehingga penulis dapat mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan III dan membuat rancangan aktualisasi.
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi panduan awal bagi
penulis dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan dan menerapkan
nilai-nilai dasar PNS di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Penyusunan
rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. H. Tatto Suwarto Pamuji selaku Bupati Cilacap.
2. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah
3. Drs. Dian Setyabudi, MM selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Cilacap.
4. Warsono, S.H., M.Hum selaku Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan
Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Cilacap
5. Ir. Supriyanto, M.Si. selaku narasumber/penguji yang memberikan saran, masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini sehingga
dapat diterapkan dengan lebih baik.
6. Arif Efendy, SH, MM selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat selesai
dengan baik.
7. Sri Raha yu, SKM, MM selaku mentor dari UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CCLXXIII.
9. Mama tercinta yang telah memberikan dukungan dan dorongan hingga
terselesaikannya rancangan aktualisasi.
10. Suamiku, Rosi Maurits Louhenapessy yang telah memberikan doa dan
dukungan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan.
11. Rekan-rekan peserta pelatihan dasar golongan III angkatan CCLXXIII yang
iv
telah berjuang bersama-sama dengan penulis. Semoga kita menjadi PNS
yang profesional dan berkarakter.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai pihak membuat
laporan menjadi lebih baik sehingga laporan ini dapat dijadikan dasar dalam
pelaksanaan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Cilacap, 24 Oktober 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN
...........................................................................
iii
PRAKATA
...........................................................................
iv
DAFTAR ISI
...........................................................................
vi
DAFTAR TABEL
...........................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
...........................................................................
viii
...........................................................................
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan, dan Rumusan Masalah ................................................................................................................
4
C. Tujuan
...........................................................................
8
D. Manfaat
...........................................................................
8
A. Sikap Perilaku
...........................................................................
10
B. Nilai-nilai Dasar PNS
...........................................................................
16
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ....................................................
28
D. Tinjauan Umum Tentang Penyehat Tradisional (Hatra) dan Jamu .............
32
BAB II. LANDASAN TEORI
BAB III. TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
...........................................................................
34
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat .....................................................................
40
C. Role Model
41
...........................................................................
BAB IV. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA ........................................................................................................
44
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .................................................................
67
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ..............................................
69
BAB V. PENUTUP
...........................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................
75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
...........................................................................
77
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Identifikasi Isu Analisa APKL dan USG ........................................
5
Tabel 1.2 Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan
........................................
7
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
........................................
44
Tabel 4.2 Dampak
Bila
Rancangan
Kegiatan
Aktualisasi
Tidak
Dilaksanakan ..................................................................................
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
66
........................................
67
Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .................................
69
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja PNS ......
13
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
....... 34
Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
....... 39
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Sebagai penyelenggara negara, semestinya
Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjalankan seluruh nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan antikorupsi. Pegawai PNS melaksanakan kebijakan publik yang
dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam peraturan baru tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014, ASN memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai: (1) Pelaksana
Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Oleh
karena itu penting agar ASN memiliki profesionalisme dan kompetensi yang
memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh
tanggung jawab, sehingga sebagai PNS perlu membuat rancangan aktualisasi
khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di unit
organisasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I.
Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi dalam hidup
bermasyarakat.
Pasien
memiliki
hak
untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan bentuk
pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) di bidang kesehatan. Pembangunan
kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.
Sebelum mengenal pengobatan modern, masyarakat Indonesia memiliki
pengetahuan kesehatan untuk pengobatan penyakit secara tradisional.
1
Sementara kini, masyarakat telah pula mengenal pengobatan modern melalui
peran seorang dokter. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Pasal 1 angka 16 bahwa: Pelayanan kesehatan tradisional
merupakan pengobatan dan perawatan dengan cara dan obat yang mengacu
pada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupaya semaksimal
mungkin untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan
kesehatan di Indonesia terdiri atas pelayanan kesehatan perseorangan dan
pelayanan
kesehatan
masyarakat.
Pelayanan
kesehatan
tradisional
merupakan salah satu dari upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan tradisional diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Berdasarkan
penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 disebutkan bahwa
pelayanan
kesehatan
tradisional
merupakan
suatu
sistem
pengobatan/perawatan yang berlandaskan filosofi dan konsep dasar manusia
seutuhnya sehingga klien akan dipandang secara lebih manusiawi. Adapun
upaya kesehatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan promotif,
preventif,
kuratif
menyeluruh
dan
dan
rehabilitatif
yang
berkesinambungan.
dilaksanakan
Pelayanan
secara
kesehatan
terpadu,
tradisional
dilakukan dengan menggunakan metode keterampilan, atau ramuan ataupun
keduanya.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten, aspek fungsional bidang pelayanan
kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan
2
masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh Dinas Kesehatan Kabupaten,
bertanggung
jawab
untuk
melaksanakan
identifikasi
kondisi
masalah
kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan
yang meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya
manusia, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. (Profil
Puskesmas Cilacap Tengah I, 2018).
Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang
telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk
kesehatan. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
“Declaration of the 7th Asean Health Ministers” 22 April 2004 di Penang,
Malaysia menghendaki integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam
sistem pelayanan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar.
Ada beberapa isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
yang membutuhkan penanganan lebih lanjut diantaranya berdasarkan hasil
Survei Kepuasan Pelanggan Semester I Tahun 2019, diketemukan adanya
keluhan bahwa proses antrian/menunggu lama dan membosankan serta belum
optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I; berdasarkan hasil survei akreditasi UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I Tahun 2017 didapatkan beberapa temuan yakni belum ada FMEA
(Failure Mode Effect Analysis) di Unit Laboratorium dan Farmasi; kurang
optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien; belum optimalnya kegiatan
K3; serta berdasarkan hasil lokakarya mini (lokmin) bulanan di UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I, didapatkan adanya kekurangan ruang/tempat
penyimpanan berkas rekam medik di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Untuk menentukan masalah utama dari beberapa isu tersebut, maka penulis menyeleksinya dengan dua metode yaitu Metode APKL dan Metode USG.
Untuk kebutuhan aktualisasi, dipilih satu core issue yang menjadi prioritas untuk dipecahkan melalui gagasan-gagasan kegiatan kreatif dan inovatif
3
yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) yang dituangkan dalam
sebuah rancangan aktualisasi. Dari beberapa isu yang ditemukan di UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I, ditetapkan satu core issue yaitu adanya keluhan
bahwa proses antrian/menunggu lama dan membosankan serta belum
optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I. Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat rancangan aktualisasi
dan habituasi dengan rencana membuat suatu kegiatan kreatif yang dapat
mengakomodir agar proses mengantre menjadi tidak terlalu membosankan
sekaligus mengoptimalkan Kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I, dan kegiatan kreatif ini diberi nama “JAMUKU”
sebagai upaya membumikan kembali jamu sebagai obat tradisional asli
Indonesia. Kegiatan yang konsepnya akan diselenggarakan seminggu sekali
ini, tidak hanya memberikan jamu siap minum bagi para pasien dan/atau
pengunjung yang datang pada hari tersebut, namun juga memberikan
pengetahuan berkaitan tentang jamu dari resep hingga khasiatnya.
Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan
untuk menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga
dikenal sebagai pengobatan alternatif. Namun, tidak semua jenis terapi
alternatif telah teruji melalui penelitian.
Di era keterbukaan ini banyak bermunculan praktik pengobat tradisional
sebagai penyelenggara pengobatan alternatif kepada masyarakat. Selain yang
telah diuraikan di atas, kegiatan “JAMUKU” ini juga secara tidak langsung akan
berkontribusi dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat dari praktikpraktik penyehat tradisional yang tidak aman.
B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan, dan Rumusan
Masalah
1. Identifikasi Isu
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, beberapa isu yang
ditemukan oleh penulis yang berasal dari Pelayanan Publik, Manajemen
ASN, dan Whole of Goverment dapat diidentifikasi sebagai berikut:
4
Tabel 1.1 Identifikasi Isu Analisa APKL dan USG
NO.
SUMBER ISU
1.
Manajemen
ASN
2.
Pelayanan
Publik
3.
4.
5.
