HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GOUT ARTRITIS DI RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Imran Tumenggung e-mail: [email protected] ABSTRAK Penyakit gout artritis adalah salah penelitian yang digunakan adalah survei satu penyakit peradangan sendi yang analitik dengan rancangan case control ditandai study. Besar sampel sebanyak 42 orang dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di pasien. sekitar persendian. Salah satu faktor yang dengan menggunakan kuesioner. Analisis menyebabkan beresiko data menggunakan uji Chi square (X2dan terserang penyakit asam urat atau gout Odds Ratio (OR). Hasil uji statistik arthritis adalah pola makan (mencakup didapatakan bahwa pada α = 0,05, p value frekuensi makan, jenis makanan, dan = 0,04, X2 hitung lebih besar dari X2 tabel jumlah/porsi makan) tinggi purin. Hal (4,356 >3,481), dimana Ho ditolak dan Ha penting yang mempengaruhi penumpukan diterima. Nilai OR = 4, 136. Kesimpulan kristal adalah hiperurisemia dan saturasi dalam penelitian ini terdapat hubungan jaringan antara tubuh seseorang terhadap asam urat. Pengumpulan pola makan data dengan dilakukan kejadian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyakit gout arthritis. Pasien dengan pola hubungan pola makan dengan kejadian makan tidak baik berisiko 4,1 kali lebih penyakit gout artritis di RSUD Toto besar mengalami penyakit gout artritis. Kabila Kabupaten Bone Bolango. Jenis Kata Kunci : pola makan, gout artritis. Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 1 RELATIONSHIP BETWEEN EATING PATTERN AND GOUT ARTHRITIS IN TOTO KABILA HOSPITAL OF BONE BOLANGO DISTRICT By : Imran Tumenggung e-mail: [email protected] ABSTRACT Gout arthritis is a type of joint A number of 42 people were used as inflamations which can be recognised by research sample. The data was collected accumulation of monosodium crystals by both inside and outside the joints. One of analysis of the data was Chi square test risk factors is eating pattern including (X2and Odds Ratio (OR). using questionnaire. Meanwhile, frequency, types and amount of foods Results: by using α = 0,05, p value = high in purin. The important thing that 0,04, X2 countmore thanX2 table (4,356 affects >3,481),therefore, Howas rejected and the crystal accumulation is hyperurecemia and body tissues saturation of uric acid. This research Hawas accepted with OR = 4, 136. Conclusion: aimed to there is significant explore relationship between eating pattern and relationship between eating pattern and gout arthritis. Patient who has imbalance gout arthtitis in Toto Kabila Hospital of eating pattern is 4,1 times likely to suffer Bone Bolango District by using analitic from gout arthritis. survey method with case control study design. Keywords: eating pattern, gout arthritis. . 2 Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 dikenal bahkan sejak zaman Yunani kuno PENDAHULUAN Meningkatnya taraf hidup (Karyadi, 2002). masyarakat terutama di negara maju dan Hiperurisemia atau lebih di kenal kota besar membawa perubahan pada pola dengan meningkatnya kadar asam urat di hidup individu. Perubahan pola hidup dalam tersebut disertai pula perubahan pola gangguan kinetik asam urat. Asam urat penyakit yang ada, terutama pada penyakit terbentuk yang berhubungan dengan gaya hidup makanan yang banyak mengandung purin. sesorang. Kondisi tersebut mengubah pola Jika pola makan kita tidak diubah maka kejadian penyakit yang pada awalnya kadar asam urat dalam darah yang didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi, berlebihan namun sekarang bergeser pada penyakit- penumpukan kristal asam urat. Apabila penyakit degeneratif dan metabolik yang kristal berada dalam cairan sendi maka makin meningkat. akan menyebabkan peradangan sendi atau Pengaruh modernisasi dalam darah, adalah jika suatu kita penyakit mengkonsumsi akan menimbulkan penyakit gout (Carter, 2006). perubahan pola makan dan gaya hidup Orang dewasa memiliki risiko juga berperan bagi timbulnya penyakit terkena penyakit degeneratif lebih besar degeneratif yang menyerang kelompok dibandingkan dengan orang yang lebih usia dewasa. Gaya hidup ini didukung muda. Hal ini disebabkan karena sudah dengan makin berkembangnya restoran ausnya dan outlet makanan siap santap, makanan penumpukan selingan/cemilan juga menjadi kebiasaan tubuh. Salah satu penyakit yang sering bagi sebagian masyarakat. Salah satu diderita penyakit yang dipengaruhi oleh perubahan Berdasarkan data dari pola makan adalah penyakit gout artritis Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, yang diakibatkan oleh tingginya kadar terjadi peningkatan penderita gout dari asam urat di dalam darah (hiperurisemia). tahun ke tahun dan adanya kecenderungan Penyakit gout yang berkaitan dengan diderita pada usia yang semakin muda. peninggian asam urat tidak begitu populer, Data sebagian menyebutnya penyakit gout paling banyak diderita pada meskipun golongan usia 30-50 tahun yang masih “penyakit orang asam hanya urat”, jaringan tubuh zat-zat orang tersebut atau yang dewasa karena merugikan adalah gout. Rumah Sakit menunjukkan bahwa sebenarnya penyakit ini sudah lama Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 3 tergolong dalam kelompok usia produktif (Uripi et all, 2002 dalam Budianti, 2008). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi Dewasa ini didapatkan peningkatan penyakit sendi berdasar diagnosis nakes di insidens dan prevalensi gout di dunia. Indonesia 11,9 persen dan berdasarkan Diperkirakan paling sedikit satu persen diagnosis warga di negara Barat menderita gout Prevalensi berdasarkan diagnosis nakes (Kumala, di tertinggi di Bali (19,3%), diikuti Aceh Indonesia masih belum diketahui secara (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua pasti. Namun, dari hasil penelitian yang (15,4%). dilakukan di Jawa Tengah dan di Sulawesi berdasarkan diagnosis nakes atau gejala Selatan tertinggi 2010). Insidens gout menunjukkan penderita atau gejala Prevalensi di 24,7 persen. penyakit Nusa Tenggara sendi Timur hiperurisemia cukup tinggi. Di Jawa (33,1%), diikuti Jawa Barat (32,1%), dan Tengah didapatkan 27% laki-laki dan Bali (30%), sedangkan di Gorontalo 11,7% wanita, sedangkan di Sulawesi (17,7%) (Balitbangkes, 2013). Selatan 10% laki-laki dan 4% wanita Berdasarkan survei awal yang mengalami hiperurisemia (Karyadi, 2002). dilakukan oleh penulis pada tanggal 12 Prevalensi asam urat cenderung Februari 2015 di ruang rekam medik meningkat dimasa yang akan datang dan Rumah Sakit Toto Kabila Kabupaten telah memasuki usia semakin muda yaitu Bone Bolango didapatkan bahwa pasien usia produktif yang nantinya berdampak penyakit gout arthritis yang menjalani pada penurunan produktivitas kerja.Jika rawat tidak diatasi, gangguan asam urat ini komplikasi sangat Untuk Berdasarkan data yang diambil 2 tahun mengatasinya dapat dilakukan dengan berturut-turut yaitu tahun 2013 sebanyak mengkonsumsi obat-obatan. Selain itu, 86 pasien dan tahun 2014 sebanyak 101 pengaturan pasien. mengganggu pola aktivitas. makan dapat pula dijadikan pilihan untuk mengatasi masalah inap dan setiap rawat tahun jalan tanpa meningkat. Berdasarkan uraian di atas penulis asam urat. Menu makanan perlu diatur tertarik sedemikian rupa agar penderita lebih hubungan pola makan banyak mengkonsumsi makanan dengan penyakit gout arthritis pada pasien di kandungan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone nukleotida (Rahmawati, 2010). 4 purin rendah untuk meneliti apakah ada dengan kejadian Bolango. Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 Tujuan penelitian ini adalah: 1) gout artritis berdasarkan gambaran klinis Mengidentifikasi pola makan pada pasien dan hasil laboratorium asam urat darah, gout Menganalisis sedangkan pasien bukan penderita gout hubungan pola makan dengan kejadian artritis adalah pasien rawat inap penyakit penyakit gout arthritis di RSUD Toto dalam yang didiagnosa dokter menderita Kabila Kabupaten Bone Bolango. penyakit lain selain gout artritis. arthritis, dan 2) Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan Bolango pada bulan Juni 2015. Sampel pada penelitian ini adalah survey analitik yang menjadi responden dalam penelitian dengan menggunakan rancangan case ini adalah pasien dewasa yang dirawat di control study, di mana peneliti ingin Bagian Penyakit Dalam. Besar sampel 42 melihat hubungan antara variabel bebas orang, terdiri dari pasien gout arthritis yaitu pola makan dengan variabel terikat (rawat inap dan rawat jalan) sebanyak 17 yaitu kejadian penyakit gout arthritis orang, dan pasien bukan gout arthritis dengan menggunakan kelompok kasus (rawat inap) sebanyak 25 orang. Penarikan (pasien gout arthritis) dan kelompok sampel kontrol (pasien bukan gout arthritis), sampling. kemudian menggunakan kuesioner untuk mengukur masing-masing kelompok diidentifikasi. menggunakan Pengumpulan accidental data pola makan, sedangkan kejadian penyakit Pola makan adalah karakteristik gout arthritis atau bukan gout arthritis dari kegiatan yang berulang kali dari berdasarkan diagnosa penyakit oleh dokter individu dalam memenuhi kebutuhannya yang tertera pada status pasien. akan makanan, kebutuhan Analisis data dalam penelitian ini fisiologis, sosial dan emosionalnya dapat adalah: 1) Analisis univariat untuk terpenuhi. Pola makan tidak baik apabila menggambarkan pola makan pasien pasien sering mengkonsumsi makanan dan kejadian penyakit gout arthritis tinggi purin, sedangkan pola makan baik menggunakan apabila mengkonsumsi frekuensi, dan 2) Analisis bivariat makanan tinggi purin. Pasien gout artritis untuk menguji hubungan antara pola adalah pasien rawat inap dan rawat jalan makan dengan kejadian penyakit gout yang didiagnosa oleh dokter menderita arthritis menggunakan uji Chi-square pasien sehingga jarang Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 tabel distribusi 5 (X²), dan melihat besarnya faktor risiko pola makan terhadap kejadian penyakit gout arthritis Gambaran Umum Sampel/Responden 1. Umur dengan Gambaran menggunakan Odds Ratio (OR). distribusi umur responden di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat HASIL PENELITIAN pada tabel berikut: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Umur Responden 21 – 40 41 – 60 >60 Jumlah N 7 20 15 42 Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak adalah pada umur 41 - 60 tahun yaitu sebanyak 20 orang (47,6 %) dan terendah pada umur 21 – 40 tahun % 16,7 47,6 35,7 100 2. Jenis Kelamin Hasil penelitian yang diperoleh mengenai jenis kelamin responden di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango adalah sbb: yaitu sebanyak 7 orang (16,7%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Jenis Kelamin N % Laki-Laki 25 59,5 Perempuan 17 40,5 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak adalah jenis kelamin laki- 3. Tingkat Pendidikan Hasil penelitian yang diperoleh mengenai tingkat pendidikan laki yaitu sebanyak 25 orang (59,5 %), responden di RSUD Toto Kabila sedangkan Kabupaten Bone Bolango adalah sbb : responden perempuan sebanyak 17 orang (40,5 %). 6 Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pasien Di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi (PT) Jumlah Berdasarkan tabel N 24 10 6 2 42 3 menunjukan bahwa jumlah responden tertinggi Analisis Univariat 1. Pola Makan adalah tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 24 orang (57,1 %) dan terendah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 2 orang (4,8 %). % 57,1 23,8 14,3 4,8 100 Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pola makan responden di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango adalah sbb : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pola Makan Pasien Di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Pola Makan N % Baik Tidak Baik Jumlah 18 24 42 42,9 57,1 100 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa jumlah responden 2. Status Penyakit Responden Distribusi terbanyak adalah mereka yang pola berdasarkan makannya tidak baik yaitu sebanyak pasien/responden 24 orang (57,1 %) dan pola makan Kabila baiksebanyak 18 orang (42,9 %). adalah sbb : Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 responden status Kabupaten di penyakit RSUD Bone Toto Bolango 7 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Status Pasien Di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Status Pasien N % Gout Arthritis 17 40,5 Tidak Gout Arthritis 25 59,5 Jumlah 42 100 Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa jumlah pasien yang menjadi responden Analisis Bivariat adalah Hasil penelitian yang diperoleh penderita penyakit gout artritis yaitu mengenai hubungan pola makan dengan sebanyak 17 orang (40,5 %) sebagai kejadian penyakit gout arttritis pada kelompok penderita pasien/responden di RSUD Toto Kabila penyakit selain gout artritis yaitu Kabupaten Bone Bolango.dapat dilihat sebanyak 25 orang (59,5 %) sebagai pada tabel 6 berikut ini. kasus dan kelompok kontrol. Tabel 6 Distribusi Kumulatif Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Gout Artritis Di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Status Pasien Gout Tidak Artritis Gout Artritis N % N % N % Tidak Baik 13 54,2 11 45,8 24 100 Baik 4 22,2 14 77,8 18 100 Pola Makan X2 p value Total OR 4,356 4,136 0,04 Total 17 40,5 25 59,5 42 100 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan menderita penyakit gout arthritis, dan bahwa dari 24 pasien dengan pola makan sebanyak 14 orang (77,8%) menderita tidak bail sebanyak 13 orang (54,2%) penyakit selain gout artritis. menderita gout artritis, dan sebanyak 11 Setelah dilakukan uji statistik Chi orang (45,8%) menderita penyakit selain Square didapatkan bahwa ada hubungan gout artritis. Pasien dengan pola makan antara yang baik penyakit gout arthritis di RSUD Toto 8 hanya 4 orang (22,2%) pola makan dengan kejadian Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 Kabila Kabupaten Bone Bolango dimana 2 daging dan hidangan laut dalam makanan didapatkan X hitung = 4,356 pada taraf sehari-harinya dapat meningkatkan risiko siknifikansi α = 0,05, derajat kebebasan gout sebesar 1,41 dan 1,51 kali, berturut- (df) = 1, dan X2 tabel = 3,481. Nilai turut. signifikansi (p value) 0.04 < 0.05 dan X2 Penelitian Setyoningsih (2009) hitung >X2 tabel, berarti H0 ditolak dan Ha tentang faktor-faktor yang berhubungan diterima, maka dapat disimpulkan bahwa dengan ada hubungan yang signifikan antara pola pasien rawat jalan di RSUP Dr. Kariadi makan dengan kejadian penyakit gout Semarang, diperoleh hasil bahwa faktor arthritis. asupan purin mempunyai hubungan yang kejadian hiperurisemia pada Nilai Odds Ratio menunjukkan nilai paling erat dengan kejadian hiperurisemia 4,136, artinya bahwa mereka yang pola (OR= 10,054). Penelitian sebelumnya oleh makannya tidak baik berisiko 4,1 kali Hensen dan Putra (2007) pada masyarakat untuk menderita penyakit gout arthritis Kecamatan dari pada mereka yang pola makannya menunjukkan adanya hubungan antara baik. konsumsi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 17 orang pasien Ubud purin di Bali dengan juga kejadian hiperurisemia dengan nilai p = 0,001. yang Menurut Rahmawati (2010), salah menderita gout artritis (kelompok kasus), satu faktor yang menyebabkan seseorang sebagian besar yaitu 13 orang (76,5%) beresiko pola makannya tidak baik. Demikian pula urat/gout arthritis adalah pola makan dari 24 responden dengan pola makan (mencakup tidak baik sebagian besar menderita gout makanan, artritis yaitu sebanyak 13 orang (54,2%). Asupan makanan yang masuk kedalam Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tubuh juga mempengaruhi kadar asam urat produksi asam urat meningkat akibat dalam darah. Makanan yang tinggi zat asupan eksogen yang berlebih dapat purin akan diubah menjadi asam urat. disebabkan tingginya asupan makanan Makanan yang mengandung purin tinggi yang kaya akan purin seperti daging dan umumya menghasilkan urin yang bersifat hidangn laut. Choi dkk. (2004) dalam asam dan meningkatkan ekskresi asam Kumala (2010), dari hasil penelitiannya urat melalui urin. Purin yang tinggi menunjukkan bahwa tingginya asupan terdapat pada jeroan dan sea food, seperti Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 terserang frekuensi dan penyakit makan, jumlah/porsi asam jenis makan). 9 udang, cumi, kerang, kepiting, dan ikan mempunyai teri. pemeriksaan penatalaksanaan hiperurisemia dan gout. laboratorium kadar asam urat terlalu Pembatasan asupan purin dan bir, minum tinggi, maka perlu diperhatikan adalah susu skim segelas perhari serta penurunan makanan dan minuman yang dikonsumsi berat badan telah direkomendasikan oleh dan menghindari makanan dan minuman para pakar untuk menurunkan insidens yang memicu naiknya asam urat. dan kekambuhan pirai. Di samping itu, Apabila Pola hasil makan mempengaruhi peran penting dalam dilaporkan bahwa penurunan berat badan, terjadinya penyakit gout arthritis, oleh pembatasan karena itu diperlukan pengaturan diet atau karbohidrat, dengan meningkatkan asupan pengaturan menu makanan yang bertujuan protein dan lemak tak jenuh secara untuk mengurangi pembentukan asam proporsional urat, menurunkan berat badan apabila penatalaksanaan gout dari aspek gizi penderita (Kumala, 2010). terlalu gemuk, serta asupan juga kalori merupakan dan upaya mempertahankan berat badan dalam batas normal. Untuk mencapai tujuan tersebut, KESIMPULAN DAN SARAN harus syarat Kesimpulan harus 1. Sebagian besar pola makan pasien gout memenuhi pemberian beberapa makanan yang mencukupi kebutuhan zat gizi (Yenrina artritis dan Krisnatuti, 2009). Kabupaten Bone Bolango adalah pola Sebagian faktor risiko di RSUD Toto Kabila makan tidak baik. hiperurisemia dan gout berkaitan dengan 2. Ada hubungan pola makan dengan pola/gaya hidup dan faktor gizi. Gout kejadian penyakit gout artritis di RSUD merupakan gangguan metabolik, yang Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango, secara bermakna dipengaruhi faktor-faktor di mana pasien yang pola makannya berkaitan dengan gizi. Penelitian yang tidak baik berisiko 4,136 kali menderita telah dilakukan menunjukkan modifikasi penyakit gout arttritis. terintegrasi gaya hidup dan gizi merupakan elemen yang penting dalam strategi penatalaksanaan gout sesuai dengan strategi penatalakasanaan pada penyakit kronik. Oleh karena itu, gizi 10 Saran 1. Bagi rumah sakit, perlu memberikan penyuluhan dan konseling gizi bagi pasien terutama pasien-pasien dengan Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 penyakit yang ada kaitanyya dengan masalah asupan zat-zat gizi. 2. Bagi pasien dan keluarganya, agar lebih memperhatikan dan menjalankan pola makan yang baik serta memperhatikan makanan yang bisa dikonsumsi dan tidak bisa dikonsumsi oleh penderita penyakit gout arthritis. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, 2006, Penuntun Diet Edsi Baru. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Budianti, Alfinda, 2008, Status Gizi Dan Riwayat Kesehatan Sebagai Determinan Hiperurisemi, Program Studi Gizi Masyarakat Dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, http://repository.ipb.ac.id/bitstream /handle/123456789/1298/A08abu. pdf;jsessionid=A6529A08F733446 9C8F4BF02000F8A0F?sequence= 5. (Diakses 6 Januari 2015). Budiarto, 2001, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC, Jakarta. Balitbangkes, 2013, Data Riset Kesehtan Dasar Republik Indonesia Tahun 2013. Kemenkes RI. Carter, Michael A. 2006. Gout (dalam Buku Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, Vol. 2, Editor Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson), EGC, Jakarta. Hensen & Putra, T.R. 2007. Hubungan Konsumsi Purin dengan Hiperurisemia pada Suku Bali di Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015 Daerah Pariwisata Pedesaan. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Unud/RS Sanglah. http://download.portalgaruda. orgarticle.phparticle/131268val/92 7.pdf, diakses 27 Juni 2015. Karyadi, Elvina, 2002. Hidup Bersama Hipertensi, Asam Urat, Jantung Koroner. PT Intisari Mediatama, Jakarta. Kumala, M. 2010. Peran Gizi Dalam Penatalaksanaan Hiperurisemia dan Pirai, Damianus Journal of Medicine, Vol.9, No.2, Juni 2010. Pratiwi, F Vestita, 2013, Gambaran Kejadian Asam Urat (Gout) Berdasarkan Kegemukan Dan Konsumsi Makanan (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember). Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. http://repository.unej.ac.id/bitstre am/handle/123456789/24626/ AB%20%28330%29_1.pdf?sequ ence=1, diakses 30 januari 2015. Rahmawati, Sita, 2010, Menu Sehat Asam Urat. PT Pustaka Insan Madani, Anggoya IKAPI: Yogyakarta. Rekam Medik RSUD Toto Kabila, 20132014. Data Pasien Penyakit Gout Arthritis. RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Setyoningsih, Rini, 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperurisemia pada Pasien Rawat Jalan di RSUP DR. Kariadi Semarang, Artikel Penelitian. 11 http://eprints.undip.ac.id/252341 237/ G2C005301.pdf, diakses 27 Juni 2015. 12 Yendrina, R dan Krisnatuti Diah, 2009, Diet Sehat Untuk Penderita Asam Urat. Penebar Swadaya, Bogor. Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015