Uploaded by User96168

12-21-3-PB (1)

advertisement
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GOUT ARTRITIS DI
RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO
Oleh :
Imran Tumenggung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penyakit gout artritis adalah salah
penelitian yang digunakan adalah survei
satu penyakit peradangan sendi yang
analitik dengan rancangan case control
ditandai
study. Besar sampel sebanyak 42 orang
dengan
penumpukan
kristal
monosodium urat di dalam ataupun di
pasien.
sekitar persendian. Salah satu faktor yang
dengan menggunakan kuesioner. Analisis
menyebabkan
beresiko
data menggunakan uji Chi square (X2dan
terserang penyakit asam urat atau gout
Odds Ratio (OR). Hasil uji statistik
arthritis adalah pola makan (mencakup
didapatakan bahwa pada α = 0,05, p value
frekuensi makan, jenis makanan, dan
= 0,04, X2 hitung lebih besar dari X2 tabel
jumlah/porsi makan) tinggi purin. Hal
(4,356 >3,481), dimana Ho ditolak dan Ha
penting yang mempengaruhi penumpukan
diterima. Nilai OR = 4, 136. Kesimpulan
kristal adalah hiperurisemia dan saturasi
dalam penelitian ini terdapat hubungan
jaringan
antara
tubuh
seseorang
terhadap
asam
urat.
Pengumpulan
pola
makan
data
dengan
dilakukan
kejadian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penyakit gout arthritis. Pasien dengan pola
hubungan pola makan dengan kejadian
makan tidak baik berisiko 4,1 kali lebih
penyakit gout artritis di RSUD Toto
besar mengalami penyakit gout artritis.
Kabila Kabupaten Bone Bolango. Jenis
Kata Kunci : pola makan, gout artritis.
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
1
RELATIONSHIP BETWEEN EATING PATTERN AND GOUT ARTHRITIS IN
TOTO KABILA HOSPITAL OF BONE BOLANGO DISTRICT
By :
Imran Tumenggung
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Gout arthritis is a type of joint
A number of 42 people were used as
inflamations which can be recognised by
research sample. The data was collected
accumulation of monosodium crystals
by
both inside and outside the joints. One of
analysis of the data was Chi square test
risk factors is eating pattern including
(X2and Odds Ratio (OR).
using
questionnaire.
Meanwhile,
frequency, types and amount of foods
Results: by using α = 0,05, p value =
high in purin. The important thing that
0,04, X2 countmore thanX2 table (4,356
affects
>3,481),therefore, Howas rejected and
the
crystal
accumulation
is
hyperurecemia and body tissues saturation
of uric acid.
This
research
Hawas accepted with OR = 4, 136.
Conclusion:
aimed
to
there
is
significant
explore
relationship between eating pattern and
relationship between eating pattern and
gout arthritis. Patient who has imbalance
gout arthtitis in Toto Kabila Hospital of
eating pattern is 4,1 times likely to suffer
Bone Bolango District by using analitic
from gout arthritis.
survey method with case control study
design.
Keywords: eating pattern, gout arthritis.
.
2
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
dikenal bahkan sejak zaman Yunani kuno
PENDAHULUAN
Meningkatnya
taraf
hidup
(Karyadi, 2002).
masyarakat terutama di negara maju dan
Hiperurisemia atau lebih di kenal
kota besar membawa perubahan pada pola
dengan meningkatnya kadar asam urat di
hidup individu. Perubahan pola hidup
dalam
tersebut disertai pula perubahan pola
gangguan kinetik asam urat. Asam urat
penyakit yang ada, terutama pada penyakit
terbentuk
yang berhubungan dengan gaya hidup
makanan yang banyak mengandung purin.
sesorang. Kondisi tersebut mengubah pola
Jika pola makan kita tidak diubah maka
kejadian penyakit yang pada awalnya
kadar asam urat dalam darah yang
didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi,
berlebihan
namun sekarang bergeser pada penyakit-
penumpukan kristal asam urat. Apabila
penyakit degeneratif dan metabolik yang
kristal berada dalam cairan sendi maka
makin meningkat.
