INFLASI DALAM TEORI EKONOMI ISLAM Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi Islam Dosen Pembimbing Mustofa Kamal. SE. Sy. M. SI Disusun Oleh Nama Kelompok: 1. LAYLA HUDA (1910091510741) 2. LILIS RAHMAWATI (1910091510742) SEKOLAH TINGGI EKONOMI BANGKINANG BANGKINANG 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “INFLASI DALAM TEORI EKONOMI ISLAM” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam tidak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh sumber yang telah memberikan kami ilmu dasar mengenai materi yang akan kami sampaikan dalam makalah ini. Meskipun kami berupaya untuk membuat makalah ini sempurna, namun tentu masih terdapat kelemahan dan banyak perbaikan. Untuk itu, kami selaku penulis membuka bagi pembaca untuk memberikan saran lanjutan sebagai bentuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, maupun bagi pembacanya. Bangkinang, 20 Maret 2021 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2 C. Tujuan Masalah................................................................................................ 2 BAB II .................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 A. Pengertian Inflasi ............................................................................................. 3 B. Penyebab Inflasi ............................................................................................... 3 C. Jenis-jenis inflasi.............................................................................................. 6 1. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan: ...................................................... 6 2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya ................................................................ 6 3. Inflasi Berdasarkan Sumbernya ................................................................... 7 D. Sebab dan Solusi Inflasi Ekonomi Islam ......................................................... 7 1. Sebab Inflasi ................................................................................................. 7 2. Solusi dalam mengatasi Inflasi..................................................................... 7 E. Dampak Inflasi ................................................................................................. 8 F. Hubungan Inflasi Dengan Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi ........... 9 G. Solusi inflasi dalam perspektif ekonomi islam .............................................. 11 BAB III ................................................................................................................. 12 PENUTUP ............................................................................................................ 12 A. Kesimpulan .................................................................................................... 12 B. Saran .............................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14 ii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada kecendrungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat. Permasalahan tersebut menimbulkan reaksi para ahli ekonomi Islam, seperti Ahmad Hasan, Hifzu Rab, dan ‘Umar Vadillo dll, yang menyerukan penerapan kembali mata uang dînâr dan dirham sebagai jalan keluar penyelesaian kasus-kasus transaksi inflasioner di dunia ekonomi modern. Mereka beralasan bahwa mata uang logam mulia dînâr dan dirham dapat menjamin keamanan transaksi karena keduanya memberikan keseimbangan nilai terhadap setiap komoditas yang ditransaksikan. Gagasan ini memberikan akses terwujudnya ekonomi makro yang kuat dengan dukungan penuh mata uang yang berbasis kekuatan riil materialnya. Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan masyarakat akan terganggu, mendorong investasi yang keliru, dan menurunkan moral. Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama kebijakan moneter. Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan 2 yang diinginkan. Pada makalah ini akan kami akan membahas mengenai “Inflasi dalam Persektif Islam”. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan inflasi? 2. Bagaimana penyebab terjadinya inflasi? 3. Apa saja jenis – jenis inflasi? 4. Apa saja Sebab dan Solusi Inflasi Ekonomi Islam? 5. Bagaimana dampak inflasi? 6. Bagaimana Hubungan Inflasi Dengan Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi? 7. Bagaimana Solusi Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dengan inflasi 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya inflasi 3. Untuk mengetahui jenis – jenis inflasi 4. Untuk mengetahui Sebab dan Solusi Inflasi Ekonomi Islam 5. Untuk mengetahui dampak inflasi 6. Untuk mengetahui Hubungan Inflasi Dengan Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi 7. Untuk mengetahui Solusi Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Inflasi Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian. Pengertian inflasi Islam tidak berbeda dengan inflasi konvensional. Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Menurut Taqyuddin Ahmad ibn al-Maqrizi bahwa inflasi adalah ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan yang berlangsung secara terus menerus. Pada saat itu persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan, sementara konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama. Dari pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan–penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut. B. Penyebab Inflasi Setelah mengetahui pengertian inflasi baik secara umum maupun menurut para ahli, selanjutnya merupakan ulasan mengenai penyebab inflasi. Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya inflasi. Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. 4 1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation) Penyebab inflasi yang pertama yakni meningkatnya permintaan atau demand pull inflation. Inflasi ini bisa terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Keinginan yang terlalu berlebihan, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik. 2. Inflasi karena Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation) Penyebab inflasi selanjutnya yakni dikarenakan bertambahnya uang yang beredar. Teori inflasi disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang uang yang beredar lebih besar dua kali lipat maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua kali lipat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat bisa bertambah apabila suatu negara menggunakan sistem anggaran defisit. Sehingga untuk menutup kekurangan anggaran tersebut, negara mencetak uang baru yang menyebabkan harga naik. 3. Meningkatnya Biaya Produksi (Cosh Push Inflation) Faktor penyebab inflasi selanjutnya yakni meningkatnya biaya produksi. Inflasi kenaikan biaya produksi atau cost push inflation disebabkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus. Secara umum inflasi kenaikan biaya produksi ini disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang terus naik. Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi biasanya terjadi di negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang atau tumbuh pesat namun dengan angka pengangguran yang cukup rendah. Kenaikan biaya faktor produksi biasanya diakibatkan oleh beberapa hal: 5 a. Turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri dengan mata uang asing atau depresiasi. Kenaikan nilai tukar mata uang juga menyebabkan bahan baku atau barang dari luar negeri menjadi semakin mahal. b. Inflasi di luar negeri, khususnya negara partner dagang menyebabkan barang dan produk dari luar negeri juga semakin mahal. c. Ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan permintaan barang produksi membuat pemerintah akan menaikkan harga produksi. Salah satu cara menikkan harga produksi adalah dengan menaikkan upah atau gaji karyawan serta merekrut karyawan baru dengan tawaran gaji atau upah yang lebih tinggi. Kebijakan yang seperti ini menyebabkan biaya produksi meningkat, sehingga harga barang produksi juga menjadi naik. 4. Inflasi Campuran (Mixed Inflation) Inflasi campuran ini terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudian mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik. Inflasi jenis ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan. 5. Inflasi ekspektasi (Expected inflation) Penyebab inflasi selanjutnya yakni inflasi ekspektasi. Expected inflation atau inflasi inspektasi terjadi sebagai akibat dari perilaku masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi. Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan datang juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi permintaan atau juga inflasi biaya produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi karena kejadiannya tidak terlalu signifikan. 6 C. Jenis-jenis inflasi 1. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan: a. Inflasi Ringan Merupakan inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan tidak memiliki efek besar terhadap perekonomian suatu negara. Umumnya ada peningkatan harga barang atau jasa secara umum yang secara persentase berada di bawah 10% per tahunnya. b. Inflasi Sedang Tingkat inflasi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang memiliki penghasilan tetap. Akan tetapi perubahan yang berada pada kisaran 10%-30% ini masih bersifat terkendali dan belum berbahaya bagi aktivitas perekonomian. c. Inflasi Berat Suatu kondisi dimana masyarakat lebih memilih menyimpan dan tidak memilih untuk menabung karena jumlah bunga yang jauh lebih rendah jika dibandingkan nilai inflasi. Berada pada persentase 30% – 100% per tahun, sehingga memberikan dampak negatif pada perekonomian suatu negara. d. Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation) Terjadi saat inflasi ada pada angka 100% ke atas setiap tahunnya, dan mengacaukan perekonomian suatu negara. Dalam kondisi ini keadaan sulit dikendalikan meskipun telah diterapkan dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. 2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya a. Demand pull inflation, Terjadi inflasi akibat adanya permintaan barang atau jasa yang meningkat dari kemampuan yang dimiliki oleh produsen. b. Cost push inflation Terjadi kenaikan biaya produksi sehingga menyebabkan harga penawaran barang menjadi meningkat. 7 c. Bottle neck inflation Inflasi yang terjadi karena faktor faktor seperti permintaan dan penawaran yang terjadi. 3. Inflasi Berdasarkan Sumbernya a. Domestic inflation Merupakan inflasi yang penyebabnya berasal dari dalam negeri. Terjadi akibat jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang diperlukan. Faktor lainnya yang menyebabkan ini karena adanya jumlah barang atau jasa yang menurun namun permintaan tetap. b. Imported inflation Bersumber dari luar negeri dan umumnya terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas. Sebagai contoh dimana adanya kenaikan harga modal yang terjadi pada harga barang yang diimpor oleh suatu negara. D. Sebab dan Solusi Inflasi Ekonomi Islam 1. Sebab Inflasi a. Natural cause inflation, inflasi yang terjadi dikarena kondisi alam yang tidak bisa dicegah. b. Human error cause inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kesalahan manusai itu sendiri, seperti korupsi, penetapan pajak yang tinggi, penambahan jumlah uang yang beredar dan penimbunan barang. 