Manajemen
ASN
Manajemen
ASN
Whole of
Government
ISU
Belum adanya FMEA (Failure Mode
Effect Analysis) di Unit Laboratorium
dan Farmasi
Belum optimalnya kegiatan
Penyehat Tradisional (Hatra) di
UPTD Puskesmas Cilacap Tengah
I.
Kurang optimalnya pelaporan
insiden keselamatan pasien
KRITERIA A
A P K L KETERANGAN
KRITERIA B
PERINGKAT
U S G JUMLAH
+ + + + Memenuhi.
3
4
3
10
III
+ + + + Memenuhi.
5
5
5
15
I
+ + + + Memenuhi.
3
3
5
11
II
Belum optimalnya kegiatan K3
+ +
-
Kurangnya ruang/tempat
penyimpanan berkas rekam medik
+ +
-
5
Tidak
memenuhi.
Tidak
+
memenuhi.
+
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu yang bertujuan untuk
menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat
untuk diselesaikan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak) dan USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth).
Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan
dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik,
kekhalayakan, dan kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di lingkungan
UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Aktual artinya benar-benar terjadi dan
sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik artinya isu yang
memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan
solusinya. Kekhalayakan artinya isu menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai positif atau
negatif pada masing-masing kriteria aktual, problematik, kekhalayakan dan
kelayakan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria maka diberi nilai
positif, sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif. Jika
semua kriteria memiliki nilai positif, maka isu dinyatakan memenuhi
persyaratan dan berkualitas. Jika tidak, maka isu dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan dan kurang berkualitas.
Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi
kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan
menggunakan analisis USG. Analisis USG merupakan alat analisis yang
dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan,
keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah. Urgency
artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth artinya seberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang
antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2
berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti
6
sangat besar. Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang
akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang
diusulkan.
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan
untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih adalah
“Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) di UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I”.
2. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan
Tabel 1.2 Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan
No.
Isu dan Sumber Isu
1.
Proses antrian/menunggu lama dan
membosankan serta belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional
(Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I. (Sumber isu: Pelayanan
Publik)
Dampak Bila Isu Tidak
Diselesaikan
Isu ini didapatkan dari hasi
survei
kepuasan
pelanggan, maka apabila
isu tidak diselesaikan, tidak
akan
ada
perbaikan
kepuasan pelanggan.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas, rumusan
masalah dalam laporan aktualisasi ini adalah:
a. Bagaimana cara meningkatkan kepuasan pelanggan terutama terkait
proses antrian/menunggu yang dianggap lama di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I?
b. Bagaimana cara untuk lebih mengoptimalkan kegiatan Penyehat
Tradisional (Hatra) di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I?
c. Bagaimana nilai dasar PNS (ANEKA) dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan terutama terkait proses antrian/menunggu yang dianggap lama
dapat diimplementasikan selama kegiatan aktualisasi melalui habituasi di
unit kerja?
7
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktualisasi ini adalah:
1. Adanya
peningkatan
kepuasan
pelanggan
terutama
terkait
proses
antrian/menunggu di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I.
2. Optimalisasi kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra) melalui kegiatan
“JAMUKU”, sebagai upaya membumikan kembali jamu sebagai obat
tradisional asli Indonesia.
3. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi keterkaitan
prinsip Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara pada kegiatan habituasi di UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I.
D. Manfaat
Manfaat dari perancangan aktualisasi ini yaitu:
1. Bagi diri sendiri.
a. Mampu
memahami
cara
pengidentifikasian,
penyusunan,
dan
penetapan untuk isu-isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I.
b. Mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA di
lingkungan puskesmas.
c. Mampu bekerja dengan berprinsip pada Manajemen ASN, Pelayanan
Publik dan WoG pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
d. Menjadi dokter umum yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I.
2. Bagi instansi.
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi,
dan inovasi serta mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I.
b. Mendukung dan mewujudkan visi, misi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I dan nilai organisasi.
3. Bagi stakeholder.
8
Masyarakat mendapatkan pelayanan prima dan profesional sebagai hasil
dari penerapan nilai-nilai dasar ANEKA.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sikap dan Perilaku
Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk
menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani dan
kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan mental, dan tata
upacara sipil dan keprotokolan.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Pemahaman
dan
pemaknaan
wawasan
kebangsaan
dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya
terkait
dengan
pembangunan
kesadaran
berbangsa
dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan
UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia
yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang
membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan
adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku yang patriotik
dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong menolong,
menciptakan kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan
ibadah sesuai agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia
yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan
perundang-undangan.
10
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan
bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama. Sehingga
amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan
wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal
yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS
yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran
dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya
untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah,
baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya
masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa
ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh
negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan
jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah
konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran
bela
negara
adalah
dimana
kita
berupaya
untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita
dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada
kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua
dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan
budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga
nama baik negara kita.
11
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus
sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi
anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar
biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah
alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan
seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan
waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang
berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masingmasing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam
mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling,
membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia
sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal
kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang
12
merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering
sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta
produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang
dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak
bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
2. Analisis Isu Kontemporer
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada
empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS
dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni:
individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat
level lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja PNS
Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa perubahan global
(globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa (Negara)
untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan
menghilang dan akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah.
Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa,
dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas
Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya
teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia
13
dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di
penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya kepentingan
global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek hukum, politik,
ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan cara pandang
individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan),
telah mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan secara
turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga mempengaruhi cara
pandang keluarga sebagai miniature dari kehidupan sosial (masyarakat).
Tingkat persaingan yang keblabasan akan menghilangkan keharmonisan
hidup di dalam anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan
hidup di lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap
ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh
karena
itu,
pemahaman
perubahan
dan
perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama yang akan
menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman
terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional,
Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif
maupun negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa Indonesia;
desentralisasi dan otonomi daerah
perlu
dipahami sebagai upaya
memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan dan
kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga
pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal
tersebut bermuara pada tantangan penciptaan dan pembangunan daya
saing nasional demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka,
terhubung, serta tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai
14
konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena tersebut
menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi
terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme,
bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di
atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada beberapa hal
yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait
dengan kejadian-kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara
Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gossip
yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obatobatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi
ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada
semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap CPNS
sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang
sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas,
dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik
sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata
musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara. Unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman
sekarang di berbagai lingkungan:
15
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran
untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan)
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat)
e. Menjaga
keamanan
kampung
secara
bersama-sama
(lingkungan
masyarakat)
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu kegiatan
bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau kegiatan
semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan,
mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga asset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang
bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS akan
dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust)
16
kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu
berperan
sebagai
kontrol
demokrasi,
mencegah
korupsi
dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Indikator
dari
nilai-nilai
dasar
akuntabilitas
yang
harus
diperhatikan, yaitu:
a) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c) Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d) Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
f) Kepercayaan:
Rasa
keadilan
akan
membawa
pada
sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
h) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a) Akuntabilitas
vertikal
(vertical
accountability),
akuntabilitas
yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang
lebih tinggi.
17
b) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu:
a) Akuntabilitas Personal
b) Akuntabilitas Individu
c) Akuntabilitas Kelompok
d) Akuntabilitas Organisasi
e) Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri
dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS
dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu:
a) Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
18
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain
b) Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
19
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d) Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e) Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
20
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak
menggunakan
hak
milik
untuk
hal-hal
yang
bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu:
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
21
Seorang PNS harus mampu memberi pelayanan yang ramah
selama menjalankan tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak boleh
terlihat sombong, angkuh, galak, apalagi tidak sopan.
Aspek etika publik antara lain:
a. Kebersamaan: dapat diartikan bagaimana individu menciptakan rasa
kebersamaan untuk menjalankan pelayanan kepada pelanggan.
b. Empati: dapat diartikan bagaimana individu memberikan rasa empati
kepada pelanggan tentang masalah/kesulitan yang dihadapi.
c. Kepedulian: dapat diartikan bagaimana individu peduli terhadap
kesulitan pelanggan dan mencoba mencari solusinya.
d. Kedewasaan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku dewasa
sesuai tugas/tupoksinya.
e. Orientasi organisasi: dapat diartikan bagaimana individu memperhatikan
orientasi dalam berperilaku kepada pelanggan.
f. Respek: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku sopan dan
santun saat memberikan pelayanan.
g. Kebajikan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku baik sesuai
dengan norma yang berlaku saat melayani pelanggan.
h. Integritas: dapat diartikan bagaimana kesesuaian perkataan dan
perbuatan individu.
i.
Inovatif:
dapat
diartikan
bagaimana
individu
berinovasi
dalam
memberikan pelayanan.
j.
Keunggulan: dapat diartikan bagaimana individu memiliki keunggulan
tersendiri ketika memberikan pelayanan.
k. Keluwesan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku luwes saat
melayani.
l.
Kearifan: dapat diartikan bagaimana individu bijaksana sesuai dengan
situasi dan kondisi saat melayani.
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
22
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j.
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k.
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l.
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara dijelaskan bahwa Kode Etik ASN adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i.
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
23
j.
Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
l.
Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen
mutu
merupakan
pelaksanaan
pelayanan
publik
dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/
jasa berupa ukran baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai
dengan
target.
Sedangkan
efektivitas
menunjukkan
tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari
pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
24
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga
pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability
(kehandalan),
yaitu
kemampuan
dalam
memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level
puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi
secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan
bersaing. Pada strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan
dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu
hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan
pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/
rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
25
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin “corruption” (Fockema Andrea:
1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya
dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi
sering
disebut
dengan
kejahatan
luar
biasa
karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20
Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No.
UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:
a. kerugian keuangan negara,
b. suap-menyuap,
c. pemerasan,
d. perbuatan curang,
e. penggelapan dalam jabatan,
f. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. gratifikasi.
Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak
curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan
pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
b. Kepedulian
26
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai
kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di
tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah
baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut
berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai
dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.
Prinsip hidup sederhara merupakan parameter penting dalam menjalin
hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani
mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggungjawab dan lain sebagainya.
i.
Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
27
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Terkait dengan peran PNS dalam NKRI, diuraikan manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG).
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (LAN
RI, 2016). Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diahrapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan jaman. Sesuai
dengan pengertian manajemen ASN, Peran ASN sebagai aparatur
pemerintah
adalah
sebagai
perencana,
pelaksana,
dan
pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Pegawai
ASN
berkedudukan
sebagai
aparatur negara
yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut maka pegawai
ASN mempunyai fungsi sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara, yaitu Pegawai ASN berfungsi sebagai:
a. pelaksana kebijakan publik;
b. pelayan publik; dan
c. perekat dan pemersatu bangsa.
Pada bagian Kedua Tugas Pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN
bertugas:
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. mempererat
persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
28
Indonesia.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN
dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. ASN juga mempunyai
kewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Hak PNS sesuai dengan ketentuan dalam UU ASN adalah PNS berhak
memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab PNS disebutkan dalam
UU ASN adalah:
a. setia dan taat pada pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode atik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur
29
dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku ini sangat penting
dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut
antara
lain,
yang
pertama,
sebagai
pedoman,
panduan
birokrasi
publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangan
agar tindakannya dinilai baik. Kedua, sebagai standar penilaian sifat,
perilaku, dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil negara
dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya.
2. Pelayanan Publik
Dalam
Undang-undang
Nomor
25
Tahun
2009
Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dari pengertian tersebut
ada tiga unsur penting pelayanan publik yaitu organisasi penyelenggara
pelayanan publik, penerima
layanan
(pelanggan)
yaitu
orang atau
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan kepuasan yang
diberikan dan diterima oleh penerima pelayanan.
Seorang
ASN
terlibat
baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kesadaran seluruh
anggota ASN untuk memberikan kontribusi terhadap upaya perbaikan
kualitas Pelayanan publik
strategis
jangka
di
Indonesia
akan
memberikan
implikasi
panjang untuk mengubah kinerja birokrasi dalam
memberikan pelayanan publik.Pelayanan publik yang baik didasarkan
pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan
yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang baik
untuk mewujudkan pelayanan prima adalah partisipatif, transparansi,
responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, berkeadilan.
Sebagaimana
diatur
dalam
Undang-undang
ASN,
dijelaskan
bahwa ASN sebagai profesi berdasarkan pada prinsip-prinsip: 1) nilai dasar;
2) kode etik dan kode perilaku; 3) komitmen, integritas moral, dan
30
tanggungjawab pada pelayanan publik; 4) kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas;
5)
kualifikasi
akademik;
6)
jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan 7)profesionalitas
jabatan.
3. Whole of Government
Whole
of
Government
atau
disingkat
WoG
adalah
sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik (LAN RI, 2016).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan
aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Pentingnya WoG untuk
diterapkan dalam pemerintahan saat ini. Pertama, karena adanya faktor
eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintah yang lebih baik. Juga adanya perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks. Kedua,
karena adanya faktor internal yaitu ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat adanya nuansa kompetisi natar sektor pembangunan.
WoG
sebagai pendekatan
yang
dilakukan
pemerintah
untuk
mendukung fungsi penting dan utama instansi pemerintah yaitu sebagai
perangkat pemberi pelayanan. Pelayan yang diberikan harus memenuhi
level atau kualitas yang diharapkan oleh masyarakat umum. Terutama
untuk menghadapi masyarakat yang semakin maju dan persaingan
global yang ketat. Pendekatan WoG dapat dilakukan baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal, diantaranya:
a. penguatan koordinasi antar lembaga;
b. membentuk lembaga koordinasi khusus;
c. membentuk gugus tugas; dan
d. koalisi sosial.
Praktek
WoG
dalam
pelayanan
31
publik
dilakukan
dengan
menyatukan seluruh
sektor
yang
terkait
dengan
pelayanan
publik.
Pertama, pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan yang
menghasilkan
berbagai
produk
dokumen
resmi
yang
dibutuhkan
masyarakat. Praktek WoG dalam jenis pelayanan administrasi dapat dilihat
dalam praktek-praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu
seperti PTSP atau kantor SAMSAT. Kedua, pelayanan jasa, yaitu
pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan,
dan lainnya. Ketiga, pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan
barang yang dibutuhkan warga masyarakat misalnya jalan, perumahan,
jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lainnya. Keempat, pelayanan
regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan
perundang-unndagan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat. Adapun pola pelayanan publik dibedakan dalam 5
(lima) macam pola pelayanan yaitu pola pelayanan teknis fungsional, pola
pelayanan satu atap, pola pelayanan satu pintu, pola pelayanan terpusat,
dan pola pelayanan elektronik.
D. Tinjauan Umum tentang Penyehat Tradisional (Hatra) dan Jamu
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris,
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat. Sedangkan Penyehat Tradisional adalah setiap
orang yang melakukan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris yang
pengetahuan dan keterampilannya diperoleh melalui pengalaman turun
temurun atau pendidikan non formal.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional empiris harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
32
a. Dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya secara
empiris, dan digunakan secara rasional;
b. Tidak bertentangan dengan norma agama dan norma yang berlaku di
masyarakat;
c. Tidak
bertentangan
dengan
program
pemerintah
dalam
upaya
disebabkan
oleh
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Konsep pelayanan kesehatan tradisional meliputi:
a. Adanya
gangguan
kesehatan
individu
ketidakseimbangan unsur fisik, mental, spiritual, sosial, dan budaya;
b. Manusia memiliki kemampuan berdadaptasi dan penyembuhan diri
sendiri (self healing); dan
c. Penyehatan dilakukan dengan pendekatan holistik (menyeluruh) dan
menggunakan
menyeimbangkan
pendekatan
kembali
alamiah
antara
yang
kemampuan
bertujuan
adaptasi
untuk
dengan
gangguan kesehatan.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris mempunyai ciri khas meliputi:
a. Asal budaya;
b. Prosedur penetapan kondisi kesehatan Klien;
c. Kondisi kesehatan Klien;
d. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Empiris; dan
e. Menggunakan alat dan teknologi kesehatan tradisional empiris yang
sesuai dengan keilmuannya.
Asal budaya sebagaimana dimaksud memiliki arti bahwa pelayanan
kesehatan tradisional berasal dari tradisi budaya asli yang turun temurun
dari suatu masyarakat tertentu.
Cara Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris meliputi:
a. Keterampilan;
b. Ramuan; dan
c. Kombinasi dengan memadukan antara penggunaan ramuan dan
keterampilan.
Dalam pasal 15 ayat 2 disebutkan bahwa “Dalam penggunaan
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan mengutamakan
ramuan Indonesia.
33
2. Jamu
Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu, telah
digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga
kesehatan dan mengatasi berbagai penyakit sejak berabad-abad yang lalu
jauh sebelum era Majapahit. Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari
bahan tumbuh–tumbuhan, hewan dan mineral dan sediaan galeniknya atau
campuran bahan–bahan tersebut yang belum dibekukan dan dipergunakan
dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman.
Manfaat jamu sangat luas digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit seperti: amandel, asam urat, batuk, bisul, biduran, bronkitis,
cacingan, campak, demam, diabetes, diare, disfungsi ereksi, epilepsi, gagal
ginjal, gatal-gatal, gusi berdarah, hepatitis, influenza, jerawat, kanker,
keputihan, maag, malaria, mimisan, osteoporosis, pegal linu, radang,
sariawan, TB paru, wasir, dan lain-lain (Dalimartha dan Adrian, 2013).
Jamu terbuat dari bahan alami contohnya tumbuhan. Dari sejumlah
besar tumbuhan, beberapa spesies yang banyak sebagai bahan jamu
adalah jahe (Zingiberaceae), kunyit (Curcuma domestica), lengkuas
(Languas galanga), kencur (Kaempferia galanga), lempuyang pahit
(Zingiber amaricans), lempuyung wangi (Zingiber aromaticum), temulawak
(Curcuma xanthorrhiza), dan jahe (Zingiber officinale) (Beers, 2013).
34
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. DEMOGRAFI
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada
satu atau bagian wilayah kecamatan.
Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
Secara geografis UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I terletak ± 4
km di sebelah timur laut Pusat pemerintahan Kabupaten Cilacap (7 derajat
42' 20,71 Lintang Selatan dan 109 derajat 01' 44.48 Bujur Timur), dan
berada
pada
jantung
kota
Kabupaten
Cilacap,
sehingga
sering
mendapatkan perhatian baik dari kalangan pejabat, LSM atau kaum
intelektual yang berkunjung atau tinggal di ibukota Kabupaten Cilacap.
35
Batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah barat: berbatasan dengan wilayah UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah II (Kelurahan Donan)
b. Sebelah utara: berbatasan dengan Kecamatan Cilacap Utara
c. Sebelah timur dan selatan: berbatasan dengan Kecamatan Cilacap
Selatan
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I ± 916.465 km 2 atau
sekitar 1,39% luas Kabupaten Cilacap (1.281.115 km2), yang meliputi 3
kelurahan yaitu: Lomanis, Sidanegara, Gunungsimping.
2. SARANA PRASARANA PUSKESMAS
a. USAHA KESEHATAN MASYARAKAT
1) Kesehatan Ibu dan Anak
2) Promosi Kesehatan
3) Gizi
4) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
5) Kesehatan Lingkungan
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. USAHA KESEHATAN PERORANGAN
1) Pelayanan kesehatan umum rawat jalan
2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) Pelayanan KIA, KB, imunisasi
4) Pelayanan kesehatan anak (MTBS)
5) Pelayanan laboratorium
6) Pelayanan kefarmasian
7) Layanan komprehensif berkesinambungan HIV/AIDS dan TB
8) Konseling kesehatan
9) Pelayanan gawat darurat
c. USAHA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
1) Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
2) Posyandu Lansia
3) Program layanan penyakit kronis (Prolanis)
4) Usaha Kesehatan Kerja (UKK)
36
d. SARANA PENUNJANG PELAYANAN DI UPTD PUSKESMAS
1) BP Umum
2) BP Gigi
3) BP KIA / KB
4) Puskesmas Pembantu Lomanis
5) BP Sidanegara
6) Ruang Tindakan dan Gawat Darurat (RTGD)
7) EKG
8) Oksigen
9) Ambulan
e. TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS
Sumber daya manusia di UPTD Puskesmas terdiri atas tenaga
kesehatan dan tenaga penunjang (non tenaga kesehatan). Jenis dan
jumlah tenaga
kesehatan
dan tenaga non
kesehatan
dihitung
berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah
pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja.
Jenis tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas paling sedikit terdiri
atas: dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian.
Tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika
profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan
dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan
kesehatan dirinya dalam bekerja.
Sumber Daya Manusia (SDM) UPTD Puskesmas Cilacap Tengah
I terdapat 42 orang dengan perincian sebagai berikut ini:
1) Dokter Umum
(2 orang)
2) Dokter Gigi
(1 orang)
3) Perawat
(9 orang)
37
4) Perawat Gigi
(2 orang)
5) Bidan
(10 orang)
6) Tenaga Kefarmasian
a) Apoteker
(1 orang)
b) D3 Farmasi
(2 orang)
7) Kesehatan Masyarakat
(1 orang)
8) Gizi
(1 orang)
9) Kesehatan Lingkungan
(2 orang)
10) Umum
(10 orang)
3. VISI, MISI, DAN TATA NILAI ORGANISASI
Visi, Misi, dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah sebagai
berikut:
a. Visi
“Menjadi UPTD Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan prima
di bidang kesehatan, menuju masyarakat Cilacap Tengah yang sehat.”
b. Misi
1) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang profesional dan
bertanggung jawab.
3) Mengoptimalkan SDM dan sarana prasarana pelayanan kesehatan
yang dimiliki.
4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, LSM dan swasta dalam
penanganan masalah kesehatan.
5) Melakukan penyesuaian organisasi secara terus menerus untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
c. Tata Nilai
“OKE”
O = Optimal dalam pelayanan masyarakat
K = Kerja sama, selalu menjalin kerja sama dengan lintas program
dan lintas sektor
E = Efisien dalam pelayanan (cepat, tepat dan akurat)
38
d. Budaya Kerja
1) Malu terlambat masuk kantor.
2) Malu tidak ikut apel/upacara.
3) Malu sering tidak masuk kerja.
4) Malu minta izin kerja.
5) Malu meninggalkan meja kerja tanpa alasan dinas.
6) Malu bekerja tanpa program.
7) Malu pulang sebelum waktunya.
8) Malu bekerja tanpa pertanggungjawaban.
9) Malu pekerjaan terbengkalai.
10) Malu berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap.
39
4. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
40
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor:
139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka
Kreditnya, Dokter adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan.
Tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan ada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran
serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada
masyarakat. Rincian Kegiatan Dokter Pertama, yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
41
21. Membuat catatan Medik rawat jalan;
22. Membuat catatan Medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana.
C. Role Model
Dalam kegiatan aktualisasi ini, penulis memiliki tokoh yang menjadi
inspirasi yaitu Sri Rahayu, SKM.MM selaku Kepala Puskesmas Cilacap Tengah I. Beliau merupakan seorang pemimpin yang religius, ramah, pekerja
keras, berdedikasi tinggi, memiliki semangat yang besar menjadi yang terbaik
42
dalam segala hal, serta tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan kedisiplinan.
Selama menjalankan tugasnya, beliau selalu disiplin, gesit, transparan dan tak pernah mengeluh. Kepedulian beliau pada lingkungan sekitar yang
beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang berintegritas
dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan sehari-hari terutama
Nasionalisme sila pertama dengan rutin mengadakan pengajian di puskesmas.
Hal-hal tersebut yang mengilhami penulis menjadikan beliau sebagai role
model.
43
BAB IV
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA
Rancangan aktualisasi merupakan dokumen pembelajaran aktualisasi
yang dihasilkan penulis dari Pelatihan Dasar CPNS Golongan III. Dalam
rancangan aktualisasi ini terdiri atas tahapan:
1. pengidentifikasian, penyusunan dan penetapan isu atau permasalahan
yang terjadi dan harus segera dipecahkan;
2. pengajuan gagasan pemecahan isu/masalah dengan menyusunnya dalam
daftar rencana kegiatan, tahapan kegiatan, dan output kegiatan;
3. pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan
substansi mata pelatihan yaitu pelayanan publik, Whole of Government,
dan manajemen ASN yang mendasari kegiatan baik secara langsung
maupun tidak langsung;
4. pendeskripsian rencana pelaksanaan kegiatan yang didasari aktualisasi
nilai-nilai dasar PNS dan kontribusi hasil kegiatan; serta
5. pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata pelatihan
terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan terhadap
nilai-nilai organisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis selama 30 hari
kerja mulai tanggal 29 Oktober 2019 sampai dengan 19 November 2019 di
UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I. Rancangan kegiatan aktualisasi disajikan
secara rinci dalam tabel 4.1. berikut ini:
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja
: UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
Identifikasi isu
: 1. Belum adanya FMEA (Failure Mode Effect
Analysis).
2. Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional
(Hatra).
44
3. Kurang
optimalnya
pelaporan
insiden
keselamatan pasien.
4. Belum optimalnya kegiatan K3.
5. Kurangnya ruang/tempat penyimpanan berkas
rekam medik
Isu yang diangkat
: Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional
(Hatra).
Judul/Gagasan
: Upaya Peningkatan Kepuasan Pelanggan Melalui
Pemecahan Isu
Kegiatan “JAMUKU” di UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I
Kegiatan
Pemecahan Isu
: Kegiatan “JAMUKU”
1. Membuat perencanaan kegiatan “JAMUKU”.
2. Menyusun materi edukasi tentang jamu bersama
Pelaksana Hatra.
3. Membuat poster tentang jamu.
4. Membuat brosur tentang jamu dan kegiatan
“JAMUKU”.
5. Memberikan jamu siap minum seminggu sekali
kepada pasien dan pengunjung.
6. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan
pengunjung berkaitan tentang jamu dari resep
sampai khasiatnya.
45
NO.
1
1.
KEGIATAN
2
Membuat
perencanaan
kegiatan
“JAMUKU”.
Sumber
kegiatan:
Inovasi.
TAHAPAN KEGIATAN
3
1. Menghadap kepala
puskesmas untuk berkonsultasi dan
menentukan tanggal
pertemuan lebih lanjut.
OUTPUT
4
Adanya
Kegiatan
“JAMUKU”
Adanya
persetujuan
atasan.
NILAI DASAR
5
1. Saya berkonsultasi dengan
atasan mengenai kegiatan
kreatif “JAMUKU” untuk
meningkatkan kepuasan
pelanggan dengan
mengedepankan sikap
santun dan ramah (Etika
Publik).
2. Saat berkonsultasi, saya
menjelaskan ide kegiatankegiatan “JAMUKU” tersebut
dengan detail. Saya
menerapkan nilai
Akuntabilitas (Kejelasan).
3. Selama saya berkonsultasi,
saya menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan
benar.
Nasionalisme: Sila ke 3
46
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Kegiatan ini
mendukung
perwujudan visi
menjadi Puskesmas
yang mampu
memberikan
pelayanan prima di
bidang kesehatan,
menuju masyarakat
Cilacap tengah yang
Sehat, serta misi
pertama yaitu
mengembangkan pelayanan kesehatan
yang meliputi
kegiatan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
Kegiatan ini
menguatkan
nilai-nilai
organisasi
yakni optimal,
kerjasama,
dan efisien.
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
1
2
3
OUTPUT
4
2. Membuat
undangan Adanya
pertemuan
undangan
perencanaan kegiatan pertemuan
“JAMUKU”
perencanaan
kegiatan
“JAMUKU”.
NILAI DASAR
5
1. Sebelum menentukan
tanggal pertemuan, saya
menghubungi Pelaksana
Penyehat Tradisional (Hatra)
dan Penanggung Jawab
UKM Pengembangan secara
informal untuk menanyakan
jadwal kosong sembari
menyampaikan sedikit
informasi mengenai kegiatan
“JAMUKU” sebagai bentuk
kepedulian saya kepada
rekan-rekan kerja saya agar
jadwal kegiatan tidak
mengganggu
kepentingan/tugas pokok
masing-masing
(Nasionalisme (sila ke-2)).
2. Saya berkoordinasi pula
dengan Koordinator Ruang
Aula untuk memperoleh
kejelasan bisakah saya
47
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
memakai Ruang Aula pada
waktu yang ditentukan. Saya
menerapkan nilai
Akuntabilitas (Kejelasan).
3. Saya mengundang semua
pihak yang terlibat secara
tanpa terkecuali yaitu Kepala
Puskesmas, Penanggung
jawab UKM Pengembangan,
Pelaksana Hatra, dan
Pelaksana Promosi
Kesehatan (Promkes). Saya
menerapkan nilai Adil
(Antikorupsi).
1. Saya membuka pertemuan
diawali dengan berdoa
bersama berdasarkan agama
dan kepercayaan masingmasing. Saya menerapkan
nilai Nasionalisme (Sila ke1).
2. Saya memimpin pertemuan,
3. Mengadakan rapat
koordinasi bersama
Kepala Puskesmas,
Penanggung Jawab
UKM Pengembangan,
Pelaksana Hatra,
Koordinator Promosi
Kesehatan (Promkes)
Adanya daftar
hadir dan hasil
pertemuan.
48
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
dan Koordinator Unit
Pendaftaran
merencanakan
Kegiatan “JAMUKU”.
4
NILAI DASAR
3.
4.
4. Mendokumentasikan
kegiatan brainstorming.
Dokumentasi.
1.
2.
49
5
saya menerapkan nilai
Akuntabilitas
(Kepemimpinan).
Dihasilkannya sebuah
kesepakatan yang akan
disepakati bersama sebagai
sebuah inovasi menunjukkan
penerapan nilai Komitmen
Mutu.
Membuat keputusan
berdasarkan prinsip keahlian
 Etika Publik
Mendokumentasikan
kegiatan secara nyata agar
dapat menjadi bukti yang
dapat
dipertanggungjawabkan
merupakan perwujudan
Akuntabilitas.
Hasil dokumentasi merekam
kegiatan yang
mencerminkan sikap dan
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
4
2.
Menyusun
materi
edukasi
tentang jamu
bersama
Pelaksana
Hatra dan
Koordinator
Promosi
Kesehatan
(Promkes).
Sumber
kegiatan:
Inovasi.
1. Konsultasi
atasan
Adanya Buku
Panduan yang
berisi materimateri edukasi
tentang jamu
lengkap dari
resep hingga
khasiatnya.
dengan Mendapatkan
ijin atasan untuk membuat
materi edukasi
tentang jamu.
NILAI DASAR
5
suasana kekeluargaan 
Nasionalisme (Sila ke-5)
3. Hasil dokumentasi merekam
hasil kerja keras tim
(Antikorupsi).
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Kegiatan ini
mendukung
perwujudan visi yaitu
menjadi Puskesmas
yang mampu
memberikan
pelayanan prima di
bidang kesehatan,
1. Saya hadir tepat waktu sesuai menuju masyarakat
dengan waktu yang ditentukan Cilacap tengah yang
sebagai komitmen saya untuk Sehat, serta misi ke-2
yaitu
disiplin.
mengembangkan
Anti Korupsi: Disiplin
pelayanan kesehatan
2. Melakukan diskusi dengan
yang profesional dan
mengedapankan etika dan
bertanggung jawab.
sopan santun serta
profesionalitas merupakan
50
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
Kegiatan ini
menguatkan
nilai-nilai
organisasi
yakni optimal,
kerjasama,
dan efisien.
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
4
NILAI DASAR
3.
4.
2. Mengumpulkan
referensi tentang jamu.
Terkumpul
referensi untuk
dijadikan
rujukan dalam
menyusun
Buku Panduan.
1.
2.
3.
51
5
perwujudan nilai Etika
Publik.
Saat konsultasi, saya
menjelaskan garis besar
buku panduan materi edukasi
tentang jamu (Akuntabilitas:
kejelasan)
Adanya musyawarah
mencapai tujuan bersama
merupakan perwujudan
Nasionalisme (sila ke 4)
Saya bekerja keras
mengumpulkan bahan-bahan
referensi (Antikorupsi (Kerja
Keras))
Dalam mengumpulkan
referensi ditetapkan batas
waktu (deadline), saya
menerapkan disiplin waktu
(Etika Publik).
Saya mengumpulkan
referensi tentang jamu
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
4
NILAI DASAR
4.
3. Menyusun Buku
Panduan Edukasi
tentang Jamu
Adanya
Panduan
Edukasi
tentang Jamu.
1.
2.
3.
52
5
dengan penuh tanggung
jawab (Akuntabilitas).
Mengumpulkan referensi
tentang jamu berkaitan
dengan aktivitas/rencana aksi
yang akan dilaksanakan,
menunjukkan adanya
pertanggungjawaban mutu
 Komitmen Mutu.
Saya bermusyawarah
dengan Pelaksana Hatra
mengenai isi dari Panduan
Edukasi tentang Jamu.
Nasionalisme: Sila ke 4
Ada tujuan yang ditetapkan
dalam merancang Panduan
Edukasi tentang Jamu, saya
bekerja secara efektif untuk
mencapai tujuan tersebut
(Komitmen Mutu
(Efektivitas)).
Saya mencantumkan sumber
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
referensi pada daftar pustaka
sebagai bentuk
penghargaan terhadap
karya orang lain dan
menghindari plagiasi.
Etika Publik: menghargai
karya orang lain, tidak
melakukan plagiasi.
1. Panduan Edukasi tentang
Jamu merupakan inovasi di
UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I (Komitmen Mutu
(Inovasi)).
2. Saya berkomunikasi dan
berkonsultasi dengan
atasan, saya menerapkan
nilai dasar Etika Publik.
3. Pengoreksian/penelaahan
kembali menunjukkan bahwa
dalam membuat Buku
Panduan bertujuan agar
dapat memenuhi standar
4. Buku Panduan Edukasi
dikoreksi/ditelaah
kembali oleh atasan
langsung (Kepala
Puskesmas) untuk
kemudian direvisi
sesuai arahan dan
diberlakukan di
lingkungan UPTD
Puskesmas Cilacap
Tengah I.
Adanya SK
Pemberlakuan
dan Buku
Panduan yang
telah disetujui.
53
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
4
3.
Membuat
poster tentang
jamu.
Sumber
kegiatan:
Inovasi.
1. Konsultasi dengan atasan
Adanya poster
yang memuat
info grafis
tentang jamu.
Adanya
persetujuan
dari atasan
tentang
kegiatan
membuat
poster tentang
jamu.
NILAI DASAR
5
kelayakan (Komitmen Mutu:
Orientasi Mutu).
1. Saya konsultasi dengan
atasan mengenai Membuat
poster tentang dengan
santun dan sopan.
Etika Publik: Santun
2. Saya mengajukan kegiatan
kepada atasan dengan
penuh tanggung jawab.
Akuntabilitas: Tanggung jawab
3. Saya disiplin hadir
menghadap atasan sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
Anti Korupsi : Disiplin
4. Adanya musyawarah
54
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Kegiatan ini
mendukung
perwujudan visi yaitu
menjadi Puskesmas
yang mampu
memberikan
pelayanan prima di
bidang kesehatan,
menuju masyarakat
Cilacap tengah yang
Sehat, serta misi ke-3
yaitu mengoptimalkan
SDM dan sarana
prasarana pelayanan
kesehatan yang
dimiliki.
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
Kegiatan ini
menguatkan
nilai-nilai
organisasi
yakni
Optimal,
Kerjasama,
dan Efisien
(OKE).
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
mencapai tujuan bersama
merupakan perwujudan
Nasionalisme (sila ke 4).
1. Saya koordinasi dengan
Pelaksana Hatra untuk
menginspirasi dan mendorong kinerja Pelaksana
Hatra untuk ikut juga dalam
membuat inovasi di UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah
I.
Etika Publik:
Mengutamakan pencapaian
hasil dan mendorong kinerja
pegawai
2. Saya membuat poster
tentang jamu sebagai bentuk
kepedulian saya untuk
membumikan kembali jamu
sebagai obat tradisional
Indonesia.
Nasionalisme: Sila ke 2
2. Membuat rancangan
desain dan Isi poster
tentang jamu.
Adanya
rancangan
desain dan isi
poster tentang
jamu.
55
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
4
NILAI DASAR
3.
3. Memasukkan
rancangan poster ke
percetakan.
Adanya poster
siap pasang.
1.
2.
3.
4. Memasang poster
Adanya poster
1.
56
5
Saya membuat poster
tentang jamu unuk meningkatkan kapasitas dan keahlian saya sebagai tenaga
kesehatan.
Akuntabilitas: Keseimbangan
Saya memakai jasa
percetakan yang paling
murah untuk mencetak
poster namun hasil baik.
Antikorupsi: Sederhana.
Poster menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan
benar.
Nasionalisme: Sila ke-3
Pembuatan poster tentang
jamu merupakan langkah
inovatif yang belum pernah
dilakukan  Komitmen
Mutu
Saya memasang poster di
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
1
2
4.
TAHAPAN KEGIATAN
3
tentang jamu.
Membuat
brosur
tentang jamu
dan kegiatan
“JAMUKU”.
Sumber
kegiatan:
Inovasi.
1. Konsultasi dengan atasan
OUTPUT
4
yang terpasang
di papan
informasi UPTD
Puskesmas
Cilacap Tengah
I.
Adanya brosurbrosur yang
berisi informasiinformasi
tentang jamu
dan/atau
kegiatan
“JAMUKU”.
Mendapatkan
ijin atasan untuk membuat
brosur tentang
NILAI DASAR
5
tempat yang mudah dilihat
dengan jelas oleh pasien
atau pengunjung.
Akuntabilitas: Kejelasan
2. Saya mencetak dan
memasang poster supaya
penyampaian edukasi
kepada pasien dan/atau
pengunjung bisa lebih
efektif (Komitmen Mutu).
1. Saya konsultasi dengan
atasan mengenai pembuatan
brosur dengan
mengedepankan sikap
57
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Kegiatan ini
mendukung
perwujudan visi yaitu
menjadi Puskesmas
yang mampu
memberikan
pelayanan prima di
bidang kesehatan,
menuju masyarakat
Cilacap tengah yang
Sehat, serta misi
pertama yaitu
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
Kegiatan ini
menguatkan
nilai-nilai
organisasi
yakni optimal,
kerjasama,
dan efisien.
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
1
2
3
OUTPUT
4
jamu dan
kegiatan
“JAMUKU”.
NILAI DASAR
2.
3.
2. Membuat desain dan
isi brosur tentang jamu
dan kegiatan
“JAMUKU”.
Adanya desain
dan isi brosur
tentang jamu
dan kegiatan
“JAMUKU”.
1.
2.
58
5
santun dan ramah.
Etika Publik: Santun
Selama saya berkonsultasi,
saya menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan
benar.
Nasionalisme: Sila ke-3
Saya disiplin hadir
menghadap Kepala Puskesmas sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Anti Korupsi: Disiplin
Saya memimpin
musyawarah dengan
Pelaksana Hatra mengenai
desain dan isi dari brosur.
Akuntabilitas:
Kepemimpinan
Saya menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama dengan
Pelaksana Hatra.
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
mengembangkan
pelayanan kesehatan
yang meliputi
kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
Etika Publik:
Menghargai komunikasi
konsultasi, dan kerjasama
3. Saya membuat desain dan isi
brosur dengan teliti dan
menggunakan bahasa yang
mudah dipahami pasien agar
meningkatkan kepuasan
pasien terhadap pelayanan
informasi tentang jamu
maupun jadwal kegiatan.
Komitmen mutu: orientasi
mutu
Saya memakai jasa percetakan
yang paling murah untuk
mencetak poster namun hasil
baik.
Antikorupsi: Sederhana.
1. Saya membagikan brosur
dengan adil.
Nasionalisme: Sila ke-5
2. Saya membuat brosur
3. Memasukkan
rancangan brosur ke
percetakan.
Adanya brosur
tentang jamu
dan kegiatan
“JAMUKU”.
4. Membagikan brosur
tentang jamu dan
kegiatan “JAMUKU”.
Pasien
dan/atau
pengunjung
memperoleh
59
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
1
2
3
5. Memberikan penjelasan mengenai isi
brosur kepada pasien
atau pengunjung.
OUTPUT
4
brosur dan
tersedia pula
brosur yang
bisa diambil.
Pasien dan
pengunjung
memperoleh
informasi.
NILAI DASAR
5
tentang jamu dan kegiatan
“JAMUKU”merupakan suatu
inovasi di UPTD Puskesmas
Cilacap Tengah I.
Komitmen Mutu: Inovasi
3. Saya mengadakan tempat
menyimpan brosur agar
masyarakat mudah
mendapatkan pelayanan informasi tentang jamu dan
kegiatan “JAMUKU” sebagai
tanggung jawab profesi saya
Akuntabilitas: Tanggung jawab
1. Saya memberikan informasi
isi brosur dengan jelas.
Akuntabilitas: Kejelasan
2. Saya menjelaskan isi brosur
kepada pasien dan
pengunjung untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian saya.
60
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
4
5.
Memberikan
jamu
siap
minum
seminggu
sekali kepada
pasien
dan
pengunjung.
Sumber
kegiatan:
Perintah
Atasan
1. Berkoordinasi dengan
Pelaksana Hatra untuk
merancang menu
mingguan.
Meningkatnya
kepuasan
pelanggan
karena
mendapat
pelayanan
tambahan
seminggu
sekali.
Tersusunnya
daftar menu
mingguan
beserta
resepnya.
NILAI DASAR
5
Akuntabilitas: Keseimbangan
3. Saya dalam memberikan informasi dengan tidak membeda-bedakan pasien atau
pengunjung.
Nasionalisme: Sila ke 2
1. Adanya menu jamu gratis
mingguan merupakan
sesuatu yang baru di UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I
untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
61
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Kegiatan ini
mendukung
perwujudan visi yaitu
“Menjadi Puskesmas
yang mampu
memberikan
pelayanan prima di
bidang kesehatan,
menuju masyarakat
Cilacap Tengah yang
sehat”, serta misi
pertama yaitu
“Mengembangkan
pelayanan kesehatan
yang meliputi
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
Kegiatan ini
menguatkan
nilai
organisasi
yaitu “Optimal
dalam
pelayanan
masyarakat”.
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
1
2
3
4
NILAI DASAR
2.
3.
2. Berkoordinasi dengan
pembuat jamu.
Adanya jamu
yang akan
dibagikan
kepada pasien
dan
pengunjung.
1.
2.
62
5
Komitmen Mutu: Inovatif
Dalam berkoordinasi
dilakukan dengan
bertingkah laku/tutur kata
yang baik sesuai dengan
tata krama yang berlaku.
Etika Publik: kesopanan.
Saya bersama Pelaksana
Hatra dan Koordinator
Promkes bekerja keras
dengan penuh ketekunan
merancang menu mingguan.
Antikorupsi: Kerja Keras.
Pembuatan jamu
dipercayakan kepada
pembuat jamu yang sudah
diketahui amanah.
Etika Publik: Amanah.
Koordinasi dilakukan
sehingga pembuat jamu
memiliki gambaran yang
jelas tentang apa yang
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan
rehabilitatif.”
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
Akuntabilitas: Kejelasan.
3. Meskipun pembuatan jamu
dipercayakan kepada orang
lain, namun saya tetap
bertanggung jawab
memastikan bahwa
pembuatan jamu berjalan
lancar dan sesuai rencana.
Antikorupsi: Tanggung
Jawab.
1. Saya berperan sebagai
pimpinan yang memberikan
instruksi kepada Urusan
Umum dalam hal teknis
kegiatan serta persiapan
sarana-prasarana yang
dibutuhkan.
Akuntabilitas:
Kepemimpinan.
2. Saya berkoordinasi dengan
3. Berkoordinasi dengan
Urusan Umum.
Tersedianya
pojok jamu.
63
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
Urusan Umum secara
mandiri.
Antikorupsi: kemandirian.
3. Dalam melakukan koordinasi
saya melakukan
komunikasi, konsultasi,
dan kerja sama 2 (dua)
arah. (Etika Publik)
1. Dalam membagikan jamu
kepada pasien dan
pengunjung tidak memihak
kepada siapapun.
Etika Publik: Netralitas.
2. Pembuatan jamu tidak
membutuhkan biaya yang
tinggi, secara tidak langsung
saya mengedukasi pasien
dan pengunjung untuk
menjalani gaya hidup
sederhana dan dibiasakan
untuk tidak hidup boros.
Antikorupsi: Sederhana.
4. Membagikan
gratis sesuai
mingguan.
jamu Sebagian besar
menu pasien dan
pengunjung
mendapat jamu
secara cumacuma.
64
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
3. Dalam membagikan jamu
saya memberikan perhatian
yang tulus terhadap
kebutuhan pasien dan
pengunjung.
Komitmen mutu: Empati.
6.
Memberikan
pengetahuan
kepada
pasien
dan
pengunjung
berkaitan
1. Bersama
Pelaksana
tentang jamu
Hatra dan Koordinator
dari
resep
Promosi
Kesehatan
sampai
(Promkes) menyiapkan
khasiatnya.
materi dan/atau alat
peraga.
Sumber
kegiatan:
SKP.
Bertambahnya
pengetahuan
pasien
dan/atau
pengunjung.
Adanya materi
edukasi
dan/atau
alat
peraga.
1. Saya mengutamakan
kepemimpinan berkualitas
tinggi (Etika Publik).
2. Saya melakukan koordinasi
dengan Pelaksana Hatra
mencerminkan nilai sila ke-4
musyawarah untuk
mufakat (Nasionalisme).
3. Dalam menyusun materi sosialisasi, saya mencari sumber informasi yang relevan
65
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Kegiatan ini
mendukung
perwujudan visi yaitu
“Menjadi Puskesmas
yang mampu
memberikan
pelayanan prima di
bidang kesehatan,
menuju masyarakat
Cilacap Tengah yang
sehat”, serta misi ke3 yaitu
“Mengoptimalkan
SDM dan sarana
prasarana pelayanan
kesehatan yang
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
Kegiatan ini
menguatkan
nilai
organisasi
yaitu “Optimal
dalam
pelayanan
masyarakat”.
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
1
2
3
4
5
6
dan jelas.
Akuntabilitas: Kejelasan.
4. Saya bekerja keras
menyiapkan materi dan/atau
alat peraga  Antikorupsi
2. Menyiapkan soal
Soal
pretest Saya memperkenalkan diri
pretest dan posttest.
dan
posttest kepada pasien atau pengunjung
dengan santun dan menjelaskan
tersedia.
maksud dan tujuan pretest dan
posttest.
Etika Publik: Santun.
3. Pemberian pretest dan Hasil
pretest 1. Melakukan pretest dan postposttest.
dan posttest.
test untuk mengetahui
apakah pelatihan dapat
menambah pengetahuan
masyarakat sehingga
memunculkan nilai Orientasi
Mutu (Komitmen Mutu).
2. Saya melakukan koreksi
pretest dan posttest secara
objektif dan penuh
tanggung jawab
66
dimiliki.”
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
NO.
KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT
NILAI DASAR
1
2
3
4
5
(Akuntabilitas).
1. Melakukan
penyuluhan
medik merupakan salah satu
kegiatan
dokter
sesuai
Kepmenpan no. 139 Tahun
2003,
saya
memiliki
kemampuan
dalam
melaksanakan
kebijakan
dan program pemerintah
(Etika Publik).
2. Saya melakukan sosialisasi
dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Nasionalisme: Sila ke 3
3. Saya memberikan informasi
tentang jamu dari resep
sampai khasiatnya dengan
jelas.
Akuntabilitas:
Kejelasan
4. Bersama
Pelaksana
Hatra
memberikan
edukasi dari resep
sampai khasiatnya.
Peningkatan
pemahaman
masyarakat
mengenai
jamu.
67
Kontribusi terhadap
visi-misi organisasi
6
Penguatan
terhadap
nilai-nilai
organisasi
7
Tabel 4.2 Dampak Apabila Rancangan Kegiatan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Membuat perencanaan
Dampak Apabila Rancangan Kegiatan
Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
Tidak ada kegiatan “JAMUKU”, kegiatan
kegiatan “JAMUKU”.
aktualisasi/habituasi tidak berjalan.
Menyusun materi edukasi
Tidak ada buku panduan materi edukasi
tentang jamu bersama
yang dibakukan, menyulitkan penyusunan
Pelaksana Hatra.
materi penyuluhan.
Kegiatan
Membuat poster tentang jamu.
Tidak terjadi peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang jamu.
Membuat brosur tentang jamu
Tidak terjadi peningkatan pengetahuan
dan kegiatan “JAMUKU”.
masyarakat tentang jamu.
Memberikan jamu siap minum
Tidak ada perbaikan kepuasan pelanggan.
seminggu sekali kepada pasien
dan pengunjung.
68
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Oktober
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
31
30
29
Kegiatan
28
No.
Nov-19
Portofolio/Bukti Kegiatan
S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J
1.
2.
Kegiatan 1:
Membuat
perencanaan
kegiatan
“JAMUKU”.
Kegiatan 2:
Menyusun materi
edukasi tentang
jamu bersama
Pelaksana Hatra.
3.
Kegiatan 3:
Membuat poster
tentang jamu.
4.
Kegiatan 4:
Membuat brosur
tentang jamu dan
kegiatan
“JAMUKU”.
1. Foto/Video
Kegiatan
2. Undangan, absensi,
notulen
1. Foto/Video
Kegiatan
2. Buku Panduan
Edukasi “JAMUKU”
1. Foto/Video
Kegiatan
2. Poster
3. Nota
pemesanan
poster
1. Foto/Video
Kegiatan
2. Brosur-brosur
3. Nota pemesanan
brosur
69
Oktober
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
31
30
29
Kegiatan
28
No.
Nov-19
Portofolio/Bukti Kegiatan
S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J
5.
Kegiatan 5:
Memberikan jamu
siap minum
seminggu sekali
kepada pasien dan
pengunjung.
6.
Kegiatan 6:
Memberikan
penyuluhan
kepada pasien dan
pengunjung
berkaitan tentang
jamu dari resep
sampai khasiatnya.
Foto/Video Kegiatan
1. Foto/Video
Kegiatan
2. Materi penyuluhan
3. Soal dan lembar
jawab pretest dan
posttest.
4. Rekapitulasi hasil
pretest dan
posttest.
nb: Warna merah: hari Sabtu-Minggu
70
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
No.
1.
Kegiatan
Kendala yang
Antisipasi dan Strategi Menghadapi
mungkin Terjadi
Kendala
Membuat
Masing-masing
a. Berusaha mencari waktu, jika sulit
perencanaan
orang
yang
maka koordinasi dilakukan disela-
kegiatan
terlibat
sibuk
sela waktu pelayanan.
“JAMUKU”.
sehingga
tidak b. Berkoordinasi melalui whatsapp.
menemukan
waktu
untuk
berkoordinasi
secara langsung.
2.
Menyusun
Sulit bertemu.
Berkoordinasi menggunakan media
materi
whatsapp dan/atau email.
edukasi
tentang jamu
bersama
Pelaksana
Hatra.
3.
Membuat
Poster
poster
menarik.
kurang Meminta
masukan
dari
pihak
masukan
dari
pihak
percetakan.
tentang jamu.
4.
Membuat
Brosur
kurang Meminta
brosur
menarik.
percetakan.
a. Jamu tidak
1) Rutin melakukan check and re-
tentang jamu
dan kegiatan
“JAMUKU”
5.
Memberikan
jamu siap
minum
siap.
check persiapan kegiatan.
b. Pasien
2) Semua petugas
seminggu
dan/atau
mensosialisasikan/menginformasi
sekali
pengunjung
kan kepada pasien sejak
kepada
kurang
beberapa hari sebelumnya.
pasien dan
antusias.
pengunjung.
3) Berkoordinasi dengan Kepala
c. Sarana-
Puskesmas dan Urusan Umum
71
prasarana
menentukan lokasi “POJOK
tidak siap.
JAMU”.
d. Tempat/lokasi
kurang
kondusif.
6.
Memberikan
Petugas tidak di
Jika ada rencana kegiatan maka
penyuluhan
tempat/ada
kegiatan
kepada
kegiatan lain
dengan
pasien
dan yang tidak bisa
pengunjung
pemberian
sebelumnya.
ditinggalkan.
berkaitan
tentang jamu
dari
“JAMUKU”
resep
sampai
khasiatnya.
72
di-reschedule
informasi
BAB V
PENUTUP
Rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan
nilai-nilai dasar profesi PNS yang diperoleh oleh penulis selama kegiatan Latsar
CPNS Golongan III Angkatan CCLXXIII dalam menjalankan aktualisasi dan habituasi guna meningkatkan kepuasan pelanggan UPTD Puskesmas Cilacap
Tengah I dengan melakukan kegiatan “JAMUKU”.
Adapun isu yang ditemukan di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I adalah sebagai berikut:
1. Belum adanya FMEA (Failure Mode Effect Analysis) di UPTD Puskesmas
Cilacap Tengah I.
2. Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra).
3. Kurang optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien.
4. Belum optimalnya kegiatan K3.
5. Kurangnya ruang/tempat penyimpanan berkas rekam medik.
Isu yang diangkat setelah dianalisis menggunakan APKL dan USG adalah Belum optimalnya kegiatan Penyehat Tradisional (Hatra).di lingkungan kerja UPTD
Puskesmas Cilacap Tengah I.
Gagasan penyelesaian Isu yang kegiatan aktualisasi dan habituasi dilakukan
selama 30 hari kerja yaitu dengan melakukan kegiatan “JAMUKU” dengan rincian
kegiatan antara lain:
1. Membuat perencanaan kegiatan “JAMUKU”.
2. Menyusun materi edukasi tentang jamu bersama Pelaksana Hatra dan
Koordinator Promosi Kesehatan (Promkes).
3. Membuat poster tentang jamu.
4. Membuat brosur tentang jamu dan kegiatan “JAMUKU”.
5. Memberikan jamu siap minum seminggu sekali kepada pasien dan
pengunjung.
6. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan pengunjung berkaitan tentang
jamu dari resep sampai khasiatnya.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar
73
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.
Kegiatan-kegiatan tersebut juga dianalisis kemungkinan adanya kendala dan
hambatan. Rancangan aktualisasi ini, diharapkan mampu meningkatkan kinerja
peserta pelatihan dasar dalam menjalankan tugas dan fungsi di lingkungan unit
kerja.
74
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, M. K. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
139 Tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya. Jakarta:
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Indonesia, R. 2009. Undang-Undang No. 36 Tentang Kesehatan. Jakarta: Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manuasia.
Indonesia, R. 2014. Undang-Undang No. 5 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta:
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasi.
Indonesia, R. 2010. Peraturan Pemerintah No. 53 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta.
Indonesia, R. 2014. Undang-Undang No. 5 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta:
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasi.
Indonesia, R. 2014. Peraturan Pemerintah No. 103 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Pelayanan Publik (Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
75
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Manajemen Aparatur Sipil Negara (Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Whole of Government (Modul Pelatihan Dasar Calon PNS). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Indonesia, R. 2016 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Jakarta.
76
BIODATA PENULIS
a. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
2
Formasi Jabatan Dokter Umum
4
NIP
6
dr. Stefani Ranni Ardian
19840618 201902 2 002
Tempat dan
Cilacap, 18 Juni 1984
Tanggal Lahir
7
8
9
10
Alamat Rumah
Nomor
Telepon/Fak/Hp
Alamat Kantor
Nomor
Perum. Rinenggo Asri D2/32
Cilacap Utara
081329362342
UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I
(0282) 5504282
Telepon/Fax
11 Alamat e-mail
[email protected]
b. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah
Tahun
Jurusan
Lulus
SD MARIA IMMACULATA CILACAP
1994
SLTP NEGERI 1 CILACAP
1997
SMU NEGERI 1 CILACAP
2000
IPA
FAKULTAS KEDOKTERAN
2007
Pendidikan Dokter
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
(Profesi)
77
Download