akan menyebabkan peradangan sendi atau
Pengaruh
modernisasi
dalam
darah,
adalah
jika
suatu
kita
penyakit
mengkonsumsi
akan
menimbulkan
penyakit gout (Carter, 2006).
perubahan pola makan dan gaya hidup
Orang
dewasa
memiliki
risiko
juga berperan bagi timbulnya penyakit
terkena penyakit degeneratif lebih besar
degeneratif yang menyerang kelompok
dibandingkan dengan orang yang lebih
usia dewasa. Gaya hidup ini didukung
muda. Hal ini disebabkan karena sudah
dengan makin berkembangnya restoran
ausnya
dan outlet makanan siap santap, makanan
penumpukan
selingan/cemilan juga menjadi kebiasaan
tubuh. Salah satu penyakit yang sering
bagi sebagian masyarakat. Salah satu
diderita
penyakit yang dipengaruhi oleh perubahan
Berdasarkan data dari
pola makan adalah penyakit gout artritis
Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta,
yang diakibatkan oleh tingginya kadar
terjadi peningkatan penderita gout dari
asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
tahun ke tahun dan adanya kecenderungan
Penyakit gout yang berkaitan dengan
diderita pada usia yang semakin muda.
peninggian asam urat tidak begitu populer,
Data
sebagian
menyebutnya
penyakit gout paling banyak diderita pada
meskipun
golongan usia 30-50 tahun yang masih
“penyakit
orang
asam
hanya
urat”,
jaringan
tubuh
zat-zat
orang
tersebut
atau
yang
dewasa
karena
merugikan
adalah
gout.
Rumah Sakit
menunjukkan
bahwa
sebenarnya penyakit ini sudah lama
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
3
tergolong dalam kelompok usia produktif
(Uripi et all, 2002 dalam Budianti, 2008).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas)
tahun
2013,
prevalensi
Dewasa ini didapatkan peningkatan
penyakit sendi berdasar diagnosis nakes di
insidens dan prevalensi gout di dunia.
Indonesia 11,9 persen dan berdasarkan
Diperkirakan paling sedikit satu persen
diagnosis
warga di negara Barat menderita gout
Prevalensi berdasarkan diagnosis nakes
(Kumala,
di
tertinggi di Bali (19,3%), diikuti Aceh
Indonesia masih belum diketahui secara
(18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua
pasti. Namun, dari hasil penelitian yang
(15,4%).
dilakukan di Jawa Tengah dan di Sulawesi
berdasarkan diagnosis nakes atau gejala
Selatan
tertinggi
2010).
Insidens
gout
menunjukkan
penderita
atau
gejala
Prevalensi
di
24,7
persen.
penyakit
Nusa
Tenggara
sendi
Timur
hiperurisemia cukup tinggi. Di Jawa
(33,1%), diikuti Jawa Barat (32,1%), dan
Tengah didapatkan 27% laki-laki dan
Bali (30%), sedangkan di Gorontalo
11,7% wanita, sedangkan di Sulawesi
(17,7%) (Balitbangkes, 2013).
Selatan 10% laki-laki dan 4% wanita
Berdasarkan
survei
awal
yang
mengalami hiperurisemia (Karyadi, 2002).
dilakukan oleh penulis pada tanggal 12
Prevalensi asam urat cenderung
Februari 2015 di ruang rekam medik
meningkat dimasa yang akan datang dan
Rumah Sakit Toto Kabila Kabupaten
telah memasuki usia semakin muda yaitu
Bone Bolango didapatkan bahwa pasien
usia produktif yang nantinya berdampak
penyakit gout arthritis yang menjalani
pada penurunan produktivitas kerja.Jika
rawat
tidak diatasi, gangguan asam urat ini
komplikasi
sangat
Untuk
Berdasarkan data yang diambil 2 tahun
mengatasinya dapat dilakukan dengan
berturut-turut yaitu tahun 2013 sebanyak
mengkonsumsi obat-obatan. Selain itu,
86 pasien dan tahun 2014 sebanyak 101
pengaturan
pasien.
mengganggu
pola
aktivitas.
makan
dapat
pula
dijadikan pilihan untuk mengatasi masalah
inap
dan
setiap
rawat
tahun
jalan
tanpa
meningkat.