2. Solusi dalam mengatasi Inflasi a. Menggunakan emas dan perak sebagai alat tukar b. Menjadikan emas perak sebagai standart nilai tukar uang dunia c. Islam telah mengitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah, diamana ketika Islam mewajibkan diat, maka harus menggunakan standart emas perak d. Ketika Allah mewajibkan pembayaran zakat, maka nisabnya berdasarkan emas dan perak. 8 E. Dampak Inflasi Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian negara, karena : 1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit penghitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain “self feeding inflation” 2. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat (turunnya marginal propensity to save). Hal ini berakibat pada menurunnya dana pembiayaan yang akan disalurkan. 3. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama pembelanjaan untuk barang-barang non-primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal propensity to consume). 4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) seperti pada aset property yaitu tanah dan bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan inestasi ke arah produktif seperti pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya. 5. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan. Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang/ jasa naik. 6. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor. Dampak selanjutnya yakni inflasi juga dapat berdampak terhadap ekspor negara. Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang. 9 7. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok. Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat. Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. 8. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung. Pada kondisi inflasi minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya. Kenaikan harga-harga yang tinggi (inflasi) dan terus menerus bukan saja menimbulkan beberapa efek buruk terhadap kegiatan ekonomi, tetapi juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat. Inflasi yang tinggi tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk pula kepada perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang Negara itu tidak dapat bersaing di pasar Internasional, maka ekspor akan menurun. Disamping menimbulkan efek buruk terhadap ekonomi Negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek berikut pada individu dan masyarakat: a. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendaptan tetap. b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. c. Memperburuk pembagian kekayaan. F. Hubungan Inflasi Dengan Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Inflasi dapat menyebabkan kenaikan produksi. Alasanya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah, sehingga keuntungan perusahaan naik. Namun apabila laju inflasi itu cukup tinggi (hyperinflasi)dapat mempunyai akibat sebaliknya, yaitu penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi nilai uang riil turun dengan drastis, 10 masyarakat cenderung tidak mempunyai uang kas, transaksi mengarah ke barter, yang biasanya diikuti dengan turunya produksi barang. Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga dibarengi dengan penurunan output. Tetapi dalam keadaan yang pernah terjadi biasanya nilai inflasi lebih besar akan menaikkan output, dan itu akan membuat pengusaha atau perusahaan untuk berinvestasi atau menanamkan modal mereka. Hal ini dilakukan dengan harapan investor tersebut mendapatkan keuntungan yang lebih karena adanya kenaikan harga tersebut. Hubungan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang bersifat negatif dimana jika pengangguran naik maka pertumbuhan ekonomi akan turun. Menurut sukirno (2000:471) pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan yang sangat pesat, tidak akan berlangsung secara terus menerus. Tetapi pertumbuhan ekonomi bias menjadi semakin lambat dan kegiatan ekonomi mengalami kemunduran yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif. Sehingga pengangguran akan semakin meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan perusahaan-perusahaan mengurangi operasinya dan mengurangi penggunaan tenaga kerja. Hubungan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang bersifat positif dimana jika inflasi naik maka pertumbuhan ekonomi juga akan naik. Di kebanyakan Negara, inflasi bersifat inflasi merayap atau inflasi sederhana. Kebijakan ekonomi, terutama kebijakan moneter sesuatu Negara biasanya akan berusaha agar inflasi tetap berada pada taraf inflasi merayap. Inflasi seperti ini akan mengurangi pendapatan riil pekerjapekerja bergaji tetap, tetapi kemerosotan tersebut tidak terlalu besar. Inflasi seperti ini menimbulkan efek yang baik dalam perekonomian. Keuntungan perusahaan meningkat dan akan lebih banyak menggalakkan investasi. Sehingga kesempatan kerja dan pendapatan meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, Sukirno (2000:11). Sehingga pengangguran dan inflasi merupakan dua faktor penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki kaitan yang sangat erat. Jika salah satu ketiganya tidak 11 sesuai dengan yang diharapkan maka akan menghambat satu sama lain. Oleh karena itu, pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi harus saling mendukung satu sama lain. G. Solusi inflasi dalam perspektif ekonomi islam Menurur Husain Shahathah (2012), beberapa solusi untuk mengatasi inflasi: Reformasi terhadap sistem moneter dengan menghubungkan antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi. Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak bermanfaat. Larangan menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk menginvestasikannya. Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kepada masyarakat secara materil dan moral. Menjaga pasokan barang kebutuhan pokok, Selain itu inflasi dapat dikendalikan dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan moneter dan fiskal antara lain; Penggunaan mata uang uang yang stabil (dinar dan dirham), Menurunkan tingkat suku bunga (riba) atau zero intres, Meningkatkan daya serap uang pada kegiatan sektor riil dan investasi, Menghindari perdagangan spekulasi uang (maisyir), Memaksimalkan perolehan zakat dan menjadikan zakat sebagai instrumen kebijakan fiskal. Hal lain yang perlu dilakukan adalah memperbaiki tata kelola pemerintahan, kualitas moral pejabat dan perilaku masyarakat berupa membangun sistem pemerintahan dan pelayanan yang efektif dan efisien, perbaikan moral pejabat melalui pendidikan dan pelatihan, Memperbaiki pola konsumsi dan belanja masyarakat, Menghindari sifat boros. Abdul Qodim Zallum dalam bukunya sistem keuangan di negara khalifah Mengungkapakan bahwa “setiap sistem moneter berbasis kepad emas dan perak merupakan satu-satunya sistem moneter yang mampu menyelesaikan inflasi besarbesaran yang menimpa seluruh dunia, dan mampu mewujudkan stabilitas mata uang nilai tukar, serta bisa mendorong kemajuan perdagangan internasional. ( M. Hatta, 2016). Pelarangan impor jika memang produksi dalam negri masih mencukupi 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian. Pengertian inflasi Islam tidak berbeda dengan inflasi konvensional. Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Jenis-jenis inflasi 1. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan yaitu Inflasi Ringan, Inflasi Sedang, Inflasi Berat, Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation) 2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya yaitu Demand pull inflation, Cost push inflation, Bottle neck inflation, 3. Inflasi Berdasarkan Sumbernya yaitu Domestic inflation, Imported inflation, Hubungan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang bersifat negatif dimana jika pengangguran naik maka pertumbuhan ekonomi akan turun. Menurut sukirno (2000:471) pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan yang sangat pesat, tidak akan berlangsung secara terus menerus. Tetapi pertumbuhan ekonomi bias menjadi semakin lambat dan kegiatan ekonomi mengalami kemunduran yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif. Sehingga pengangguran akan semakin meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan perusahaan-perusahaan mengurangi operasinya dan mengurangi penggunaan tenaga kerja. Hubungan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang bersifat positif dimana jika inflasi naik maka pertumbuhan ekonomi juga akan naik. Solusi inflasi dalam perspektif ekonomi islam 1. Reformasi terhadap sistem moneter dengan menghubungkan antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi. 13 2. Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak bermanfaat 3. Larangan menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk menginvestasikannya 4. Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kepada masyarakat secara materil dan moral 5. Menjaga pasokan barang kebutuhan pokok 6. Pelarangan impor jika memang produksi dalam negri masih mencukupi B. Saran Pemakalah menyadari bahwa penulisa makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kesalahan, oleh sebab itu pemakalah sangat membutuhkan saran dari pembaca terutama dari Bapak Dosen selaku pembimbing dalam matakuliah ini. 14 DAFTAR PUSTAKA Nopirin, Ph.D., Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Yogyakarta, BPFE, 2008 Channel dunia. 2016. Makalah Inflasi Dalam Ekonomi Islam. https://emaskuwinggo.blogspot.com/2016/07/makalah-inflasi-dalamekonomi-islam.html. (Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2021) Fadilla. 2017. Perbandingan Teori Inflasi Dalam Perspektif Islam Dan Konvensional. Dosen Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah Indo Global Mandiri (STEBIS IGM ) Palembang. ISLAMIC BANKING Volume 2 Nomor 2 Februari 2017. Idris Parakkasi. 2016. Inflasi Dalam Perspektif Islam. LAA MAISYIR, Volume 3, Nomor 1, Juni 2016: 41-58. __________. 2020. Pengertian Inflasi, Penyebab, dan Jenis. https://greatdayhr.com/id/blog/apa-itu-inflasi/ (Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2021) Selma Intania Hafidha. 2020. Penyebab Inflasi, Pengertian, Dampak, Cara Mengatasi, dan Jenis-jenisnya. https://hot.liputan6.com/read/4388986/penyebab-inflasi-pengertiandampak-cara-mengatasi-dan-jenisjenisnya#:~:text=Inflasi%20terjadi%20karena%20munculnya%20kein ginan,akhirnya%20mengakibatkan%20harga%20menjadi%20naik. (Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2021) Rovia Nugrahani Pramesthi. 2009. Pengaruh Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Trenggalek. Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya