SATUAN ACARA PENYULUHAN SINDROM NEFROTIK AKUT Pokok bahasan : SINDROM NEROTIK Sub bahasan : Pengertian, gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatan Hari/tanggal : Jumat, 3 Maret 2021 Waktu/Jam : 30 Menit / 13.00 – 13.30 WIB Tempat : Ruang Komering 1.1 Sasaran : Nn. D dan Keluarga A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Nn. D dan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang Sindrom Nefrotik B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien mampu : 1. Mengetahui definisi (pengertian) dari Sindrom Nefrotik 2. Mengetahui etiologi (penyebab) Sindrom Nefrotik 3. Mengetahui Patofisiologi dari Sindrom Nefrotik 4. Mengetahui tanda dan gejala Sindrom Nefrotik 5. Mengetahui cara pengobatan Sindrom Nefrotik 6. Mengetahui cara pencegahan Sindrom Nefrotik 7. Memahami komplikasi Sindrom Nefrotik C. GARIS BESAR MATERI 1. Pengertian Sindrom Nefrotik 2. Penyebab Sindrom Nefrotik 3. Patofisiologi Sindrom Nefrotik 4. Tanda dan gejala Sindrom Nefrotik 5. Cara pengobatan Sindrom Nefrotik 6. Cara pencegahan Sindrom Nefrotik 7. Komplikasi Sindrom Nefrotik D. METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. MEDIA DAN ALAT PERAGA 1. Leaflet F. KEGIATAN PENYULUHAN NO KEGIATAN 1 Pembukaan (5 Menit) 2 Isi (13Menit) KEGIATAN PENYULUHAN a. b. c. d. e. Memberi penjelasan tentang Sindrom Nefritis mengenai: a. b. c. d. e. f. 3 Evaluasi (7 menit) 4 Terminasi (5 Menit) Membuka kegiatan dengan mengucap salam Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Kontrak waktu Menyebutkan materi yang akan diberikan Pengertian Etiologi Tanda dan gejala Pengobatan Pencegahan Komplikasi PASIEN a. b. c. d. e. f. Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Pasien mendengarkan serta memperhatikan penjelasan yang diberikan. a. Kesempatan pasien untuk bertanya b. Penyuluh bertanya pada pasien a. Pasien bertanya b. Pasien menjawab a. b. c. a. a. b. c. a. Memberikan leaflet Kesimpulan Mengucap terimakasih ata sperhatian pasien Mengucap salam penutup G. PENGORGANISASIAN 1. Moderator : Ledy Astridina 2. Pemateri : Ledy Astridina 3. Observer : Ns. Dian Wahyuni, M.Kes 4. Fasilitator : Ledy Astridina Menerima leaflet Memperhatikan Mendengarkan Menjawab salam H. SETTING TEMPAT Keterangan : Pemateri Observer Pasien I. EVALUASI Dilakukan setelah ceramah di berikan dengan mengacu pada tujuan yang telah di tetapkan. Kriteria evaluasi sebagai berikut : 1. Kriteria struktur a. Pasien siap dalam menerima pendidikan kesehatan b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di bangsal Ruang Komering 1.1 c. Materi dan media telah disiapkan pada pukul 12.30 WIB d. Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya 2. Kriteria proses a. Pasien tenang dan tertib memperhatikan serta mendengarkan penyampaian materi b. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan c. Pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai d. Suara pemateri dapat didengar jelas dan dipahami oleh pasien e. Pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan 3. Kriteria hasil a. Seluruh materi sudah tersampaikan b. Pasien mengerti tentang penyakit Sindrom Nefrotik c. Dapat menyebutkan pengertian, etiologi, tandadan gejala, pengobatan, pencegahan dan komplikasi d. pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri. J. LAMPIRAN MATERI MATERI PENYULUHAN SINDROM NEFROTIK 1. DEFINISI SINDROM NEFROTIK Sindrom Nefrotik adalah merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury glomerular yang terjadi pada pasien dengan karakteristik; proteinuria, hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema. (Suriadi, 2006) Sindrom Nefrotik adalah suatu sindroma yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema. Sindrom ini dapat terjadi karena adanya faktor yang menyebabkan premeabilitas glomerulus. (Hidayat, A.Aziz, 2011) 2. ETIOLOGI Penyebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, namun akhirakhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi. Berdasarkan etiologinya sindrom nefrotik dibagi menjadi 3 yaitu: a. Primer/ Idiopatik 1. Yang berhubungan dengan kelainan primer glomerulus dengan sebab tidak diketahui. 2. Banyak terjadi pada usia sekolah (74% pada usia 2 – 7 tahun) 3. Pria dan wanita 2 : 1 4. Diawali dengan infeksi virus pada saluran nafas atas. b. Sekunder 1. Disebabkan oleh kerusakan glomerulus (akut/kronik) karena penyakit tertentu. 2. Karena infeksi, keganasan, obat-obtan, penyakit multisistem dan jaringan ikat, reaksi alergi, bahan kimia, penyakit metabolik, penyakit kolagen, toksin, transplantasi ginjal, trombosis vena renalis, stenosis arteri renalis, obesitas masif, glomerulonefritis akut/kronis. 3. Banyak terjadi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh/ gangguan imunitas, respon alergi, glomerulonefritis. Dikaitkan dengan respon imun (abnormal immunoglobulin) 4. Pada orang dewasa SN skunder terbanyak disebabkan oleh dibetes melitus c. Kongenital 1. Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi fetomaterna 2. Herediter Resisten gen 3. Tidak resisten terhadap terapi malalui Transplantasi Ginjal Terjadinya Sindroma Nefrotik juga tergantung usia kejadiannya: a. Usia kurang dari 1 tahun b. Usia kurang dari 15 tahun c. Usia 15 sampai 40 tahun 3. PATOFISIOLOGI Kondisi dari sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma potein, terutama albumin ke dalam urine. Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak mampu untuk terus mempertahankannya jika albumin terus-menerus hilang melalui ginjal sehingga terjadi hipoalbuminemia. Terjadinya penurunan tekanan onkotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem vaskular ke dalam ruang cairan ekstraseluler. Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem renin-angiotensin menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Manifestasi dari hilangnya protein dalam serum akan menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan terjadi peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia). Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang pasien-pasien, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia. Penyebab sindrom nefrotik mencakup glomerulonefritis kronis, dibetes mellitus disertai glomerulosklerosis interkapiler, amiloidosis ginjal, penyakit lupus erythematosus sistemik, dan trombosis vena renal. Respons perubahan patologis pada glomerulus secara fungsional akan memberikan berbagai masalah keperawatan pada pasien yang mengalami glomerulus progresif cepat. (Arif Muttaqin, 2011). 4. DETEKSI DINI a. Pembengkakan di bagian tubuh tertentu Pasien yang menderita sindrom nefrotik biasanya akan mengalami pembengkakan (edema) di bagian kaki dan sekitar mata. Mata menjadi sembab dan kaki membesar. Pembengkakan abnormal adalah pembengkakan yang tidak keras melainkan lembek ketika kaki dipegang. b. Kenaikan berat badan secara tiba-tiba Pasien juga akan mengalami kenaikan berat badan yang tidak normal. Namun, kenaikan berat badan tersebut bukan disebabkan oleh nutrisi melainkan adanya cairan yang menumpuk dalam tubuh. c. Urin berbusa Adanya kandungan protein yang tinggi pada urin menyebabkan urin yang dikeluarkan pasien menjadi berbusa. Waspadai gejala ini, karena urin berbusa adalah indikator utama adanya masalah dalam ginjal. d. Tidak nafsu makan Gejala berikutnya ialah terganggunya nafsu makan pasien. 5. TANDA GEJALA Tanda dan gejala yang muncul pada pasien yang mengalami Sindrom nefrotik adalah: (Ngastiyah, 2005) a. Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas pada muka dan jaringan periorbital. b. Proteinuria dan albuminemia. c. Hipoproteinemi dan albuminemia. d. Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi. e. Lipid uria. f. Mual, anoreksia, diare. g. Anemia, pasien mengalami edema paru. 6. PENGOBATAN a. Istirahat sampai edema tinggal sedikit b. Makanan yang mengandung protein tinggi sebanyak 3 – 4 gram kgBB hari, c. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan diuretik, biasanya furosemid 1 mg kgBB/hari. Bergantung pada beratnya edema dan respon pengobatan. d. Dengan antibiotik bila ada infeksi 7. PENCEGAHAN Cara Pencegahan Sindrom Nefrotik yaitu dengan : a. Imunisasi yang direkomendasikan adalah adalah terhadap Streptococcus pneuminiae b. Pemberian antibiotik c. Mengontrol kondisi Nefrotik, mencagas asites, dan imunisasi 8. KOMPLIKASI a. Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia. b. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock. c. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian fibrinogen plasma. d. Keseimbangan nitrogen menjadi pasif e. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal. f. (Rauf, .2002 : .27-28). 9. REFERENSI Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Pasien. Jakarta: Salemba Medika. Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Ngastiyah. (2005). Perawatan Pasien Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC. Sudoyo, A et al. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Depertemen Ilmu penyakit Dalam FKUI. Suriadi .(2006). Asuhan Keperawatan Pasien Edisi 2. Jakarta: CV Sagung.