Berdasarkan uraian di atas penulis
asam urat. Menu makanan perlu diatur
tertarik
sedemikian rupa agar penderita lebih
hubungan pola makan
banyak mengkonsumsi makanan dengan
penyakit gout arthritis pada pasien di
kandungan
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone
nukleotida
(Rahmawati, 2010).
4
purin
rendah
untuk
meneliti
apakah
ada
dengan kejadian
Bolango.
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
Tujuan penelitian ini adalah: 1)
gout artritis berdasarkan gambaran klinis
Mengidentifikasi pola makan pada pasien
dan hasil laboratorium asam urat darah,
gout
Menganalisis
sedangkan pasien bukan penderita gout
hubungan pola makan dengan kejadian
artritis adalah pasien rawat inap penyakit
penyakit gout arthritis di RSUD Toto
dalam yang didiagnosa dokter menderita
Kabila Kabupaten Bone Bolango.
penyakit lain selain gout artritis.
arthritis,
dan
2)
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
Bolango pada bulan Juni 2015. Sampel
pada penelitian ini adalah survey analitik
yang menjadi responden dalam penelitian
dengan menggunakan rancangan case
ini adalah pasien dewasa yang dirawat di
control study, di mana peneliti ingin
Bagian Penyakit Dalam. Besar sampel 42
melihat hubungan antara variabel bebas
orang, terdiri dari pasien gout arthritis
yaitu pola makan dengan variabel terikat
(rawat inap dan rawat jalan) sebanyak 17
yaitu kejadian penyakit gout arthritis
orang, dan pasien bukan gout arthritis
dengan menggunakan kelompok kasus
(rawat inap) sebanyak 25 orang. Penarikan
(pasien gout arthritis) dan kelompok
sampel
kontrol (pasien bukan gout arthritis),
sampling.
kemudian
menggunakan kuesioner untuk mengukur
masing-masing
kelompok
diidentifikasi.
menggunakan
Pengumpulan
accidental
data
pola makan, sedangkan kejadian penyakit
Pola makan adalah karakteristik
gout arthritis atau bukan gout arthritis
dari kegiatan yang berulang kali dari
berdasarkan diagnosa penyakit oleh dokter
individu dalam memenuhi kebutuhannya
yang tertera pada status pasien.
akan
makanan,
kebutuhan
Analisis data dalam penelitian ini
fisiologis, sosial dan emosionalnya dapat
adalah: 1) Analisis univariat untuk
terpenuhi. Pola makan tidak baik apabila
menggambarkan pola makan pasien
pasien sering mengkonsumsi makanan
dan kejadian penyakit gout arthritis
tinggi purin, sedangkan pola makan baik
menggunakan
apabila
mengkonsumsi
frekuensi, dan 2) Analisis bivariat
makanan tinggi purin. Pasien gout artritis
untuk menguji hubungan antara pola
adalah pasien rawat inap dan rawat jalan
makan dengan kejadian penyakit gout
yang didiagnosa oleh dokter menderita
arthritis menggunakan uji Chi-square
pasien
sehingga
jarang
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
tabel
distribusi
5
(X²), dan melihat besarnya faktor
risiko pola makan terhadap kejadian
penyakit
gout
arthritis
Gambaran Umum Sampel/Responden
1. Umur
dengan
Gambaran
menggunakan Odds Ratio (OR).
distribusi
umur
responden di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat
HASIL PENELITIAN
pada tabel berikut:
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Umur Responden Di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Umur Responden
21 – 40
41 – 60
>60
Jumlah
N
7
20
15
42
Berdasarkan tabel 1 menunjukan
bahwa jumlah responden terbanyak
adalah pada umur 41 - 60 tahun yaitu
sebanyak 20 orang (47,6 %) dan
terendah pada umur 21 – 40 tahun
%
16,7
47,6
35,7
100
2. Jenis Kelamin
Hasil
penelitian
yang
diperoleh mengenai jenis kelamin
responden di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango adalah sbb:
yaitu sebanyak 7 orang (16,7%).
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Jenis Kelamin
N
%
Laki-Laki
25
59,5
Perempuan
17
40,5
Jumlah
42
100
Berdasarkan
tabel
2
menunjukan bahwa jumlah responden
terbanyak
adalah jenis kelamin laki-
3. Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian yang diperoleh
mengenai
tingkat
pendidikan
laki yaitu sebanyak 25 orang (59,5 %),
responden di RSUD Toto Kabila
sedangkan
Kabupaten Bone Bolango adalah sbb :
responden
perempuan
sebanyak 17 orang (40,5 %).
6
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pasien Di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Tingkat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi (PT)
Jumlah
Berdasarkan
tabel
N
24
10
6
2
42
3
menunjukan bahwa jumlah responden
tertinggi
Analisis Univariat
1. Pola Makan
adalah tingkat pendidikan
SD yaitu sebanyak 24 orang (57,1 %)
dan terendah Perguruan Tinggi yaitu
sebanyak 2 orang (4,8 %).
%
57,1
23,8
14,3
4,8
100
Hasil penelitian yang diperoleh
mengenai pola makan responden di
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone
Bolango adalah sbb :
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pola Makan Pasien Di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Pola Makan
N
%
Baik
Tidak Baik
Jumlah
18
24
42
42,9
57,1
100
Berdasarkan
tabel
4
menunjukan bahwa jumlah responden
2. Status Penyakit Responden
Distribusi
terbanyak adalah mereka yang pola
berdasarkan
makannya tidak baik yaitu sebanyak
pasien/responden
24 orang (57,1 %) dan pola makan
Kabila
baiksebanyak 18 orang (42,9 %).
adalah sbb :
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
responden
status
Kabupaten
di
penyakit
RSUD
Bone
Toto
Bolango
7
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Status Pasien Di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Status Pasien
N
%
Gout Arthritis
17
40,5
Tidak Gout Arthritis
25
59,5
Jumlah
42
100
Berdasarkan
tabel
5
menunjukan bahwa jumlah pasien
yang
menjadi
responden
Analisis Bivariat
adalah
Hasil penelitian yang diperoleh
penderita penyakit gout artritis yaitu
mengenai hubungan pola makan dengan
sebanyak 17 orang (40,5 %) sebagai
kejadian penyakit gout arttritis pada
kelompok
penderita
pasien/responden di RSUD Toto Kabila
penyakit selain gout artritis yaitu
Kabupaten Bone Bolango.dapat dilihat
sebanyak 25 orang (59,5 %) sebagai
pada tabel 6 berikut ini.
kasus
dan
kelompok kontrol.
Tabel 6
Distribusi Kumulatif Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Gout
Artritis Di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
Status Pasien
Gout
Tidak
Artritis
Gout Artritis
N
%
N
%
N
%
Tidak Baik
13
54,2
11
45,8
24
100
Baik
4
22,2
14
77,8
18
100
Pola Makan
X2
p value
Total
OR
4,356
4,136
0,04
Total
17 40,5
25
59,5
42
100
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan menderita penyakit gout arthritis, dan
bahwa dari 24 pasien dengan pola makan
sebanyak 14 orang (77,8%) menderita
tidak bail sebanyak 13 orang (54,2%)
penyakit selain gout artritis.
menderita gout artritis, dan sebanyak 11
Setelah dilakukan uji statistik Chi
orang (45,8%) menderita penyakit selain
Square didapatkan bahwa ada hubungan
gout artritis. Pasien dengan pola makan
antara
yang baik
penyakit gout arthritis di RSUD Toto
8
hanya
4
orang (22,2%)
pola
makan
dengan
kejadian
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
Kabila Kabupaten Bone Bolango dimana
2
daging dan hidangan laut dalam makanan
didapatkan X hitung = 4,356 pada taraf
sehari-harinya dapat meningkatkan risiko
siknifikansi α = 0,05, derajat kebebasan
gout sebesar 1,41 dan 1,51 kali, berturut-
(df) = 1, dan X2 tabel = 3,481. Nilai
turut.
signifikansi (p value) 0.04 < 0.05 dan X2
Penelitian
Setyoningsih
(2009)
hitung >X2 tabel, berarti H0 ditolak dan Ha
tentang faktor-faktor yang berhubungan
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan
ada hubungan yang signifikan antara pola
pasien rawat jalan di RSUP Dr. Kariadi
makan dengan kejadian penyakit gout
Semarang, diperoleh hasil bahwa faktor
arthritis.
asupan purin mempunyai hubungan yang
kejadian
hiperurisemia
pada
Nilai Odds Ratio menunjukkan nilai
paling erat dengan kejadian hiperurisemia
4,136, artinya bahwa mereka yang pola
(OR= 10,054). Penelitian sebelumnya oleh
makannya tidak baik berisiko 4,1 kali
Hensen dan Putra (2007) pada masyarakat
untuk menderita penyakit gout arthritis
Kecamatan
dari pada mereka yang pola makannya
menunjukkan adanya hubungan antara
baik.
konsumsi
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa
dari
17
orang
pasien
Ubud
purin
di
Bali
dengan
juga
kejadian
hiperurisemia dengan nilai p = 0,001.
yang
Menurut Rahmawati (2010), salah
menderita gout artritis (kelompok kasus),
satu faktor yang menyebabkan seseorang
sebagian besar yaitu 13 orang (76,5%)
beresiko
pola makannya tidak baik. Demikian pula
urat/gout arthritis adalah pola makan
dari 24 responden dengan pola makan
(mencakup
tidak baik sebagian besar menderita gout
makanan,
artritis yaitu sebanyak 13 orang (54,2%).
Asupan makanan yang masuk kedalam
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
tubuh juga mempengaruhi kadar asam urat
produksi asam urat meningkat akibat
dalam darah. Makanan yang tinggi zat
asupan eksogen yang berlebih dapat
purin akan diubah menjadi asam urat.
disebabkan tingginya asupan makanan
Makanan yang mengandung purin tinggi
yang kaya akan purin seperti daging dan
umumya menghasilkan urin yang bersifat
hidangn laut. Choi dkk. (2004) dalam
asam dan meningkatkan ekskresi asam
Kumala (2010), dari hasil penelitiannya
urat melalui urin. Purin yang tinggi
menunjukkan bahwa tingginya asupan
terdapat pada jeroan dan sea food, seperti
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
terserang
frekuensi
dan
penyakit
makan,
jumlah/porsi
asam
jenis
makan).
9
udang, cumi, kerang, kepiting, dan ikan
mempunyai
teri.
pemeriksaan
penatalaksanaan hiperurisemia dan gout.
laboratorium kadar asam urat terlalu
Pembatasan asupan purin dan bir, minum
tinggi, maka perlu diperhatikan adalah
susu skim segelas perhari serta penurunan
makanan dan minuman yang dikonsumsi
berat badan telah direkomendasikan oleh
dan menghindari makanan dan minuman
para pakar untuk menurunkan insidens
yang memicu naiknya asam urat.
dan kekambuhan pirai. Di samping itu,
Apabila
Pola
hasil
makan
mempengaruhi
peran
penting
dalam
dilaporkan bahwa penurunan berat badan,
terjadinya penyakit gout arthritis, oleh
pembatasan
karena itu diperlukan pengaturan diet atau
karbohidrat, dengan meningkatkan asupan
pengaturan menu makanan yang bertujuan
protein dan lemak tak jenuh secara
untuk mengurangi pembentukan asam
proporsional
urat, menurunkan berat badan apabila
penatalaksanaan gout dari aspek gizi
penderita
(Kumala, 2010).
terlalu
gemuk,
serta
asupan
juga
kalori
merupakan
dan
upaya
mempertahankan berat badan dalam batas
normal. Untuk mencapai tujuan tersebut,
KESIMPULAN DAN SARAN
harus
syarat
Kesimpulan
harus
1. Sebagian besar pola makan pasien gout
memenuhi
pemberian
beberapa
makanan
yang
mencukupi kebutuhan zat gizi (Yenrina
artritis
dan Krisnatuti, 2009).
Kabupaten Bone Bolango adalah pola
Sebagian
faktor
risiko
di
RSUD
Toto
Kabila
makan tidak baik.
hiperurisemia dan gout berkaitan dengan
2. Ada hubungan pola makan dengan
pola/gaya hidup dan faktor gizi. Gout
kejadian penyakit gout artritis di RSUD
merupakan gangguan metabolik, yang
Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango,
secara bermakna dipengaruhi faktor-faktor
di mana pasien yang pola makannya
berkaitan dengan gizi. Penelitian yang
tidak baik berisiko 4,136 kali menderita
telah dilakukan menunjukkan modifikasi
penyakit gout arttritis.
terintegrasi
gaya
hidup
dan
gizi
merupakan elemen yang penting dalam
strategi
penatalaksanaan
gout
sesuai
dengan strategi penatalakasanaan pada
penyakit kronik. Oleh karena itu, gizi
10
Saran
1. Bagi rumah sakit, perlu memberikan
penyuluhan dan konseling gizi bagi
pasien terutama pasien-pasien dengan
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
penyakit yang ada kaitanyya dengan
masalah asupan zat-zat gizi.
2. Bagi pasien dan keluarganya, agar
lebih memperhatikan dan menjalankan
pola
makan
yang
baik
serta
memperhatikan makanan yang bisa
dikonsumsi dan tidak bisa dikonsumsi
oleh penderita penyakit gout arthritis.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2006, Penuntun Diet Edsi
Baru. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Budianti, Alfinda, 2008, Status Gizi Dan
Riwayat
Kesehatan
Sebagai
Determinan
Hiperurisemi,
Program Studi Gizi Masyarakat
Dan Sumber Daya Keluarga
Fakultas
Pertanian
Institut
Pertanian
Bogor,
http://repository.ipb.ac.id/bitstream
/handle/123456789/1298/A08abu.
pdf;jsessionid=A6529A08F733446
9C8F4BF02000F8A0F?sequence=
5. (Diakses 6 Januari 2015).
Budiarto, 2001, Biostatistika untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan
Masyarakat. EGC, Jakarta.
Balitbangkes, 2013, Data Riset Kesehtan
Dasar Republik Indonesia Tahun
2013. Kemenkes RI.
Carter, Michael A. 2006. Gout (dalam
Buku Patofisiologi, Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Edisi 6,
Vol. 2, Editor Sylvia A. Price &
Lorraine M. Wilson), EGC,
Jakarta.
Hensen & Putra, T.R. 2007. Hubungan
Konsumsi
Purin
dengan
Hiperurisemia pada Suku Bali di
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
Daerah Pariwisata Pedesaan.
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam
Unud/RS
Sanglah.
http://download.portalgaruda.
orgarticle.phparticle/131268val/92
7.pdf, diakses 27 Juni 2015.
Karyadi, Elvina, 2002. Hidup Bersama
Hipertensi, Asam Urat, Jantung
Koroner. PT Intisari Mediatama,
Jakarta.
Kumala, M. 2010. Peran Gizi Dalam
Penatalaksanaan Hiperurisemia
dan Pirai, Damianus Journal of
Medicine, Vol.9, No.2, Juni 2010.
Pratiwi, F Vestita, 2013, Gambaran
Kejadian Asam Urat (Gout)
Berdasarkan Kegemukan Dan
Konsumsi Makanan (Studi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kalisat
Kecamatan
Kalisat
Kabupaten Jember). Bagian Gizi
Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Jember.
http://repository.unej.ac.id/bitstre
am/handle/123456789/24626/
AB%20%28330%29_1.pdf?sequ
ence=1, diakses 30 januari 2015.
Rahmawati, Sita, 2010, Menu Sehat
Asam Urat. PT Pustaka Insan
Madani,
Anggoya IKAPI:
Yogyakarta.
Rekam Medik RSUD Toto Kabila, 20132014. Data Pasien Penyakit
Gout Arthritis. RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Setyoningsih, Rini, 2009. Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan
Kejadian Hiperurisemia pada
Pasien Rawat Jalan di RSUP
DR. Kariadi Semarang, Artikel
Penelitian.
11
http://eprints.undip.ac.id/252341
237/ G2C005301.pdf, diakses 27
Juni 2015.
12
Yendrina, R dan Krisnatuti Diah, 2009,
Diet Sehat Untuk Penderita Asam
Urat. Penebar Swadaya, Bogor.
Health and Nutritions Journal Volume I / Agustus / 2015
Download